basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Merindukan Sujud Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ada 4 sujud, sujud dalam shalat, sujud sahwi, sujud t...

Merindukan Sujud

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ada 4 sujud, sujud dalam shalat, sujud sahwi, sujud tilawah dan sujud syukur. Ada malaikat yang sejak diciptakan hingga detik ini selalu sujud kepada Allah. Tak berhenti untuk bersujud, Masya Allah.

Andai manusia selalu merasakan kehadiran nikmat pada dirinya, selayaknya pekerjaan yang paling utama adalah bersujud kepada Allah. Keningnya selalu merapat dengan tanah. Bagian tertingginya, menjadi posisi yang paling rendah. Posisi yang paling rendah menjadi posisi yang paling tinggi. Ini fenomena yang harus direnungkan.

Andai manusia selalu menghitung nikmat Allah. Andai manusia peka terhadap nikmat Allah. Andai manusia merasakan kehalusan dan kelembutan nikmat Allah. Maka jiwanya akan selalu bersujud kepada Allah. Merendahkan diri, menghadirkan Allah,  mengagungkan Allah dan merasakan kasih sayang Allah.

Kaab bin Malik melakukan sujud syukur saat Rasulullah saw mengabarkan bahwa Allah menerima taubatnya saat dia tidak pergi perang Tabuk karena kemalasannya. Kapan kita bersujud syukur? Sepertinya hanya saat mendapat nikmat yang super hebat saja? Bersujud syukur ketika berhasil menggolkan gawang lawan. Bersujud syukur ketika menang dalam perhelatan Pilkada dan Pemilu saja. Hanya itukah nikmat Allah yang luar biasa?

Setiap nikmat Allah adalah sangat luar biasa. Nikmat yang paling luar biasa adalah nikmat iman dan islam. Puncak kenikmatan adalah dianugerahi keistiqamah dalam ketaatan kepada Allah. Bila kehadiran nikmat fisik saja membuat orang bersujud syukur, apalagi bila diberikan nikmat beribadah? Itulah mengapa Kaab bin Malik bersujud syukur saat taubatnya diterima.

Menurut Ibnu Qayyim, karamah itu bukanlah bisa berjalan di atas air. Karamah itu saat Allah memberikan keistiqamah dalam ketaatan dan kebenaran. Itu pula yang membuat para ulama salaf dapat melakukan shalat sunah ratusan hingga ribuan rakaat. Karena di dalamnya ada sujud. Sujudnya lama. Menikmati sujudnya untuk bersyukur kepada Allah.

Sujud adalah puncak kenikmatan. Disitulah posisi terdekat dengan Allah. Disitulah posisi paling terdekat dengan Sang Penguasa Semesta yang tak bertepi. Seperti puncak kenikmatan surga yaitu dapat melihat wajah Allah, seperti melihat rembulan. Posisi tertinggi manusia bukan pada saat duduk di atas singgasana kekayaan dan kekuasaan, tetapi saat menyungkurkan diri dengan bersujud kepada Allah.

Bila memilih pemimpin, carilah yang paling banyak bersujud. Karena dialah orang yang paling dekat dengan Allah. Pemimpin seperti ini akan dikaruniai sifat-sifat-Nya. Pemimpin seperti ini akan dikabulkan doa-doanya. Pemimpin seperti ini akan dimudahkan jalanya oleh Allah untuk menghadirkan keberkahan bagi rakyatnya melalui karya dan kebijakannya.

Puncak kenikmatan bagi para pecinta adalah dekat bersama dengan kekasihnya. Tak mau berpisah dengan yang dicintainya. Kedekatan para kekasih Allah di muka bumi terwujud saat  bersujud kepada Allah. Bersujud menjadi saat-saat yang dirindukan.

Fakta Sejarah, Membongkar Alasan Karya Kafirin dan Tak Ikhlas Tidak Diterima Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengeri...

Fakta Sejarah, Membongkar Alasan Karya Kafirin dan Tak Ikhlas Tidak Diterima

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Barat membangun peradaban ilmu dan teknologi. Mengapa tidak dicatat sebagai amal kebaikan? Apakah karena bukan Islam, bukan muslim? Barat membangun peradaban industri bisnis, militer dan bangunan yang kokoh dan indah, bukankah memberikan kemanfaatan bagi manusia? Memudahkan urusan manusia? Mengapa Allah tidak menerima amal mereka? Mengapa yang mereka lakukan dengan kerja keras dan seluruh kekuatannya menjadi amal yang kosong?

Timbangan yang benar ada disisi Allah, bukan menurut pandangan manusia. Mengapa manusia diciptakan? Untuk apa manusia diciptakan? Apa peran manusia dalam pengelolaan alam semesta? Semua timbangan peradaban manusia diukur dalam timbangan ini.

Umat Islam membangun kekuatan armada laut, lalu berlayar hingga ke Nusantara dan Cina. Barat melakukan penjelajahan dunia. Apa perbedaan keduanya? Ketika umat Islam tiba di Nusantara. Ketika Barat tiba di Nusantara, apa perbedaannya? Bukankah sama-sama melakukan penjelajahan samudera? Saat Barat tiba di benua Amerika dan Australia, apa yang dilakukannya?

Saat umat Islam membebaskan Andalusia. Saat Barat merebut Andalusia. Apa perbedaannya? Saat Umar bin Khatab membebaskan Baitul Maqdis. Saat Tentara Salib menguasai Baitul Maqdis. Apa perbedaannya? Saat Romawi menguasai Mesir. Saat Amr bin Ash membebaskan Mesir. Apa perbedaannya?

Barat berinteraksi dengan beragam suku bangsa dan agama di dunia. Apa yang dilakukannya? Umat Islam berinteraksi dengan beragam bangsa dan agama. Apa yang dilakukannya? Barat berinteraksi dengan kekuasaan dan penguasaan kekuatan sumber daya. Apa yang dilakukannya? Umat Islam berinteraksi dengan kekuasaan dan sumber daya. Apa yang dilakukannya?

Cobalah menyandingkan peradaban Barat dan Islam dalam kondisi yang sama. Lalu, perhatikan apa yang dilakukan mereka dalam kondisi yang sama. Perhatikan filosofi, mindset, tujuan, dan pengelolaannya. Perhatikan sikap, karakter dan akhlaknya. Maka  akan terjawab, mengapa Allah tidak menerima amal orang kafir dan muslim. Maka akan terjawab, mengapa amal yang tidak ikhlas walaupun dilakukan oleh muslim tidak diterima oleh Allah. Ikhlas bukan soal orientasi amal semata, tetapi pada kualitas dan kesinambungan amal.

Amal orang kafir dan muslim yang tidak ikhlas, tidak diterima oleh Allah. Karena amalnya tidak akan membangun peradaban kemanusiaan yang bermartabat, amalnya kelak akan merusak kemanusiannya manusia. Mengapa kekuasaan dan kekayaan kaum Tsamud dan Aad dihancurkan? Mengapa sistem kemasyarakatannya dihancurkan? Karena tidak bisa membangun peradaban kemanusiaan.

Ukuran kebaikan peradaban bukanlah kehebatan membangun fisik dan fasilitas kehidupan, tetapi apakah yang dibangun memartabatkan manusia? Menyadarkan tujuan dan peran kehidupannya? Menyadarkan mengapa hadir di muka bumi? Inilah yang akan memperbaiki kualitas kehidupan manusia.

Imam Ortodoks: Jika Bukan Karena Orang-orang Turki, Hagia Sophia Sudah Runtuh Sejak Lama Pandangan berbeda mengenai berubahnya s...

Imam Ortodoks: Jika Bukan Karena Orang-orang Turki, Hagia Sophia Sudah Runtuh Sejak Lama


Pandangan berbeda mengenai berubahnya status Aya Sofya atau Hagia Sophia menjadi masjid disampaikan oleh seorang imam Kristen Ortodoks Yunani. Namanya Evangelos Papanikolaou, imam di Gereja Analipseos di Rafina, dekat Athena.

Dalam sebuah pidatonya, Papanikolaou menjelaskan bahwa jika bukan karena orang-orang Turki, bangunan Hagia Sophia yang besar sebenarnya sudah runtuh sejak lama karena perselisihan antara Ortodoks dan Katolik Roma.

Bukan hanya Hagia Sophia, orang-orang Turki juga melindungi banyak gereja di Yunani dan tidak menutupnya. Sementara ketika seorang Pangeran Bavian Katolik dinyatakan sebagai Raja Yunani pada 1832, banyak gereja dan biara yang ditutup, katanya.

"Siapa yang akan melindungi bangunan besar seperti Hagia Sophia? Orang-orang Turki," ujarnya seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa (28/7).

Menurut Papanikolaou, orang-orang dapat mempraktikkan agama mereka di bawah pemerintahan Turki Utsmaniyah di Yunani.

"Itulah sebabnya orang (Bizantium) mengatakan 'Saya lebih suka melihat turban Turki daripada uskup Latin'. Saya tidak ingin melihat satu pun dari mereka. Tetapi jika saya harus membuat keputusan, saya lebih suka Turki," jelasnya.

Ungkapan 'Saya lebih suka melihat turban Turki daripada uskup Latin' ternyata terkenal untuk mencerminkan bagaimana beratnya penderitaan umat Kristen Ortodoks di tangan umat Katolik setelah Great Schism of Christianity pada 16 Juli 1054.

Lebih lanjut, Papanikolaou mengatakan, banyak wisatawan mengunjungi Hagia Sophia dengan pakaian yang tidak pantas ketika situs tersebut berstatus museum. Namun mulai saat ini, ketika Hagia Sophia kembali menjadi masjid, mereka yang datang akan melepas sepatu dan mengenakan gamis dan jilbab sesuai dengan aturan berpakaian di tempat ibadah.

"Bukannya itu tanda hormat? Mungkin kita perlu menganggap ini bukan sebagai kutukan tetapi koreksi," imbuhnya.

Berdasarkan keputusan pengadilan Turki pada 10 Juli 2020, dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum telah dibatalkan. Kemudian pada 24 Juli 2020, untuk pertama kalinya dalam 86 tahun, Hagia Sophia melaksanakan shalat Jumat dengan sekitar 350 ribu jamaah.

Hagia Sophia menjalankan fungsinya sebagai gereja selama 916 tahun hingga Konstantinopel ditaklukan oleh Sultan Muhammad Al Fatih. Al Fatih kemudian menjadikan Hagia Sophia menjadi masjid pada 1453.

Ketika diambil alih, kondisi bangunan Hagia Sophia cukup memprihatinkan. Banyak yang rusak karena perang antara Ortodoks dan Katolik. Hingga akhirnya Al Fatih menyatakan memelihara bangunan tersebut dan menjadikannya sebagai masjid. Ia juga mewaqafkan Hagia Sophia agar bisa terus dijadikan sebagai tempat beribadah. 

Sumber:
https://dunia.rmol.id/read/2020/07/28/445547/imam-ortodoks-jika-bukan-karena-orang-orang-turki-hagia-sophia-sudah-runtuh-sejak-lama

Wafat Saat Membangun Proyek Kehidupan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berkaryalah sebagai bukti syukur...

Wafat Saat Membangun Proyek Kehidupan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berkaryalah sebagai bukti syukur kepada Allah. Begitulah Allah menutup kisah Nabi Dawud dan Sulaiman dalam Al Quran di Surat Saba. Ini sebuah mindset luar biasa dalam berkarya. Ternyata menjaga dan meningkatkan nikmat salah satunya dengan berkarya. Karena karya adalah perwujudan syukur.

Nabi Sulaiman wafat saat sedang mengawasi sebuah mega proyek yang sedang dikerjakan oleh manusia, jin dan makhluk yang lain. Seandainya rayap tidak memakan tongkatnya, semua yang bekerja saat itu tidak tahu bahwa nabi Sulaiman sudah wafat. Wafat di tengah mengerjakan mega proyek? Bukan saat berbaring di tempat tidur? Bukan saat lemah lunglai tak berdaya.

Apa yang tak dimiliki oleh nabi Dawud? Kekuasaan dan kekayaan sudah dimilikinya. Namun apakah berdiam diri? Nabi Dawud masih meleburkan besi untuk dibuat peralatan mesin rumah tangga, baju besi dan pedang. Tak ada topang dagu di tengah tumpah ruahnya kekayaan dan kekuasaan. Berkarya bukan untuk merengkuh dunia lalu beristirahat. Berkarya untuk mensyukuri nikmat kehidupan. Mensyukuri akal, jasad dan ruh untuk membangun peradaban.

Dalam situasi seperti apa Rasulullah saw wafat? Di tengah proyek pengiriman pasukan ke Romawilah beliau wafat. Usamah bin Zaid, pemuda belia sang panglima , pulang kembali setelah mendengar Rasulullah saw wafat. Manusia yang dicintai Allah wafat di saat tengah menciptakan karya besar.

Mereka yang syahid sangat dimuliakan Allah. Mengapa? Karena wafatnya di saat tengah menoreh sebuah maha karya bagi kemanusiaan. Wafat di saat berkarya. Wafat di saat membangun. Wafat di tengah mewujudkan rasa syukur.

Jangan dibiarkan wafat di saat bertopang dagu. Beragam proyek karya kehidupan harus diambil dan diburu, bukan untuk memperebutkan dunia tetapi ingin mewujudkan rasa syukur kepada Allah.

Kesadaran Matematis, Syukur  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Awali hari dengan bersyukur. Bersyukur ka...

Kesadaran Matematis, Syukur 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Awali hari dengan bersyukur. Bersyukur karena ditakdirkan sebagai manusia. Bersyukur karena  ditakdirkan lahir dari orang tua yang muslim. Bersyukur ditakdirkan lahir di akhir zaman sebagai umat nabi Muhammad saw. Andai tidak ada nikmat selain itu, sudah cukup untuk menggugah rasa syukur kepada Allah. Andai ketiga nikmat tersebut belum membangkitkan rasa syukur, segeralah periksa isi hatimu.

Andai hari ini Allah masih mengembalikan ruh ke jasad. Andai hari ini masih bisa terbangun dari tidur lalu berdoa. Andai pagi ini masih menikmati kehidupan. Menghirup kesegaran udara pagi. Melakukan shalat subuh berjamaah. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur. Masih bisa hidup adalah nikmat. Berapa banyak berita kematian di pagi hari?  Bisa berdoa dan shalat adalah nikmat. Berapa banyak yang dikunci mata hatinya oleh Allah? Berapa banyak yang hatinya dipalingkan dari Allah?

Andai bangun pagi masih bisa berdiri dan berjalan. Andai pagi hari masih bisa melangkahkan kaki. Mari melihat mereka yang terbaring karena sakit. Mari melihat mereka yang terbaring di rumah sakit. Mari melihat mereka yang hidupnya dalam kukungan penjara. Bisa berdiri itu nikmat. Bisa berjalan itu nikmat. Bisa mengeluarkan kotoran dari dalam tubuh adalah nikmat. Andai semua tak membangkitkan rasa syukur, maka kita tak tergolong sebagai hamba yang bersyukur.

Bersyukur itu soal merasakan nikmat. Bersyukur itu tentang kesadaran matematis, kesadaran menghitung nikmat. Adakah rasa? Adakah kesadaran nikmat? Kesadaran akan nikmat sebelum melahirkan syukur. Hidup ini adalah curahan kasih sayang Allah. Hidup ini adalah limpahan Rahman-Rahim-Nya Allah. Hidup ini adalah anugerah Allah agar manusia merasakan dan menikmati apa yang ada di jagat raya sebelum memasuki nikmat surga.

Hidup ini adalah pemberian Allah. Setiap pemberian-Nya adalah kebaikan. Yang tak menyadari konsep ini, maka sampai kapan pun takkan bisa bersyukur. Nafas adalah pemberian Allah. Waktu adalah pemberian Allah. Makan, minum, tidur, berbaring, duduk, berdiri adalah pemberian Allah. Berapa banyak yang makanan dan minuman berlimpah terhidang dihadapannya tetapi tidak bisa makan dan minum? Berapa banyak yang tidak bisa tidur padahal dirinya ingin tidur? Berapa banyak yang ingin berbaring, duduk, dan berjalan tetapi tak bisa melakukannya? Apakah ini soal kekuatan dan kemauan kita? Ini soal pemberian Allah.

Berapa banyak yang uang dan kekayaan berlimpah, dokter spesialis menjaga dan merawatnya, namun berbaring lemah di kursi dan pembaringan? Kesehatan tak bisa dibeli. Itulah keterhalangan dirinya terhadap apa yang dimilikinya. Jadi hidup ini adalah pemberian Allah. Allahlah yang melapangkan. Allahlah yang menganugerahkan. Allahlah yang mencurahkan. Allahlah yang menciptakan kehidupan. Manusia hanya tinggal menikmatinya saja. Andai rasa ini tidak ada. Andai kesadaran ini tidak ada. Sampai kapan pun kita tak bisa bersyukur.

Ikatlah nikmat dengan bersyukur. Akses untuk mendapat nikmat yang lebih berlimpah ruah adalah dengan bersyukur. Keterhalangan terbesar, benteng kokoh yang membatasi diri dengan nikmat adalah rasa tidak bersyukur. Syukur adalah magnet yang akan menarik nikmat. Syukur adalah inti atom yang seluruh nikmat akan diikat dan mengitarinya. Keberlimpahan nikmat dengan menghadirkan syukur. Syukurlah yang membuat seluruh nikmat datang merunduk. Syukurlah yang membuat seluruh nikmat mengejarmu.

Kesimpulan Biografi, Mengandalkan Allah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) 3 tahun membaca buku biografi....

Kesimpulan Biografi, Mengandalkan Allah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

3 tahun membaca buku biografi.  Ada kesimpulan rahasia dari perjalanan mereka. Kuncinya, fokus pada Allah dan mengandalkan Allah. Kunci inilah yang akan membuka seluruh rahasia hidup dan hikmah. Kunci inilah yang membuka seluruh tabir dan hijab.

Semua kekuatan bukan dari diri kita. Semua kecerdasan dan kepintaran bukan dari diri kita. Semua keunggulan bukan dari kita. Semua sumber daya bukan dari kita. Semuanya bersumber dari Allah.

Tak ada yang sanggup menanggung beban amal, dakwah dan jihad kecuali atas pertolongan Allah. Tak ada yang bisa memberikan jalan keluar yang jitu dan praktis dalam situasi tertekan dan terdesak kecuali atas pertolongan Allah. Tak ada yang bisa keluar dari keterbatasan sumber daya kecuali pertolongan Allah.

Bila mengandalkan kecerdasanmu, yang lain bisa lebih cerdas. Bila mengandalkan kekuatanmu, yang lain bisa lebih kuat. Bila mengandalkan sumber dayamu, yang lain bisa memiliki sumber daya yang lebih besar. Kita harus mengambil kekuatan di luar kita. Kita harus didukung oleh kekuatan dari sumber kekuatan semesta.

Jangan merasa yakin menang bila didukung oleh kekuatan dunia. Jangan merasa yakin melampaui segala hal bila hanya mengandalkan kekuatan selain Allah. Semua kekuatan hakikatnya sangat lemah tanpa mengandalkan pertolongan Allah. Optimisme bukan sekedar berasal dari pengerahan sumber daya yang dimiliki, tetapi lebih mengandalkan pertolongan Allah.

Kemenangan dan keberhasilan tanpa merasakan hadirnya pertolongan Allah, bisa jadi kemenangan yang menghancurkan. Sebuah kamuflase kedigjayaan yang beberapa saat kemudian akan menggulingkan dirinya sendiri. Terbuai oleh kekuatan selain Allah, sama saja meremehkan Kemahakuasaan Allah.

Bersimpuh diri. Bersujud dan berdoa. Menyerahkan urusan pada Allah, harus menjadi awal semua tahapan perjuangan untuk meraih kemenangan, sebelum mengerahkan potensi dan kekuatan diri.

Minimal Keberhasilan Penyeru Dakwah  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Keberhasilan seorang dai dapat di...

Minimal Keberhasilan Penyeru Dakwah 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Keberhasilan seorang dai dapat dilihat dari interaksinya dengan dakwah. Sayid Qutb menjelaskan dalam tafsir Fizilalil Quran. Tanda minimal keberhasilan adalah kesabaran bagi para pengusungnya. Kesabaran yang menenangkan, yang tidak disertai kemarahan, kegoncangan dan keraguan terhadap kebenaran janji Allah.

Kesabaran yang dipenuhi keyakinan atas akibat yang akan terjadi, ridha terhadap kadar Allah, merasakan hikmah di balik ujian-Nya. Selalu berhubungan dan mengharapkan pahala dari sisi-Nya pada setiap apa yang menimpanya.

Yang kedua, minimal keberhasilan itu adalah mantapnya hakikat iman di dalam hati para dai sendiri hingga mereka menemui kematian dan menemui sesuatu yang lebih dahsyat daripada kematian di jalan dakwah tanpa berbalik arah.

Dengan demikian, mereka memperoleh ketinggian di muka bumi, lepas dari daya tariknya. Terbebas dari tali kehidupan dunia. Ini saja sudah merupakan keberhasilan yang besar daripada perjuangan yang pahit.

Kegagalan dakwah itu bukan pada menjauhnya manusia. Bukan mencibir dan menolaknya manusia. Bukan pula memusuhinya. Kegagalan dakwah yang utama adalah ketika seorang dai kehilangan rasa sabar. Tak lagi menyakini keberhasilan langkahnya.

Nabi Nuh digolongkan sebagai Ulil Azmi bukan karena keberhasilannya merekrut banyak orang yang beriman. Tetapi keteguhannya, keberaniannya dan keyakinannya pada kebenaran jalan dakwahnya. Keteguhan menghadapi puncak keberpalingan, kesombongan, kekeraskepalaan dan kesesatan  kaumnya.

Keberhasilan dakwah seorang dai dimulai dari keberhasilan mengelola dan memimpin dirinya dalam mengarungi liku-liku perjalanan dakwah.   Inilah yang harus diperjuangkan terlebih dahulu sebagai tanda awal keberhasilan dakwah.

Ukuran keberhasilan para Nabi dan Rasul bukanlah dari banyaknya manusia yang beriman dan mengikuti jalannya. Tetapi dari keteguhan dan keyakinan dalam menjalani duri dan jerih payah perjalanan dakwah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (382) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (273) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)