basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Perjuangan Sebuah Hadist Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apa yang kita rasakan saat ada sebuah goresan...

Perjuangan Sebuah Hadist

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apa yang kita rasakan saat ada sebuah goresan hadist dalam sebuah tulisan, lembaran dan buku? Mungkin kita tak merasakan apa-apa bila tak tahu nilai perjuangannya. Kadang goresan hadist yang kita baca dari sebuah lembaran bekas atau dibeli dari beberapa rupiah saja. Kemudahan kadang mengabaikan. Kemudahan kadang membuat sesuatu tak berarti.

Abdullah Ibnu Mubarak hampir menghabis seluruh harta dari perniagaannya hanya untuk mempelajari hadist. Satu hadist, berarti sebuah perjalanan menempuh ratusan kilometer dan mengunjungi beberapa ulama. Itu nilai perjuangannya satu hadist. Bagaimana bila beliau menghafal ratusan ribu  hadist?

Imam Bukhari menghabiskan seluruh harta dari bisnisnya. Menemui ribuan ulama. Menghabiskan umurnya. Demi mengumpulkan hadist. Namun sekarang kitab hadist beliau tergeletak berdebu tak pernah dibaca dan dihayati. Nilai hadist dimata beliau lebih mulia dari semua harta, waktu dan umurnya. Sedang kita, menyia-nyiakannya. Tak merasakan perjuangan, akhirnya menyia-nyiakannya. Seperti harta warisan yang habis tanpa bekas.

Imam Ahmad bin Hambali menempuh perjalanan dari Mekkah ke Shan'a. Rela kehabisan bekal. Bekerja menjadi kuli demi mendapatkan bekal perjalanan. Demi mendapatkan hadist dari imam Abdurrazzaq. Beliau berkata, "Beban berat perjalanan sungguh tiada berarti jika dibandingkan dengan hadist yang kita tulis dari Abdurrazzaq, dari Zuhri, dari Salim bin Abdullah. Serta hadist dari Zuhri, dari Said bin Musayyib, dari Abu Hurairah." Mengapa beliau bisa menikmati perjuangan mendapatkan satu hadist, sedang kita tak merasakan keberartian sebuah hadist?

Imam Syafii berkata kepada muridnya imam Ahmad bin Hambal, "Wahai Abu Abdullah, jika menurutmu ada hadist shahih, beritahukan kepadaku, aku akan menghampiri sumbernya, baik itu orang Hijaz, Syam, Iraq maupun Yaman." Demi satu hadist imam Syafii menempuh berkeliling negara? Mengapa begitu berarti? Ada apa dengan kita yang menyiakannya?

Bagi mereka, satu hadist lebih bermakna dari apa yang mereka miliki. Termasuk jiwa mereka sendiri. Namun mengapa banyaknya hadist yang hanya tinggal membaca dan membelinya tak juga bersedia disentuh? Apakah ada penyakit hati?

Mengapa mendapatkan  satu hadist yang dihafal dan ditulis, sudah cukup mengangkat kemuliaan dan martabat mereka? Mengapa diri kita tidak? Adakah kesalahan kita dalam membaca dan mempelajarinya?

Imam Bukhari, Imam Nawawi hingga ke al Bani, mengerahkan seluruh waktu, pemikiran dan ilmunya, agar satu hadist yang dihadapan kita adalah hadist shahih. Sehingga tinggal diminum kemurnian dan kebenaran bimbingannya. Berapa jutaan ulama yang sudah terlibat dalam satu hadist? Berapa jutaan jarak kilometer sehingga hadist yang tercecer tersuguh rapih dipangkuan kita? Berapa waktu yang terhabiskan dari semua ulama yang fokus  terhadap hadist sehingga tinggal kita amalkan? Berapa jumlah harta dari generasi ke genarasi yang dikorbankan untuk sampai dihadapan kita?

Bila memahami itu semua, bagaimana penghargaan perjuangan terhadap satu hadist yang dihadapan kita?

Rabun Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Sejarah itu penuh liku-liku, untuk apa? Bentang sejarah...

Rabun Sejarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Sejarah itu penuh liku-liku, untuk apa? Bentang sejarah peradaban umat Islam sebuah khazanah solusi untuk menghadapi seluruh tantangan zaman. 1.400 tahun perjalanan begitu berlimpah dan tak terhingga untuk digali. Namun mengapa terpuruk ditengah khazanah solusi falsafah sejarah yang berlimpah?

Apa yang tak pernah dialami oleh umat Islam? Masa ideal peradaban di era Rasulullah saw dan Sahabat ra. Masa Khalifatur Rasyidin, memimpin peradaban dengan keadilan. Memimpin berbagai wilayah dan belahan dunia. Masa konflik dan kehancuran karena internal dan eksternal. Masa kebangkitan dan kejayaan di tengah puing kelemahan dan kehancuran.  Apa lagi yang kurang untuk dijadikan pelajaran?

Semestinya era kelemahan umat Islam tak perlu berlama-lama. Tak perlu berdarah-darah. Tak perlu mengorbankan banyak kesedihan dan kesulitan. Karena solusi itu ada dalam pangkuan kita semua. Ada dalam rekam jejak kita semua. Ada dalam ingatan kita semua. Ada disetiap rumah kita. Namun mengapa belum segera dipulihkan juga?

Bentang sejarah umat Islam tak bisa menyadarkan dan membangkitkan. Bentang sejarah tak pernah mengetuk hati, jiwa dan pemikiran. Bentang sejarah tersudut dan terbuang lusuh dan berdebu di tengah keangkeran perpustakaan, ditengah tebalnya lembaran buku, di tengah kisah yang menjemukan. Mengapa tak ada yang mau mulai membuka lembarannya untuk mendapatkan solusi dari rahim nenek moyang kita sendiri? Dari rahim ajaran dan prinsip kita sendiri? Dari perjalanan generasi pendahulu kita sendiri?

Apakah umat ini bingung dengan banyaknya solusi dari bentang sejarahnya? Atau buta tak melihat? Atau malas untuk mengambilnya? Atau tidak bisa memetakannya? Atau rendah diri untuk mengambil khazanahnya sendiri dan silau dengan peradaban asing?

Ataukah umat ini tidak bisa menghubungkan sejarahnya dengan masa kini? Tidak bisa menghubungkan karya solusi masa lalu dengan problematika sekarang? Tidak bisa berijitihad dan berkias dari masa lalu untuk mencari solusi masa kini? Atau sebenarnya kita yang tak pernah peduli dan mau tahu tentang perjalanan kita sendiri?

Sejarah bukan sekedar urutan peristiwa dari waktu ke waktu. Bukan sekedar pengetahuan tentang apa yang telah terjadi. Bukan pula untuk bernostalgia dengan masa lalu. Bila hanya untuk itu, mengapa ketika Rasulullah saw sedang ditempa masalah, Allah mengutus malaikat Jibril untuk menceritakan Nabi dan Rasul terdahulu?

Bila sejarah itu tentang rentetan masa lalu saja, mengapa Ibnu Khaldun menjadi ilmuwan masyhur dalam membakukan seluruh dasar ilmu pengetahuan? Dan melahirkan tokoh sosial, ekonomi, pokitik dan negarawan di negri barat dan timur dari kajian sejarahnya?

Kelemahan kita sekarang, karena tak peduli dengan perjalanan umat ini? Tak paham makna dan peran  sejarah? Atau dalam kebingungan yang memabukkan sehingga tak tahu apa yang harus dilakukan terhadap sejarahnya sendiri? Itukah  cerminan umat ini?

Malas Mengkaji Keagungan Sejarah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Sejarah orang besar akan melahirkan ...

Malas Mengkaji Keagungan Sejarah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Sejarah orang besar akan melahirkan orang besar. Itulah mengapa Al Quran selalu berkisah tentang manusia terbaik di setiap zamannya. Sejarah bercerita apa adanya. Tidak ada mitos dan takhayul. Karena sejarah orang besar bercerita tentang manusia biasa yang mampu berkarya luar biasa.

Belajar sejarah agar tahu bagaimana orang besar menempa dirinya. Bagaimana dalamnya cinta mereka pada Allah. Bagaimana pengorbanan mereka untuk Islam. Hingga kita sadar bahwa kita belum berbuat apa-apa.

Belajar sejarah menyebabkan kita dapat mengetahui perilaku dan akhlak umat terdahulu, jejak para nabi, para pemimpin, dengan kerajaan dan politik mereka sehingga dapat dijadikan pelajaran oleh orang yang mengambil pelajaran, baik dalam urusan dunia maupun urusan agama.

Panglima perang legendaris Israel, Moshe Dayan, memaparkan rahasia kekalahan umat Islam. Sebab utamanya, umat Islam tidak mau mengkaji keagungan sejarahnya. Keagungan sejarahnya dicampakkan sehingga tidak bisa membangun apa yang harus dilakukan hari ini dan tidak membentuk mindset  imajinasi masa depan. Melupakan masa lalu sehingga tidak tahu masa depan.

Membaca sejarah berarti bersiap diri menyambut estapet visi, misi, pemikiran, perjuangan dan gerakan. Membaca sejarah berarti menyiapkan diri melanjutkan apa yang sebelumnya telah dibangun. Estapet generasi salah satunya dengan membaca sejarah. Bukankah sejarah para Rasul selalu dibacakan kepada Rasulullah saw sebagai penerus para Rasul dan Nabi sebelumnya?

Setiap muslim adalah pelanjut sejarah. Setiap muslim adalah juru dakwah. Karena satu ayat yang diketahui harus disampaikan. Inilah yang menyebabkan para ulama dari generasi awal hingga hari ini terus mengabadikan dan mengkaji Sirah Nabawiyah, Sahabat, Tabiin, Ulama dan para Khalifah. Agar semua muslimin menjadi bagian estapet sejarah. Bukan generasi yang melupakan sejarah.

Ketika kita membaca bentangan sejarah, bersikaplah layaknya seorang murid yang datang pada gurunya. Sejarah adalah guru. Bukan menjadi pembaca yang merasa tak ada hubungan antara kita dengan apa yang dibaca. Bila membaca Sejarah, kita akan menemukan keadaan diri kita, bangsa dan umat ini nyaris persis mengalami apa yang terjadi dalam garis  waktu sejarah yang dibaca. Sadarlah, siapa pun yang merasa dirinya hidup di luar lingkaran naik turunnya sejarah, maka sepanjang hidupnya telah tertipu.

Cobalah tengok sebuah tulisan di Bandara Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, bahwa siapa yang tidak belajar dari masa lalu, maka ia takkan memiliki hari ini, juga tidak punya masa depan. Bukankah ilmu pengetahuan hasil pemikiran masa lalu untuk memperbaiki hari ini dan masa depan?

Melampaui Kemampuan  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Andai kemampuan kita ada batasnya. Bisakah melamp...

Melampaui Kemampuan 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Andai kemampuan kita ada batasnya. Bisakah melampauinya ? Ingat beberapa mukjizat para Nabi dan Rasul ?  Ingat kisah karamah para wali Allah yang bertakwa ? Mereka mendapatkan hak untuk melampaui kemampuannya sendiri.  Bagaimana caranya ?

Perang Badar dimenangkan disaat sedikit pasukan dan persenjataan. Perang Hitin dan Ainun Jalut di saat umat dalam kondisi terlemah. Indonesia merdeka dengan teriakan takbir dan bambu runcing.

Bagaimana cara melampaui kemampuan diri ? Apa syarat agar Allah melimpahkan kemampuan di luar kemampuan diri kita sendiri ?

Imam Ibnu Taimiyah mengatak tentang sosok Syekh Abdul Qadir Jailani. Dia ulama yang dikaruniai banyak karamah. Jadi ilmui, pahami dan praktekkan karakter ulama bertakwa.

Bertakwa itulah permulaan Allah memberkahi potensi diri. Banyak mendengarkan dan rendah hati agar jiwa menjadi lautan ilmu yang tercurah dari dasar bumi, langit dan daratan. Bermusyawarah seperti Rasulullah saw di perang Badar.

Menyerap energi langit dengan takwa. Menyerap energi manusia dengan mendengarkan, bermusyawarah dan rendah hati. Itulah yang mengasah kita untuk melampaui kemampuan kita sendiri.

Pejuang Kata "Al-Qur'an" dalam Bahasa Indonesia Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Semua bi...

Pejuang Kata "Al-Qur'an" dalam Bahasa Indonesia

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Semua biasa saja, bila tidak memahami sejarah. Tanpa sejarah, semua tanpa makna. Tanpa sejarah semuanya seperti lahir dalam sekejap mata atau semalam saja. Begitu pula tentang sebuah kata, terkadang memiliki sejarah yang syarat makna perjuangan.

Ali Audah penulis "Hamka: Sastrawan, Ulama, Mufassir" menceritakan sejarah kata "Al Qur'an" dalam Bahasa Indonesia. Dalam sebuah Kongres Bahasa di Jakarta, ada yang hendak mengubah ejaan Al-Qur'an menjadi "Kuran" berhubungan kaidah Bahasa Indonesia tidakmenggunakan huruf "Q" tetapi "K". Siapa yang memperjuangkan agar tidak berubah?

Hamka memawakili umat Islam mempertahankan penulisan Al-Quran tersebut dengan huruf q kapital karena Al-Quran adalah kitab suci. Hasilnya, hingga sekarang, ejaan Bahasa Indonesia tidak mengubah penulisan yang terkait dengan istilah-istilah agama. Andai tidak ada Hamka, kata Al-Quran akan berubah menjadi Kuran? Inikah salah satu bukti penjagaan Allah terhadap Al-Quran?

Berubah huruf akan merubah makna. Itulah yang ada dalam bahasa Arab. Sehingga huruf awal kata "Al-Quran" tidak boleh dirubah. Itulah yang diperjuangkan Hamka.

Mengapa Hamka sangat peduli dengan bahasa? Karena bahasa adalah identitas dan jati diri. Bahasa itu tentang rasa dan asa. Bahasa itu menunjukkan kualitas diri dan bangsa. Bahasa menunjukkan sebuah pengaruh kebudayaan dan pemikiran yang berdarah daging dalam sebuah bangsa.

Perjuangan Hamka memasuki ranah yang lebih luas lagi dalam bahasa. Menurut Ali Audah, sejak tahun 1950-an, Hamka sangat peduli dengan pembentukan bahasa Indonesia terutama yang menyangkut peristilahan agama Islam. Walaupun saat itu berkembang sebuah pemikiran bahwa istilah baru harus digali dari bahasa-bahasa yang terdapat di Indonesia terlebih dahulu.

Hamka dengan argumentasi masuknya Islam ke Indonesia dengan teori Mekkah sejak abad pertama Hijriyah atau 6-7 Masehi. Maka pembentukan istilah baru yang berasal dari Islam bukanlah makhluk asing lagi bagi bangsa ini.

Menurut Hamka, dalam bukunya Kenang-Kenangan Hidup, pengaruh kebudayaan Timur dan Barat harus dimanfaatkan menjadi pembentukan jiwa kita sendiri dengan lahirnya jiwa Indonesia baru. 

Hamka berkata, "Dengan bahasa kita yang diperindah, kita kukuh untuk itu, kita turut membentuk dunia baru yang tidak bersifat Timur lagi dan tidak bersifat Barat."

Jadi bila membaca dan menuliskan kata "Al-Quran" dan istilah bahasa Indonesia yang berasal dari Islam, ingatlah perjuangan Hamka.

Bila Ketaatan Tak Menjamin Surga, Untuk Apa? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Untuk apa ketaatan, bila...

Bila Ketaatan Tak Menjamin Surga, Untuk Apa?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Untuk apa ketaatan, bila dengannya tak bisa mengganti dan menyamai semua nikmat Allah ? Untuk apa ketaatan, bila dengannya tak menjamin meraih surga Allah ?

Ya....Ketaatan dan ibadah hanya untuk membuktikan syukur pada Allah. Ketaatan itu ujian, adakah iman di jiwa ? Ketaatan adalah ujian cinta. Siapakah yang dicintai ?

Dalam ketaatan, ada kesempatan untuk mengemis rahmat Allah. Seperti nabi Yunus yang dzikirnya, di perut ikan paus, di dasar lautan, lalu menembus langit. Lalu para malaikat bertanya-tanya,"Siapa yang berzikir di tempat yang asing ?"

Saat Allah menjawab bahwa dia adalah nabi Yunus. Maka para Malaikat memohon pada Allah agar dilimpahkan rahmat pada Yunus, karena di saat lapang dia sangat ketaatan pada Allah.

Bukti ketaatan, lihatlah saat waktu luang. Lihatlah saat semua kekuasaan direngkuh. Lihatlah saat kekayaan dalam genggaman. Siapa yang engkau layani ? Hawa nafsukah ? Diri mu kah ? Ambisi mu kah ?

Dengan ketaatan, ada momentum mengetuk pintu pintu rahmat Allah yang sebelumnya tertutup karena kelalaian dan kemaksiatan.

Dengan ketaatan, semoga para Malaikat punya alasan untuk memohon ampun dan rahmat pada Allah untuk kita.

Berfikir Terbaliklah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dunia itu unik. Dikejar, dia lari. Diburu, malah...

Berfikir Terbaliklah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Dunia itu unik. Dikejar, dia lari. Diburu, malah menjauh. Dicintai, bikin menderita. Logika dunia itu berfikir terbalik. Berinteraksi dengan dunia memiliki pola berbanding terbalik.

Untuk itu mungkin pula, para inovator lahir dari mereka yang berfikir diluar kotak.

Kisah Abdurahman bin Auf ingin rugi dan miskin. Dia beli semua kurma busuk agar tak bisa dijual. Namun, justru kurma busuk itu ternyata obat seorang raja  sehingga raja rela membelinya dengan harga berlipat lipat.

Disaat krisis ekonomi, Utsman bin Affan memberikan gratis semua barang dagangannya ke penduduk Madinah. Namun yang terjadi, Allah menggantinya dengan keuntungan yang lebih besar.

Umar bin Abdul Aziz menyerah semua harta miliknya dan juga keluarga bani Ummayah ke Baitul Mall. Efeknya, negara sejahtera hingga dirasakan oleh kambing, serigala dan harimau.

Itulah dunia memang unik. Berfikir terbalik.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)