basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Wasiat Sunan Ampel Kepada Raden Fatah Soal Majapahit  Benarkah yang menghancurkan Majapahit adalah Demak? Buya Hamka dalam bukun...

Wasiat Sunan Ampel Kepada Raden Fatah Soal Majapahit 


Benarkah yang menghancurkan Majapahit adalah Demak? Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam meluruskan kesalahan pahaman ini.

Saat Raden Fatah sudah besar, berangkatlah dia ke Jawa menemui   Bapaknya sang Maharaja Majapahit.  Tiba di Istana, sang Maharaja amat terkesan sebab wajahnya sangat serupa dengan ayahnya. Si Ayah memakai mahkota kebesaran Majapahit, seperti lambang kebesaran dewa-dewa, sedangkan si anak memakai pakaian biasa dengan muka jernih bekas wudhu.

Sang putra diangkatlah sebagai Pangeran Adipati Bintara dari kerajaan Majapahit dan diberi tanah di Demak. Bersama Walisanga  Raden Fatah membabat alas. Membangun masjid dengan sembilan tonggak, perlambang sembilan ulama yang memelopori Islam di tanah Jawa. Kian lama kian besar, sedangkan Majapahit terus merosot pamornya. Maka didirikanlah Kesultanan Demak.

Raden Fatah kerajaan Islam. Sedangkan Majapahit hindu. Bagaimana menyikapinya? Sunan Ampel memberikan nasihat agar berlaku sabar. Sebab selain kekerasan senjata ada lagi yang lebih tajam yaitu senjata bathin dengan memberikan pemahaman kepada rakyat atas kesucian Islam.

Sunan Ampel lebih memilih mengislamkan Majapahit dengan cara Sunan Kalijaga dengan memanfaatkan segala kepandaiannya memasukkan pengaruh dalam wayang yang sangat disukai rakyat Jawa. Selama ini wayang adalah seni keraton untuk mempertinggi martabat raja dan memperdalam kepercayaan pada rakyat bahwa raja memang dewa.

Saat Sunan Ampel akan wafat, dikumpulkan sekalian ulama dan hadir juga Raden Fatah tentang Majapahit agar semua dilakukan dengan sabar, jangan ada paksaan, dan jangan ada pertumpahan darah.

Tahun 1478 M, Majapahit diserang oleh kerajaan Kediri Hindu dengan rajanya Giriwardhana. Majapahit dikalahkan. Serangan ini merupakan balasan atas serangan Raden Wijaya, pendiri Majapahit, yang memanfaatkan tentara Mongol untuk menghancurkan Kediri yang saat itu dirajai oleh Djayakatwang tahun 1292 M.

Serangan Giriwardhana membuat Majapahit hancur. Setelah itu, Giriwardhana dibunuh oleh Prabu Udara, lalu kekuasaannya pun dirampas. Prabu Udara melihat Kesultanan Demak sebuah ancaman. Apalagi Raden Fatah merupakan keturunan yang sah dari Majapahit. Prabu Udara pun mengirimkan utusan ke Portugis di Malaka untuk bertemu dengan Alfonso Albuquerque. Penguasa Portugis ini diberikan banyak hadiah.

Melihat persengkongkolan ini, Raden Fatah pada 1517 M melakukan serangan besar-besaran ke Majapahit. Jatuhlah Majapahit. Setelah kemenangan ini, Raden Fatah membawa pusaka Majapahit seperti mahkota, lembing, keris, perisai, cap kerajaan dan barang lainnya ke Demak. Jadi serangan Demak ke Majapahit bukan untuk menyerang leluhurnya sendiri, tetapi memerangi kerajaan Kediri yang telah menghancurkan Majapahit. Juga menghancurkan persengkongkolan Prabu Udara dengan Portugis.

Seandainya Raden Fatah tidak menyerang Prabu Udara yang bercokol di Majapahit, bisa jadi Portugis sudah menjajah tanah Jawa sejak awal.

Sumber:
Sejarah Umat Islam, Buya Hamka, GIP
Api Sejarah Jilid 1, Ahmad Mansur Suryanegara, Surya Dinasti

Pengaruh Islam dalam Penamaan Pulau di Nusantara  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Sumatera atau Sumat...

Pengaruh Islam dalam Penamaan Pulau di Nusantara 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Sumatera atau Sumatra memiliki sejarah penamaan yang panjang. Menurut Wikipedia, asal nama Sumatra berawal dari keberadaan Kerajaan Samudera Pasai di pesisir timur Aceh atau Lhokseumawe sekarang. Petualang dari Maroko, Ibnu Batutah menjadi orang pertama yang melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian Sumatra ketika berkunjung ke kerajaan ini pada 1345. Nama Sumatra kemudian tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis.

Nama lain dari Sumatera adalah Andalas. Andalas oleh sejumlah riwayat diambil dari kata Andalusia yang artinya memiliki keindahan dan kesuburan, sama seperti Spanyol karena itu disebut Andalusia oleh khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan. Walaupun sejumlah pihak pendapat ini lemah. Sedangkan danau Toba berasal dari  kata Thayyiba yang artinya indah dalam bahasa Arab.

Pendapat pertama mengenai asal-usul nama Maluku mengemukakan bahwa Kepulauan Maluku konon disebut sebagai Maloko oleh para pedagang Arab. Pendapat yang menyebar di masyarakat, tentang asal-usul Maluku, adalah nama Maluku yang berasal dari kata raja dalam bahasa Arab, yakni malik. Dimana muluk digunakan untuk bentuk jamak.

Para pedagang Arab menyebut daerah tempat empat kerajaan di bagian utara Kepulauan Maluku yang terdiri dari Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan sebagai jazirat almuluk yang berarti kepulauan raja-raja.

Timbul pertanyaan, mengapa nama-nama pulau di Indonesia yang letaknya jauh dari Arab, menggunakan nama yang berasal dari Arab? Jawabannya, ini gambaran betapa besarnya pengaruh Islam terhadap penamaan peta dunia dan Nusantara di dalamnya.

Dengan kata lain, jauh sebelum Eropa pada abad ke 16 tampil sebagai penjajah, terlebih dahulu Islam melahirkan cendikiawan Muslim, termasuk pakar geografi dalam pembuatan Peta Bumi. Bukankah penunjuk jalan penjelajahan ke berbagai benua atas jasa dan peta yang dibuat cendikiawan muslim?

Dengan banyaknya nama wilayah berbahasa Arab dan banyaknya daerah hunian pengusaha muslim dari Banda Aceh hingga pulau Banda, sebagai bukti bahwa Nusantara sudah mengadakan kontak dengan Arabia. Namun dalam penulisan sejarah Indonesia pada masa penjajahan Belanda hanya sering disebut sebatas Timur Tengah dengan India dan Cina, tanpa menyebutkan Nusantara.


Sumber:
Api Sejarah Jilid 1, Ahmad Mansur Suryanegara, Surya Dinasti
https://id.quora.com/Mengapa-pulau-Sumatera-disebut-juga-dengan-pulau-Andalas
https://andalasmile.wordpress.com/andalas-sebuah-sejarah-yang-terlupakan/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Maluku#:~:text=Pendapat%20pertama%20mengenai%20asal-usul,dikenal%20oleh%20Portugis%20sebagai%20Moloquo.

Sang Wali Allah, Menemukan Kembali Hatinya sebab Nakalnya Anak Kecil Ada seorang sahabat Dzun Nun Al Misri yang mengalami ganggu...

Sang Wali Allah, Menemukan Kembali Hatinya sebab Nakalnya Anak Kecil


Ada seorang sahabat Dzun Nun Al Misri yang mengalami gangguan ingatan. Dia selalu berjalan dan berkeliling sambil berkata, "Ah, di mana hatiku? Di mana hatiku? Siapa yang menemukan hatiku?"

Anak-anak kecil pun suka menganggunya dan melemparinya. Pada suatu hari, dia masuk ke dalam salah satu jalan gang di Mesir untuk menghindari gangguan anak-anak kecil. Lalu, dia berhenti untuk beristirahat sejenak. Tiba-tiba, dia mendengar tangisan anak kecil yang sedang dimarahi dan dipukuli ibunya. Lalu, si ibu membawa keluar anaknya dari rumahnya, lalu menutup pintu rumah dan membiarkannya di luar.

Si anak pun menengok ke kanan dan ke kiri. Dia bingung tidak tahu harus ke mana dan harus pergi menemui siapa. Setelah agak tenang, dia berjalan kembali ke pintu rumah ibunya, lalu menyandarkan kepalanya di ambang pintu dan tertidur.

Setelah beberapa saat tertidur, dia kembali terbangun dan menangis lagi sambil merengek.

 "Ibu, siapa yang akan membukakan pintu untuk ku jika engkau menutupnya dan tidak membolehkan saya masuk?"

"Ibu, siapa yang akan mendekatkan diriku kepadamu jika engkau mengusirku dan menjauhkan diriku darimu?

"Ibu, siapa lagi yang akan menyayangiku setelah engkau marah padaku?"

Mendengar rengekan anaknya, sang ibu merasa kasihan kepadanya. Lalu, dia beranjak untuk melihatnya dari celah pintu. Dia melihat anaknya sedang menangis tersedu dalam kondisi berbaring du tanah.

Lantas, sang ibu membuka pintu. Meraih anaknya, lalu meletakkan di pengakuannya, memeluknya dan menciumnya seraya berkata.

"Sayangku, engkau sendiri yang telah membuat ibu memarahimu. Engkau sendiri yang menyebabkan dirimu mengalami hal itu. Seandainya engkau patuh, niscaya tidak akan mengalami hal ini."

Menyaksikan kejadian tersebut, sahabat Dzun Nun Al Misri merasa bersedih, lalu berdiri dan menjerit, seraya berkata, "Saya telah menemukan hatiku, saya telah menemukan kembali hatiku."

Ketika bertemu dengan Dzun Nun Al Misri, dia berkata, "Wahai Abu Faidh, saya telah menemukan kembali hatiku di dekat rumah fulanah." Setiap kali bersedih, dia selalu mengulang perkataan tersebut.

Sumber:
Kisah Orang Shaleh Penuh Hikmah, Imam Ibnul Jauzy, Al-Kautsar 

Sejarah Bani Israel dan Yahudi, Serta Persoalan Dunia Saat ini Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengap...

Sejarah Bani Israel dan Yahudi, Serta Persoalan Dunia Saat ini

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa Al-Qur'an banyak mengkisahkan Nabi Musa dan Bani Israel? Juga menyebutkan Yahudi pada 1.400 tahun yang lalu?

Mengapa Al-Qur'an menyebutkan Bani Israel dan Yahudi secara terpisah? Apakah kaitan penyebutan 1400 tahun lalu dengan problematika dunia saat ini?

Mengapa seluruh para Nabi dan Rasul dari seluruh zaman dikumpulkan di masjid Al-Aqsa untuk shalat yang diimami oleh Nabi Muhammad saw saat Isra Miraj?

Penyebutan bani Israel dan Yahudi ternyata untuk menuntaskan kemelut dan kerusakan dunia saat ini, juga yang tak kunjung berakhir di Palestina

Penyebutan Bani Israel dan Yahudi untuk menunjukkan keduanya berbeda, walaupun Yahudi saat ini menyebutkan negaranya dengan nama Israel

Yahudi itu bukan Bani Israel dan Bani Israel itu bukan Yahudi. Itu sebagian pendapat ulama dan sejarawan

Bila semua bangsa dan agama merujuk pada sejarah yang tidak dimanipulasi, maka tidak muncul penjajahan Yahudi di Palestina yang direstui oleh dunia

Nabi Adam, Bangsa Kan'an, Nabi Ibrahim, dan Palestina Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dalam hadis...

Nabi Adam, Bangsa Kan'an, Nabi Ibrahim, dan Palestina

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata, "Ya Rasulullah, masjid apa yang pertama kali dibangun di muka bumi?" Beliau menjawab, "Masjid Al-Haram." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, "Masjid Al-Aqsha." Aku bertanya lagi, "Berapa jarak waktu keduanya?" Beliau menjawab, "Empat puluh tahun."

Masjid Al-Haram dibangun oleh Nabi Adam, lalu sesudah 40 tahun Nabi Adam membangun Masjid Al-Aqsha. Jadi keduanya, masjid pertama dan kedua sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah.

Apa yang terjadi antara rentang waktu Nabi Adam dan Ibrahim? Allah mengutus Nabi Nuh. Nabi Nuh memiliki 3 putra, anak keturunannya dari Sam bin Nuh inilah yang kemudian membentuk bangsa  Kan'an yang mendiami negri Kan'an yang kemudian disebut sebagai Palestina.

Nabi Ibrahim keluar bersama kabilahnya dari kota Ur, di selatan Iraq karena sebab tertentu, dan mereka menuju Harran, bagian utara Suriah. Dari Harran, Nabi Ibrahim memimpin pengikutnya menuju selatan pada sekitar tahun 2000 SM, lalu di Tanah Kan'an,  yang saat itu sudah tinggal bangsa Kan'an. Yang sekarang disebut Palestina.

Sebelum Nabi Ibrahim ke Palestina, bangsa Kan'an, walaupun mereka membangun kota Baitul Maqdis atau Al-Quds, mereka tetap mengosongkan tempat untuk masjid Al-Aqsha tanpa bangunan, karena mereka mengetahui bahwa tempat itu disucikan. Maka, aktifitas Nabi Ibrahim selama di Palestina adalah membangun masjid Al-Aqsha kembali.

Kedatangan Nabi Ibrahim ke Palestina menjadi tonggak bersejarah bagi terbitnya cahaya tauhid di Palestina. Nabi Ibrahim hidup di zaman penguasa Al-Quds, Malki Shadiq, yang akrab dan bersahabat dengannya. Nabi Ibrahim tidak mendapatkan banyak rintangan dan halangan yang berat dari bangsa Kan'an. Dakwah Nabi Ibrahim cukup berat justru saat di daerah asalnya di Iraq karena dihalangi raja Namrudz.

Nabi Ibrahim tinggal di Palestina dengan tenang dan tentram dengan segala kebebasan, sehingga akhirnya ia dipanggil oleh Allah ke kota Mekkah untuk membangun kembali Masjidil Haram. Sejak itu Nabi Ibrahim sering bolak-balik antara Palestina dan Mekkah. Putranya yang hidup di Palestina adalah Nabi Ishaq yang kemudian melahirkan Nabi Yakub yang diklaim sebagai asal muasal Yahudi. Putranya yang hidup di Mekkah adalah Nabi Ismail yang dari keturunannya ini melahirkan Nabi Muhammad saw.

Sumber:
Siapa Orang Asli Palestina?, Zafarul Islam Khan, Alvabet
Sejarah dan Keutamaan Masjid Al-Aqsha, Mahdy Saied Rezk Kerisem, Al-Kautsar 
Palestina, Sejarah, Perkembangan dan Konspirasi, Muhsin Muhammad Shaleh, GIP

Bangsa Kan'an, Yunani, dan Munculnya Istilah Palestina Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bangsa per...

Bangsa Kan'an, Yunani, dan Munculnya Istilah Palestina

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Bangsa pertama yang ditemukan di Palestina adalah bangsa Arab Kan'an yang disandarkan pada Kan'an bin Sam bin Nuh. Mereka adalah penduduk asli Palestina, bukan datang dari tempat manapun dan tidak hijrah dari Jazirah Arab ke Palestina. Karena bangsa Arab mereka yang berada di Jazirah Arab, Yaman, Iraq, Palestina dan Syam.

Bangsa Kan'an tinggal di Palestina dalam sejarah, puluhan ribu tahun sebelum penulisan dan pembukuan sejarah yaitu pada zaman batu. Bangsa Kan'an merupakan kabilah besar yang menghimpun sejumlah cabang dan kabilah kecil seperti Palestina, Fenisia, Amalek, Akkadia dan Amori.  Setelah beberapa abad, maka datanglah kabilah Arab lainnya dari utara dan selatannya Jazirah Arab dan Iraq ke Palestina bersama kerabat mereka yang bersuku Kan'an.

Bangsa Kan'an telah membangun kota Jericho. Kota ini merupakan kota dunia dan sejarah yang tertua. Satu cabang dari bangsa Kan'an adalah suku Yebus yang pergi ke Baitul Maqdis sekitar 7500-6000 SM. Nama pertama yang disematkan kepada Palestina adalah negri Kan'an sesuai dengan semua sumber sejarah. Kemudian dinamai Palestina setelah beberapa waktu lamanya dengan dinisbatkan kepada kabilah Falasthu yang merupakan cabang dari bangsa Kan'an yang menempati barat Palestina di tepi laut. Mereka ahli berdagang dan industri.

Nama Palestina sudah dikenal sejak 1970 SM pada masa Firaun Mesir yang bernama Sisostores. Nabi  Ibrahim datang dari Iraq ke Palestina pada tahun 2000 SM. Ibrahim berpindah-pindah dari Palestina dan Mekkah.

---------------
Wilayah yang terletak di Barat Suriah dan timur Laut Tengah disebut banyak bangsa dengan nama yang berbeda-beda. Yang paling tua adalah Kharu untuk bagian selatan dan Retenu untuk bagian utara. Yang memberikan nama ini adalah bangsa Mesir Kuno. Wilayah ini juga disebut Kan'an berdasarkan surat-surat Amarna yang merujuk pada 15 abad SM. Nama Kan'an juga digunakan Taurat untuk menyebut daerah ini.

Sedangkan perubahan nama Kan'an menjadi Palestina diambil dari bagian nama suku bangsa Kan'an yang tinggal di daratan utara dan selatan dari Palestina. Kemungkinan pertama kali nama ini ditunjukkan dengan nama Plastu.  Raja Asyur Adadnirari IV menggunakan kata ini Plastu untuk menyebut pesisir Filistia yang dihuni oleh bangsa Filistin.

Nama Palestina mulai pertama kali terdokumentasikan  di dalam mata uang yang dicetak oleh Imperium Vespasian. Yaitu, setelah menaklukkan pemberontakan Yahudi atas Romawi pada 70 M. Ini penamaan resmi untuk pertama kalinya untuk Palestina.

Orang Yunani mulai menggunakan Palestina untuk menyebut bagian dalam negri tersebut, padahal sebelumnya kata ini hanya untuk menyebut bagian pesisirnya saja. Tidak mengherankan bila orang asing menggunakan nama pesisir untuk menyebut bagian dalam satu negri. Bahkan Herodotos bapak Sejarah  (484-425 SM) yang diikuti Ptolemaeus dan Plinius (23-79 M), menggunakan istilah Palestina untuk menyebutkan bagian pesisir dan bagian dalam negri tersebut hingga bagian gurun Arab. Pada hakikatnya, bangsa Yunanilah yang akhirnya memilih nama ini.

Sumber:
Siapa Orang Asli Palestina?, Zafarul Islam Khan, Alvabet
Sejarah dan Keutamaan Masjid Al-Aqsha, Mahdy Saied Rezk Kerisem, Al-Kautsar 


Yahudi Bukan Keturunan Ibrahim  Pengakuan mereka sebagai keturunan Ibrahim Alaihissalam, merupakan klaim yang batil, ditinjau da...

Yahudi Bukan Keturunan Ibrahim 


Pengakuan mereka sebagai keturunan Ibrahim Alaihissalam, merupakan klaim yang batil, ditinjau dari beberapa aspek berikut. 

1.Batilnya klaim mereka sebagai keturunan Bani Israil, secara jelas Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di dalam Al-Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

 أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ ۗ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

 “Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nashrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nashrani. Katakanlah : “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya”, Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan” [al-Baqarah/2:140]

2.Kitab suci mereka tidak lagi orsinil dan sudah terjadi perubahan. Mereka telah melakukan perbuatan tercela terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi Bani Israil, dengan melakukan tahrif (mengubah), memalsukan dan memanipulasi. Al-Qur’an telah mengabadikan perbuatan mereka tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

 فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً ۖ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ

 “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya. Kami kutuk mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membantu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya …..”[al-Maidah/5 : 13]

 3. Klaim kepemilikan tanah yang penuh berkah ini oleh Yahudi, berkaitan dengan janji Allah kepada Ibrahim, hakikatnya janji tersebut telah diwujudkan yaitu saat pertama kali Ibrahim Alaihissalam menginjakkan kaki di wilayah suku Kan’an.

Sekilas, mengacu kepada kitab mereka yang kini disebut Kitab Perjanjian Lama, kita akan mengetahui, jika janji Allah tersebut menjadi hak Isma’il, nenek moyang bangsa Arab dan kaum Muslimin. Pada waktu itu Nabi Ibrahim Alaihissalam belum dikaruniai anak (Kejadian : 12/7).

Kemudian janji ini terulang kembali saat beliau kembali ke Mesir (Kejadian : 13/15). Janji ini pun terulang kembali bagi Ibrahim, tetapi beliau belum dikaruniai anak (15/18). Berikutnya, janji itu pun terulang lagi, saat Ibrahim dikaruniai anaknya, yaitu Ismail (Kejadian : 17/8). Sedangkan putra kedua Ibrahim Alaihissalam, yaitu Ishaq, pada saat janji itu ditetapkan ia belum dilahirkan.

4. Kalaupun mereka menyanggah, bahwa janji Allah tentang kepemilikan tanah Palestina merupakan warisan dan hunian abadi bagi mereka, yang menurut mereka didukung oleh Al-Qur’an –surat Al-Maidah/5 : 21 : “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena kamu takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi”. 

Maka jawabnya adalah : Ungkapan janji yang ada dalam ayat tersebut tidak berbentuk abadi, tetapi khusus bagi zaman yang mereka dijanjikan mendapatkannya, sebagai balasan atas sambutan mereka kepada perintah-perintah Allah dan kesabaran mereka. 

Sedangkan orang-orang Yahudi pada masa ini, mereka bukan Bani Israil –sebagaimana sudah dipaparkan-. Dan ayat ini tidak menyangkut yang bukan Bani Israil, meski kaum Yahudi pada saat ini mayoritas.

Sungguh, kebenaran dalam masalah ini yang menjadi pegangan jumhur ulama tafsir. Balasan keimanan dan keistimewaan yang mereka raih atas umat zaman mereka ini merupakan ketetapan Allah bagi hamba-hambaNya.

Allah berfirman. وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ “Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hambaKu yang shalih”. [al-Anbiya/21 : 105]

Begitu juga setelah mereka menyimpang dari agama Allah dan melakukan kerusakan di bumi, maka Bani Israil tidak lagi memiliki hak dengan janji tersebut. Justru balasan bagi mereka, sebagaimana terkandung dalam ayat, yaitu mereka mendapat laknat, kemurkaan dan hukuman dari Allah. Mereka tercerai berai di bumi, dikuasai oleh orang-orang yang menimpakan siksaan kepada mereka sampai hari Kiamat, dirundung kehinaan dimanapun mereka berada. Ini semua sebagai hukuman atas kekufuran mereka terhadap ayat-ayat Allah. Sebuah fakta yang ironis. Ketika Allah memerintahkan Bani Israil untuk memasuki tanah yang dijanjikan, ternyata mereka enggan dan membangkang. Maka Allah menghalangi mereka darinya. Tatkala mereka menyambut perintah, maka Allah memberikannya kepada mereka. 

Oleh karena itu, Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “Yang Allah janjikan kepada kalian melalui lisan ayah kalian, Israil ia mewariskannya kepada orang yang beriman dari kalian[13]” Berdasarkan ini, tanah tersebut milik mereka ketika mereka beriman. Tetapi, karena mereka kufur kepada Allah dan para Nabi-Nya, dan Allah telah menetapkan murka dan laknatNya kepada mereka, maka mereka sama sekali tidak mempunyai hak atas tanah suci itu.

5. Bisa juga dikatakan, janji itu sudah terwujud pada masa Nabi Musa, yaitu tatkala Bani Israil memasuki tanah suci dengan dipimpin oleh Nabi Yusya bin Nun, kemudian menempatinya pada masa Nabi Dawud dan Sulaiman. Sebuah masa ketika Allah menganugerahkan kepada mereka keutamaan atas manusia seluruhnya. Namun, ketika mereka kufur kepada Allah dan melakukan kerusakan di bumi, maka kemurkaan Allah pun berlaku pada mereka, dan terjadilah bencana menimpa mereka.

6. Janji Allah memiliki syarat, yaitu iman dan amalan shalih, sebagaimana juga termuat dalam Taurat. Sedangkan mereka telah berbuat kufur dan murtad, beribadah kepada selain Allah. Oleh karena itu, musibah, bencana dan kemurkaan dari Allah ditimpakan kepada mereka. Dan semua ini termuat dalam kitab-kitab suci mereka. Bahkan dalam kitab mereka, terdapat keterangan yang melarang memasuki Baitul Maqdis, lantaran kekufuran, kesesatan dan kemaksiatan mereka.

Dengan pengingkaran ini, maka janji tersebut tidak terwujudkan. Sebaiknya, siksa dan bencanalah yang mereka dapatkan. Bumi ini milik Allah, diwariskan kepada hamba-hambaNya yang menegakkan agama dan mengikuti ajaran-ajaranNya, bukan diwariskan kepada orang-orang yang melakukan kerusakan di bumi. 

Allah berfirman.
 قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا ۖ إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ 
“Musa berkata kepada kaumnya : “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah ; dipusakakanNya kepada siapa saja yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa” [al-A’raf /7: 128]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
 وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ 
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” [an-Nur/24 : 55] 

Menjelaskan ayat ini Ibnu Katsir berkata : Ini janji dari Allah bagi RasulNya, akan menjadikan umatnya sebagai pewaris bumi. Maksudnya, tokoh-tokoh panutan dan penguasa mereka. Negeri-negeri menjadi baik dengan mereka, dan orang-orang tunduk kepada mereka… Allah Subhanahu wa Ta’la telah mewujudkannya walillahilhamdu walminnah.

Nabi tidaklah wafat, melainkan Allah telah membuka penaklukkan Mekah, Khaibar, seluruh Jazirah Arab, wilayah Yaman seluruhnya. Memberlakukan jizyah kepada Majusi dari daerah Hajr, dan sebagian wilayah Syam Kemudian, ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, Abu Bakar mengirimkan pasukan Islam ke Persia di bawah komando Khalid bin Al-Walid dan berhasil menaklukkan sebagian wilayahnya. Juga mengirim pasukan lain pimpinan Abu Ubaidah menuju Syam. Allah juga memberikan karunia kepada kaum Muslimin. Yaitu mengilhamkan kepada Abu Bakar untuk memilih Umar Al-Faruq untuk menggantikan kedudukannya. Dan Umar pun melaksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya.

Pada masa kekuasannya, seluruh wilayah Syam berhasil dikuasai[14]. Kaum Muslimin, mereka itulah yang dimaksud dengan ayat-ayat tersebut. Bila membenarkan janji yang mereka ikat dengan Allah, kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, berpegang teguh dengan Islam secara sempurna, baik individu, keluarga, masyarakat atau negara, maka sungguh janji Allah benar adanya. Dan siapakah yang berhak atas tanah yang penuh berkah itu? Tidak lain adalah kaum Muslimin.

https://almanhaj.or.id/8028-palestina-tanah-kaum-muslimin.html

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (270) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)