basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Bersedekah, Belajar Filosofi Hidup dan Diri dengan Bertani Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dengan ber...

Bersedekah, Belajar Filosofi Hidup dan Diri dengan Bertani

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dengan bertani, semua hama yang hidup, binatang dan manusia yang mengambil manfaatnya adalah sedekah. Oksigen dan mata air yang dihasilkan  adalah sedekah.

Dengan bertani, merawat tumbuhan hingga berbuah. Semua liku-liku yang terjadi hingga berbuah dicatat sedekah.

Bertani adalah cermin diri. Bermuhasabah dengan bertani. Membuka kedok diri dengan bertani.

Dalam Al-Qur'an banyak kisah kegagalan panen sebab kezaliman, kemusyrikan dan tidak bersyukur pada Allah. Padahal tumbuhannya sangat indah dan baik.

Dalam Al-Qur'an ada kisah kegagalan bertani karena kesombongan, takjub dan bangga dengan jerih payahnya. Bertani cermin adakah penyakit hati?

Di Al-Qur'an, hidup diibaratkan bagai siklus tanaman. Jiwa manusia diibaratkan beragam jenis tanah. Bertani itu menggali filosofi hidup dan diri

Pohon kurma bersedih sebab Rasulullah saw menjauhkan dirinya dari pohon itu. Sebuah pohon bergembira sebab bisa menaungi  Rasulullah saw di saat terik matahari.

Tumbuhan itu memberikan respons terhadap akhlak dan suasana jiwa. Tumbuhan melayani manusia. Maka berinteraksilah bersama tanaman dengan bertani.

Bertanilah bukan untuk berbisnis semata Tetapi bersedekahlah, belajarlah, bermuhasabahlah dengan bertani

Kekeringan Hilang Berkat Doa Rasulullah saw Suatu hari delegasi dari Salman yang berjumlah 70 orang datang menemui Rasulullah sa...

Kekeringan Hilang Berkat Doa Rasulullah saw


Suatu hari delegasi dari Salman yang berjumlah 70 orang datang menemui Rasulullah saw, diantara mereka adalah Habib bin Amr. Kemudian mereka masuk Islam.

Habib berkata kepada Rasulullah saw, "Apakah amal perbuatan yang paling utama?" Beliau menjawab, "Shalat pada waktunya." Kemudian Rasulullah saw menyebutkan hadist yang sangat panjang pada mereka. 

Mereka pun sempat ikut shalat bersama Rasulullah saw di shalat Dzuhur dan Ashar. Shalat Ashar lebih ringan berdirinya dari shalat Dzuhur. Kemudian mereka mengadukan perihal negeri mereka yang kekeringan.

Maka Rasulullah saw berdoa, "Ya Allah, turunkan hujan kepada mereka di rumah-rumah mereka." Lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah saw, angkatlah tanganmu, karena ia lebih banyak dan lebih baik."

Rasulullah saw tersenyum dan mengangkat tangan beliau hingga terlihat ketiaknya yang sangat putih. Kemudian beliau berdiri dan kami pun ikut berdiri. Kami tinggal disana selama tiga hari, dan kami pun dijamu layaknya tamu.

Setelah itu kami berpamitan dan memerintahkan agar kami diberi perbekalan. Lalu kami diberikan 5 keping perak untuk setiap orang, dan Bilal meminta maaf kepada kami, "Mohon maaf hari ini kami tidak memiliki banyak harta." Lalu kami berkata, "Ini saja sudah sangat cukup."

Kemudian kami pulang dan mendapati negera kami diguyur hujan pada hari dimana Rasulullah saw berdoa.


Hutang Lunas Setelah Membagikan  Kurma Dari Jabir bin Abdullah bahwa bapaknya meninggal dengan meninggalkan hutang. Maka, aku me...

Hutang Lunas Setelah Membagikan  Kurma


Dari Jabir bin Abdullah bahwa bapaknya meninggal dengan meninggalkan hutang. Maka, aku menemui Rasulullah saw dan ku katakan kepada beliau, "Bapakku meninggalkan Hutang, sedangkan aku tidak memiliki sesuatu kecuali yang dihasilkan dari kebun kurma." 

"Namun hasilnya satu musim tidak cukup untuk melunasi hutangnya. Maka, bawalah aku pergi untuk menghindari umpatan para pemberi  hutang kepadaku."

Kemudian Rasulullah saw berjalan mengelilingi tumpukan buah kurma dan berdoa. Setelah itu, beliau mengelilingi tumpukan yang lain dan beliau duduk didekat tumpukan yang terakhir.

Ditumpukan terakhir, beliau bersabda, "Bagikanlah!" Maka, Jabir membagikan kurma-kurma tersebut. Walaupun sudah banyak yang dibagikan, sisa kurmanya masih cukup untuk melunasi hutang. 

Siklus Tanah dan Air dalam Rekayasa Kemakmuran Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ahad, berbincang panjan...

Siklus Tanah dan Air dalam Rekayasa Kemakmuran

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ahad, berbincang panjang dengan teman. Dia kandidat Doktor dari IPB. Topiknya tentang hasil panen dan tumbuhan. Salah satu temuan para peneliti adalah tumbuhan memiliki siklus panceklik dan panen. Dalam rentang periode tahun tertentu, tanah dan tumbuhan tidak bisa menghasilkan panen yang maksimal. Namun dalam rentang waktu tertentu tanah dan tumbuhan menghasilkan panen yang luar biasa.

Kapan tanah dan tumbuhan dapat berbuah maksimal? Rentang waktu berapa lama? Bisakah direkayasa keberlimpahan panen tersebut? Semua terdiam tak bisa menjawab. Akhirnya kami membuka lembaran biografi dan sejarah.

Mengapa saat kelahiran Rasulullah saw, binatang peliharaan sang Ibu susu langsung mengeluarkan susu yang banyak, gemuk dan bisa berlari kencang? Mengapa tempat pengembalaan binatang peliharaannya yang kering tiba-tiba dipenuhi rumput yang hijau?

Mengapa saat nabi Yusuf menjadi Mentri di Mesir, Mesir menjadi berkelimpahan hasil panen dan juga air? Mengapa di setiap pemimpin adil yang berkuasa, bumi menjadi sangat subur mengeluarkan kemakmurannya? Apakah periode kesuburan bumi berbanding lurus dengan kehadiran pemimpin adil? Apakah justru kesuburan bumi menunggu berkuasanya pemimpin yang adil?

Salah satu pembicaraan yang menarik lainnya adalah fenomena air hujan. Air hujan adalah nutrisi terbaik bagi tumbuhan. Air tanah tak bisa menandinginya. Bagaimana fenomena turunnya air hujan? Dalam Tafsir Ibnu Katsir dibahas tentang ilmu yang tidak diberikan kepada manusia. Salah satunya, dimana hujan akan turun? Tidak ada seorang pun yang tahu. Hanya rahasia Allah.

Jadi, bagaimana Allah mengelola kemakmuran bumi? Dengan menata turunya air hujan. Bagaimana Allah memberikan kemakmuran bumi? Mengelola di tempat hujan turun. Apakah syarat hujan diturunkan di sebuah negri? Dengan menata pengelolaan harta. Jangan ada kekikiran, jangan ada ketamakan jangan ada korupsi di negri tersebut. Itulah yang diungkapkan Rasulullah saw.

Umar bin Abdul Aziz sangat paham tentang hal ini. Di saat awal pemerintahannya, seluruh kekayaan keluarga khalifah dikembalikan ke rakyat. Semua korupsi diberangus. Bagaimana dengan pemerintah di negri ini? Para koruptor justru difasilitasi agar menikmati korupsinya. Maka kelak lihatlah wajah negri ini??

Jadi cara tercepat memakmurkan sebuah negri adalah dengan menghadirkan pemimpin yang adil. Dengan pemimpin yang adil, kezaliman akan pupus, kemaksiatan diberangus. Kemakmuran negri itu bukan kepintaran para penduduknya tetapi ketakwaan pemimpin dan rakyatnya.

Kisah Generasi Salaf yang Isi Hari-Harinya dengan Bertani https://m.republika.co.id/amp/q7lsrd320 Menanam. Satu kata tapi sangat...

Kisah Generasi Salaf yang Isi Hari-Harinya dengan Bertani

https://m.republika.co.id/amp/q7lsrd320

Menanam. Satu kata tapi sangat mendalam maknanya. Coba simaklah kisah berikut ini. Abu Darda usianya sudah sangat tua. Ia sahabat Rasulullah SAW.

Sehari-hari ia menghabiskan waktunya untuk bertani dan bercocok-tanam. Suatu hari lewat seseorang di depannya. Saat itu Darda sedang menanam pohon asam. Berkatalah orang itu, ''Mengapa kamu menanam pohon ini? Kamu kan sudah lanjut usia, padahal pohon itu akan berbuah dalam rentang waktu yang amat lama?'' Apa jawab Abu Darda? ''Saya hanya mengharap pahalanya, dan biarlah orang lain yang memakan buahnya.''

Bagi para sahabat Rasulullah SAW seperti Abu Darda, pahala tentu saja tidak dipahami hanya sekadar menjalankan ibadah ritual seperti sholat, puasa, dan sebagainya. Mereka memahami bahwa semua kebaikan adalah berpahala. Karena itu, siapa yang menanam kebaikan, ia akan menunai pahala. Dalam kaitan dengan Abu Darda, menanam kebaikan itu berarti menanam tanaman asam atau tanaman apa saja.

Dari tanaman bisa diambil buah dan daunnya. Dari tanaman manusia akan mendapatkan keteduhan. Dari tanaman akan tercipta hutan-hutan yang menghijau yang bisa berfungsi sebagai panadah air hujan agar tidak terjadi banjir dan longsor. 
Darda hanyalah seorang sahabat Rasulullah SAW. Lalu bagaimana dengan Sang Rasul sendiri? Kata beliau, ''Apabila seorang Muslim menanam tanaman, kemudian tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, ataupun hewan, maka itu sudah termasuk sedekah.'' (HR Bukhari Muslim).

''Apabila seorang Muslim menanam, maka apa yang dimakan darinya merupakan sedekah, dan yang dicuri darinya juga sedekah. Apabila dimakan oleh binatang buas juga sedekah, apabila dimakan oleh burung juga sedekah, ataupun diambil oleh seseorang juga dinamakan sedekah.'' (HR Muslim).

Menanam juga berarti memelihara. Kata Sang Rasul lagi, ''Barangsiapa menanam pepohonan, dan menjaganya dengan sabar, serta merawatnya hingga berbuah, maka segala sesuatu yang menimpa terhadap buah-buahnya akan dianggap sedekah bagi Allah.'' (HR Ahmad).

Bukan hanya Abu Darda yang sangat terpengaruh pada arahan Rasulullah. Hampir semua sahabat juga demikian. Mereka bahkan juga memberi contoh dengan tangannya sendiri.

Simaklah perbincangan Khalifah Umar bin Khattab dengan ayahnya di suatu hari. ''Ayah, apa yang menghalangi kamu untuk menanami tanahmu?'' kata Umar. ''Saya orang tua yang bisa jadi akan mati esok,'' jawab ayahnya. ''Aku yakin kamu akan tertipu dengan umurmu,'' ujar Umar kemudian. Mereka, ayah dan anak, lalu menanam sendiri di tanah yang kosong itu dengan tangannya.

Bukan hanya di waktu lapang, di saat yang genting sekalipun, misalnya di waktu perang, para sahabat masih menaruh perhatian tentang pentingnya tanaman. Suatu hari, seperti ditulis dalam buku Islam Agama Ramah Lingkungan karya Dr Yusuf Al Qardhawy, ribuan tentara kaum muslimin di bawah komando Panglima Perang Yazid bin Abi Sufyan telah siap berangkat menuju medan perang. Mereka dikirim Khalifah Abu Bakar ke Syam untuk menyebarkan agama Islam. Ketika menginpeksi barisan, di depan tentara Abu Bakar berpesan kepada sang panglima perang.

''Wahai Yazid, ada sepuluh hal yang ingin aku pesankan kepadamu.  Pertama, janganlah engkau membunuh bayi. Kedua, janganlah engkau membunuh perempuan. Ketiga, janganlah engkau membunuh orang yang lanjut usia. Keempat, janganlah engkau menebang pohon yang berbuah. Kelima, janganlah engkau menghancurkan bangunan. Keenam, janganlah engkau menyembelih kambing atau unta kecuali untuk dimakan. Ketujuh, janganlah engkau merobohkan pohon kurma. Kedelapan, janganlah engkau membakar pohon kurma. Kesembilan, janganlah engkau berkhianat. Dan terakhir, janganlah engkau takut.''

Pertanian Dalam Peradaban Islam https://kisahmuslim.com/6418-pertanian-dalam-peradaban-islam.html Pertanian memiliki peran yang ...

Pertanian Dalam Peradaban Islam


https://kisahmuslim.com/6418-pertanian-dalam-peradaban-islam.html

Pertanian memiliki peran yang penting dalam sejarah peradaban Islam. Pertanian adalah salah satu piranti yang menjaga keseimbangan daulah Islam selama qurun yang panjang. Hal ini ditinjau dari sisi fungsinya memenuhi kebutuhan gizi di berbagai wilayah Islam.

Perhatian Umat Islam Terhadap Pertanian
Perhatian umat Islam terhadap pertanian didorong oleh arahan AlQuran Hal ini tersirat dalam firman Allah Ta’ala yang memerintahkan para hamba-Nya untuk berusaha di muka bumi, makan darinya, dan menikmati rezeki yang datang darinya (hasil bumi). Allah Ta’ala berfirman,

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” [Quran Al-Mulk: 15]

Allah Ta’ala juga menjelaskan tentang faidah pertanian di banyak ayat. Di antaranya firman-Nya,

وَآيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ • وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ • لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلَا يَشْكُرُونَ

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? [Quran Yasin: 33-35].

Demikian juga bimbingan nabawi yang menjelaskan tentang urgensi memakmurkan bumi dan jangan membiarkannya sia-sia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَزْرَ غْهَا فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يَزْرَ عَهَا وَعَجَزَ عَنْهَا فَلْيَمْنَحْهَا أَخَاهُ الْمُسلِمَ وَلاَ يُؤَاجِرْهَاإِيَّاهُ

“Barang siapa memiliki sebidang tanah, maka hendaknya ia menggarap dan menanaminya. Dan bila ia tidak bisa menanaminya atau telah kerepotan untuk menanaminya, maka hendaknya ia memberikannya kepada saudaranya sesama muslim. Dan tidak pantas baginya untuk menyewakan tanah tersebut kepada saudaranya.” [Riwayat Bukhari hadits no. 2215 dan Muslim hadits no. 1536].

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

“tidaklah seorang Muslim yang menanam tanaman atau bertani, lalu ia memakan hasilnya atau orang lain dan binatang ternak yang memakan hasilnya, kecuali semua itu dianggap sedekah baginya” [HR. Al Bukhari 2320].

Firman Allah dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini memotivasi kaum muslimin untuk menaruh perhatian mengembangkan dunia pertanian. Seperti membuat penampungan air, menggali sumur, membuat kanal, sungai, dan irigasi. Kemudian mengembangkan metode penyerbukan dan pemupukan untuk meningkatkan produksi mereka. Setelah itu, barulah orang-orang mengadopsi teknik-teknik pertanian umat Islam ini. Kemudian mengembangkannya di era modern sekarang.

Karya Tulis Ilmuan Muslim Tentang Pertanian

Di antara bentuk perhatian dan semangat menyebarkan pengetahuan tentang pertanian, ilmuan muslim menuliskan penemuan mereka di bidang pertanian menjadi sebuah buku. Seperti:

• Buku asy-Syajar oleh Ibnu Khaluyah.
• Al-Fallah wa al-‘Imarah oleh Ali bin Muhammad Sa’d.
• Al-Fallah oleh Ibnu Wahsyiyah.
• An-Nabat oleh Ibnu Hanifah ad-Dinuri.
• Az-Zar’ oleh Abu Ubaidah al-Bashri.
• An-Nabat wa asy-Syajar oleh Abu Said al-Ashma’i. Ia menuliskan jenis-jenis tanah dan tingkat kesuburannya. Jenis-jenis tumbuhan; pertumbuhannya, reproduksi, kekuatan, dan bunganya. Ia mengategorikan jenis kelamin tanaman; berkelamin gandan dan tunggal. Rasa buahnya; manis dan asam. Tempat tumbuhnya; mana yang tumbuh di tempat landau dan mana yang di pasir. Ia juga menyebutkan 280 nama dari tanaman.

Pertanian dan Farmasi Bagaikan Dua Sisi Mata Uang

Seiring berkembangnya pertanian, bangsa Arab dan umat Islam pun tertarik dengan botani sebagai sumber pengobatan. Asumsi ini mendorong lahirnya banyaknya penelitian yang dibuat dalam karya tulis dan dinamakan al-Mufradat ath-Thabiyyah. Suatu penelitian yang khusus mengkaji tetumbuhan sebagai sumber obat.

Peradaban Arab dan ensiklopedia peninggalan zaman Abbasiyah membantu membangun pengetahuan kaum muslimin tentang berbagai varian tanaman. Mereka menglasifikasikan tanaman ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Di bidang ekologi tanaman, para ilmuwan Arab mewariskan banyak konsep yang menunjukkan pemahaman mendalam mereka tentang sifat-sifat tanah, topografi, salinitas, dan komposisi fisik.

Orang Arab juga mengakui apa yang sekarang disebut faktor alam atau pengaruh lingkungan. Mereka menyadari bahwa ada atau tidak adanya tanaman tertentu dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya spesies lain. Dan karakteristik tanah juga dapat menentukan spesies endemik. Bermula dari ayat-ayat yang memerintahkan mencari penghidupan dengan bercocok tanam, kaum muslimin mengadakan penelitian hingga sejauh ini. Bagaimana Alquran mendorong umat Islam untuk maju dan membukakan tahap demi tahap tangga ilmu pengetahuan.

Teknik Pertanian dan Kontribusi Umat Islam

Di bidang teknik pertanian, umat Islam mewariskan peninggalan besar. Seperti: bagaimana menggunakan bajak, kincir air, alat penumbuk, dan alat untuk mengangkat air dari sungai. Orang-orang muslim Andalusia memanfaatkan angin untuk menggerakkan alat penggiling biji-bijian dan mengangkut air untuk menyirami tanaman. Kemudian orang-orang Eropa mengadopsi teknologi ini untuk kebutuhan mereka dan juga teknologi lainnya.

Umat Islam telah memberi manfaat bagi seluruh dunia dengan kontribusi besar di berbagai bidang. Tidak ketinggalan juga dalam bidang pertanian.

Pertanian dan Kekuatan Peradaban Islam

Dengan perhatian mereka pada bidang ini, orang-orang Arab dan Muslim telah mempertahankan ketahanan pangan dan interaksi sosial mereka selama berabad-abad. Sampai akhirnya kondisi peradaban kaum muslimin memburuk dan malah berbalik menjadi tergantung pada orang lain dalam makanan dan obat-obatan mereka.

Tentu kita sangat berharap, umat ini kembalinya ke masa keemasan mereka sebelumnya. Masa dimana mereka mampu menguasai sains dan berbagai bidang yang memberi mereka swasembada pertanian. Masa yang membuat umat ini tidak bergantung pada bangsa lainnya.

Diterjemahkan dengan bebas dari https://islamstory.com/ar/artical/3409172/الزراعة-في-الحضارة-الاسلامية



Read more https://kisahmuslim.com/6418-pertanian-dalam-peradaban-islam.html

Islam Bangkitkan Revolusi Pertanian https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q5kzqy430 Pada abad 7-8, agama Islam berk...

Islam Bangkitkan Revolusi Pertanian

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q5kzqy430

Pada abad 7-8, agama Islam berkembang sangat pesat, mulai dari Asia, Afrika, hingga Eropa. Demikian juga khazanah ilmu pengetahuan Islam, termasuk bidang pertanian, telah mengalami revolusi hebat. Tercatat, dalam sejarah Islam, revolusi ini mengalir dari Timur ke Barat.

Hal yang menonjol dalam revolusi pertanian kala itu adalah dikenalnya banyak jenis tanaman baru dan peralatan pertanian. Pada buku Teknologi dalam Sejarah Islam karya Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill, disebutkan beberapa jenis tanaman yang mulai dikenal masyarakat Arab dalam revolusi itu, seperti padi, tebu, kapas, terong, bayam, semangka, dan berbagai sayuran serta buah-buahan lainnya.

''Penyebaran ini sungguh luar biasa, mengingat penyebaran tersebut terjadi hanya dalam kurun waktu yang singkat. Terlebih lagi, tanaman-tanaman itu berasal dari daerah tropis yang tidak mudah ditanam di daerah yang lebih dingin dan kering (seperti di Jazirah Arab dan Afrika). Prestasi ini tak ada tandingannya hingga masa-masa setelahnya," tulis Al-Hassan dan Hill.

Pengenalan tanaman-tanaman baru itu diikuti pula dengan penemuan cara bercocok tanamnya. Sebelumnya, petani di kawasan Arab dan Afrika memulai musim tanam ketika musim dingin tiba. Sedangkan, pada musim panas, sawah mereka dibiarkan kosong dan mereka pun menganggur.

Model bercocok tanam seperti itu tidak dapat dipertahankan setelah revolusi pertanian terjadi pada era Islam. Karena, padi, kapas, tebu, terong, dan semangka hanya dapat tumbuh dan berbuah pada musim panas. Dengan demikian, irama agrikultur tahunan pun berubah total. Tanah dan tenaga yang dulunya menganggur ketika musim panas, sejak saat itu, bergerak lebih produktif.

Efek lainnya adalah ditemukannya sistem pengairan yang baru. Tanaman, seperti padi, tebu, dan kapas, memang memerlukan air dalam jumlah yang banyak. Sedangkan, sistem pengairan sebelum masa Islam, menurut Al-Hassan dan Hill, sama sekali sudah tidak memadai.

Hingga akhirnya, masyarakat Islam membangun sistem irigasi dengan pola-pola baru. Diciptakanlah teknologi pengangkatan air, distribusi air, serta cara-cara penyimpanannya. Sampai-sampai hampir di semua sumber air, seperti sungai, oasis, dan mata air, didirikan bangunan atau peralatan pengairan kebun dan sawah.

Di dekat Kota Madinah, terdapat Bendungan Qusaybah. Tingginya mencapai 30 meter dan panjangnya 205 meter. Bendungan ini dibangun kira-kira pada abad ke-7 atau 8 dan sisa-sisa bangunannya masih bisa disaksikan sampai sekarang.

Di Afghanistan, ditemukan tiga bendungan yang dibangun kira-kira tahun 998-1030 M. Salah satunya bernama Bendungan Mahmoud. Bendungan ini setinggi 32 meter dan panjangnya 220 meter. Bendungan pada masa Islam juga ditemukan di Spanyol, tepatnya di Sungai Guadalquivir dan Sungai Turia.

Di samping bendungan, di Kota Murcia, juga ditemukan kincir air yang sekarang dikenal dengan sebutan La Nora. Ada pula pompa air yang dikenal dengan nama Shaduf, Saqiya, dan Naura. Kedua jenis alat itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan pengairan sawah dan kebun serta kebutuhan air bersih masyarakat.

Alat pertanian

Revolusi pertanian pada zaman keemasan Islam tidak hanya berhasil membangun sistem irigasi yang canggih. Namun, juga mengembangakan peralatan-peralatan pertanian, seperti bajak dan garu. Seorang sejarawan bernama Al-Maqrizi menyebutkan bahwa di Mesir, sebelum para petani menanam tebu, mereka terlebih dahulu membajak sawah sebanyak enam kali. Bahkan, ada yang sampai sepuluh kali.

Rancangan bajak di Mesir dan kawasan Laut Tengah disesuaikan dengan sifat tanah, iklim, dan kelembaban setempat. Mata bajak dibuat tidak terlalu panjang sehingga tidak terlalu dalam saat memotong alur. Al-Hassan dan Hill mengatakan, rancangan bajak pada era Islam itu masih digunakan hingga sekarang di kawasan Timur Dekat dan Laut Tengah.

Peralatan lainnya adalah garu, yaitu alat yang bentuknya seperti sisir. Alat ini biasanya ditarik oleh binatang (sapi atau kerbau) setelah pembajakan. Alat ini berfungsi untuk memecahkan bongkahan tanah, meratakan tanah, dan menutupi benih.

Masyarakat Arab mengenal beberapa jenis garu, seperti al-mijar, al-mislafah, dan al-maliq. Al-mijar dan al-mislafah adalah balok dengan gigi-gigi untuk menggaru tanah. Al-mijar mempunyai dua lubang di ujung-ujungnya dan dua pasang tali pengikat. Sementara itu, pada balok, terdapat dua lubang untuk memasang roda kayu. Di bagian tengah al-mijar, terdapat kayu panjang untuk pegangan. Rancangan ini dipasang pada dua ekor sapi atau kerbau.

Sedangkan, garu jenis al-maliq adalah papan kayu lebar yang ditarik oleh sapi atau kerbau. Alat ini diberi beban untuk mendatarkan alur yang dibuat oleh mata bajak dan untuk menanami benih.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)