basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Memotret Nusantara di Era Imam Al-Ghazali Saat Imam Al-Ghazali hidup dan berkiprah dengan karya-karyanya, apa saja yang berkemba...

Memotret Nusantara di Era Imam Al-Ghazali


Saat Imam Al-Ghazali hidup dan berkiprah dengan karya-karyanya, apa saja yang berkembang di Timur Tengah dan Nusantara? Di dunia Arab berdiri Kesultanan Saljuk yang merupakan bagian Kekhalifahan Bani Abbasiyah.

Sedangkan di Nusantara, sudah ditemukan masyarakat Islam di daerah pesisir hingga ke Jawa Timur, kesultanan Islam yang telah berdiri ada Perlak dan kerajaan Hindu dan Budha masih berdiri kokoh.

--------------------------
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun) adalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.

--------------------------------
Perintis berdirinya Dinasti Seljuk adalah Seljuk Beg. Namun, yang berhasil mewujudkan berdirinya dinasti ini adalah Tugril Beg. Dinasti Seljuk berdiri pada awal abad ke-11, tepatnya tahun 1063 Masehi.

Dinasti ini menjadi kekhalifahan Islam di abad ke-11-14 Masehi. Wilayahnya terbentang dari Anatolia hingga Punjab di India. Selama masa kekuasaan Dinasti Seljuk, umat Islam dapat hidup dalam kedamaian, keadilan, dan kemakmuran.

--------------------------
Islam diperkirakan pertama kali masuk ke Jawa Timur pada abad ke-11. Salah satu bukti pengaruh Islam telah masuk di Jawa Timur pada abad ke-11 adalah ditemukannya makam Islam di Gresik, yaitu makam Fatimah binti Maimun yang menunjuk tahun 1082 M.

Kesultanan Peureulak atau Kesultanan Perlak adalah kerajaan Islam di Indonesia dan merupakan kesultanan yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh TimurAceh sekarang disebut-sebut antara tahun 840 sampai dengan tahun 1292Peureulak atau Perlak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis kayu yang sangat bagus untuk pembuatan kapal, dan karenanya daerah ini dikenal dengan nama "Negeri Perlak". 

------------------------
Kerajaan Janggala (1045-1135)
Sama seperti Kahuripan, kerajaan ini terletak di Jawa Timur dan berpusat di Sidoarjo. Tercatat dalam Prasasti Kambang Putih, raja pertamanya bernama Mapanji Garasakan. Berakhirnya kerajaan ini disebabkan oleh kekalahan melawan Kerajaan Kediri pada 1135.

Kerajaan Kadiri (1045-1222)
Raja pertama dari kerajaan ini adalah Sri Maharaja Jyetendrakara Parakrama Bakta. Hal tersebut dijelaskan pada Prasasti Mataji. Kehancurannya terjadi pada masa pemerintahan Kertajaya pada 1222

Kerajaan Pajajaran (1042-1482)
Awalnya,kerajaan ini muncul ketika Prasasti Batutulis dan Prasasti Kebantenan ditemukan. Pemimpin kerajaan ini merupakan Maharaja Jayabhupati yang sebelumnya pernah memimpin Kerajaan Sunda. Setelah lama menjadi kerajaan, Pajajaran diserang oleh Banten yang dipimpin oleh Maulana Hasanuddin dan mengalami kekalahan.

Kerajaan Sriwijaya (671-1377)
Salah satu kerajaan terbesar di daerah Sumatera yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada abad ke-8 hingga akhirnya runtuh pada 1377 karena serangan Majapahit.

Al-Ghafiqi, Pemimpin Pasukan Muslim Taklukkan Prancis Penaklukan Islam di Andalusia pada 711 M terjadi di bawah kepemimpinan Tar...

Al-Ghafiqi, Pemimpin Pasukan Muslim Taklukkan Prancis


Penaklukan Islam di Andalusia pada 711 M terjadi di bawah kepemimpinan Tariq bin Ziyad. Penaklukan berlanjut di luar tanah Goth (sekarang Spanyol), untuk mencapai wilayah kaum Frank (Prancis) dan mencapai negara bagian Septimania (di barat Prancis sekarang).

Namun, setibanya mereka di kota Lyon Prancis, datang utusan Khalifah Umayyah Al-Walid bin Abdul Malik kepada Tariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair. Keduanya diperintah untuk menghentikan operasi militer dan kembali ke ibu kota Damaskus. Dengan demikian penaklukan berhenti pada titik ini.

Pada 719 M, di era Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Al-Samh bin Malik Al-Khawlani ditunjuk untuk mengerjakan rekonstruksi Andalusia, lalu diperintah pergi ke negara bagian Septimania pada tahun 720 M untuk menjadi pangkalan penaklukan Islam di Eropa kembali.

Setelah mencaplok semua basis Septimania, Al-Samh menuju ke timur untuk terlibat dalam pertempuran dengan Kerajaan Aquitaine, dan menuju ke ibu kotanya, Toulouche (Toulouse) di barat daya Prancis. Penguasa Kerajaan Aquitaine saat itu adalah Udo, yang membentuk pasukan besar dan berbaris untuk perang. Banyak Muslim yang terbunuh, termasuk Al-Samh terbunuh. Tentara Islam kembali ke Septimania pada tahun 721 Masehi.

Dalam situasi sulit ini, pemimpin yang dipilih untuk menggantikan Al-Samh adalah Abdul Rahman bin Abdullah Al-Ghafiqi, sampai penguasa baru datang dari negara Umayyah. Al-Ghafiqi menghabiskan waktu singkat dalam pemerintahan Andalusia, di mana ia mampu menegakkan aturan Muslim di Septimania dan pusatnya.

Pada 731 M, di era Khalifah Hisham bin Abdul Malik, Ghafiqi ditunjuk sebagai gubernur Andalusia. Andalusia menyambut baik penunjukan Al-Ghafiqi sebagai penguasanya, karena ia populer di kalangan rakyatnya dan memiliki prestise di antara para prajurit tentaranya, sehingga suku-suku tersebut berkumpul di bawah panjinya.

Ghafiqi pada tahun 732 M merapatkan barisan untuk berangkat ke utara, menembus dua kerajaan Aragon dan Navarre, dan menyeberangi Pamplona lalu memasuki Prancis dan berbaris di kota Arles di Prancis, yang terletak di Sungai Rhone, dan menaklukkannya.

Setelah pertempuran sengit yang membuat pasukan Odo kehilangan banyak tentara, Ghafiqi berbaris ke barat untuk menyerang Kerajaan Aquitaine. Udo mencoba menghentikan gerak maju, dan bertemu dengan kaum Muslim di tepi Sungai Dardon, tetapi pasukannya dikalahkan.

Kerajaan Aquitaine pun jatuh ke tangan kaum Muslimin. Namun Ghafiqi tidak berhenti pada titik ini. Bersama tentaranya, dia merebut Lyon, salah satu kota Prancis yang paling penting. Untuk menyelesaikan penaklukan Prancis dengan memasuki Paris, Ghafiqi meresmikan seluruh bagian selatan Prancis dari timur ke barat pada jalur yang diperpanjang 1.000 mil hanya dalam beberapa bulan.

Ghafiqi adalah satu-satunya pemimpin Muslim yang berhasil memperluas penaklukkan sampai ke tengah Eropa. Namun, pemimpin kaum Frank, Karl Martel, tidak tinggal diam. Dia tidak hanya mengumpulkan tentara kerajaan Frank, tetapi juga termasuk tentara Jerman, suku yang biasanya berperang dengan kaum Frank.

Pertempuran tersebut adalah pertemuan antara Timur dengan peradabannya dan Islam saat itu, melawan Barat yang diwakili Eropa dan kerajaan Frank dengan agama Kristennya bersama kekuatan Eropa lainnya.

Pada akhir Oktober tahun 732 M, kedua pasukan itu berhadapan. Pada hari kesepuluh pertempuran, tentara Muslim berhasil meraih kemenangan. Namun, di tengah situasi ini, kaum Frank mengambil celah di kamp rampasan kaum Muslim. Akibatnya, sebagian besar pasukan memberontak untuk melindungi rampasan.

Ghafiqi mencoba memulihkan keadaan dan bergerak di antara para prajurit, mengumpulkan diaspora mereka lagi. Ketika itulah, sebuah anak panah mengenai dirinya dan dia pun terbunuh pada 732 M. Dalam kondisi itu, para pemimpin tentara Muslim memutuskan untuk mundur menuju pangkalan mereka di Septimania. 

Kehidupan pemimpin Abdul Rahman al-Ghafiqi berakhir. Ini adalah pertempuran terpenting yang disaksikan umat Islam saat itu di hadapan kekuatan Eropa di rumah mereka sendiri, di Prancis.


Sumber:
https://ihram.co.id/berita/qtni8m385/al-ghafiqi-pemimpin-pasukan-muslim-taklukkan-prancis

Seni Menghancurkan Muslimin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Abdurrahman al Ghafiqi, seorang Tabiin ya...

Seni Menghancurkan Muslimin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Abdurrahman al Ghafiqi, seorang Tabiin yang berguru pada Abdullah bin Umar. Dia seorang panglima perang di masa Sulaiman bin Abdul Malik.

Ditangan beliau pintu pintu kemenangan di Eropa dibukakan Allah. Sebagian Perancis berhasil ditaklukkan. Namun ada sebuah keanehan. Mengapa tentara Eropa tidak bahu membahu melawan kaum Muslimin? 

Muhamad al Ghafiqi memanggil intelejennya. Sang Intelejen mengemukakan dialog antara para petinggi Eropa dengan seorang pemimpin Eropa saat itu yang bernama Charles Martel.

Para petinggi Eropa berkata,"Mengapa Eropa bisa terkalahkan padahal kaum Muslimin itu jumlahnya sedikit, persenjataannya rapuh, dan mereka orang rendah di mata bangsa yang berperadaban ? Lalu mengapa kita diam ?"

Charles Martel berkata," Kaum Muslimin ibarat air yang mengalir deras, menghanyutkan apa pun yang menghadangnya. Keyakinan mereka lebih kokoh dan lebih kuat dari baju besi, benteng dan tembok penghalang, tombak dan semua senjata. Jadi percuma melawan mereka."

Charles Martel terdiam sesaat. Lalu melanjutkan," Bila ingin mengalahkan kaum Muslimin, beri mereka waktu hingga tangan mereka dipenuhi rampasan perang, hingga hari mereka condong pada istana dan rumah serta saling bersaing memperebutkan dunia dan perhiasannya, disaat itulah mereka dapat dikalahkan."

Muhamad al Ghafiqi menghela nafas panjang. Memang seperti itulah faktanya.

Benar saja, Islam terusir dari Andalusia setelah intelejen Eropa menemukan fakta saat pemuda bersedih hati disaat ditinggalkan kekasihnya bukan karena tak memiliki kesempatan untuk berjihad.

Panglima Hebat, Beristiqamah Bersama Jamaah Mari belajar pada Musa bin Nushair, sang panglima perang di masa khalifah Walid bin ...

Panglima Hebat, Beristiqamah Bersama Jamaah

Mari belajar pada Musa bin Nushair, sang panglima perang di masa khalifah Walid bin Abdul Malik. Di tangannya banyak negri yang dibebaskan.

Saat tongkat Kekhalifahan berpindah dari al Walid ke Sulaiman. Sulaiman menghukum Musa bin Nushair hingga sakitnya kambuh. Lalu bagaimana reaksi Musa kepada Khalifah? 

Yazid bin al Muhallab bertanya pada Musa tentang kekuatannya. 
Mau tahu berapa jumlah hamba sahaya Musa ?  Satu juta orang. Bayangkan bila hamba sahayanya dikerahkan untuk membentuk negara sendiri atau memberontak pada khalifah, bukankah bisa? 

Yazid bin al Muhallab berkata pada Musa," Jika begitu keadaan mu, mengapa kau masih mau tunduk pada khalifah? Bukankah bisa mendirikan negara sendiri ? " 

Musa bin Nushair berkata," Demi Allah, sampai kiamat aku takkan melakukan itu. Aku hanya ingin memberikan hak Allah. Aku tak ingin meninggalkan jamaah. Aku tak ingin membangkang pada khalifah."

Bagaimana seandainya kita seperti Musa bin Nushair?  Berjasa besar pada negara. Punya satu juta hamba sahaya yang bisa digerakan sebagai prajurit. Lalu dihukum oleh khalifah ?

Apakah masih bersama jamaah?  Nyaman bersama jamaah?  Masih mau membela jamaah? 

Sikap Harimau Nan Salapan dan Haji Rasul dalam Pembaharuan Islam di Minangkabau  Tiga pemuda Minangkabau baru pulang belajar dan...

Sikap Harimau Nan Salapan dan Haji Rasul dalam Pembaharuan Islam di Minangkabau 


Tiga pemuda Minangkabau baru pulang belajar dan berhaji dari Makkah pada tahun 1802. Yaitu, Haji Miskin, Haji Abdurahman dan Haji Muhammad Arif. Mereka membawa semangat pembaharuan baru untuk menegakkan tauhid dan syariat murni dari Rasulullah saw.

Semuanya mendapatkan perlawanan di tempat tinggalnya masing-masing. Hanya Haji Miskin yang mendapat teman perjuangan yaitu Tuanku Nan Receh dan beberapa daerah lainnya sehingga dari 3 orang menjadi 8 orang. Mereka menyebutnya Harimau nan Salapan.

Mereka membuat rencana untuk menerapkan syariat Islam di setiap Nagari, bila perlu menggunakan senjata. Rencana ini ditunda, lalu disampaikanlah niatnya kepada ulama senior yaitu Tuanku Nan Tuo. Bagaimana sikapnya?

Menurut Tuanku Nan Tuo, pembaharuan di Minangkabau dimulai dari menanamkan pengaruh yang besar pada satu setiap nagari. Apabila seorang ulama seorang ulama pada satu nagari telah besar pengaruhnya, ulama itu dapat memasukkan pengaruhnya ke penghulu, imam khatib, menteri, dan dubalang karena nagari di Minangkabau telah kukuh memegang adat berdasarkan musyawarah mufakat.

Dengan demikian, tidak ada ada pertentangan antara adat dan agama. Lebih baik bekerjasama dengan kaum adat daripada mengadakan pertentangan, karena kalo ada pertentangan orang lain yang akan mendapatkan untung. Apalagi Belanda telah berkuasa di Padang.

Jasa Tuanku Nan Tuo telah banyak berjasa memperkaya adat istiadat Minangkabau dengan Islam. Beliau menyusun tambo alam Minangkabau dengan dasar Islam. Hukum Islam pun telah banyak dijadikan hukum adat. Pekerjaan ini yang harus diteruskan. Namun nasihat ini tidak digubris oleh Harimau nan Salapan.

----------------
Seratus tahun kemudian, pada 1905 M, Haji Abdul Karim atau Haji Rasul pulang dari Makkah setelah berhaji dan belajar pada Syeikh Ahmad Khatib Minangkabaui. Sang guru membekali kitab Izhharu Zughalil Kazhibin yang memuat beberapa praktek tarekat Naqsyabandiah yang bertentangan dengan syariat seperti merabithahkan guru, berpantang daging dan sebagainya.

Haji Rasul harus menghadapi orang tuanya sendiri, Tuanku Syeikh Kisai seorang Syeikh dari Tarekat Naqsyabandiah. Haji Rasul sangat berpegang teguh pada paham gurunya, namun beliau pun sangat sayang, takut, cinta dan segan pada ayahnya. Sebab itu saat awal kepulangannya, dia tidak banyak menyinggung soal tarekat di kampungnya sendiri.

Haji Rasul masih belum menyatakan pandangannya tentang  thariqah Naqsyabandiah yang telah menjadi pakaian hampir seluruh ulama di Minangkabau. Padahal polemiknya terus memuncak. Hingga pada 1906 M terjadi pertemuan ulama di Pasar Raba Padang Panjang yang membahas tentang thariqah Naqsyabandiah.

Haji Rasul berpegang teguh pada paham gurunya hingga perdebatan tak bisa dihindari. Akhirnya muncul pengelompokan ulama tua dan muda. Bagaimana sikap Haji Rasul terhadap ayahnya?

Sikap Haji Rasul tetap tak berubah. Demikian pula sikap ayahnya sang Syeikh Naqsyabandiah. Banyak pengikut Naqsyabandiah yang mengadukan persoalan ini kepada ayahnya tentang sikap anaknya, Haji Rasul, yang menentang thariqah Naqsyabandiah. Namun sang ayah selalu mendinginkan masalah tersebut. Sang ayah tidak mau terjadi pertentangan dengan anaknya. Dijaga pula hati murid-muridnya.

Setelah peristiwa perkumpulan ulama di Padang Panjang, banyak yang datang ke Haji Rasul untuk belajar. Akhirnya ayah dan anak sama mengajar tentang pandangannya masing-masing di surau yang berbeda.

Setelah sang ayah wafat, Syeikh Muhammad Amrullah 1907 M, barulah Haji Rasul secara terbuka melakukan pembaharuan di Minangkabau.

----------------
Harimau nan Salapan melakukan pembaharuan. Haji Rasul melakukan pembaharuan di tempat yang sama namun dengan strategi yang berbeda.

Sumber:
https://www.google.com/amp/s/katasumbar.com/tuanku-nan-tuo-guru-dari-pejuang-pejuang-perang-padri/amp/
Ayahku, Buya Hamka, GIP

Tasawuf Menghadirkan Pembaharuan di Nusantara Tasawuf dianggap menciptakan kemunduran karena menarik massa Muslim ke arah kepasi...

Tasawuf Menghadirkan Pembaharuan di Nusantara


Tasawuf dianggap menciptakan kemunduran karena menarik massa Muslim ke arah kepasifan dan penarikan diri dari persoalan dunia. Ia dianggap sikap pelarian dari kemunduran sosio-ekonomi dan politik.

Abdurrauf Singkili, pendiri thariqah Syattariyah di Nusantara, memberikan perhatian bukan saja pada perjalanan spiritual mereka sendiri tetapi juga pemegang Mufti di Kesultanan Aceh.

Syeikh Yusuf Al Makasari, Mursyid Thariqah Khalwatiyah, menjadi Qadhi dan Penasihat Kesultanan Banten. Pemimpin perang dan juga pahlawan terpenting dalam Perang Banten melawan Belanda.

Muhammad Arsyad merupakan perintis jabatan Mufti dan pendiri berbagai lembaga pendidikan Islam di Kesultanan Banjar yang terus diganggu oleh Belanda. Al-Palimbani yang disebut sebagai Al-Ghazalinya Nusantara terus mengobarkan jihad kepada kesultanan Mataram. Snouck Hurgronje menyebutkan karya Palimbani jadi referensi jihad Perang Aceh.

Snouck Hurgronje menyarankan kepada Kolonial Belanda bahwa Syeikh Sufi adalah musuh paling berbahaya bagi pemerintah Belanda di Nusantara. Ancamannya tidak lebih kecil daripada ancaman kaum Sanusiyah terhadap Perancis di Aljazair. Mereka sulit dikendalikan karena mengembara ke pelosok tanpa terdeteksi.

Salah satu strategi menahan laju pertumbuhannya, buku-buku dan surat-suratnya dilarang dan ditahan seperti yang dilakukan terhadap Palimbani. Belanda menahan suratnya yang ditujukan kepada penerus kesultanan Mataram. Juga pada Yusuf Al Makasari saat pengasingan di Srilanka yang mengirimkan surat dan tulisannya melalui jamaah haji Nusantara.

Tuanku Nan Tuo, seorang Syeikh Sufi di Minangkabau dari thariqah Syattariyah, merupakan seorang pedagang tulen, dia dikenal sebagai tempat perlindungan para pedagang. Dia memimpin perlawanan terhadap praktek perdagangan yang tidak islami, ajaran syariat yang dilanggar, juga membasmi perampokan dan penawanan orang-orang untuk dijual sebagai budak.

Sumber:
Jaringan Ulama Timur Tengah dan Nusantara abad 17-18, Azyumardi Azra, Kencana 

Cordoba, Pusat Ilmu Pengetahuan di Eropa Le Mezquita Cordoba bermula ketika Kerajaan Bani Umaiyyah diambil alih oleh Kerajaan Ba...

Cordoba, Pusat Ilmu Pengetahuan di Eropa


Le Mezquita Cordoba bermula ketika Kerajaan Bani Umaiyyah diambil alih oleh Kerajaan Bani Abassiyah pada tahun 750 sehingga pusat peradaban Islam dipindahkan dari Damaskus, Syria, ke Baghdad. Keadaan itu memaksa Abdulrahman I--dikenal sebagai Abdulrahman Al-Dakhil--yang menjadi Khalifah Bani Umaiyyah ketika itu hengkang ke Spanyol. Ia kemudian menjadikan Kerajaan Bani Umaiyah kedua di Spanyol dengan Cordoba sebagai ibu kota.

Bani Umaiyyah kedua ini bertahan selama hampir 800 tahun (756-1492). Perkembangannya pesat, menyaingi Kerajaan Bani Abassiyah yang berpusat di Baghdad ketika itu. Di masa-masa kejayaannya, Cordoba menjadi bandar terkaya di Eropa. Di masa Khalifah Abdul Rahman I itulah, Masjid Cordoba dibangun dan dilanjutkan oleh penerusnya: Abdulrahman II, Al Hakam, dan Al Mansur.

Pada saat pemerintahan Bani Umayyah, Cordoba menjadi ibu kota Spanyol. Cordoba saat itu juga dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan. Volume kunjungan ke perpustakaan mencapai angka 400.000 kunjungan, sementara volume pengunjung perpustakaan-perpustakaan besar di Eropa lainnya jarang mencapai angka seribu.

Cordoba mengalami kemajuan pesat dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan intelektual. Pada masa kekuasaan Abdurhaman III, didirikan Universitas Cordoba yang terkenal dan menjadi kebanggaan umat Islam. Banyak mahasiswa dari berbagai negara, termasuk mahasiswa Kristen dari Eropa, menuntut ilmu di universitas itu. Geliat pendidikan di Cordoba makin bersinar pada era pemerintahan Al Hakam Al Muntasir. Sebanyak 27 sekolah swasta didirikan, bahkan gedung perpustakaan mencapai 70 buah. Anak-anak miskin dan terlantar bisa bersekolah secara gratis di 80 sekolah yang disediakan pemerintah.

Pendek kata, Cordoba masa itu dikenal sebagai the greatest centre of learning di Eropa ketika kota-kota lain di benua itu berada pada masa kegelapan. Cordoba bagai bunga yang menebar harum di Eropa pada abad pertengahan sebagaimana digambarkan oleh seorang penulis Lane-Poole sebagai the wonders of the world.

Cordoba menjadi kota termegah pada masanya. Kejayaannya banyak menginspirasi penulis Barat dan banyak digambarkan oleh para ahli sejarah ataupun politik sebagai cikal bakal pembawa kemajuan bagi Barat di masa sekarang.

Saat Cordoba berada dalam puncak kejayaannya pada abad ke-9 dan ke-10 Masehi, kota ini dipenuhi lebih dari 200.000 rumah, sekitar 600 masjid, dan tak kurang dari 50 rumah sakit serta sejumlah pasar besar yang menjadi pusat perdagangan dan sentra perekonomian. Di antara ratusan masjid yang ada di sana, masjid termegah dan terbesar adalah Le Mezquita atau Masjid Cordoba.

Setelah Pemerintahan Islam jatuh, beberapa bagian dari Masjid Cordoba dirombak menjadi sebuah katedral. Kejatuhan itu diakibatkan adanya perpecahan dalam tubuh umat Islam sendiri karena perebutan kekuasaan antara Dinasti Umayyah dan Dinasti Amiriyah. Perpecahan ini makin tajam oleh segelintir tokoh Islam yang mengundang pihak musuh sebagai sekutunya memerangi sesama raja Islam. Puncaknya, Ratu Isabel dari Castila dan Ferdiand dari Aragon berhasil menaklukkan Grenada dan kemudian mengusir kaum Muslim dari Spanyol.

Kekalahan itu tidak serta-merta meruntuhkan Masjid Cordoba yang kental dengan arsitektur Islam. Beberapa bagian dari masjid tersebut hingga kini masih terpelihara dan telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu tempat peninggalan bersejarah yang penting di dunia. Keberadaan Masjid Cordoba ini menunjukkan jejak sejarah kejayaan Islam di daratan Eropa abad ke-9 dan 10 Masehi. 

Sumber:
https://m.republika.co.id/berita/p66p47313/cordoba-pusat-ilmu-pengetahuan-di-eropa

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (403) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)