basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Fenomena Palestina-Syam-Mesir dalam Sejarah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Membaca Sejarah Syam-Pales...

Fenomena Palestina-Syam-Mesir dalam Sejarah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Membaca Sejarah Syam-Palestina-Mesir, bukan saja negri para Nabi tetapi juga tempat kuburan peradaban yang zalim.

Bukankah raja Namrud terkubur di Syam, Bukankah Jalut terkubur di Syam, Bukankah Firaun terkubur di Mesir? Bukankah Romawi awalnya terkubur di Syam dan Mesir? Bukankah Persia awalnya terkubur di Syam?

Andai saat ini Syam penuh dengan pergolakan, tandanya akan lahir pemimpin baru dunia dan akan terkubur kezaliman dunia yang dimulai dari Syam dan Mesir.

Seluruh kekuatan Eropa tergabung dalam satu kekuatan bangsa Frank. Membumihanguskan Baitul Maqdis Palestina dan melenyapkan nyawa penghuninya. Namun kezaliman mereka terhenti oleh Sholahuddin Al Ayubi di perang Hittin. Bila kezaliman sudah mencapai puncaknya dengan menguasai Palestina, berarti tinggal menunggu kehancurannya.

Bangsa Mongol menyerbu seluruh daratan dunia hingga ke Eropa. Bangsa Mongol menghancurkan Baghdad Irak hingga berkeping-keping. Namun disitulah titik awal kehancurannya. Perang Ainu Jalut Palestina telah menghancurkan kezaliman bangsa Mongol yang sebelumnya bergerak bagaikan kilat dan gelombang yang menghempaskan semua kekuatan.

Saat ini Palestina di kuasai Yahudi. Yahudi menjajah rakyat Palestina. Yang sampai saat ini belum bisa dijajah oleh Israel hanya Gaza. Dari sinikah pembebasan Palestina? Dari sini kehancuran Yahudi dimulai lagi?

Saat ini, Amerika, Iran dan beragam kekuatan lainnya memporakporanda negri Syam, Akankah kezaliman mereka tergilas? Saat ini, semua kekuatan kezaliman sudah berkumpul di Palestina-Syam-Mesir, mungkinkah ini kehancuran terakhir mereka sebelum kiamat tiba?

Takdir Palestina-Syam-Mesir dalam kancah perjalanan sejarah manusia selalu melahirkan pahlawan dan menjadi kuburan induk kezaliman. Dia akan terus berulang dan menjadi fenomena abadi.

Bila Mesir saat ini dikuasai para Diktator. Bila pejuangnya dikumpulkan dalam sel-sel penjara dan penyiksaan. Maka akan segera lahir Yusuf dan Musa kembali.

Takdir kezaliman adalah kekalahan dan kehancuran, itulah hukum semesta. Yang paling zalim, dialah yang pertama kali dihancurkan oleh semesta. Takdir kebenaran adalah dimenangkan Allah. Bila kebenaran hadir, kezaliman menjadi sangat rapuh. Tugas kita hanya menyalahkan lilin kebenaran, maka kegelapan akan hilang dengan sendirinya.

Hanya Ambisi Akhirat Saja Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ambisimu, jangan ada lagi kecuali yang terk...

Hanya Ambisi Akhirat Saja

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Ambisimu, jangan ada lagi kecuali yang terkait dengan Allah dan persiapan kematian. Hubungkan semua kiprah dengan Allah dan persiapan kematian. Itulah cara mengucapkan selamat tinggal pada dunia dan hawa nafsu.

Ambisimu, jangan ada lagi kecuali yang terhubung dengan Allah dan persiapan kematian, itulah cara membersihkan jiwa dan meningkatkan martabat jiwa dihadapan para penduduk langit.

Helaan nafas itu modal kehidupan. Bila masih bisa bernafas, sudah cukup untuk menjadi alasan untuk mensyukuri kehidupan. Setiap helaan nafas sudah cukup untuk menjadi alasan untuk berkiprah dan berkarya bagi kehidupan. Karena setiap helaan nafas ada pertanggungjawabannya.

Satu helaan nafas harus terhubung dengan imajinasi akhirat. Apakah satu helaan nafas bernilai akhirat? Apakah satu helaan nafas semakin mengkokohkan imajinasi akhirat, sehingga akhirat menjadi sebuah kenyataan yang hadir dalam satu helaan nafas?

Menarik akhirat ke dunia. Menarik imajinasi akhirat dalam semua waktu yang dijalani. Memandang cakrawala dunia dengan cakrawala akhirat. Itulah cara mempersiapkan masa depan yang terbaik.

Istana Al Hambra di Granada sangat menakjubkan, karena desainnya menggunakan imajinasi surga. Disetiap perjalanan terdapat aliran sungai dan buah yang siap dinikmati sepanjang waktu. Buahnya sangat dekat dan mudah untuk dijangkau. Itulah teknologi arsitektur paling tinggi yang bisa diraih oleh akal manusia.

Penduduk surga bisa berkomunikasi langsung dengan penduduk neraka? Itulah imajinasi akhirat, itulah teknologi tercanggih dalam dunia   komunikasi. Imajinasi akhirat menjadi inspirasi teknologi di kehidupan dunia.

Kondisi masyarakat yang digambarkan dalam imajinasi Surga adalah semua mengucap  doa keselamatan bagi setiap orang yang ditemui, tak ada perkataan yang sia-sia, apalagi kebencian, itulah gambaran kondisi masyarakat akhirat. Imajinasi inilah yang harus diwujudkan oleh pemimpin dunia dan setiap masyarakat yang berimajinasi akhirat. Imajinasi akhirat akan membuat lompatan luar biasa menciptakan kondisi kehidupan dunia.

Dalam surga, tak ada kesengsaraan, tak ada kemiskinan, serba mudah dijangkau dan dieksekusi. Itulah gambaran akhirat. Imajinasi surga itulah imajinasi ambisi kita. Menjadi sebuah kenyataan dalam ruang imajinasi kita, lalu menjadi kenyataan dalam dunia nyata.

Ambisi akhirat akan menggerakan semua aspek kehidupan manusia. Menggerakkan dan melambungkan jiwa. Menggerakkan dan memuliakan kehidupan nyata. Ambisi akhirat bukan menyisihkan dunia. Tapi menciptakan kenyataan dunia sesuai ambisi dan imajinasi akhirat.

Memecahkan Mental Blocking Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Musa, hanya pengembala di negri yang b...

Memecahkan Mental Blocking

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Nabi Musa, hanya pengembala di negri yang bernama Madyan. Hidup jauh dari hiruk pikuk pergulatan kota yang penuh carut marut. Tiba-tiba mendapat tugas menyampaikan kebenaran dihadapan Firaun yang mengaku Tuhan dengan kekuasaan yang tak terhingga. Bagaimana perasaannya mengemban amanah baru ini?

Andai kita menjadi Nabi Musa, bagaimana meningkatkan kapasitas diri dari seorang pengembala menjadi oposisi pemerintah yang super kuat? Bagaimana proses pembentukan dan penyiapan mental dari pengembala menjadi pemimpin Bani Israel? Sebuah lompatan tugas dan tanggungjawab, bagaimana Nabi Musa melakukan penyesuaian diri yang super cepat tersebut?

Allah hanya menyiapkan sebuah tongkat, dimana Nabi Musa sendiri tidak tahu apa manfaatnya. Nabi Musa hanya dibekali doa yang berbunyi, "Ya Allah, lapangkan dadaku, mudahkan urusanku." Nabi Musa hanya dibekali sebuah konsep hidup yang harus diperjuangkan. Dengan ketiga modal tersebut, Nabi Musa menghadapi seluruh tantangan hidup dari pengembala menjadi oposisi dan pemimpin kaumnya. 

Muaz bin Jabal, tiba-tiba mendapatkan tugas menjadi hakim di Yaman. Terbiasa mendapatkan ilmu dan hikmah dari Rasulullah saw, sekarang harus memutuskan dan memberikan solusi bagi penduduk Yaman? Dari pembelajar menjadi pemimpin sebuah kaum. Sebuah lompatan peran yang membutuhkan kematangan dan kebijaksanaan.

Rasulullah saw ingin mengetahui bagaimana kerangka berfikir, bagaimana filosofi Muaz bin Jabal dalam menyelesaikan masalah? Muaz bin  Jabal pun menjawab bila mendapatkan masalah akan mencari solusi di Al-Qur'an dan As sunnah, bila tidak ditemukan juga akan mengoptimalkan peran akal untuk menggali hikmahnya. Bila benar mendapat 2 pahala. Bila salah mendapatkan 1 pahala.

Ali bin Abi Thalib masih belia, tiba-tiba diberi tugas menjadi hakim di sebuah negri oleh Rasulullah saw. Merasa belum mampu, Ali pun menghadap Rasulullah saw. Rasulullah saw hanya mendoakan Ali agar diluaskan ilmu dan hikmahnya. Ali bin Abi Thalib harus membuat lompatan besar, bagaimana menyiapkan sebuah tugas baru?

Ada mental block dalam setiap menghadapi tugas baru, ini yang harus dipecahkan terlebih dahulu. Dalam ketidaktahuan medan, dihadapankan beragam masalah. Setiap tugas baru hanyalah penempaan pengembangan peran sebagai khalifah di bumi.

Para Pengemban Kemenangan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Para pengemban kemenangan. Siapakah mereka? ...

Para Pengemban Kemenangan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Para pengemban kemenangan. Siapakah mereka? Dimanakah mereka? Mengapa belum terlihat batang hidungnya? Masih bersembunyikah atau disembunyikan?

Rasulullah saw pernah selama beberapa hari melantunkan doa qunut nazilah sebagai bentuk kesedihan kepada para Sahabatnya yang sedang bertugas. Mereka para ahlul Qur'an. Mereka diminta datang ke sebuah daerah untuk mengajarkan Islam. Namun ketika tiba di daerah tersebut mereka dibunuh.

Umar Bin Khatab memohon kepada Abu Bakar untuk membuat tim khusus untuk menghimpun Al Qur'an. Penyebabnya, semakin banyak para Ahlul Qur'an yang wafat di medan perjuangan. Para Ahlul Qur'an, bukan mereka yang hanya menjaga hafalannya saja di sudut-sudut masjid dan lembaga pendidikan, tetapi mereka juga berkiprah dalam semua ranah perjuangan kehidupan untuk perbaikan bangsa.

Para pengemban kemenangan memiliki karakter sebagai Ahlul Qur'an. Kemanakah Ahlul Qur'an saat ini? Dimana kiprah mereka sekarang? Andai kita ingin diamanahi kemenangan, mulailah dengan menjadi Ahlul Qur'an terlebih dahulu. Jangan memimpikan kemenangan sebelum syaratnya terpenuhi oleh kita sendiri.

Dalam sebuah peperangan, Sahabat Anshar diamanahi tugas menjaga kemah Rasulullah saw. Di tengah kegelapan dan keheningan malam, Sahabat tersebut melakukan shalat Tahajud dipinggir tenda Rasulullah saw. Ada musuh yang mendekati tenda Rasulullah saw. Melihat ada penjaganya yang sedang Shalat, sang Musuh tidak jadi mendekati tenda Rasulullah saw. Lalu dia mengambil panah untuk membunuh Sahabat yang sedang bertahajud.

Di tengah kekhusyuan shalat tahajud, Sahabat Anshar dihujani panah. Shalat pun terus dijalankan, hingga musuhnya terheran-heran. Andai bukan karena kekhawatiran keselamatan Rasulullah saw, sang Sahabat akan terus melanjutkan Shalatnya. Para pengembang kemenangan, memiliki karakter menjaga ibadah wajib dan gandrung terhadap ibadah sunnah dengan kekhusyuan dan keikhlasan.

Jangan pernah memimpikan kemenangan bila masih malas terhadap yang wajib. Jangan pernah memimpikan kemenangan bila tidak mau memulai melakukan yang sunah. Jangan pernah mengimajinasikan kemenangan, bila belum belajar khusyuk dan ikhlas.

Thawus seorang Tabiin, di tengah peperangan, di saat yang lain tertidur kelelahan di malam hari, bangun mengendap ke hutan untuk shalat Tahajud. Muhammad bin Washi, seorang Tabiin, jari telunjuknya lebih kuat dari ketajaman ratusan mata pedang. Malamnya menangis dan giat bersujud kepada Allah, siangnya terjun ke medan pertempuran dengan  keberanian tanpa takut kematian. Andai hari ini masih bermalas dengan ibadah, bagaimana bisa menjadi pengemban amanah kemenangan?

Imam Ibnu Taimiyah, Shalahuddin Al Ayubi, dan Muhammad Al Fatih sangat paham karakter para pemenang. Mereka menyeleksi bacaan Al Qur'an dan Tahajud pasukannya. Yang memenuhi kriteria tersebut, dipilihlah sebagai anggota pasukannya.

Shalahuddin Al Ayubi memiliki perdana mentri yang alim, cerdas dan berilmu luas. Salah satu penyebab kemenangan saat merebut Baitul Maqdis adalah kehadiran sang perdana mentri. Goresan catatan strategi dan pemikirannya, lebih baik dari pedang yang tajam.

Para pengembang kemenangan memiliki karakter yang harus dipenuhi. Anugerah kemenangan dari Allah memiliki syarat agar bisa didatangkan. Sudahkah kita memiliki dan memenuhi kriterianya? Kemenangan belum nampak karena kita belum menyiapkan lingkungan yang bisa menyuburkan kemenangan. Bila kriteria dan syarat sudah terpenuhi maka kemenangan akan bekerja dengan sendirinya.

Tak usah bermimpi kemenangan. Sibukan saja dengan memenuhi syarat-syaratnya.

Keterbatasan, Tempaan Pendidikan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jangan pernah ragu untuk bergerak. Ke...

Keterbatasan, Tempaan Pendidikan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jangan pernah ragu untuk bergerak. Keajaiban itu akan selalu ada dan tetap ada dalam rentang sejarah manusia. Keajaiban itu rahmat Allah bagi mereka yang beriman, yang terus bergerak tak pernah letih, dan tak takut dengan beragam rintangan. Lengkapi syaratnya, maka keajaiban itu akan tiba.

Alp Arsalan, Sultan Bani Saljuk, tak menduga bisa mengalah ratusan ribu tentara Romawi dengan sarana yang terbatas. Shalahuddin Al Ayubi tak menduga bisa mengalahkan pasukan  Frank Eropa. Saifuddin Qutuz tak menduga bisa mengalahkan terjangan pasukan Mongol yang tak terkalahkan. Umar Bin Khatab bisa mengalahkan Persia dan mengusir Romawi dari Jazirah Arab, Syam dan Mesir. Dalam semua keterbatasan dibandingkan lawan, mengapa bisa berada di puncak perfomance?

Puncak perfomance sering kali dikaitan dengan ketersediaan sumber daya. Bila seperti itu hanya mereka yang keberlimpahan saja yang bisa unggul. Namun kenyataannya, para penggenggam peradaban dimulai dari mereka yang minim dengan sumber daya. Kreatifitas dan daya juang akan mengalahkan semua kekuatan sumber daya.

Tanda awal kehancuran, bila para prajuritnya mengandalkan sumberdaya sebagai dasar alasan kemenangan. Padahal sumberdaya adalah "ciptaan manusia", mengapa mengandalkan "ciptaannya" bukan potensi dirinya?

Tanda awal kehancuran, bila daya gerak, daya juang sangat tergantung dari sumber daya. Padahal manusia memiliki akal, daya inovasi dan semangat untuk bergerak? Keterbatasan bukan halangan, tetapi sebuah ujian kehidupan untuk dilampauinya.

Khalid Bin Walid pernah mengambil keputusan penuh tantangan yang tak terduga, menembus gurun pasir bersama pasukannya agar cepat tiba di sebuah arena pertempuran sebelum pasukan Persia sampai. Strategi tak terduga ini membuat rencana besar musuh hancur berantakan. Dalam keterbatasan menembus gurun pasir. Namun para penikmat keberlimpahan sumberdaya lebih cendrung memilih jalan biasa yang aman. Dalam keterbatasan, segala potensi termaksimalkan.

Manusia sering diuji dengan keterbatasan. Manusia sering dikepung oleh keterbatasan. Karena keterbatasan bukanlah penghalang. Bukankah Allah tidak pernah menjerumuskan hamba-Nya pada kehancuran?

Keterbatasan adalah tempaan pendidikan. Keterbatasan adalah sarana pendidikan manusia. Karena peran manusia bukan menikmati sumberdaya tetapi menciptakan sumberdaya dari himpitan keterbatasan.

Cara Mengusir Keraguan dari Abdullah Ibnu Rahawah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanyakan pada diri b...

Cara Mengusir Keraguan dari Abdullah Ibnu Rahawah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanyakan pada diri bila ada keraguan. Itulah cara menghilangkan keraguan. Tanyakan sesuatu pada diri, itulah cara mengusir keraguan. Bertanya pada diri dalam setiap moment tertentu akan meneguhkan langkah dan menciptakan ketegaran. Bertanyalah ketika memulai sesuatu.

Abdullah Ibnu Rahawah pernah ragu saat ditunjuk menjadi panglima perang Mu'tah. Para panglima sebelumnya seperti Ja'far bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah sudah gugur menghadapi 100.000 pasukan Romawi. Pasukan yang dipimpinnya hanya 10.000 pasukan. Semua panglima hebatnya telah gugur, apakah dia bisa membalik keadaan menjadi sebuah kemenangan? Abdullah Ibnu Rahawah tertegun sebentar. Dia berusaha menghilangkan keraguan dari jiwanya sebelum tegar menerjang musuh.

Abdullah Ibnu Rahawah bertanya pada diri, "Apakah maju ke medan perang itu karena jumlah pasukannya yang banyak? Apakah alasan berperang itu karena kelengkapan senjata yang canggih? Apakah karena dukungan sumber daya yang kuat?"  Pertanyaan itu terus menggedor jiwanya, lalu dia menemukan alasannya yang sangat kuat yaitu berperang untuk berjihad di jalan Allah, hidup mulia atau mati syahid. Seketika itu pula, keyakinannya tumbuh, keraguannya hilang. Di pelupuk matanya yang terlihat hanya jalan ke surga.

Mengilangkan keraguan bukan tentang mimpi kemenangan. Menghilangkan keraguan tentang apakah jalan yang ditempuh bagian dari membangun peradaban manusia? Apakah jalan yang ditempuh bagian membangun umat dan bangsa?

Abdullah bin Zubair, putra dari pengawal setia Rasulullah saw yang bernama Zubair bin Awwam, dia pahlawan yang menaklukan Afrika Utara dari bangsa Barbar. Saat Mekkah dikepung oleh Hajjaj Ats Tsaqafi, dia ragu untuk menghadapinya. Puluhan ribu pasukan telah mengepung Mekkah. Pelontar Majanik siap menghancurkan kota Mekkah. Menyerah atau melawan? Hatinya galau. Dengan lesu dia menghadap ibunya Asma binti Abu Bakar. Ibunya wanita yang telah berjasa mengirimkan makanan ke Rasulullah saat hijrah ke Madinah.

Sang ibu bertanya, "Apakah ananda berada di pihak yang benar? Bila kebenaran berada digenggaman majulah melawan jangan pernah lemah." Abdullah bin Zubair tiba-tiba memiliki energi, dia pun maju untuk mengusir mereka yang akan menyerang kota Mekkah. Keyakinan bukan soal keyakinan meraih kemenangan dan kesuksesan, tapi apakah langkah kita berada dalam rel kebenaran? Kebenaran yang menjadi keyakinan untuk melangkah walau ujiannya sebesar gunung dan seluas samudera.

Rasulullah saw agak ragu menghadapi pasukan Musyrikin di Badar. Menghadapi 1.000 pasukan dengan 313 pasukan. Ditengah keraguan, Rasulullah saw berdoa, "Ya Allah, bila pasukan yang kecil ini kalah, maka tidak akan ada lagi yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini?" Air mata berderai. Sorbanya terjatuh tak terasa karena khusyuknya berdoa. Abu Bakar terharu dengan doa Rasulullah saw. Abu Bakar berkata, "Sudahlah ya Rasulullah saw, Allah pasti akan mengabulkan doa mu." Doa sebuah energi untuk menghancurkan keraguan.  Yakin kepada Allah, sumber dari semua keyakinan  hidup. Yakin kepada Allah, energi terbesar dpalam hidup ini.

Keraguan sebuah fenomena jiwa. Pergulatan antara perasaan lemah, keterbatasan sumber daya dengan keinginan kemenangan dan kesuksesan. Bila mengelolanya benar, maka keraguan akan menuju pada keyakinan. Bila salah, keraguan akan menghentikan langkah.

Keresahan Orang Pilihan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bosan? Butuh Tantangan. Banyak sinyal jiwa yan...

Keresahan Orang Pilihan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bosan? Butuh Tantangan. Banyak sinyal jiwa yang terlewatkan, sering kali salah menyikapinya. Apa yang kita rasakan adalah sinyal-sinyal jiwa. Bila tubuh memiliki masalah, sinyalnya adalah demam, nyeri dan sakit. Bagaimana bila jiwa memiliki masalah? Kita pun harus merasakan sinyal tersebut.

Bosan adalah sinyal. Kegelisahan adalah sinyal. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda ikutilah apa yang membuatmu tentram. Berarti kegelisahan bertanda ada masalah atau potensi kerusakan pada jiwa. Rasakanlah semua sinyal-sinyal jiwa?

Jiwa itu kadang sakit dan sehat. Berkarakter nafsu lawamah atau mutmainah. Jiwa yang sehat selalu merasakan ketenangan. Jiwa yang sakit diselimuti kegelisahan, segeralah move on! Kegelisahan bertanda harus ada revolusi jiwa, revolusi mindset, prilaku dan tindakan. Intinya harus ada perubahan total sebelum kematian datang.

Berada dalam kebenaran tetapi arahnya salah, methodeloginya salah, pendekatannya salah, strateginya salah. Ini pun bisa menciptakan kegelisahan. Seperti yang dialami oleh para pembaharu. Imam Al Ghazali merasakan kegelisahan sebelum Baitul Maqdis di hancurkan tentara frank Eropa. Hasan Al Banna dan Sayid Qutb merasakan kegelisahan melihat pemikiran dan pola perjuangan umat Islam pasca hancurnya kekhalifahan Turki Utsmani. Kegelisahan telah mendorong sebuah pembaharuan. Itulah mereka yang bisa merespon kegelisahan dengan positif dan aktif.

HOS Cokroaminoto merasakan kegelisahan, setelah membaca kekalahan perjuangan rakyat Indonesia dengan strategi kedaerahan. Strateginya dirubah. Menyatukan bangsa sebelum mengalahkan penjajah. Rasa memiliki bangsa harus diciptakan terlebih dahulu sebelum berjuang. Dididiklah Soekarno-Hatta dan berbagi pemuda dari sejumlah daerah. Bergerak serentak di semua daerah. Kegelisahan menciptakan cara baru untuk memerdekakan bangsa.

Nabi Ibrahim merasakan kegelisahan. Nabi Muhammad merasakan kegelisahan. Kegelisahan menyebabkan dia menemukan Allah dan diamanahkan tugas sebagai Nabi dan Rasul. Kegelisahan bila dikelola menjadi sebuah titik balik yang besar dan luar biasa pada diri dan kehidupan seseorang. Bila kegelisahan melanda, segeralah menelisik jiwa, tanyakan pada diri revolusi apa yang harus diperbuat?

Bila kegelisahan tidak direspon secara positif, maka kehancuran didatangkan agar manusia dipaksa untuk merespon lebih cepat lagi. Bukankah potensi manusia kadang terbongkar ketika dalam keterpaksaan? Kondisi terhimpit dan terjepit, sebuah sinyal bahwa kita terlambat merespon kegelisahan, lalu dipaksa bertindak reaktif bukan responsif.

Bosan harus segera direspon dengan menciptakan tantangan bukan menunggu tantangan. Tantangan harus diciptakan, seperti Rasulullah saw segera mengirimkan berbagai ekspedisi pasukan kecil ke sejumlah kabilah di jazirah Arab. Tiba di Madinah yang kondusif bukan untuk berleha dan beristirahat, tetapi sebuah pondasi untuk menciptakan tantangan baru.

Mari membaca sinyal-sinyal jiwa. Mari merasakan dan memahami sinyal-sinyal jiwa. Lalu responlah dengan positif dan bergerak aktif. Jangan didiamkan, karena akan menghancurkan diri sendiri.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (272) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)