basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kisah Pilu Perang Uhud Di Perang Uhud, ratusan sahabat Rasulullah meninggal dan Nabi Muhammad terluka. Rekahan tak jauh dari kak...

Kisah Pilu Perang Uhud

Di Perang Uhud, ratusan sahabat Rasulullah meninggal dan Nabi Muhammad terluka.

Rekahan tak jauh dari kaki gunung itu disebut sebagai tempat berlindung Rasulullah  saat pasukan Muslim terdesak pada Perang Uhud.


Jabal Uhud, termasuk salah satu bukit yang sangat memiliki nilai sejarah penting dalam sejarah Islam. Di bukit ini, terjadi peperangan yang sangat memilukan dalam sejarah Islam. Pasukan kaum Muslimin yang dipimpin langsung Nabi Muhammad SAW, bertempur habis-habisan dengan kaum musyrikin Kota Makkah.

Kisah pilu ini, digambarkan oleh Rasul dengan menyebut bukit ini sebagai bukit yang nantinya akan bisa dilihat di Surga. Jadi, umat Islam yang kini akan melaksanakan ibadah haji dan menyempatkan diri untuk berziarah ke Bukit Uhud, insya Allah saat berada di Surga juga akan menyaksikan kembali bukit ini.

Kepiluan Nabi Muhammad di Bukit Uhud, tak lepas dari kisah pertempuran yang terjadi di kawasan ini. Dalam pertempuran itu, ratusan sahabat nabi gugur. Termasuk juga paman Rasul, Hamzah bin Abdul Muthalib, gugur dan dimakamkan di bukit ini.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW mengatakan, kaum Muslimin yang gugur dan dimakamkan di Uhud tak memperoleh tempat lain kecuali ruhnya berada pada burung hijau yang melintasi sungai Surgawi. Burung-burung itu memakan makanan dari buah-buahan yang ada di taman surga, dan tak akan pernah kehabisan makanan.

Di kawasan Uhud itu, pertempuran spiritual dan politik dalam arti sebenarnya memang terjadi. Ketika itu, pasukan diberi pilihan antara kesetiaan pada agama dan kecintaan pada harta. Melihat lokasi dan kawasan perbukitan yang mengelilinginya, maka orang bisa membayangkan bagaimana sulitnya medan perang ketika itu.
Perang di kawasan Uhud, bermula dari keinginan balas dendam kaum kafir Quraisy seusai kekalahan mereka dalam Perang Badar. Mereka berencana menyerbu umat Islam yang ada di Madinah. Peristiwanya terjadi pada 15 Syawal 3 H, atau sekitar bulan Maret 625.

Menghadapi rencana penyerbuan tersebut, Rasulullah memerintahkan barisan pasukan Muslimin menyongsong kaum kafir itu di luar Kota Madinah. Strategi pun disusun. Sebanyak 50 pasukan pemanah, oleh Rasulullah yang memimpin langsung pasukannya, ditempatkan di atas Jabal Uhud. 
Mereka diperintahkan menunggu di bukit tersebut, untuk melakukan serangan apabila kaum Quraisy menyerbu, terutama pasukan berkudanya. Sedangkan pasukan lainnya, menunggu di celah bukit.
Maka, perang antara pasukan kaum Muslimin yang berjumlah 700 orang melawan kaum musyrikin Makkah yang berjumlah 3.000 orang, akhirnya berkobar. Dalam perang dahsyat itu pasukan Muslimin sebenarnya sudah memperoleh kemenangan yang gemilang.

Namun, kemanangan tersebut berbalik menjadi kisah pilu, karena pasukan pemanah kaum Muslimin yang tadinya ditempatkan di Bukit Uhud, tergiur barang-barang kaum musyrikin yang sebelumnya sempat melarikan diri. 
Melihat kaum musyrikin melarikan diri dan barang bawaannya tergeletak di lembah Uhud, pasukan pemanah meninggalkan posnya dengan menuruni bukit. 
 
Padahal, sebelumnya Nabi Muhammad SAW telah menginstruksikan agar tidak meninggalkan Bukit Uhud, walau apa pun yang terjadi.
Adanya pengosongan pos oleh pemanah tersebut digunakan oleh panglima kaum musyrikin, Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) untuk menggerakkan kembali tentaranya guna menyerang umat Islam. Khalid bin Walid ini, sebelumnya memang digambarkan sebagai seorang ahli strategi yang  memimpin tentara berkuda.

Akibat serangan balik tersebut, umat Islam mengalami kekalahan tidak sedikit. Sebanyak 70 orang sahabat gugur sebagai syuhada. Termasuk paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib. Nabi SAW sangat bersedih atas kematian pamannya tersebut.
Kematian paman nabi ini, akibat ulah Hindun binti Utbah, istri seoran kaum musyrikin, yang mengupah Wahsyi Alhabsyi, seorang budak, untuk membunuh Hamzah. 
Tindakan balas dendam dilakukan Hindun, karena ayahnya dibunuh oleh Hamzah dalam Perang Badar. Wahsyi dijanjikan akan mendapat kemerdekaan bila dapat membunuh Hamzah dalam peperangan ini.

Dalam pertempuran itu, Nabi Muhammad SAW juga mengalami luka-luka yang cukup parah. Bahkan, sahabat-sahabatnya yang menjadi perisai pelindung Rasulullah, gugur dengan tubuh dipenuhi anak panah.
Setelah perang usai dan kaum musyrikin mengundurkan diri kembali ke Makkah, Nabi Muhammad  SAW memerintahkan agar para sahabatnya yang gugur dimakamkan di tempat mereka roboh, sehingga ada satu liang kubur untuk memakamkan beberapa syuhada. 

Jenazah para syuhada Uhud ini, akhirnya dimakamkan dekat lokasi perang serta dishalatkan satu per satu sebelum dikuburkan.
Adapun Sayidina Hamzah bin Abdul Muthalib, dishalatkan sebanyak 70 kali. Beliau pun dimakamkan menjadi satu dengan Abdullah bin Jahsyi (sepupu Nabi) di lokasi terpisah dengan lokasi para syuhada yang lain.

Kini, jika kita datang ke lokasi tersebut, kompleks pemakaman itu akan terlihat sangat sederhana, hanya dikelilingi pagar setinggi 1,75 meter. Dari luar hanya ada jeruji, sehingga jamaah bisa melongok sedikit ke dalam. 
Bahkan, di dalam areal permakaman yang dikelilingi  pagar itu, tidak ada tanda-tanda khusus seperti batu nisan, yang menandakan ada makam di sana.

Namun demikian, ziarah ke Jabal Uhud telah menjadi menu penting bagi segenap jamaah  haji/umrah, ketika berada di Kota Suci Madinah. Dari manapun mereka berasal, mereka bisanya akan berusaha berziarah ke kompleks makam tersebut.
Seperti yang dikisahkan, lantaran kecintaan Rasulullah kepada para syuhada Uhud, beliau senantiasa berziarah ke Jabal Uhud hampir setiap tahun. 

Langkah beliau kemudian juga diikuti oleh beberapa sahabat sesudah Rasul wafat. Bahkan, dikisahkan bahwa Umar dan Abubakar,  juga selalu mengingatkan Rasul jika perjalanannya telah mendekati Uhud.

Bukit Uhud tersebut, bila dilihat dari kejauhan berwarna agak kemerahan dan terpisah dari bukit-bukit lainnya. Jabal ini merupakan bukit terbesar di Madinah yang terletak sekitar lima kilometer dari pusat Kota Madinah.  Ketinggian buktik, sekitar 1.050 meter.
Bentuk Jabal Uhud, seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung-gunung yang lain. Sementara umumnya bukit di Madinah, berbentuk sambung menyambung. Karena itulah, penduduk Madinah menyebutnya Jabal Uhud yang artinya 'bukit menyendiri'.

Sebelum dibangun jalan baru yang menghubungkan Kota Makkah dan Madinah oleh  pemerintah Kerajaan Saudi, Jabal Uhud selalu dilewati oleh jamaah yang hendak menuju Madinah maupun yang menuju Makkah. Letaknya memang di pinggir jalan raya menuju kedua kota itu.
Namun, sejak tahun 1984, perjalanan jamaah haji dari Makkah ke Madinah atau dari  Madinah ke Jeddah, tidak lagi melalui jalan lama tersebut. Melainkan melalui jalan baru yang tidak melewati pinggir jabal.

Sumber:
https://m.republika.co.id/amp/q9p39m440

Manuver Flanking dan Envelopment, Strategi Khalid bin Walid di Perang Uhud Rasulullah saw sangat paham kondisi geografis Uhud. B...

Manuver Flanking dan Envelopment, Strategi Khalid bin Walid di Perang Uhud


Rasulullah saw sangat paham kondisi geografis Uhud. Beliau memanfaatkan alam sebagai strategi menyerang dan bertahan. Dibagikan pasukannya menjadi 5 kelompok.

3 pasukan infantri di tempatkan di medan pertempuran. Hubaib bin Mundir berada di sisi kanan memimpin kaum Anshar dari suku Khazraj. Mushab bin Umair berada di tengah, memimpin kaum Muhajirin. Sisi kiri, dipimpin oleh Zubair bin Awam memimpin kaum Anshar dari suku Aus.

Untuk melindungi serang balik tak terduga dari arah mana pun. Rasulullah saw menempatkan satu pasukan pemanah di atas bukit. Pasukan ini juga untuk melindungi pasukan infantri. Rasulullah saw memberikan pesan khusus pada pasukan pemanah, apa pun kondisinya jangan turun dari atas gunung.

Kemah Rasulullah saw berada di sisi kanan, ditempatkan  di pinggir gunung, berada di celah gunung, dikawal oleh pasukan khusus. Pemilihan lokasi ini sangat aman bila terjadi hal-hal yang genting, karena musuh kesulitan menjangkau area ini. Pasukan Muslimin bisa berlari ke arah gunung untuk menyelamatkan diri bila genting.

Khalid bin Walid pun membaca kondisi alam Uhud dan memandang sangat penting celah sisi kiri pasukan Muslimin untuk melakukan manuver Flanking atau menyerang sisi pasukan lawan. Namun strateginya tak bisa dijalankan karena pasukan pemanah di atas gunung.

Saat pasukan pemanah Rasulullah saw tak mentaatinya. Khalid bin Walid dengan pasukan kavalerinya bergerak menyamping dan memutar. Bergerak cepat masuk ke bagian belakang pasukan inti muslimin, lalu melancarkan strategi envelopment atau menyerang sisi belakang pasukan Muslimin. Akibatnya pasukan Muslimin terdesak.

Saat terdesak, kaum muslimin segera bergerak ke kemah Rasulullah saw yang berada di pinggir gunung diantara celah gunung. Pasukan Khalid tak bisa menguasai celah ini, hanya beberapa orang saja bisa menembusnya.

Dari celah gunung inilah para Sahabat melindungi Rasulullah saw dan Saad bin Abi Waqqash menerjang panah-panahnya ke pasukan Musyrikin. Musyrikin pun tak bisa menguasai celah ini.

Sumber:
The Art Of War Khalid bin Walid, Wisnu Tanggap Prabowo, Al-Kautsar 

Taktik Perang Kota dari Sang Jendral Perang kota bukanlah perang yang mudah karena ada beberapa kesulitan dalam melakukan perang...

Taktik Perang Kota dari Sang Jendral


Perang kota bukanlah perang yang mudah karena ada beberapa kesulitan dalam melakukan perang kota. Pertama, di perkotaan itu terdapat jumlah penduduk yang banyak, dan militer di mana pun selalu berusaha untuk menghindari jatuhnya korban dari masyarakat sipil. Di negara mana pun seperti itu, ada kewajiban moral tentara.

Kedua, banyaknya bangunan-bangunan akan menjadi hambatan bagi peninjauan. Musuh tidak bisa melihat musuh yang lain dengan jelas, berbeda dengan di lapangan atau hutan. Bangunan yang tinggi menjadi penghalang.

Ketiga, sulit meninjau musuh secara lebih detail karena ruangan-ruangan yang ada di gedung bisa menjadi persembunyian bagi musuh.
Untuk melumpuhkan musuh dibutuhkan waktu yang lebih lama dan tenaga lebih banyak, serta amunisi lebih banyak karena mereka harus melihat kamar demi kamar.

Keempat, kebebasan untuk menembak sangat terbatas. Kalau di tempat terbuka kita mudah menembak orang yang jaraknya, misalnya, tiga kilometer, kalau di kota sulit. Seperti tank-tank, hanya mungkin menembak gedung yang berhadapan langsung. Gedung yang di belakangnya tidak bisa lagi ditembak. Hal ini akan memaksa tentara untuk mendekati sasarannya. Istilahnya dalam militer, lapangan penembakan yang sangat terbatas.

Karena itulah, praktis pertempuran kota memakan waktu yang lebih banyak. Dari blok per blok jangan terlewatkan karena bisa saja kalau satu blok terlewati, tiba-tiba musuh dari belakang menembak sehingga harus balik lagi.Apalagi perang kota melawan tank. Tank itu sangat rawan dengan senjata-senjata antitank. Senjata antitank yang dibawa oleh satuan infanteri sangat mudah dibawa ke gedung-gedung untuk bersembunyi. Dengan demikian, mudah ditembakkan.

Saya kira Irak itu mempunyai cukup banyak RPG (granat yang diluncurkan roket) yang merupakan senjata antitank. Itu saya kira yang akan menjadi kesulitan bagi Amerika Serikat (AS) apabila menerobos masuk ke kota. Sebab itu, untuk menghindari terlalu banyak jatuhnya korban, kemungkinan mereka akan menerapkan strategi pengepungan dari gedung ke gedung. Tetapi, ini akan memakan waktu yang lama.Itu risiko yang harus dihadapi dalam suatu pertempuran kota, apalagi rakyat Irak sudah melaksanakan suatu perencanaan gerilya kota. Itu akan lebih mempersulit AS karena rakyatnya sudah ikut, bukan hanya tentara. Hal ini bisa membuat perang berkepanjangan.

Di Irak kondisinya lebih tidak mudah karena bercampur antara pasukan Pengawal Republik dan Fedayeen (pasukan bunuh diri). Terlebih lagi, buat rakyat Irak mati itu sudah merupakan syahid. Ini suatu keyakinan agama yang mulanya kurang mendapatkan perhitungan cermat dari AS.
Strategi yang harus dilakukan untuk mengatasi perang kota itu adalah melakukan operasi pengepungan. Kuncinya, bagaimana bisa dilakukan pengepungan sehingga bisa melumpuhkan secara perlahan. Setelah itu, dilaksanakan operasi-operasi penyergapan masuk ke dalam kota untuk mencari Presiden Irak Saddam Hussein.

Kalau dilakukan serangan frontal, itu tidak akan efektif karena risikonya akan jatuh banyak korban, juga korban dari rakyat sipil.Seluruh Baghdad harus dikepung, jangan sampai ada yang lari keluar sehingga bisa dihindarkan datangnya bantuan dari luar. Kemudian dilaksanakan operasi-operasi skala kecil untuk mencari lokasi Saddam.

Salah satu faktor penting lain dalam perang kota adalah dukungan rakyat. Akan tetapi, bagi AS, sulit untuk membujuk rakyat Baghdad sekarang ini untuk mendukung pasukan AS dan sekutunya karena sentimen masyarakat Baghdad sangat kuat, terutama akibat jatuhnya korban sipil yang cukup besar.
Apalagi mereka juga harus mengalami embargo ekonomi yang begitu lama sehingga menimbulkan penderitaan berkepanjangan. Sentimen masyarakat Baghdad terhadap AS begitu tinggi dan dalam sehingga praktis sulit untuk meminta dukungan mereka.

DENGAN taktik breakthrough operation-nya, yaitu menerobos dengan cepat ke Baghdad dengan menghindari hambatan-hambatan di Basrah dan kota-kota kecil lainnya, memang terlihat AS dan sekutunya tidak bermaksud menduduki Irak. Tetapi, sampai ke tujuan langsung untuk menjatuhkan Saddam Hussein yang berada di Baghdad.Oleh karena itu, setelah bisa melakukan pengepungan terhadap Kota Baghdad, taktik AS nanti adalah mulai memisahkan kelompok-kelompok yang pro-Saddam dan mana yang tidak terlalu mendukung Saddam. Pasti ada kelompok-kelompok yang benci AS, tetapi juga tidak suka dengan Saddam.
Satu-satunya cara untuk mempermudah perang kota adalah harus dipisahkan antara mana yang benar-benar lawan dan mana yang bukan.

Harus disiapkan mana daerah-daerah yang netral atau steril. Biasanya juga, dalam perang kota seperti itu, rakyat akan mencari daerah yang steril atau netral untuk berlindung.
Saya yakin nanti pasti akan terjadi penggantian pasukan AS bila perang gerilya kota sudah terjadi. Perlu diketahui bahwa pasukan AS itu besar dan disiapkan untuk menghadapi dua kampanye sekaligus di dua daerah di dunia ini. Secara nasional begitu doktrin mereka. Irak itu, kan, baru satu kampanye. Memang yang menjadi pemikiran nanti adalah bagaimana memelihara dukungan rakyat AS sendiri. Jangan sampai terjadi seperti di Vietnam. Di Vietnam, AS bukan kalah perang, tetapi didesak oleh rakyatnya karena mereka tak tahan melihat begitu banyaknya korban tentara AS.

MESKIPUN Irak kini memiliki peralatan perang yang sangat terbatas, kemampuan untuk bergerilya kota melawan pasukan AS akan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan manusianya. Memang persenjataan itu penting, tetapi yang paling penting adalah semangat manusianya.Kita lihat bagaimana Palestina bisa menandingi Israel. Itu adalah contoh sekaligus bukti nyata. Satu hal yang perlu kita perhatikan lagi, Rusia akhirnya mundur dari Afganistan. Memang ketika itu Taliban mendapat bantuan dari AS, tetapi tidak terlepas dari semangat berjuang masyarakatnya sendiri.

Selain itu, meskipun persenjataan Irak kini sudah semakin minim sebagai akibat dari Perang Teluk I dan embargo bertahun-tahun sehingga tidak bisa mendapatkan persenjataan baru, persediaan senjata di pasar gelap sangat banyak. Kelompok-kelompok avonturir yang lebih memikirkan untung itu banyak.
Selain itu, kita juga belum banyak melihat tank-tank Irak dikeluarkan. Padahal, sebelum Perang Teluk I dulu, Irak mempunyai tak kurang dari 4.500 tank. Kalau setengahnya saja hancur dalam Perang Teluk I, dan sebagian lainnya rusak karena tidak dirawat atau terjadi kanibalisasi, setidaknya Irak masih mempunyai 2.000 buah tank. Di mana tank-tank itu? Itu yang harus menjadi perhatian kita. Irak mungkin memang sudah menyiapkan tank-tank itu untuk perang kota.

Kalau terjadi perang tank, bisa saja perang kota menimbulkan kerusakan lebih besar di lingkungan perkotaan itu. Tetapi, saya kira itu juga bisa dihindari dengan cara bagaimana mengepung blok per blok, dari pintu ke pintu. Dengan demikian, memang dibutuhkan kesabaran juga karena harus ekstra hati-hati. Keberadaan bungker akan sangat menolong Irak, tetapi itu juga bisa dideteksi.Saya kira, kapan AS bisa menyingkirkan pemerintahan Saddam itu sulit juga memperkirakannya. Tetapi, efektifkah kontrol pemerintahan Saddam? Saya kira dalam satu-dua minggu ini Saddam sudah tidak akan bisa lagi mengendalikan seluruh negara Irak.
Ditaklukkan memang sulit, tetapi Saddam juga tidak akan efektif lagi memerintah. Padahal, suatu pemerintahan itu diukur dari bagaimana dia bisa mengontrol seluruh wilayahnya. (oki)

Yunus Yosfiah, Letnan Jenderal (Purn) Mantan Menteri Penerangan

Rasulullah saw Usulkan Perang Kota, Sebelum Perang Uhud Abu Sofyan bersiap menyerbu kota Madinah dengan kekuatan 3.000 pasukan. ...

Rasulullah saw Usulkan Perang Kota, Sebelum Perang Uhud


Abu Sofyan bersiap menyerbu kota Madinah dengan kekuatan 3.000 pasukan. Rasulullah saw mendapatkan informasi dari intelejennya. Apa yang harus dilakukan?

Rasulullah saw bermusyawarah. Terjadi diskusi panjang. Rasulullah saw mengusulkan pertempuran bertahan di dalam kota Madinah. Ini isyarat terbukanya pertempuran kota atau urban warfare.

Pertempuran dalam kota tergolong jarang terjadi di zaman kuno. Pertempuran di era itu kerap terjadi di luar kota atau sekitar benteng.

Dalam pertempuran kota akan selalu ada partisipasi dari warga sipil. Bahkan jika penduduk suatu kota dievaluasi besar-besaran pun akan selalu ada warga sipil yang tetap tinggal di dalam kota.

Warga kota akan membantu mempertahankan kota dengan beragam sabotase dan konfrontasi. Pertempuran kota akan memihak kepada penduduknya yang telah mengenali seluk beluk kota. Sementara bagi penyerbu, tantangannya adalah minimnya pengetahuan medan.

Rasulullah saw bersabda dalam musyawarah tersebut, "Jika kalian mau, tetaplah tinggal di Madinah dan biarkan mereka (Musyrikin) di tempat mereka kini berada. Jika mereka tetap di tempat itu, maka ia akan menjadi tempat paling buruk bagi mereka. Jika masuk menyerbu kita, kita akan serang balik mereka di dalamnya."

Pertempuran kota berarti bertempur di gang dan sudut kota, serta jalanan kota Madinah. Hal ini nampak dari ucapan Abdullah bin Ubay, "Apabila masuk ke Madinah, mereka akan diperangi orang laki-laki dan akan diperangi batu oleh kaum wanita dan anak-anak.

Namun para Sahabat memiliki taktik lain yaitu berperang di luar Madinah yaitu di Uhud, "Wahai Rasulullah saw, keluarlah bersama kami untuk berduel melawan mereka agar mereka tidak menganggap kami pengecut yang tak berani berhadapan dengan mereka."

Hasil musyawarah disepakati menghadapi musuh di Uhud. Rasulullah saw segera mengambil pedang dan memakai baju perang. Para Sahabat merasa tak enak atas keputusantersebut. Khawatir melangkahi pendapat Rasulullah saw.

Namun Rasulullah saw pantang mundur bila musyawarah sudah diputuskan dan ketika pedang serta baju perang sudah dikenakan.


Sumber:
The Art Of War Khalid bin Walid, Wisnu Tanggap Prabowo, Al Kautsar 
https://m.mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/210961/tni-terus-modernisasi-alutsista-dan-bangun-strategi-perang-kota
https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Urban_warfare?

Sejarah Masjid Addas dan Kebun Anggur Milik Thaif Bagi jemaah yang masih menunggu kepulangan, tidak ada salahnya jika jemaah men...

Sejarah Masjid Addas dan Kebun Anggur Milik Thaif


Bagi jemaah yang masih menunggu kepulangan, tidak ada salahnya jika jemaah mengunjungi masjid Addas dan Kebun anggur milik Thaif. Dengan mengujungi destinasi tersebut, jemaah haji dapat menambah wawasan dan menambah ilmu spiritual.

Ketika segenggam anggur memiliki kehidupan yang berarti bagi seorang pemuda asal Nivena (kini Irak) bernama Addas telah membuktikan dukungan terbesarnya kepada Rasullah dalam berdakwah.

Mengutip Antara, Anak muda itu yang menawarkan segenggam anggur dari kebun milik tuannya Thaif kepada Rasul yang ketika itu dalam pengejaran kaum kafir Thaif yang menolak ajaran Islam di daerahnya.

Addas yang beragama Nasrani tertegun selepas mengulurkan segenggam anggur kepada Rasul yang ketika itu terluka. Rasul menyebut nama Allah sebelum memakan anggur-anggur itu.

Ia menanyakan, kalimat yang diucapkan Rasul yang terasa mendamaikan hatinya itu. Rasul kemudian bertanya apa agama Addas.

Ia lantas menjawab bahwa agamanya adalah agama yang dibawa Nabi Yunus. “Yunus adalah saudaraku (sesama nabi),” jawab Rasul. 

Seketika itu, Addas menyadari bahwa pria yang ada di hadapannya itu adalah utusan Tuhan.

Tanpa pikir panjang, Addas pun memutuskan untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. dan memeluk agama Islam.

Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-10 kenabian ketika Muhammad mendapatkan penolakan dalam berdakwah di Makkah. Kemudian beliau melakukan perjalanan sendiri ke Thaif yang terletak di dataran tinggi Hijaz.

Di sana Rasul memiliki saudara sedarah dari garis ibunya. Namun, sayang kedatangan Nabi ke wilayah itu justru jauh dari harapan.

Rasul ditolak bahkan dilempari batu hingga terluka sampai kemudian bersembunyi di sebuah kebun anggur untuk melepas lelah.

Di tempat itulah kemudian Rasul bertemu seorang pemuda petani anggur bernama Addas. Pada tahun itu, Nabi mengalami banyak musibah berat. Di awal tahun, orang-orang Quraisy memboikot bani Hasyim.

Pemboikotan dimulai dari tahun ke-7 kenabian hingga ke-10. Hingga bani Hasyim tidak memiliki sesuatu untuk dimakan. Baru saja bebas dari pemboikotan, paman Nabi, Abu Tholib wafat.

Tiga hari kemudian, istri tercinta, Khadijah, wafat. Ujian terus berdatangan dan Nabi makin ditekan dengan berturut-turut ujian lainnya, termasuk ditolak berdakwah di Thaif. Oleh karena itu, wajar tahun ini disebut tahun kesedihan.


Cermin Kesahajaan dan Kesederhanaan
Kebun anggur dan Addas adalah cermin kesahajaan dan betapa sederhananya sebuah pembelaan yang mengharukan.

Di tengah kebun anggur yang sunyi, sang pemuda menawarkan segenggam anggur dan kepadanya diberikan hidayah untuk bisa memeluk Islam.

Tak banyak yang seperti Addas, ia ibarat segenggam harapan bagi Rasul dari pegunungan Thaif yang telah melukainya hingga dari sikunya terus mengucur darah.

Lokasi pertemuan Nabi Muhammad saw. dengan pemuda Addas itu kini masih utuh bekasnya. Masyarakat menandai lokasi itu dengan membangun masjid yang dikenal dengan nama Masjid Addas. Berada di tengah kebun anggur yang berimpitan dengan rumah-rumah penduduk.

Masjid Addas berdiri kukuh dengan kondisi yang meski kecil dan tempat salatnya sempit, ditandai dengan menara yang lebih tinggi dari rata-rata rumah penduduk.Posisinya tidak jauh dari wadi Matsna, tempat Nabi Muhammad saw. dilempari batu oleh penduduk Bani Tsaqif.

Terhitung sulit untuk bisa masuk ke dalamnya karena pengunjung harus melewati jalan-jalan sempit yang berimpitan langsung dengan permukiman penduduk.

Sementara itu, di sekelilingnya juga masih dipertahankan kebun-kebun pertanian, termasuk untuk tanaman anggur, delima, mawar, dan lain-lain.

Temboknya bercat kuning dan di dalamnya pilarnya berwarna putih. Di beberapa sudutnya di luar tampak cat-catnya mulai mengelupas.

Sayangnya juga sebagaimana situs bersejarah lain di Arab Saudi, Masjid Addas tak lepas dari coretan tangan jahil, bahkan beberapa di antaranya oleh jemaah dari Indonesia.

Padahal, Kepala Daerah Kerja Mekah Subhan Cholid sudah berkali-kali mengingatkan jemaah Indonesia untuk tidak merusak atau mencoret-coret situs bersejarah selama mereka berada di Tanah Suci agar lestari dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.


Masjid Addas meninggalkan jejak spiritualitas dan kemanusiaan yang sangat luhur dan perlu untuk terus-menerus disegarkan kembali dalam konteks kehidupan kekinian.

Ahli filologi yang juga Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oman Fathurahman menyebut dalam sejarahnya tertulis di Sirah Nabawiyah karya Ibn Hisyam pada abad 9 M bahwa Addas adalah seorang Nasrani yang dengan penuh ketulusan menolong Nabi Muhammad saw. yang terluka parah akibat lemparan batu penduduk bani Tsaqif yang menolak dakwah Nabi di Thaif.

Menurut Oman, hikmah dalam kisah Addas yakni bahwa tak perlu memandang agama untuk menolong yang membutuhkan.

Addas kala itu tergetar oleh kesabaran dan akhlak Nabi yang istikamah dengan dakwah santunnya, tidak membalas persekusi yang diterimanya, dan malah mendoakan yang terbaik bagi bani Tsaqif dan keturunannya. Dengan dakwah Nabi yang santun tersebut, Addas menyatakan diri sebagai pengikut Nabi.

Sejarah Addas memberi pelajaran tentang pentingnya dakwah yang ramah, santun, dan penuh teladan ketimbang ajakan dengan disertai ancaman, paksaan, dan kekerasan.

 

https://m.liputan6.com/haji/read/4050614/sejarah-masjid-addas-dan-kebun-anggur-milik-thaif? 

Di Baitul Maqdis Menjadi Imam Para Nabi dan Rasul Pemeberhentian terakhir dalam perjalanan malam itu adalah Baitul Maqdis. Dalam...

Di Baitul Maqdis Menjadi Imam Para Nabi dan Rasul


Pemeberhentian terakhir dalam perjalanan malam itu adalah Baitul Maqdis. Dalam sekejap mata setelah Rasulullah saw sampai di Baitul Maqdis para nabi, rasul dan malaikat berkumpul . Kemudian dikumandangkanlah adzan dan iqamat. Mereka yang datang berbaris rapi bershaf-shaf.<> Lalu Jibril mempersilahkan Rasulullah saw menjadi imam. Begitulah setelah shalat dengan berjama’ah para nabi dan rasul memuji kepada Allah atas karunia dari-Nya. Begitu juga Rasulullah saw mengucap tasbih atas karunia yang istimewa yang tidak diperoleh nabi dan rasul lainnya.

Baitul Maqdis adalah merupakan pelabuhan terakhir isra’nya (perjalanan malam)Rasulullah saw sebelum kemudian dimi’rajkan Allah ke shidratil muntaha. Baitul Maqdis seolah memiliki jalur utama yang dapat menghubungkan dunia ini dengan pintu langit. Dikatakan demikian karena di sanalah para nabi dan rasul itu turun, dan dari sanalah Rasulullah saw akan memulai mi’rajnya. Adapun mengenai shalat Jama’ah bersama para nabi dan rasul dan Muhammas saw sebagai Imamnya merupakan sebuah bukti bahwa mereka para nabi dan rasul itu menjadikan Rasulullah saw sebagai wasilah menuju Allah swt.

Mereka para nabi dan rasul itu menjadikan Rasulullah saw sebagai penghubung kepada Allah swt, sebagaimana yang disebutkan dalam surat al-Maidah ayat 35:

 ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا اتَّÙ‚ُوا اللَّÙ‡َ Ùˆَابْتَغُوا Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ الْÙˆَسِيلَØ©َ 
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

Demikianlah kepemimpinan Rasulullah saw sebagai imam dalam shalat ini menunjukkan pengakuan para nabi dan rasul itu akan syariat islam yang sempurna yang dibawa oleh Rasulullah saw, nabi sekaligus rasul pungkasan. Mengenai jama’ah itu sendiri sungguh tidak dapat dipungkiri fadhilannya, jika para nabi, rasul dan malaikat saja berjama’ah.

Sumber: https://islam.nu.or.id/ubudiyah/di-baitul-maqdis-menjadi-imam-para-nabi-dan-rasul-mdAGA

Isra Mi'raj, Kumpulnya Seluruh Nabi-Rasul dan Agama Bangsa-Bangsa di Dunia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Denge...

Isra Mi'raj, Kumpulnya Seluruh Nabi-Rasul dan Agama Bangsa-Bangsa di Dunia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Seluruh para Nabi dan Rasul pernah dikumpulkan oleh Allah di Baitul Maqdis, Palestina. Mereka hadir untuk menyambut seseorang.

Seluruh kendaraan para Nabi dan Rasul, parkir di Baitul Maqdish, mereka menanti hadirnya penutup para Nabi dan Rasul.

Kumpulnya seluruh para Nabi dan Rasul merupakan rentetan fragem Isra Miraj  yang telah didesain Allah. Tidak pernah terjadi sebelumnya

Isra Miraj terjadi sekitar 620 - 621 M, saat Syam, Palestina, dikuasai oleh Persia. Tahun 625 M, Palestina berhasil di rebut kembali oleh Romawi.

Para Nabi dan Rasul diutus pada setiap bangsa di muka bumi. Menyempurnakan ikrar ketauhidan yang diucapkan setiap manusia saat dirahim ibunya

Nabi Muhammad saw pelanjut dan penyempurna seluruh risalah para Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah ke setiap bangsa yang ada di dunia

Setiap bangsa yang pernah diutus para Nabi dan Rasul akan disempurnakan keimanan dan ajarannya oleh Rasulullah saw dan juga umatnya.

Benih keimanan dan ketauhidan telah ada di setiap bangsa-bangsa di dunia. Bisa dikaji dari sejarahnya dengan pembahasan sosiologi dan antropologinya

Islam diterima sangat cepat oleh setiap bangsa. Mereka pun jadi penyeru dakwah Islam. Fitrah dan budayanya telah terwarnai oleh Nabi dan Rasul sebelumnya

Peran umat Islam saat ini hanya menghidupkan dan menyambungkan sejarah dan budaya ketauhidan yang pernah tertanam di setiap bangsa-bangsa di dunia

Rasulullah saw mengingatkan kembali ajaran Nabi Ibrahim dan Ismail pada Musyrikin di Mekkah dan Hijaz. Menghubungkan budaya masa lalu dengan Islam

Rasulullah saw mengingatkan kaum Nasrani dengan yang diajarkan Nabi Isa. Mengingatkan Yahudi dengan ajaran Nabi Musa. Penyempurnaan masa lalu

Rasulullah saw berdakwah pada Addas di peristiwa Thaif, di sebuah kebun anggur, dengan mengingatkannya pada ajaran Nabi Yunus.

Sejarawan muslim harus terus meneliti, agar sejarah setiap bangsa tidak berawal dari animisme dan dinamisme, tetapi dari benih-benih ketauhidan.

Sejarawan muslim harus meneliti bahwa setiap agama yang pernah muncul di muka bumi ini berawal dari ketauhidan bukan kreasi manusia.

Berkumpulnya para Nabi dan Rasul menjadi makmumnya Rasulullah saw di Baitul Maqdis, agar dunia paham seluruh agama awalnya mengajarkan ketauhidan

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)