basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Hobi Menganiaya Diri Sendiri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Setiap saat manusia menzalimi dirinya se...

Hobi Menganiaya Diri Sendiri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Setiap saat manusia menzalimi dirinya sendiri. Saat tak berdzikir. Saat tak memulai sesuatu dengan bismillah. Saat melakukan sesuatu tidak mengikuti Sunah Rasulullah saw. Saat mengisi hidup tidak sesuai syariat Allah. Saat tak berakhlak dan bersikap sesuai tuntutan Rasulullah saw. Itulah momentum penganiayaan terhadap diri sendiri.

Menganiaya diri sendiri, karena kehilangan momentum menaikan derajat di sisi Allah. Kehilangan kesempatan untuk dicintai Allah dan Rasulullah saw. Kehilangan meraih syafaat  Rasulullah saw . Padahal setiap waktu yang dilewati takkan pernah kembali.

Bila tak merasakan nikmat Allah setiap saat. Bila tak ada kesadaran bahwa semuanya karunia dari Allah. Bila pandangan mata dan telinga tak bisa memunculkan ketakjuban terhadap tanda-tanda kebesaran Allah. Itulah waktu bahwa hakikat dirinya lebih hina dari binatang, bahkan lebih hina dari binatang ternak sekali pun.

Bila mengabaikan semuanya, bertanda bahwa hidup hanya dipenuhi tidur, senda gurau, istirahat, dan permainan. Padahal azab Allah datang di siang hari saat manusia beristirahat dan bermain-main. Azab Allah datang di malam hari ketika manusia sedang tidur. Kehancuran manusia disebabkan oleh waktu yang dipenuhi dengan tidur, istirahat dan permainan.

Nabi Adam merasa telah menganiaya dirinya karena sekali mengikuti bisikan syetan. Nabi Yunus menganiaya dirinya karena sekali meninggalkan tanggungjawabnya. Bagaimana dengan liku-liku kehidupan kita yang telah dijalani? Mengapa terus merasa menjadi hamba yang berhak surga dan menyandang gelar orang baik dan shaleh?

Al-Qur'an telah menyebutkan karakter manusia yang sangat zalim dan tak bersyukur, melampaui batas, bodoh, berkeluh kesah, kikir dan beragam karakter yang menghancurkannya. Namun mengapa merasa tak menjadi tertuduh atau terdakwa? Mengapa semua itu merasa bukan karakter dirinya?

Itulah tanda bahwa penzaliman terhadap diri sudah sangat parah dan tak dirasakan sebagai penyimpangan dan keburukan diri. Diri telah dihancurkan oleh dirinya sendiri. Diri telah dirusak oleh dirinya sendiri. Itulah gambaran Al-Qur'an bahwa banyak orang yang melakukan kerusakan terhadap dirinya, namun menganggapnya telah memperbaiki diri. Bila seperti ini, bagaimana bisa introspeksi dan evaluasi diri? Wajar bila perjalanan hidup terus terbawa pada arus kehancuran.

Kekuasaan Yang Dikutuk Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Penyakit kekuasaan adalah membuat kerusa...

Kekuasaan Yang Dikutuk Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Penyakit kekuasaan adalah membuat kerusakan dan menghancurkan rasa kekeluargaan. Kutukan Allah berikutnya, pendengarannya tuli dan matanya buta. Kedengkian terus menyelimuti dan siap menerkam untuk menghancurkan.

Bagaimana membatasi berbagai kerusakan kekuasaan? Muncullah berbagai ijtihad sistem kekuasaan dan pemerintahan. Perhatikan sistem pemerintahan di era Khalifatur Rasyidin.   Perhatikan bagaimana Umar bin Abdul Aziz, Harun Al Rasyid, Nurudin Zanky, Shalahuddin Al Ayubi dan Muhammad Al Fatih mengelola kekuasaannya. Perhatikan Imam Abu Yusuf, Mawardi, Ibnu Khaldun, dan berbagai Fuqaha berijtihad dalam model kekuasaan.

Bagaimana meminimalisir putusnya tali kekeluargaan? Perhatikan sistem alih kekuasaan dan orang-orang yang layak berkuasa dari era Rasulullah saw ke Khalifatur Rasyidin, dari Hasan bin Ali ke Muawiyah bin Abu Sofyan. Perebutan kekuasaan dan pengaruh, perang, saling bunuh, umbar kebencian, perselisihan dan perseteruan terus mewaranai hingga tak peduli lagi soal tali kekeluargaan dan kebersamaan.

Bila berbagai sistem kekuasaan dilabrak, maka Allah akan mengutuknya dengan dicabutnya kepekaan pendengaran dan penglihatan. Kediktatoran adalah kutukan Allah pada penguasa. Kritik dan saran dibungkam dengan penjara. Realitas sosial dan kemasyarakatan yang semakin parah tak pernah diperbaiki walaupun telah banyak yang menyuarakan. Inilah kutukan Allah pada penguasa.

Mengapa tuli dan butanya kekuasaan merupakan kutukan dari Allah? Bagi rakyat, kesulitan hidup yang paling sulit bukan bencana alam, tetapi kekuasaan yang membenci rakyatnya sendiri. Sejarah selalu mencatat, kemarau dan paceklik terparah, kemiskinan yang membuat tak ada lagi yang bisa dikonsumsi, hilangnya mata air, disebabkan oleh kekuasaan yang membenci rakyatnya sendiri.

Mengapa buta dan tulinya kekuasaan merupakan kutukan Allah? Karena rakyat hanya jadi budak-budak kekuasaan, alat kekuasaan untuk kepentingan penguasa. Perhatikan saat perang Paregreg? Perhatikan saat Belanda mencanangkan Tanam Paksa dan adu domba? Sekarang?

Kutukan Allah berikutnya setelah buta dan tulinya kekuasaan adalah meratanya kedengkian. Amankah kekuasaan bila kedengkian merata? Bisakah ketentraman jiwa tercipta saat kedengkian menjadi karakter kekuasaan? Bagaimana bila seluruh lapisan dari level penguasa hingga rakyat jelata penuh kedengkian? Kehancuran dan panjangnya penderitaan sangat luar biasa.

Allah akan memunculkan dan menampilkan kedengkian dengan sangat jelas dan terbuka hingga di ranah publik. Kedengkiannya sangat jelas dari tutur kata, komentar, perbincangan hingga  pemberitaan massal. Hingga Allah berfirman, apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an atau di hatinya penuh penyakit?

Bangsa yang sudah dikutuk Allah, tidak ada karya besar yang dihasilkan, tidak ada pembangunan yang bermanfaat, tak ada perbaikan yang bisa dilakukan, mereka sibuk dengan pengrusakan dan perselisihan kata dan komentar. Andai ada sesuatu yang dibangun, Allah akan menghapuskan dan menghancurkan amalnya.

Rasa Tanggungjawab Ciptakan Kecerdasan dan Ilmu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Amal seorang mukmin m...

Rasa Tanggungjawab Ciptakan Kecerdasan dan Ilmu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Amal seorang mukmin mungkin lemah, kurang ilmu dan teknologi, namun tetap akan menghancurkan kezaliman dan kekafiran yang memiliki mercusuar kekuatan yang paling kuat.   Sebab, Allah yang akan menghapus kesalahan dan memperbaiki amalnya. Jadi fokus mukmin dalam setiap amal hanya kepada Allah.

Fokus ke akhirat akan membangun dan memakmurkan dunianya. Fokus akhirat, Allah akan memperbaiki dan menyempurnakannya karya-karya dunia. Fokus pada akhirat mendorong terciptanya amalan terbaik sebagai tanggungjawab terhadap kehidupan bukan mengejar kekayaan, kekuasaan dan kharisma.

Kecerdasan dan kebrilianan mukmin tidak lahir dari ambisi dan cita-cita dunia, namun lahir dari tanggungjawab atas kehidupan dan tanggungjawab dihadapan Allah. Apa jawaban yang harus dilontarkan bila Allah menanyakan amanah kehidupan?

Ilmu, manajemen dan kepemimpinannya lahir dari bagaimana bila Allah meminta pertanggungjawaban atas kehidupan ini? Penghisaban di akhirat memunculkan energi besar untuk mengelola diri dan kehidupan secara benar. Tanggungjawab terhadap kehidupan, memunculkan ilmu, kapabelitas dan kompetensi tanpa perlu proses belajar yang panjang dan rumit karena sudah menjadi kebutuhan untuk menjawab pertanggungjawaban di hadapan Allah.

Pertanggungjawaban di hadapan Allah. Menjawab pertanyaan di pengadilan Allah, akan memunculkan semua kebaikan dan kekuatan positif yang dibutuhkan untuk mengelola kehidupan. Tak perlu gerakan penyadaran dan revolusi yang gegap gempita dan publikasi yang membahana, tetapi dia muncul dari hati dan jiwa yang rindu terhadap akhirat.

Orang besar di dunia terlahir karena merasakan adanya tanggungjawab tertentu terhadap kehidupan ini. Orang hebat tercipta karena panggilan tanggungjawab terhadap kehidupan. Persoalan manusia tuntas bila manusia terpanggil untuk menyelesaikannya.

Panggilan jiwa tercipta karena adanya rasa tanggungjawab. Pahlawan bermunculan karena rasa tanggungjawab. Para sukarelawan terjun karena panggilan tanggungjawab. Rasa tanggungjawab yang membuat setiap orang bahu membahu dan bersatu menuntaskan persoalan dunia. Rasa tanggungjawab yang murni dan tulus lahir dari malu dihadapan Allah saat tidak bisa menjawab atas perannya di kehidupan ini.

Kezaliman Hancur Sendiri Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa Nabi Yusuf as akhirnya diangkat sebag...

Kezaliman Hancur Sendiri

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa Nabi Yusuf as akhirnya diangkat sebagai Kepala Perbendaharaan Kerajaan? Mengapa Nabi Yusuf as akhirnya dipertemukan kembali oleh bapak dan saudaranya? Mengapa Nabi Yusuf dari lubang sumur menjadi penghuni istana? Mengapa yang berniat jahat datang menghadap dengan kehinaan? Sebuah happy ending yang luar biasa. Seperti itukah akhir ideal sebuah perjalanan hidup?

Semua strategi keburukan pada dasarnya menggali kuburan keburukan itu sendiri. Strategi penghancuran kebaikan, pada dasarnya penghancuran pihak-pihak penopang keburukan itu sendiri. Langkah maju menghancurkan kebaikan pada dasarnya langkah jurang para pelaku keburukan itu sendiri. Inilah hukum yang tertera di Al Qur'an. 

Nabi Musa as penuh dengan pergolakan hidup yang luar biasa. Diawali dengan kisah perburuan terhadap bayi laki-laki. Kisah penyelamatan seorang ibu terhadap bayi Musa dengan membuangnya ke sungai Nil. Sebuah kisah yang penuh kekejaman namun dijawab dengan aksi penyelamatan yang brilian. Setelah itu bayi yang diburu justru berada dipangkuan sang pemburu. Bagaimana bisa terjadi? Begitulah cara Allah menunjukkan kelemahan manusia yang Zalim.

Kehancuran tidak datang dari luar, tetapi dari istananya sendiri. Dari pihak yang ingin dibunuhnya sendiri. Kehancuran diawali dari strategi penghancuran terhadap yang ditakuti. Seperti Kemal Attartuk Turki, ingin menghancurkan sendi ajaran Islam, yang hadir justru kebangkitan Islam di Turki.

Kezaliman yang kejam justru melahirkan para pembela kebenaran. Andai tidak ada Firaun, mungkin tidak akan muncul Musa. Andai tidak ada Jalut, mungkin tidak ada Thalut dan Dawud. Itulah cara Allah memelihara alam semesta. Menghancurkan kezaliman lebih mudah dan sangat mudah, tak perlu kekuatan superpower, tak perlu kekuatan adi daya, cukup menghadirkan dan menyalahkan kembali nurani manusia. Karena yang menghancurkan kezaliman adalah kezaliman itu sendiri.

Kekuatan penghancur kezaliman seiring dengan pertumbuhan kekuatan kezaliman. Semakin sewenang-wenang, semakin pongah, semakin angkuh maka semakin dekat dan mudah menghancurkan kezaliman. Semakin pekatnya malam, semakin dekat datangnya matahari terbit. Begitulah hukum alamsemesta. Kesabaran berjuang dalam menanti terbitnya matahari.

 

Menonton Dagelan Hidup Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Lihatlah di rumah, semua orang sama saja. Memi...

Menonton Dagelan Hidup

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Lihatlah di rumah, semua orang sama saja. Memiliki peran yang sama. Memiliki dasar kehidupan yang sama. Memiliki kebutuhan dasar yang sama. Tapi lihatlah di luar rumah, semua orang sangat beragam dengan sematan dan polesan hidup yang berbeda-beda. Semua berubah menjadi panggung kehidupan dengan lakon peran yang beraneka warna.

Siapkan yang terbaik saat lakon sandiwara dipertunjukkan? Yang berperan sebagai raja, ratu, bangsawan, pejabat dan pengusaha? Hinakah yang berperan sebagai pembantu dan pemulung sampah?  Perhatikan dalam tropi penghargaan perfileman, yang dihargai hanya mereka yang terbaik dalam menjalankan lakon kehidupan.

Siapakah yang terbaik versi Sutradara? Siapakah yang terbaik versi penonton? Siapakah yang terbaik versi dewan juri? Yang terbaik hanya yang menjalankan peran kehidupannya. Peran apa yang diarahkan Allah dalam kehidupan ini?

Tampilan di luar rumah, hanyalah dagelan hidup. Yang sesungguhnya hanya ada di rumah. Yang mulia hanya yang bertakwa. Takwa yang harus mengisi ruang dagelan lakon hidup. Ragam dagelan hidup hanya ujian, terpesona dengan dagelan lakon? Apakah terfokus mengisi dagelan lakon dengan takwa?

Bani Israel terpesona dengan dagelan lakon Fir'aun, Qarun dan Haman. Padahal amat lemah saat bumi dan lautan menenggelamkannya. Semua kaum yang terkuat dan terkaya, sangat mudah dihancurkan. Namun jalan hidup yang dipilih justru menapaki apa yang telah mereka jalani.

Semua dagelan lakon hanya untuk saling mengisi agar kehidupan menjadi mudah dan terkoneksi. Namun mengapa justru menjadi barometer mulia dan hina? Semua dagelan lakon hidup merupakan peran yang terbaik bila ada takwa di dalamnya.

Keluarlah dari rumah, perhatikan semua yang berlalu lalang dan ditemui. Bacalah berita dan struktur organisasi, itulah lakon yang diamanatkan oleh Sang Sutradara. Namun semuanya bukan tanda siapakah yang dimuliakan dan dihinakan. Namun persepsi manusia terjebak dalam kukungan ini.

Pergantian Tahun, Kebangkitan Baru? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Pergantian tahun kali ini lebih ba...

Pergantian Tahun, Kebangkitan Baru?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Pergantian tahun kali ini lebih baik. Siang hari berkeliling, sangat sedikit yang menjual terompet. Malam hari sepi dari suara petasan sehingga bisa tidur pulas. Biasanya tahun-tahun sebelumnya di malam pergantian tahun di atas rumah saya penuh dengan asap bau petasan.

Saya mencoba shalat berjamaah di masjid yang jauh dari rumah. Setelah magrib hingga malam, dilakukan dzikir, shalat sunah taubat, pengajian hingga shalat qiyamullail bersama. Dan ternyata itu pun dilakukan di beberapa masjid. Ini cara melawan budaya dengan budaya. Kebiasaan dengan kebiasaan. Begitulah cara memperbaiki.

Salah satu kelemahan kita, tidak memiliki titik fokus dalam mengelola sumber daya. Milyaran rupiah habis hanya untuk petasan, terompet dan kembang api. Milyaran rupiah habis hanya untuk menunggu malam pergantian tahun. Coba kalau diinvestasikan? Siapa yang diuntungkan dari semua ini? Kita menjadi umat yang konsumtif bukan investor? Penikmat bukan pembuat? Menghabiskan bukan menciptakan? Bersenang bukan berinovasi?

Saya suka dengan komentar teman, berbisnis itu bersenang-senang dengan pikiran dan strategi. Berbisnis itu seperti olahraganya akal. Seharusnya fokus kita membangun umat dengan beragam sarana politik, ekonomi, sosial, budaya, pemerintah dan panggung ceramah. Inilah cara menyalurkan bakat dan minat untuk memperbaiki umat. Bukan menghabiskan waktu untuk kesenangan.

Saya melihat kiprah dakwah umat ini sudah semakin kompleks dan komprehensif, tidak monoton melalui panggung ceramah, khotbah dan majelis taklim, tetapi sudah menyelusup hingga inti dakwah para nabi yaitu menghadang kezaliman penguasa melalui berbagai lintas sektor kehidupan. Mereka bergerak dalam diam dan kesenyapan. Mereka bergerak dengan alamiah dan bertahap. Ketika energi umat ini semakin besar, maka bidang-bidang yang belum tergarap mulai digeluti. Setiap kita adalah batu bata dari sebuah bangunan dakwah.

Semua bidang kehidupan terlihat mulai digarap serius walaupun baru secara personal dan kelompok. Kelak akan datang gerakan yang makin terorganisir setiap bidang kehidupannya. Kelak setiap bidang akan terorganisir secara komprehensif di bawah pemimpin yang bertakwa. Cara melahirkan kebangkitan umat ini akan berbeda dengan strategi Umar Bin Abdul Aziz, berbeda dengan strategi Imam Stafii, berbeda dengan strategi Shalahuddin Al Ayubi, berbeda dengan strategi Walisanga. Setiap zaman, melahirkan strateginya sendiri sesuai tuntunan Allah melalui ilham-Nya kepada setiap umat Islam.

Kebangkitan itu nyata. Kebangkitan itu janji Allah yang tak pernah mengingkari janji-Nya. Itu yang saya amati dengan mata kepala saya sendiri. Kebangkitan hanya soal waktu.

Membongkar Kebohongan dan Kejahatan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Allah membongkar karakter orang ka...

Membongkar Kebohongan dan Kejahatan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Allah membongkar karakter orang kafir, musyrikin dan munafikin secara jelas dan gamblang hingga ke akar-akarnya. Untuk apa? Dibongkar apa yang ada di dalam hati dan niatnya. Dibongkar strategi dan operasional hariannya. Dibongkar mimpi dan targetnya. Adakah yang salah dengan hal ini?

Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumudin membongkar karakter ulama suu dan ulama yang benar. Dibongkar kamuflasenya. Dibongkar orientasinya. Dibongkar kebiasaannya. Apakah Imam Al Ghazali telah mengghibah dan memfitnah?

Allah dan Rasulullah saw membongkar semua prilaku penguasa yang Zalim. Dibongkar apa yang diperbuatnya. Dibongkar cara memandang terhadap kekuasaannya. Dibongkar cara pemerintahannya. Apakah ini membongkar aib?

Imam Ibnu Qayyim dalam Madarijus Salikin membongkar semua ragam pemikiran yang sesat dan salah secara aqidah dan penuh bid'ah. Apakah ini perbuatan yang salah?

Kawan, disinilah kita harus bisa memilah dan memilih, kapan menutupi aib dan kapan membongkar rencana jahat? Kapan menutupi aib itu kebaikan dan kapan membongkar keburukan itu pun sebuah kebaikan pula. Jangan menyamaratakan. Jangan salah menempatkannya.

Menutupi keburukan, dengan dalih menutupi aib, yang akhirnya menimbulkan keburukan yang kolosal, sama saja menjadi pendukung keburukan. Menutupi rencana jahat dengan dalih khawatir memfitnah, sama saja menjadi bemper keburukan. Diam dan tak berpihak dalam kasus ini adalah bukan kebaikan. Sama saja menjerumuskan orang banyak dalam keburukan.

Bila keburukan itu sudah nyata, mengapa diam? Bila keburukan itu soal ijtihad maka berdiamlah. Bila kerusakan itu sudah nyata, mengapa diam dan tak berpihak? Bila kerusakan itu masih dalam perdebatan intelektual maka diam adalah sebuah kebijaksanaan.

Menampilkan sebuah fakta buruk dan diselimuti kejahatan, apakah sebuah keburukan?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (382) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (273) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)