basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kemudahan Rezeki dan Kehancuran Bangsa Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Rezeki tak berkaitan dengan kep...

Kemudahan Rezeki dan Kehancuran Bangsa

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Rezeki tak berkaitan dengan kepintaran, keturunan, sekolah dan gelar. Rezeki berkaitan dengan sikap mental.

Allah memaparkan kaitan sikap mental dengan keberlimpahan rezeki dan kemakmuran dibeberapa ayat. Surat Nuh ayat 10-12, dengan istighfar Allah akan memperbanyak harta, anak, kebun-kebun, dan dimunculkannya mata air dan sungai.

Dalam Al A'raaf ayat 96, Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. Dalam Al Maidah ayat 65-66, Allah akan memberikan makanan dari atas dan bawah kaki manusia. Dalam Huud ayat 2-3, Allah akan memberikan kenikmatan yang baik terus-menerus hingga waktu yang tentukan. Sangat mudahnya rezeki itu mengalir dan berlimpah. Namun mengapa terasa rezeki itu sempit?

Sayid Qutb dalam tafsir Fizilalil Quran mengatakan bahwa kaidah yang ditetapkan oleh Al Qur'an dalam beberapa tempat yang terpisah menunjukkan sebuah kaidah yang tepat, yang menjadi tumpuan sebab-sebab segala sesuatu yang dijanjikan Allah dan sunnah kehidupan, sebagaimana kenyataan praktis yang dapat disaksikan realisasinya sepanjang masa.

Bagaimana sebuah kemakmuran yang tidak didasari oleh istighfar dan takwa? Ini sebuah penjerumusan oleh Allah. Menurut Sayid Qutb, kemakmuran seperti ini pada akhirnya terserang penyakit, dimakan bencana krisis sosial, krisis moral, kezaliman, kesewenangan dan pelecehan terhadap harkat manusia.

Barat dengan kemakmurannya, masyarakatnya mengalami krisis moral hingga ke tingkatan yang lebih rendah dari binatang. Sedang komunis, nilai kemanusiaan melorot ketingkat lebih rendah daripada budak, kehidupannya selalu diawasi mata-mata, hidup dalam ketakutan dan pembantaian yang berkepanjangan. Begitulah Sayid Qutb menjelaskannya.

Berbagai bangsa dan negri sudah hancur dengan kemakmuran tanpa dasar istighfar dan takwa. Berbagai bangsa dan negri hancur dalam kemiskinan tanpa dasar istighfar dan takwa. Tanpa dasar istighfar dan takwa, baik kemakmuran dan kemiskinan akan menghancurkan baik itu umat, bangsa maupun pribadi. Itulah hukum kehidupan.

Betapa mudahnya manusia untuk hidup makmur dalam ketentraman dan keamanan. Betapa mudahnya manusia hidup sejahtera dalam perlindungan Allah, namun mengapa memilih jalan dengan pengingkaran dan perlawanan terhadap Allah?

Ikrar Kehidupan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hidup itu amanah. Waktu itu amanah. Banyak amanah kehi...

Ikrar Kehidupan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hidup itu amanah. Waktu itu amanah. Banyak amanah kehidupan yang menjadi tanggungjawab kita. Gunung yang kuat dan kokoh tidak sanggup memikul amanah. Manusia yang mengambil amanah tersebut.

Banyak hal yang tak disadari oleh kita. Sebelum dilahirkan ke dunia, kita sudah berikrar dihadapan Allah. Berikrar menyembah dan taat kepada Allah. Berikrar menjaga dan menjalankan amanah kehidupan yang gunung tak sanggup menjalankannya. Atas dua komitmen inilah kita dihadirkan oleh Allah di muka bumi ini.

Saat dunia berhias dengan kenikmatan harta, kekuasaan dan syahwat. Saat dunia memunculkan sifat aslinya yang penuh dengan  kepayahan dan kegelisahan. Manusia melupakan ikrarnya dihadapan Allah. Manusia melalaikannya dan mengikuti setingan hasrat keduniaan.

Banyak yang terperosok dengan kenikmatan. Banyak yang terhina dengan kesempitan. Itulah takdir bagi yang melupakan ikrarnya dihadapan Allah.

Hidup ini adalah perjuangan dengan ikrar kita sendiri. Hidup ini untuk merealisasikan ikrar kita kepada Allah. Hidup ini menjaga dan mewujudkan sumpah kita kepada Allah. Karakter manusia memang sering mengabaikan dan melanggar ikrar dan sumpahnya sendiri.

Allah menghukum manusia, karena manusia mengkhianati ikrar dan sumpahnya. Ada kesenjangan antara ikrar dengan realita perbuatannya, inilah yang dituntut oleh Allah. Diturunkan Nabi, Rasul dan Kitab Suci hanyalah pertolongan Allah agar manusia memiliki panduan untuk mengingatkan, menjaga, memudahkan dalam merealisasikan ikrar kehidupan tersebut. Menjaga dan mendidik manusia agar bisa merealisasikan ikrarnya. Masya Allah.

Ikrar kita selalu diulangi ketika shalat. Ketika baru bangun tidur, ketika sedang sibuk dan kelelahan dan ketika akan tidur. Itulah cara Allah agar manusia teringat terus akan janji kehidupannya. Walau kita tak maksimal merealisasikan ikrar tersebut, minimal kita selalu mengingatnya. Inilah yang bisa mengendalikan tarikan nafsu syahwat keduniaan.

Mari kita ingat kembali ikrar kita  dihadapan Allah. Ikrar untuk taat pada Allah dan merealisasikan amanah kehidupan.

Pembaca Buku, Kemana? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Buku tetap saja ditinggalkan, walaupun budaya me...

Pembaca Buku, Kemana?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Buku tetap saja ditinggalkan, walaupun budaya membaca lebih menjamur dari era sebelumnya.  Apa yang dibaca? Itu persoalannya. Dengan perkembangan teknologi informasi yang memudahkan akses ilmu pengetahuan, tak menolong untuk mencintai dan menelaan buku.

Budaya yang pertama kali diwahyukan Allah adalah budaya membaca. Bukan ilmu, bukan pengetahuan, bukan rumus sakti. Dari membacalah budaya ilmu pengetahuan terbangun, budaya teknologi terbentuk. Kitalah yang menemukan ilmu. Kitalah yang menciptakan pengetahuan. Kitalah yang memproduksi teknologi. Persoalannya, kita sering kali menjadi penikmat ilmu, penikmat pengetahuan, penikmat teknologi, akhirnya jati diri menjadi pengekor.

Tersiksa bila menjadi pengekor, tidak bisa melampaui apa yang sudah ada. Ruang geraknya terbatas dengan batasan realitas yang ada. Hidupnya terpenjara dengan segala yang sudah ada. Pengekor itu menjadi penyerbu segala hal yang baru. Mengekor itu hidupnya selalu didikte dan dikendalikan sehingga tak bisa menjadi dirinya sendiri.

15 tahun yang lalu berkereta. Sekarang berkereta juga. Penumpangnya sudah berubah. Yang naik kereta sekarang, level pendidikannya sudah lebih baik dari 15 tahun yang lalu. Namun mengapa tidak terlihat budaya membaca yang kuat? Yang dikonsumsi game, medsos, terlelap dengan keheningan.

Mengapa pendidikan formal tidak bisa merubah budaya? Mengapa pendidikan hingga strata tinggi tak bisa membentuk karakter pembelajar? Pembaca buku?  Pendidikan hanya untuk mendapatkan pekerjaan dan uang, itulah persoalannya.

Membaca di pendidikan formal hanya untuk mendapatkan nilai raport, IPK yang tinggi agar mudah mendapatkan pekerjaan. Inilah yang menyebabkan stagnasi budaya ilmu, pengetahuan dan teknologi di negri ini. Yang mengecap pendidikan semakin merata, apakah produksi buku ikut meningkat? Apakah yang mengunjungi perpustakaan terus bertambah?

Kurikulum terus berubah. Mata pelajaran ditambah dan dikurangi. Methodelogi pengajaran terus dievaluasi dan disempurnakan. Namun mengapa tak mengubah wajah Nusantara?

Banyak buku yang dibaca untuk satu pelajaran sekolah, namun mengapa tak bisa membawa kebiasaan membaca tersebut ke luar bangku sekolah?

Menghidupkan Antibodi Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berjuang menyembuhkan flu dengan senam dan minum...

Menghidupkan Antibodi

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berjuang menyembuhkan flu dengan senam dan minum air hangat. Itu yang ku lakukan sebelum menggunakan obat. Untuk lebih membantu, mengurut sekitar tenggorakan lalu ke tengah dada. Ku padukan dengan menepuk bagian dada.

Memadukan senam, air hangat, urut dan tepukan ternyata berhasil mengelurkan angin dari tubuh. Jadi sering sendawa. Tubuh menjadi panas. Panas tubuh inilah yang akan menghidupkan antibodi. Menghidupkan panas tubuh sebelum tubuh menciptakan pertahanan dengan demam atau meriang.

Bila sudah mengarah ke batuk. Datang ke tukang soto atau sop. Sambil menunggu hidangan, ambil kecap dan jeruk nipis yang ada di meja. Campurkan, jadilah obat batuk alami. Setelah itu nikmati hangatnya rempah soto dan sop.

Bila masuk angin, cari tempat kuliner yang biasanya menyediakan acar. Nikmati bawang merah mentah untuk membantu mengeluarkan angin.

Ada cara unik yang sering dilupakan. Cari tiang. Tubuh bagian belakang senderkan ke tiang. Lalu gesekan antara tiang dengan tubuh bagian belakang. Jadilah urut dan pemijatan. Ini cara mengerok secara alami juga yang ku dapatkan dari para petani bila merasakan sesuatu dari tubuhnya tanpa dikerok.

Gerakan cepat menghasilkan panas tubuh. Gunakan gerakan push up. Saat posisi tubuh di bawah, tahan hingga berkeringat.

Cara membantu antibodi tubuh sangat mudah. Panaskan tubuh dengan gerakan, makanan, minuman atau berrendam air hangat sebelum tubuh menjaga dirinya dengan demam atau meriang.

Memberdayakan Akal Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Paling enak, semuanya sudah ada dan tersedia. Palin...

Memberdayakan Akal

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Paling enak, semuanya sudah ada dan tersedia. Paling enak semuanya tinggal dinikmati. Ketika Nabi Adam sudah menikmati itu semua, mengapa tak kuat menahan satu larangan?

Andai semua sudah tersedia. Andai semua tinggal dinikmati. Apa jadinya dengan kehidupan ini? Membosankan? Menjemukan? Monoton? Untuk apa akal? Untuk apa jiwa? Untuk apa raga?

Menikmati hidup bukan berdiam dengan mengkonsumsi sesuatu yang sudah ada. Menikmati hidup dengan menemukan sesuatu yang belum terwujud. Bukankah Allah Maha menciptakan?

Peran akal untuk menemukan, membuat dan berkreasi maka sibukan akal dengan hal ini. Peran akal menerima data dan informasi dari seluruh panca indra lalu dipikirkan, dianalisa dan dipahami untuk membuat langkah, strategi, methodelogi dan segala hal yang bisa diperbaharui. Lihatlah dunia yang tidak pernah statis. Lihatlah dunia yang terus berubah dan tumbuh, walau sosok manusia dari masa ke masa sama, namun akalnya yang membuat kehidupan selalu berbeda.

Akal memiliki penyakit yaitu kejumudan. Akal berdiam diri, malas, dan tertidur maka jadilah rongsokan. Akal diperas hingga hiperaktif, digunakan untuk hal yang di luar jangkauannya.  Kita harus paham kapan menggunakan akal, jiwa dan hati, inilah kecerdikan. Segala sesuatu ada medannya sendiri-sendiri.

Bila cara kerja hari ini dan kemarin tidak pernah berubah. Bila bisnis hari ini dan kemarin tidak pernah berubah. Bila ilmu hari ini dan kemarin tidak pernah berubah. Bila pemahaman hari ini dan hari kemarin tidak pernah berubah. Bila prestasi hari ini dan kemarin tidak pernah berubah dan terus menyusut,  tandanya akal didiamkan menjadi rongsokan.

Bukankah mata setiap hari menemukan fakta baru? Bukankah telinga setiap hari menemukan data dan informasi baru? Bukankah lidah dan kulit setiap hari merasakan hal yang baru? Bukankah jiwa setiap hari merasakan hal yang berbeda? Mengapa akal tak tergerak untuk memikirkan dan memahaminya? Mengapa tak didayagunakan untuk menemukan hal yang baru, solusi baru, cara berfikir baru, cara hidup baru, teknologi baru?

Teknologi baru, strategi baru, solusi baru bukanlah hal yang sulit dan pelik. Hanya hidupkanlah akal, gerakan akal, paksakan akal untuk bekerja, berfikir, menganalisa, mengamati, dan memahami. Akal adalah instrumen istimewa yang diberikan Allah, adakah makhluk lain selain manusia yang diberikan akal?

Para penemu itu hanya menghidupkan akal. Para pencipta itu hanya menghidupkan akal. Para kreator itu hanya menghidupkan akal. Bukankah kita pengendali akal kita sendiri? Bila akal dihidupkan maka dia memiliki caranya sendiri untuk memecahkan persoalan dan mendapatkan solusinya. Kita tidak tahu apa solusinya, namun ketika akal dihidupkan maka dia akan mendapatkannya.

Jangan Bertopang Dagu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jangan berlebihan dan melampaui batas. Jangan t...

Jangan Bertopang Dagu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Jangan berlebihan dan melampaui batas. Jangan tamak menginginkan yang bukan haknya. Jangan kikir dan menahan harta. Jangan ada sumber daya yang menganggur. Semua harus diberdayakan. Bila tak bisa sendiri, bermitralah dalam mengelolanya. Itulah sekelumit agar kemakmuran tercipta dengan efisien dan saling menopang.

Tak ada yang miskin papa bila semuanya bermitra. Tak ada yang sengsara bila semuanya bergerak dan berpadu. Sumber daya diolah secara bersama. Syaratnya kejujuran dan amanah. Keduanya lahir dari takwa dan keyakinan akan kehidupan akhirat. Tak perlu sistem dan manajemen yang rumit bila semuanya jujur dan amanah.

Tak ada yang miskin papa bila semuanya bermitra. Tak ada yang sengsara bila semuanya bergerak dan berpadu. Sumber daya diolah secara bersama. Syaratnya kejujuran dan amanah. Keduanya lahir dari takwa dan keyakinan akan kehidupan akhirat. Tak perlu sistem dan manajemen yang rumit bila semuanya jujur dan amanah.

Saat tanah terbengkalai. Saat fasilitas produksi menganggur. Saat dana tak diinvestasikan.  Manusia berdosa karena tak mengemban amanah sebagai khalifah. Saat manusia bertopang dagu tidak berikhtiar membangun industri dan fasilitas yang menopang kehidupan manusia, maka manusia telah berkhianat dalam berperan sebagai khalifah.

Bisa jadi, kesulitan yang mendera manusia dan mengecilnya peran muslimin dalam kancah peradaban dunia karena meninggalkan peran khalifah dalam memakmurkan bumi. Ibadah untuk menempa dan mendidik diri agar diberi cahaya Allah pada jiwa, nafsu, akal, hati dan raga. Sedangkan khalifah memberdayakan cahaya Allah dalam mengelola kehidupan. Agar cahaya Allah menyinari semua sendi dan medan kehidupan.

Rukun Iman, Islam dan ikhsan, penempaan pondasi kepribadian. Sabar dan shalat sebagai penolong. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw sebagai cahaya pembimbing dan pemimpin. Iman sebagai pembentuk jiwa dan karakter. Setelah itu, bangunlah kehidupan, bertebaranlah di muka bumi untuk mengisi semua sisi kehidupan yang dibutuhkan manusia.

Bertopang dagu adalah kemaksiatan. Melenakan diri berdiam diri bentuk ketidaksyukuran. Menganggur sangat malu kepada Allah yang setiap saat sibuk mengatur alam semesta.  Allah Maha sibuk, mengapa makhluk bermalasan? Tumbuhan setiap saat mengeluarkan bunga dan buah. Semut dan lebah senantiasa bergerak. Syetan terus sibuk menjerumuskan manusia. Malaikat tak pernah berhenti taat kepada Allah. Mengapa manusia bermalasan?

Shalat dan bertebaran di muka bumi, dua hal yang tak bisa dipisahkan. Energi shalat diberdayakan untuk bertebaran di muka bumi. Energi yang disuntikkan Allah ke jiwa, hati dan akal manusia diberdayakan untuk bertebaran di muka bumi. Shalat tanpa bertebaran di muka bumi, berarti menganggurkan potensi diri. Bertebaran di muka bumi tanpa shalat, bisa merusak apa yang ada di bumi.

Kehancuran Bangsa, Mengapa Terus Berulang? Padahal Sebab dan Fenomenanya Sanga Jelas Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube...

Kehancuran Bangsa, Mengapa Terus Berulang? Padahal Sebab dan Fenomenanya Sanga Jelas

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah mengazab manusia di waktu malam hari saat sedang tertidur. Atau di siang hari saat beristirahat atau bermain-main. Allah mengazab manusia di waktu yang tidak pernah terduga. Di waktu yang merasa paling aman dan terlindungi. Di waktu puncak karir, kekuasaan dan kemakmuran. Bukankah tanda negri dihancurkan saat yang keberlimpahan harta tetapi tidak berzakat dan kikir?

Soekarno jatuh di era demokrasi terpimpin. Soeharto jatuh di era 70 persen rakyat memilihnya, kekuatan bisnis dan militer dibawah kendalinya. Belanda jatuh di saat Aceh dan beberapa daerah yang belum dikuasai sudah berhasil dalam genggamannya. Belanda hancur hanya dalam hitungan hari saja, padahal katanya sudah menjajah 350 tahun di Nusantara. 350 tahun jerih payah perjuangan hancur dalam hitungan hari saja.

Kebinasaan itu sangat cepat, seperti itulah firman Allah dalam Al-Qur'an. Seperti Allah yang mengazab sebuah kaum hanya dalam hitung detik saja. Seperti gempa bumi yang hanya beberapa detik, namun menghancurkan semua yang ada di permukaannya. Banyak bisnis yang hancur dalam waktu yang pendek padahal sudah dibangun belasan, puluhan dan ratusan tahun sebab krisis yang tak pernah terduga sebelumnya.

Azab datang setelah datangnya para Nabi dan Rasul. Kehancuran sebuah negri datang setelah munculnya reformis yang ikhlas untuk memperbaiki negri namun diabaikan dan dimusuhi. Perhatikan apa yang terjadi sebelum kejatuhan Soekarno. Siapakah yang tampil ke depan menasihatinya, namun dipenjarakan dan dibubarkan? Perhatikan sebelum kejatuhan Seoharto. Siapkan yang tampil ke muka untuk menasihatinya, namun dibunuh, dipenjara dan dibubarkan? Bagaimana dengan era sekarang? Sangat mudah menebak kehancuran, lihatlah bagaimana proses pendahuluan sebelum Allah menghazab sebuah kaum.

Kebinasaan sangat cepat sehingga tak ada sedikit pun waktu walaupun hanya untuk mengucapkan kalimat tauhid. Seperti Firaun yang tak sempat mengucapkan pengakuan Allah sebagai tuhan. Seperti tak sempatnya kaum yang diazab Allah untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Saat waktu kebinasaan tiba, semua kekuatan, kekuasaan dan sumber daya yang dibangun dengan energi besar menjadi sangat lemah tak berdaya. Seperti rontoknya pasukan besar Firaun hanya dengan satu hempasan ombak laut.

Kehancuran diawal dari ketimpangan. Ketimpangan ekonomi yang terjadi di negri Madyan saat Nabi Syuaib diutus. Kehancuran karena kesombongan dan kebanggaan prestasi kekayaan di era Qarun. Kehancuran panen saat pemilik dua kebun bermaksud kikir dan tamak dengan menyembunyikan hasil panennya agar tak diketahui masyarakat di sekitarnya.

Ketimpangan ekonomi, ketika kekayaan hanya berputar di kalangan terbatas. Saat roda ekonomi diberikan hak istimewa kepada kalangan terbatas. Saat sumber daya ditimbun untuk mendapatkan keuntungan yang tak terbatas. Itulah fenomena pendahuluan kehancuran.

Saat syariat Allah digantikan dengan peradaban akal dan hawa nafsu. Saat Islam disingkirkan dari semua sisi kehidupan. Saat Islam dianggap menjadi penghalang peradaban manusia. Itulah fenomena awal kehancuran. Seperti yang terjadi pada kaum Sodom, Tsamud dan Aad.  Puncaknya saat kekuasaan hanya milik kalangan tertentu untuk keuntungan tertentu dengan kediktatoran hukum dan aparat, seperti yang terjadi di era Firaun dan Namrudz.

Ketika semua solusinya adalah kekuatan militer dan penangkapan. Ketika solusinya adalah menjauhkan Islam dari peradaban. Ketika kekuasaan dan kekayaan berputar di kalangan terbatas. Itulah fenomena umum tanda kehancuran sebuah peradaban dan umat.

Sangat mudah, jelas dan nyata proses kehancuran sebuah umat dan bangsa. Mengapa terus berulang? Padahal ratusan ribu Nabi dan Rasul yang diutus untuk menyelamatkan manusia, namun mengapa terus berulang kehancuran manusia?  Al-Qur'an telah mengabadikan bagi umat manusia dan Islam, mengapa terus berulang juga?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (355) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (26) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (133) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)