basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Rasulullah saw Usulkan Perang Kota, Sebelum Perang Uhud Abu Sofyan bersiap menyerbu kota Madinah dengan kekuatan 3.000 pasukan. ...

Rasulullah saw Usulkan Perang Kota, Sebelum Perang Uhud


Abu Sofyan bersiap menyerbu kota Madinah dengan kekuatan 3.000 pasukan. Rasulullah saw mendapatkan informasi dari intelejennya. Apa yang harus dilakukan?

Rasulullah saw bermusyawarah. Terjadi diskusi panjang. Rasulullah saw mengusulkan pertempuran bertahan di dalam kota Madinah. Ini isyarat terbukanya pertempuran kota atau urban warfare.

Pertempuran dalam kota tergolong jarang terjadi di zaman kuno. Pertempuran di era itu kerap terjadi di luar kota atau sekitar benteng.

Dalam pertempuran kota akan selalu ada partisipasi dari warga sipil. Bahkan jika penduduk suatu kota dievaluasi besar-besaran pun akan selalu ada warga sipil yang tetap tinggal di dalam kota.

Warga kota akan membantu mempertahankan kota dengan beragam sabotase dan konfrontasi. Pertempuran kota akan memihak kepada penduduknya yang telah mengenali seluk beluk kota. Sementara bagi penyerbu, tantangannya adalah minimnya pengetahuan medan.

Rasulullah saw bersabda dalam musyawarah tersebut, "Jika kalian mau, tetaplah tinggal di Madinah dan biarkan mereka (Musyrikin) di tempat mereka kini berada. Jika mereka tetap di tempat itu, maka ia akan menjadi tempat paling buruk bagi mereka. Jika masuk menyerbu kita, kita akan serang balik mereka di dalamnya."

Pertempuran kota berarti bertempur di gang dan sudut kota, serta jalanan kota Madinah. Hal ini nampak dari ucapan Abdullah bin Ubay, "Apabila masuk ke Madinah, mereka akan diperangi orang laki-laki dan akan diperangi batu oleh kaum wanita dan anak-anak.

Namun para Sahabat memiliki taktik lain yaitu berperang di luar Madinah yaitu di Uhud, "Wahai Rasulullah saw, keluarlah bersama kami untuk berduel melawan mereka agar mereka tidak menganggap kami pengecut yang tak berani berhadapan dengan mereka."

Hasil musyawarah disepakati menghadapi musuh di Uhud. Rasulullah saw segera mengambil pedang dan memakai baju perang. Para Sahabat merasa tak enak atas keputusantersebut. Khawatir melangkahi pendapat Rasulullah saw.

Namun Rasulullah saw pantang mundur bila musyawarah sudah diputuskan dan ketika pedang serta baju perang sudah dikenakan.


Sumber:
The Art Of War Khalid bin Walid, Wisnu Tanggap Prabowo, Al Kautsar 
https://m.mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/210961/tni-terus-modernisasi-alutsista-dan-bangun-strategi-perang-kota
https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Urban_warfare?

Sejarah Masjid Addas dan Kebun Anggur Milik Thaif Bagi jemaah yang masih menunggu kepulangan, tidak ada salahnya jika jemaah men...

Sejarah Masjid Addas dan Kebun Anggur Milik Thaif


Bagi jemaah yang masih menunggu kepulangan, tidak ada salahnya jika jemaah mengunjungi masjid Addas dan Kebun anggur milik Thaif. Dengan mengujungi destinasi tersebut, jemaah haji dapat menambah wawasan dan menambah ilmu spiritual.

Ketika segenggam anggur memiliki kehidupan yang berarti bagi seorang pemuda asal Nivena (kini Irak) bernama Addas telah membuktikan dukungan terbesarnya kepada Rasullah dalam berdakwah.

Mengutip Antara, Anak muda itu yang menawarkan segenggam anggur dari kebun milik tuannya Thaif kepada Rasul yang ketika itu dalam pengejaran kaum kafir Thaif yang menolak ajaran Islam di daerahnya.

Addas yang beragama Nasrani tertegun selepas mengulurkan segenggam anggur kepada Rasul yang ketika itu terluka. Rasul menyebut nama Allah sebelum memakan anggur-anggur itu.

Ia menanyakan, kalimat yang diucapkan Rasul yang terasa mendamaikan hatinya itu. Rasul kemudian bertanya apa agama Addas.

Ia lantas menjawab bahwa agamanya adalah agama yang dibawa Nabi Yunus. “Yunus adalah saudaraku (sesama nabi),” jawab Rasul. 

Seketika itu, Addas menyadari bahwa pria yang ada di hadapannya itu adalah utusan Tuhan.

Tanpa pikir panjang, Addas pun memutuskan untuk mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. dan memeluk agama Islam.

Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-10 kenabian ketika Muhammad mendapatkan penolakan dalam berdakwah di Makkah. Kemudian beliau melakukan perjalanan sendiri ke Thaif yang terletak di dataran tinggi Hijaz.

Di sana Rasul memiliki saudara sedarah dari garis ibunya. Namun, sayang kedatangan Nabi ke wilayah itu justru jauh dari harapan.

Rasul ditolak bahkan dilempari batu hingga terluka sampai kemudian bersembunyi di sebuah kebun anggur untuk melepas lelah.

Di tempat itulah kemudian Rasul bertemu seorang pemuda petani anggur bernama Addas. Pada tahun itu, Nabi mengalami banyak musibah berat. Di awal tahun, orang-orang Quraisy memboikot bani Hasyim.

Pemboikotan dimulai dari tahun ke-7 kenabian hingga ke-10. Hingga bani Hasyim tidak memiliki sesuatu untuk dimakan. Baru saja bebas dari pemboikotan, paman Nabi, Abu Tholib wafat.

Tiga hari kemudian, istri tercinta, Khadijah, wafat. Ujian terus berdatangan dan Nabi makin ditekan dengan berturut-turut ujian lainnya, termasuk ditolak berdakwah di Thaif. Oleh karena itu, wajar tahun ini disebut tahun kesedihan.


Cermin Kesahajaan dan Kesederhanaan
Kebun anggur dan Addas adalah cermin kesahajaan dan betapa sederhananya sebuah pembelaan yang mengharukan.

Di tengah kebun anggur yang sunyi, sang pemuda menawarkan segenggam anggur dan kepadanya diberikan hidayah untuk bisa memeluk Islam.

Tak banyak yang seperti Addas, ia ibarat segenggam harapan bagi Rasul dari pegunungan Thaif yang telah melukainya hingga dari sikunya terus mengucur darah.

Lokasi pertemuan Nabi Muhammad saw. dengan pemuda Addas itu kini masih utuh bekasnya. Masyarakat menandai lokasi itu dengan membangun masjid yang dikenal dengan nama Masjid Addas. Berada di tengah kebun anggur yang berimpitan dengan rumah-rumah penduduk.

Masjid Addas berdiri kukuh dengan kondisi yang meski kecil dan tempat salatnya sempit, ditandai dengan menara yang lebih tinggi dari rata-rata rumah penduduk.Posisinya tidak jauh dari wadi Matsna, tempat Nabi Muhammad saw. dilempari batu oleh penduduk Bani Tsaqif.

Terhitung sulit untuk bisa masuk ke dalamnya karena pengunjung harus melewati jalan-jalan sempit yang berimpitan langsung dengan permukiman penduduk.

Sementara itu, di sekelilingnya juga masih dipertahankan kebun-kebun pertanian, termasuk untuk tanaman anggur, delima, mawar, dan lain-lain.

Temboknya bercat kuning dan di dalamnya pilarnya berwarna putih. Di beberapa sudutnya di luar tampak cat-catnya mulai mengelupas.

Sayangnya juga sebagaimana situs bersejarah lain di Arab Saudi, Masjid Addas tak lepas dari coretan tangan jahil, bahkan beberapa di antaranya oleh jemaah dari Indonesia.

Padahal, Kepala Daerah Kerja Mekah Subhan Cholid sudah berkali-kali mengingatkan jemaah Indonesia untuk tidak merusak atau mencoret-coret situs bersejarah selama mereka berada di Tanah Suci agar lestari dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.


Masjid Addas meninggalkan jejak spiritualitas dan kemanusiaan yang sangat luhur dan perlu untuk terus-menerus disegarkan kembali dalam konteks kehidupan kekinian.

Ahli filologi yang juga Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oman Fathurahman menyebut dalam sejarahnya tertulis di Sirah Nabawiyah karya Ibn Hisyam pada abad 9 M bahwa Addas adalah seorang Nasrani yang dengan penuh ketulusan menolong Nabi Muhammad saw. yang terluka parah akibat lemparan batu penduduk bani Tsaqif yang menolak dakwah Nabi di Thaif.

Menurut Oman, hikmah dalam kisah Addas yakni bahwa tak perlu memandang agama untuk menolong yang membutuhkan.

Addas kala itu tergetar oleh kesabaran dan akhlak Nabi yang istikamah dengan dakwah santunnya, tidak membalas persekusi yang diterimanya, dan malah mendoakan yang terbaik bagi bani Tsaqif dan keturunannya. Dengan dakwah Nabi yang santun tersebut, Addas menyatakan diri sebagai pengikut Nabi.

Sejarah Addas memberi pelajaran tentang pentingnya dakwah yang ramah, santun, dan penuh teladan ketimbang ajakan dengan disertai ancaman, paksaan, dan kekerasan.

 

https://m.liputan6.com/haji/read/4050614/sejarah-masjid-addas-dan-kebun-anggur-milik-thaif? 

Di Baitul Maqdis Menjadi Imam Para Nabi dan Rasul Pemeberhentian terakhir dalam perjalanan malam itu adalah Baitul Maqdis. Dalam...

Di Baitul Maqdis Menjadi Imam Para Nabi dan Rasul


Pemeberhentian terakhir dalam perjalanan malam itu adalah Baitul Maqdis. Dalam sekejap mata setelah Rasulullah saw sampai di Baitul Maqdis para nabi, rasul dan malaikat berkumpul . Kemudian dikumandangkanlah adzan dan iqamat. Mereka yang datang berbaris rapi bershaf-shaf.<> Lalu Jibril mempersilahkan Rasulullah saw menjadi imam. Begitulah setelah shalat dengan berjama’ah para nabi dan rasul memuji kepada Allah atas karunia dari-Nya. Begitu juga Rasulullah saw mengucap tasbih atas karunia yang istimewa yang tidak diperoleh nabi dan rasul lainnya.

Baitul Maqdis adalah merupakan pelabuhan terakhir isra’nya (perjalanan malam)Rasulullah saw sebelum kemudian dimi’rajkan Allah ke shidratil muntaha. Baitul Maqdis seolah memiliki jalur utama yang dapat menghubungkan dunia ini dengan pintu langit. Dikatakan demikian karena di sanalah para nabi dan rasul itu turun, dan dari sanalah Rasulullah saw akan memulai mi’rajnya. Adapun mengenai shalat Jama’ah bersama para nabi dan rasul dan Muhammas saw sebagai Imamnya merupakan sebuah bukti bahwa mereka para nabi dan rasul itu menjadikan Rasulullah saw sebagai wasilah menuju Allah swt.

Mereka para nabi dan rasul itu menjadikan Rasulullah saw sebagai penghubung kepada Allah swt, sebagaimana yang disebutkan dalam surat al-Maidah ayat 35:

 ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا اتَّÙ‚ُوا اللَّÙ‡َ Ùˆَابْتَغُوا Ø¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ الْÙˆَسِيلَØ©َ 
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

Demikianlah kepemimpinan Rasulullah saw sebagai imam dalam shalat ini menunjukkan pengakuan para nabi dan rasul itu akan syariat islam yang sempurna yang dibawa oleh Rasulullah saw, nabi sekaligus rasul pungkasan. Mengenai jama’ah itu sendiri sungguh tidak dapat dipungkiri fadhilannya, jika para nabi, rasul dan malaikat saja berjama’ah.

Sumber: https://islam.nu.or.id/ubudiyah/di-baitul-maqdis-menjadi-imam-para-nabi-dan-rasul-mdAGA

Isra Mi'raj, Kumpulnya Seluruh Nabi-Rasul dan Agama Bangsa-Bangsa di Dunia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Denge...

Isra Mi'raj, Kumpulnya Seluruh Nabi-Rasul dan Agama Bangsa-Bangsa di Dunia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Seluruh para Nabi dan Rasul pernah dikumpulkan oleh Allah di Baitul Maqdis, Palestina. Mereka hadir untuk menyambut seseorang.

Seluruh kendaraan para Nabi dan Rasul, parkir di Baitul Maqdish, mereka menanti hadirnya penutup para Nabi dan Rasul.

Kumpulnya seluruh para Nabi dan Rasul merupakan rentetan fragem Isra Miraj  yang telah didesain Allah. Tidak pernah terjadi sebelumnya

Isra Miraj terjadi sekitar 620 - 621 M, saat Syam, Palestina, dikuasai oleh Persia. Tahun 625 M, Palestina berhasil di rebut kembali oleh Romawi.

Para Nabi dan Rasul diutus pada setiap bangsa di muka bumi. Menyempurnakan ikrar ketauhidan yang diucapkan setiap manusia saat dirahim ibunya

Nabi Muhammad saw pelanjut dan penyempurna seluruh risalah para Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah ke setiap bangsa yang ada di dunia

Setiap bangsa yang pernah diutus para Nabi dan Rasul akan disempurnakan keimanan dan ajarannya oleh Rasulullah saw dan juga umatnya.

Benih keimanan dan ketauhidan telah ada di setiap bangsa-bangsa di dunia. Bisa dikaji dari sejarahnya dengan pembahasan sosiologi dan antropologinya

Islam diterima sangat cepat oleh setiap bangsa. Mereka pun jadi penyeru dakwah Islam. Fitrah dan budayanya telah terwarnai oleh Nabi dan Rasul sebelumnya

Peran umat Islam saat ini hanya menghidupkan dan menyambungkan sejarah dan budaya ketauhidan yang pernah tertanam di setiap bangsa-bangsa di dunia

Rasulullah saw mengingatkan kembali ajaran Nabi Ibrahim dan Ismail pada Musyrikin di Mekkah dan Hijaz. Menghubungkan budaya masa lalu dengan Islam

Rasulullah saw mengingatkan kaum Nasrani dengan yang diajarkan Nabi Isa. Mengingatkan Yahudi dengan ajaran Nabi Musa. Penyempurnaan masa lalu

Rasulullah saw berdakwah pada Addas di peristiwa Thaif, di sebuah kebun anggur, dengan mengingatkannya pada ajaran Nabi Yunus.

Sejarawan muslim harus terus meneliti, agar sejarah setiap bangsa tidak berawal dari animisme dan dinamisme, tetapi dari benih-benih ketauhidan.

Sejarawan muslim harus meneliti bahwa setiap agama yang pernah muncul di muka bumi ini berawal dari ketauhidan bukan kreasi manusia.

Berkumpulnya para Nabi dan Rasul menjadi makmumnya Rasulullah saw di Baitul Maqdis, agar dunia paham seluruh agama awalnya mengajarkan ketauhidan

Surabaya Menangis, Saat Pahlawan Dipindahkan. Bagaimana Fir'aun? Surabaya di pertengahan 1962, ketika itu musim panas. Hujan...

Surabaya Menangis, Saat Pahlawan Dipindahkan. Bagaimana Fir'aun?


Surabaya di pertengahan 1962, ketika itu musim panas. Hujan sudah lama tidak turun. Pemerintah di waktu itu sedang memindahkan kuburan para pahlawan tanah air yang gugur ketika diserang Inggris, Oktober 1945.

Suatu keajaiban terjadi. Seluruh kota Surabaya sehari itu diliputi mega mendung. Hujan rintik-rintik kecil turun, tetapi tidak ada hujan lebat. Demikian dari pagi hingga petang hari. Sampai selesai memindahkan jenazah.

Dan besoknya, Surabaya meneruskan lagi musim panas yang terik itu, menyambung musim panas yang telah berjalan sebulan dua sebelumnya. Lembabnya udara, mendung yang meliputi langit, dan sekali-kali kedengaran guruh tohir mendayun-dayu memperdalam rasa sedih penduduk Surabaya yang turut mengalami ketika Surabaya diserang.

Itulah tanda "tangis langit dan bumi". Semua bertanda bahwa mereka adalah syuhada sejati. Bagaimana alam menyambut kematian Firaun?

Tenggelamnya Fir'aun yang menganggap dirinya penting, diiringkan oleh beribu-ribu bala tentaranya, tidak sedikit juga ada kesannya kepada alam ini. Malahan dapatlah dibayangkan bahwa setelah laut yang belah itu bertaut kembali dan Fir'aun bersama bala tentaranya telah tenggelam, laut itu tenang, seperti tak pernah ada kejadian apa-apa.

Kehilangan satu Fir'aun bahkan dengan seluruh bala tentaranya yang besar, tidak menyebabkan langit dan bumi menangis. 

Sumber:
Tafsir Al Azhar Jilid 8, Buya Hamka,  GIP

Peran Akal, Sekedar Mencari Makan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tugas akal hanya untuk mencari rez...

Peran Akal, Sekedar Mencari Makan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tugas akal hanya untuk mencari rezeki? Padahal sekelumit semut dengan nalurinya saja bisa melakukannya

Akal hanya untuk mencari makan? Padahal ayam dengan cekernya saja bisa mencari makan. Potensi akal terbuang percuma

Kekuatan akal maha dahsyat, tapi hanya dipergunakan dan disibukan untuk urusan yang remeh dan kecil. Waktu hidup banyak terbuang.

Sekarang, akal manusia yang diberdayakan seperti berkekuatan bom nuklir, namun dipergunakan hanya untuk menembak seekor nyamuk

Mempelajari perjalanan manusia, pergantian siang dan malam, hujan yang membawa rezeki, soal hidup dan matinya bumi. Al-Qur'an membimbing peran akal

Al-Qur'an menunjukan langsung kemana akal harus melangkah dan tertuju. Kemana mata akal harus melihat dan memandang. Kemana akal difungsikan.

Mencari makan, fungsi akal terrendah. Memanfaatkan hukum alam semesta  bagi kemaslahatan manusia, tingkat menengah. Tertinggi, mengenal Allah.

Puncak dari kekuatan akal adalah senantiasa melihat dan merasakan tanda-tanda kebesaran Allah dari seluruh panca indra, alat deteksi tubuh dan helaan nafas

Bila satu helaan nafas belum dirasakan tanda kebesaran Allah. Bila satu detakan jantung belum dihayati nikmat Allah. Bertanda akal masih level bawah

Penjarahan Brutal Inggris di Keraton Yogyakarta Berhasil mengalahkan Belanda di Jawa yang diakhiri dengan Kapitulasi Tuntang, In...

Penjarahan Brutal Inggris di Keraton Yogyakarta


Berhasil mengalahkan Belanda di Jawa yang diakhiri dengan Kapitulasi Tuntang, Inggris masih punya pekerjaan rumah yakni mengalahkan kerajaan-kerajaan Jawa.

Di antara mereka yang paling ngotot adalah Kasultanan di Yogyakarta di bawah kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono II. Ketika akhirnya Yogyakarta mulai diserbu pada 18 Juni 1812 keraton itu kalah.

Kejatuhan itu berbuntut penjarahan brutal tentara Inggris di Keraton. Sultan HB II harus merelakan semua senjatanya dilucuti tentara Inggris. Ia terpaksa menyerahkan keris, pedang dan cundrik pusakanya.

Bagi orang-orang Jawa, tentu saja itu peristiwa adalah aib terbesar. Hanya sekali dalam sejarah Jawa, istana yang menjadi lambang daulatnya kekuasaan diserbu, dirampok dan dihinakan tentara Eropa.

Disebut sebagai Geger Sepehi, karena dari 1.200 tentara Inggris hampir separonya merupakan tentara Sepoy dari India.

Penyerahan yang diikuti pembuangan Sultan HB II pada awal Juli 1812 itulah yang penanda dimulainya penjarahan besar-besaran pada Keraton Yogyakarta.

Ingris merampas semua pusaka Keraton termasuk Kiai Paningset, Kiai Sangkelat, Kiai Urub, Kiai Jinggo, Kiai Gupito, Kiai Joko Piturun, dan Kiai Mesem. Mereka bahkan merampas kancing baju Sultan HB II yang terbuat dari berlian.

Meski kelak senjata-senjata pusaka itu dikembalikan saat penobatan Sultan HB III, pedang dan cundrik tak pernah kembali dan diberikan Thomas Stanford Raffles kepada Lord Minto di India.  Persembahan itu adalah bukti takluk Keraton Yogyakarta kepada Inggris.

Tak hanya senjata, Inggris juga menjarah gamelan, wayang, ribuan kitab-kitab sejarah Jawa, serta naskah-naskah daftar tanah. Bahkan dalam babad Bedhahing Ngayogyakarta tercatat pedati-pedati selama empat hari berturut-turut mengangkut harta rampasan itu ke kediaman Residen Yogya John Crawfurd.

Tak mau kalah dengan sang residen, sebagai letnan gubernur sekaligus panglima perang Raffles tak kalah maruk dalam menjarah. Diperkirakan ia merampok harta keraton senilai 200.000 hingga 1.200.000 dollar Spanyol.

Sedangkan tangan kanannya, Kolonel Rollo Gillespie, panglima perang Inggris di Jawa mengangkut 800.000 dolar Spanyol dengan 74.000 untuk dirinya sendiri sementara sisanya dibagi kepada perwira-perwira lain. Tak lupa, Gillespie juga menyisihkan 7.000 dollar Spanyol kepada Legiun Mangkunegaran pimpinan Pangeran Prang Wedana yang setia membantunya.

Babad Bedhahing Ngayogyokarta juga menyebut penjarahan tak hanya sebatas harta keraton saja. Serdadu Inggris merangsek ke keputren dan merampas semua perhiasan perempuan keraton termasuk melucuti pakaian dan perhiasan salah seorang istri resmi putra mahkota.

Menurut babad itu, bahkan seorang seorang perwira Inggris mati kena tikam ketika perempuan keraton ketika berniat membawanya harta rampasan perang.

Nasib paling buruk sebenarnya justru menimpa pustaka-pustaka keraton. Hingga saat ini mereka tak pernah kembali ke Jawa. Di antaranya termasuk 55 naskah yang dicuri Raffles yang sebagian diserahkan kepada Royal Asiatic Society pada tahun 1830.

Belum lagi yang ada pada Colin Mackenzie yang memiliki 66 naskah sedangkan John Crafurd yang merampas 45 naskah sebagian besar dijual kepada British Museum di tahun 1842.(TGU)

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)