basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Buya Hamka Mengupas, Untuk Apa Kita Hidup? Judul Buku : Akhlaqul Karimah Penulis       : Buya Hamka Penerbit     : Gema Insani A...



Buya Hamka Mengupas, Untuk Apa Kita Hidup?


Judul Buku : Akhlaqul Karimah
Penulis       : Buya Hamka
Penerbit     : Gema Insani

Apabila kita merenungkan kehidupan ini, kerap kali timbul pertanyaan dalam hati, "Untuk apa hidup saya ini?"

Pertanyaan seperti ini timbul dari manusia sebab di antara makhluk Allah SWT yang hidup di permukaan bumi ini, hanya manusia yang selalu dipenuhi tanda tanya, walaupun misalnya dia telah tahu, tetapi dia tetap bertanya juga. Bahkan yang menimbulkan filsafat timur atau filsafat barat ialah pertanyaan seperti ini, "Untuk apa saya hidup?"

Sebagai penganut agama Islam kita telah mendapat jawaban dari pertanyaan itu. Jawaban telah diberikan oleh Allah SWT sendiri, dengan wahyu yang disampaikan oleh Rasul. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (adz-Dzaariyaat: 56)

Ibadah berarti perhambaan. Berasal dari kata 'abdun yang berarti langsung menjadi bahasa-bahasa di daerah Indonesia. Orang Sunda menyebut dirinya sendiri abdi, orang Melayu menyebutkan dirinya hamba, dalam bahasa Indonesia sahaya, disingkat menjadi saya, dan dalam bahasa Jawa orang yang menghambakan dirinya dalam istana disebut "abdi dalem".

Dengan ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa maksud menciptakan kehidupan itu digunakan manusia untuk mengabdi atau untuk beribadah. Tempat beribadah atau mengabdi itu hanya semata-mata kepada Allah SWT saja.

Tegasnya, jika bukan untuk beribadah kepada Allah SWT, tidaklah berarti sama sekali hidup itu sebab tugas hidup tidak diisi.

Berkali-kali pula Allah SWT menyatakan di dalam Al-Qur'an tentang asal-usul kejadian manusia. Nenek manusia yang pertama dijadikan langsung dari tanah. Manusia keturunan Adam pun terjadi dari mani, mani  adalah saringan dari darah, kesuburan darah adalah dari makanan, dan tidak ada satu makanan pun di permukaan bumi ini yang tidak muncul dari tanah. Sebab itu, kita semuanya berasal dari tanah. Jika mati, kelak kembali jadi tanah. Oleh sebab itu, jika tidak melalui proses dari mani, jadi nutfah, jadi 'alaqah, jadi mudhghah, bertumbuh jadi manusia, kemudian melalui hidup bernapas dan kemudian mati. Ditilik dari segi itu tidak ada kelebihan manusia dari makhluk-makhluk bernyawa yang lain. Manusia itulah yang sadar akan hidupnya. Manusialah yang sadar bahwa dia mempunyai akal dan berpikir, mempunyai nalar (Salinan ke dalam bahasa Jawa dari kata Arab nazhar, yang berarti mempunyai pandangan), mempunyai ingatan, dan khayal karena manusia ada hidup maka dia pun berpikir. Pikiran inilah yang menjalar mencari arti dari hidupnya, yang selalu bertanya-tanya. Pertanyaan ini yang dijawab oleh wahyu dengan tegas, tidak usah ragu lagi bahwa hidup itu gunanya ialah untuk mengabdi.

Kemudian agama menerangkan lagi bahwasanya hidup itu tidaklah berakhir hingga ini saja. Di belakang hidup yang sekarang ada lagi hidup yang kekal, yaitu hidup akhirat. Di sanalah kelak akan diberi Allah SWT penilaian atas pengabdian yang telah dilakukan selama di dunia ini. Adakah hidup di dunia ini kosong atau berisi. Yang baik dapat ganjaran baik dan yang jahat dapat ganjaran buruk.

Sejak Umar bin Khatab Berislam, Muslimin Memiliki Harga Diri Usai memeluk Islam, Umar merasa prihatin menyaksikan kaum muslim ha...

Sejak Umar bin Khatab Berislam, Muslimin Memiliki Harga Diri


Usai memeluk Islam, Umar merasa prihatin menyaksikan kaum muslim harus menanggung siksaan dari kaum musyrik Quraisy. Mereka juga harus bersembunyi untuk beribadah. Biasanya, kaum muslim melaksanakan ibadah di celah-celah bukit yang jauh agar tak diketahui kaum musyrik Quraisy. Suatu hari, Umar bertanya kepada Rasulullah. "Ya Rasulullah, bukankah hidup dan mati kita dalam kebenaran?"

Rasul menjawab, "Memang benar! Demi Allah, hidup dan mati kalian dalam kebenaran."

"Kalau begitu," kata Umar, "mengapa kita sembunyi sembunyi? Demi Yang Mengutus Anda demi kebenaran, kita harus keluar!"

Setelah itu, Rasulullah menuju Ka'bah bersama para sahabat dalam dua barisan. Di barisan pertama ada Umar ibn al-Khathab dan di barisan satu lagi ada Hamzah ibn Abdul Muththalib. Keduanya menjadi semacam benteng bagi kaum muslim yang lemah. Kedua barisan ini merupakan lambang keperkasaan dan menunjukkan kekuatan dakwah Islam.

Ketika dua barisan ini memasuki masjid, kaum Quraisy tak berbuat apa-apa, hanya memandanginya. Tak ada yang berani mendekati kedua barisan tersebut apalagi mengganggunya.

Abdullah ibn Mas'ud berkomentar, "Islamnya Umar adalah pembebasan, hijrahnya adalah kemenangan dan kepemimpinannya adalah rahmat. Sebelum Umar memeluk Islam, kami tak dapat menjalankan shalat di Ka'bah. Setelah ia menjadi muslim, ia menantang mereka sampai mereka membiarkan kami sehingga kami dapat melaksanakan shalat." Dalam kesempatan lain, Abdullah berkata, "Sejak Umar bergabung ke dalam Islam, umat Islam merasa mempunyai harga diri."

Agar Sejarah Tidak Menjadi Dongeng Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Belajar sejarah, belajar menerima ...

Agar Sejarah Tidak Menjadi Dongeng

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Belajar sejarah, belajar menerima realitas. Belajar jatuh bangun kehidupan yang telah ditempuh oleh umat sebelumnya. Sejarah jangan dianggap dongeng belaka

Al-Qur'an menyebutkan sebab kekafiran berbagai bangsa. Mereka melihat realitas sejarah yang ada dihadapannya sebagai dongeng dan takkan terulang

Reruntuhan gedung, bangunan lama yang tetap berdiri dan bergelimpangan tulang belulang dianggap dongeng yang tak bermanfaat.

Sejarawan pun lebih fokus mendetail cerita sedetail-detailnya, terjebak metodelogi kisah Israiliyah. Semakin detail dianggap makin profesional.

Sejarawan pun terjebak mengikuti arahan penguasa dalam menyetir fakta yang diungkapkan. Akhirnya sejarah tak memiliki makna dalam membangun peradaban

Sejarawan butuh kejujuran, itulah sebab Al-Qur'an mengulangi kisah umat-umat terdahulu. Para ulama salaf fokus metodologi aliran Objektif bukan individualis.

Belajar sejarah untuk meneguhkan hati yang lemah. Mengulangi  kejayaan dan terhindar dari kehancuran. Bukan jadi tukang berkisah

Imam Ibnu Jauzy mampu menggugah ratusan ribu dan mengislamkan banyak orang dengan kekuatan sejarah.

Umar bin Abdul Aziz, Nurudin Zanky dan Shalahuddin Al Ayubi membangun negar yang berwibawa dan makmur dengan kekuatan sejarah

Dalam pewayangan, Pandawa menang terhadap Kurawa karena kekuatan sejarah yang dimiliki Kresna

Muhammad Al Fatih mampu membebaskan Konstantinopel karena mempelajari sejarah Gereja, Eropa dan Salafus Shaleh. Itulah peran sejarah

Salafus Shaleh mengajarkan sejarah seperti mereka mengajarkan Al-Qur'an. Para pangeran di era kekhalifahan belajar sejarah jadi kewajiban

Yahudi direstui dunia untuk menjajah Palestina karena keberhasilannya memanipulasi sejarah.

Wasiat Sunan Ampel Kepada Raden Fatah Soal Majapahit  Benarkah yang menghancurkan Majapahit adalah Demak? Buya Hamka dalam bukun...

Wasiat Sunan Ampel Kepada Raden Fatah Soal Majapahit 


Benarkah yang menghancurkan Majapahit adalah Demak? Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam meluruskan kesalahan pahaman ini.

Saat Raden Fatah sudah besar, berangkatlah dia ke Jawa menemui   Bapaknya sang Maharaja Majapahit.  Tiba di Istana, sang Maharaja amat terkesan sebab wajahnya sangat serupa dengan ayahnya. Si Ayah memakai mahkota kebesaran Majapahit, seperti lambang kebesaran dewa-dewa, sedangkan si anak memakai pakaian biasa dengan muka jernih bekas wudhu.

Sang putra diangkatlah sebagai Pangeran Adipati Bintara dari kerajaan Majapahit dan diberi tanah di Demak. Bersama Walisanga  Raden Fatah membabat alas. Membangun masjid dengan sembilan tonggak, perlambang sembilan ulama yang memelopori Islam di tanah Jawa. Kian lama kian besar, sedangkan Majapahit terus merosot pamornya. Maka didirikanlah Kesultanan Demak.

Raden Fatah kerajaan Islam. Sedangkan Majapahit hindu. Bagaimana menyikapinya? Sunan Ampel memberikan nasihat agar berlaku sabar. Sebab selain kekerasan senjata ada lagi yang lebih tajam yaitu senjata bathin dengan memberikan pemahaman kepada rakyat atas kesucian Islam.

Sunan Ampel lebih memilih mengislamkan Majapahit dengan cara Sunan Kalijaga dengan memanfaatkan segala kepandaiannya memasukkan pengaruh dalam wayang yang sangat disukai rakyat Jawa. Selama ini wayang adalah seni keraton untuk mempertinggi martabat raja dan memperdalam kepercayaan pada rakyat bahwa raja memang dewa.

Saat Sunan Ampel akan wafat, dikumpulkan sekalian ulama dan hadir juga Raden Fatah tentang Majapahit agar semua dilakukan dengan sabar, jangan ada paksaan, dan jangan ada pertumpahan darah.

Tahun 1478 M, Majapahit diserang oleh kerajaan Kediri Hindu dengan rajanya Giriwardhana. Majapahit dikalahkan. Serangan ini merupakan balasan atas serangan Raden Wijaya, pendiri Majapahit, yang memanfaatkan tentara Mongol untuk menghancurkan Kediri yang saat itu dirajai oleh Djayakatwang tahun 1292 M.

Serangan Giriwardhana membuat Majapahit hancur. Setelah itu, Giriwardhana dibunuh oleh Prabu Udara, lalu kekuasaannya pun dirampas. Prabu Udara melihat Kesultanan Demak sebuah ancaman. Apalagi Raden Fatah merupakan keturunan yang sah dari Majapahit. Prabu Udara pun mengirimkan utusan ke Portugis di Malaka untuk bertemu dengan Alfonso Albuquerque. Penguasa Portugis ini diberikan banyak hadiah.

Melihat persengkongkolan ini, Raden Fatah pada 1517 M melakukan serangan besar-besaran ke Majapahit. Jatuhlah Majapahit. Setelah kemenangan ini, Raden Fatah membawa pusaka Majapahit seperti mahkota, lembing, keris, perisai, cap kerajaan dan barang lainnya ke Demak. Jadi serangan Demak ke Majapahit bukan untuk menyerang leluhurnya sendiri, tetapi memerangi kerajaan Kediri yang telah menghancurkan Majapahit. Juga menghancurkan persengkongkolan Prabu Udara dengan Portugis.

Seandainya Raden Fatah tidak menyerang Prabu Udara yang bercokol di Majapahit, bisa jadi Portugis sudah menjajah tanah Jawa sejak awal.

Sumber:
Sejarah Umat Islam, Buya Hamka, GIP
Api Sejarah Jilid 1, Ahmad Mansur Suryanegara, Surya Dinasti

Pengaruh Islam dalam Penamaan Pulau di Nusantara  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Sumatera atau Sumat...

Pengaruh Islam dalam Penamaan Pulau di Nusantara 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Sumatera atau Sumatra memiliki sejarah penamaan yang panjang. Menurut Wikipedia, asal nama Sumatra berawal dari keberadaan Kerajaan Samudera Pasai di pesisir timur Aceh atau Lhokseumawe sekarang. Petualang dari Maroko, Ibnu Batutah menjadi orang pertama yang melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian Sumatra ketika berkunjung ke kerajaan ini pada 1345. Nama Sumatra kemudian tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis.

Nama lain dari Sumatera adalah Andalas. Andalas oleh sejumlah riwayat diambil dari kata Andalusia yang artinya memiliki keindahan dan kesuburan, sama seperti Spanyol karena itu disebut Andalusia oleh khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan. Walaupun sejumlah pihak pendapat ini lemah. Sedangkan danau Toba berasal dari  kata Thayyiba yang artinya indah dalam bahasa Arab.

Pendapat pertama mengenai asal-usul nama Maluku mengemukakan bahwa Kepulauan Maluku konon disebut sebagai Maloko oleh para pedagang Arab. Pendapat yang menyebar di masyarakat, tentang asal-usul Maluku, adalah nama Maluku yang berasal dari kata raja dalam bahasa Arab, yakni malik. Dimana muluk digunakan untuk bentuk jamak.

Para pedagang Arab menyebut daerah tempat empat kerajaan di bagian utara Kepulauan Maluku yang terdiri dari Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan sebagai jazirat almuluk yang berarti kepulauan raja-raja.

Timbul pertanyaan, mengapa nama-nama pulau di Indonesia yang letaknya jauh dari Arab, menggunakan nama yang berasal dari Arab? Jawabannya, ini gambaran betapa besarnya pengaruh Islam terhadap penamaan peta dunia dan Nusantara di dalamnya.

Dengan kata lain, jauh sebelum Eropa pada abad ke 16 tampil sebagai penjajah, terlebih dahulu Islam melahirkan cendikiawan Muslim, termasuk pakar geografi dalam pembuatan Peta Bumi. Bukankah penunjuk jalan penjelajahan ke berbagai benua atas jasa dan peta yang dibuat cendikiawan muslim?

Dengan banyaknya nama wilayah berbahasa Arab dan banyaknya daerah hunian pengusaha muslim dari Banda Aceh hingga pulau Banda, sebagai bukti bahwa Nusantara sudah mengadakan kontak dengan Arabia. Namun dalam penulisan sejarah Indonesia pada masa penjajahan Belanda hanya sering disebut sebatas Timur Tengah dengan India dan Cina, tanpa menyebutkan Nusantara.


Sumber:
Api Sejarah Jilid 1, Ahmad Mansur Suryanegara, Surya Dinasti
https://id.quora.com/Mengapa-pulau-Sumatera-disebut-juga-dengan-pulau-Andalas
https://andalasmile.wordpress.com/andalas-sebuah-sejarah-yang-terlupakan/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Maluku#:~:text=Pendapat%20pertama%20mengenai%20asal-usul,dikenal%20oleh%20Portugis%20sebagai%20Moloquo.

Sang Wali Allah, Menemukan Kembali Hatinya sebab Nakalnya Anak Kecil Ada seorang sahabat Dzun Nun Al Misri yang mengalami ganggu...

Sang Wali Allah, Menemukan Kembali Hatinya sebab Nakalnya Anak Kecil


Ada seorang sahabat Dzun Nun Al Misri yang mengalami gangguan ingatan. Dia selalu berjalan dan berkeliling sambil berkata, "Ah, di mana hatiku? Di mana hatiku? Siapa yang menemukan hatiku?"

Anak-anak kecil pun suka menganggunya dan melemparinya. Pada suatu hari, dia masuk ke dalam salah satu jalan gang di Mesir untuk menghindari gangguan anak-anak kecil. Lalu, dia berhenti untuk beristirahat sejenak. Tiba-tiba, dia mendengar tangisan anak kecil yang sedang dimarahi dan dipukuli ibunya. Lalu, si ibu membawa keluar anaknya dari rumahnya, lalu menutup pintu rumah dan membiarkannya di luar.

Si anak pun menengok ke kanan dan ke kiri. Dia bingung tidak tahu harus ke mana dan harus pergi menemui siapa. Setelah agak tenang, dia berjalan kembali ke pintu rumah ibunya, lalu menyandarkan kepalanya di ambang pintu dan tertidur.

Setelah beberapa saat tertidur, dia kembali terbangun dan menangis lagi sambil merengek.

 "Ibu, siapa yang akan membukakan pintu untuk ku jika engkau menutupnya dan tidak membolehkan saya masuk?"

"Ibu, siapa yang akan mendekatkan diriku kepadamu jika engkau mengusirku dan menjauhkan diriku darimu?

"Ibu, siapa lagi yang akan menyayangiku setelah engkau marah padaku?"

Mendengar rengekan anaknya, sang ibu merasa kasihan kepadanya. Lalu, dia beranjak untuk melihatnya dari celah pintu. Dia melihat anaknya sedang menangis tersedu dalam kondisi berbaring du tanah.

Lantas, sang ibu membuka pintu. Meraih anaknya, lalu meletakkan di pengakuannya, memeluknya dan menciumnya seraya berkata.

"Sayangku, engkau sendiri yang telah membuat ibu memarahimu. Engkau sendiri yang menyebabkan dirimu mengalami hal itu. Seandainya engkau patuh, niscaya tidak akan mengalami hal ini."

Menyaksikan kejadian tersebut, sahabat Dzun Nun Al Misri merasa bersedih, lalu berdiri dan menjerit, seraya berkata, "Saya telah menemukan hatiku, saya telah menemukan kembali hatiku."

Ketika bertemu dengan Dzun Nun Al Misri, dia berkata, "Wahai Abu Faidh, saya telah menemukan kembali hatiku di dekat rumah fulanah." Setiap kali bersedih, dia selalu mengulang perkataan tersebut.

Sumber:
Kisah Orang Shaleh Penuh Hikmah, Imam Ibnul Jauzy, Al-Kautsar 

Sejarah Bani Israel dan Yahudi, Serta Persoalan Dunia Saat ini Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengap...

Sejarah Bani Israel dan Yahudi, Serta Persoalan Dunia Saat ini

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa Al-Qur'an banyak mengkisahkan Nabi Musa dan Bani Israel? Juga menyebutkan Yahudi pada 1.400 tahun yang lalu?

Mengapa Al-Qur'an menyebutkan Bani Israel dan Yahudi secara terpisah? Apakah kaitan penyebutan 1400 tahun lalu dengan problematika dunia saat ini?

Mengapa seluruh para Nabi dan Rasul dari seluruh zaman dikumpulkan di masjid Al-Aqsa untuk shalat yang diimami oleh Nabi Muhammad saw saat Isra Miraj?

Penyebutan bani Israel dan Yahudi ternyata untuk menuntaskan kemelut dan kerusakan dunia saat ini, juga yang tak kunjung berakhir di Palestina

Penyebutan Bani Israel dan Yahudi untuk menunjukkan keduanya berbeda, walaupun Yahudi saat ini menyebutkan negaranya dengan nama Israel

Yahudi itu bukan Bani Israel dan Bani Israel itu bukan Yahudi. Itu sebagian pendapat ulama dan sejarawan

Bila semua bangsa dan agama merujuk pada sejarah yang tidak dimanipulasi, maka tidak muncul penjajahan Yahudi di Palestina yang direstui oleh dunia

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (270) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)