basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Buya Hamka: Efek Menjalani Kekuasaan  Dengan Hawa Nafsu Buku: Akhlakul Karimah, Pesan Ali bin Abi Thalib  Sesungguhnya Allah SWT...

Buya Hamka: Efek Menjalani Kekuasaan  Dengan Hawa Nafsu

Buku: Akhlakul Karimah, Pesan Ali bin Abi Thalib 

Sesungguhnya Allah SWT telah menyerahkan suatu kewajiban atas pundakku, yaitu mengatur pekerjaan kamu menjadi Ulil Amri. Sebagaimana saya mempunyai hak atas diri tuan-tuan, tuan-tuan pun mempunyai hak atas diri saya. 

Kebenaran itu jika dikembangkan amat luasnya, tak dapat disifatkan, dan tak dapat dibagi. Tidaklah kebenaran itu melalui seseorang melainkan seseorang itu berada di bawah kuasanya, demikian pula sebaliknya.

Jika seorang insaf bahwa dia dalam lingkungan kebenaran, itulah orang yang ikhlas kepada Allah SWT yang berlebih kodratnya atas segala hamba-Nya. Keadilan Allah SWT berlakulah atas tiap-tiap sesuatu menurut kodrat dan takdirnya.

Namun, Allah SWT mempunyai hak pula atas hamba Nya yaitu supaya diikuti perintah-Nya. Hamba pun akan menunggu balasan itu yaitu pahala yang berlipat ganda. Setelah itu diadakan oleh Allah SWT yang mengenal setengah orang, tetapi tidak mengenai yang lain.

Hak yang paling benar yang dipikulkan kepada suatu golongan ialah hak yang dipikulkan di atas pundak wali, yaitu orang orang yang memegang pekerjaan pemerintahan. Itulah kewajiban yang terpikul di atas pundak semua untuk semua. Gunanya ialah mengatur hidup dan meninggikan agama mereka, maka rakyat tidak akan baik jika sekiranya tidak mendapat istiqamah dalam hidupnya.

Maka jika rakyat telah menunaikan hak kepada wali dan wali memenuhi hak kepada rakyat, teguhlah per talian mereka antara rakyat dan wali, tegaklah agama dan keadilan segala sesuatu berjalan menurut garis yang benar.

Sebaliknya, jika rakyat tidak mengharap pemerintahnya mengabaikan rakyat, pecahlah persatuan, timbullah kezaliman, orang berani melanggar hukum agama, keluar dari jalan yang benar.

Orang bekerja karena hawa nafsunya, hukum tidak dijalankan karena hilang kehebatan nya, banyaklah penyakit hati dan penyakit badan. Orang yang gagah tidak pernah merasa segan lagi mengganggu hak si lemah, tidak segan pula mengerjakan yang batil. Ketika itu orang-orang berpikir dipandang rendah yang durjana beroleh kedudukan. Maka timpa-bertimpalah hukum Allah SWT atas hamba-Nya.

Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Zulkarnain, Visi Kesultanan di Nusantara Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengeri...

Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Zulkarnain, Visi Kesultanan di Nusantara

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Di Hikayat Raja-Raja Pasai, awal kesultanan Pasai karena Marah Silu bermimpi berjumpa dengan Rasulullah saw yang memintanya menguncapkan syahadat.

Kesultanan Islam di Nusantara mengkaitkan dirinya dengan Zulkarnain, ini terrekam dalam Hikayat Zulkarnain

Para sejarawan Belanda menyimpulkan, hikayat ini untuk menguatkan legitimasi kekuasaan, tetapi sebenarnya inilah visi kekuasaan para sultan di Nusantara

Para Sultan dengan bimbingan Ulama ingin menyatakan, kekuasaan itu amanah Rasulullah saw. Roda kekuasaan dijalani sesuai amanah Rasulullah saw.

Agar terhindar dari bencana akhir zaman? Bacalah surat Al-Kahfi. Ada bencana pengelolaan kekuasaan, kekayaan dan keilmuan. Juga penghancuran dakwah.

Bagaimana cara mengelola kekuasaan agar tidak tertimpa huru hara Hari Kiamat? Ikuti Zulkarnain.

Hikayat Raja-Raja Pasai ingin menyatakan bahwa kekuasaan itu untuk menjalankan amanah Rasulullah saw

Hikayat Zulkarnain ingin menyatakan bahwa agar kekuasaan tidak menjadi bencana Hari Kiamat maka ikutilah langkah Zulkarnain

Para Sultan menyatakan dirinya "keturunan" Zulkarnain sebuah proses identifikasi dirinya dalam mengelola kekuasaan.

Sejarawan Indonesia sering kali hanya mengutip  Sejarawan Belanda, sehingga dua hikayat ini dianggap upaya legitimasi kekuasaan atas nama agama

Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Zulkarnain, cerminan visi dan misi kekuasaan para Sultan di Nusantara, khususnya Pasai dan Malaka

Tak Semua Orang Dapat Berdoa? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Setiap orang memiliki persoalan. Setiap...

Tak Semua Orang Dapat Berdoa?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Setiap orang memiliki persoalan. Setiap orang memiliki harapan dan keinginan.  Namun mengapa tidak semua orang dapat bermunajat kepada Allah? Mengapa setiap orang tak bisa berdoa kepada Allah? Apakah setiap rintihan dapat menggerakkan orang untuk berdoa? Apakah setiap kesulitan secara otomatis menggerakkan hati dan tangan untuk menengadahkan ke langit?

Doa itu tentang keyakinan. Doa itu tentang keimanan dan ketauhidan. Yang masih meyakini Allah akan memanjatkan doa. Yang masih mengesakan Allah, tidak akan mencari solusi lain kecuali memanjatkan doa. Doa itu cermin tentang diri. Doa itu gambaran masihkah ada benih keimanan di tengah kekerasan hati? Masihkah ada fitrah di tengah badai kemaksiatan dan dosa?

Berdoa itu anugerah dari Allah. Allah yang menggerakkan seseorang untuk berdoa. Allah yang mengilhamkan untuk berdoa. Maka bersyukurlah kepada Allah dengan berdoa Allah telah menunjukkan kepedulian yang besar kepada manusia. Bisa berdoa adalah nikmat dari Allah. Dapat berdoa adalah hidayah dari Allah. Tak semua orang ditunjukkan jalan ini. Berdoa adalah langkah awal mendapatkan solusi. Berdoa adalah kepastian datangnya solusi.

Dalam kitab Amalul Kubra, Imam Abdrurahman As-Syafii, mengutip hadist Rasulullah saw, "Orang yang dibukakan pintu doa baginya, berarti pintu-pintu kebaikan telah dibukakan untuknya." Sabdanya yang lain, "Orang yang dibukakan baginya pintu doa, berarti telah dibukakan baginya pintu rahmat." Siapakah yang membuka pintu doa? Allah Yang Maha Pemberi rahmat.

Doa adalah contoh solusi dari para Nabi dan Rasul. Nabi Dzakaria tidak memiliki anak. Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar di tengah padang pasir yang tandus kering kerontang bersama si jabang bayi Ismail.  Rasulullah saw diburu dan  dilempari batu di Thaif. Tidak turun hujan. Saat mau menghadapi  pertempuran dengan lawan yang super tangguh. Para Nabi dan Rasul bersegera berdoa bukan mengandalkan akal dan kekuatannya terlebih dahulu dalam menghadapinya.

Mendahulukan ikhtiar berarti mengandalkan kelemahannya untuk menghadapi persoalannya. Mendahulukan akalnya berarti mengabaikan dan meninggalkan Allah dengan menyombongkan kekuatan dirinya. Mendahulukan prasarana dan sarana, berarti mengandalkan makhluk-Nya, adakah kekuatan selain Allah? Mendahulukan selain Allah dalam kehidupan pada dasarnya menghancurkan energi dan kebrilianan maha dahsyat yang telah Allah sediakan bagi manusia.

Bukankah Rasulullah saw telah bersabda, "Tidaklah Allah berkenan bagi seorang hamba untuk berdoa kepada-Nya, kecuali karena Allah telah berkenan untuk mengijabahnya." Disabda yang lain, "Doa adalah senjata kaum mukminin." Mengapa kita meninggalkan senjata terhebat yang telah Allah sediakan?

Mengolah Tanah, Mengolah Hati Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanah, asal dan kembalinya manusia. Ber...

Mengolah Tanah, Mengolah Hati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanah, asal dan kembalinya manusia. Bertani berarti penyadaran akan asal dan kembalinya manusia. Ini modal takwa

Dengan Tanah, Allah mensejahterakan manusia. Dengan tanah, Allah menghukum manusia, seperti pada kaum Nabi Luth.

Tanah dibalikan dan amblas. Tanah  menjadi keras hingga berubah menjadi bebatuan. Tanah kering-kerontang dan licin. Itulah hukuman melalui sarana tanah.

Tanah menjadi keras bagai batu sebab kemarau dan panas. Tanah menjadi gembur dan lumpur sebab air. Karakter ini mirip dengan hati.

Syetan terbuat dari api. Bila tanah dipanggang dengan api terus menerus akan menjadi keras membatu. Bagaimana bila hati terus dipanasi bisikan syetan?

Tanah bila disirami air hujan akan subur dan gembur. Bagaimana bila hati terus disiram wahyu Allah? Tak ada yang bisa memperbaiki hati kecuali wahyu.

Dari tanah keluar mata air. Namun air terbaik untuk menyuburkan tanah adalah air hujan. Siraman terbaik hati bukan kebijaksanaan manusia tetapi Allah (langit)

Sejernih apapun akal, nurani dan filsafat manusia, takkan bisa mengganti wahyu Allah. Seperti tanah yang mengandalkan air hujan untuk kesuburannya. 

Mata air akan muncul dengan sendirinya bila disiram air hujan. Kebijaksanaan hati manusia hanya tumbuh bila disirami wahyu Allah.

Sehebat apapun manusia mengolah tanah. Secanggih apapun teknologi yang digunakan. Bila tidak ada air hujan, bisakah menyuburkan tanah dan menumbuhkan pohon?

Ketersediaan air di bumi ada batasnya bila tidak di topang oleh air hujan. Seperti itulah keterkaitan kebijaksanaan manusia dan wahyu Allah

Kebijaksanaan manusia sangat sempit sekali, mudah hilang dan menguap tanpa bekas. Wahyu dari langitlah yang memunculkannya kembali

Pelajari karakter Tanah, itulah karakter hati manusia. Bertani berarti belajar mengolah hati.

Domba Jadi Gemuk dan Air Susunya Melimpah Sebab Diusap oleh Rasulullah saw Diriwayatkan dari Abu Qarfasiyah, ia berkata, "K...

Domba Jadi Gemuk dan Air Susunya Melimpah Sebab Diusap oleh Rasulullah saw


Diriwayatkan dari Abu Qarfasiyah, ia berkata, "Kisah Islamku bermula ketika aku yatim, dalam asuhan ibu dan bibiku. Aku kecil mengembala beberapa ekor kambingku."

Bibiku sering berpesan padaku, "Jangan dekat-dekat dengan orang itu (maksudnya Rasulullah saw) nanti engkau diperdaya olehnya."

Aku pun pergi mengembala kambingku dan meninggalkannya di tempat gembala, lalu aku pergi ke Rasulullah saw untuk mendengarkan nasihatnya, kemudian kembali ke tempat gembala dan mendapati susu kambingku kempis.

Lalu, bibiku berkata, "Kenapa kambingmu kurus dan susunya kempis seperti itu?" Aku menjawab, "Tidak mengerti"

Kemudian pada hari berikutnya, aku lakukan hal yang sama hingga hari ke-3, akhirnya aku masuk Islam dan mengadukan perihal bibiku dan kambingku yang kurus dan kempis susunya pada Rasulullah saw.

Melihat itu Rasulullah saw bersabda, "Bawa kemarin kambingmu." 

Aku pun menggiringnya kepada beliau, lalu beliau mengusap susunya dan punggungnya, dan mendoakannya. Tiba-tiba kambing jadi gemuk dan susunya penuh dengan air susu.

Ketika aku masuk ke bibiku membawa kambing tersebut, ia berkata, "Nah begitu dong nak, kambingnya segar!" Akhirnya aku pun menceritakannya pada bibiku hingga akhirnya ia dan ibuku masuk Islam.



Mengadukan Kezaliman di Batu Nisan Sultan Nurudin Zanky Ada orang asing yang bermaksud menetap di kota Damaskus lantaran mendeng...

Mengadukan Kezaliman di Batu Nisan Sultan Nurudin Zanky


Ada orang asing yang bermaksud menetap di kota Damaskus lantaran mendengar keadilan Sultan Nurudin Zanky. Setelah Sultan Nurudin wafat, beberapa prajurit kerajaan melakukan kezaliman terhadap laki-laki itu. Ia mengadu pada Sultan Nurudin, namun ia tidak mendapatkan keadilan yang diharapkan, karena sang Sultan telah meninggal.

Lalu, ia turun dari benteng, memohon pertolongan dan menangis. Dalam keadaan baju terkoyak, ia menyebut-nyebut nama Sultan Nurudin, "Wahai Nurudin, jika engkau melihat kami diperlakukan seperti Ini, engkau pasti akan menunjukkan sifat welas asih. Dimana keadilanmu yang dulu?"

Ia mengucapkan kata-kata itu di depan batu nisan makam Sultan Nurudin. Disana, banyak orang selain dirinya yang melakukan hal yang sama. Semuanya menangis dan berteriak.

Kejadian ini akhirnya didengar oleh Sultan Shalahuddin Al Ayubi. Seseorang berpesan padanya, "Jaga negara dan rakyat! Jika tidak melakukan hal itu, maka mereka akan membangkang padamu."

Sultan Shalahuddin Al Ayubi menemui laki-laki yang berada di makam Sultan Nurudin. Ia dan orang-orang lainnya menangis di sisi makam. Sultan Shalahuddin Al Ayubi menghibur laki-laki itu, memberinya hadiah, dan berbuat adil padanya. Namun laki-laki itu menangis lebih keras.

Sultan Shalahuddin bertanya, "Mengapa tetap menangis?" Laki-laki itu menjawab, "Kami menangisi kepergian sultan yang adil setelah ia wafat." Sultan Shalahuddin Al Ayubi pun berkata, "Kamu benar, Keadilan yang kami lakukan ini kami pelajari dari Sultan Nurudin."

Rupa-Rupa Tanah dalam Alquran, Apa Saja Tafsirannya? https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pzj86y320 “Dan kamu liha...

Rupa-Rupa Tanah dalam Alquran, Apa Saja Tafsirannya?

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pzj86y320

“Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.’’ (QS 22:5)

Dalam Kitab Suci Alquran, ungkapan mengenai tanah banyak ditemukan dalam berbagai bentuk kata dan makna. Tanah disebut dengan turab, ath-thiin, dan al-ardh. Kemudian, arti tanah pun meluas sesuai konteksnya.

Misalnya, sholshoolin, yakni tanah liat kering berkaitan dengan penciptaan manusia. Sha’idan juruza, yakni tanah tandus sebagai ujian terhadap manusia. Sha’idan zalaqaa, yakni tanah yang licin karena basah disirami hujan.

Sha’idan thayyiba, yakni tanah yang suci untuk bertayamum. Ada pula tanah suci yang dihormati di muka bumi  yang disebut haroman aaminan, termasuk kesucian Palestina yang disebut al-ardhal muqaddasah.
  
Tanah adalah asal manusia dan kelak akan menjadi tanah. Setelah manusia mati dan menjadi tulang belulang akan dibangkitkan kembali. Kelak, orang kafir akan menyesal dan ingin menjadi tanah lagi. Tanah sering kali dikaitkan dengan air hujan.
 
Banyak ayat yang menjelaskan hujan yang membasahi bumi dan kebun-kebun. Hujan turun ke bumi yang kering (mati), lalu Allah menyiraminya, kemudian tumbuh rerumputan dan pepohonan. Ini diumpakan kebangkitan manusia pada hari akhir.
 
Dalam Riyaadush-Shalihiin karya Imam Nawawi, diriwayatkan dari Abu Musa RA bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan hidayah dan ilmu yang diberikan Allah SWT kepadaku, seperti hujan yang membasahi permukaan bumi.’’ (HR Muttafaq alaih).
 
Dalam hadis ini, ada tiga jenis tanah. Pertama, tanah yang subur. Kelompok ini disebut Nabi dengan naqiyyatun qobilat lil maa-i fa anbatatil kala-a wa al’usyba al-katsiir (tanah subur yang bisa menyerap air, sehingga menumbuhkan banyak tumbuhan dan rerumputan).
  
Ketika musim kemarau datang, lalu langit mendung dan hujan turun menyerap ke dalam tanah. Bibit tanaman tumbuh subur dan berbuah. Tanah yang seperti ini ibarat orang beriman dan bertakwa kepada Allah yang senantiasa membuka hati dan pikiran menerima ilmu dan hikmah.

“Kelebihan orang ‘alim (berilmu) daripada ’aabid (ahli ibadah yang tak berilmu), seperti kelebihanku atas orang paling rendah di antara kalian. Allah, malaikat, penghuni langit dan bumi, sampai semut dan ikan selalu meminta rahmat ke orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.’’ (HR Turmuzi). 

Kedua, tanah yang gersang. Kelompok kedua ini, tanah gersang namun masih bisa menyimpan cadangan air untuk diminum, mengairi lahan pertanian, dan bercocok tanam. Nabi menyebut kelompok ini sebagai orang yang tidak bisa mengangkat kepalanya.

Maknanya, mereka mengabaikan ilmu dan hidayah yang sudah diterimanya. Mereka orang-orang berilmu pengetahuan, tapi tidak mengajarkan dan mengamalkannya dengan baik. Mereka tahu kebenaran dan kebaikan, tapi hanya menyampaikan ke orang lain.

Mereka mengajak orang berbuat baik, tapi tidak melakukannya dan berkata, tapi tak berbuat. Pepatah mengatakan, ilmu yang tidak diamalkan laksana pohon tak berbuah. Kelompok manusia seperti ini adalah orang fasik.

Ketiga, tanah yang tandus. Jenis tanah ini sama sekali tak bisa menyimpan air dan menumbuhkan tanaman. Tanah jenis ketiga diibaratkan orang yang tak mau menerima hidayah. Mereka tidak mau belajar, meminta, dan menerima nasihat, apalagi memberi manfaat.

Ibarat tanah, ia tandus dan berbatu tak bisa ditanami, tak mengandung air untuk dijadikan sumur. Ia hanya hamparan tanah kosong yang tandus dan tak disenangi manusia. Lahirnya manusia hidup, tapi seperti mayat berjalan.

Mereka tidak memberi manfaat bagi orang lain, bahkan untuk dirinya sendiri. Kehadirannya hanya menjadi beban dan ganjalan. Merekalah orang-orang kafir dan munafik. Allahu a’lam bish-shawab.
 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (382) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (273) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)