basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menghadirkan Syekh Abdul Qadir Jailani Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Menikmati buku-buku Syekh Abdul...

Menghadirkan Syekh Abdul Qadir Jailani

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Menikmati buku-buku Syekh Abdul Qadir Jailani seperti menikmati untaian obat hati. Seperti sedang membaca samudera hati. Seperti sedang memahami jiwa manusia.

Saya mencoba membandingkan tulisan para ulama salaf yang fokus pada pembersihan hati. Syekh Abdul Qadir Jailani, Imam Al Ghazali dan Ibnu Qayim. Ibnu Qayyim sangat teliti dari sisi Syariahnya. Al Ghazali sangat komprehensif mengkaitkan seluruh kiprah manusia. Syekh Abdul Qadir Jailani fokus tentang cinta. Cinta kepada Allah. Cinta kepada Allah membuka semua rahasia kehidupan. Inilah titik sentral semua kebaikan.

Imam Ibnu Taimiyah memiliki kekaguman sendiri terhadap Syekh Abdul Qadir Jailani. Dia ulama yang penuh dengan karamah. Karamah-Karamah itu datang dari cinta kepada Allah. Cinta kepada Allah inilah yang menyatukan kaum jelata, ulama dan penguasa berpadu mengusir bangsa Frank dari Baitul Maqdis yang dipimpin oleh Shalahuddin Al Ayubi.

Tak sengaja mendapatkan buku yang berisi ceramah-ceramah syekh Abdul Qadir Jailani di Majlis Ilmunya yang disampaikan dihadapan murid-muridnya. Seakan-akan saya sedang duduk di Majlis Syekh Abdul Qadir Jailani. Seakan sedang mendengarkan lisannya yang bersumber dari hati yang jernih, bersih dan khusyuk. Lisan seperti inilah yang bisa mengobati jiwa yang berkarat dan sekarat.

Tak sengaja mendapatkan buku  menyibak rahasia jiwa yang tersembunyi karangan syekh Abdul Qadir Jailani, membacanya seakan tengah membongkar jiwa saya yang kotor dan busuk yang tak pernah saya sadari. Membacanya seakan tengah dibimbing oleh dokter jiwa yang lembut dan penyayang.

Membaca sepak terjang Syekh Abdul Qadir Jailani dalam buku yang ditulis oleh Muhammad Ash Shalabi dalam era pemerintahan bani Saljuk dan Zanky. Membuka wawasan bagaimana beliau berkiprah dalam kancah intelektualitas, jihad, sosial kemasyarakatan dan perbaikan moralitas umat. Begitu komprehensif kiprah beliau. Dari hati yang bersih, dari cinta kepada Allah, dari kecintaan kepada manusia, melahirkan kiprah luar biasa.

Membaca buku para ulama salaf, membaca tulisan yang lahir dari cinta, ikhlas dan khusyuk  sangat menembus inti dan dinding jiwa. Revolusi diri berasal dari membaca dan mendengarkan untaian yang berasal dari tulisan dan lisan jiwa-jiwa yang ikhlas.

Tak Ada Ketakutan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanda takwa, ada sakinah, ada ketentraman, ada keten...

Tak Ada Ketakutan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanda takwa, ada sakinah, ada ketentraman, ada ketenangan. Tak ada yang bisa menggelisahkan dirinya. Tak ada yang bisa membuatnya takut.

Rasulullah saw di perang Badar, para Sahabat justru tertidur pulas. Saking tentramnya, malamnya ada sahabat yang bermimpi basah hingga harus mandi. Lalu Allah menurunkan air hujan untuk mensucikannya. Saat perang khandak, dikepung 10.000 tentara, para Sahabat justru berkata, "Inilah yang telah dijanjikan Allah." Rasa takut tak pernah menghantui orang yang bertakwa.

Takut memulai bisnis? Takut bertemu dengan seseorang? Takut miskin? Takut dicemooh? Takut dikucilkan? Takut bangkrut? Berarti masih ada selain Allah dalam hati. Teruslah melangkah. Enyahkan rasa takut. Namun tetap berjalan di rel-rel sunatullah kehidupan. Itulah keseimbangan orang bertakwa. Jangan seperti babi, berani tapi memiliki perhitungan. Dalam keberanian ada perhitungan. Jangan berhitung yang menyebabkan ketakutan.

Rasulullah saw sudah tahu bahwa dia akan terpojok di perang Uhud. Namun apakah diam tak berperang? Rasulullah saw tetap melangkah. Rasulullah saw merancang strategi untuk mengurangi resiko. Kekalahan tak perlu ditakutkan. Resiko sebuah perjalanan harus ditanggung. Kesulitan dan kepayahan dari sebuah keputusan harus dijalani. Karena kenikmatan itu ada dalam peluh-peluh perjuangan. Kenikmatan itu tidak pada kesenangan dan pesta pora. Kenikmatan itu ada dalam perjalanan.

Rasulullah saw sudah tahu bahwa para Sahabat akan tertahan di perang Mu'tah karena harus menghadapi ratusan ribu tentara Romawi. Apakah mundur? Yang dipikirkan apa yang disiapkan? Apa strateginya? Bagaimana kematian semua panglima terbaiknya takkan bisa mengacaukan barisan kaum muslimin? Rasulullah saw yang sudah paham akan terjadi kekalahan saja terus maju dengan beragam strategi untuk mengurangi efek buruk dari kekalahan? Sedangkan kita, belum tahu ditakdirkan kekalahan mengapa harus takut? Ikhtiar manusia hanya bisa mengurangi resiko, tapi jangan pernah takut melangkah.

Takut melangkah dengan sudah berfikir berbagai keburukan yang pasti terjadi, berarti telah berburuk sangka kepada Allah. Berarti, sudah melampui Kemahakuasaan Allah. Seperti kaum Bani Israel yang merasa pasti kalah dengan bangsa Palestina saat nabi Musa mengajaknya masuk ke Palestina setelah diburu oleh Firaun.

Bila ada keyakinan, namun takut menghantui, maka tetaplah melangkah, definiskan berbagai macam ketakutan tersebut. Lalu buatlah  strategi yang bisa mengurangi dampaknya, setelah itu melangkahlah. Setelah itu bertawakallah.

Sesungguhnya buah dari iman adalah sakinah, ketenteraman dan ketenangan dalam berbagai situasi.

Yang Dibanggakan, Semuanya Dari Tanah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanah, itulah asal kita. Andai A...

Yang Dibanggakan, Semuanya Dari Tanah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanah, itulah asal kita. Andai Allah tak meniupkan ruh, manusia hanyalah seonggok bangkai yang bau dan menjijikkan. Temannya, belatung, cacing dan hewan yang menjijikan lainnya. Itulah yang layak menemani bagi yang menuhankan tampang fisik.

Rumah yang mewah dan megah, semuanya berasal dari tanah. Asset yang berbentuk properti hanyalah kreasi dari pasir, batu, besi, kayu yang semua digali dari tanah. Andai Allah tidak membekali manusia dengan imajinasi dan akal, manusia tak punya daya cipta dan kreasi. Akan dimana tempat tinggal manusia? Mungkin menjadi makhluk yang terhina karena tak memiliki kekuatan fisik seperti harimau, kerbau, unta dan makhluk lainnya.

Uang yang sering dikorupsi dan diperebutkan  hanyalah sebuah kertas yang diciptakan dari pepohonan. Uang hanyalah kertas, andai pemerintah tak mengakuinya sebagai alat tukar, uang hanyalah  mainan seorang anak kecil. Bisa jadi sebuah kertas yang indah karena ada gambarnya saja.

Mobil hanyalah besi, karet, plastik dan batu yang dikerasikan. Namun kita silau dengan desainnya saja. Andai manusia tak diberikan akal dan imajinasi, semua terpendam didalam bumi. Namun kita lebih menuhankan mobil dibandingkan bersyukur dengan yang memberikan akal.

Saling berbangga itulah yang membuat perekonomian hedonisme dan kapitalis tumbuh dan bergerak. Berlebih-lebihan itulah yang membuat apa yang diproduksi dan dikonsumsi manusia menghancurkan sumber daya yang seharusnya disiapkan bagi generasi berikutnya.

Apa yang dibanggakan manusia, pada hakikatnya berasal dari tanah. Makanan, minuman, sandang dan papan semuanya dari tanah. Yang berjiwa kerendahan akan membanggakan yang rendah. Yang rendah selalu berpoles dan berkamuflase untuk menutupi kerendahan dan kehinaannya.

Lihatlah semua yang telah dikonsumsi dan digunakan manusia. Bagaimana bentuknya? Kotoran dan kehancuran. Itulah hakikatnya. Apa yang dibanggakan manusia akhirnya menjadi kotoran, sampah dan kehancuran. Manusialah pencipta sampah-sampah di semesta ini.

Mana yang lebih berharga, kotoran hewan atau manusia? Mana yang lebih wangi keringat rusa, aroma bunga atau keringat manusia? Mana yang lebih indah, kulit hewan atau manusia? Cobalah bandingkan manusia dengan yang lainnya. Andai bukan anugerah tiupan ruh dan akal, apa jadinya manusia ini? Namun mengapa kedurhakaan pada Allah masih terus melekat?

 Taruhlah dunia dalam hati sesuai dengan tempatnya. Berfikirlah terhadap dunia sesuai dengan kedudukannya. Medan kehidupan dunia untuk apa? Itulah yang harus selalu ditanyakan pada hati kita.

Apa itu Hati, Heart Atau Liver? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hati itu heart bukan liver. Itulah car...

Apa itu Hati, Heart Atau Liver?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hati itu heart bukan liver. Itulah cara memahami hati versi barat.  Para ulama salaf  banyak yang berpendapat bahwa hati itu jantung. Karena jantung titik sentral tubuh manusia. Menurut pakar dari Universitas Hawai dan Arizona, Jantung mempengaruhi aktifitas listrik otak. Jantung memiliki kekuatan untuk menyimpan dan mengolah informasi.

Institute of Heart Math  melakukan penelitian bahwa sinyal-sinyal jantung dikirimkan ke otak untuk mempengaruhi persepsi, pengolahan emosi, dan fungsi-fungsi kognitif lainnya.

Penelitian Institute of Heart Math, dalam pertumbuhan janin, pembentukan jantung lebih dahulu dari otak. Jantung memiliki sistem syaraf yang dikirimkan ke otak untuk mempengaruhi pengalaman emosi dan informasi. Emosi positif membantu otak dalam kreatifitas, pemecahan masalah yang inovatif dan lebih baik serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Emosi negatif, membuat sistem syaraf terganggu.

Bila ingin mengetahui suara hati, di dada atau di kepala? Bila ingin mendengarkan berbagai bisikan dan was-was, di dada atau di kepala? Bila memiliki niat dan keinginan, suaranya di dada atau kepala? Di balik dadalah sentral manusia. Kepala atau otak hanya menjalankan apa yang diperintahkan dari balik dada. Bagaimana menyehatkan apa yang dibalik dada manusia? Hanya Allah yang paham akan hal ini. Allah telah tuntas menjelaskan melalui Firman-Nya, Sabda Rasulullah saw dan para Ulama yang fokus pada Tazkiyatul Nafs.

Manusia hanya bisa meningkatkan kapasitas dan kapabelitas diri yang sempurna dan tepat hanya dengan bertakwa, taat kepada Allah, Rasulullah dan orang yang beristiqamah pada jalan Allah. Takwalah yang bisa menghidupkan, membersihkan dan mendidik hati manusia. Takwa itu adanya di dada, begitulah Rasulullah saw bersabda.

Kemudahan Rezeki dan Kehancuran Bangsa Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Rezeki tak berkaitan dengan kep...

Kemudahan Rezeki dan Kehancuran Bangsa

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Rezeki tak berkaitan dengan kepintaran, keturunan, sekolah dan gelar. Rezeki berkaitan dengan sikap mental.

Allah memaparkan kaitan sikap mental dengan keberlimpahan rezeki dan kemakmuran dibeberapa ayat. Surat Nuh ayat 10-12, dengan istighfar Allah akan memperbanyak harta, anak, kebun-kebun, dan dimunculkannya mata air dan sungai.

Dalam Al A'raaf ayat 96, Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. Dalam Al Maidah ayat 65-66, Allah akan memberikan makanan dari atas dan bawah kaki manusia. Dalam Huud ayat 2-3, Allah akan memberikan kenikmatan yang baik terus-menerus hingga waktu yang tentukan. Sangat mudahnya rezeki itu mengalir dan berlimpah. Namun mengapa terasa rezeki itu sempit?

Sayid Qutb dalam tafsir Fizilalil Quran mengatakan bahwa kaidah yang ditetapkan oleh Al Qur'an dalam beberapa tempat yang terpisah menunjukkan sebuah kaidah yang tepat, yang menjadi tumpuan sebab-sebab segala sesuatu yang dijanjikan Allah dan sunnah kehidupan, sebagaimana kenyataan praktis yang dapat disaksikan realisasinya sepanjang masa.

Bagaimana sebuah kemakmuran yang tidak didasari oleh istighfar dan takwa? Ini sebuah penjerumusan oleh Allah. Menurut Sayid Qutb, kemakmuran seperti ini pada akhirnya terserang penyakit, dimakan bencana krisis sosial, krisis moral, kezaliman, kesewenangan dan pelecehan terhadap harkat manusia.

Barat dengan kemakmurannya, masyarakatnya mengalami krisis moral hingga ke tingkatan yang lebih rendah dari binatang. Sedang komunis, nilai kemanusiaan melorot ketingkat lebih rendah daripada budak, kehidupannya selalu diawasi mata-mata, hidup dalam ketakutan dan pembantaian yang berkepanjangan. Begitulah Sayid Qutb menjelaskannya.

Berbagai bangsa dan negri sudah hancur dengan kemakmuran tanpa dasar istighfar dan takwa. Berbagai bangsa dan negri hancur dalam kemiskinan tanpa dasar istighfar dan takwa. Tanpa dasar istighfar dan takwa, baik kemakmuran dan kemiskinan akan menghancurkan baik itu umat, bangsa maupun pribadi. Itulah hukum kehidupan.

Betapa mudahnya manusia untuk hidup makmur dalam ketentraman dan keamanan. Betapa mudahnya manusia hidup sejahtera dalam perlindungan Allah, namun mengapa memilih jalan dengan pengingkaran dan perlawanan terhadap Allah?

Ikrar Kehidupan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hidup itu amanah. Waktu itu amanah. Banyak amanah kehi...

Ikrar Kehidupan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hidup itu amanah. Waktu itu amanah. Banyak amanah kehidupan yang menjadi tanggungjawab kita. Gunung yang kuat dan kokoh tidak sanggup memikul amanah. Manusia yang mengambil amanah tersebut.

Banyak hal yang tak disadari oleh kita. Sebelum dilahirkan ke dunia, kita sudah berikrar dihadapan Allah. Berikrar menyembah dan taat kepada Allah. Berikrar menjaga dan menjalankan amanah kehidupan yang gunung tak sanggup menjalankannya. Atas dua komitmen inilah kita dihadirkan oleh Allah di muka bumi ini.

Saat dunia berhias dengan kenikmatan harta, kekuasaan dan syahwat. Saat dunia memunculkan sifat aslinya yang penuh dengan  kepayahan dan kegelisahan. Manusia melupakan ikrarnya dihadapan Allah. Manusia melalaikannya dan mengikuti setingan hasrat keduniaan.

Banyak yang terperosok dengan kenikmatan. Banyak yang terhina dengan kesempitan. Itulah takdir bagi yang melupakan ikrarnya dihadapan Allah.

Hidup ini adalah perjuangan dengan ikrar kita sendiri. Hidup ini untuk merealisasikan ikrar kita kepada Allah. Hidup ini menjaga dan mewujudkan sumpah kita kepada Allah. Karakter manusia memang sering mengabaikan dan melanggar ikrar dan sumpahnya sendiri.

Allah menghukum manusia, karena manusia mengkhianati ikrar dan sumpahnya. Ada kesenjangan antara ikrar dengan realita perbuatannya, inilah yang dituntut oleh Allah. Diturunkan Nabi, Rasul dan Kitab Suci hanyalah pertolongan Allah agar manusia memiliki panduan untuk mengingatkan, menjaga, memudahkan dalam merealisasikan ikrar kehidupan tersebut. Menjaga dan mendidik manusia agar bisa merealisasikan ikrarnya. Masya Allah.

Ikrar kita selalu diulangi ketika shalat. Ketika baru bangun tidur, ketika sedang sibuk dan kelelahan dan ketika akan tidur. Itulah cara Allah agar manusia teringat terus akan janji kehidupannya. Walau kita tak maksimal merealisasikan ikrar tersebut, minimal kita selalu mengingatnya. Inilah yang bisa mengendalikan tarikan nafsu syahwat keduniaan.

Mari kita ingat kembali ikrar kita  dihadapan Allah. Ikrar untuk taat pada Allah dan merealisasikan amanah kehidupan.

Pembaca Buku, Kemana? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Buku tetap saja ditinggalkan, walaupun budaya me...

Pembaca Buku, Kemana?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Buku tetap saja ditinggalkan, walaupun budaya membaca lebih menjamur dari era sebelumnya.  Apa yang dibaca? Itu persoalannya. Dengan perkembangan teknologi informasi yang memudahkan akses ilmu pengetahuan, tak menolong untuk mencintai dan menelaan buku.

Budaya yang pertama kali diwahyukan Allah adalah budaya membaca. Bukan ilmu, bukan pengetahuan, bukan rumus sakti. Dari membacalah budaya ilmu pengetahuan terbangun, budaya teknologi terbentuk. Kitalah yang menemukan ilmu. Kitalah yang menciptakan pengetahuan. Kitalah yang memproduksi teknologi. Persoalannya, kita sering kali menjadi penikmat ilmu, penikmat pengetahuan, penikmat teknologi, akhirnya jati diri menjadi pengekor.

Tersiksa bila menjadi pengekor, tidak bisa melampaui apa yang sudah ada. Ruang geraknya terbatas dengan batasan realitas yang ada. Hidupnya terpenjara dengan segala yang sudah ada. Pengekor itu menjadi penyerbu segala hal yang baru. Mengekor itu hidupnya selalu didikte dan dikendalikan sehingga tak bisa menjadi dirinya sendiri.

15 tahun yang lalu berkereta. Sekarang berkereta juga. Penumpangnya sudah berubah. Yang naik kereta sekarang, level pendidikannya sudah lebih baik dari 15 tahun yang lalu. Namun mengapa tidak terlihat budaya membaca yang kuat? Yang dikonsumsi game, medsos, terlelap dengan keheningan.

Mengapa pendidikan formal tidak bisa merubah budaya? Mengapa pendidikan hingga strata tinggi tak bisa membentuk karakter pembelajar? Pembaca buku?  Pendidikan hanya untuk mendapatkan pekerjaan dan uang, itulah persoalannya.

Membaca di pendidikan formal hanya untuk mendapatkan nilai raport, IPK yang tinggi agar mudah mendapatkan pekerjaan. Inilah yang menyebabkan stagnasi budaya ilmu, pengetahuan dan teknologi di negri ini. Yang mengecap pendidikan semakin merata, apakah produksi buku ikut meningkat? Apakah yang mengunjungi perpustakaan terus bertambah?

Kurikulum terus berubah. Mata pelajaran ditambah dan dikurangi. Methodelogi pengajaran terus dievaluasi dan disempurnakan. Namun mengapa tak mengubah wajah Nusantara?

Banyak buku yang dibaca untuk satu pelajaran sekolah, namun mengapa tak bisa membawa kebiasaan membaca tersebut ke luar bangku sekolah?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (382) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (273) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)