basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Jerih Payah Untuk Peradaban Mereka Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bisnis bukan alat pencari nafkah. ...

Jerih Payah Untuk Peradaban Mereka

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bisnis bukan alat pencari nafkah. Bekerja bukan sarana mencari nafkah. Tapi sarana perjuangan, bagian perjuangan mimpi sebuah peradaban. Bila bisnis dan bekerja sekedar urusan perut dan kesenangan. Seperti apa wajah kita? Seperti hewan yang mengais makanan setiap hari?

Peradaban mereka atau peradaban kita? Membangun peradaban mereka atau kita? Jerih payah, waktu, pikiran dan perasaan sering kali terperas untuk peradaban mereka. Lalu siapa yang mau menjadi prajurit peradaban kita?

Terbuai dengan gelar pendidikan, label kenegaraan, label posisi yang menawan. Decak kagum berkumandang. Bukan untuk kita, tapi melanggengkan peradaban mereka? Kita memikirkan nasib perut sendiri, padahal mereka sedang membangun peradabannya melalui tangan kita sendiri. Berpayah ria untuk menghancurkan peradaban sendiri, namun memperkokoh peradaban mereka.

Nama mereka terpampang berwibawa di media lokal dan dunia. Padahal salah satunya dari jerih payah kita sendiri. Mereka terus menggurita, sedang kita terpana dengan label yang diberikan mereka dan sedikit iming-iming dunia. Mereka terus berwibawa, sedang kita hancur dimakan waktu yang menua. Inilah wajah kita. Semakin hari peradaban kita tak ada yang mengurusi, karena waktu, pemikiran dan kerja keras kita untuk membangun peradaban mereka.

Kita sering salah menyalur energi, pikiran dan waktu. Kita sering jatuh pada kubang dimanfaatkan bukan menjadi berdaya. Kita terbuai dengan kemudahan dan sarana. Tak berupaya membangun pondasi peradaban kita sendiri. Menghindari kesulitan, menghindari tantangan karena sudah dimanjakan kemudahan dan fasilitas dari peradaban mereka.

Mereka duduk disinggasana. Kita menjadi sapi perahnya. Mereka mencengkeram peradaban kita melalui pikiran, kerja keras dan jerih payah kita sendiri. Menghancurkan diri sendiri, dengan memperkokoh peradaban mereka. Itulah perjalanan hari ini, masih bersambungkah pada generasi pelanjut kita?

Di usia kita, saat kematangan sudah ditapaki. Saat keseimbangan jiwa sudah mulai dirasakan. Saat kejernihan berpikir mulai merambat. Apakah masih jalan di tempat? Apakah terus terbelenggu dengan kemudahan dan fasilitas? Apakah terus dibuai dengan keterlenaan? Jangan sampai peradaban kita hancur, ditangan kita sendiri, di era kita.

Mari berhijrah. Mari memulai langkah baru. Jangan sampai engkau berikan sisa umur, siswa waktu, sisa kepikunan untuk peradaban kita. Namun memberikan vitalitas keprimaan untuk peradaban mereka.

Roti Seharga 50 Dinar Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mungkinkah harga roti dibawah satu dirham menjad...

Roti Seharga 50 Dinar

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mungkinkah harga roti dibawah satu dirham menjadi 50 dirham. Padahal itu hanya roti biasa. Bagaimana teknik membuat dan menjualnya? Bagaimana bisa menciptakan nilai tambahnya?

Roti itu hanya roti biasa. Dibuat dari bahan ala kadarnya. Bukan dari kualitas super dengan koki yang mumpuni. Namun mengapa orang berebut ingin membelinya? Nilai apa yang terkandung dari rotinya?

Nilai sebuah produk kuliner sering tertuju pada enaknya, sesuai dengan lidah dan kantongnya, suasana ruangannya, prestisenya. Itu yang membuat produk kuliner sangat bernilai. Semua diukur dari kualitas produknya. Namun bagaimana sebuah produk biasa saja dihargai selangit luar biasa?

Fenomena produk harus dirubah. Tidak lagi mengandalkan fisik produk tetapi pada nilai keberkahan dari produk tersebut. Bagaimana produk menciptakan keberkahan bagi pembelinya? Sehingga keberkahannya melampaui harganya?

Bagaimana menciptakan produk kuliner yang bisa menentramkan jiwa pembelinya? Menghidupkan akal dan jiwa pembelinya? Menghidupkan jiwa fitrah dan iman pembelinya? Itulah keberkahan sebuah produk. Jangan sampai produk kuliner hanya berorientasi pada kenikmatan dan sensasional saja.

Satu pagi imam Ahmad bin Hambal, duduk di Masjid di hadapan muridnya. Kemudian seorang peminta-minta datang. Imam Ahmad memberi sepotong roti. Salah satu muridnya menghampiri sang peminta-minta sambil berkata, "Berikan roti itu kepadaku, aku akan ganti dengan yang lain." Sang pengemis berkata, "Tidak mau." Sang murid berkata, "Harga roti itu tidak senilai satu dirham, biarlah ku bayar dengan 50 dirham."  Sang pengemis termangu-mangu lalu berkata, " Aku mengharap berkah darinya, sama seperti mu yang juga mengharapkan berkah darinya." Itulah rahasia keberkahan produk kuliner ditangan imam Ahmad. Bagaimana produk kuliner Kita? Seperti imam Ahmad kah?

Suatu hari Imam Syafii berkunjung ke rumah imam Ahmad. Ketika disuguhi makanan oleh imam Ahmad, Imam Syafii makan dengan lahapnya. Anaknya imam Ahmad terheran-heran melihat lahapnya imam Syafii. Sang anak berkata, "Mengapa imam Syafii makan dengan lahapnya?" Imam Syafii menjawab, " Makanan yang disajikan oleh ayahmu pasti halal, karena beliau sangat wara?" Itulah ketentraman hati sang imam Syafii saat menyantap makanan imam Ahmad.

Imam Ahmad bukan sekadar memakan yang halal tetapi berhati-hati dari subhat. Suatu hari tetangganya menyuguhkan makanan. Sang Imam bertanya, "Bagaimana memasaknya?" Tetangganya menjawab makanan itu dimasak di sebuah rumah. Dimana pemilik rumahnya terkadang mendapatkan fasilitas dari negara. Mengetahui hal itu, sang imam tidak mau memakannya. Karena alat masak dan kayu bakarnya bisa jadi dibeli dari dana fasilitas negara. Bila seperti ini, wajar saja bila imam Syafii makan dengan lahapnya?

Apa yang membuat hidup penuh ketentraman? Apa yang membuat hati begitu lembut? Abu Hafsh bertanya kepada imam Ahmad. Dijawabnya, "Makanan yang halal." Abu Hafsh bertanya kepada beberapa ulama yang lain. Para ulama menjawab, "Dengan berzikir kepada Allah." Abu Hafs berkata kepada para ulama, "Mengapa imam Ahmad bin Hambal menjawab makanan yang halal?" Sang ulama berkata, "Imam Ahmad telah menyampaikan esensinya kepadamu. Landasan utamanya seperti yang disampaikan imam Ahmad."

Tanggungjawab para produsen kuliner adalah menciptakan keberkahan langit dari produk kulinernya. Produk kuliner yang menghidupkan hati, jiwa dan akal. Bukan produk kuliner yang menghidupkan hawa nafsu dan kegelapan hati. Bila itu sudah tercipta, harga bukanlah masalah. Keuntungan mudah diraih. Itulah sumbangsih kita pada peradaban saat ini.

Tufail bin Amr Ad Daus, Lunglainya Berita Hoax Terhadap Islam Oleh : Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Adakah ...

Tufail bin Amr Ad Daus, Lunglainya Berita Hoax Terhadap Islam

Oleh : Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Adakah keburukan berita hoax bagi pelaku kebaikan ?  Adakah efek kehancuran dari berita Hoax bagi pembela kebenaran ?

Berita Hoax yang diformulasikan untuk menghancurkan Islam dan pembelanya,  merupakan rentetan sejarah yang sudah ada sejak hadirnya Islam. Jadi mengapa dipusingkan ?

Bukankah Abu Jahal dan Abu Lahab selalu mengikuti Rasulullah saw dari belakang untuk menyebarkan berita Hoax tentang Rasulullah saw ?

Saat Tufail bin Amr Ad Daus datang ke Mekkah. Dia seorang bangsawa mulia di kabilah Daus. Para petinggi musyrikin  mengabarkan berita Hoax tentang Rasulullah saw. Para petinggi berkata, "Kami khawatir (Rasulullah) laki-laki itu menemuimu, dan kamu mendengar sebagian kata-katanya, karena kata-katanya seperti sihir. Dia telah memisahkan saudara dari saudaranya. Suami dar istrinya dan seorang ayah dari anaknya."

Tufail pun bertekad menutup telinganya dengan kapas. Saat bertemu dengan Rasulullah saw dia berkata pada dirinya, "Aku adalah lelaki ulung. Kebaikan dan keburukan tidak samar bagiku. Demi Allah, aku akan mendengarkan kata-katanya."

Setelah mendengarkan lantunan al Quran. Tufail pun berkata, "Subhanallah, aku tak pernah mendengar ucapan yang lebih baik dan lebih indah darinya seperti hari ini."

Kebenaran Islam dan kebenaran para pembelanya takkan pernah bisa dikaburkan oleh Hoax. Berita Hoax akan hancur dengan sendirinya manakala dibentur dengan hakikat ilmu dan akhlak mulia.

Tanda Pertolongan Allah, Ketenangan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanda datangnya pertolongan Allah ...

Tanda Pertolongan Allah, Ketenangan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanda datangnya pertolongan Allah adalah ketenangan jiwa.

Saat nabi Musa akan menghadapi Firaun di Istana. Yang diajarkan adalah doa ketentraman.

Saat Baitul Aqabah 2 antara jamaah haji dari Madinah dengan Rasulullah saw, Allah menurun ketentram jiwa. Ketentraman jiwa, lambang keyakinan dan keberanian.

Saat Siti Masyitoh akan diceburkan ke minyak yang panas oleh Firaun bersama anaknya yang masih bayi. Sang bayi diberikan anugerah berbicara. Isinya, untuk menentramkan hati sang ibu.

Saat perang Badar berkecamuk. Allah menurunkan ketentram kedalam hati pasukan Muslimin. Bahkan ada yang mandi junub karena bermimpi. Turunnya air hujan pun untuk menentramkan jiwa pasukan.

Saat pemuda Ashabul Ukhdud menghadapi kobaran api menyala, tak ada ketakutan dan keraguan. Ketentraman menguasai jiwanya.

Saat Omar Mukhtar, ulama kharismatik dari Libiya, menghadapi tiang gantungan penjajah Italia. Saat Sayid Qutb diikat tali gantungan pada lehernya oleh rezim Mesir. Tak ada ketakutan dan keresahan. Ketentraman mereka telah menghujam mengalahkan semua ketakutan manusia.

Andai hidup dipenuhi keresahan, gundah-gulana, ketakutan, kekhawatiran. Tanyakan pada dirimu, dimana posisi Allah dalam jiwa kita ? Sehingga Allah tidak menolong kita dengan anugerah ketentram jiwa ?

Andai kita sudah berani menghadapi kematian. Maka semua tantangan yang ada di dunia tidak akan mengusik ketentraman jiwa kita.

Pertolongan Allah selalu menghampiri pada jiwa yang mencintai kematian.

Jiwa yang selalu siap menghadapi kematian. Merekalah para penikmat kehidupan.












Malam, Mengejar Ketertinggalan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Malam untuk tidurkah? Siang untuk berak...

Malam, Mengejar Ketertinggalan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Malam untuk tidurkah? Siang untuk beraktivitaskah? Umar Bin Khatab sangat sulit membagi waktu tidurnya. Jarang berbaring menikmati tidur sambil berbaring. Tidurnya hanya menghilangkan ngantuk sambil duduk. Mengapa sulit membagi tidurnya?

Umar Bin Khatab berkata, "Bagaimana aku bisa tidur? Bila aku tidur di siang hari maka aku menyia-nyiakan urusan kaum muslimin. Bila tidur di malam hari maka aku menyia-nyiakan bagianku dari Allah."

Abu Hanifah selama 40 tahun melakukan shalat Isya hingga Subuh hanya dengan satu wudhu. Berarti beliau tidak tidur Malam? Bagaimana bisa ? Bagaimana mengelola tidurnya?

Imam Syafii membagi malamnya menjadi 3 bagian. Untuk tidur, menuntut ilmu dan beribadah. Bagaimana manajemen malam kita? Hanya tidur mendengkurkah? Atau penuh dengan kumpul riung dengan senda gurau?

Saat Abu Muhammad al Hariri beritikaf di Mekkah pada 292H. Dia sanggup tidak tidur. Apa rahasianya? "Ilmu yang benar di dalam batin sehingga membantuku untuk yang zhahir." Begitu ujarnya. Apakah tidur mendengkur dan bersenda gurau di malam hari, tanda ketidakbenaran bathin kita?

Ustadz Hana Ataki, saat masih kuliah di Mesir di bulan Ramadhan, ikut shalat Tarawih dengan bacaan berjuz-juz dalam satu rakaat. Sang Ustadz sudah gelisah dengan panjangnya bacaan. Bila selesai dua rakaat, jamaah yang lain beristirahat sebentar, namun ada orang yang sepuh melanjutkan shalatnya dengan sangat ringan tanpa rasa lelah. Apa rahasianya? Setelah selesai shalat, sang ustadz mendekati orang sepuh tadi. Sang sepuh berkata, "Anda shalat dengan kekuatan fisik yang masih muda, sedangkan saya shalat dengan kekuatan ikhlas saya." Sang Ustadz pun tertegun lama. Kekuatan ikhlas ternyata memberikan kekuatan pada fisik yang lemah.

Imam Syafii pernah berkunjung ke rumah Imam Ahmad. Anaknya imam Ahmad terus memperhatikan imam Syafii di malam hari. Ternyata setelah imam Syafii ke kamar. Beliau berbaring. Baru bangun di sepertiga malam. Sang anak bingung, seperti itukah malamnya sang Imam. Di pagi harinya, sang anak bertanya apa yang dilakukan imam Syafii di malam hari, hanya tidurkah? Ternyata sang imam tidak tidur semalaman. Saat tubuhnya berbaring, pikirannya sedang mengkaji sebuah permasalahan fiqh, bila dibukukan bisa menghasilkan satu kitab. Luar biasa malamnya sang Imam.

Masruq seorang Tabiin. Bila malam tiba, walau sedang di atas unta pun dia tetap shalat qiyamullail. Bagi para Tabiin, malam adalah taman Firdaus yang disuguhkan gratis bagi hamba-Nya. Ada seorang ulama, andai tidak ada malam hari, maka dia lebih memilih kematian. Dia mencintai hidup, karena mencintai malam untuk beribadah pada Allah. Bila diberikan pilihan masuk surga atau shalat Malam, maka dia lebih memilih shalat malam. Karena shalat adalah memadu cinta dengan Allah.

Mendengkurnya tidur kita di malam hari adalah tanda kelalaian diri. Canda rianya kita di malam hari adalah tanda bahwa Allah sudah tidak memperdulikan kita. Lihatlah diri di malam hari, itulah kualitas kita yang sebenarnya. Dalam pekatnya malam. Dalam kesunyian di rumah. Dalam kerahasiaan. Dalam kenikmatan istirahat. Apa yang kita lakukan? Kelalaian? Atau mengejar ketertinggalan amal?

Ujian Keputusasaan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Prasangka hamba-Nya itulah yang akan terjadi. Prasa...

Ujian Keputusasaan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Prasangka hamba-Nya itulah yang akan terjadi. Prasangka yang baik membuahkan kebaikan. Prasangka buruk berbuah keburukan. Prasangka adalah persepsi seseorang terhadap sifat-sifat Allah. Maka berhati-hatilah? Ini cerminan iman. Ini cermin dari nilai-nilai yang mengakar dalam jiwa seseorang, pengalaman yang telah dilaluinya dan kepahaman ilmu yang didapatkannya.

Liku-liku kehidupan sebuah ujian. Lalu, prasangka apa yang ditampilkan? Cara pandang apa yang dimunculkan? Jangan sampai  dikendalikan oleh apa yang terjadi dan perasaan emosi semata. Pahamilah prinsip alam semesta sejak manusia diciptakan bahwa berkesudahan yang baik hanya bagi orang yang beriman dan bertakwa. Setiap yang terjadi untuk melihat diri, adakah iman dan takwa di hati kita?

Ada doa yang selalu dimohonkan saat khatam Al Quran. Yaitu, memohon kebaikan dari semua kejadian yang dialami. Tak peduli apa yang terjadi, namun bagaimana agar akhirnya baik? Jangan memikirkan takdirnya, tapi bagaimana merekayasa kebaikan dari semua takdir. Menemukan ilmu yang mendalam dalam semua kejadian. Itulah ikhtiar manusia. Ingatlah, semua kejadian dalam rancangan Allah yang Maha Halus dan Bijaksana.

Seorang sejarawan pernah menyimpulkan dari semua perjalanan sejarah manusia. Hasilnya, mereka yang memprediksi keburukan terhadap akhir liku-liku perjalanan hidupnya berarti sudah berburuk sangka kepada Allah. Bukankah Ar Rahim dan Ar-Rahim menjadi sifat utama-Nya? Sifat yang pertama kali diperkenalkan kepada hamba-Nya?

Andai menduga bahwa kebaikan dan keadilan tidak bisa menjadi wajah peradaban manusia, berarti sudah berburuk sangka kepada Allah. Andai menduga bahwa keburukan dan kezaliman tidak bisa dihentikan, berarti sudah berburuk sangka kepada Allah. Bukankah Allah berjanji, bila kebenaran ditegakkan maka kebatilan akan lenyap dengan sendirinya? Persoalannya, siapakah yang bersiap menjadi martir kebenaran?

Jerih payah dan liku-liku kehidupan terjadi untuk menguji persepsi dan pemikiran manusia. Persepsi apa yang dimunculkan? Cara berfikir seperti apa yang bergelora dalam jiwa? Kehidupan nyata yang tercipta bermula dari apa yang muncul dari benak pemikiran kita sendiri. Energi yang ditangkap dan direspon yang dilakukan tergantung dari persepsi yang dihadirkan dalam mengarungi kehidupan.

Mengapa keputusasaan dilarang? Mengapa mati dalam keputusasaan, seperti bunuh diri, diganjar neraka? Karena mereka sudah tidak meyakini maha Kerahmanan Allah di semesta ini. Tak meyakini kebijaksanaan Allah. Maka apa gunanya iman kepada Allah tetapi tak meyakinkan Asmaulhusna-nya?

Keadaan terjepit dan terhimpit. Keadaan tak ada yang menolong dari seluruh makhluk adalah ujian. Persepsi apa yang terbangun terhadap kehidupan dan Allah? Saat para Khalifah dan seluruh struktur pemerintahnya menyiksa imam Ahmad bin Hambal. Saat tak ada ulama dan masyarakat yang mampu menghentikan penyiksaan para penguasa. Apakah Imam Ahmad berputus asa?

Saat Sayid Qutb disiksa oleh diktator Gamal Abdul Nasser, apakah terlihat wajah keputusaasaan dan kesedihan dari wajahnya? Itulah ujian berupa rasa keputusasaan. Mau diikuti atau dihancurkan? Saat Palestina berjuang sendiri menghadapi tipu daya Yahudi dan konspirasi adi daya, apakah terlihat keputusaasaan di wajah rakyatnya? Mereka terus berjuang walau hanya menggunakan batu. Yang mereka pilih tetap pilih hanya berbaik sangka kepada Allah Yang Maha Rahman.

Rasa keputusaasaan adalah ujian jiwa. Bisakah memenangkannya? Atau mengikuti arus kehancurannya? 

Ghibah Dan Pemberontakan Terhadap Penguasa Zalim Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ghibah kepada kezalim...

Ghibah Dan Pemberontakan Terhadap Penguasa Zalim

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ghibah kepada kezaliman? Itulah bentuk perlawanan. Membongkar kemungkaran bukanlah ghibah tetapi agar kemungkaran yang berbalut pencitraan terbongkar dengan sempurna. Sehingga pendukung yang tertipu oleh kemungkaran kembali menjadi pembela kebenaran. Membongkar ketertipuan bukanlah  ghibah.

Siapa yang tak mengenal Hasan Al Bashri? Karakternya menyamai para Sahabat ra. Pendapatnya menyamai Umar Bin Khatab. Namun bagaimana sikapnya terhadap kemungkaran Hajjaj Ats-Tsaqafi, seorang penguasa di era bani Ummayah? Berdiam dirikah dengan alasan menghindari ghibah?

Hasan Al Bashri, menurut Qatadah, seorang yang paling paham tentang halal dan haram. Abu Jafar pernah berkata bahwa ucapannya hampir mirip dengan ucapan para nabi. Para pendeta Nasrani pun setelah mendengarkan ucapannya berkesimpulan bahwa karakternya mirip nabi Isa. Namun bagaimana menghadapi kemungkaran penguasa Hajjaj Ats Tsaqafi?

Hasan Al Bashri menyatakan bahwa penguasa di era Bani Umayah telah merampas kekuasaan dan mengubah khilafah rasyidah menjadi kerajaan. Menyingkap kezaliman mereka. Dan menjawab orang yang menganggap bahwa itu bagian dari ghibah (menggunjingkan) dan namimah (mengadudomba) yang diharamkan Allah.

Hasan Al Bashri mengatakan, "Tidak ada ghibah untuk orang fasik, tidak ada ghibah untuk ahli hawa nafsu dan bidah, dan tidak ada ghibah bagi penguasa yang zalim."

Hasan Al Bashri melarang melakukan pemberontak bersenjata kepada penguasa. Melarang melakukan anarkis. Bersabar lebih baik dari pada memberontak, hingga Allah berkenan menghapuskan kezaliman orang-orang yang zalim atau memberikan solusi yang terbaik. Namun kesabaran imam Hasan Al Bashri bukan berarti pasrah dan diam, beliau tetap membongkar kezaliman para penguasa. Karena itu bukan ghibah dan namimah.

Umar Bin Abdul Aziz saat masih menjadi penasihat khalifah Abdul Malik bin Marwan. Membongkar kezaliman Hajjaj Ats Tsaqafi di Irak dihadapan sang khalifah. Apakah menjelaskan efek buruk dan kemungkaran penguasa agar umat terselamatkan dari kehancuran bagian dari ghibah dan namimah?

Ibnu Sirin memberikan fatwa melarang menggunakan mata uang yang dibuat penguasa zalim sebagai boikot terhadap kepemimpinannya. Ibnu Sirin, yang juga sebagai pengusaha, tidak menggunakan mata uang penguasa tersebut dalam muamalah dan bisnisnya. Namun beliau, melarang memberontak senjata kepada penguasa zalim.

Abu Hanifah seorang Imam Mazhab. Apakah berdiam diri ketika penguasa melakukan kezaliman? Dia tidak berdiam diri. Dia menyumbangkan harta guna mendukung kehancuran penguasa yang zalim. Dan terus menyebarkan praktek kezaliman para penguasa.

Semua ulama sepakat untuk tidak melakukan pemberontak bersenjata.  Namun mereka tidak pernah diam melihat kezaliman dan terus membongkar kezaliman. Karena itu bukan ghibah dan namimah. Tetapi berkata benar  dan menunjukkan kesalahan untuk membongkar kedok kezaliman yang dibalut pencitraan.


Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (272) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)