basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Meneropong Sejarah Bangsa-bangsa Dunia, Siapakah yang Layak Memimpin Peradaban? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Deng...

Meneropong Sejarah Bangsa-bangsa Dunia, Siapakah yang Layak Memimpin Peradaban?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hindu dan Budha lebih awal dari Islam. Dimanakah peta penyebarannya? Bisakah menembus Eropa, Afrika, dan Syam di saat kemunculannya?

Yahudi dan Nasrani lebih awal dari Islam, dimanakah penyebarannya? Bisakah menembus Asia, Eropa, Afrika di awal kemunculannya?

Dalam sejarah, Yahudi lebih banyak dikubangan persoalan internalnya. Menghianati dan membunuh para Nabi, Rasul dan orang shaleh dikalangan mereka.

Yahudi lebih banyak iri kepada bangsa-bangsa lain sehingga ingin menjadi bangsa lain dan meninggalkan ajaran para Nabi dan Rasulnya.

Nasrani muncul saat di zaman yang penuh penindasan. Yahudi menjadi kepanjangan tangan Romawi di Palestina. Keduanya bersama-sama menindas Nasrani.

Di saat Kristen menjadi agama para kaisar dan rakyat Romawi, apakah penyebarannya hingga pelosok dunia? Mereka masih sibuk kondisi internal

Lihat sejarah Mongol, mereka masuk ke Mongol bersamaan dengan pengaruh Islam. Tercengang saat pusat rempah dunia sudah digenggam muslimin

Kapan Kristen masuk ke Nusantara? Bersama dengan masukannya Portugis, Spanyol dan Belanda. Siapakah mereka? Kemana efek sainsnya?

Saat Rasulullah saw masih hidup, di Nusantara telah muncul komunitas muslim di pesisir Sumatera. Mengapa begitu cepat menyelusup ke hati setiap bangsa?

Bagaimana masuknya bangsa Eropa ke benua Amerika dan Australia? Menghabisi penduduk aslinya. Padahal mereka memiliki keyakinan yang dianutnya.

Bagaimana Eropa memasuki Afrika? Membawa penduduknya menjadi budak di Eropa, Amerika dan Australia.

Lihatlah perjalanan sejarah bangsa-bangsa-bangsa di dunia. Kita akan tahu siapakah yang sejak awal layak memimpin peradaban dunia.

Membaca Umat Terbaik dari Perjalanan Sejarah Bangsa-bangsa di Dunia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  ...

Membaca Umat Terbaik dari Perjalanan Sejarah Bangsa-bangsa di Dunia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Siapakah umat terbaik? Apa tolak ukurnya? Coba pelajari perjalanan sejarah peradaban dunia. Akan terjawab siapakah umat terbaik tersebut?

Bagaimana perjalanan Bani Israil atau Yahudi? Tertindas di Mesir sejak ditinggalkan Nabi Yusuf. Eksodus ke Palestina dan tersesat 40 tahun.

Setelah tersesat, di Palestina hanya bisa menguasai Jericho. Menguasai total Palestina dengan aman hanya di era Nabi Dawud dan Sulaiman saja

Bagaimana kisah Yahudi setelah Nabi Dawud dan Sulaiman? Dibawah kekuasaan bangsa lain, diperbudak dan terusir di belahan dunia. Sekarang?

Yahudi berkumpul dengan menjajah Palestina sejak 1948. Namun jadi bangsa yang terisolir dari pergaulan dunia. Hanya sedikit yang kembali ke Palestina.

Bagaimana dengan Nasrani? Muncul di era kekuasaan Romawi yang menindasnya. Nabi Zakaria dan Yahya, dibunuh. Nabi Isa diselamatkan Allah ke langit.

Di era Ptolemaeus Romawi bersama Yahudi, para pengikut Nabi Isa ditindas. Mereka membunuh siapapun orang Nasrani yang ditemukan.

Murid-murid Nabi Isa terus menyebar hingga ke Roma. Hingga Kaisar Konstantinus Romawi menganut agama Kristen. Beruntungkah?

Ada yang dikorbankan. Kata peneliti, di era ini (324 M) terjadi penyelewengan besar-besaran pada keaslian ajaran Nasrani di kekaisaran Romawi.

Bagaimana dengan bangsa-bangsa selain itu? Kajilah perjalanan Eropa, Mesir, India, dan Cina sebagai referensi. Bandingkan dengan umat Islam.

Di awal kemunculannya, umat Islam menjadi meteor dunia. Memimpin peradaban dunia dengan waktu yang super cepat dan bermartabat.

Adakah sebuah bangsa yang bisa memimpin dunia selama 14 abad? Adakah sebuah bangsa yang memimpin seluruh belahan dunia?

Yunani, Romawi, Persia, India dan Cina bisakah menguasai Afrika, Eropa, Asia hingga ke Nusantara secara serempak di waktu yang sama?

Andai umat Islam saat ini sedang terpuruk, namun kondisinya tidak seburuk yang dialami oleh Yahudi dan Nasrani di era imperium yang pernah menindas mereka.

Yahudi dan Nasrani  mendompleng peradaban lain untuk meraih kejayaannya. Namun umat Islam tegak dengan ajaran, sistem dan kepribadiannya sendiri

Gelar Umat Terbaik telah disematkan Allah pada umat Islam di Al-Qur'an. Tak percaya? Pelajarilah perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia

Sumber: 
Ensklopedi Palestina, Thariq As-Suwaidan, ZamZam

Koneksi Kisah di Al-Qur'an dengan Geopolitik Sejarah Dunia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Membac...

Koneksi Kisah di Al-Qur'an dengan Geopolitik Sejarah Dunia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Membaca kisah Nabi dan Rasul sebelum Muhammad saw, akhirnya terseret pada sejarah dunia sebelum kelahiran Nabi Muhammad saw.

Perlahan, sejarah Para Nabi dan Rasul yang dikisahkan Al-Qur'an membawa pada geopolitik di setiap era Nabi dan Rasul. Akhirnya menyibak sejarah dunia

Mengapa Al-Qur'an tidak detail mengkisahkan geopolitik dunia saat itu? Mengapa hanya terfokus pada sosok Nabi dan Rasul di eranya?

Mengapa Al-Qur'an hanya mengkisahkan daerah-daerah yang dilalui para Nabi dan Rasul? Mengapa daerah lainnya tidak dipaparkan?

Ternyata wilayah tempat para Nabi dan Rasul dikisahkan merupakan titik sentral petarungan dunia. Perhatian dunia terpusat di wilayah para Nabi berdakwah

Hiruk pikuk di berbagai belahan dunia, akhir terfokus dan memperebutkan wilayah yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Ini kemukijzatan Al-Qur'an

Hiruk pikuk internal dan persaingan berbagai bangsa, kekaisaran dan imperium berakhir pada perebutan wilayah tempat para Nabi dan Rasul berdakwah

Bangsa Asyur, Babilonia, Mesir Nebukandezar, Koresh, Alexanderia Macedon, Nabatea, Romawi dan Persia, berakhir dimana kisahnya?

Membaca kisah para Nabi dan Rasul di Al-Qur'an, berarti memahami sejarah dunia sejak bumi ini ada hingga kiamat tiba.

Penggalan sejarah dunia terpenting yang memberikan efek pembangunan jiwa, akal, pemikiran dan raga manusia, sudah disarikan oleh Allah dalam Al-Qur'an.

Ini kemukijzatan Al-Qur'an dalam tataran sejarah dunia berupa kisah para Nabi dan Rasul

Pembelaan Nahdlatul Ulama pada  Palestina di Era Kolonial Belanda  Nahdlatul Ulama bersikap saat Inggris melakukan penjajahan te...

Pembelaan Nahdlatul Ulama pada  Palestina di Era Kolonial Belanda 

Nahdlatul Ulama bersikap saat Inggris melakukan penjajahan terhadap Palestina dan berniat menjadikan Palestina menjadi tanah air bangsa Yahudi.

Dalam Berita Nahdlatul Oelama (BNO) No 21, tanggal 1 September 1938, redaksi BNO memuat tulisan menyuarakan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina. Isi beritanya sebagai berikut:

------------
"Orang mengatakan bahwa Oem. Islam sekarang sudah roesak lahir bathinnja, soenggoehpoen oetjapan itoe ada djoega benarja, bilamana kita bertjermen pada riwajat dan tarichja oemat Islam bahari, aken tetapi perdjoangan Oem. Islam Falasthina, memberikan pengertian dan penharepan pada kita, bahwa Oem. Islam sesoenggoehnya tiada mati, roeh Islam sesoenggoehnya masih besar fi'ilnya.

Oem. Islam Falasthina, soedah hampir seperempat abad melawan Inggris, seboeh keradjaan jg. maha besar di atas doenia ini. Seperempat abad Oem. Islam itoe berdjoeang, kadang-kadang berhenti sebentar sekadar mengasoeh dan menghimpoenkan kekuatannja poela jg. loempoeh beradu dengan besi dan api...
---------

BNO juga menganjurkan umat Islam ikut membantu perjuangan rakyat Palestina terutama dengan dana. BNO sekaligus mengumumkan bahwa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama siap menerima titipan dari kaum Muslimin di Indonesia untuk diteruskan kepada pejuang di Baitul Maqdis.

Dalam Berita Nahdlatul Oelama (BNO) No 21, tanggal 1 September 1938 dilanjutkan seruannya:

------------
Kesengsaraan mereka soengguh wadjib mendapet perhatianja Oem. Islam seloeroeh doenia, Oem.Islam wadjib menoeloeng saudaranja jang ditimpah malapetaka. Bintjana jang maha heibat itoe.

Disini ada baiknja kami terangkan, bahwa Hoofbestuur (Pengurus Besar) N.O. bersedia aken menjampaiken dermanja siapapoen, kepada Oem. Islam Falasthina, dan bersedia akan mengoeroeskannja."
------------

Dari dukungan Nahdlatul Ulama ini menunjukkan bahwa seluruh kalangan umat Islam di di Indonesia di era Kolonial Belanda secara bulat telah menjadi Palestina khususnya Baitul Maqdis menjadi persoalan bangsa Indonesia dan dunia.

Sumber:
Jas Mewah, Tiar Anwar Bachtiar, Pro-U 

Surat Ulama, Berita Surat Kabar dan Aksi Dana Palestina di Era Kolonial Belanda Komite Palestina terbentuk pada 5 Juli 1937. Yan...

Surat Ulama, Berita Surat Kabar dan Aksi Dana Palestina di Era Kolonial Belanda

Komite Palestina terbentuk pada 5 Juli 1937. Yang berorasi, KH Mas Mansur, Ketua Umum PB Muhammadiyah. Umar Hubeis, Ketua Umum Al-Irsyad. KH Abdullah Qahhar Mudzakir, Ketua Komisi Luar Negri Partai Sarekat Islam Indonesia.

Pada akhir acara dibacakan petisi penolakan atas rencana Inggris membagi Palestina menjadi tiga wilayah. Petisi ini dikirimkan langsung ke sekretariat Lembaga Bangsa-bangsa (LBB) di Jenewa Swiss, Mufti Palestina dan Kongres Umat Islam di Damaskus melalui Telegram. Berikut isi petisi tersebut:

------------
"Muslems Sourabaya 33 organizations hold great meeting for Palestinian problem hoping mandates commission refruse dividing Palestine.

Palestinian Committee
WONDOAMISENO
Sourabaya

1. Mu'tamar Islamy Albaroudy Damascus
2. Grand Mufti Yerussalem."
-----------------

Aksi peduli bukan saja terjadi di kalangan elit. Namun masyarakat bawah pun berbondong mengumpulkan dana kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Aksi ini diabadikan pada Berita Priangan No 214 pada Jumat 22 September 1939. Isi beritanya sebagai berikut:

---------
"H Otjoh dalam perajaan Mi'radj di sebuah madrasah di kampung Station Tjitjalengka mengajak hadirin untuk berderma bagi Palestina. Karena itu tanpa ijin, ia kemudian berurusan dengan polisi."
------------------

Pada 1 September 1938, Berita Nahdlatoel Oelama No 21 membuat ulasan tentang Palestina sebagai berikut:

-----------
"Aken tetapi perdjoangan Oem. Islam Falasthina  memberikan pengertian dan pengharepan pada kita, bahwa Oem. Islam sesoenggoehnya tiada mati, roeh Islam sesoenggoehnya masih besar fi'ilnya."
-------------------

Bila merujuk surat ulama, berita surat kabar dan aksi penggalangan dana hingga ke pelosok menandakan, persoalan Palestina di Nusantara sejak awal sudah menjadi urusan elit pemimpin dan akar rumput masyarakat. Ini menandakan bahwa Baitul Maqdis merupakan bagian keyakinan umat Islam bahwa Baitul Maqdis adalah milik umat Islam sedunia bukan milik orang Palestina atau Arab semata-mata.

Sumber:
Jas Mewah, Tiar Anwar Bachtiar, Pro-U 

Aksi Peduli Baitul Maqdis Ulama Nusantara di Era Kolonial Belanda Yahudi berada di pihak Inggris pada perang Dunia I (1914-1917)...

Aksi Peduli Baitul Maqdis Ulama Nusantara di Era Kolonial Belanda

Yahudi berada di pihak Inggris pada perang Dunia I (1914-1917). Tiba-tiba mereka yang tak punya hak di Palestina mengaku pemilik sahnya. Kekalahan Turki Utsmani di Perang Dunia dari Inggris dan serangan Jenderal Allenby berhasil menaklukkan Baitul Maqdis yang menganggapnya sebagai kemenangan Perang Salib menjadi awal kezaliman terhadap Baitul Maqdis.

Kondisinya semakin diperparah dengan perjanjian Arthur Balfour yang memberikan Yahudi tanah air khusus di Palestina. Gerakan Turki Muda yang berkolaborasi dengan Yahudi pada Maret 1924 berhasil menghancurkan institusi kekhalifahan di Turki.

Rakyat Palestina melakukan perlawanan besar-besar pada 1936 terhadap Inggris dan Yahudi yang mendapat perhatian dunia. Sebelumnya, rakyat Palestina juga sudah melakukan perlawanan secara sporadis. Perang ini memberikan legitimasi bagi Inggris membagi wilayah Palestina menjadi tiga, kawasan untuk Yahudi, Yordania dan Muslim.

Di Nusantara, kalangan Islam memandang sikap Inggris dan Yahudi terhadap rakyat Palestina sebagai penjajahan terhadap muslimin. Sedangkan kalangan Nasional Sekuler memandang sebagai konflik agama belaka.

Respon sangat keras umat Islam Nusantara langsung datang dari aktivitas gerakan modern seperti Sarekat Islam, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Al-Irsyad, Persis dan lainnya dengan mendeklarasikan berdirinya Majelis Islam A'la Indonesia pada 1935, sebuah konfederasi berbagai organisasi gerakan Islam.

Mereka membentuk komite khusus sebagai tanda kepedulian kepedulian yang sangat serius terhadap persoalan Palestina. Komite ini diketuai oleh Wondoamiseno dari Sarekat Islam dengan nama Komite Palestina.

Peresmian Komite Palestina dilaksanakan dalam satu acara Rapat Akbar Umat Islam di Gedung Al-Irsyad Surabaya pada 5 Juli 1937 yang dihadiri 2.000 peserta dari 33 utusan perhimpunan, dan 13 wartawan dari berbagai media. Berbagai tokoh pergerakan Islam tampil sebagai pembicara.

Sumber: 
Jasa Mewah, Tiar Anwar Bachtiar, Pro-U 

Teladan Musyawarah Rasulullah SAW Rasulullah Muhammad SAW merupakan pemimpin yang agung. Sebab, beliau memimpin dengan panduan d...

Teladan Musyawarah Rasulullah SAW

Rasulullah Muhammad SAW merupakan pemimpin yang agung. Sebab, beliau memimpin dengan panduan dari Allah Azza wa Jalla. Tidak ada satu pun perintah dan kebijakan Nabi SAW yang timbul dari hawa nafsu. Semuanya dilandasi oleh wahyu Ilahi.

Bagaimanapun, corak pemerintahan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam cenderung demokratis. Bila wahyu tidak turun tentang suatu persoalan, maka Rasulullah SAW mengadakan musyawarah dengan para sahabat. Malahan, tak jarang beliau mengambil pendapat mereka sehingga meninggalkan opininya sendiri.

Kecenderungan Nabi SAW dalam membuka dialog, alih-alih monolog, merupakan terobosan yang melampaui zamannya. Berkata Aisyah RA, “Saya belum pernah melihat seseorang yang lebih banyak bermusyawarah daripada Rasulullah SAW.”

Nabi SAW juga pernah bersabda, “Barangsiapa menghendaki mengerjakan sesuatu, lalu ia bermusyawarah dengan seorang Muslim, maka Allah akan memberikan taufik kepadanya untuk memilih yang paling baik baginya.” Di sinilah pentingnya sikap saling menasihati dalam kebaikan antarsesama Mukmin. Sebaliknya, sikap khianat akan merusak persaudaraan dan menyesatkan nakhoda kepemimpinan.

Beliau berpesan, “Barangsiapa memberikan nasihat kepada temannya dengan suatu pendapat, padahal ia mengetahui bahwa yang benar bukan itu, maka ia telah khianat.”

Kisah musyawarah Nabi
Salah satu contoh musyawarah yang diadakan Nabi SAW terjadi menjelang Perang Badar. Inilah pertempuran pertama kaum Muslimin dalam menghadapi intimidasi kaum musyrik. Dalam perjalanan, Rasulullah SAW memerintahkan pasukannya untuk berhenti sejenak di dekat mata air sekitar Badar. Salah seorang dari para sahabat, yakni Hubab bin Mundzir, telah mengenal betul medan pertempuran ini.

Dia sempat bertanya-tanya, mengapa Rasul SAW memutuskan untuk singgah sebenar di lokasi tersebut. Lantas, ia memberanikan diri untuk bertanya kepada beliau.
“Wahai Rasulullah,” kata Hubab, “apakah lokasi ini memang dipilih berdasarkan wahyu yang tak bisa diubah, ataukah ini pendapatmu sebagai strategi perang?”
“Ini hanya pendapatku dan strategi perang,” jawab Nabi SAW.
“Bila demikian, wahai Rasulullah, sungguh lokasi ini bukanlah tempat yang tepat bagi kita. Bagaimana kalau kita mengambil tempat di mata air yang terdekat dengan musuh? Kita turun dari tempat itu, lalu kita gali sumur-sumur di belakangnya.

Kolam-kolam kita penuhi dengan air dari oasis itu. Alhasil, ketika sedang bertempur, kita dapat mengambil air yang cukup, sedangkan musuh kehabisan air,” papar Hubab.
Rasulullah SAW menerima pendapat sahabatnya itu. Maka, beliau beserta pasukannya meneruskan berjalan hingga mata air yang terdekat dengan musuh. 

Selanjutnya, kaum Muslimin melaksanakan sebagaimana rencana Hubab bin Mundzir.
Usai Perang Badar, Nabi SAW pun menyelenggakan musyawarah dengan sahabat-sahabatnya. Kali ini, Muslimin memperoleh kemenangan. Bahkan, pasukan jihad ini dapat menawan sebanyak 70 orang lelaki musyrikin Quraisy. Nabi SAW meminta pendapat beberapa sahabatnya tentang nasib para tawanan itu.

“Wahai Rasulullah,” kata Abu Bakar, “mereka itu adalah putra paman-paman kita, kerabat kita, dan saudara kita. Mereka adalah kaummu dan keluargamu. Hendaknya mereka diwajibkan untuk membayar tebusan sehingga dengan tebusan itu kita dapat menambah kekuatan. Mudah-mudahan Allah memberikan hidayah-Nya kepada mereka sehingga nantinya mereka dapat turut memperkuat kita.”

Setelah Abu Bakar mengutarakan pendapatnya, kini giliran Umar bin Khattab.
“Ya Rasulullah, mereka telah mendustakan dan mengusirmu dari kampung halaman. Mereka adalah gembong orang-orang kafir. Mereka keluar dari kota hanya untuk memerangimu. Menurut pendapatku, hukum mati saja mereka,” kata Umar dengan nada tegas.

Lalu, berkatalah Abdullah bin Rawahah. “Wahai Rasulullah,” katanya, “di dekat kita ada lembah yang banyak kayu. Kita dapat menyalakan api besar di sana, lalu melemparkan mereka ke dalamnya.”

Rasulullah SAW kemudian terdiam. Beliau tak menjawab, lalu masuk ke tendanya. Maka, Abu Bakar, Umar, dan Ibnu Rawahah saling bertanya-tanya. Pendapat manakah yang akan disetujui Nabi SAW?
Tak lama kemudian, Rasulullah SAW keluar dan berkata, “Sungguh, Allah Maha Besar melunakkan hati orang hingga lebih lunak daripada yang lunak. Sungguh, Allah Maha Kuasa mengeraskan hati orang hingga lebih keras daripada batu.”

Beliau lantas mengibaratkan sifat Abu Bakar seperti Nabi Isa AS, yang pernah berdoa, “Jika Engkau (Allah) menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa dan Mahabijaksana” (QS al-Maidah: 118).

Sifat Umar diibaratkannya dengan Nabi Nuh kala berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi” (QS Nuh: 26).

Adapun sifat Abdullah bin Rawahah disandingkan beliau dengan Nabi Musa saat bermunajat, “Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman sehingga mereka melihat siksaan yang pedih” (QS Yunus: 88).

Nabi SAW lantas lebih condong pada pendapat Abu Bakar. Maka, para tawanan itu bisa dibebaskan dengan jaminan. Keesokan harinya, ternyata turunlah firman Allah, surah al-Anfal ayat 67.

Artinya, “Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi, sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (306) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)