basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Cacian Komunis Terhadap Ulama di Era Kolonial Belanda Melawan dan tidak puas atas hegemoni Belanda membuat banyak orang tak pedu...

Cacian Komunis Terhadap Ulama di Era Kolonial Belanda


Melawan dan tidak puas atas hegemoni Belanda membuat banyak orang tak peduli dengan ragam pemikiran. Yang terpenting melawan kapitalisme imperialisme.  Rasa benci kepada penjajahan telah tersalurkan dalam komunis.

Haji Abdul Karim Amrullah membaca buku Arradu alad Dahriyin karangan Jamaluddin Al Afghani. Kesimpulannya, komunisme dan marxisme menentang segala agama. Sejak itu, beliau mengeluarkan fatwa-fatwa anti komunis.

Kolonial Belanda pun jadi sering mendatangi beliau, agar beliau menentang komunis dan mempertahankan Belanda. Namun ditolaknya. Fatwanya, "Cukup Islam saja, tidak perlu paham lain." Saat diajak memberantas komunis oleh Belanda, komunis diberantasnya, tetapi  paham Islam yang dikemukakan.

Komunis terus mengupayakan penjatuhan pengaruhnya di Sumatera Barat tak pernah berhenti. Beliau terus dicela tanpa sedikitpun rasa hormat lagi. Namun beliau terus melawan komunis dan tetap tidak mempercayai pemerintah kafir.  Caranya, dengan memperdalam pengaruh Islam, memperkuat tenaga kaum Muslimin. Sebab inilah beliau dituduh "perkakas" Pemerintah Belanda oleh kaum Komunis.

HOS Cokroaminoto di Jawa, dihantam, dicaci, dicuci, dan dimaki habis-habisan dalam surat-surat kabar komunis.  Beliau dituduh sebagai pemeras rakyat, penipu dan menggelapkan uang. Orang yang menggelapkan uang disebut "mencokro". Tak dibedakan urusan personal dengan urusan paham. Tuduhan yang hina mulai dilemparkan ke beliau, "Pemeras rakyat, minta sedekah, menjual ayat untuk kepentingan pribadi."

Dalam hantaman cacian dan makian, yang memperkuat jiwa Haji Abdul Karim Amrullah adalah dzikir,  wirid, membaca Al-Qur'an, berlagu kasidah dan mengarang buku Sendi Aman Tiang Selamat yang berisi akhlak, masyarakat dan adab.

Alasan Dusta dan Pengadu Domba, Penangkapan Ulama di Era Kolonial Belanda Haji Abdul Karim Amrullah di tahan Belanda pada 12 Jan...

Alasan Dusta dan Pengadu Domba, Penangkapan Ulama di Era Kolonial Belanda

Haji Abdul Karim Amrullah di tahan Belanda pada 12 Januari 1241M. Beliau ditangkap saat akan pergi memberikan penerangan agama ke Lubuk Basung. Mantri Polisi menangkapnya lalu dibawalah ke Bukit Tinggi Kantor Assistant Residen.

Dua hari beliau di beri introgasi dari biografi, pendidikan, dan perjuangannya. Setelah itu dipulangkan. Pada 18 Januari 1941, beliau dijemput kembali dan ditahan di penjara Bukit Tinggi. Dia menyiapkan kitab-kitab untuk ditelaah dan Al-Qur'an. Beliau menghadapi dengan tenang dan tidak ada sedikitpun perasaan bersalah.

Sahabatnya, Syeikh Muhammad Jamil Jambek, berkata, "Pembuangan bukanlah perkara besar. Bagi beliau, bumi Allah ini luas, beliau dekat dengan Allah. Hanya saja, bagi kolonial Belanda, sudahkah dipikirkan masak-masak sikapnya ini?"

Ada satu pihak yang mengupayakan pembebasan beliau, syaratnya berjanji merubah sikapnya. Tentu ini percuma, karena kolonial Belanda sudah sering kali menasihati dan memperingatkan, tapi beliau tak bergeming. Pikiran dan prinsipnya sudah matang.

Saat didesak alasan penangkapannya, Kolonial Belanda beralasan karena kaum adat dari negri Sungai Batang Tanjung Sari merasa keberatan atas fatwanya yang menyinggung kaum adat. Kaum adat pun bergolak menepis tuduhan Kolonial Belanda. Para penghulu mengirimkan daftar volkstraad yang diteken oleh seluruh penghulu.

Tak berhasil dengan cara pertama, Kolonial Belanda beralasan bahwa ulama Sumatera Barat yang memintanya dipenjara. Para ulama tersinggung, maka seluruh ulama di Sumatera Barat mengirimkan daftar penolakan atas pengasingannya. Usaha Belanda memecah belah kaum adat dan ulama tidak berhasil.

Akhirnya Kolonial Belanda memberikan jawaban yang tegas bahwa penangkapannya karena kekuasaan pemerintah yang sah dan hukum-hukum adat tidak dapat dijalankan lagi di negeri yang beliau duduki. Bila tidak diasingkan, pemerintah Kolonial Belanda tidak berjalan lancar.

Akhirnya Haji Abdul Karim Amrullah diasingkan di Sukabumi dengan menggunakan kapal KPM pada Agustus 1941 M

Sumber:
Ayahku, Buya Hamka, GIP 

Saad bin Abi Waqqash, Aktor Interaksi Awal Islam dan Tiongkok  Persia sebagai imperium raksasa yang pernah mengangkangi dunia, t...

Saad bin Abi Waqqash, Aktor Interaksi Awal Islam dan Tiongkok 


Persia sebagai imperium raksasa yang pernah mengangkangi dunia, terus terjepit oleh panglima perang Saad bin Abi Waqqash pada era Umar bin Khatab. Sang Kisra Persia akhirnya mengirim utusan untuk minta bantuan kepada Kaisar Cina dari Dinasti Tang (618-907 M). 

Kaisar Dinasti Tang bertanya pada utusan Persia, “Apa yang terjadi, kalian yang begitu besar bisa dikalahkan oleh kaum yang kecil? Bagaimana sebenarnya kaum itu?”

Utusan Persia balik bertanya, “Silahkan Tuan bertanya, apa yang Tuan ingin ketahui tentang kaum itu?”

“Apa yang mereka katakan kepada kalian sebelum perang?”

Dengan jujur utusan Persia menuturkan, “Mereka menawarkan satu dari tiga hal. Pertama, kami diajak masuk Islam dengan demikian kami sama dengan mereka. Kedua, kalau kami tidak mau masuk Islam maka kami harus membayar jizyah (semacam pajak) dengan demikian maka kami dalam jaminan dan perlindungan mereka. Ketiga, kalau kami menolak, maka perang.”

Kaisar Cina, ” Apakah mereka menepati janji?”

Utusan Persia, “Ya, mereka adalah kaum yang sangat menepati janji.”

“Apakah mereka suka menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal?”

“Tidak. Mereka adalah kaum yang sangat memegang teguh ajaran Agama mereka.”

“Selama mereka tidak menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal maka mereka takkan bisa dikalahkan.”

Selanjutnya Kaisar Dinasti Tang bertanya tentang kondisi fisik mereka seperti pakaian yang dikenakan, kendaraan yang ditumpangi, dan perkakas yang dihunakan kaum Muslimin. Utusan Persia menjawab dengan detail, jelas, dan terbuka tanpa menutupi sesuatu apapun yang ditanyakan.

Kasar Dinasti Tang menulis surat jawaban untuk Raja Persia, Kisra Yazdegerd III. Isi suratnya adalah, “Sesungguhnya bukan aku tidak tahu bahwa sesama raja ada hak dan kewajiban untuk saling membantu, dan bukan aku tidak mau membantu. Aku bisa membantu pasukan perang yang paling depan sudah sampai di wilayah Persia dan yang belakang masih di Cina. Tapi itu tak ada gunanya. Karena, kaum yang memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebutkan oleh utusanmu itu jika mau meruntuhkan gunung niscaya mereka bisa meruntuhkannya, dan jika mereka menyerang kerajaanku karena ikut membantumu, niscaya mereka melenyapkanku dan kerajaanku. Kaum ini, tak bisa dikalahkan sehingga mereka berubah menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Maka saranku, berdamailah dengan mereka. Dan terima tawaran mereka.”

------------------------------------
Pada masa pemerintahan pemerintah Tau Tsung (627-650), kaisar ke dua Dinasti Tang, diberitakan datangnya empat orang muslim dari Jazirah Arab di era Khalifah Utsman bin Affan. Mereka menetap di Canton (Guangzhou) di kota Chow, dan bermukim di Coang  Chow. Sejarah Islam di Cina mencatat nama Saad bin Abi Waqqash seorang mubaligh dan Sahabat Nabi Rasulullah saw yang mendirikan masjid di Canton atau Masjid Wa Zhin Zi (masjid kenangaan atas Nabi).

Tak heran bila sampai sekarang kaum muslimin Tiongkok membanggakan sejarah Islam di negrinya karena dibawa langsung oleh Sahabat dekat Rasulullah saw sendiri. Sejak abad ke 7 atau 8, semakin banyak Muslim berdatangan ke Tiongkok baik sebagai pedagang maupun mubaligh yang melakukan penyebaran Islam.

----------------
Kaisar Dinasti Tang telah melihat langsung kehebatan Saad bin Abi Waqqash sebagai panglima perang dari surat Kisra Persia di era Umar bin Khatabdan bertemu langsung saat menjadi utusan khalifah Utsman bin Affan ke Tiongkok



Sumber:
https://www.islampos.com/surat-kaisar-cina-pada-kisra-persia-tentang-umat-islam-202041/
Islam dan Transformasi Masyarakat Nusantara, Moeflich Hasbullah, Kencana 

Keadilan Sejarah Terhadap Algojo Bani Ummayah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hajjaj Bin Yusuf Ats Ts...

Keadilan Sejarah Terhadap Algojo Bani Ummayah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hajjaj Bin Yusuf Ats Tsaqafi dijuluki Algojo Bani Ummayah. Oleh Asma binti Abu Bakar, kehadirannya sudah diberitakan oleh Rasulullah saw.

Hajjaj Ats Tsaqafi, mengepung Mekkah. Kabah pun retak. Pemugaran Kabah justru membuat Kabah menjadi sesuai dengan arsitektur Nabi Ibrahim.

Ada konstruksi Kabah yang salah saat pemugaran oleh Musyrikin akibat banjir melanda Mekkah sebelum Muhammad saw diangkat Nabi, perbaikannya saat Kabah retak diserang Hajjaj Ats Tsaqafi 

Hajjaj Ats Tsaqafi berjasa pula dalam pengembangan ilmu Al-Qur'an, pengembangan wilayah ke India dan Cina, dan penumpasan Khawarij

Hajjaj Ats Tsaqafi berjasa menciptakan keamanan, namun pada sisi lain banyak membunuh ulama. Puncaknya, membunuh Said bin Jubair.

Umar bin Abdul Aziz menyebutnya musuh Allah, tetapi iri padanya atas sikapnya yang mencintai dan pemurah terhadap ahli Al-Qur'an, istighfarnya jelang maut

Hasan Al Bashri mengomentari doa Hajjaj, "Ya Allah ampuni aku, karena orang mengira Engkau tak melakukannya." Bisa jadi bermanfaat.

Hajjaj Ats Tsaqafi berjasa dalam membubuhkan tanda titik pada huruf-huruf Al-Qur'an sehingga memudahkan kaum muslimin dalam membacanya

Hajjaj Ats Tsaqafi penuh kontroversial, kebaikan yang dilakukan tak bisa kita lampaui. Namun menjauhkan diri dari keburukannya. Itulah kebijaksanaan sejarah.

Sumber:
Hajjaj Bin Yusuf Algojo Bani Ummayah, Mansur Abdul Hakim, Al-Kautsar 

Energi Attraction Conversion pada Khalid bin Walid  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa Khalid bi...

Energi Attraction Conversion pada Khalid bin Walid 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa Khalid bin Walid tak cemerlang di era Jahiliyah. Namun menjadi panglima terhebat yang membebaskan Romawi dan Persia di era Islam?

Khalid bin Walid tak bisa mengalahkan Muslimin, namun saat baru masuk Islam ditunjuk jadi panglima, mengapa bisa menggentarkan Romawi di Mu'tah?

Khalid bin Walid dengan pasukan terbanyak dan senjata termodern, sumber daya terbesar tak mampu mengalahkan muslimin yang terbatas?

Saat Khalid bin Walid masuk Islam, mengapa keterbatasan pasukan, peralatan militer dan sumber daya mampu mengalahkan Persia dan Romawi yang melimpah?

Kekuatan sebenarnya ada pada pribadi Khalid bin Walid atau kemukijzatan Islam yang memberikan energi transformasi dan revolusi?

Saat pasukan Khalid bin Walid menjepit pasukan Muslimin di Uhud dan Khandaq, mengapa tak bisa mengalahkannya? Dimana kebrilianan strategi perangnya?

Saat Khalid bin Walid terjepit di sejumlah pertempuran melawan Romawi dan Persia, mengapa akhirnya bisa memutar balik keadaan? Mereka terkalahkan.

Saat Khalid bin Walid bersiap menghabisi muslimin yang tengah shalat saat perjalanan umrah, strateginya dikalahkan dengan Shalat Khauf.

Tanpa Islam, kejeniusan dan talenta kepanglimaan Khalid bin Walid seperti terkikis. Saat berislam, tiba-tiba kejeniusan dan talentanya meledak tak terbendung.

Antony Reid sejarawan dari Cambridge University, Islam memberikan energi Attraction of Conversion bagi yang meyakini dan mengaplikasikannya.

Sumber:
The Art Of War Khalid bin Walid, Wisnu Tanggap Prabowo, Pustaka Al-Kautsar
Islam dan Transformasi Masyarakat Nusantara, Moeflich Hasbullah, Kencana 

Isu-isu Wahabi Pasca Kemerdekaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Wahabi selalu jadi isu-isu politik s...

Isu-isu Wahabi Pasca Kemerdekaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Wahabi selalu jadi isu-isu politik saat pemilihan umum. Siapa sajakah yang diserang pasca kemerdekaan? Siapakah yang menggunakan isu-isu Wahabi?

Masyumi itu wahabi, jangan pilih orang Masyumi. Komunis berisu, Wahabi itu dari Sumatera, lalu menyebarkannya ke Jawa. Begitu isu-isu yang menyebar

Isu-isu Wahabi dijadikan alat untuk menekan semangat kesadaran Islam. Yang dibenci bukan lagi ajarannya melainkan namanya.

Komunis telah mencoba menimbulkan sentimen Umat Islam dengan membangkitkan nama Wahabi.

Propaganda anti Wahabi merasuk sehingga figur Tuanku Imam Bonjol dan KH Ahmad Dahlan diturunkan dari dinding.

Organisasi Islam yang dianggap kemasukan paham Wahabi, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis dan lainnya diminta untuk dibubarkan.

Di saat Wahabi sebelumnya sudah memiliki cita rasa Nusantara. Sekarang bermunculan lagi dengan format lama.  Mampukah dinusantarakan lagi?

Nusantara Mewarnai Wahabi Nusantara memang diwarnai, namun dia pun mewarnai. Salah satu yang diwarnai adalah gerakan Wahabi. Bag...

Nusantara Mewarnai Wahabi


Nusantara memang diwarnai, namun dia pun mewarnai. Salah satu yang diwarnai adalah gerakan Wahabi. Bagaimana perjalanan Wahabi di Nusantara?

Saat imam Ibnu Taimiyah melakukan pembaharuan. Di Nusantara berdiri kerajaan Pasai dan Majapahit. Eropa memasuki akhir abad Pertengahan.

Saat imam Ibnu Taimiyah melakukan pembaharuan. Di Nusantara berdiri kerajaan Pasai dan Majapahit. Eropa memasuki akhir abad Pertengahan.

Bila akar gerakan Wahabi itu Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb (1701 - 1793 M), maka beberapa penganut Wahabi mulai masuk Nusantara pada 1788M

Penganut Wahabi (Arab) datang di era Paku Buwono IV, menyiarkannya di Solo, Jogyakarta, Cirebon, Bantam dan Madura. Mereka disambut baik.

Ketauhidan mendorong gerakan anti penjajahan. Maka Wahabi disambut baik. Belanda mengendusnya. Maka ditangkap dan diusirlah mereka.

12 tahun kemudian, 1801 M, datanglah 3 ulama Muda berpaham Wahabi dari Makkah ke Minangkabau. Yang datang pribumi bukan orang Arab lagi.

Ketiga ulama ini mendorong lahirnya gerakan Padri yang melakukan perlawanan terhadap penjajah selama 37 tahun. Belanda berhasil menumpasnya.

Di awal abad 20, pengaruh Wahabi membentuk gerakan Kaum Muda di Minangkabau. KH Ahmad Dahlan dan Syeikh Ahmad Soorkati. Lalu terbentuklah Ormas Islam.

Menurut Buya Hamka, Ir Soekarno dalam surat-suratnya dari Endeh terlihat banyak mengandung anasir Wahabi.

Mengapa gerakan Salafi dari Arab Saudi yang disebut berpaham Wahabi berbeda dengan Ormas Islam yang awalnya diduga kemasukan paham Wahabi?

Nusantara memang terwarnai, namun Nusantara pun mewarnai ciri yang khas. Itulah transformasi yang menjadi karakter asli Nusantara.

Saat Ibnu Saud (Wahabi) berkuasa di Hijaz. Ulama Nusantara memohon agar umat Islam non Wahabi dapat menjalankan ajaran 4 mazhab di Madinah dan Mekkah.

Dari peristiwa pengiriman utusan ke Hijaz ini, lahirlah Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 M

Sumber:
Dari Perbendaharaan Lama, Buya Hamka, GIP
Ayahku, Buya Hamka, GIP
Api Sejarah, Ahmad Mansur Suryanegara, Suryadinasti

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)