basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kisah Nabi dan Rasul, Membuktikan Kebohongan Klaim Bani Israel Atas Palestina  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Denge...

Kisah Nabi dan Rasul, Membuktikan Kebohongan Klaim Bani Israel Atas Palestina 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Pernahkah Bani Israel menempati wilayah tertentu secara langgeng? Mari pelajaran kisah Nabi Ishaq, Yaqub, Yusuf, Musa, Yusya, Dawud dan Sulaiman.

Bagaimana dengan keturunan Nabi Ismail di Mekkah? Tidak pernah ada migrasi dari satu tempat ke tempat lain seperti keturunan Nabi Ishaq.

Nabi Ibrahim dari Iraq. Bermigrasi ke Palestina. Nabi Ishaq dan Ismail lahir di Palestina. Putra Nabi Ishaq, Nabi Yaqub, yang dipanggil Israel, bermigrasi ke Mesir

Nabi Yaqub dan keluarganya hanya sementara tinggal di Palestina, lalu mengikuti putranya Nabi Yusuf yang menjadi mentri keuangan di Mesir.

Jadi leluhur Nabi Yaqub bukan asli Palestina. Dia dan generasinya pun tidak pernah tinggal menetap di Palestina. Semua generasinya menetap di Mesir.

Bila hari ini Bani Israel mengklaim bahwa mereka berasal dari Palestina dan berhak menempatinya atas dasar sejarah, bisakah?

Dari periode Nabi Yusuf hingga Nabi Musa, Bani Israel tinggal di Mesir. Sebab kekejaman Firaun, mereka bermigrasi ke Palestina yang sudah ada bangsa Kan'an

Tiba di Palestina, Bani Israel tidak berani memasuki gerbang pintu-pintu Palestina. Mereka meminta Nabi Musa, Harun dan Tuhan yang berperang. Di era Nabi Musa dan Harun menolak menetap di Palestina. Sekarang, mengapa minta kembali lagi?

Bani Israel pun tak jadi tinggal di Palestina. Mereka tersesat di Sinai selama 40 tahun. Nabi Harun dan Musa pun wafat di era ini.

Pelayan Nabi Musa saat bertemu Nabi Khaidir, Yusya bin Nun, diangkat menjadi Nabi. Dia memimpin memasuki kota Jericho Palestina

Saat memasuki Palestina, Bani Israel merasa menang karena kekuatannya. Padahal Allah telah menahan matahari agar tidak tenggelam sebelum mereka menang.

Pendapat sebagaian sejarawan, janji Allah terhadap Bani Israel atas Palestina sudah terrealiaasi era Nabi Yusya. Tuntaslah janji Allah pada Bani Israel

Mengapa sekarang Yahudi menjajah Palestina atas dasar tanah yang dijanjikan Tuhan? Padahal Allah telah merealisasikan di era Nabi Yusya? Ini keserakahan nyata

Mimpi Azan Umar ibn Khathab Penegasan  Keunggulan Muslimin di Madinah  Umat Islam hidup di Madinah dengan tenang. Mereka menjala...

Mimpi Azan Umar ibn Khathab Penegasan  Keunggulan Muslimin di Madinah 

Umat Islam hidup di Madinah dengan tenang. Mereka menjalankan shalat tanpa rasa takut. Mereka akan berkumpul untuk melaksanakan shalat jika waktunya tiba, tanpa tanda panggilan shalat. Rasulullah ingin menggunakan terompet seperti orang Yahudi untuk memanggil kaum muslim. beliau tidak menyukai terompet. Lalu ada yang mengusulkan lonceng sebagai penanda tiba waktu shalat sebagaimana orang Nasrani. Untuk membuat lonceng itu, Umar diberi tugas membeli kayu. Saat itu Umar sedang tidur di rumahnya. Setelah bangun dan tahu tentang rencana lonceng itu, ia berkata, "Jangan gunakan lonceng, tetapi untuk shalat serukan adzan

Esoknya, Umar pergi menemui Rasulullah memberi tahukan mimpinya. "Ya Rasulullah, semalam aku seperti bermimpi tentang laki-laki berpakaian hijau lewat di depanku membawa lonceng. Aku bertanya kepadanya, 'Hai hamba Allah, apakah lonceng itu akan kaujual?" Orang itu balik bertanya, 'Memangnya ingin kaugunakan untuk apa? Sebagai panggilan shalat,' jawabku. 'Maukah aku tunjukkan yang lebih baik daripada itu?" tanyanya lagi. Kemudian, ia menyebutkan kepadaku lafal adzan 

Rasulullah lalu menyuruh Bilal dan ia menyerukan adzan dengan lafal tersebut. Umar di rumahnya mendengar suara adzan itu, ia keluar menemui Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, demi Yang Mengutus Anda dengan sebenarnya, aku bermimpi seperti itu."

Sejak saat itu, suara adzan bergema di Madinah setiap hari lima kali, dan menjadi semacam penegasan bahwa kaum muslim kini telah unggul.

Sumber:
The Great of Two Umars, Fuad Abdurahman, Zaman 

Umar Memasuki Yerusalem dengan Berjalan Kaki, Sedang Budaknya Menaiki Unta Ketika pengepungan kaum Muslimin atas Baitul Maqdis s...

Umar Memasuki Yerusalem dengan Berjalan Kaki, Sedang Budaknya Menaiki Unta


Ketika pengepungan kaum Muslimin atas Baitul Maqdis semakin kuat tahun 636 M, Patriark Sofronius melihat para pengepung dari atas tembok kota. Dia pun berkata kepada mereka, "Kami akan menyerah tetapi dengan syarat kami menyerah langsung kepada pemimpin kalian."

Maka datanglah pemimpin pasukan mereka kepadanya. Lalu Sofronius berkata, "Tidak, tetapi kami ingin pemimpin besar, kami ingin Amirul Mukminin." Maka pemimpin pasukan itu bersurat kepada Umar bin Khatab, "Sesungguhnya kaum ini ingin menyerahkan kota, tetapi mereka memberikan syarat menyerahkannya langsung kepada anda."

Umar pun berangkat dari Madinah menuju Baitul Maqdis dengan membawa satu unta tunggangan dan satu budak. Ketika berada di kawasan luar Madinah dia berkata kepada budaknya, " Kita ada dua orang dan satu unta. Jika aku naik unta dan engkau berjalan maka aku menzalimimu. Jika engkau naik unta dan aku berjalan maka engkau menzalimiku. Jika kita berdua naik unta maka kita akan menghancurkan punggungnya. Sebaiknya kita bagi tiga giliran."

Umar menaiki unta dalam satu perjalanan, menggiring unta dalam satu perjalanan, dan membiarkan unta itu tidak dinaiki keduanya dalam satu perjalanan. Demikian Umar membagi giliran perjalanan itu antara dirinya, budaknya dan untanya, dari Madinah sampai mencapai gunung yang berada di atas Yerusalem. Bertepatan dengan sampainya Umar, giliran berkendaraannya telah habis maka bertakbirlah dia dari atas untanya.

Selesai bertakbir, dia berkata kepada budaknya, "Sekarang giliranmu,.... tunggangilah." Maka budaknya pun berkata, "Wahai Amirul Mukminin, jangan Anda turun dan saya tidak akan naik. Sungguh kita menuju ke suatu kota yang beradab dan berkebudayaan
 Disana terdapat kuda-kuda menawan yang berpelana dan berkereta-kereta berlapis emas. Jika kita memasukinya dalam kondisi ini - Saya naik unta dan Amirul Mukminin menggiring dan membawa tali kekangnya- mereka akan menghina dan merendahkan kita. Bisa jadi hal ini akan mempengaruhi kemenangan kita."

Umar pun berkata, "Giliranmu, apabila sekarang adalah giliranku tentu aku tidak akan turun dan kamu tidak naik. Sedangkan sekarang giliranmu, demi Allah aku pasti turun dan kamu yang naik." Umar pun turun dan budak itu naik unta, lalu Umar mengambil tali kekangnya. Ketika sampai di tembok kota, terlihat kaum Nasrani menyambutnya di luar Gerbang. Mereka dipimpin oleh Patriark Sofronius.

Ketika mereka melihat Umar memegang tali kekang unta sedang  budaknya berada di atas untanya, mereka pun mengagungkannya dan tersungkur sujud padanya. Maka budaknya pun mengibaskan tongkatnya dari atas untanya dan berkata kepada mereka, "Celakalah engkau, angkat kepala kalian. Sungguh tidak selayaknya sujud kecuali kepada Allah."

Setelah mengangkat kepala mereka, Patriark Sofronius merunduk dan menangis. Umar merasa tersentuh dengan hal ini, maka Umar pun menghampirinya, memperbaiki suasana hatinya dan menghiburnya, "Jangan bersedih, santai saja! Dunia ini berputar, terkadang memihak kepadamu dan terkadang berpaling darimu."

Patriark Sofronius berkata, "Apakah engkau mengira bahwa kami menangis karena kehilangan kekuasaan? Demi Allah, bukan karena itu kami menangis. Tetapi karena saya yakin bahwa negri kalian akan bertahan sampai akhir zaman sampai akhir zaman dan tidak akan terputus. Pemerintah zalim hanya akan bertahan sesaat dan pemerintah adil akan bertahan sampai akhir zaman."

Sumber: 
Siapa Orang Asli Palestina?, Zafarul Islam Khan, Alvabet 
 

Hijrah Umar bin Khatab Madinah Diikuti Kaum Muslimin yang Lemah  Beberapa hari setelah turun wahyu perintah hijrah, Rasulullah m...


Hijrah Umar bin Khatab Madinah Diikuti Kaum Muslimin yang Lemah 

Beberapa hari setelah turun wahyu perintah hijrah, Rasulullah menyuruh para sahabat di Makkah untuk berhijrah ke Madinah dan bergabung dengan kaum Anshar, Beliau mewanti-wanti agar mereka meninggalkan Makkah dengan cara berhati-hati, tidak bergerombol, dan menyelinap di waktu malam atau siang hari. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai diketahui kaum musyrik Quraisy hingga mereka akan bergerak merintangi perjalanan.

Para sahabat mengerti betul apa yang diperintahkan Rasul, mereka lalu berhijrah dengan diam-diam meninggalkan kota Makkah tanpa sepengetahuan penduduknya, kecuali Umar ibn al-Khathab. Sebuah riwayat yang dihubungkan kepada Ali ibn Abi Thalib menuturkan, "Setahu saya, semua Muhajirin berhijrah dengan sembunyi-sembunyi, kecuali Umar ibn al-Khathab. Sebelum berangkat hijrah, ia membawa pedang dan menyelempangkan busur dengan menggenggam anak panah di tangan dan sebatang tongkat komando. Ia menuju Ka'bah saat orang-orang Quraisy tengah berkumpul di sana.

"Umar melakukan tawaf di Ka'bah tujuh putaran dengan khusyuk, lalu menuju ke Maqam Ibrahim untuk melaksanakan shalat. Setelah itu, setiap lingkaran orang banyak didatanginya satu per satu seraya berkata kepada mereka, 'Wajah-wajah celaka! Allah menistakan orang orang ini! Aku akan berhijrah ke Madinah melaksanakan perintah Rasulullah. Barang siapa yang ingin diratapi ibunya, ingin anaknya menjadi yatim, atau istrinya menjadi janda, hendaklah ia menemuiku di balik lembah ini!

Dan, tidak ada seorang pun dari kaum Quraisy yang berani menjawab tantangan Umar ini. Konon, di belakang Umar, berhijrahlah jemaah kaum muslim yang lemah.

Sumber:
The Great of Two Umars, Fuad Abdurahman, Zaman 

Buya Hamka Mengupas, Untuk Apa Kita Hidup? Judul Buku : Akhlaqul Karimah Penulis       : Buya Hamka Penerbit     : Gema Insani A...



Buya Hamka Mengupas, Untuk Apa Kita Hidup?


Judul Buku : Akhlaqul Karimah
Penulis       : Buya Hamka
Penerbit     : Gema Insani

Apabila kita merenungkan kehidupan ini, kerap kali timbul pertanyaan dalam hati, "Untuk apa hidup saya ini?"

Pertanyaan seperti ini timbul dari manusia sebab di antara makhluk Allah SWT yang hidup di permukaan bumi ini, hanya manusia yang selalu dipenuhi tanda tanya, walaupun misalnya dia telah tahu, tetapi dia tetap bertanya juga. Bahkan yang menimbulkan filsafat timur atau filsafat barat ialah pertanyaan seperti ini, "Untuk apa saya hidup?"

Sebagai penganut agama Islam kita telah mendapat jawaban dari pertanyaan itu. Jawaban telah diberikan oleh Allah SWT sendiri, dengan wahyu yang disampaikan oleh Rasul. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (adz-Dzaariyaat: 56)

Ibadah berarti perhambaan. Berasal dari kata 'abdun yang berarti langsung menjadi bahasa-bahasa di daerah Indonesia. Orang Sunda menyebut dirinya sendiri abdi, orang Melayu menyebutkan dirinya hamba, dalam bahasa Indonesia sahaya, disingkat menjadi saya, dan dalam bahasa Jawa orang yang menghambakan dirinya dalam istana disebut "abdi dalem".

Dengan ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa maksud menciptakan kehidupan itu digunakan manusia untuk mengabdi atau untuk beribadah. Tempat beribadah atau mengabdi itu hanya semata-mata kepada Allah SWT saja.

Tegasnya, jika bukan untuk beribadah kepada Allah SWT, tidaklah berarti sama sekali hidup itu sebab tugas hidup tidak diisi.

Berkali-kali pula Allah SWT menyatakan di dalam Al-Qur'an tentang asal-usul kejadian manusia. Nenek manusia yang pertama dijadikan langsung dari tanah. Manusia keturunan Adam pun terjadi dari mani, mani  adalah saringan dari darah, kesuburan darah adalah dari makanan, dan tidak ada satu makanan pun di permukaan bumi ini yang tidak muncul dari tanah. Sebab itu, kita semuanya berasal dari tanah. Jika mati, kelak kembali jadi tanah. Oleh sebab itu, jika tidak melalui proses dari mani, jadi nutfah, jadi 'alaqah, jadi mudhghah, bertumbuh jadi manusia, kemudian melalui hidup bernapas dan kemudian mati. Ditilik dari segi itu tidak ada kelebihan manusia dari makhluk-makhluk bernyawa yang lain. Manusia itulah yang sadar akan hidupnya. Manusialah yang sadar bahwa dia mempunyai akal dan berpikir, mempunyai nalar (Salinan ke dalam bahasa Jawa dari kata Arab nazhar, yang berarti mempunyai pandangan), mempunyai ingatan, dan khayal karena manusia ada hidup maka dia pun berpikir. Pikiran inilah yang menjalar mencari arti dari hidupnya, yang selalu bertanya-tanya. Pertanyaan ini yang dijawab oleh wahyu dengan tegas, tidak usah ragu lagi bahwa hidup itu gunanya ialah untuk mengabdi.

Kemudian agama menerangkan lagi bahwasanya hidup itu tidaklah berakhir hingga ini saja. Di belakang hidup yang sekarang ada lagi hidup yang kekal, yaitu hidup akhirat. Di sanalah kelak akan diberi Allah SWT penilaian atas pengabdian yang telah dilakukan selama di dunia ini. Adakah hidup di dunia ini kosong atau berisi. Yang baik dapat ganjaran baik dan yang jahat dapat ganjaran buruk.

Sejak Umar bin Khatab Berislam, Muslimin Memiliki Harga Diri Usai memeluk Islam, Umar merasa prihatin menyaksikan kaum muslim ha...

Sejak Umar bin Khatab Berislam, Muslimin Memiliki Harga Diri


Usai memeluk Islam, Umar merasa prihatin menyaksikan kaum muslim harus menanggung siksaan dari kaum musyrik Quraisy. Mereka juga harus bersembunyi untuk beribadah. Biasanya, kaum muslim melaksanakan ibadah di celah-celah bukit yang jauh agar tak diketahui kaum musyrik Quraisy. Suatu hari, Umar bertanya kepada Rasulullah. "Ya Rasulullah, bukankah hidup dan mati kita dalam kebenaran?"

Rasul menjawab, "Memang benar! Demi Allah, hidup dan mati kalian dalam kebenaran."

"Kalau begitu," kata Umar, "mengapa kita sembunyi sembunyi? Demi Yang Mengutus Anda demi kebenaran, kita harus keluar!"

Setelah itu, Rasulullah menuju Ka'bah bersama para sahabat dalam dua barisan. Di barisan pertama ada Umar ibn al-Khathab dan di barisan satu lagi ada Hamzah ibn Abdul Muththalib. Keduanya menjadi semacam benteng bagi kaum muslim yang lemah. Kedua barisan ini merupakan lambang keperkasaan dan menunjukkan kekuatan dakwah Islam.

Ketika dua barisan ini memasuki masjid, kaum Quraisy tak berbuat apa-apa, hanya memandanginya. Tak ada yang berani mendekati kedua barisan tersebut apalagi mengganggunya.

Abdullah ibn Mas'ud berkomentar, "Islamnya Umar adalah pembebasan, hijrahnya adalah kemenangan dan kepemimpinannya adalah rahmat. Sebelum Umar memeluk Islam, kami tak dapat menjalankan shalat di Ka'bah. Setelah ia menjadi muslim, ia menantang mereka sampai mereka membiarkan kami sehingga kami dapat melaksanakan shalat." Dalam kesempatan lain, Abdullah berkata, "Sejak Umar bergabung ke dalam Islam, umat Islam merasa mempunyai harga diri."

Agar Sejarah Tidak Menjadi Dongeng Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Belajar sejarah, belajar menerima ...

Agar Sejarah Tidak Menjadi Dongeng

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Belajar sejarah, belajar menerima realitas. Belajar jatuh bangun kehidupan yang telah ditempuh oleh umat sebelumnya. Sejarah jangan dianggap dongeng belaka

Al-Qur'an menyebutkan sebab kekafiran berbagai bangsa. Mereka melihat realitas sejarah yang ada dihadapannya sebagai dongeng dan takkan terulang

Reruntuhan gedung, bangunan lama yang tetap berdiri dan bergelimpangan tulang belulang dianggap dongeng yang tak bermanfaat.

Sejarawan pun lebih fokus mendetail cerita sedetail-detailnya, terjebak metodelogi kisah Israiliyah. Semakin detail dianggap makin profesional.

Sejarawan pun terjebak mengikuti arahan penguasa dalam menyetir fakta yang diungkapkan. Akhirnya sejarah tak memiliki makna dalam membangun peradaban

Sejarawan butuh kejujuran, itulah sebab Al-Qur'an mengulangi kisah umat-umat terdahulu. Para ulama salaf fokus metodologi aliran Objektif bukan individualis.

Belajar sejarah untuk meneguhkan hati yang lemah. Mengulangi  kejayaan dan terhindar dari kehancuran. Bukan jadi tukang berkisah

Imam Ibnu Jauzy mampu menggugah ratusan ribu dan mengislamkan banyak orang dengan kekuatan sejarah.

Umar bin Abdul Aziz, Nurudin Zanky dan Shalahuddin Al Ayubi membangun negar yang berwibawa dan makmur dengan kekuatan sejarah

Dalam pewayangan, Pandawa menang terhadap Kurawa karena kekuatan sejarah yang dimiliki Kresna

Muhammad Al Fatih mampu membebaskan Konstantinopel karena mempelajari sejarah Gereja, Eropa dan Salafus Shaleh. Itulah peran sejarah

Salafus Shaleh mengajarkan sejarah seperti mereka mengajarkan Al-Qur'an. Para pangeran di era kekhalifahan belajar sejarah jadi kewajiban

Yahudi direstui dunia untuk menjajah Palestina karena keberhasilannya memanipulasi sejarah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)