basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Signiftkansi Hikayat dalam Peradaban Islam Nusantara https://www.google.com/amp/s/www.laduni.id/post/amp/55664/hikay...

Signiftkansi Hikayat dalam Peradaban Islam Nusantara

https://www.google.com/amp/s/www.laduni.id/post/amp/55664/hikayat-dalam-peradaban-islam-nusantara
      

Menurut Mardiah Mawar Kembaren, (2011: 1) hasil-hasil kesusastraan Melayu tradisional termasuk hikayat telah lama digunakan oleh peneliti asing dan peneliti lokal sebagai sumber penulisan sejarah. Beberapa sumber penulisan sejarah yang sering menjadi tumpuan para peneliti seperti Hikayat Raja- Raja Pasai, Hikayat Aceh, Hikayat Patani, Hikayat Siak dan sebagainya.

Hal ini dikarenakan pada umumnya karya sastra bercorak sejarah mengandung sumber informasi masa lalu yang mempunyai nilai sejarah untuk mengetahui budaya masyarakat Melayu dan melihat lebih dekat silsilah-keturunan, falsafah serta pemikiran masyarakat Melayu. Ketertarikan terhadap beberapa hal tersebut menjadikan karya sastra sejarah lebih banyak diminati oleh para peneliti (Hashim, 1992: 15).

Karya-karya tersebut juga kaya dengan rekaman peristiwa heroik tentang spirit nasionalisme masyarakat Melayu. Sehingga karya-karya dalam historiografi Melayu, termasuk hikayat, sejatinya telah membangun sebuah peradaban Islam khas Nusantara dengan segala lika-liku perjalanan sejarah. Hal ini terlihat melalui beberapa karya sastra sejarah yang mengisahkan tentang etnik pribumi Melayu yang berjuang menentang musuh (pihakpenjajah) demi mempertahankan tanah air mereka. 

Pengalaman berabad-abad lamanya dikuasai penjajah menyediakan  satu ruang dan kesempatan kepada penulis- penulis masa silam untuk membangkitkan kesadaran kepada generasi mendatang tentang sejarah perjuangan leluhur mereka. Penentangan tersebut tumbuh sebagai bentuk sikap mencintai tanah air ataupun semangat kebanggaan terhadap bangsanya. 

Nasionalisme tersebut lahir dan bangkit sejak kedatangan kaum kolonial di Nusantara yang berawal dari kedatangan Portugis (seperti yang terangkum dalam Sulalatus Salatin), diikuti Belanda, Spanyol dan Inggris. Kekuasaan kaum kolonial dan imperialis telah melahirkan konflik  yang berkepanjangan antara pihak penjajah dengan masyarakat pribumi. Peperangan menjadi jalan akhir, titik puncak dari respons masyarakat pribumi terhadap pengaruh asing yang akhirnya membawa implikasi besar bagi kedua belah pihak.

Semangat penentangan masyarakat pribumi terhadap pihak Portugis di Nusantara turut menjadi  cerita-cerita  lisan yang terekam dalam penulisan sejarah di wilayah-wilayah yang menjadi basis kekuasaannya. Di antaranya yakni Hikayat Anggun Cik Tunggal, Hikayat Malim Dewa dan Cerita Bongsu Pinang Peribut (Zubir Idris, 2011: 109).

Menurut Hamka (1963: 106-108), cerita- cerita lisan seperti “Anggun Cik Tunggal” (di Minangkabau dikenal dengan “Nan Tonggal Megat Djebang”), ditulis untuk menunjukkan kekejaman yang telah dilakukan oleh kolonial Barat (Portugis). Dengan menggunakan kata yang penuh kiasan dan sindiran, cerita ini disebarkan dari mulut ke mulut, tentang bagaimana buruk dan kejinya bangsa yang menjajah negeri Melayu. Melalui cerita- cerita seperti “Anggun Cik Tunggal,” segala kekejaman orang Barat (Portugis) dapat diperlihatkan sebagaimana kutipan dibawah ini.

“Demikianlah, apabila bangsa kita telah merasa lemah, tidak dapat melawan lagi, mereka buat cerita. Di dalam cerita itu diisikanlah sindiran dan rasa benci kepada musuh, dihinakan dan ditunjukkan kejahatannya, sehingga anak cucu mengerti, dan pada suatu masa kelak, ‘malu yang tercoreng di kening’ itu akan dapat dihapuskan juga dengan kedatangan Nan Tonggal.”

Dalam penulisan sastra sejarah atau karya historiografi, setelah penjajah datang ke Nusantara, kebanyakan karya-karya tersebut ditulis kembali karena permintaan pihak penjajah sendiri selain faktor hubungan baik antara penulis dengan penjajah yang juga mendorong lahirnya pusat penerbitan. Beberapa karya yang diterbitkan oleh pihak penjajah contohnya karya Raja Ali Haji, Gurindam Dua Belas diterbitkan oleh majalah TBG 2 Betavia. Begitu juga karyanya yang lain yakni Mukhtasar Syariat al-Islam dan Taj al-Salatin  (Bt  Zakaria,  2011:  5).  Menurut

Denisova (2008: 132-134) hal ini berimbas pada karakter para orientalis yang meneliti sejarah Islam Nusantara umumnya mengawali penelitian dengan tradisi-tradisi lama (sebelum Islam) termasuk dalam kebudayaan, sejarah dan adat-istiadat Hindu-Buddha sebagai subjek kajiannya. Menurut Denisova (2008), salah satu penyebabnya adalah ‘euro- centrism’ dan sikap apatis terhadap peran Islam di Nusantara. Biasanya para orientalis menganggap Islam sebagai faktor negatif dalam proses perkembangan Islam di Nusantara.

Para orientalis terlebih yang berpihak pada kolonialis enggan memperhatikan bahwa Islam  memajukan  peradaban   masyarakat di Nusantara. Mereka juga tidak jeli dalam memperhatikan pengaruh Islam dalam mengembangkan kebudayaan dan pemikiran termasuk  dalam  hal  keilmuan,  filosofi  dan bahasa. “Euro-centrism” bermakna penelitian maupun kajian mengenai Nusantara dilihat dari sudut pandang orang Eropa. Misalnya E.    Netscher, seorang ilmuwan dan pegawai kolonial Belanda di Riau, dalam bukunya De Netherlanders in Johor Siak (Orang Belanda di Johor dan Siak) menyatakan bahwa sejarah negeri-negeri Melayu hanya sebagai sejarah orang Eropa di dalamnya.

Netscher tidak memperhatikan sejarah orang-orang Melayu sendiri. Penjajahan di Nusantara oleh orang- orang Eropa mengabaikan warisan umat muslim Nusantara. Orang-orang Eropa tidak memahami secara mendalam sejarah Islam di Nusantara. Hal ini karena Muslim di Nusantara selalu dianggap oleh orang Eropa sebagai pesaing yang dalam perjuangannya untuk memonopoli perdagangan di Asia Tenggara.

Menurut Abdul Haris Nasution (1963: 37): “…tidak perlu heran bahwa Islam dalam alam Melayu belum dipelajari lagi secara sepatutnya. Selama penjajahan Eropah yang berlangsung selama 350 tahun itu, pemerintah kolonial selalu berusaha untuk mengaibkan Islam dan umat Islam, menganggap orang Muslim sebagai golongan masyarakat yang paling mundur”.

Persepsi negatif dan sikap prejudis para orientalis jelas tidak membawa kemajuan dalam perkembangan Islam di Nusantara terutama dalam bidang sejarah masuknya Islam di Nusantara, cara penyebaran Islam di Nusantara dan aliran umat Islam di Nusantara. Selain itu, tulisan-tulisan para orientalis itu justru mendorong beberapa prasangka atau “mitos” tentang Islam Nusantara dan warisan sejarah Islam Nusantara (Denisova, 2008: 132- 134). 

Semestinya sudah menjadi bukti bahwa warisan sejarah Islam Nusantara seperti Hikayat Raja Pasai, Hikayat Aceh, Hikayat Siak, Sejarah Melayu, Tuhfat an-Nafis, Peringatan Sejarah Negri Johor dan yang lainnya telah menunjukkan bahwa khazanah ini merupakan sumber-sumber sejarah yang sangat penting dalam literatur Islam di Nusantara. Tetapi bagi sebagian para orientalis Barat, hasil penulisan sejarah lokal sering dianggap sebagai sumber- sumber yang bukan bersejarah dan tidak bisa dijadikan sebagai rujukan penulisan sejarah (Denisova, 2008: 135)

Sumber-sumber sejarah Islam Nusantara pada kurun abad 14 sampai abad 19 dalam bentuk hikayat, babad atau chronicles atau annals biasanya ditulis oleh para pengarang atas titah sultan, untuk mengagungkan atau untuk mempromosikan kepentingan dan pemikiran keluarga istana sehingga terdapat unsur mitologi. Namun setiap informasi yang ada dalam karya-karya tersebut jika dikaji secara kritis dan terperinci ada jejak fakta- fakta sejarah yang bisa ditemukan. Sehingga sebagai rujukan dalam setiap kajian ilmiah teks-teks  tersebut  memiliki   nilai   sejarah dan dapat digunakan sebagai pintu masuk untuk mengkaji sejarah dan peradaban Islam  di Nusantara (Denisova, 2008: 136). (Arik Dwijayanto & Dawam Multazam). [Dawam Multazam]

Genealogi Hikayat https://www.google.com/amp/s/www.laduni.id/post/amp/55664/hikayat-dalam-peradaban-islam-nusantara       Kata h...

Genealogi Hikayat


https://www.google.com/amp/s/www.laduni.id/post/amp/55664/hikayat-dalam-peradaban-islam-nusantara
     

Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah diterjemahkan menjadi cerita atau kisah, berkaitan erat dengan kisah pahlawan bangsa Melayu atau lebih khusus tentang kisah yang terjadi di istana dan silsilah para Sultan Melayu. (Wagner, 1959: 246). Hikayat merupakan karya sastra yang berkaitan atau yang menceritakan hal-hal yang berhubungan dengan suatu kesultanan atau suatu daerah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Aceh (Raja Noor, 1972: 18). 

Dalam khazanah literatur Melayu, hikayat merupakan karya sastra sejarah Melayu klasik. Sebagai sastra sejarah Melayu klasik, hikayat menjadi catatan penting setiap kerajaan Melayu di Nusantara. Umumnya hikayat menceritakan peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi di istana dan beberapa keturunan raja yang menjadi pusat kajiannya.

Dalam sastra sejarah Melayu, banyak dijumpai beberapa hikayat sebagai kata pertama dalam karya sastra sejarah selain juga menggunakan kata silsilah dan tambo, seperti Hikayat Melayu, Hikayat Siak, Hikayat Merong Mahawangsa, Silsilah Melayu dan Tambo Minangkabau. (Teng, 2015: 51-52).

Latar sejarah munculnya hikayat tidak bisa dilepaskan dari  suatu  tradisi  lama  yang kebanyakan merupakan tradisi lisan (oral tradition) sehingga para pujangga diberi perintah  dan  tugas  oleh  sultan  untuk menghasilkan karya-karya sejarah.

Sebagaimana sultan memerintah Tun Sri Lanang menulis kembali catatan sejarah mengenai peraturan raja-raja Melayu dengan segala adat-istiadatnya supaya kelak diketahui oleh anak cucu di masa mendatang. Dalam hal ini, hikayat menjadi salah satu karya sejarah yang ditulis atau dikarang oleh orang-orang yang dekat dengan raja-raja yang memerintah (Raja Noor, 1972: 18).

Selaras dengan pandangan Norazimah Bt Zakaria (2011: 2), dalam Hikayat Melayu diuraikan tentang keturunan raja-raja Melayu yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan raja-raja Siak. Hikayat Melayu sarat dengan unsur sastra yang juga berkaitan erat dengan unsur sejarah Siak.

Sebagai sebuah teks sastra sejarah, Hikayat Melayu ditulis dengan tujuan tertentu yakni untuk memuji dan mengagungkan kehebatan sang raja supaya kelak diketahui oleh anak cucu sebagaimana yang termaktub pada bagian mukadimah mengenai cerita Raja Iskandar Zulkarnain yang ditulis pada 24 Juli tahun 1893” (Hikayat Melayu. 1998: 1).

Kegairahan Perekonomian Madinah Pasca Hijrahnya Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hijrah...

Kegairahan Perekonomian Madinah Pasca Hijrahnya Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hijrah Rasulullah saw ke Madinah menciptakan eskalasi pertumbuhan ekonomi yang pesat di Madinah. Madinah pun menjadi kota yang sejajar dengan Mekkah dan ibukota Imperium Persia dan Romawi. Bagaimana prosesnya?

Hijrah memindahkan penduduk Mekkah ke Madinah. Pertambahan jumlah penduduk mengairahkan ekonomi dengan naiknya permintaan.

Bukankah banyak negara yang mengandalkan konsumsi internal dari penduduknya untuk menjaga pertumbuhan ekonominya?

Sumber daya alam dan ekonomi yang menganggur menjadi berdaya guna karena Rasulullah saw mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar

Harta yang menganggur menjadi berdaya guna, terlihat saat seorang Anshar menawarkan kekayaan yang tak dimanfaatkannya untuk diserahkan ke Abdurahman bin Auf

Keahlian penduduk Madinah meningkat pesat dengan partnership antar Muhajirin yang ahli berdagang dengan Anshar yang ahli di pertanian

Keuntungan penduduk Madinah meningkat pesat karena bisnis hulu dan hilir menyatu sejak kehadiran Muhajirin.

Kegiatan ekspor Madinah meningkat sebab Muhajirin ahli dalam perdagangan antar negara hingga ke Syam, Iraq, Bahrain dan Oman.

Kekayaan seluruh Anshar dan Muhajirin disatukan dengan konsep Baitul Mal. Lalu didistribusikan kembali untuk kesejahteraan dan pembangunan.

Gaya hidup tidak berlebihan dalam konsumsi menciptakan kemampuan modal yang terus membesar untuk berinvestasi dan infrastruktur di saat bisnis Madinah bergairah

Negara Maju menghimpun orang-orang pintar dari negara berkembang untuk menjadi warga negaranya. Ini yang terjadi saat hijrah ke Madinah

Hijrah telah mengalihkan sumber daya manusia terhebat dari Mekkah ke Madinah yang belum digarap secara optimal. Maka Madinah jadi kota.

Umar Mengumumkan Keislamannya Abdullah ibn Umar menceritakan keislaman ayahnya, “Ayahku, Umar, berkata setelah ia memeluk Islam,...

Umar Mengumumkan Keislamannya

Abdullah ibn Umar menceritakan keislaman ayahnya, “Ayahku, Umar, berkata setelah ia memeluk Islam, 'Siapa orang Quraisy yang lebih cepat menyampaikan berita?' Orang-orang menjawab Jamil ibn Ma'mar al-Jumahi. Pagi itu, ayahku pergi menemui Jamil dan berkata ke padanya, 'Kautahu, Jamil, bahwa aku telah menjadi muslim dan telah menganut agama Muhammad?' Ia tidak membantah, tetapi berdiri dan diikuti oleh Umar.

Jamil lalu ke masjid dan berdiri di pintunya, menghadap orang-orang Quraisy yang berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil. Jamil lalu berteriak dengan keras, 'Wahai kaum Quraisy! Ketahuilah, Umar ibn al Khathab sudah meninggalkan agama leluhurnya!' Umar berkata dari belakangnya, 'Bohong! Aku hanya memeluk Islam dan bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad hamba dan Rasul-Nya!'

Kontan saja, mereka gaduh dan ramai-ramai mencerca Umar. Mereka juga saling bersitegang di antara mereka sendiri, juga dengan Umar, hingga matahari mulai tinggi. Karena sudah letih, Umar lalu duduk. Mereka mengelilinginya. Umar kemudian berkata, 'Lakukanlah sekehendak kalian. Aku bersumpah! Kalau kami sudah mencapai tiga ratus orang, akan kami tinggalkan semua perdebatan itu.

Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki tua. Ia mengenakan jubah katun bergaris-garis. Ia berdiri di depan mereka seraya berkata, 'Ada apa ini?' 'Umar meninggal kan agama leluhurnya!' jawab mereka. Laki-laki tua itu berkata, 'Lalu? Jika seseorang mencari sesuatu untuk dirinya sendiri, kalian mau apa? Kalian kira Bani Adi ibn Ka'ab akan menyerahkan anggotanya begitu saja? Biarkan dia! Seolah mereka pakaian yang sudah tak terpakai.""

Usai hijrah, Umar ditanya oleh anaknya, Abdullah, "Ayah, siapa laki-laki yang menghardik orang-orang Quraisy di Makkah dulu tatkala mereka hendak menyerang ayah?" Umar menjawab, "Dia al-Ash ibn Wa'il dari Bani Sahm."

Berita tentang keislaman Umar tersebar luas di kalangan kaum musyrik Quraisy. Kaum muslim merasa beroleh kekuatan berkat keislaman Umar. Hal itu juga akan berpengaruh besar di kalangan kaum musyrik Quraisy, juga kota Makkah pada umumnya. Tidak ada keislaman seseorang yang mengguncangkan kaum musyrik Quraisy sebesar guncangan yang ditimbulkan keislaman Umar ibn al-Khathab. Mereka memperhitungkan sungguh-sungguh akibat yang ditimbulkan oleh keislamannya.

Paman, Aku Telah Memeluk Islam Sehari setelah memeluk Islam, Umar  bin Khatab mendatangi pamannya, Amr ibn Hisyam, atau lebih di...

Paman, Aku Telah Memeluk Islam

Sehari setelah memeluk Islam, Umar  bin Khatab mendatangi pamannya, Amr ibn Hisyam, atau lebih dikenal dengan sebutan Abu Jahal. Umar mengetuk pintu rumahnya, dan Abu Jahal keluar menyambut kedatangannya seraya berkata, "Selamat datang keponakanku. Ada keperluan apa engkau datang?"

"Paman, aku datang untuk memberitahumu bahwa aku sekarang telah memeluk Islam," ujar Umar. "Aku kini beriman kepada Allah serta utusan-Nya, Muhammad. Kubenarkan semua ajaran yang dibawa olehnya."

Bagai disambar geledek mendengar pengakuan tak terduga dari keponakannya, Abu Jahal membanting pintu sembari membentak, "Celakalah engkau! Kau datang membawa berita seburuk itu! Tuhan mengutuk engkau dengan yang engkau percayai."

Kemudian Umar berkeliling ke rumah-rumah pembesar kaum Quraisy. Ia menantang mereka dan berharap ada yang berani bergelut dengannya. Tapi tak ada satu pun yang berani

Konsep Dasar Kepemilikan Harta Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Harta itu bukan milik manusia. Harta i...

Konsep Dasar Kepemilikan Harta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Harta itu bukan milik manusia. Harta itu milik Allah, sedangkan manusia diberi hak untuk mengelolanya sesuai kehendak Allah, bukan maunya manusia.

Harta itu diberikan kepada yang dikehendaki-Nya, tanpa batas dan perhitungan. Kadang diluaskan dan disempitkan oleh Allah. Jadi kaya dan miskin sama saja.

Ada akhlak di saat kaya. Ada akhlak di saat miskin. Ini yang utama. Taat kepada syariat Allah di saat kaya dan miskin, ini bukti ketundukan dan penghambaan kepada Allah.

Rasulullah saw melewati seluruh model kehidupan. Bagaimana akhlak Rasulullah saw di saat kaya dan miskin? Bagaimana kisah para Nabi dan Rasul saat kaya dan miskin?

Aliran harta tidak boleh memiskinkan tapi saling mengkayakan dalam model ukhuwah dan kesetaraan. Inilah model partnership Islam.

Partnership menghimpun semua kekuatan dalam kerangka pola dan sistem Allah, sehingga hati dan langkah bisa berpadu dengan Keridhaaan.

Partnership dalam kerangka menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, amar makruf nahi munkar dalam pengelolaan kekayaan.

Partnership dalam kerangka menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, amar makruf nahi munkar dalam pengelolaan kekayaan.

Partnership dalam rangka menundukkan hati dalam penghambaan diri kepada Allah dalam pengelolaan kekayaan.

Karena harta itu milik Allah bukan manusia, maka dalam pengelolaan harta muncullah pewarisan harta yang ditinggalkan.

Bila tidak ada sistem waris, maka pengelolaan dan pemberdayaan kekayaan terhenti setelah kematian pemiliknya. Maka Allah menata hukum waris

Warisan bukan otomatis milik anak keturunan dan kerabatnya. Tetapi menjadi milik anak keturunan dan kerabatnya setelah Allah membagikannya

Jadi yang memberikan hak kepemilikan harta warisan adalah Allah menurut syariat-Nya. Tidak legal bila kepemilikan harta warisan sesuai maunya manusia.

Bila ingin melihat karakter dan penghambaan diri pada Allah yang asli, lihatlah bagaimana sikapnya terhadap harta warisan.

Peralihan harta penuh pergesekan karena  ego manusia. Maka hukum dasar harta, kepemilikan dan pengelolaan mutlaknya pada Allah Pencipta Alam Semesta

Asal Mula Kota Makasar, al-Fatihah dan Penjelmaan Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mala...

Asal Mula Kota Makasar, al-Fatihah dan Penjelmaan Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Malaka jatuh ke tangan Portugis. Kesultanan Aceh segera membangun kekuatan baru di setiap kota-kota perdagangan dan dan pusat rempah di Nusantara untuk menghadapi kekuatan Portugis. Maka diutuslah para mubaligh ke seluruh Nusantara.

Pada sisi lain, di kerajaan Gowa Tallo, Sulawesi Selatan,  rajanya sudah berinteraksi dengan berbagai utusan dari beragam negara dan agama. Raja ingin menpelajari beragam agama. Dia meminta Portugis untuk mengirimkan pendeta Katolik. Sedangkan ke Aceh, sang raja meminta dikirimkan ulama yang paling alim dari Aceh 

Portugis lambat merespon. Namun  Aceh di bawah kekuasaan Sultan Sidi  al-Mukammil bergerak cepat. Dikirimlah Khatib Tunggal yang berasal dari Minangkabau ke Gowa Tallo. Lalu masyarakat Gowa Tallo memanggilnya dengan gelar Datuk Ri Bandang. Bagaimana kisah tibanya Datuk Ri Bandang ke Gowa Tallo?

Seperti yang dijelaskan dalam banyak historiografi tradisional, semisal Lontara Patturio Loangan Tri Tugowaya, Raja Tallo yang menjabat Mangkubumi kerajaan Gowa, Mallingkaang Daeng Mannyonri, dikabarkan telah memeluk Islam setelah diislamkan oleh Dato Ri Bandang.

Setelah Dato Ri Bandang tiba di pelabuhan Gowa-Tallo, beliau berdiam di Ujung Kampung Pamatoang hingga  pertengahan abad 16. Setelah itu Dato Ri Bandang mengajak raja Gowa Tallo untuk beralih menjadi Muslim.

Mengacu pada tradisi lisan yang hidup di tengah Muslim Makasar. Islamisasi di Makassar bermula ketika Dato Ri Bandang tiba di Pelabuhan Tallo dengan menumpang perahu ajaib. Setibanya di pantai, ia melaksanakan shalat yang mengherankan rakyat setempat.  Setelah itu, ia menyampaikan keinginannya untuk menghadap raja.

Mendengar kedatangan orang ajaib itu, Raja Tallo bergegas ke pantai. Di tengah perjalanan ke pantai, di depan pintu depan gerbang halaman Istana Tallo, baginda bertemu dengan seorang tua yang menanyakan tujuan perjalanan baginda. Orang itu menuliskan sesuatu di atas kuku ibu jari raja Tallo dan mengirimkan salam kepada orang ajaib yang ada di pantai.

Sewaktu Dato Ri Bandang diberi tahu tentang pertemuan raja dengan orang tua itu, ia melihat bahwa yang tertulis di atas kuku ibu jari Raja Tallo adalah surah Al-Fatihah. Dato Ri Bandang menyatakan bahwa orang tua yang ditemui adalah penjelmaan Rasulullah saw. Orang Makasar menamakan penjelmaan Rasulullah saw adalah "Makkasaraki  Nabi Muhammad saw.

Sebagian orang Makasar menafsirkan kalimat itu sebagai asal usul nama kota Makassar. Maka setelah bertemu dengan Dato Ri Bandan, baginda memeluk Islam dan menyebarkan ke semua orang Makasar.

Sedangkan Buya Hamka menghimpun dongeng yang tersebar di rakyat Makasar, bahwa raja Gowa yang belum beragama bermimpi bertemu Rasulullah saw di tepi pantai Makasar sebelum menyatakan keislamannya.

Dato Ri Bandang memegang peranan dalam mengajarkan Islam. Sampai sekarang, apa yang dianggap sebagai tempat pertemuan raja Tallo dengan penjelmaan Nabi Muhammad masih ada, dan dijadikan tempat keramat dan diziarahi. Begitupun makam Dato Ri Bandang di kota Makassar masih terpelihara dengan baik.

Sumber:
Islam Dalam Arus Sejarah Indonesia, Jajat Burhanuddin, kencana
Sejarah Umat Islam, Buya Hamka, GIP 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (175) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)