basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Islam Pelopor Revolusi Hijau Abad Pertengahan https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pl20lc313 Era keemasan Islam ya...

Islam Pelopor Revolusi Hijau Abad Pertengahan


https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/pl20lc313

Era keemasan Islam yang berlangsung dari abad ke-8 M hingga 13 M begitu banyak meninggalkan warisan bagi peradaban manusia. Dalam masa kejayaannya, umat Islam ternyata telah berhasil melakukan transformasi fundamental di sektor pertanian yang kini dikenal sebagai Revolusi Hijau Abad Pertengahan atau Revolusi Pertanian Muslim.

Kala itu, para saudagar Muslim di sepanjang 'dunia tua' yakni Eropa, Asia, dan Afrika sebelum abad ke-15 M , mampu membangun perekonomian global. Revolusi hijau telah memungkinkan beragam tanaman berikut teknik bercocok tanamnya menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam. Pada era itu, berbagai teknik serta penyebaran berbagai hasil pertanian dari luar dunia Islam dapat dengan mudah diadopsi.

Umat Islam pada abad pertengahan juga telah menjadi pelaku utama globalisasi hasil pertanian. Ketika itu, tanaman asal Afrika seperti gandum, buah jeruk khas negeri tirai bambu Cina, serta sejumlah tanaman asli dari India seperti buah mangga, beras, kapas, serta gula tebu ternyata dikembangkan dan didistribusikan melalui tanah-tanah yang dikuasai Islam.

Lalu bagaimana globalisasi dan revolusi hijau itu berawal? Cikal bakal globalisasi sudah mulai terbentuk ketika Dinasti Islam menjadi pusat peradaban dunia dan Islam berada dalam era keemasan. Ketika itu, pengetahuan, perdagangan dan perekonomian dari berbagai wilayah yang awalnya terisolasi mulai menjalin kontak dengan para penjelajah, pelaut, sarjana, saudagar, serta wisatawan Muslim.

Beberapa kalangan menjuluki periode itu sebagai Pax Islamica atau 'Era Penemuan Afro-Asiatic'. Para saudagar serta penjelajah Muslim yang mengarungi 'dunia tua' mulai membangun cikal bakal perekonomian global. Jaringan perdagangan pun berkembang luas di Asia, Afrika, serta Eropa. Jalur perdagangan kala itu sudah menyebar dari Samudera Atlantik dan Laut Mediterania di bagian Barat, menuju Samudera India dan Laut Cina di bagian Timur.

Berkembangnya perekonomian global pada abad pertengahan didukung oleh berdirinya Dinasti Islam, seperti Khalifah Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, serta Fatimiyah. Sebab, pada masa dinasti itu berkuasa, pemerintahan Islam menjadi kekuatan ekonomi terkemuka dan terbesar dari abad ke-7 M hingga abad ke-15 M.

Peta wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah.photo
Guru besar sejarah abad pertengahan Prof Thomas F Glick menuturkan, revolusi pertanian Muslim ditandai dengan munculnya varietas tanaman-tanaman yang baru serta dibangunnya jaringan irigasi yang luas dan intensif. ''Pada masa itu, petani Muslim bisa menanam tanaman sebanyak tiga sampai empat kali dalam setahun di atas lahan yang awalnya hanya bisa ditanami sekali setahun,'' ungkap Glick.

Seiring berkembang pesatnya ilmu pengetahuan di pusat-pusat pemerintahan Islam, para sarjana dan petani Muslim mulai mengembangkan inovasi di bidang pertanian. Seperti diungkapkan Glick, umat Islam pada era itu sudah mengembangkan sistem rotasi tanam dengan cara modern.

Dengan mengetahui karakteristik tanaman serta tanah, para petani pada saat itu bisa memanen hasil pertaniannya lebih banyak dan lebih sering. Dr Zohor Idrisi dalam tulisannya berjudul The Muslim Agricultural Revolution mengungkapkan, para saudagar yang menjelajah dunia selalu pulang membawa bibit tanaman.

''Kebanyakan tanaman yang bernilai guna, seperti tebu, pisang, dan kapas membutuhkan air,'' papar Idrisi.

Untuk menanam bibit tanaman yang dibawa dari berbagai wilayah itu, para petani Islam ketika itu membangun sistem irigasi buatan yang luas. Tak heran, jika irigasi buatan lebih dikenal di dunia Islam, ketimbang di Eropa. Apalagi, pada era itu pemerintahan Islam sangat mendukung pembangunan di sektor pertanian. Maka, jaringan dan saluran irigasi pun dibangun untuk mengairi kebun dan sawah. Pembangunan pertanian yang dilakukan umat Islam dikembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah.

Hal itu terlihat dari tiga elemen utama penunjang pertanian yakni; sistem pola tanam yang mutakhir, teknik pembangunan irigasi yang tinggi, serta munculnya beragam varietas tanaman yang disertai dengan katalog berdasarkan musim, tipe tanah, dan jumlah air yang dibutuhkan.

Para sarjana pertanian Islam juga mampu menyusun sejumlah ensiklopedia pertanian dan ilmu tumbuh-tumbuhan atau botani. Salah seorang sarjana pertanian Muslim yang banyak memperkenalkan dan menemukan tanaman baru adalah Ibn Al-Baitar.

Pada awal abad ke-9 M, sistem pertanian modern telah menjadi sentra kehidupan ekonomi dan organisasi dalam dinasti Islam. Kekhalifahan Islam menggantikan peran Roma sebagai eksportir produk pertanian. Selama revolusi pertanian Muslim, pengolahan gula mulai diproduksi secara besar-besaran. Penggilingan dan perkebunan gula dalam skala besar bermunculan.

Kitab kajian pertanian karya ilmuwan Muslim di abad pertengahan.
Sejumlah kota di 'Timur Dekat' seperti Anatolia, Yordania, Syria and Lebanon, Georgia, Armenia, Mesopotamia, Afrika Utara, dan Spanyol didukung dengan sistem pertanian yang ditopang irigasi yang luas berbasis pengetahuan hidrolik dan prinsip-prinsip hidrostatis. Sistem irigasi juga digerakkan dengan sistem yang canggih seperti noria, pemutar air, dam, serta waduk.

Pada era keemasan Islam, penguasa juga memberikan insentif bagi para pemilik lahan serta para petani penggarapnya. Dinasti Islam pada masa itu mengakui kepemilikan pribadi dan hasil panen dibagi dengan para penggarapnya. Sementara Eropa masih menerapkan sistem budak di pertanian dan perkebunan.

Pada zaman kejayaan Islam berlangsung transformasi sosial melalui perubahan kepemilikan lahan. Setiap orang, perempuan atau laki-laki dari berbagai etnis serta agama memiliki hak untuk membeli, menjual, menggadaikan, serta menyewakan lahan untuk pertanian atau keperluan lainnya. Setiap kesepakatan dalam pertanian, industri, perdagangan dan ketenagakerjaan harus disertai dengan kontrak. Kedua belah pihak harus memegang kontrak itu. Demikianlah Islam menjadi pelopor revolusi hijau dan globalisasi hasil pertanian di abad pertengahan.

Menengok Revolusi Pertanian di Era Islam https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/85110 Lahan pertanian telah lama men...

Menengok Revolusi Pertanian di Era Islam

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/85110

Lahan pertanian telah lama menjadi karib umat Islam. Dalam konteks ini, umat Islam tak sekadar mengolah lahan. Namun, mereka juga mengenalkan sistem dan cara pengolahan lahan pertanian secara lebih modern. Termasuk, cara tanam dan penggunaan irigasi.

Bahkan, pada awal abad ke-9, sistem pertanian modern menjadi pusat kehidupan ekonomi dan organisasi di negeri-negeri Muslim. Pertanian di Timur Dekat, Afrika Utara, dan Spanyol, didukung sistem pertanian yang maju.

Sebab, praktik pertanian di sana telah menggunakan irigasi yang baik dan pengetahuan yang sangat memadai. Fakta ini menunjukkan bahwa metode pertanian yang dipraktikkan merupakan metode paling maju di dunia.

Umat Islam memiliki kuda-kuda terbaik, ternak domba, dan kemampuan membudidayakan kebun buah-buahan dan sayuran. Mereka tahu bagaimana cara membasmi serangga dan menggunakan pupuk dengan dosis yang tepat.

Selain itu, mereka juga telah memiliki kecakapan dalam mencangkok pohon dan tanaman untuk menghasilkan varietas baru. Tak heran jika kemudian lahir varietas tanaman yang unggul dan menambahkan keragaman tanaman yang ada.

Sejumlah jenis tanaman yang sebelumnya tak dikenal, juga diperkenalkan oleh umat Islam. Pohon jeruk, misalnya, dibawa umat Islam dari India ke Arab sebelum abad ke-10. Pohon ini kemudian diperkenalkan ke wilayah lainnya.

Pada akhirnya, pohon jeruk ini juga dikenal di Suriah, Asia Kecil, Palestina, Mesir, dan Spanyol. Berawal dari Spanyol, lalu pohon jeruk tersebut menyebar ke seluruh wilayah yang ada di Eropa Selatan.

Budidaya tebu dan pemurnian gula juga disebarkan oleh orang-orang Arab Muslim dari India melalui Timur Dekat, kemudian dibawa tentara Salib ke negara-negara Eropa. Kapas pertama kali dibudidayakan di Eropa oleh bangsa Arab.

Pencapaian umat Muslim dalam bidang pertanian mampu pula diwujudkan di tanah Arab, yang sebagian besar merupakan lahan kering. Ini terwujud dengan menggunakan sistem irigasi yang terorganisasi dengan baik.

Khalifah sebagai pemimpin pemerintahan, membiayai pemeliharaan kanal-kanal besar demi kepentingan pertanian. Sungai Efrat dialirkan ke Mesopotamia, sedangkan air dari Tigris dialirkan ke Persia.

Tak hanya itu, pemerintahan Islam juga membangun sebuah kanal besar yang menghubungkan dua sungai di Baghdad. Kekhalifahan Abbasiyah merupakan dinasti yang memelopori pengeringan rawa-rawa agar digunakan untuk pertanian.

Saat memerintah, mereka pun merehabilitasi desa-desa yang hancur dan memperbaiki ladang yang mengering. Pada abad ke-10, di bawah kepemimpinan pangeran-pangeran Samanid, daerah antara Bukhara dan Samarkand, Uzbekistan berkembang pesat.

Tak heran jika kemudian, daerah tersebut ditetapkan sebagai salah satu dari empat surga dunia. Tiga wilayah lainnya adalah Persia Selatan, Irak Selatan, dan kawasan yang ada di sekitar Damaskus, Suriah.

Berdasarkan catatan sejarah dan komentar para ilmuwan termasuk dari Barat, sistem pertanian pada era Spanyol Muslim merupakan sistem pertanian yang paling kompleks dan paling ilmiah, yang pernah disusun oleh kecerdikan manusia.

Hal ini terjadi karena kaum Muslim memperkenalkan banyak perubahan. Salah satu bukti, pada masa itu seluruh Eropa hancur di bawah perbudakan, namun tanah di bawah kekuasaan Islam mengalami kemajuan pesat di bidang pertanian.

Salah seorang cendekiawan berkebangsaan Inggris, Joseph McCabe, mengungkapkan, di bawah kendali Muslim Arab, perkebunan di Andalusia jarang dikerjakan oleh budak. Tapi, perkebunan dikerjakan oleh para petani sendiri.

Di sepanjang Sungai Guadalquivir, juga terdapat 12 ribu desa yang berkecukupan, bahkan makmur. Revolusi pertanian Islam telah diawali pada abad ke-7. Negeri-negeri Islam berkembang pesat dan memiliki masyarakat makmur dari hasil pertanian.

Para ahli geografi awal mengungkapkan, terdapat 360 desa di Fayyum, sebuah provinsi di selatan Kairo, Mesir, yang masing-masing dapat menyediakan kebutuhan makanan bagi penduduk seluruh Mesir setiap hari.

Di sisi lain, terdapat 12 ribu desa di sepanjang Guadalquivir, Spanyol, yang memiliki lahan pertanian subur. Ada pula 200 desa di sepanjang Sungai Tigris, Irak, yang pertaniannya juga maju.

Bukti lain, yang menunjukkan kemajuan umat Islam di bidang pertanian, yakni adanya sebuah sensus yang dilakukan pada abad ke-8 di Mesir. Dalam sensus itu, dari 10 ribu desa di Mesir, tak ada desa yang memiliki bajak kurang dari 500 unit.

Wilayah-wilayah yang kemudian berada di bawah kekuasaan pemerintah Islam, juga mengalami perubahan ke arah kemajuan yang drastis. Banyak wilayah yang sebelumnya tak maju, namun di bawah pemerintah Islam, kemajuan kemudian terwujud.

Pada masa pra-Islam, Mediteranian kuno pada umumnya hanya bisa memanen tanaman saat musim dingin. Itu pun, satu bidang lahan hanya mampu menghasilkan satu jenis tanaman setiap tahunnya.

Namun, datangnya Islam ke sana membuat segalanya berubah. Sebab, Muslim yang datang ke wilayah itu memperkenalkan berbagai macam tanaman baru. Dengan demikian, garapan pertanian pun kian beragam. Seorang ahli agronomi Andalusia, seperti Al-Tignarî yang berasal dari Granada, membuat referensi tentang tanaman-tanaman yang memberikan kontribusi besar bagi peningkatan pertanian yang cukup signifikan.

Salah seorang orientalis dari Prancis, Baron Carra de Vaux, bahkan menyebutkan, sejumlah tumbuhan dan hewan yang berasal dari Timur dibawa ke Spanyol oleh umat Islam. Tumbuhan dan hewan itu, kata dia, digunakan untuk beragam kebutuhan. Jadi, tak hanya untuk keperluan pertanian maupun peternakan, tapi tumbuhan dan hewan itu digunakan juga untuk keperluan pengembangan perkebunan, status kemewahan, perdagangan, dan seni.

De Vaux membuat sebuah daftar. Tumbuhan dan hewan itu adalah tulip, bakung, narcissi, lili, melati, mawar, persik, plum, domba, kambing, kucing Anggora, ayam Persia, sutra, dan katun. Salah satu tanaman penting yang diperkenalkan oleh umat Islam di Spanyol adalah tebu. Sedangkan kapas, mulai dibudidayakan di Andalusia pada akhir abad ke-11. Andalusia kemudian mampu berswasembada kapas.

Bahkan kemudian, para petani di Andalusia mampu mengekspor kapas hingga ke luar negeri. Di sisi lain, pengenalan tanaman baru kelak melahirkan sistem pertanian yang kompleks. Termasuk, pembangunan irigasi. Semula sebidang lahan hanya menghasilkan sekali panen satu macam tanaman per tahun. Namun, dengan makin beragamnya tanaman dan adanya irigasi, petani mampu panen tiga atau lebih tanaman per tahun.

Dengan produksi pertanian yang semacam ini, penduduk kosmopolitan di kota-kota Islam, termasuk yang ada di Spanyol, mampu memenuhi kotanya dengan beragam produk buah dan sayuran yang sebelumnya tak dikenal di Eropa.

Paling tidak, ada beberapa faktor penyebab revolusi pertanian Islam yang akhirnya sampai ke Spanyol. Yaitu, pengenalan tanaman baru oleh umat Islam, penggunaan irigasi yang intensif, dan penggunaan serta pengolahan tanah yang lebih baik.

Selain itu, faktor lain yang juga sangat menentukan adalah banyaknya karya ilmiah, yang memperkenalkan inovasi pertanian dan ilmu pengetahuan tentang pertanian.


Mereka yang Berjasa

Kemajuan pertanian di wilayah Islam, termasuk di Spanyol, tentu tak lepas dari kontribusi ahli pertanian Muslim. Mereka menyumbangkan pemikiran-pemikirannya dalam buku-buku tentang pertanian. Karya mereka menjadi panduan dalam pengembangan pertanian kala itu.

Abu'l Khair, seorang ahli pertanian di Spanyol pada abad ke-12, misalnya, menulis Kitab Al-Filaha yang berisi tentang hal ihwal pertanian. Dalam kitabnya itu, ia menuliskan empat cara untuk menampung air hujan dan membuat perairan buatan.

Khair menegaskan perlunya penggunaan air hujan untuk membantu proses reproduksi pohon zaitun dengan cara stek. Ia juga menguraikan tentang proses pembuatan gula yang sebelumnya telah diungkapkan ilmuwan lainnya, Ibn Al-Awwam.

Proses pembuatan gula diawali dengan memanen tanaman tebu yang telah dewasa. Lalu, tebu-tebu tersebut dipotong menjadi potongan-potongan kecil yang kemudian dihancurkan dengan cara dimasukkan ke dalam alat penekan.

Setelah itu, ekstrak tebu direbus dalam jangka waktu tertentu lalu hasilnya disaring. Hasil saringan ekstrak tebu itu dimasak lagi sampai tinggal seperempat bagian dari jumlah semula. Kemudian, ekstrak tebu yang terakhir ini dituangkan ke dalam cetakan tanah liat.

Ekstrak tebu yang dimasukkan ke dalam cetakan-cetakan berbentuk khusus itu, disimpan di tempat teduh hingga mengeras atau mengkristal. Langkah selanjutnya, gula dikeluarkan dari cetakan dan dikeringkan di tempat yang teduh.

Gula tersebut digunakan untuk pemanis minuman maupun sebagai bahan campuran membuat makanan atau kue-kue yang sangat lezat. Di sisi lain, sisi tanaman tebu tak dibuang sia-sia. Namun, dijadikan makanan kuda, sebagai sumber kekuatan dan energi.

Ada pula ahli pertanian dari Damaskus Suriah, Riyad al-Din al-Ghazzi al-Amiri (935/1529). Dia menulis sebuah buku tentang pertanian yang perinci. Secara umum, para penulis Arab kuno menuliskan tentang pertanian dalam berbagai subjek.

Di antaranya, soal jenis lahan pertanian dan pilihan tanah, pupuk kandang dan pupuk lain, alat pertanian dan karya budidaya, sumur, mata air, saluran irigasi, tanaman, pembibitan, penanaman, pemangkasan, dan pencangkokan buah.

Mereka juga membahas soal budidaya serealia, kacang-kacangan, sayuran, bunga, umbi-umbian, dan tanaman untuk parfum. Pun, tentang tumbuhan dan hewan beracun serta pengawetan buah.  dya/taq

Memompa Perang Tabuk dengan Peristiwa Hijrah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Allah Maha Kuasa atas se...

Memompa Perang Tabuk dengan Peristiwa Hijrah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Perhatikan peristiwa Hijrah. Penolong Rasulullah saw para makhluk yang amat lemah dan remeh.

Para pembesar yang muda, gagah perkasa, cerdik dan berilmu serta syetan, berkoalisi membunuh Rasulullah saw. Ternyata terkalahkan dengan ngantuk

Pengepungan di gua Tsur, ternyata gagal hanya dengan seekor laba-laba dan sarang burung. Kebrilianan dan ilmu pembesar Quraisy  justru yang jadi sumber kegagalan.

Allah membalikkan logika dan ilmu manusia. Logika dan ilmu justru yang jadi penghalang keberhasilan misi mereka. Itu yang terjadi di muka gua Tsur

Pemanah handal dan pembunuh bayaran siap melemparkan anak panahnya kepada  Rasulullah saw.  Namun selalu gagal. Apa penyebabnya?

Pasir menarik sang kuda hingga terperosok saat pemanah akan menarik busurnya. Pasir pun melindungi Rasulullah saw.

Saat terjadi perang Tabuk, peristiwa Hijrah diingatkan oleh Allah swt untuk menghilangkan kemalasan dan kebakhilan dalam berjihad yang mulai menjalar di hati.

Andai para Sahabat malas dan bakhil membela Rasulullah saw, bukankah tanpa bantuan siapapun Allah mampu memenangkan Rasulullah saw atas seluruh strategi Quraisy?

Hanya ditemani Abu Bakar, seluruh kebrilianan, keilmuan dan kekuatan satu kota Mekkah mampu ditaklukkan dengan cara yang sederhana dan amat mudah.

Pengepungan oleh seluruh penduduk Mekkah mampu diterobos hingga selamat tiba Madinah. Allah swt memiliki caranya sendiri untuk memenangkan Islam.

Pengepungan oleh seluruh penduduk Mekkah mampu diterobos hingga selamat tiba Madinah. Allah swt memiliki caranya sendiri untuk memenangkan Islam.

Allah memiliki tentara-Nya yang tidak pernah terdeteksi untuk memenangkan Islam, andai seluruh manusia berpangku tangan tak mau memperjuangkannya

Al-Qur'an mengkaitkan perang Tabuk dengan pengulangan peristiwa Hijrah untuk mengobati penyakit hati manusia yang malas dan bakhil.

Makna Marifat Ma'rifat itu terdiri dari lima huruf, siapa yang menemukan dalam dirinya makna kema'rifatan itu, ketahuila...

Makna Marifat


Ma'rifat itu terdiri dari lima huruf, siapa yang menemukan dalam dirinya makna kema'rifatan itu, ketahuilah bahwa ia tergolong mereka:

1. Mim: Malaka Nafsah (Menguasai dirinya). 
2. 'Ain: 'AbadAllah 'ala shidqil wafa' (Beribadat kepada Allah dengan keselarasan jiwa yang benar). 
3. Ra': Raghiba ilAllah bil kulliyah (Total mencintai Allah).
4. Fa: Fawwadlo Amrahu ilAllah (Menyerahkan total masalahnya kepada Allah).
5. Ha': Haraba min kulli maa duunAllah ilAllah (Lari dari selain Allah menuju Allah).


• Setiap 'arif menguasai dirinya menurut ma'rifatnya atas sifat Kebesaran Allah Ta'ala dan KeagunganNya.
• Beribadat kepada Tuhannya menurut kadar kema'rifatan atas RububiyahNya.
• Mencintai total kepada Allah Ta'ala menurut kadar kema'rifatan atas karunia dan keutamaanNya. 
• Menyerahkan total masalahnya melalui kema'rifatan atas KuasaNya. 
• Lari dari selain Allah menuju Allah dengan kema'rifatan atas Kerajaan dan KepenguasaanNya. Dialah sang 'arif.


Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y

Hati yang Bergantung kepada Allah  Imam Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS ketika sedang berjalan di t...

Hati yang Bergantung kepada Allah 

Imam Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS ketika sedang berjalan di tengah suatu perjalanannya, tiba-tiba Nabi Yahya melukai seorang perempuan. Nabi Isa AS menegurnya, "Hai anak bibiku, kau telah berbuat dosa besar hari ini."

"Dosa apa itu?".

"Wanita yang kau lukai," Kata Nabi Isa AS

"Aku tidak merasa melukainya..." jawab Nabi Yahya AS "Subhanallah, anda kan bersama saya, ke mana hati dan ruhmu?"
 "Hati dan ruhku bersama Allah wahai Isa, bahkan jika hati dan ruhku bersama Jibril saja atau bersama salah satu dari selain Allah sekejap mata saja, pasti aku tidak ma'rifat kepada Allah secara benar." Kata Yahya AS


Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y

Tanda Sang Arif Rabiah Adawiyah ditanya, "Apa yang menjadi tanda kesempurnaan sang 'arif?" la menjawab, "Terb...

Tanda Sang Arif

Rabiah Adawiyah ditanya, "Apa yang menjadi tanda kesempurnaan sang 'arif?" la menjawab, "Terbakarnya jiwa karena cintanya kepada Tuhannya".

Tandanya:

• la yang lebih puas kepada Sang Pemberi dibanding pemberianNya.
• Lebih puas pada Sang Pencipta dibanding ciptaanNya. 
• Tenggelam dalam lautan kebahagiaan dan kehangusan leburnya.
• Hatinya tentram bersamaNya disertai membiarkan pilihanNya. 
• Tidak pernah terkejut dengan bencana maupun cobaan yang dahsyat. 
• Mengetahui bahwa Allah adalah yang paling dekat dibanding lainnya. 
• Allah lebih cinta padanya dibanding siapa pun.
• Allah lebih mulia dan lebih agung dibanding segalanya
• Segalanya ditinggalkan selain Allah Ta'ala. 
• Segalanya yang kau hilangkan, kau abaikan.
• Segalanya demi sang kekasih, kau tinggalkan.
• Sang 'arif akan tahu membedakan:
- Mana bisikan nafsu dan mana bisikan ruhani.
- Mana hasrat duniawi dan mana hasrat ukhrawi
- Mana citarasa keluhuran dan mana citarasa kerendahinaan. 

Siapa yang diberi rizki taufiq, ia senantiasa menjaga garis batas kebenaran selarasnya ubudiyah, berdiri tegak memenuhi syarat syaratnya, menemukan jalan menuju pemeliharaan hakikatnya. Ia mengingatNya, lalu bersyukur padaNya, mensyukuri syukurNya, lalu ia menjadi diri tanpa diri, menjadi ruh tanpa ruh, bersama makhluk tanpa makhluk.

Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y

Model Para Penempuh Jalan Makrifat  Saya mengetahui dari kabar sejarah, bahwa Nabi Isa bin Maryam AS, suatu hari melewati sekelo...

Model Para Penempuh Jalan Makrifat 


Saya mengetahui dari kabar sejarah, bahwa Nabi Isa bin Maryam AS, suatu hari melewati sekelompok orang yang badannya kurus-kurus kering dan warna kulitnya berubah.

"Apa yang membuatmu jadi demikian?" tanya Nabi Isa AS. Mereka menjawab, "Karena takut dengan neraka." Lalu Nabi Isa AS, berkata, "Pasti, Allah akan mengamankan orang yang takut."

Lalu suatu saat bertemu lagi dengan sekelompok manusia yang lebih kurus kering dan warnanya lebih berubah.

"Apa yang menimpa kalian sampai seperti ini?" tanya Nabi Isa, AS. Mereka menjawab, "Karena rindu pada syurga." Lalu Nabi Isa AS, mengatakan, "Benar. Allah akan memberikan apa yang kalian harapkan..." 

Dan sekelompok yang dijumpai berikutnya, lebih kurus lagi dan lebih kering lagi dengan perubahan wara fisik yang mengenaskan.

"Apa yang menimpa kalian semua?" tanya Nabi Isa AS. "Sangat mencintai Allah dan rindu kepadaNya." Jawab mereka. "Kalianlah orang-orang muqorrobun," kata Nabi Isa AS. diulang tiga kali.

Ahli ma'rifat di dunia ini dalam tiga kategori:

1. Ada satu kelompok yang berjalan dengan jejak rasa butuh kepada Allah dan dalam kondisi sangat terdesak. 
2. Satu kelompok lagi berjalan di atas pijakan pembelajaran jiwa dan remuk redam hati. 
3. Satu kelompok berjalan dengan pijakan kebanggaan dan ekspresi kegembiraan.

Allah Ta'ala berfirman:

ه فمنهم ظالم لنفسه، ومنهم مقتصد، ومنهـم سابق

بالخيرات بإذن الله »

"Diantara mereka yang merasa dzalim terhadap dirinya sendiri, dan diantara mereka ada yang tengah-tengah, dan diantara mereka ada yang bergegas dengan kebajikan, dengan izin Allah." (Qs. Fathir: 32).

Dalam titik pandang kema'rifatan, manusia ada di dua martabat: Kadang dalam kesadaran ma'rifat, dan mereka berada di pangkuan kewalian lalu mereka pandang segalanya sebagai kemuliaan Ilahi, kadang dalam tidur kealpaan, dan mereka dalam didikan musuh jiwa, dan mereka terlihat berada dalam kematian jiwa, kecuali yang dirahmati oleh Sang Pemberi Rahmat.

Maka Maha Suci Allah yang memberikan keistimewaan pada hambaNya dan memberikan anugerah pada mereka, kemudian Allah memanggil mereka dengan anugerah utamanya, dengan berfirman, "Dan kembalilah kalian kepada Tuhanmu." Lantas mereka jawab, dan mereka pun kembali.

Bagi mereka yang kembali kepada Allah terdiri dari berbagai level ruhani:

1. Orang yang bertobat berjalan dengan langkah penyesalan, dengan telapak rasa malu. 
2. Orang yang zuhud berjalan dengan langkah tawakal diatas telapak rasa ridho.
3. Orang yang takut kepada Allah berjalan dengan langkah Kharisma Ilahiyah di atas telapak keselarasan.
4. Orang yang mencintaiNya berjalan dengan langkah kerinduan di atas telapak kebeningan jiwa.
5. Orang yang ma'rifat berjalan dengan langkah Musyahadah di atas telapak kefanaan.

Ma'rifat adalah makanan yang diberikan Allah Ta'ala kepada hambaNya yang dikehendakinya, Diantaranya:

1. Ada yang merasakannya saja, Ada yang merasakannya sepuasnya,
2. Ada yang merasakannya dengan penuh kecukupan, dan 
3. Ada yang makan dengan kenyang.

Wilayah kema'rifatan juga macam-macam. Ada yang posisinya seperti kampung, ada yang seperti desa, ada pula seperti kota, ada pula yang sebesar dunia dan akhirat.

Riwayat dari Nabi SAW beliau bersabda: "Manakala hari kiamat datang, ada suara yang menggema: "Keluarkan semua dari neraka orang yang mengucapkan "Laa illaaha IllAllah" (Tiada Tuhan Selain Allah) dan di dalam hatinya ada seberat biji (paling kecil) dari ihsan."

Dan Rasulullah SAW. telah bersabda:

. . . . الإحسان أن تعبد الله كأنك تراه ، فإن لم تكن تراه فإنه يراك» . . . .
 "Ihsan itu hendaknya engkau menyembah Allah seakan akan engkau melihat Allah, maka bila tidak mampu melihatNya sesungguhnya Dia melihatmu." 

Dan penglihatan itulah tidak lain kecuali hakikat ma'rifat, maka Allah berfirman kepada mereka:

"Kalian semua adalah hambaKu yang benar, karena telah lama rindumu kepadaKu dan rinduKu kepadamu. Salam sejahtera wahai hambaKu, Lihatlah sekarang Aku kekasihmu. Maka demi kebesaranKu, Aku tidak menciptakan syurga

Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)