basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Puncak Kemakmuran Nusantara, Hanya di era Islam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Anthony Reid, Sejaraw...

Puncak Kemakmuran Nusantara, Hanya di era Islam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Anthony Reid, Sejarawan, dalam bukunya Asia Tenggara dalam kurun Niaga 1480-1600, menyimpulkan bahwa kejayaan ekonomi Nusantara terjadi di era Islam.

Indikator kemajuannya, munculnya bandar pelabuhan internasional yang merata di seluruh pesisir pulau di Nusantara. Muncul kesultanan di tiap kota.

Azyumardi Azra meneliti bagaimana Islam mampu mentransformasikan Nusantara menjadi makmur di era tersebut. Salah satunya karena peribadatannya.

Sebelum Islam, mobilitas dari satu strata sosial ke strata yang lebih tinggi tidak ada. Maka hilanglah kegairahan hidup untuk mengembangkan potensinya.

Islam datang, perbudakan dihilangkan. Strata terendah bisa menjadi tinggi dengan kesungguhan pengerahan potensinya. Maka daerah ekonomi baru pun bermunculan

Sebelum Islam, peribadatan sangat rigid, ditempat tertentu, upacara simbolik tertentu, ini kurang cocok saat mobilitas tinggi dan cepat

Setelah Islam, peribadatan bisa dilakukan dimana saja, tanpa upacara protokoler simbolik yang kaku.

Sebelum Islam, hubungan manusia antar tuan dan budaknya. Setelah Islam, jalin manusia berbentuk partnership dan pemufakatan.

Sebelum Islam, pendidikan hanya untuk bangsawan. Setelah Islam, semuanya menikmati pendidikan dengan pengembaraannya para sufi ke pelosok.

Kevin W Fogg riset di Indonesia tentang bagaimana revolusi Nusantara dalam menghadapi Penjajahan. Hasilnya, Islamlah yang menggerakkannya.

Dari hasil penelitian sejarawan inilah, disimpulkan bahwa Islam telah menjadi dasar transformasi dan Revolusi di Nusantara yang menciptakan kemakmuran.

Muhammad saw Sudah Dikenal Oleh Pedagang Nusantara Sebelum Diangkat Rasul? Sejarawan Universitas Padjadjaran, Ahmad Mansyur Sury...

Muhammad saw Sudah Dikenal Oleh Pedagang Nusantara Sebelum Diangkat Rasul?


Sejarawan Universitas Padjadjaran, Ahmad Mansyur Suryanegara, meyakini bahwa Islam masuk ke Nusantara pada saat Rasulullah masih hidup di Makkah dan Madinah.

Bahkan Mansyur Suryanegara lebih berani lagi dengan menegaskan bahwa sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul, saat masih memimpin kabilah dagang kepunyaan Khadijah ke Syam dan dikenal sebagai seorang pemuda Arab yang berasal dari keluarga bangsawan Quraisy yang jujur, rendah hati, amanah, kuat, dan cerdas, di sinilah ia bertemu dengan para pedagang dari Nusantara yang juga telah menjangkau negeri Syam untuk berniaga.

“Sebab itu, ketika Muhammad diangkat menjadi Rasul dan mendakwahkan Islam, maka para pedagang di Nusantara sudah mengenal beliau dengan baik dan dengan cepat dan tangan terbuka menerima dakwah beliau itu, ” ujar Mansyur yakin.

Mengapa keyakinan muncul ?

Interaksi perdagangan Nusantara-Arab-Cina sudah terjadi jauh sebelum kelahiran Rasulullah saw. Adanya jalur perdagangan utama dari Nusantara—terutama Sumatera dan Jawa—dengan Cina juga diakui oleh sejarahwan G. R. Tibbetts. Bahkan Tibbetts-lah orang yang dengan tekun meneliti hubungan perniagaan yang terjadi antara para pedagang dari Jazirah Arab dengan para pedagang dari wilayah Asia Tenggara pada zaman pra Islam. Tibbetts menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan Nusantara saat itu.

“Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima Masehi, ” tulis Tibbets. Jadi peta perdagangan saat itu terutama di selatan adalah Arab-Nusantara-China.

Di samping itu, sebelum Muhammad saw menjadi Rasu, beliau adalah seorang pedagang yang sangat mashur. Beliau berdagang keseluruh pusat pasar atau perdagangan yang ada di Jazirah Arab, Syam, Yaman, Oman dan Bahrain. Perjalanan ini dimungkinkan bertemu dengan sejumlah pedagang dari berbagai negri termasuk Nusantara. Apalagi saat itu jalur utama perdagangan di bagian bumi selatan adalah Arab-Nusantara-Cina. Dan, komoditi barang dari Nusantara merupakan salah satu produk unggulan di Arab dan dunia. Tentu saja akan dicari oleh para pedagang hingga ke sumber tangan pertamanya.

Salah satu komodoti yang sudah dikenal secara internasional adalah yang berasal dari Barus. Barus merupakan kota tertua di Indonesia yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China, dan sebagainya.

Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus.

Bahkan dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 tahun sebelum Masehi

Sumber:
http://www.infoyunik.com/2017/12/pasar-pasar-yang-pernah-disinggahi-nabi.html

https://sinarjateng.pikiran-rakyat.com/peristiwa/pr-100876210/fakta-mengejutkan-ternyata-islam-masuk-ke-nusantara-saat-nabi-muhammad-masih-hidup?page=4

Saat Perang Uhud, Umat Islam Sudah Bermukim di Barus Aceh? Arkeolog dari Australia National University, Peter Bellwood, menemuka...

Saat Perang Uhud, Umat Islam Sudah Bermukim di Barus Aceh?


Arkeolog dari Australia National University, Peter Bellwood, menemukan bukti-bukti yang menunjukkan telah terjadi kontak dagang antara para pedagang Cina, Indonesia, dan Arab sebelum abad kelima Masehi. Pada tahun ini, Rasulullah belum lahir.

Bellwood menyebutkan, beberapa jalur perdagangan utama sudah berkembang sehingga dapat menghubungkan nusantara dengan Cina. Hal itu dibuktikan dengan adanya temuan tembikar Cina dan benda berbahan perunggu dari zaman Dinasti Han di Selatan Sumatra serta Jawa Timur.

Sejarawan GR Tibbetts mengakui pula keberadaan jalur perdagangan Arab-Nusantara-Cina. Ia kemudian meneliti lebih dalam mengenai perdagangan yang terjadi antara pedagang asal Arab dengan pedagang dari kawasan Asia Tenggara sebelum Nabi Muhammad menyebarkan Islam.
Ia menemukan bukti-bukti adanya kontak perniagaan antara Jazirah Arab dan nusantara kala itu. 

Tibbets menulis, perdagangan terjadi karena kepulauan Indonesia menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke Cina sejak abad kelima Masehi. Maka, peta perdagangan utama di Selatan saat itu meliputi Arab-Nusantara-Cina.

Kemudian, sekitar 625 M atau 15 tahun setelah Rasulullah menerima wahyu pertama, di sebuah pesisir pantai Sumatra sudah ada perkampungan Arab Muslim. Waktu itu masih dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya.

Di perkampungan tersebut banyak orang Arab tinggal. Mereka menikahi perempuan-perempuan lokal dan beranak pinak di sana.
Tempat belajar Alquran dan Islam yang merupakan cikal bakal lahirnya madrasah dan pesantren pun didirikan di perkampungan itu. Tempat tersebut dianggap pula sebagai rumah ibadah atau masjid.

Apa yang terjadi di tahun 625 M di Jazirah Arab?

Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 23 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.

Semakin detail penelitian sejarah semakin membuktikan bahwa Umat Islam di Nusantara sudah saat Rasulullah saw masih hidup. Saat pertempuran Uhud terjadi, ternyata sudah ada komunitas muslim yang tinggal di Barus Aceh.


https://sinarjateng.pikiran-rakyat.com/peristiwa/pr-100876210/fakta-mengejutkan-ternyata-islam-masuk-ke-nusantara-saat-nabi-muhammad-masih-hidup?

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pywgei313

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Uhud

Rasulullah saw dan Wilayah Nusantara ? Rasulullah saw paham Nusantara. Di Hikayat Raja Pasai abad 14 tertulis, beliau  memerinta...

Rasulullah saw dan Wilayah Nusantara ?

Rasulullah saw paham Nusantara. Di Hikayat Raja Pasai abad 14 tertulis, beliau  memerintahkan Sahabatnya berdakwah di wilayah Sumatera

Siapakah Sahabat yang mematuhi berdakwah di Nusantara karena termotivasi sabda Rasulullah saw? Sa'ad bin Abu Waqash dan Muawiyah bin Abu Sofyan?

Sejarawan UI, menduga Saad bin Abi Waqqash pernah singgah di Sumatera dalam perjalanannya ke Tiongkok sebagai utusan Utsman bin Affan

Buya Hamka menduga, Muawiyah bin Abu Sofyan pernah berkunjung ke kerajaan Kalingga di Jawa Timur. Ini bentuk ketaatan pada Rasulullah saw?

Tak ada hadist yang mendukung pernyataan di Hikayat Raja-Raja Pasai. Namun di Al-Qur'an tertulis produk unggulan dari Barus Sumatera Utara, yaitu Kafur

Kafur, produk dari Timur Jauh sudah dikenal oleh bangsa Arab jauh sebelum Kenabian Rasulullah saw. Diduga dari sini Rasulullah saw kenal Sumatera

Mufassir, Thahir bin Asyur, menjelaskan bahwa Kafur sejenis minyak pohon yang berasal dari daerah China dan Jawa (Nusantara)

Orang Arab sampai awal abad 20, menyebut orang melayu yang datang atau bermukim di Arab, tak peduli asalnya, menyebutnya sebagai orang Jawa

Sejak Abad ke-7, pada catatan dinasti Tang 671 M (Rasulullah saw wafat 632 M) di pantai Barat Sumatera telah ada pemukiman Arab dengan penguasanya dari mereka sendiri.

Jadi masuk akal bila Rasulullah saw telah mengenal Sumatera (Nusantara) karena Beliau memiliki wawasan geopolitik yang baik.

Sumber:
Jas Mewah, Tiar Anwar Bachtiar, Pro-U Media
Jaringan Ulama Timur Tengah dan Nusantara abad 17-18, Azyumardi Azra, Kencana
Sejarah Umat Islam, Buya Hamka, GIP
Arkeologi Islam Nusantara, Uka Tjandrasasmita, KPG

Keunikan Jihad Melawan Penjajah di Tataran Sunda Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jihad di tataran Sun...

Keunikan Jihad Melawan Penjajah di Tataran Sunda

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jihad di tataran Sunda sungguh unik. Di tanah ini Sunan Gunung Jati memimpin langsung pertempuran melawan penjajah Portugis. Walisanga terjun langsung

Tataran Sunda telah menarik beragam kerajaan dan suku bangsa di Nusantara untuk berjihad melawan penjajah.

Kesultanan Demak terpanggil oleh seruan jihadnya. Mataram terpanggil menyambut seruan jihadnya. Tataran Sunda menjadi tempat terpilih perjuangan. Apalagi Kesultanan Banten.

Sultan Trengana dan Sultan Agung mengerahkan panglima dan prajurit terbaiknya demi seruan jihad di Tataran Sunda.

Mursyid Thariqah Khalwatiyah meninggalkan tanah tercintanya demi mengabdi dan berjihad di Tataran Sunda, hingga akhirnya terbuang ke Afrika

Tataran Sunda seperti satu-satunya wilayah di Nusantara yang Walisanga dan Mursyid Thariqah terjun langsung berjuang.

Fatahillah dari Pasai, Sultan Agung dari Mataram, Pangeran Jayakarta, Sultan Ageng, Syeikh Yusuf dari Makasar, Pangeran Purbaya, Untung Surapati dari Madura, Kiyai Tapa, berjuang di Tataran Sunda

Ketika era kerajaan sudah pudar, lahirlah para santri didikan Syeikh Nawawi Al Bantani pelanjut perjuangan. Generasi pejuang tak pernah surut di Tataran Sunda

Belanda tak bisa melanggengkan kerajaan boneka di Tataran Sunda, walau rajanya tunduk, rakyatnya terus melawan

Menghadapi pusat penjajah, banyak muncul kelompok kecil terorganisir yang melawan penjajah. Itulah kisah yang terrekam oleh sejarah.

Setiap daerah memiliki keunikan dalam jihadnya terhadap penjajah. Tataran Sunda pun memiliki kemuliaan jihad tersendiri

Sederhana Merasakan Kemukijzatan Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tidak paham arti surat...

Sederhana Merasakan Kemukijzatan Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Tidak paham arti surat Maryam. Tetapi merasakan kemukijzatan surat Maryam dari susunan kata dan kalimatnya. Masya Allah.

Tidak paham surat Al Kahfi, namun merasakan kemukijzatannya dari karakter khusus pada kisah-kisah yang ada di dalamnya.

Tak paham surat Ar Rahman, tetapi merasakan kemukijzatannya dari pertanyaan sama yang terus diulang-ulang setelah kelomp ok kalimat tertentu.

Tak paham surat Al-Baqarah, tetapi merasakannya tema sentralnya hanya dengan penyebutan nama yang sangat sederhana.

Tak harus menjadi ulama yang faqih. Tak harus menjadi sufi yang terjaga dari hawa nafsu untuk merasakan kemukijzatan Al-Qur'an.

Al-Qur'an mengetuk hati semua kalangan. Al-Qur'an bukan untuk golongan khusus. Tak perlu syarat ribet untuk merasakan kemukijzatan Al-Qur'an

Tak perlu paham bahasa Arab agar hati bergetar seperti gunung yang hancur saat diperdengarkan Al-Qur'an. Al-Qur'an menembus semua relung hati tanpa syarat

Yang diperlukan hanya satu syarat, kita adalah Hamba-Nya. Al-Qur'an itu petunjuk dari Tuhan. Hanya itu syaratnya.

Manusia, Alien Sesungguhnya di Muka Bumi  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Alien, makhluk asing, di mu...

Manusia, Alien Sesungguhnya di Muka Bumi 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Alien, makhluk asing, di muka bumi itu bernama manusia. Sadarkah? Bukankah malaikat menentang kekhalifahan manusia di muka bumi?

Sebab sudah terlalu lama di muka bumi, manusia menganggapnya sebagai penduduk asli pribumi. Padahal dia berasal dari surga yang tak paham bumi.

Allah mengajarkan nama tumbuhan dan hewan kepada Nabi Adam. Itulah penyiapan dan pendidikan bagi manusia sebelum ditempatkan di daerah terasing.

Allah mengajarkan prinsip, cara hidup dan petunjuk berupa wahyu, agar manusia tidak hancur dan menghancurkan di tempat terasingnya.

Allah memerintahkan seluruh makhluknya, alam semesta, di tempat asing, bumi, untuk melayani manusia.

Makhluk asing di tempat terasing, makhluk alien yang menempati daerah yang bukan tempat menetapnya di muka bumi, itulah manusia.

Bukankah banyak ekosistem yang rusak? Bukankah banyak makhluk dan tanaman yang punah oleh manusia? Seperti itulah karakter makhluk alien

Nikmat Allah itu sempurna di muka bumi, mengapa manusia tak merasakan ketentraman dan bahagia? Sebab bumi itu bukan tempat tinggal aslinya.

Manusia itu bukan penduduk asli bumi, tetapi penduduk asli langit. Mengapa tamak dan saling berkonflik soal apa yang ada di bumi?

Imam Al-Ghazali menggambarkan manusia di bumi, seperti seseorang yang terdampar di sebuah pulau asing lalu terlena. Padahal di pulau itu banyak pemangsa.

Andai manusia abadi tinggal bumi, apakah merasakan kenyamanan dengan hiruk pikuknya? Bukankah persoalan terus berdatangan?

Bukankah orang terkaya pun memiliki persoalan? Bukankah orang yang paling berkuasa pun memiliki ketakutan?

Bila manusia makhluk alien di bumi, maka bersahabatlah dengan penduduk aslinya. Caranya, patuhi wahyu Allah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)