basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Yahudi Bukan Keturunan Ibrahim  Pengakuan mereka sebagai keturunan Ibrahim Alaihissalam, merupakan klaim yang batil, ditinjau da...

Yahudi Bukan Keturunan Ibrahim 


Pengakuan mereka sebagai keturunan Ibrahim Alaihissalam, merupakan klaim yang batil, ditinjau dari beberapa aspek berikut. 

1.Batilnya klaim mereka sebagai keturunan Bani Israil, secara jelas Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di dalam Al-Qur’an. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

 أَمْ تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطَ كَانُوا هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ ۗ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَهُ مِنَ اللَّهِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

 “Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nashrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nashrani. Katakanlah : “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya”, Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan” [al-Baqarah/2:140]

2.Kitab suci mereka tidak lagi orsinil dan sudah terjadi perubahan. Mereka telah melakukan perbuatan tercela terhadap kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi Bani Israil, dengan melakukan tahrif (mengubah), memalsukan dan memanipulasi. Al-Qur’an telah mengabadikan perbuatan mereka tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

 فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً ۖ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ

 “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya. Kami kutuk mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membantu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya …..”[al-Maidah/5 : 13]

 3. Klaim kepemilikan tanah yang penuh berkah ini oleh Yahudi, berkaitan dengan janji Allah kepada Ibrahim, hakikatnya janji tersebut telah diwujudkan yaitu saat pertama kali Ibrahim Alaihissalam menginjakkan kaki di wilayah suku Kan’an.

Sekilas, mengacu kepada kitab mereka yang kini disebut Kitab Perjanjian Lama, kita akan mengetahui, jika janji Allah tersebut menjadi hak Isma’il, nenek moyang bangsa Arab dan kaum Muslimin. Pada waktu itu Nabi Ibrahim Alaihissalam belum dikaruniai anak (Kejadian : 12/7).

Kemudian janji ini terulang kembali saat beliau kembali ke Mesir (Kejadian : 13/15). Janji ini pun terulang kembali bagi Ibrahim, tetapi beliau belum dikaruniai anak (15/18). Berikutnya, janji itu pun terulang lagi, saat Ibrahim dikaruniai anaknya, yaitu Ismail (Kejadian : 17/8). Sedangkan putra kedua Ibrahim Alaihissalam, yaitu Ishaq, pada saat janji itu ditetapkan ia belum dilahirkan.

4. Kalaupun mereka menyanggah, bahwa janji Allah tentang kepemilikan tanah Palestina merupakan warisan dan hunian abadi bagi mereka, yang menurut mereka didukung oleh Al-Qur’an –surat Al-Maidah/5 : 21 : “Hai kaumku, masuklah ke tanah suci yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena kamu takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi”. 

Maka jawabnya adalah : Ungkapan janji yang ada dalam ayat tersebut tidak berbentuk abadi, tetapi khusus bagi zaman yang mereka dijanjikan mendapatkannya, sebagai balasan atas sambutan mereka kepada perintah-perintah Allah dan kesabaran mereka. 

Sedangkan orang-orang Yahudi pada masa ini, mereka bukan Bani Israil –sebagaimana sudah dipaparkan-. Dan ayat ini tidak menyangkut yang bukan Bani Israil, meski kaum Yahudi pada saat ini mayoritas.

Sungguh, kebenaran dalam masalah ini yang menjadi pegangan jumhur ulama tafsir. Balasan keimanan dan keistimewaan yang mereka raih atas umat zaman mereka ini merupakan ketetapan Allah bagi hamba-hambaNya.

Allah berfirman. وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ “Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai oleh hamba-hambaKu yang shalih”. [al-Anbiya/21 : 105]

Begitu juga setelah mereka menyimpang dari agama Allah dan melakukan kerusakan di bumi, maka Bani Israil tidak lagi memiliki hak dengan janji tersebut. Justru balasan bagi mereka, sebagaimana terkandung dalam ayat, yaitu mereka mendapat laknat, kemurkaan dan hukuman dari Allah. Mereka tercerai berai di bumi, dikuasai oleh orang-orang yang menimpakan siksaan kepada mereka sampai hari Kiamat, dirundung kehinaan dimanapun mereka berada. Ini semua sebagai hukuman atas kekufuran mereka terhadap ayat-ayat Allah. Sebuah fakta yang ironis. Ketika Allah memerintahkan Bani Israil untuk memasuki tanah yang dijanjikan, ternyata mereka enggan dan membangkang. Maka Allah menghalangi mereka darinya. Tatkala mereka menyambut perintah, maka Allah memberikannya kepada mereka. 

Oleh karena itu, Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “Yang Allah janjikan kepada kalian melalui lisan ayah kalian, Israil ia mewariskannya kepada orang yang beriman dari kalian[13]” Berdasarkan ini, tanah tersebut milik mereka ketika mereka beriman. Tetapi, karena mereka kufur kepada Allah dan para Nabi-Nya, dan Allah telah menetapkan murka dan laknatNya kepada mereka, maka mereka sama sekali tidak mempunyai hak atas tanah suci itu.

5. Bisa juga dikatakan, janji itu sudah terwujud pada masa Nabi Musa, yaitu tatkala Bani Israil memasuki tanah suci dengan dipimpin oleh Nabi Yusya bin Nun, kemudian menempatinya pada masa Nabi Dawud dan Sulaiman. Sebuah masa ketika Allah menganugerahkan kepada mereka keutamaan atas manusia seluruhnya. Namun, ketika mereka kufur kepada Allah dan melakukan kerusakan di bumi, maka kemurkaan Allah pun berlaku pada mereka, dan terjadilah bencana menimpa mereka.

6. Janji Allah memiliki syarat, yaitu iman dan amalan shalih, sebagaimana juga termuat dalam Taurat. Sedangkan mereka telah berbuat kufur dan murtad, beribadah kepada selain Allah. Oleh karena itu, musibah, bencana dan kemurkaan dari Allah ditimpakan kepada mereka. Dan semua ini termuat dalam kitab-kitab suci mereka. Bahkan dalam kitab mereka, terdapat keterangan yang melarang memasuki Baitul Maqdis, lantaran kekufuran, kesesatan dan kemaksiatan mereka.

Dengan pengingkaran ini, maka janji tersebut tidak terwujudkan. Sebaiknya, siksa dan bencanalah yang mereka dapatkan. Bumi ini milik Allah, diwariskan kepada hamba-hambaNya yang menegakkan agama dan mengikuti ajaran-ajaranNya, bukan diwariskan kepada orang-orang yang melakukan kerusakan di bumi. 

Allah berfirman.
 قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا ۖ إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ 
“Musa berkata kepada kaumnya : “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah ; dipusakakanNya kepada siapa saja yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa” [al-A’raf /7: 128]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
 وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ 
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” [an-Nur/24 : 55] 

Menjelaskan ayat ini Ibnu Katsir berkata : Ini janji dari Allah bagi RasulNya, akan menjadikan umatnya sebagai pewaris bumi. Maksudnya, tokoh-tokoh panutan dan penguasa mereka. Negeri-negeri menjadi baik dengan mereka, dan orang-orang tunduk kepada mereka… Allah Subhanahu wa Ta’la telah mewujudkannya walillahilhamdu walminnah.

Nabi tidaklah wafat, melainkan Allah telah membuka penaklukkan Mekah, Khaibar, seluruh Jazirah Arab, wilayah Yaman seluruhnya. Memberlakukan jizyah kepada Majusi dari daerah Hajr, dan sebagian wilayah Syam Kemudian, ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, Abu Bakar mengirimkan pasukan Islam ke Persia di bawah komando Khalid bin Al-Walid dan berhasil menaklukkan sebagian wilayahnya. Juga mengirim pasukan lain pimpinan Abu Ubaidah menuju Syam. Allah juga memberikan karunia kepada kaum Muslimin. Yaitu mengilhamkan kepada Abu Bakar untuk memilih Umar Al-Faruq untuk menggantikan kedudukannya. Dan Umar pun melaksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya.

Pada masa kekuasannya, seluruh wilayah Syam berhasil dikuasai[14]. Kaum Muslimin, mereka itulah yang dimaksud dengan ayat-ayat tersebut. Bila membenarkan janji yang mereka ikat dengan Allah, kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya, berpegang teguh dengan Islam secara sempurna, baik individu, keluarga, masyarakat atau negara, maka sungguh janji Allah benar adanya. Dan siapakah yang berhak atas tanah yang penuh berkah itu? Tidak lain adalah kaum Muslimin.

https://almanhaj.or.id/8028-palestina-tanah-kaum-muslimin.html

Suasana Jiwa Alp Arslan Sebelum Kemenangan di Manzikert Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saat Alp Arsl...

Suasana Jiwa Alp Arslan Sebelum Kemenangan di Manzikert

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Saat Alp Arslan ragu saat harus menghadapi Kaisar Romanus dari Romawi di lembah Manzikert yang berkekuatan 200 ribu. Berdamaikah?

Niat berdamainya di tolak kaisar Romawi. Salah satu jalannya hanya melawan hingga titik darah penghabisan walaupun dengan kekuatan seadanya.

Dalam keraguan, gurunya Abu Nashr Muhammad mendekatinya. Ditanyakan, apa tujuan hidupnya? Ini pertanyaan mendasar yang memompa kekuatan.

Bila tujuan hidup hanya untuk mewujudkan obsesi diri, maka akan lemah dan mudah terperosok. Egonya yang mendominasi.

Sang guru berkata, "Sungguh anda berjihad untuk membela agama Allah. Dan Allah berjanji menolong agama-Nya dan memenangkan agama-Nya."

Mengapa muslimin selalu gagal di seluruh sektor kehidupan? Mengabaikan hal yang asasi dalam kehidupan mukmin. Yaitu, Allah. Berkarya untuk kebesaran diri

Saat Alp Arslan mampu menaklukkan Romawi, yang dikibarkan adalah panji " Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad itu utusan Allah." Bukan kehebatan dirinya

Rahasia Nabi Sulaiman dan Zulkarnain menjadi raja agung karena berkata, "Seluruh keutamaan hanya dari Allah." Tidak seperti Qarun yang menyanjung dirinya

Saat pertempuran akan dimulai gurunya Alp Arslan berkata, "Semoga Allah memenangkan pasukan Islam dalam pertempuran ini dengan perantaraanmu."

Pidatonya, "Saya berjuang hanya untuk mengharapkan ridha Allah dengan penuh kesabaran. Bila menang, nikmat dari-Nya. Bila mati, sebagai syahid."

Bila karya terlepas dari jihad, maka tidak akan pernah dimenangkan oleh Allah. Itulah jalan kesuksesan muslimin dari sultan Alp Arslan Bani Saljuk

Buya Hamka: Para Pemegang Senjata Hendaknya yang Berideologi Allah tidak menyukai orang berkhianat, maka hendaklah orang yang be...

Buya Hamka: Para Pemegang Senjata Hendaknya yang Berideologi

Allah tidak menyukai orang berkhianat, maka hendaklah orang yang beriman menjaga kekuatan. Karena kalau pihak musuh memungkiri janji, kita hanya dapat menegurnya dengan kekuatan. Kalau kita lemah, maka tiap-tiap ada kesempatan niscaya mereka akan menginjak-injak janji mereka.

Berperang agar terhadap agama tidak ada fitnah lagi dan seluruh keagamaan sudah bulat menuju Allah. Bagaimana akan sanggup berperang kalau persiapan kekuatan tidak ada? Sebab itu Allah menegaskan supaya bersiap terus dengan segala alat senjata yang ada.

Di era Rasulullah saw, berperang dengan pedang dan tombak. Kian lama persenjataan kian maju, sampai kepada bedil dengan segala macam senjata, meriam dan akhirnya sampai ke peluru kendali dan nuklir. Ayat, " Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka apa yang kamu bisa." Menandakan terus bersiap siaga menuruti perkembangan persenjataan.

Di zaman Rasulullah saw, kuda sangatlah penting. Hingga sekarang belumlah mundur kepentingan kuda dalam perang. Disamping itu telah timbul kendaraan bermotor untuk perang, Panse Wagon, truk, tank, ditambah lagi kepentingan angkatan udara.

Angkatan perang dalam kesiapsiagaannya hendaklah senantiasa memelihara kudanya dan memautkannya dengan baik, artinya bila datang keadaan tiba-tiba hendaknya dapat siap menaikinya. Saat Umar bin Khatab membangun kota Kufah, dibuatlah tanah lapang di samping masjid sebagai tempat para pemuda melakukan latihan-latihan perang. Latihan memanah, melemparkan tombak, bermain pedang dan berkuda.

Ahli-ahli pertempuran selalu berkata, "The man behind the gun." Artinya, bukan senjata yang menentukan dan memutuskan, melainkan siapa yang berdiri di belakang senjata itu. Karena itu yang ditekankan ialah ketaatan kepada Allah dan Rasul. Jadi, kalau caranya sekarang, hendaklah pemegang-pemegang senjata itu orang yang berideologi. Yang sadar benar untuk apa senjata itu dipakai.

Dengan persiapan perang yang tangguh dan kuat itu akan berpikir musuh 1.000 kali sebelum memerangi kamu atau sebelum memungkiri janji. Orang munafik pun akan berpikir terlebih dahulu sebelum mereka berkhianat.

Terkadang bilamana musuh telah sangat membahayakan muslimin, berkehendak sangatlah dia pada perlengkapan senjata yang lebih banyak. Kadang perbelanjaan negara untuk bidang pertahanan sangatlah besar jika dibandingkan dengan perbelanjaan bidang lain. Kadang orang mengeluh lantaran ini.

Pajak negara terpaksa dinaikkan. Maka "Dan apa pun yang kamu belanjakan di jalan Allah, akan disempurnakan ganjarannya untuk kamu dan kamu tidaklah akan teraniaya." Merupakan peringatan bahwa pengorbanan untuk itu, apa pun yang dibelanjakan pastilah akan disempurnakan ganjarannya di sisi Allah. Masyarakat akan terjaga. Tidaklah kamu dapat diciderai oleh musuh dengan khianat dan curang sehingga kamu tidak binasa dan teraniaya.

Sumber:
Tafsir Al Azhar Jilid 4, Buya Hamka, GIP 

Buya Hamka: Membongkar Kemenangan dan Kekalahan Dalam Pertempuran  Ketaatan kepada Allah dan Rasul, yaitu tunduk, patuh dan disi...

Buya Hamka: Membongkar Kemenangan dan Kekalahan Dalam Pertempuran 

Ketaatan kepada Allah dan Rasul, yaitu tunduk, patuh dan disiplin yang keras terhadap pemimpin tertinggi pertempuran. Dalam perang Badar, Rasul sendiri yang memimpin. Taat kepada Rasul berarti taat kepada Allah.

Jangan berbantah-bantahan, jangan bertengkar, jangan bertindak sendiri-sendiri, sebab bagaimana pun banyak bilangan pasukan dan senjata, kalo komando tidak satu, tidaklah ada jaminan menang. Perbantahan yang timbul karena tidak ada ketaatan pasti membawa lemah dan hilangnya kekuatan.

Sabar dalam pertempuran adalah daya tahan ketika menyerang dan menangkis. Sudah menjadi adat dari pertempuran yaitu memukul atau dipukul, kena dan mengena, haruslah dihadapi dengan kuat dan sabar. Karena hitungan belumlah dijumlahkan di pertengahan permainan, melainkan di akhir.

Ibarat main sepakbola, sebelum peluit panjang berbunyi, jangan lekas gembira karena dapat memasukkan bola ke gawang lawan, dan jangan putus asa jika gawang sendiri kebobolan.

Jangan sombong. Kesombongan hanya timbul pada jiwa yang kosong tak beriman. Kesombongan hanya timbul karena terlalu mengandalkan banyaknya bilangan dan lengkapnya senjata. Mereka yang riya, menonjolkan diri, ingin dipuji sebagai pahlawan, karakter ini ada pada kaum Quraisy saat perang Badar. Tujuan perangnya, "Seraya  menghalangi dari jalan Allah."

Dengan ini tampaklah kesalahan mental pertempuran yaitu sombong, riya dan hendak menghalangi dari jalan Allah. Orang beriman dalam berperang tidak akan ada penyakit ini. Islam akan berkembang dan menghadapi beragam perjuangan, Islam tegak dan jaya, tetapi kaum beriman jangan lupa daratan.

Allah mengetahui seluruh gerak-gerik, tahu segi kekuatan dan kelemahan. Allah mengungkapkan sifat-sifat perjuangan orang yang tak beriman. Kaum Muslimin jangan sekali-kali meniru hal itu. Sebab hukum sebab akibat berlaku untuk seluruh manusia. Siapa yang sombong akan dihancurkan oleh kesombongannya sendiri. Siapa yang tidak taat pada komando tertinggi pasti kalah walaupun mengaku beriman.

Sebab lain kekalahan musyrikindalam perang Badar  adalah perdayaan Syetan yang masuk ke dalam hati mereka. Syetan menyanjung, memuji-muji perbuatan mereka memerangi Muslimin dan menanggapnya perbuatan benar. Berhala nenek moyang harus dipertahankan sekuat tenaga.

Syetan memuji musyrikin Quraisy bahwa mereka inti seluruh bangsa Arab, disegani oleh seluruh kabilah tidak akan pernah dikalahkan oleh siapa pun. Syetan pun menghasut akan menjamin, melindungi dan membantu dalam memerangi Muhammad. Namun saat pertempuran terjadi, syetan melarikan diri. Ini peringatan kepada Muslimin agar berhati-hati kalau terjadi keadaan gawat pertempuran agar jangan kemasukan pengaruh syetan. 

Sumber:
Tafsir Al Azhar Jilid 4, Buya Hamka, GIP

Buya Hamka: Fenomena Dzikir Bersuara Keras di Perang Kemerdekaan Kemenangan pasti didapat karena dua syarat. Yaitu, Jasad yang t...

Buya Hamka: Fenomena Dzikir Bersuara Keras di Perang Kemerdekaan

Kemenangan pasti didapat karena dua syarat. Yaitu, Jasad yang tak gentar dan teguh serta tetap hati dalam menghadapi musuh serta ruhani yang selalu ingat kepada Allah.

Ingatlah pangkal seruan, yaitu kepada orang beriman. Artinya, berperang bukan karena berperang tetapi ada yang diperjuangkan dan dipertahankan, yaitu iman!

Berdzikir berarti mengingat dan menyebut. Dzikir itu memang ada yang dijadikan semboyan perang dan sorakan kerasnya menaikan semangat dan mendatangkan gentar di hati musuh.

Seorang mantan serdadu Belanda yang pensiun di tahun 1937 menceritakan pengalamannya di Perang Aceh. Dia turut berpatroli sebagai Marsose. Dia menceritakan bahwa Mujahidin Aceh sebelum menyerang, mereka mengadakan ratib dengan berdzikir Laa Ilaha Illallah dengan suara bersemangat. Apabila ucapan itu telah terdengar, serdadu Belanda menjadi kecut karena mereka berjuang menjual jiwanya pada Allah.

Orang Aceh saat perang Aceh menamai dirinya sebagai Muslimin bukan Mujahidin. Karena menurut fatwa Ulama Aceh, yang benar-benar Islam sejati ialah yang pergi melawan Kompeni. "Janganlah kamu mati, melainkan dalam keadaan Muslimin." Kita juga teringat dzikir "Allahu Akbar"  ketika perang Kemerdekaan saat melawan Inggris di Surabaya tahun 1945.

Saat pemuda Islam di Jakarta membantu TNI menumpas kaum Komunis yang hendak menghancurkan NKRI, mereka menyerbu sebuah gedung kepunyaan komunis yang bernama Gedung Aliarcham di Pasar Minggu. Mereka bersuara bersama dan bersemangat menyerbu gedung dengan kalimat Allahu Akbar.

Mereka hantam dinding batu dengan tenaga badan bersama hingga hancur runtuh. Banyak anggota TNI yang turut hadir menjadi sangat heran melihat kekuatan yang timbul saat itu. Tidak memakai linggis dan alat-alat lain, hanya dengan kaki dan bahu-bahu mereka hancurkan dinding gedung dengan Allahu Akbar.

Tentara Jepang pernah menyerbu Indonesia memelihara sistem suara keras yang dihejan dari pusar untuk menimbulkan semangat. Betapa pun mereka menggunakan alat senjata modern, namun mereka tidak mengabaikan alat pusaka nenek moyangnya memakai suara keras saat menyerbu musuh.

Suku bangsa Indonesia yang terkenal memakai sistem suara keras dalam perang adalah bangsa Bugis dan Makasar. Suara perang mereka dinamai "Mangkauk".

Sumber:
Tafsir Al Azhar Jilid 4, Buya Hamka, GIP

Sekelumit Peran Umat Islam di era Airlangga, Sriwijaya dan Majapahit Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) ...

Sekelumit Peran Umat Islam di era Airlangga, Sriwijaya dan Majapahit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Saat Islam memasuki Nusantara,  pesisir setiap pulau jadi kota perdagangan dan pelabuhan. Kehidupan jadi penuh kegairahan.

Saat Islam memasuki Nusantara, kota di pesisir menjadi kesultanan yang ekonominya bergeliat dan makmur. Kehidupan tersistem dan terstruktur.

Mobilisasi kelas masyarakat menjadi terbuka. Siapapun bisa jadi sultan dan orang kaya. Sultan pun bisa jadi rakyat jelata. Inilah awal kegairahan.

Kota pesisir jadi pusat ilmu pengetahuan. Pesantren pun didirikan  berdampingan dengan Istana. Di setiap pusat perdagangan, ada pusat ilmu pengetahuan.

Maulana Malik Ibrahim datang untuk menuntaskan persoalan ekonomi dan sosial rakyat Majapahit yang hancur karena perang Paregreg

Maulana Ishaq hadir untuk menuntaskan persoalan kesehatan rakyat dan bangsawankerajaan Blambangan yang diserang wabah penyakit.

Sunan Qudus memperlambat kehancuran Majapahit dengan mengajarkan bangsawannya belajar ilmu tata negara.

Umat Islam di Sriwijaya membantu membangun kerjasama internasional dengan bangsa lain dengan menjadikan mereka sebagai duta Sriwijaya

Sejak Era raja Airlangga umat Islam telah menopang dan lebih menggairahkan  perekonomiannya dengan memadati kota pesisir di Jawa.

Umat Islam menopang Majapahit menciptakan angkatan laut yang kuat dengan teknologi perkapalan dan persenjataan.

Saat negara Eropa mulai menjajah Nusantara, Demak menghalau Portugis. Mataram dan Banten menghalau Belanda di Sunda Kelapa atau Jayakarta.

Saat Eropa ke Nusantara? Perdagangan dimonopoli. Ilmu Pengetahuan hanya untuk kalangan terbatas. Perkebunan rakyat dihancurkan

Mengapa sekarang lebih membanggakan Barat daripada Islam? Mari membuka lembaran sejarah Nusantara kembali.

Paus Eugene IV dan Kardinal Cesarini Membujuk Penghianatan Atas Perjanjian Damai Terhadap Sultan Murad Tahun 1444 Masehi Sultan ...

Paus Eugene IV dan Kardinal Cesarini Membujuk Penghianatan Atas Perjanjian Damai Terhadap Sultan Murad


Tahun 1444 Masehi Sultan Murad (ayah Muhammad Al Fatih) membuat perjanjian damai dengan Raja Ladeslase dari Hongaria (Maghyar) selama 10 tahun. Saat itu usia Muhammad Al Fatih baru 14 tahun. Setelah perjanjian ditandatangani sang Sultan ingin mengundurkan diri dari kerajaan karena sudah tua. Hendak pulang ke Asia Kecil dan mengikuti Thariqat Maulawiyah.

Kerjaannya pun diserahkan ke Muhammad Al Fatih. Menurut perhitungan sultan, dengan perjanjian damai 10 tahun, maka tidak akan ada lagi peperangan antara Turki Utsmani dengan kerajaan Eropa. Apalagi perikatan perjanjian disumpah dengan Al-Qur'an bagi sultan dan Injil bagi raja Ladeslase. Setelah 10 tahun putranya akan berumur 24 tahun sehingga sudah sanggup memimpin peperangan.

Akan tetapi pihak kerajaan Eropa, Kardinal Cesarini wakil Paus Eugene IV, mengetahui rencana peralihan kekuasaan di Turki Utsmani ini. Dipikirannya, inilah waktu paling tepat untuk menghancurkan Turki Utsmani dan menghapuskan pengaruh Islam. Tidak ada waktu setepat saat itu. Maka dibujuklah raja Ladeslase supaya menghianati perjanjian tersebut.

Kardinal Cesarini juga membujuk Paus untuk mendukung rencana ini. Paus justru bergembira menerima usulan ini. Dasarnya, raja Ladeslase tidak meminta pertimbangan Paus saat membuat perjanjian tersebut dibuat. Kemudian dikirimlah surat dari Paus untuk seluruh kerajaan di Eropa untuk menyokong raja Ladeslase untuk menyerang Turki Utsmani. 

Raja Ladeslase awalnya menolak usulan tersebut. Namun karena mendapatkan surat dari Paus bahwa dia akan diberi anugerah pengampunan dosa maka ikutlah dia. Kardinal Cesarini juga meyakinkan raja Ladeslase dengan mengangkat tangan ke dada dan bersembahyang bahwa tidak berdosa jika orang Kristen memungkiri janji dengan orang Islam. Maka disusunlah Angkatan Perang Salib yang besar untuk menghancurkan Turki Utsmani.

Informasi ini sampai ke Sultan Murad. Dia paham, anaknya Muhammad Al Fatih belum mampu menghadapi pertempuran besar ini. Sang Sultan pun meninggalkan tasawufnya sementara waktu. Bersegera ke Istana. Diperintahkan Muhammad Al Fatih berburu. Selama Al Fatih berburu, sang Sultan memimpin peperangan dan mengelola pemerintahan.

Sang Sultan memberikan hadiah kepada armada Genua agar keluar dari pihak Salib. Armada Genua justru dimanfaatkan untuk membawa pasukan Turki ke Eropa dengan imbalan satu dinar emas untuk satu pasukan. Akhirnya 40 000 pasukan Turki dibawa ke Eropa.

Pertempuran berkecamuk. Sultan Murad menghadapi raja Ladeslase. Walaupun sultan sudah tua namun kemahiran bertempurnya belum padam. Sultan berhasil menghujam kan tombaknya dengan tepat ke dada Ladeslase hingga tembus ke punggung. Sedangkan Kardinal Cesarini melarikan diri dari pertempuran tersebut.

Sumber:
Tafsir Al Azhar Jilid 4, Buya Hamka, GIP

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)