basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menaikkan Level Muhasabah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Merasa tidak berdosa? Merasa selalu beribad...

Menaikkan Level Muhasabah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Merasa tidak berdosa? Merasa selalu beribadah? Merasa selalu dalam kebaikan? Berarti ada yang salah dalam seni bermuhasabah diri.  Huzaifah selalu merasa ketakutan dalam fitnah. Hanzolah selalu merasa dalam kemunafikan. Mereka yang dekat dengan masa kenabian selalu merasakan ada keburukan, padahal mereka adalah bintang-bintang yang memberikan petunjuk. Lalu memgapa kita merasakan dalam kebaikan?

Hasan Al Bashri selalu menitikan air mata. Setiap hembusan nafas adalah tetesan air mata. Padahal seluruh masyarakat penjuru negri mengakui ketakwaannya. Mengapa kita yang tak jelas ketakwaannya lebih sering tertawa? Mungkin saja orang yang paling bertakwa di era ini adalah orang yang terlemah imannya di masa kenabian. Apakah merasakan   hal ini?

Kita merasa berdosa bila melakukan dosa besar, tidak shalat dan tidak puasa. Umar Bin Khatab menikmati yang halal tapi berlebihan dan mubazir sudah merasa sebuah perbuatan dosa. Kelak para ahli surga, lalai dari dzikir sudah dianggap sebuah kerugian besar. Tidak shalat Tahajud bertanda adanya penyakit hati. Mengambil keuntungan margin besar dalam bisnis walau dalam keridhaan bagi mereka adalah sebuah keburukan besar. Itulah yang mereka rasakan. Itulah level merasakan dosa mereka.

Menyimpan harta di rumah melebihi kebutuhan 3 hari sudah dianggap bukan lagi akhlak yang terpuji. Rasulullah saw bergegas meninggalkan masjid untuk mengambil emas yang terlupakan untuk segera dibagikan. Mereka kaya harta, bisnisnya menggurita tetapi terus berusaha memiskinkan dirinya. Harta yang menganggur bagi mereka adalah keburukan. Namun mengapa mereka tidak miskin? Mengapa yang ingin kaya justru miskin?

Seorang ustadz berbicara tentang level kezaliman. Kesewenangan adalah kezaliman, ini level orang awam.  Namun bagi para ulama Tasawuf masuk ke kamar mandi menggunakan kaki kanan adalah kezaliman terhadap dirinya sendiri. Keluar dari rumah tanpa doa juga sebuah kezaliman. Terbesit keinginan sesuatu yang dimiliki oleh orang lain juga sebuah keburukan. Itulah mengapa para ulama salaf lebih merasakan keburukan dirinya dibanding kebaikannya.

Menaikkan level muhasabah diri, itulah strategi menaikan level khauf kepada Allah. Itulah cara merasakan kekhawatiran terhadap keburukan diri. Mereka yang tidak pernah menaikkan level muhasabahnya tidak akan pernah bisa menaikan level kebaikannya.

Korupsi Itu Rezeki? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apakah yang haram itu rezeki? Apakah yang diperole...

Korupsi Itu Rezeki?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apakah yang haram itu rezeki? Apakah yang diperoleh dengan mencuri dan korupsi itu rezeki? Rezeki itu hanya yang halal dan diperoleh dengan cara yang halal.

Andai kaya karena korupsi dan mencuri, maka harta tersebut akan dirampas kembali secara paksa. Dirampas dengan sakit yang parah, bencana dan musibah, bangkrut dan berbagai prilaku yang meludeskan harta tersebut.

Harta haram bagai fatamorgana, dianggap melimpah namun sebentar lagi akan dibenamkan kembali. Akhirnya yang dimiliki hanya sebesar harta yang memang jatah kehidupannya.

Harta haram akan dicabut kembali dan dilenyapkan dengan cara yang tak terduga oleh manusia. Harta haram kelak akan mempermalukan orang yang menghimpunnya. Keberkahan akan lenyap dan tercabut dari akarnya.

Perbuatan mencuri dan korupsi  bisa jadi belum terungkap, bukan karena Allah tidak tahu, tetapi Allah menanti apakah pelakunya mau sadar dengan sendirinya? Ketika mencuri dan korupsi bukan lagi sebuah kealfaan, tetapi sebuah sistem yang direkayasa, barulah Allah akan membongkarnya.

Mencuri dan korupsi yang belum terungkap bukan karena Allah tidak tahu, bisa jadi pelakunya masih ada rasa ketakutan, bisa jadi hanya untuk memenuhi kebutuhan primer saja. Namun bila pelakunya sudah sampai muncul kesombongan atas prilakunya, sudah melampaui hal yang primer, maka Allah akan membongkarnya.

Sekali mencuri dan korupsi maka prilaku ini akan terus berulang. Sulit untuk menghentikannya. Karena perbuatan jahat dan buruk itu seperti meminum air laut yang terus haus dan haus sehingga tak bisa untuk dihentikan. Sekali mencuri maka akan lebih mudah untuk mencuri lagi dan korupsi lagi. Desakan mencuri dan korupsi semakin hari akan semakin kuat sehingga menjadi karakternya. Namun mengapa para koruptor lebih banyak yang menjadi pemimpin negri?

Mengapa banyak yang mencuri dan korupsi? Padahal puncak nikmat kekayaan itu hanya decak kagum dan pujian saja? Nikmat kekayaan hanya diberi label hebat saja?

Kaya dan miskin sama saja, karena keduanya bisa merasakan kebahagiaan juga. Bukankah kebahagiaan itu puncak kenikmatan? Apa yang dirasakan oleh si kaya, dirasakan pula oleh si miskin, mengapa harus mencuri dan korupsi?

Mencuri dan korupsi adalah tanda kebodohan, karena selamanya dia tidak akan bisa melampaui kekayaan pihak yang mereka curi.  Kekayaannya jadi sangat terbatas. Selamanya dia tidak bisa berinovasi dalam menciptakan kekayaan baru.

Mencuri dan korupsi menjadi penjara jiwa yang sempit dan menghimpit.

Obral Janji, Lihatlah Rona Wajahnya Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Yang paling banyak berjanji, diala...

Obral Janji, Lihatlah Rona Wajahnya

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Yang paling banyak berjanji, dialah yang paling berpeluang besar untuk menghianati? Mengapa selalu berjanji untuk mendulang perolehan suara? Janji itu penghibur di tengah miskinnya kinerja. Karena yang bisa dijual hanya tinggal  janji saja.

Janji siapakah yang selalu ditepati? Hanya Allah yang selalu menepati janji-Nya. Bukankah Allah berjanji akan mengangkat orang bertakwa untuk menjadi pemimpin? Sibukan saja dengan takwa, kepemimpinan otomatis bisa diraih. Tak perlu mengubar janji.

Kepalsuan itu sangat jelas walaupun ditutupi dan diselimuti ujaran janji dan program yang melangit. Kepalsuan itu sangat terlihat dari aura wajah, ekspresi dan cara berbicara. Yang bisa membongkar kepalsuan adalah mereka yang jernih hatinya.

Imam Ibnu Taimiyah berkata bahwa tak seorangpun bisa menyimpan rahasia, karena Allah akan menampakkannya pada rona wajahnya dan pada kekhilafan lidahnya. Penyair berkata bahwa jangan pernah bertanya tentang prilaku seseorang karena pada wajahnya terdapat saksi berita dirinya.

Seorang pemilih yang ikhlas tak perlu mendengarkan janji sang politisi dan calon presiden, dia bisa membaca kepalsuan dari ekspresi wajahnya. Seorang pemilih yang ikhlas tak perlu melihat wajah politisi, untaian bicaranya sudah terlihat kualitas dan kepalsuan para politisi dan keriuhan calon pemimpin daerah dan negara.

Seorang ulama hadist Al Hakim an Naisaburi sudah bisa memfirasati kepalsuan sebuah hadist dari kesaksian hatinya dari untaian hadist yang diperdengarkan kepadanya. Hati yang jernih memiliki kewaspadaan walau bukti otentik belum disajikan. Begitulah sangat terbukanya kepalsuan para politisi dan calon pemimpin di hadapan pemilik hati yang jernih.

Seorang ulama yang bernama Abdul Wahab Azzam berkata, "Walaupun ucapan mengandung kebenaran dan dusta, namun hati terdapat rahasia yang tersembunyi. Di mata terdapat dalil akan hakikatnya, di wajah terdapat saksi, tidak perlu dengan sumpah."

Beberapa hari ke depan kejernihan hati dan ketajaman firasat rakyat Indonesia diuji, masihkah memilih para pemilik kepalsuan untuk memimpin negri?  Masihkah memilih para pembual? Masihkah memilih para pengibar janji? Marilah melihat aura wajah para politisi dan sorotan matanya, walau dipoles dengan tebalnya kepalsuan assesoris dan kejanggihan pemotretan. Semua kepalsuan tak bisa ditutupi di hadapan hati yang terkoneksi dengan Allah.

Bila kepalsuan masih tertutupi tandanya hawa nafsu masih menguasai. 

Orientasi Kiprah Parpol Islam? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hitung-hitungan suara dan elektabilita...

Orientasi Kiprah Parpol Islam?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hitung-hitungan suara dan elektabilitas seperti perhitungan laba dalam bisnis. Mungkin itu logika partai politik. Adakah logika lain? Apakah partai Islam berlogika seperti itu pula? Logika seperti inilah yang menghambat pertumbuhan partai Islam. Logika sekuler mau dibawa ke partai Islam, bagaimana bisa?

Sekuler memiliki dasar pijakan tersendiri. Islam memiliki nilai tersendiri. Jangan membawa logika sekuler ke partai Islam, karena menjadi penyakit bukan solusi. Seperti membawa filsafat ke dalam Tauhid, bagaimana bisa?

Memberi tanpa menerima. Melayani tanpa minta dilayani. Itulah medan jihad partai Islam. Partai Islam bergerak bukan atas dasar perhitungan suara, tetapi atas dasar semangat dakwah, pelayanan dan perbaikan. Perolehan suara dan elektabilitas hanya kabar gembira yang Allah sediakan bagi yang berjuang. Seandainya tidak memperoleh suara pun apakah langkah akan berhenti? Mengandalkan rahmat Allah, bukan perolehan suara.

Lunglai dan semangat karena ukurannya perolehan suara dan elektabilitas, bisa jadi ini menjadi Tuhan baru di dunia perpolitikan. Ini menjadi puncak ilmu dan cita-cita para politisi, kader dan simpatisannya. Hanya untuk elektabilitaskah bergeraknya? Betapa rendahnya nilai jerih payah dan medan jihad Ini?

Saat Ini, pernyataan, komentar, tampilan para politisi di publik ukurannya elektabilitas. Bukan apakah Allah meridhoi? Bagaimana Allah akan menurunkan malaikat untuk memenangkan partai Islam?

Kemenangan kaum muslimin dimana pun, di setiap zaman pun, di medan perjuangan apa pun, semuanya karena pertolongan Allah. Bila masih mencari selain Allah dalam tujuan amalnya maka bagaimana meraih kemenangan? Kemenangan itu datangnya dari sisi Allah.

Bagi partai Islam, survei elektabilitas tidaklah penting. Mau rendah atau tinggi tidaklah penting. Mau hilang dari peredaran pun tidaklah penting. Karena kiprahnya bukan karena perolehan suara. Kiprahnya dibangun karena Allah. Terus bergerak tak kenal henti. Terus melayani walau tak ada yang memilih. Karena balasannya bukan perolehan suara tapi ridha Allah.

"Mengundang" Kekuataan Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Percayalah pada hati yang ikhl...

"Mengundang" Kekuataan Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Percayalah pada hati yang ikhlas, walaupun engkau hanya seorang diri.

Syekh Abdul Qadir Jailani mengatakan bahwa keikhlasan hati akan menarik jiwa-jiwa manusia untuk berjalan bersama, untuk bekerja sama.

Dr Abdullah Azzam memaparkan bahwa Jihad Afghanistan dimulai dari para mujahidin ikhlas yang disiksa oleh penguasa di bilik penjara yang sunyi tersembunyi. Keikhlasan para mujahidinlah yang menarik manusia berbondong ke Afghanistan. Siapa yang memberitahukan perjuangan Afghanistan? Saat semua jalur informasi dibungkam? Allahlah yang mengundangnya. Dalam sejarah, baru kali ini negara penjajah hancur oleh bangsa yang dijajah? Keajaiban selalu hadir dari keikhlasan.

Keikhlasan itu menyatukan. Keikhlasan itu mengeratkan. Keikhlasan itu menggerakkan. Keikhlasan itu memudahkan. Hidupkan keikhlasan terlebih dahulu sebelum merancang strategi dan bekerja. Keikhlasan berarti mengundang keterlibatan Allah dalam gerak nafas kita.

Tanpa keikhlasan berarti hanya mengandalkan energi sendiri. Bukankah manusia itu lemah, rapuh, bodoh, miskin dan melampaui batas? Apakah jiwa seperti ini layak untuk meraih kegemilangan hidup? Bila hanya mengandalkan diri sendiri, apa yang bisa diperbuat manusia?

Kekuatan manusia bukan pada idenya, bukan pada akalnya, bukan pada semangatnya, semua energi itu bisa hilang seketika. Kekuatan terbesar manusia itu pada keikhlasan nya, pada ketundukan dan kebergantuannya pada Allah.

Energi terkuat di semesta ini adalah keikhlasan. Ikhlas bisa menanggung semua beban kehidupan yang tak bisa ditanggung oleh gunung dan kekuatan semesta. Ikhlas menjadi daya dobrak yang tak pernah terpikirkan dan terduga oleh manusia, karena Allah akan mengajarkan ilmu-Nya tanpa perantara.

Ikhlas bukan sekedar syarat diterima amal ibadah, tetapi syarat pokok membangun peradaban dunia.

Pemimpin dan Para Pengganggunya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tiba-tiba penjara di Republik ini dip...

Pemimpin dan Para Pengganggunya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tiba-tiba penjara di Republik ini dipenuhi oleh mereka yang dituduh menebarkan ujaran kebencian. Sayangnya berat sebelah. Mengapa timbul ujaran kebencian yang dituduhkan kepada penguasa? Setiap kejadian tentunya dalam sekenario Allah.

Rasulullah saw pun bertubi-tubi menjadi korban ujaran kebencian. Bagaimana menghadapinya? Inilah cermin karakter pemimpin yang sebenarnya. Kelapangan hati, itulah karakter pemimpin.

Rasulullah saw diam dan bersabar. Malaikat gemas ingin menghujamkan gunung ke kaum Musyrikin. Rasulullah saw justru mendoakan kebaikan karena kebodohan mereka. Seorang pemimpin lebih banyak berlapang dada dibandingkan melampiaskan diri atas nama undang-undang.

Pemimpin yang lebih mendahulukan hukum daripada kebijaksanaannya, bertanda apa? Rasulullah saw bisa saja melampiaskan seluruh perlakuan ujaran kebencian para penduduk Makkah saat peristiwa Futuh Makkah, namun apakah dilakukan? Semua dimaafkan, semua dilindungi. Karena Allah yang Rahman-Rahim pun tetap mencurahkan nikmat kepada manusia yang menentang-Nya. Belajarlah pada Asmaulhusna-Nya Allah.

Pemimpin yang mudah tersinggung. Pemimpin yang menjadikan penjara sebagai pembungkam atas nama hukum, bertanda sempitnya dada untuk menampung berbagai karakter lautan manusia. Layakkah menjadi pemimpin? Memimpin itu bukan untuk para pendukungnya saja, namun juga menjadi pemimpin bagi yang tidak sepaham denganya.

Rasulullah saw menjadi pemimpin bagi para Sahabat, kaum muslimin tetapi juga menjadi pemimpin kaum Musyrikin, Kafirin, Nasrani dan Yahudi. Khalifatur Rasyidin menjadi pemimpin bagi semua kalangan yang mencintainya atau pun yang membencinya. Berkasih sayang kepada pemujanya juga para pembencinya. Itulah karakter pemimpin.

Para sufi justru menjadikan para pembencinya sebagai guru, pelajaran dan barometer dirinya. Para pemujanya justru sebagai musuhnya. Rasulullah saw justru melemparkan pasir kepada para pemujanya. Umar Bin Khatab justru bersyukur masih ada yang meluruskan dengan pedang.

Andai kita masih merasa sebagai manusia, biarkan para penentang melakukan apa saja. Bukankah manusia tempatnya salah? Andai sudah merasa menjadi malaikat, wajar saja bila para penentangnya dijebloskan ke penjara atas nama hukum ujaran kebencian.

Resiko menjadi pemimpin adalah menghadapi kenyataan para penentangnya. Andai belum siap atas resiko ini, bertanda belum layak menjadi pemimpin. Nikmatilah ujaran para penentang, karena bisa jadi seperti itulah jiwa kita yang sebenarnya.

Bila para penentang dianggap sebagai gangguan, tandanya belum tahu fokus kerja pemimpin yang sebenarnya. Fokus para aparatur untuk melindungi masyarakat bukan mengejar para pengganggu. Lihatlah BJ Habibie, yang berprestasi luar biasa bagi NKRI disaat seluruh komponen masyarakat mencacinya. Semoga lahir kembali pemimpin sekelas BJ Habibie.

"Mengusir" Allah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jangan diketuk pintu selain pintu Allah. Ja...

"Mengusir" Allah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jangan diketuk pintu selain pintu Allah. Jangan dibuka pintu selain pintu Allah. Kita tidak bisa membuka pintu Allah, selagi membuka pintu yang lainnya.

Membuka pintu Allah, dengan tidak lagi membutuhkan selain Allah. Seluruh makhluk hanyalah perantara dari semua sekenario Pemilik Semesta.

Membuka pintu Allah hanya dengan hati yang jernih. Allah hanya bisa berkomunikasi dengan jiwa yang hatinya bening tertuju pada Allah. Itulah cara menghidupkan sinyal. Itulah cara menyamakan frekwensi.

Hati tidak bisa terbagi dua. Sang raja memang harus satu. Bila ada raja yang lainnya, bunuhlah salah satunya. Kebimbangan hati karena kita masih mendengarkan berbagai bisikan. Hati itu rajanya jiwa, hanya satu yang bisa berkuasa. Jadikan hanya Allah yang bersemayam dalam hati kita.

Bagaimana Allah akan menyambut kita dari singgasana-Nya dengan kelembutan, padahal kita tidak pernah menyambut-Nya dalam hati? Padahal kita selalu mengusir-Nya dengan mempersilahkan syetan dan hawa nafsu menjadi raja di hati!

Kita seringkali mengusir Allah untuk bersemayam di hati, namun begitu riang gembira mendudukkan syetan dan hawa nafsu di singgasana hati? Alangkah tak beradabnya, alangkah durhakanya?  Inilah kebodohan yang paling bodoh. Inilah kedurhakaan yang paling durhaka. Mengusir Yang menguasai manusia, mengusir Pemilik Semesta. Itulah keangkuhan nyata.

Sang Maha Lembut,  diusir. Sang Maha Perkasa, diusir. Sang Maha Kaya, diusir. Sang Maha Pengasih dan Penyayang, diusir dari hati. Namun Allah tetap mencurahkan banyak kenikmatan. Seperti inikah jiwa manusia yang ruhnya berasal dari tiupan Allah?

Syetan dan hawa nafsu tidak akan pernah bisa memberikan kebahagiaan karena sifatnya ingin memuaskan dan menguasai. Kepuasannya tak ada ujungnya, tak ada titik perhentiannya. Memburu kepuasan hanya menghasilkan kehausan baru, kelaparan baru,  begitu seterusnya tanpa henti. Andai alam semesta dilahap sekalipun maka akan muncul kehausan dan kelaparan baru. Karena ujung hawa nafsu ingin menjadi Tuhan baru.

Mengusir Allah dari hati bertanda kita telah menciptakan tuhan baru dalam hati kita.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (300) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)