basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menghidupkan Antibodi Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berjuang menyembuhkan flu dengan senam dan minum...

Menghidupkan Antibodi

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berjuang menyembuhkan flu dengan senam dan minum air hangat. Itu yang ku lakukan sebelum menggunakan obat. Untuk lebih membantu, mengurut sekitar tenggorakan lalu ke tengah dada. Ku padukan dengan menepuk bagian dada.

Memadukan senam, air hangat, urut dan tepukan ternyata berhasil mengelurkan angin dari tubuh. Jadi sering sendawa. Tubuh menjadi panas. Panas tubuh inilah yang akan menghidupkan antibodi. Menghidupkan panas tubuh sebelum tubuh menciptakan pertahanan dengan demam atau meriang.

Bila sudah mengarah ke batuk. Datang ke tukang soto atau sop. Sambil menunggu hidangan, ambil kecap dan jeruk nipis yang ada di meja. Campurkan, jadilah obat batuk alami. Setelah itu nikmati hangatnya rempah soto dan sop.

Bila masuk angin, cari tempat kuliner yang biasanya menyediakan acar. Nikmati bawang merah mentah untuk membantu mengeluarkan angin.

Ada cara unik yang sering dilupakan. Cari tiang. Tubuh bagian belakang senderkan ke tiang. Lalu gesekan antara tiang dengan tubuh bagian belakang. Jadilah urut dan pemijatan. Ini cara mengerok secara alami juga yang ku dapatkan dari para petani bila merasakan sesuatu dari tubuhnya tanpa dikerok.

Gerakan cepat menghasilkan panas tubuh. Gunakan gerakan push up. Saat posisi tubuh di bawah, tahan hingga berkeringat.

Cara membantu antibodi tubuh sangat mudah. Panaskan tubuh dengan gerakan, makanan, minuman atau berrendam air hangat sebelum tubuh menjaga dirinya dengan demam atau meriang.

Memberdayakan Akal Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Paling enak, semuanya sudah ada dan tersedia. Palin...

Memberdayakan Akal

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Paling enak, semuanya sudah ada dan tersedia. Paling enak semuanya tinggal dinikmati. Ketika Nabi Adam sudah menikmati itu semua, mengapa tak kuat menahan satu larangan?

Andai semua sudah tersedia. Andai semua tinggal dinikmati. Apa jadinya dengan kehidupan ini? Membosankan? Menjemukan? Monoton? Untuk apa akal? Untuk apa jiwa? Untuk apa raga?

Menikmati hidup bukan berdiam dengan mengkonsumsi sesuatu yang sudah ada. Menikmati hidup dengan menemukan sesuatu yang belum terwujud. Bukankah Allah Maha menciptakan?

Peran akal untuk menemukan, membuat dan berkreasi maka sibukan akal dengan hal ini. Peran akal menerima data dan informasi dari seluruh panca indra lalu dipikirkan, dianalisa dan dipahami untuk membuat langkah, strategi, methodelogi dan segala hal yang bisa diperbaharui. Lihatlah dunia yang tidak pernah statis. Lihatlah dunia yang terus berubah dan tumbuh, walau sosok manusia dari masa ke masa sama, namun akalnya yang membuat kehidupan selalu berbeda.

Akal memiliki penyakit yaitu kejumudan. Akal berdiam diri, malas, dan tertidur maka jadilah rongsokan. Akal diperas hingga hiperaktif, digunakan untuk hal yang di luar jangkauannya.  Kita harus paham kapan menggunakan akal, jiwa dan hati, inilah kecerdikan. Segala sesuatu ada medannya sendiri-sendiri.

Bila cara kerja hari ini dan kemarin tidak pernah berubah. Bila bisnis hari ini dan kemarin tidak pernah berubah. Bila ilmu hari ini dan kemarin tidak pernah berubah. Bila pemahaman hari ini dan hari kemarin tidak pernah berubah. Bila prestasi hari ini dan kemarin tidak pernah berubah dan terus menyusut,  tandanya akal didiamkan menjadi rongsokan.

Bukankah mata setiap hari menemukan fakta baru? Bukankah telinga setiap hari menemukan data dan informasi baru? Bukankah lidah dan kulit setiap hari merasakan hal yang baru? Bukankah jiwa setiap hari merasakan hal yang berbeda? Mengapa akal tak tergerak untuk memikirkan dan memahaminya? Mengapa tak didayagunakan untuk menemukan hal yang baru, solusi baru, cara berfikir baru, cara hidup baru, teknologi baru?

Teknologi baru, strategi baru, solusi baru bukanlah hal yang sulit dan pelik. Hanya hidupkanlah akal, gerakan akal, paksakan akal untuk bekerja, berfikir, menganalisa, mengamati, dan memahami. Akal adalah instrumen istimewa yang diberikan Allah, adakah makhluk lain selain manusia yang diberikan akal?

Para penemu itu hanya menghidupkan akal. Para pencipta itu hanya menghidupkan akal. Para kreator itu hanya menghidupkan akal. Bukankah kita pengendali akal kita sendiri? Bila akal dihidupkan maka dia memiliki caranya sendiri untuk memecahkan persoalan dan mendapatkan solusinya. Kita tidak tahu apa solusinya, namun ketika akal dihidupkan maka dia akan mendapatkannya.

Jangan Bertopang Dagu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jangan berlebihan dan melampaui batas. Jangan t...

Jangan Bertopang Dagu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Jangan berlebihan dan melampaui batas. Jangan tamak menginginkan yang bukan haknya. Jangan kikir dan menahan harta. Jangan ada sumber daya yang menganggur. Semua harus diberdayakan. Bila tak bisa sendiri, bermitralah dalam mengelolanya. Itulah sekelumit agar kemakmuran tercipta dengan efisien dan saling menopang.

Tak ada yang miskin papa bila semuanya bermitra. Tak ada yang sengsara bila semuanya bergerak dan berpadu. Sumber daya diolah secara bersama. Syaratnya kejujuran dan amanah. Keduanya lahir dari takwa dan keyakinan akan kehidupan akhirat. Tak perlu sistem dan manajemen yang rumit bila semuanya jujur dan amanah.

Tak ada yang miskin papa bila semuanya bermitra. Tak ada yang sengsara bila semuanya bergerak dan berpadu. Sumber daya diolah secara bersama. Syaratnya kejujuran dan amanah. Keduanya lahir dari takwa dan keyakinan akan kehidupan akhirat. Tak perlu sistem dan manajemen yang rumit bila semuanya jujur dan amanah.

Saat tanah terbengkalai. Saat fasilitas produksi menganggur. Saat dana tak diinvestasikan.  Manusia berdosa karena tak mengemban amanah sebagai khalifah. Saat manusia bertopang dagu tidak berikhtiar membangun industri dan fasilitas yang menopang kehidupan manusia, maka manusia telah berkhianat dalam berperan sebagai khalifah.

Bisa jadi, kesulitan yang mendera manusia dan mengecilnya peran muslimin dalam kancah peradaban dunia karena meninggalkan peran khalifah dalam memakmurkan bumi. Ibadah untuk menempa dan mendidik diri agar diberi cahaya Allah pada jiwa, nafsu, akal, hati dan raga. Sedangkan khalifah memberdayakan cahaya Allah dalam mengelola kehidupan. Agar cahaya Allah menyinari semua sendi dan medan kehidupan.

Rukun Iman, Islam dan ikhsan, penempaan pondasi kepribadian. Sabar dan shalat sebagai penolong. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw sebagai cahaya pembimbing dan pemimpin. Iman sebagai pembentuk jiwa dan karakter. Setelah itu, bangunlah kehidupan, bertebaranlah di muka bumi untuk mengisi semua sisi kehidupan yang dibutuhkan manusia.

Bertopang dagu adalah kemaksiatan. Melenakan diri berdiam diri bentuk ketidaksyukuran. Menganggur sangat malu kepada Allah yang setiap saat sibuk mengatur alam semesta.  Allah Maha sibuk, mengapa makhluk bermalasan? Tumbuhan setiap saat mengeluarkan bunga dan buah. Semut dan lebah senantiasa bergerak. Syetan terus sibuk menjerumuskan manusia. Malaikat tak pernah berhenti taat kepada Allah. Mengapa manusia bermalasan?

Shalat dan bertebaran di muka bumi, dua hal yang tak bisa dipisahkan. Energi shalat diberdayakan untuk bertebaran di muka bumi. Energi yang disuntikkan Allah ke jiwa, hati dan akal manusia diberdayakan untuk bertebaran di muka bumi. Shalat tanpa bertebaran di muka bumi, berarti menganggurkan potensi diri. Bertebaran di muka bumi tanpa shalat, bisa merusak apa yang ada di bumi.

Kehancuran Bangsa, Mengapa Terus Berulang? Padahal Sebab dan Fenomenanya Sanga Jelas Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube...

Kehancuran Bangsa, Mengapa Terus Berulang? Padahal Sebab dan Fenomenanya Sanga Jelas

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah mengazab manusia di waktu malam hari saat sedang tertidur. Atau di siang hari saat beristirahat atau bermain-main. Allah mengazab manusia di waktu yang tidak pernah terduga. Di waktu yang merasa paling aman dan terlindungi. Di waktu puncak karir, kekuasaan dan kemakmuran. Bukankah tanda negri dihancurkan saat yang keberlimpahan harta tetapi tidak berzakat dan kikir?

Soekarno jatuh di era demokrasi terpimpin. Soeharto jatuh di era 70 persen rakyat memilihnya, kekuatan bisnis dan militer dibawah kendalinya. Belanda jatuh di saat Aceh dan beberapa daerah yang belum dikuasai sudah berhasil dalam genggamannya. Belanda hancur hanya dalam hitungan hari saja, padahal katanya sudah menjajah 350 tahun di Nusantara. 350 tahun jerih payah perjuangan hancur dalam hitungan hari saja.

Kebinasaan itu sangat cepat, seperti itulah firman Allah dalam Al-Qur'an. Seperti Allah yang mengazab sebuah kaum hanya dalam hitung detik saja. Seperti gempa bumi yang hanya beberapa detik, namun menghancurkan semua yang ada di permukaannya. Banyak bisnis yang hancur dalam waktu yang pendek padahal sudah dibangun belasan, puluhan dan ratusan tahun sebab krisis yang tak pernah terduga sebelumnya.

Azab datang setelah datangnya para Nabi dan Rasul. Kehancuran sebuah negri datang setelah munculnya reformis yang ikhlas untuk memperbaiki negri namun diabaikan dan dimusuhi. Perhatikan apa yang terjadi sebelum kejatuhan Soekarno. Siapakah yang tampil ke depan menasihatinya, namun dipenjarakan dan dibubarkan? Perhatikan sebelum kejatuhan Seoharto. Siapkan yang tampil ke muka untuk menasihatinya, namun dibunuh, dipenjara dan dibubarkan? Bagaimana dengan era sekarang? Sangat mudah menebak kehancuran, lihatlah bagaimana proses pendahuluan sebelum Allah menghazab sebuah kaum.

Kebinasaan sangat cepat sehingga tak ada sedikit pun waktu walaupun hanya untuk mengucapkan kalimat tauhid. Seperti Firaun yang tak sempat mengucapkan pengakuan Allah sebagai tuhan. Seperti tak sempatnya kaum yang diazab Allah untuk bertaubat dan memperbaiki diri. Saat waktu kebinasaan tiba, semua kekuatan, kekuasaan dan sumber daya yang dibangun dengan energi besar menjadi sangat lemah tak berdaya. Seperti rontoknya pasukan besar Firaun hanya dengan satu hempasan ombak laut.

Kehancuran diawal dari ketimpangan. Ketimpangan ekonomi yang terjadi di negri Madyan saat Nabi Syuaib diutus. Kehancuran karena kesombongan dan kebanggaan prestasi kekayaan di era Qarun. Kehancuran panen saat pemilik dua kebun bermaksud kikir dan tamak dengan menyembunyikan hasil panennya agar tak diketahui masyarakat di sekitarnya.

Ketimpangan ekonomi, ketika kekayaan hanya berputar di kalangan terbatas. Saat roda ekonomi diberikan hak istimewa kepada kalangan terbatas. Saat sumber daya ditimbun untuk mendapatkan keuntungan yang tak terbatas. Itulah fenomena pendahuluan kehancuran.

Saat syariat Allah digantikan dengan peradaban akal dan hawa nafsu. Saat Islam disingkirkan dari semua sisi kehidupan. Saat Islam dianggap menjadi penghalang peradaban manusia. Itulah fenomena awal kehancuran. Seperti yang terjadi pada kaum Sodom, Tsamud dan Aad.  Puncaknya saat kekuasaan hanya milik kalangan tertentu untuk keuntungan tertentu dengan kediktatoran hukum dan aparat, seperti yang terjadi di era Firaun dan Namrudz.

Ketika semua solusinya adalah kekuatan militer dan penangkapan. Ketika solusinya adalah menjauhkan Islam dari peradaban. Ketika kekuasaan dan kekayaan berputar di kalangan terbatas. Itulah fenomena umum tanda kehancuran sebuah peradaban dan umat.

Sangat mudah, jelas dan nyata proses kehancuran sebuah umat dan bangsa. Mengapa terus berulang? Padahal ratusan ribu Nabi dan Rasul yang diutus untuk menyelamatkan manusia, namun mengapa terus berulang kehancuran manusia?  Al-Qur'an telah mengabadikan bagi umat manusia dan Islam, mengapa terus berulang juga?

Modal Abadi Kemenangan Muslimin  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ini hukum abadi yang berlaku pada uma...

Modal Abadi Kemenangan Muslimin 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ini hukum abadi yang berlaku pada umat Islam. Umat ini tidak akan menang dengan kekuatan harta, senjata, banyaknya pasukan, dan kekuasaan. Umat ini dimenangkan Allah dengan kekuatan takwa, jiwa dan karakter. Karena Rasulullah saw diutus untuk memperbaiki akhlak manusia.

Di perang Yarmuk, 45.000 pasukan muslimin mampu menghempaskan 240.000 pasukan adi daya Romawi. Bahkan 100 pasukan berkuda Khalid Bin Walid mampu memukul mundur 100.000 pasukan Romawi. Bagaimana ini bisa terjadi?

Di sesi pertama pertempuran Yarmuk, pasukan muslimin terpukul mundur dengan gelombang lautan tentara Romawi. Pasukan muslimin mundur ke belakang. Namun ada seruan untuk tetap bertahan apa pun kondisinya. Beberapa pasukan inti berjanji setia untuk bertempur hingga tetesan darah terakhir. Tegar dan sabar inilah yang kemudian  membalikkan keadaan, dari kekalahan menjadi kemenangan.

Terpukul mundur adalah hal biasa. Porakporanda di awal merupakan hal yang lumrah. Karena yang memenangkan pertempuran bukan siapa yang pertama kali memukul, yang pertama kali mentalnya jatuh terpuruk itulah yang akan kalah. Mental merupakan kekuatan inti dari semua tipe pertempuran.

Ketegaran memunculkan kemampuan berstrategi di tengah keterdesakan. Kejatuhan mental hanya menghasilkan kabur dan lari tunggang langgang dengan kelemahan. Dalam Islam, Allah swt dan Rasulullah saw melarang kaum muslimin untuk lari dari arena pertempuran. Bertahan dalam tekanan sama baiknya dengan meraih kemenangan. Mati dalam pertempuran sama baiknya dengan kehidupan yang penuh harga diri. Inilah yang membuat mental kaum muslimin tetap kuat dalam seluruh keadaan hidup.

Di tengah keterdesakan, Khalid Bin Walid membuat strategi yang sebelumnya tidak pernah ada dan belum pernah ditemukan. Khalid Bin Walid membentuk 40 batalion dengan satu komandan dan satu pimpinan umum. Setiap batalion terdiri 1.000 pasukan dengan tugas-tugas khusus. Mereka bergerak dengan lincah dan terkoordinasi. Semua pergerakan pasukan dapat termonitor. Semua intruksi dapat dieksekusi dengan cepat.

Dalam keterdesakan di Yarmuk, Abu Sofyan menyerukan agar kaum muslimin bertakwa dan bersabar. Mental yang kuat, dibarengi strategi dan eksekusi yang tepat, akan bisa memenangkan setiap pertempuran, walau sebelumnya sempat porak poranda.

Romawi terkalahkan. Kaisar Heraklius kebingungan. Bukankah pasukan Romawi lebih kuat persenjataannya dan lebih banyak pasukannya? Logika awam memang selalu berfikir kekuatan fisik dan logistik. Namun logika yang bertakwa bergerak dengan logika kekuatan jiwa, karakter dan strategi. Apa penyebab kekalahan Romawi?

Pasukan Romawi yang selamat menjelaskan kehebatan kaum Muslimin kepada Kaisar Heraklius, " Malamnya shalat, siangnya berpuasa. Memenuhi janji, beramar maruf dan nahi munkar. Ikatan hati dan jiwanya sangat kuat."  Sedangkan pasukan Romawi kalah karena minum khamer, berzinah, menerjang yang haram, mengingkari janji, berbuat zalim, melakukan yang dimurkai Tuhan, tidak melakukan perintah Tuhan dan berbuat kerusakan di bumi. Itulah sebab kemenangan dan kekalahan. Bukan karena kekuatan fisik tetapi kekuatan jiwa dan akhlak.

Itulah kekuatan jiwa. Itulah modal utama abadi kemenangan kaum muslimin di setiap waktu, tempat dan keadaan. Sumber kemenangan kaum muslimin ada pada ajarannya sendiri. Ada pada takwa kepada Allah.

Cara Sahabat Meneguhkan Langkah Abu Bakar Membebaskan Syam Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)...



Cara Sahabat Meneguhkan Langkah Abu Bakar Membebaskan Syam

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Abu Bakar ingin melanjutkan misi Rasulullah saw membuka negri Syam dari cengkraman Romawi. Namun bagaimana caranya? Abu Bakar masih menyimpan niatnya itu. Hingga pada suatu hari Syurahbil bin Hasanah datang kepadanya. Syurahbil mengadukan tentang mimpinya. Abu Bakar mendengarkan, lalu ditafsirkan mimpi tersebut. Apa tafsir mimpi tersebut? Allah telah memberikan isyarat kemenangan atas Romawi di negri Syam. Itulah tabir yang selalu dibukakan Allah bagi yang bertakwa.

Menurut Imam Shuyuthi dalam Tarikh Khulafa, salah satu kelebihan Abu Bakar memang diberikan kelebihan dalam menafsirkan mimpi. Tafsir Abu Bakar kelak menjadi sebuah kenyataan sejarah. Dari mimpi perjalanan menuju realita dimulai.

Abu Bakar mengumpulkan para Sahabatnya. Umar Bin Khatab dan Abdurrahman bin Auf berbicara strategi pengiriman pasukan. Yang bergelombang menuju Syam dengan beberapa panglima menuju jantung Syam. Utsman bin Affan meneguhkan bahwa seluruh sahabat akan mendukung penuh. Taat dan patuh, tanpa ada pembangkangan. Namun Abu Bakar masih belum tenang karena Ali bin Abi Thalib masih belum berbicara. Ucapan Ali lah yang ditunggu.

Ali bin Abi Thalib sejenak terdiam. Apa yang bisa memberikan semangat dan keyakinan kepada Abu Bakar? Tak ada yang bisa menumbuhkan keyakinan Abu Bakar kecuali sang kekasihnya yaitu Rasulullah saw. Ali mencoba mengingat apa yang pernah diucapkan Rasulullah saw kepadanya. Akhirnya ingatlah Ali akan satu hal yang luar biasa. Tentang berita kemenangan yang berlaku bagi umat islam di sepanjang zaman.

Ali berkata, "Aku melihat, paduka adalah muara semua perintah dan tempat mengajukan pendapat dan gagasan. Sesungguhnya pasukan Islam akan memperoleh kemenangan, Insya Allah." Abu Bakar bertanya lagi, "Darimana kamu mengetahuinya?" Ali menjawab, "Rasulullah saw bersabda, "Agama Islam akan senatiasa akan mengalahkan orang-orang yang menentangnya sampai Islam dan pemeluknya berdiri dan menang." Ini sebuah hadist yang mengobarkan semangat Abu Bakar. Abu Bakar berkata, "Subhanallah."

Rasulullah saw sudah memberikan isyarat bahwa dimana pun dan kapanpun pun, Umat Islam akan meraih kemenangan dalam kondisi yang paling lemah sekali pun. Walaupun memerlukan waktu panjang, namun kemenangan tersebut adalah janji Allah dan Rasul-Nya.

Perang fisik sudah mengusir para penjajah. Sekarang saatnya memenangkan pertarungan pemikiran, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Walau awalnya lunglai, namun kemenangan mulai terlihat fajarnya. Mari memberikan kontribusi bagi kemenangan ini.

Terkuncinya Kebangkitan Kaum Yahudi dan Nasrani Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Takdir umat Nasrani s...

Terkuncinya Kebangkitan Kaum Yahudi dan Nasrani

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Takdir umat Nasrani sudah terang benderang dalam Al-Qur'an. Takdir kaum Yahudi sudah jelas dalam Al-Qur'an. Itulah peta perjalanan umat yang tidak kembali kepada ketauhidan. Titik kritis dan titik balik mereka sudah lewat dan tidak ada lagi. Sebab, titik balik mereka, yaitu apa sikap mereka saat Al-Qur'an masih diturunkan?  Apa sikap mereka saat Rasulullah saw masih hidup?

Rasulullah saw sudah menyeru kepada seluruh kabilah Yahudi di Madinah. Yang menerima hanya sedikit cendikiawannya saja. Adakah yang dari para penguasa? Yang dari rakyat jelata? Sikap terbesar yang ada hanya permusuhan atau kerjasama partnership dalam pengelolaan tanah dan perkebunan. Bisa jadi inilah model interaksi umat Islam dengan kaum Yahudi.

Takdir kaum Yahudi sangat jelas, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Dan diberi dua kali kesempatan dapat melakukan kerusakan di muka bumi. Itulah takdir kaum yang menyesatkan dirinya sendiri.

Takdir kaum Nasrani sudah jelas. Rasulullah saw mengirimkan juru dakwah ke Habasyah, Binzyantium dan Mesir. Ada penguasanya yang menerima Islam, namun pendetanya menolak. Ada yang penguasanya ingin menerima Islam, namun pendetanya menolak. Penguasanya tetap menghormati Rasulullah saw walaupun penguasanya dan pendetanya menolak.  Banyak pula kaum Nasrani Arab yang akhirnya memeluk Islam. Inilah bentuk interaksi umat Islam dan kaum Nasrani yang berlangsung terus menerus hingga akhir zaman.

Bagaimana takdir kaum Nasrani yang tidak kembali dalam ketauhidan? Ada Katolik, Protestan, Ortodoks dan berbagai sekte lainnya.  Di sebuah kota yang peganut Kristennya kuat dijuluki kota 1.000 gereja dengan berbagai sekte-sekte yang ada. Lihatlah wajah Romawi setelah menerima Kristen sebagai agama resmi. Lihatlah bagaimana perseteruan Eropa dan Amerika pasca penguasaan mereka terhadap Andalusia hingga saat ini.

Bagaimana dengan umat Islam? Umat Islam bisa jatuh pada takdir kaum Nasrani dan Yahudi yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Umat Islam bisa jatuh pada takdir kaum Musyrikin, Kafirin dan Munafikin. Sebab itulah, semua takdir yang berlaku pada kaum Yahudi, Nasrani, Kafirin, Musyrikin dan Munafikin, dijelaskan gamblang dalam Al-Qur'an.

Yahudi dan Nasrani jatuh pada 72 golongan. Umat Islam jatuh pada 73 golongan. Umat Islam berpeluang besar mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh Yahudi dan Nasrani. Namun, apa perbedaannya? Umat Islam masih memiliki kesempatan untuk bangkit. Yahudi dan Nasrani sudah terkunci jalanya untuk membangun peradaban yang bermartabat dan adil.

Umat Islam masih memiliki kesempatan menjadi umat terbaik, sedangkan Yahudi dan Nasrani tak lagi memiliki peluang lagi. Karena masih ada satu jalan bagi umat Islam yaitu kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Sedangkan Yahudi dan Nasrani, seandainya kembali kepada kitab sucinya yang saat ini ada sekali pun, tidak bisa merekayasa sejarahnya menjadi umat terbaik. Karena banyaknya penyimpangan dalam kitab sucinya. Seperti itu Al-Qur'an menjelaskan.

Yang ada dalam hati, jiwa, pikiran dan tindakan kaum Yahudi, seperti yang sudah tertulis di kitab sucinya. Yang ada di dalam hati, jiwa, pikiran dan tindakan kaum Nasrani, seperti yang sudah tertulis di dalam kitab sucinya. Itulah karakter abadi yang tak bisa direkayasa ulang kembali. Umat Islam boleh jatuh, terperosok dan tenggelam, tapi masih memiliki peluang untuk bangkit kembali karena terjaganya keaslian Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Hanya itu cara umat Islam menjadi umat terbaik. Kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (382) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (273) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)