basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Derajat Kemarahan Manusia Buku: Akhlakul Karimah Pengarang: Buya Hamka  Kekuatan marah dalam hati apabila darah hati mendidih pa...

Derajat Kemarahan Manusia

Buku: Akhlakul Karimah
Pengarang: Buya Hamka 

Kekuatan marah dalam hati apabila darah hati mendidih panas dan berlebih dari jangkanya, kemudian mengalir ke dalam segenap urat dan darah. Jika tiba di mata, memerahlah mata, tiba di kuping, merah jua kuping, di tangan menjadi tinju, tiba di kaki jadi sepak, dan tiba dimulut menjadi caci maki. Tidak berbeda dengan mendidihnya air yang sedang dimasak, apabila tidak lekas dibuka tutup periuk yang sedang terjerang itu.

Di waktu yang seperti itu, terbagilah derajat manusia kepada tiga bagian di dalam mengendalikan kemarahan hatinya. Ada yang keterlaluan marah, ada yang dingin sekali nafsu marahnya, dan ada yang pertengahan.

Di dalam agama atau dalam pergaulan manusia tidak diperbolehkan menghabiskan rasa marah itu sama sekali. Apabila suatu bangsa, kaum, atau pemeluk agama tidak memiliki perasaan marah, niscaya berleluasa orang lain merusak binasakan anak turunan, sawah, ladang, dan harta benda.

Apabila kita tidak memiliki marah, tentu tidak ada lagi perasaan tanggung jawab, atau perasaan berjihad membela agama.

Kedua ialah moral yang melampaui batas yang membuat orang lepas kendali, menghantam dan memaki-maki orang lain tanpa memikirkan akibat lebih jauh. Moral seperti itu pertanda orang tersebut telah jatuh ke bawah pengaruh setan, sebagaimana terlihat pada wajah orang itu berwarna merah padam dan kadang kadang keluar air seleranya yang berbuih-buih.

Tidak jarang kita lihat orang yang sedang marah berbicara dengan menggebrak meja, mematahkan pensil, memecah botol tinta, dan menyobek kertas saat dia berada di kantor. Lebih celaka lagi apabila ia marah pada istri dan anak-anaknya. Tanpa disadari, tangan dan kaki ikut bicara sehingga membekas atau melukai anak dan istri yang tak berdaya. Kelak setelah marahnya reda, timbul rasa sesal, kemudian dia membujuk istri, meminta maaf, dan berjanji tidak akan mengulang perbuatan seperti itu. Namun, apabila marahnya timbul kembali, hal itu ia lakukan lagi.

Penulis pernah menyaksikan orang pemarah seperti itu, ringan tangan, dan suka memaki-maki. Akan tetapi, ia cepat menyesal. Dia menyesal karena telah menyakiti istri kemudian sebagai balasan justru ia memukul dirinya sendiri, persis seperti yang ia lakukan terhadap istrinya.

Seandainya pada waktu itu orang tersebut dihadapkan ke muka kaca, mungkin ia tak mengenal lagi wajah nya atau mungkin dia merasa melihat hantu. Jika yang membayang pada wajah sudah sedemikian buruk, niscaya gambaran batin di balik wajah itu lebih buruk lagi.

Sekali kita mengalami moral yang tak terkendali seperti itu, bisa berubah wajah seperti hantu, bisa di bayangkan betapa buruknya wajah orang yang pemarah. Wajah seperti itu selalu kelihatan kusut bahkan menakutkan. Dengan demikian budi yang kasar dan sifat pemarah sesungguhnya bisa membentuk wajah seseorang, misalnya kaum perempuan yang hatinya busuk, berbudi kasar, dan memiliki sifat pemarah yang tak terkendalikan, betapa pun dia berusaha me-make up wajahnya dengan bedak, gincu, dan wangi-wangian semuanya tak akan menolong.

Sebaliknya orang yang berbudi luhur, pandai mengendalikan diri, dan tidak cepat marah senantiasa menarik simpati karena wajahnya yang selalu tampak dihias meski tidak memakai bedak dan gincu.

Lidah orang yang suka marah selalu keluar ucapan-ucapan kotor, caci maki yang orang lain malu mendengarnya. Seperti pepatah orang Melayu, "Ayam tidak kuat mencotoknya, itik tidak suka menyudunya." Selain lidah yang mengeluarkan kata-kata keji, kemarahan yang tak terkendalikan bisa menggerakkan tangan untuk meninju, kaki untuk menendang, dan membuat orang berkelahi seperti binatang yang bisa saling membunuh.

Jika sifat seperti itu terjadi pada anak-anak, mungkin bisa dimaafkan karena orang menganggap akal anak-anak memang masih singkat. Akan tetapi, apabila mengenai orang dewasa, apalagi orang tua akibatnya akan besar sekali sehingga sulit dimaafkan.

Kerap kali kejadian orang yang mengalami kemarahan seperti itu menyadari kesalahannya, kemudian dia merasa malu pada orang lain yang menyaksikan. Apabila ada kesadaran seperti itu menandakan bahwa ia masih mempunyai budi baik dalam dirinya. Mungkin ada sesuatu yang menyebabkan ia marah dan lupa diri sehingga dipengaruhi oleh setan. Oleh sebab itu, apabila menerima suatu kejadian yang menyakitkan hati dan dapat menimbulkan amarah, hendaklah berusaha tenang dan ingat pada Allah SWT dan membaca istighfar.

Sesungguhnya sifat pemarah, apabila ia mau, masih bisa diubah dan diperbaiki. Akan tetapi, apabila orang tetap menurutkan nafsu, membiarkan dirinya tidak mau sadar dan minta ampun pada Allah SWT, pada hakikatnya orang itu tidak bisa digolongkan lagi sebagai manusia, derajat nya sudah turun menjadi binatang. Di tengah pergaulan dengan masyarakat, orang seperti ini pun biasanya akan tersisih, entah dia sendiri yang lebih suka menyendiri atau orang lain yang enggan mendekat padanya. Apa bila dia berbicara, orang lain hanya diam, tidak mendengar, pura-pura mengiyakan, atau karena menganggap tidak ada gunanya untuk dilayani.

Demikian sifat marah yang bersumber dari penyakit hati, ia bisa merusak diri, menjatuhkan martabat manusia menjadi binatang, dan merusak pergaulan dalam masyarakat.

Lebih jauh penyakit itu menyuburkan perasaan benci, dengki, dan dendam. Pandangan menjadi sempit dan tak ada lagi yang bagus dalam pandangan mata. Segala sifat-sifat itu membayang pada wajah sehingga menimbulkan rasa takut orang yang melihatnya.

Oleh sebab itu, setiap orang wajib memelihara diri dari godaan atau sifat pemarah. Marah adalah tabiat manusia, seperti sifat-sifat lain, ia tidak bisa hilang atau tidak perlu dihilangkan sama sekali dari diri manusia. Setiap manusia pasti marah apabila disakiti atau harga dirinya dijatuhkan apalagi jika agama dan keyakinannya dihina.

Orang tidak marah dan membiarkan dirinya dihina bukan berarti pandai mengendalikan diri, tetapi adalah orang yang dayus alias impoten. Walhasil, jagalah diri ini supaya tidak kehilangan kendali, jangan sampai sifat marah yang berada dalam diri kita keluar dari garisnya. Sifat marah yang ada dalam diri itu hendaklah dapat dipelihara untuk menjaga martabat dan agama dari penghinaan orang lain.

Makar Kedengkian hanya Sukses Diawal saja Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengupas makar kedengkian d...

Makar Kedengkian hanya Sukses Diawal saja

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengupas makar kedengkian dalam sejarah, adakah yang berhasil? Apakah bisa mewujudkan rasa dengkinya?

Kejahatan syetan terhadap manusia karena dengki, dapatkah mewujudkan mimpi kedengkiannya dengan kehebatannya?

Saudara Nabi Yusuf membuat makar. Istri pembesar Mesir membuat makar. Dapatkah mewujudkan makar tersebut?

Gabungan Firaun, Qarun, dan Hamman melakukan makar terhadap bayi dan Nabi Musa, berhasilkah mewujudkan makar penghancurannya?

Akibat makar kedengkian akan kembali kepada yang merancangnya. Seperti itu sejarah menceritakan di sepanjang perjalanan manusia.

Makar kedengkian hanya sukses di titik permulaan saja, setelah itu makar Allah yang berlaku untuk menghancurkannya. Mengapa?

Kesuksesan di awal, untuk melalaikan dan naik kesombongannya. Itulah cara Allah menipu dan menjatuhkannya.

Kesuksesan di awal, untuk melihat ketauhidan, perjuangan dan keistiqamahan mukminin. Layakkah diberi pertolongan-Nya?

Syetan memang sukses membuang Nabi Adam dari Surga. Padahal turunnya Nabi Adam untuk menjadi khalifah di muka bumi dengan istighfarnya.

Saudara Nabi Yusuf berhasil memasukkannya ke Sumur kering dan menjadi budak, tapi itulah langkah ke Istana.

Istri pembesar Mesir, berhasil memasukannya ke penjara. Tapi itulah jalan bertemu dengan raja dan jadi penguasa.

Bayi-bayi berhasil di bunuh. Namun bayi Musa  yang jadi  target utama justru hidup dalam perlindungan yang ingin membunuhnya.

Pemuda Musa berhasil diusir, namun kembali dengan kekuatan yang tak terkira. Rencana jahat akan kembali kepada yang merencanakannya

Melepaskan Ego Sentris Kehebatan Diri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Perhatikan bagaimana Allah berk...

Melepaskan Ego Sentris Kehebatan Diri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)



Perhatikan bagaimana Allah berkisah di Al-Qur'an. Agar semakin teguh ketauhidan dan penghambaan diri kepada Allah. Agar benar merancang kehidupan

Bagaimana liku-liku kehidupan Bayi Musa dan Ibunya? Serta pemuda Musa? Allah yang telah mengilhamkan ke hatinya.

Apa jawaban Nabi Yaqub tentang mimpi Nabi Yusuf? Allah yang telah memilih, mengajari dan mengkaruniakan nikmat tersebut.

Saat mimpi Nabi Yusuf terrealiaasi, menjadi penguasa Mesir, dia berkata, "Allah yang telah mewujudkannya."

Saat Rasulullah saw terasa sedih dengan ujian, Allah menegaskan bukankah Allah telah menjaganya dan memberikan nikmat sejak kecil?
Saat Isra Miraj, Allah yang telah memperjalankannya dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Ada Nabi dan Rasul yang dibunuh oleh kaumnya seperti Nabi Yahya dan Zakaria. Ada orang shaleh yang dibunuh seperti Ashabul Ukhdud dan kisah di surat Yasin.

Semua solusi para Nabi berasal dari mukjizat yang dikaruniakan Allah, bukan kehebatan, kekuatan dan kecerdasannya

Bagaimana agar menjadi manusia pilihan Allah, diajarkan langsung oleh Allah dan dilimpahkan karunia yang besar seperti yang tercurah kepada para Nabi dan Rasul?

Bagaimana agar kematian pun menjadi hadiah luar biasa dari Allah seperti yang dialami Nabi Zakaria, Yahya, dan Ashabul Ukhdud?

Nabi Yakub selalu mengingatkan Nabi Yusuf agar mengikut jejak pendahulunya yaitu Nabi Ishaq dan Ibrahim. Itulah cara mendapatkan kemuliaan.

Jejak-jejak kehidupan ini jadilah jejak-jejak yang menapaki jalan para Nabi dan Rasul, agar yang Allah karunia kepada mereka dikaruniakan juga kepada kita.

Kedahsyatan seseorang tidak muncul dari dirinya sendiri, tetapi dikaruniakan Allah pada saat mengikuti jejak para Nabi dan Rasul

Al-Ghazali Abdul Qayum Rela Digantung Demi Membela Rasulullah saw di Era Penjajahan Inggris 6 Mei 1910 saat penjajahan Inggris m...

Al-Ghazali Abdul Qayum Rela Digantung Demi Membela Rasulullah saw di Era Penjajahan Inggris

6 Mei 1910 saat penjajahan Inggris merayakan Yubileum George V Raja Inggris naik tahta, di India terjadi kehebohan. Seorang penulis Hindu dari Aria Samaj mengarang buku yang menghina Rasulullah saw dengan nafsu kebencian dan tuduhan buruk. Muslimin India protes kepada Inggris. Penulisnya pun dipenjara menunggu bukunya ditarik dan kasusnya dicabut.
Sang penghina Rasulullah saw mengajak ulama Islam berdebat di muka pengadilan.

Seorang pemuda dari utara India yang bernama Abdul Qayum sangat terguncang perasaannya mendengar ada penulis yang menghina Rasulullah saw. Dicari informasi waktu persidangannya. Dia pun menghilang dari kampungnya padahal baru 4 bulan dia menikah. Dia berjalan ke tempat pengadilan. Singgah dan Tidur dari masjid ke masjid, sambil terus mengasah pisaunya.

Selama perjalanan, dia mendengar kemarahan muslimin dan kekhawatiran Inggris akan ringan menghukum penghina Rasulullah saw. Saat pengadilan dimulai, Abdul Qayum menyaksikan jalannya sidang dengan berpakaian berselimut tebal khas penduduk India Utara yang dingin. Dia duduk didekat majlis hakim dan penghina Rasulullah saw yang sedang berdebat dengan para ulama.

Abdul Qayum menyaksikan kepongahan penghina Rasulullah saw dalam perdebatan tersebut. Saat perdebatan semakin panas, Abdul Qayum mendekati sang penghina Rasulullah saw, lalu berkata kepada Majlis Hakim, "Orang yang kurang ajar kepada Nabinya umat Islam bukan diselesaikan dengan tanya jawab, tetapi diselesaikan dengan cara ini!" Sambil menancapkan pisau belatinya ke penghina Rasulullah saw. Sang penghina pun mati dengan bersimbah darah.

Saat polisi menangkapnya, dia berkata, "Jangan tergesa dan gugup menangkap saya. Tugas saya sudah selesai. Inilah Saya, tangkaplah dan tahanlah, dan inilah pisau belatinya."

Abdul Qayum dimasukkan ke penjara dengan wajah jernih berseri selama ditahan. Keputusan pengadilan memberikan hukum gantung yang eksekusinya dilakukan di tengah malam. Masyarakat protes atas hukum tersebut namun tak dihiraukan Inggris.

Setelah kesyahidannya, ratusan ribu kaum Muslimin mengantarkan jenazahnya ke liang kubur. Kaum Muslimin akhir bersepakat memberikan gelar kepadanya "Al-Ghazali."

Kisah ini bukan bermaksud mengajak umat Islam Indonesia mengacaukan keamanan. Maksud kita hanya menyerukan kepada pemeluk agama lain atau kaum yang mengejek agama supaya dapat menjaga ketentraman kita bernegara dengan tidak mengadakan sikap dan tingkah laku yang dapat menimbulkan cara yang diambil oleh Al-Ghazali Abdul Qayum.

Sumber:
Tafsir Al Azhar Jilid 6, Buya Hamka, GIP, hal 337-339

Upgrading Kapasitas Manusia dari Kisah Nabi Musa dan Ibunya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Adakah ke...

Upgrading Kapasitas Manusia dari Kisah Nabi Musa dan Ibunya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)



Adakah kecerdasan akal? Akal hanya untuk menganalisa dan berfikir? Apakah kecerdasan buah dari berfikir dan menganalisa?

Bagaimana ibu Nabi Musa beride menyembunyikan bayi Musa ke perahu kecil, lalu dihanyutkan ke sungai Nil. Apakah ini buah kecerdasan sang Ibu?

Bayi Musa tidak mau menyusui kecuali kepada ibu kandungnya. Apakah ini strategi sang Ibu yang brilian?

Firaun "sang tuhan" mengapa tergerak memelihara bayi? Padahal dia berrencana membunuh seluruh bayi yang lahir? Apakah ini sudah ada dalam skenario sang Ibu?

Seorang ibu yang biasa saja, tiba-tiba menjadi sangat brilian dihadapan sang Maharaja Firaun yang dikelilingi penasihat yang mumpuni. Berubah drastis?

Musa kecil memilih bara api bukan roti. Padahal akalnya menyukai roti. Apakah seorang anak kecil bisa berfikir strategi jangka panjang?

Mengapa pemuda Musa berlari ke arah Madyan? Apakah sudah tahu kondisi masyarakat dan daerahnya? Apakah sudah tahu akan ada penolongnya?

Akal tak bisa menjangkau apa yang belum terjadi. Hanya memperkirakan berdasarkan informasi masa lalu. Apakah Ibunya Musa dan Musa memiliki informasi ini?

Di Madyan, Nabi Musa hanya bertani dan berternak selama 8-10 tahun, mengapa saat kembali ke Mesir memiliki kekuatan besar yang ditakuti?

Saat Nabi Musa hendak membawa kaumnya ke Palestina atas perintah Allah, mengapa setiap rintangan dapat dilaluinya? Hingga dapat membelah laut?

Saat kaumnya tidak mau ke Palestina, kehebatannya hilang seketika. Tersesat tak menemukan jalan keluar. Mengapa saat ke negri Madyan penuh solusi?

Kemana kecerdasan yang dulu? Kemana kekuatan yang melimpahkan? Kemana solusi yang dulunya selalu muncul? Kemana kedahsyatan yang muncul seketika?

Allah yang mengilhamkan dan mengkaruniakan semua yang dibutuhkan kepada Nabi Musa dan Ibunya selama menjaga amanah Allah.

Ketika manusia memalingkan peran yang diamanahkan Allah di muka bumi, yang muncul hanya kelemahan dan kebodohan diri sebagai manusia.

Upgrading kemampuan manusia bukan dengan berfikir mengandalkan akal, tetapi menapaki peran kehidupan yang diamanahkan Allah.

Allah dengan Maha Kehendak-Nya mengilhamkan berbagai kedahsyatan bagi yang mau menjalankan amanah-Nya

Berilmu dengan Perbincangan Berdua saja Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Yusuf duduk berdua denga...

Berilmu dengan Perbincangan Berdua saja

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Nabi Yusuf duduk berdua dengan Bapaknya. Berbincang dengan hangat, akrab, dan sopan tentang mimpinya.

Nabi Ismail duduk bersama dengan Bapaknya Nabi Ibrahim. Dengan kesopanan yang tinggi untuk mendengarkan mimpi ayahnya.

Lukmanul Hakim berbincang berdua saja dengan anak tentang prinsip-prinsip kehidupan agar tak terjerumus.

Rasulullah saw bersama keponakannya, Ibnu abbas, berboncengan naik unta berbincang tentang aqidah.

Ilmu mendalam itu lahir bukan dari kelas-kelas formal dengan beragam kurikulum. Tetapi dari kumpul riung obrolan ringan dari hati.

Seorang ulama besar, menyengajakan kumpul riung dengan murid-murid tertentu pada momentum tertentu yang tak terjadwal.

Saat yang berkesan, itulah saat penyerapan ilmu kebijaksanaan yang tak terhingga. Seperti air yang terserap di tanah tandus

Nabi Musa duduk berdua dengan Syeikh Madyan membicarakan perjanjian kerjasama dan juga soal perjodohan dengan putrinya.

Abu Bakar menjadi sahabat yang paling mulia karena paling sering berbincang berdua dengan Rasulullah saw.

Ali bin Abi Thalib menjadi pintunya Ilmu, karena sejak kecil sering berduaan berbincang dengan Rasulullah saw.

Perbincangan dan duduk berdua, sarana pembukaan jiwa dan hati yang paling termudah. Apalagi bila berduaan dengan Allah!

Strategi Nabi Yusuf dalam Mengarungi Liku-liku Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Yusuf d...

Strategi Nabi Yusuf dalam Mengarungi Liku-liku Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Nabi Yusuf dimasukkan ke Sumur kering di padang pasir, bagaimana balasan  Nabi Yusuf kepada mereka?

Nabi Yusuf dijebloskan ke penjara karena fitnah, bagaimana balasan Nabi Yusuf saat berkuasa terhadap yang memfitnahnya?

Nabi Yusuf dijadikan budak, bagaimana balasan Nabi Yusuf kepada mereka yang telah menjadikannya budak?

Bagaimana sikap Nabi Yusuf kepada mereka yang telah mendengki dan merekayasa tipu daya kepadanya?

Akibat yang baik bagi yang bertakwa. Allah memperbaiki urusan mereka yang bertakwa. Inilah dasar mengarungi liku-liku kehidupan.

Manusia itu mudah khilaf dan terperosok. 3 pondasi mindset ini yang membentuk sikap Nabi Yusuf kepada mereka yang telah mendengkinya.

Dari kegelapan sumur menuju istana. Dari penjara menjadi penguasa. Allah mengangkat yang tertindas menjadi penguasa. Inilah hukum kehidupan.

Nabi Yusuf tidak tahu bagaimana keluar dari sumur. Bila keluar, apakah bisa hidup di tengah gurun tandus? Hanya tawakal dan doa yang menyelamatkan

Penjara itu penjagaan dan perlindungan Allah terhadap Nabi Yusuf. Bukan seperti hukuman yang ditimpakan pada pelaku kejahatan.

Di penjara mukjizat tafsir kejadian, peristiwa dan mimpi terasah kembali. Sebelumnya terpendam sebab rutinitas dan hiruk pikuk kehidupan.

Setiap kelebihan tertentu ada ujiannya. Keahlian tafsir mimpi didengki oleh saudaranya. Kegantengannya jadi pesona wanita.

Saat jadi penguasa, apakah bertindak adil kepada bangsa Mesir atau melebihkan saudaranya Bani Israil? Memaafkan yang telah menzaliminya?

Kisah Nabi Yusuf, seperti kisah manusia biasa, tak ada kemukijzatan super dahsyat seperti Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa.

Kisah Nabi Yusuf, tak ada kejadian penghancuran terhadap kafirin, tapi kemitraan dalam mewujudkan kemaslahatan manusia.

Nabi Yusuf menjalani kehidupan normal. Bekalnya, kelapangan dada, pengendalian nafsu, interpretasikan peristiwa masa depan ke masa kini

Hanya kisah Nabi Yusuf yang dituntaskan dalam satu surat saja. Kisah Nabi lainnya tersebar di berbagai surat. Tak ada kisah bersambung.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (176) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)