basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Minimal Keberhasilan Penyeru Dakwah  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Keberhasilan seorang dai dapat di...

Minimal Keberhasilan Penyeru Dakwah 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Keberhasilan seorang dai dapat dilihat dari interaksinya dengan dakwah. Sayid Qutb menjelaskan dalam tafsir Fizilalil Quran. Tanda minimal keberhasilan adalah kesabaran bagi para pengusungnya. Kesabaran yang menenangkan, yang tidak disertai kemarahan, kegoncangan dan keraguan terhadap kebenaran janji Allah.

Kesabaran yang dipenuhi keyakinan atas akibat yang akan terjadi, ridha terhadap kadar Allah, merasakan hikmah di balik ujian-Nya. Selalu berhubungan dan mengharapkan pahala dari sisi-Nya pada setiap apa yang menimpanya.

Yang kedua, minimal keberhasilan itu adalah mantapnya hakikat iman di dalam hati para dai sendiri hingga mereka menemui kematian dan menemui sesuatu yang lebih dahsyat daripada kematian di jalan dakwah tanpa berbalik arah.

Dengan demikian, mereka memperoleh ketinggian di muka bumi, lepas dari daya tariknya. Terbebas dari tali kehidupan dunia. Ini saja sudah merupakan keberhasilan yang besar daripada perjuangan yang pahit.

Kegagalan dakwah itu bukan pada menjauhnya manusia. Bukan mencibir dan menolaknya manusia. Bukan pula memusuhinya. Kegagalan dakwah yang utama adalah ketika seorang dai kehilangan rasa sabar. Tak lagi menyakini keberhasilan langkahnya.

Nabi Nuh digolongkan sebagai Ulil Azmi bukan karena keberhasilannya merekrut banyak orang yang beriman. Tetapi keteguhannya, keberaniannya dan keyakinannya pada kebenaran jalan dakwahnya. Keteguhan menghadapi puncak keberpalingan, kesombongan, kekeraskepalaan dan kesesatan  kaumnya.

Keberhasilan dakwah seorang dai dimulai dari keberhasilan mengelola dan memimpin dirinya dalam mengarungi liku-liku perjalanan dakwah.   Inilah yang harus diperjuangkan terlebih dahulu sebagai tanda awal keberhasilan dakwah.

Ukuran keberhasilan para Nabi dan Rasul bukanlah dari banyaknya manusia yang beriman dan mengikuti jalannya. Tetapi dari keteguhan dan keyakinan dalam menjalani duri dan jerih payah perjalanan dakwah.

Meraih Impian, Tapi Tak Bahagia Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dunia takkan pernah bisa memberikan ke...

Meraih Impian, Tapi Tak Bahagia

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dunia takkan pernah bisa memberikan kenyamanan terhadap orang yang paling kaya sekalipun. Dunia takkan pernah bisa memberikan ketentraman terhadap orang yang paling memiliki kekuasaan mutlak sekalipun. Mereka yang paling kaya pun berguguran. Mereka yang paling totaliter pun berjatuhan. Karena dunia bukan tempat keabadian. Yang menyembahnya akan selalu diliputi ketakutan.

Orang terkaya yang tercatat dalam sejarah  adalah seorang Muslim. Dia seorang raja dari Mali. Bernama Mansa Musa pada tahun 1.300 masehi. Namun kemana perginya kekayaan tersebut? Kemana perginya keturunan para kaisar yang dulu menguasai sebagian besar dunia? Semua pergi, semua berguguran, semua berjatuhan dan semua tumbang. Nama mereka pun mungkin banyak yang tak mengenalnya lagi. Membangun dunia dengan dunia, akan luluh lantah tak berbekas.

Manjadi orang yang terkaya bukanlah tujuan. Menjadi orang yang paling berkuasa bukanlah kehendak terbesar. Jangan jadikan dunia sebagai puncak mimpi dan ilmu. Karena dunia akan menggulingkan kita dalam sekejap. Yang paling dielu-elukan bisa jadi terhina dalam seketika. Yang paling berkuasa bisa jatuh terhimpit di arena pojok kehidupan yang gelap dalam seketika.

Kemana perginya para artis ternama? Mereka tergulung oleh ketuaan diri. Mereka terhempas oleh keriputnya kulit dan semakin lemahnya tubuh. Kabar beritanya hanya pacaran-kawin-cerai-selingkuh. Tak ada berita selain itu. Itukan dunia gemerlap yang ingin dimasuki? Dunia akan selalu meninggalkan kita setelah puas menghancurkan dan menjerumuskan jiwa-jiwa yang sebelumnya bersih.

Yang paham hakikat dunia akan selalu waspada. Selalu bertanya, untuk apa kekayaan? Untuk apa kekuasaan? Untuk apa keterkenalan? Selalu bertanyalah pada jiwa. Selalu bertanyalah pada hati yang bersih. Kekayaan, kekuasaan dan keterkenalan adalah hanya efek karya-karya kita untuk akhirat. Kita tak memperdulikan semua itu, karena orientasinya hanya Allah. Kekayaan, kekuasaan dan keterkenalan hanya bunga-bunga penghias perjalanan seorang khalifah di muka bumi.

Umar Bin Khatab ingin meninggikan kalimatullah. Namun Allah memberikan kemakmuran, kekuasaan yang meliputi Romawi, Persia dan Mesir. Padahal tak sedikitpun Umar Bin Khatab bertujuan untuk itu. Tak pernah bermimpi tentang kekayaan, kekuasaan dan keterkenalan namun Allah memberikan secara cuma-cuma karena niat-niat akhiratnya. Bukankah Umar Bin Khatab pemimpin yang tak memperdulikan Dunia? Namun mengapa dunia menjadi dalam genggamannya? Inilah rahasia hidup yang harus dibongkar.

Dunia akan merunduk pada pemimpi Akhirat. Dunia akan mendekati pada mereka yang mendekati akhirat. Dunia akan mengabdi pada mereka yang bekerja untuk akhirat. Karya-karya yang berorientasi akhirat akan melampaui semua karya yang berorientasi pada dunia. Akhirat bergerak naik ke langit. Dunia akan bergerak ke bawah, ke tanah. Karya akhirat dibawah bimbingan Allah. Karya dunia dicengkeram hawa nafsu. Itulah mengapa dalam 90 tahun umat Islam bisa menembus sebagian Eropa Barat. Menjadi mercusuar akhlak dan ilmu pengetahuan. Bisakah generasi ini mengulanginya lagi?

Tanpa Islam, Eropa pun Pernah Saling Jajah Satu Sama Lain Dalam bukunya yang cukup “berani”, sejarawan asal Kanada, Graham E Ful...

Tanpa Islam, Eropa pun Pernah Saling Jajah Satu Sama Lain


Dalam bukunya yang cukup “berani”, sejarawan asal Kanada, Graham E Fuller, membuat pengandaian yang menarik. Ia bertanya, “Bagaimana sebuah dunia tanpa Islam?” Untuk membangun alternatif jawabannya, Fuller menyinggung generalisasi stigma yang kerap dilontarkan Barat kepada Timur atau Islam. Ia berusaha menunjukkan, banyak faktor pemicu pertentangan antara Barat dan Timur yang sudah ada bahkan sebelum Islam datang. 

Pada awalnya, Fuller memaparkan fakta historis, Eropa mengalami keterpecahan antara Kristianitas Barat (Katolik Roma) dan Kristianitas Ortodoks. Yang satu berpusat di Roma, sedangkan yang lain di Konstantinopel (Istanbul). Sejak ditaklukkan Islam, pusat Kristen Ortodoks pindah ke Moskow, yang disebut juga sebagai Roma Baru karenanya.

Perbedaan lainnya adalah, Konstantinopel merupakan wilayah budaya Yunani, sedangkan Roma merupakan Latin. Berbeda dengan eksklusivitas bahasa Latin, bahasa Yunani justru mempersatukan kawasan Mediterania.

Pada abad keempat, Kekaisaran Romawi/Byzantium menjadikan Kristen sebagai agama negara. Hal itu justru menjadikan negara mampu merasuki perumusan dogma-dogma agama tersebut. Konsili Nicea pada 325 adalah buktinya. Sejak saat itu, muncul pula aliran-aliran terkait, misalnya, ketuhanan Yesus atau Maria. 
Pada 476, kekaisaran yang berpusat di Roma berakhir. Paus yang bertempat di Roma pun terkucil. Bagi Konstantinopel, paus itu tak lebih daripada “Uskup Agung Roma” sehingga tak berwenang mengklaim universalitas Kristen. Pada 1054, antara Roma dan Konstantinopel saling mengucilkan. 

Endapan perasaan-perasaan ini merupakan bahan bakar untuk konflik ratusan tahun ke depan. Bahkan, ketika pada akhirnya Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mahmed pada 1453, orang-orang Kristen Ortodoks merasa “beruntung” sebab dikalahkan kaum Muslim Turki, bukan orang Latin yang Kristen. Sebab, mereka tahu, gereja-gereja Ortodoks akan tetap hidup di bawah pemerintahan Muslim.

Lebih jauh, menurut Fuller, sesungguhnya Perang Salib yang berlangsung sejak abad ke-11 sampai ke-13 tetap akan terjadi sekalipun Islam tidak pernah ada. Perang yang dipicu pidato Paus Urbanus II dalam Konsili Clermont 1095 ini terjadi selama beberapa tahap.

Namun, dalam pidato tersebut sebenarnya tidak ada penyebutan satu kali pun “Islam” atau “Muslim”, melainkan hanya “orang kafir.” Sebutan yang sesungguhnya tidak jelas batas-batas referensinya karena bisa merujuk pada siapapun yang dianggap berbeda.

Puncaknya, pada Perang Salib gelombang keempat yakni tahun 1204, balatentara Salib justru menyerbu Konstantinopel dan membunuh warga kota itu secara kejam, meskipun mereka toh Kristen seperti mereka. Kejadian ini seolah menegaskan ujaran Paus Innocentius III, bahwa harapan jangka panjang Perang Salib sebenarnya adalah mengembalikan kesatuan Gereja antara Timur dan Barat. Penjarahan atas Konstantinopel tentu saja memupuskan harapan ini.

Senarai peristiwa-peristiwa historis “benturan” antara Barat dan Timur itu dapat saja diteruskan. Namun, akar daripadanya hanyalah embusan sentimen-sentimen yang menegaskan batas “kami-kalian.” 
Padahal, persoalan identitas memerlukan kajian yang lebih mendalam dan jernih sehingga bertujuan mempererat hubungan antarperadaban, bukan malah saling membenturkannya.
 
Agaknya, dunia lebih memerlukan lebih banyak ilmuwan yang mengambil posisi seperti Fuller. Ilmuwan-ilmuwan demikian dapat muncul dari Barat maupun Timur. Mereka yang menilai bahwa polarisasi demikian tidak perlu dipandang kaku, melainkan cair. 
Terlebih lagi, dalam pesatnya perkembangan teknologi informasi mutakhir. Prasangka dan pengetahuan akan identitas the others bercampur-baur dalam banjir informasi. Mereka begitu mudah diakses oleh siapa saja dan kapan saja.

Sumber:
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q6xqan320
 

Takdir Sejarah Kristen dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Semua peristiwa dan hukum ...

Takdir Sejarah Kristen dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Semua peristiwa dan hukum yang ada di kehidupan ini, hanya mendetailkan apa yang sudah tertulis di Al-Qur'an. Rentetan sejarah manusia hanya tafsiran dan penjelasan komprehensif dari Al-Qur'an. Al-Qur'an hukum keabadian yang sangat mudah dipahami manusia.

Ada hukum tersendiri bagi Nasrani yang telah menyembunyikan dan mengabaikan kitabnya. Yaitu perpecahan abadi hingga hari Kiamat. Ibnu Katsir, mengamati fenomena ini. Di eranya, telah terjadi perseteruan yang tajam diantara sekte-sekte Nasrani.

Ketika perang Salib, kerajaan Binzyantium dan Roma saling bertempur. Roma menyerbu Binzyantium karena tidak mau berkoalisi dalam perang Salib. Paus mengerahkan kerajaan Roma. Namun Patrick sebagai petinggi Nasrani di Binzyantium tidak mengijinkannya. Untuk itulah Shalahuddin Al Ayubi membuat perjanjian kerjasama dengan Binzyantium dalam menghadapi serbuan tentara Salib yang dikerahkan oleh Paus.

Saat Amr bin Ash membebaskan Mesir. Pemeluk Nasrani Koptik Takdir Mesir justru berpadu bersama Muslimin mengalahkan Romawi. Sebab, petinggi Romawi yang Nasrani justru menjajah sesama Nasrani sendiri. Memahami keadilan pemimpin Muslimin, pemeluk Nasrani Koptik justru merasa merdeka dibawah lindungan Khalifah Islam.

Saat Jafar bin Abdul Muthalib, pamannya Rasulullah saw, berhijrah ke Habasyah. Terjadi perseteruan antara raja Najasi yang saat itu masih Nasrani dengan para pemuka agama Nasrani.  Pemuka agama Nasrani melakukan pemberontakan untuk menjatuhkan raja Najasi.  Penyebabnya, mereka tidak menyetujui sikap raja Najasi soal Kenabian Isa bin Maryam yang menurut pemuka Nasrani adalah tuhan.

Menurut intelektual Inggris abad ke-18 Edward Gibbon, perkembangan ajaran Kristus adalah salah satu faktor yang membawa Imperium Romawi ke jurang kehancuran. Dalam The History of the Decline and Fall of the Roman Empire (1776), Gibbon menjelaskan bahwa ambisi orang Romawi terhadap kekayaan dan kejayaan duniawi adalah akar dari dominasinya di Eropa. Ambisi itu lalu memudar oleh doktrin Kristen tentang kehidupan setelah kematian dan kebahagiaan surgawi.

Saat Andalusia berhasil dihancurkan oleh Ratu Isabel dan Ferdinand. Paus membagi dunia menjadi dua. Dibagi peta dunia kepada Portugis dan Spanyol. Namun Portugis dan Spanyol bertempur di Nusantara di kepulauan Maluku untuk memperebutkan rempah. Setelah Spanyol hengkang, datanglah Belanda yang berperang dengan Portugis. Saat Portugis kalah, Portugis meminta Belanda agar yang beragama Kristen Katolik diberikan kebebasan beragama seperti Kristen Protestan.

Perang Tiga Puluh Tahun atau "The Thirty Years Wars" merupakan salah satu peristiwa yang turut berkontribusi dalam perkembangan seni diplomasi berpolitik. Pemantik terjadinya perang disebabkan karena adanya permasalah agama. Saat itu terdapat dua agama besar, yakni Katolik dan Protestan, keduanya saling bersaing untuk menunjukkan kekuasaan serta kekuatan masing-masing. Konflik ini terjadi dalam empat fase, yakni Bohemian Phase, Danish Phase, Swedish Phase, dan French Phase.

Ketika perang Salib, kerajaan Binzyantium dan Roma saling bertempur. Roma menyerbu Binzyantium karena tidak mau berkoalisi dalam perang Salib. Paus mengerahkan kerajaan Roma. Namun Patrick sebagai petinggi Nasrani di Binzyantium tidak mengijinkannya. Untuk itulah Shalahuddin Al Ayubi membuat perjanjian kerjasama dengan Binzyantium dalam menghadapi serbuan tentara Salib yang dikerahkan oleh Paus.

Sejarawan Kanada, Graham E Fuller  memaparkan fakta historis, Eropa mengalami keterpecahan Katolik Roma dan Ortodoks. Endapan perasaan-perasaan ini merupakan bahan bakar untuk konflik ratusan tahun ke depan. Bahkan, ketika Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mahmed pada 1453, orang Kristen Ortodoks “beruntung” dikalahkan Muslimin bukan orang Latin yang Kristen. Sebab, mereka tahu, gereja-gereja Ortodoks akan tetap hidup di bawah Muslim.

Perang Salib tetap akan terjadi sekalipun Islam tidak pernah ada. Perang yang dipicu pidato Paus Urbanus II dalam Konsili Clermont 1095 sebenarnya tidak ada penyebutan satu kali pun “Islam” atau “Muslim”, melainkan hanya “orang kafir.” Sebutan yang sesungguhnya tidak jelas batas-batas referensinya karena bisa merujuk pada siapapun yang dianggap berbeda.
Bisa jadi harapan dari Perang Salib sebenarnya adalah mengembalikan kesatuan Gereja antara Timur dan Barat.

Buya Hamka dalam bukunya Islam, Ideologi dan Revolusi, banyak memaparkan konflik Internal yang terjadi dikalangan agamawan Kristen dan pertempuran berdarah sesama pemeluk agama Kristen. Serta penyebab beragam landasan revolusi di benua Eropa. Takdir ini akan berlaku juga pada Muslimin bila bersikapnya sama dengan kaum Nasrani.

Jalur Alternatif Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berpindah namun tetap di jalur yang sama. Hanya berbe...

Jalur Alternatif

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berpindah namun tetap di jalur yang sama. Hanya berbeda suasananya saja, namun tujuannya tetap sama. Banyak jalan menuju Roma. Yang abadi itu tujuan, yang selalu berubah itu sarananya.

Banyak pintu menuju surga. Setiap pintu terbuka untuk orang-orang tertentu dengan karakter khusus dan spesifik. Jadi banyak cara untuk berkiprah dan berkarya. Namun mengapa lebih menyenangi yang homogen? Mengapa terjebab hanya menyenangi satu warna?

Jalan buntu itu sangat sedikit. Bila ada, sebenarnya bisa dibuat jalan baru dengan menerabas halangan, memangkas rintangan.  Kadang menerabas kebuntuan justru target tujuan menjadi lebih dekat.

Jalan utama itu hanya sedikit. Jalan alternatif justru tak terhingga. Pemandangannya lebih indah. Kadang memotong, kadang lebih jauh. Namun jalurnya lengang. Sedikit yang menempuh jalur ini. Bila menemukan jalur ini, maksimal kesempatannya sebelum banyak orang yang mengikuti.

Cara menemukan jalur alternatif, temui orang-orang yang berbeda. Temui orang-orang baru. Mereka tak dikenal dan terkenal. Mereka tersembunyi. Mereka orang biasa yang tak menyadari kehebatannya. Mereka tak menyadari kepiawaian dan keunggulannya. Kita yang memoles dan memungutnya. Mutiara itu memang selalu tersembunyi.

Temukan jalur alternatif dengan ketidaktahuan namun punya semangat untuk menerobos, punya semangat ingin cepat, jenuh dengan kemapanan, ingin berpetualang. Banyak bertanya, banyak salah dan tersesat. Namun mengasyikkan.

Jalur alternatif itu lebih kecil dan sempit. Takkan banyak yang mau memilih jalur ini. Jalur alternatif kadang lebih meliuk dan curam, kurang aman untuk berkendaraan, jadi butuh keahlian khusus yang tak biasa. Sudahkah memilikinya?

Karakter manusia dibangun oleh kebiasaan, banyak yang kesulitan membentuk kebiasaan baru. Inilah hambatan awal yang terpatri. Inilah banteng penghambat pertama yang harus dihancurkan sebelum yang lainnya. Ini juga peluang awal bagi yang sudah menempuh jalan alternatif.

Rahasia Rezeki dari Angkot Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Belajar dari mobil angkot. Membongkar takdi...

Rahasia Rezeki dari Angkot

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Belajar dari mobil angkot. Membongkar takdir rezeki dari Allah. Rezekinya berbeda padahal jalurnya sama, jenis mobilnya sama, cara mengendarainya sama, hanya berbeda waktunya saja. Itulah rahasia rezeki.

Ada supir yang mangkalnya cukup lama untuk menunggu penumpang dari jalan tol agar penumpangnya banyak. Saat sang supir menunggu, ada supir lain yang angkotnya kosong melewatinya. Ternyata di depan sana sudah menunggu penumpang lainnya yang jumlahnya cukup banyak. Coba kalau supir yang mangkal tadi tidak ngetem lama, bisa jadi penumpang tersebut naik angkotnya. Apakah perjalanan rezeki seperti itu?

Ada juga dengan ngetem lama, sang supir mendapatkan penumpang yang banyak, tetapi membuat kesal penumpang yang sudah lama di angkot. Ada juga penumpang yang sudah melihat gelagat ngetemnya lama, maka dia tidak jadi naik angkot tersebut dan memilih angkot lain. Begitulah liku-liku cara berfikir penumpang angkot. Dari cara berfikir itulah Allah membagi-bagi rezeki kepada manusia.

Walau naik angkot sudah tidak menarik lagi dengan adanya ojek, gojek, motor dan mobil pribadi, tetapi tetap saja ada yang naik angkot. Dalam kebutuhan dan moment tertentu angkot masih dibutuhkan walaupun semakin kecil. Tapi masih banyak orang yang mencari penghidupan dari angkot.

Pernah suatu hari naik angkot. Sang supir membawa anaknya yang masih SD. Sang anak duduk di samping ayahnya. Cukup akrab mereka bercengkrama. Sang anak bercerita tentang banyak hal, termasuk cita-citanya. Cukup menarik dan terharu mendengarnya. Setiap orang, apa pun profesinya hari ini, selama masih memiliki cita-cita maka hidupnya tetap bergairah.

Pernah juga bercengkrama dengan supir angkot. Usianya 50 tahun. Dia bercerita bahwa dia penduduk asli jalur yang dilewatinya. Dia bercerita masa kejayaannya dengan angkot. Namun hidup memang selalu bergulir. Pertanyaannya, pada saat berjaya, untuk apa kejayaan tersebut? Saat sukses untuk apa kesuksesan tersebut? Saat harta berlimpah, untuk apa harta tersebut? Ini yang sering tidak diantisipasi.

Saat berjaya, di saat itu seharusnya membuat pondasi kesuksesan yang baru kembali. Membangun kekuatan baru dari bisnis atau profesi yang sudah ada atau membuat bisnis baru untuk mengantisipasi perubahan masa depan? Perubahan masa depan yang sulit diduga membuat pergiliran orang sukses dan berharta. Mencoba melanggengkan kesuksesan dengan membaca masa depan.

Tidak ada yang stabil dalam hidup ini. Selalu ada angin dan badai yang menghempas dan mengguncangkan perahu yang kita tumpangi.

Khusyu Itu Soal Jiwa Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Khusyuk itu tidak terpengaruh oleh lingkungan lua...


Khusyu Itu Soal Jiwa

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Khusyuk itu tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Khusyuk itu hanya dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan kita saja. Andai kekhusyuan disebabkan lantunan ayat al Qur'an sang imam yang indah, andai karena memahami apa yang dibaca, maka kekhusyuannya belum terpatri dalam jiwa. Karena naik turunnya kekhusyuan tergantung pada sesuatu.

Seorang Sahabat Anshar dipanah oleh musuh saat shalat ketika menjaga tenda Rasulullah saw. Urwah bin Zubair dipotong kakinya karena kanker ketika sedang shalat.  Ali bin Abi Thalib dicabut panah dari tubuhnya di saat shalat. Mereka tetap khusyuk. Kekhusyuannya menyebabkan tak terasanya rasa sakit tubuh.

Khusyuk itu ketentraman. Ketika petang Badar akan dimulai, para Sahabat diliputi tidur yang nyenyak. Ketentraman menyelimuti.  Sedang musuh diliputi kegelisahan di malam harinya. Saat perang saling berdentangan. Saat kuda dipacu dengan ringkikan dan debu yang membumbung tinggi. Para Sahabat tetap tentram dan tenang. Karena jiwanya sudah terlatih dengan kekhusyuan.

Ketika Rasulullah saw terpojok di gua Tsur saat hijrah. Ketika Madinah terkepung oleh 10.000 pasukan musuh dari seluruh kabilah Arab. Kaum Muslimin yang berjumlah 3.000 tetap tenang. Mereka berkata inilah yang dijanjikan oleh Allah. Khusyuk akan melahirkan ketenangan di situasi yang menghimpit dan terjepit. Khusyuk akan melahirkan ide-ide dan solusi brilian di tengah kekacauan dan kekalutan situasi eksternal yang mencekam.

Bila sudah berhasil khusyuk dalam shalat dalam situasi apa pun. Bila berhasil khusyuk dalam shalat dalam kondisi hiruk-pikuk eksternal dan beratnya pikiran. Maka ketika ada persoalan besar yang dihadapi, kita akan tetap bisa membuat solusi yang tepat dengan bimbingan Allah.

Berjuang untuk khusyuk adalah jihad menyingkirkan bisikan syetan dan kekalutan jiwa. Berjuang menghadirkan Allah dalam shalat. Shalat adalah pelatihan kecil agar tetap tentram untuk mengarungi kehidupan yang carut marut. Andai tak bisa khusyuk dalam shalat, maka kita pun takkan bisa mengelola carut marutnya kehidupan.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (352) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (25) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (131) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)