basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Tanda Sang Arif Rabiah Adawiyah ditanya, "Apa yang menjadi tanda kesempurnaan sang 'arif?" la menjawab, "Terb...

Tanda Sang Arif

Rabiah Adawiyah ditanya, "Apa yang menjadi tanda kesempurnaan sang 'arif?" la menjawab, "Terbakarnya jiwa karena cintanya kepada Tuhannya".

Tandanya:

• la yang lebih puas kepada Sang Pemberi dibanding pemberianNya.
• Lebih puas pada Sang Pencipta dibanding ciptaanNya. 
• Tenggelam dalam lautan kebahagiaan dan kehangusan leburnya.
• Hatinya tentram bersamaNya disertai membiarkan pilihanNya. 
• Tidak pernah terkejut dengan bencana maupun cobaan yang dahsyat. 
• Mengetahui bahwa Allah adalah yang paling dekat dibanding lainnya. 
• Allah lebih cinta padanya dibanding siapa pun.
• Allah lebih mulia dan lebih agung dibanding segalanya
• Segalanya ditinggalkan selain Allah Ta'ala. 
• Segalanya yang kau hilangkan, kau abaikan.
• Segalanya demi sang kekasih, kau tinggalkan.
• Sang 'arif akan tahu membedakan:
- Mana bisikan nafsu dan mana bisikan ruhani.
- Mana hasrat duniawi dan mana hasrat ukhrawi
- Mana citarasa keluhuran dan mana citarasa kerendahinaan. 

Siapa yang diberi rizki taufiq, ia senantiasa menjaga garis batas kebenaran selarasnya ubudiyah, berdiri tegak memenuhi syarat syaratnya, menemukan jalan menuju pemeliharaan hakikatnya. Ia mengingatNya, lalu bersyukur padaNya, mensyukuri syukurNya, lalu ia menjadi diri tanpa diri, menjadi ruh tanpa ruh, bersama makhluk tanpa makhluk.

Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y

Model Para Penempuh Jalan Makrifat  Saya mengetahui dari kabar sejarah, bahwa Nabi Isa bin Maryam AS, suatu hari melewati sekelo...

Model Para Penempuh Jalan Makrifat 


Saya mengetahui dari kabar sejarah, bahwa Nabi Isa bin Maryam AS, suatu hari melewati sekelompok orang yang badannya kurus-kurus kering dan warna kulitnya berubah.

"Apa yang membuatmu jadi demikian?" tanya Nabi Isa AS. Mereka menjawab, "Karena takut dengan neraka." Lalu Nabi Isa AS, berkata, "Pasti, Allah akan mengamankan orang yang takut."

Lalu suatu saat bertemu lagi dengan sekelompok manusia yang lebih kurus kering dan warnanya lebih berubah.

"Apa yang menimpa kalian sampai seperti ini?" tanya Nabi Isa, AS. Mereka menjawab, "Karena rindu pada syurga." Lalu Nabi Isa AS, mengatakan, "Benar. Allah akan memberikan apa yang kalian harapkan..." 

Dan sekelompok yang dijumpai berikutnya, lebih kurus lagi dan lebih kering lagi dengan perubahan wara fisik yang mengenaskan.

"Apa yang menimpa kalian semua?" tanya Nabi Isa AS. "Sangat mencintai Allah dan rindu kepadaNya." Jawab mereka. "Kalianlah orang-orang muqorrobun," kata Nabi Isa AS. diulang tiga kali.

Ahli ma'rifat di dunia ini dalam tiga kategori:

1. Ada satu kelompok yang berjalan dengan jejak rasa butuh kepada Allah dan dalam kondisi sangat terdesak. 
2. Satu kelompok lagi berjalan di atas pijakan pembelajaran jiwa dan remuk redam hati. 
3. Satu kelompok berjalan dengan pijakan kebanggaan dan ekspresi kegembiraan.

Allah Ta'ala berfirman:

ه فمنهم ظالم لنفسه، ومنهم مقتصد، ومنهـم سابق

بالخيرات بإذن الله »

"Diantara mereka yang merasa dzalim terhadap dirinya sendiri, dan diantara mereka ada yang tengah-tengah, dan diantara mereka ada yang bergegas dengan kebajikan, dengan izin Allah." (Qs. Fathir: 32).

Dalam titik pandang kema'rifatan, manusia ada di dua martabat: Kadang dalam kesadaran ma'rifat, dan mereka berada di pangkuan kewalian lalu mereka pandang segalanya sebagai kemuliaan Ilahi, kadang dalam tidur kealpaan, dan mereka dalam didikan musuh jiwa, dan mereka terlihat berada dalam kematian jiwa, kecuali yang dirahmati oleh Sang Pemberi Rahmat.

Maka Maha Suci Allah yang memberikan keistimewaan pada hambaNya dan memberikan anugerah pada mereka, kemudian Allah memanggil mereka dengan anugerah utamanya, dengan berfirman, "Dan kembalilah kalian kepada Tuhanmu." Lantas mereka jawab, dan mereka pun kembali.

Bagi mereka yang kembali kepada Allah terdiri dari berbagai level ruhani:

1. Orang yang bertobat berjalan dengan langkah penyesalan, dengan telapak rasa malu. 
2. Orang yang zuhud berjalan dengan langkah tawakal diatas telapak rasa ridho.
3. Orang yang takut kepada Allah berjalan dengan langkah Kharisma Ilahiyah di atas telapak keselarasan.
4. Orang yang mencintaiNya berjalan dengan langkah kerinduan di atas telapak kebeningan jiwa.
5. Orang yang ma'rifat berjalan dengan langkah Musyahadah di atas telapak kefanaan.

Ma'rifat adalah makanan yang diberikan Allah Ta'ala kepada hambaNya yang dikehendakinya, Diantaranya:

1. Ada yang merasakannya saja, Ada yang merasakannya sepuasnya,
2. Ada yang merasakannya dengan penuh kecukupan, dan 
3. Ada yang makan dengan kenyang.

Wilayah kema'rifatan juga macam-macam. Ada yang posisinya seperti kampung, ada yang seperti desa, ada pula seperti kota, ada pula yang sebesar dunia dan akhirat.

Riwayat dari Nabi SAW beliau bersabda: "Manakala hari kiamat datang, ada suara yang menggema: "Keluarkan semua dari neraka orang yang mengucapkan "Laa illaaha IllAllah" (Tiada Tuhan Selain Allah) dan di dalam hatinya ada seberat biji (paling kecil) dari ihsan."

Dan Rasulullah SAW. telah bersabda:

. . . . الإحسان أن تعبد الله كأنك تراه ، فإن لم تكن تراه فإنه يراك» . . . .
 "Ihsan itu hendaknya engkau menyembah Allah seakan akan engkau melihat Allah, maka bila tidak mampu melihatNya sesungguhnya Dia melihatmu." 

Dan penglihatan itulah tidak lain kecuali hakikat ma'rifat, maka Allah berfirman kepada mereka:

"Kalian semua adalah hambaKu yang benar, karena telah lama rindumu kepadaKu dan rinduKu kepadamu. Salam sejahtera wahai hambaKu, Lihatlah sekarang Aku kekasihmu. Maka demi kebesaranKu, Aku tidak menciptakan syurga

Sumber :
Menjelang Ma'rifat, Syeikh Ahmad Ar-Rifa'y

Relaksasi Hutang Diriwayatkan dari Sahabat Aun bin Abdullah bin Utbah, ia mengatakan, "Abu Yasr mendatangi seseorang dengan...


Relaksasi Hutang


Diriwayatkan dari Sahabat Aun bin Abdullah bin Utbah, ia mengatakan, "Abu Yasr mendatangi seseorang dengan tujuan menagih hutang kepada keluarganya. Abu Yasr bertanya kepada salah satu budak perempuannya, "Katakan kepadaku, dimana tuanmu?"

Budak itu menjawab, "Tidak ada di sini." Tapi Abu Yasr mendengar suara orang tersebut. Maka Abu Yasr mengatakan, "Keluarlah, aku mendengar suaramu." Maka ia pun keluar.

Abu Yasr bertanya, "Apa yang mendorongmu hingga berbuat seperti itu?" Ia menjawab, "Kesulitan ekonomi." Abu Yasr berkata, "Demi Allah?" Ia menjawab, "Demi Allah."

Lalu Abu Yasr berkata, "Pergilah, kamu terbebas dari hutang. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang memberikan kelonggaran kepada orang yang kesulitan ekonomi (berhutang) atau menggugurkan hutangnya, maka Allah akan menaunginya di Hari Kiamat."

Hasan-Husen Disinari Cahaya Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, "Suatu ketika kami shalat Isya bersama Rasulullah s...

Hasan-Husen Disinari Cahaya

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, "Suatu ketika kami shalat Isya bersama Rasulullah saw. Ketika beliau sedang sujud, tiba-tiba Hasan dan Husein naik ke punggung beliau, dan apabila hendak bangun mengangkat kepala, beliau memegangi keduanya dengan tangannya dari belakang lalu melepaskannya pelan-pelan."

"Apabila beliau kembali sujud, mereka pun kembali naik ke atas punggung beliau, hingga setelah selesai shalat beliau memangku keduanya di pangkuan."

Abu Hurairah berkata, "Kemudian aku mendekat kepada beliau dan berkata, 'Wahai Rasulullah saw, biar aku antarkan mereka pulang ke rumah?"

Tiba-tiba ada kilat menyala, lalu beliau bersabda, "Pulanglah ke ibu kalian."

Abu Hurairah berkata, "Kilat tersebut tetap menyala sampai keduanya masuk ke rumah."

Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah, ia berkata, "Hasan berada di sisi Rasulullah saw ketika malam gelap gulita, dan beliau sangat mencintainya, lalu Hasan berkata, "Aku mau pulang ke Ibu?"

Lalu aku berkata, "Biar aku menemaninya wahai Rasulullah saw?" Beliau bersabda, "Tidak usah."

Tiba-tiba ada kilat menyala dari langit yang menerangi Hasan hingga ia masuk ke rumah."

Bendungan Peninggalan Islam https://www.google.com/amp/s/bahrul69.wordpress.com/2015/03/11/bendungan-peninggalan-islam/amp/ Pada...

Bendungan Peninggalan Islam


https://www.google.com/amp/s/bahrul69.wordpress.com/2015/03/11/bendungan-peninggalan-islam/amp/

Pada abad 7-8, agama Islam berkembang sangat pesat, mulai dari Asia, Afrika, hingga Eropa. Demikian juga khazanah ilmu pengetahuan Islam, termasuk bidang pertanian, telah mengalami revolusi hebat.

Hal yang menonjol dalam revolusi pertanian kala itu yaitu ditemukannya sistem pengairan yang baru dengan membangun sebuah bendungan. Bangunan ini berfungsi menyuplai air untuk tanaman, seperti padi, tebu, dan kapas, yang memerlukan air dalam jumlah yang banyak. Sebelum masa Islam, menurut Al-Hassan dan Hill dalam Islamic Technology: An Illustrated History, sistem pengairan sama sekali sudah tidak memadai, hingga akhirnya, masyarakat Islam membangun sistem irigasi dengan pola-pola baru.

Norman Smith dalam bukunya History of Dam era keemasannya, mengungkapkan bahwa peradaban Islam telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang teknik sipil, salah satunya adalah bendungan. Smith mengungkapkan, peradaban Islam di zaman keemasannya telah berhasil membangun begitu banyak bendungan, dengan aneka bentuk dan struktur. Schnitter (1994) secara khusus meneliti tentang panjang, tinggi, serta rasio panjang dan kedalaman bendungan di dunia Islam.

Diantara bendungan yang dibangun oleh umat Islam tersebut antara lain:

1.Bendungan Qusaybah.

Bendungan ini terletak dekat  kota Madinah, Saudi Arabiah. Ia  memiliki kedalaman sekitar 30 meter dan panjang mencapai 205 meter. Bendungan hasil karya umat Islam ini  dibangun kira-kira pada abad ke-7 atau 8.

Bendungan yang bentuknya melengkung ini  difungsikan untuk mengatasi banjir di kota Madinah dan sekitarnya.

Bendungan ini dibangun dengan menggunakan teknik yang tinggi. Para insinyur Muslim memakai cara yang canggih dalam menentukan lokasi bendungan, dan mereka membuat sistem kanal yang komplek. Mereka menggunakan astrolabe dan kalkulasi trigonometri.  Bendungan dibangun dengan balok-balok batu, disambungkan dengan pasak besi yang kemudian dikuatkan dengan cairan timah.

Kekuatan bendungan ini sangat mengagumkan. dan sisa-sisa bangunannya masih bisa disaksikan sampai sekarang.

2.Bendungan Guadalquivir, Turia dan Segura

Ketiga bendungan ini terlatk di negara Spanyol.  Ketiganya merupakan hasil karya para insunyur Muslim yang sangat fenomenal.

Menurut seorang ahli geografi abad ke-12 bernama Al-Idrisi, bendungan itu terbuat dari batu qibtiyyah sedangkan pilar-pilarnya terbuat dari batu marmer. Bendungan dibangun mengikuti aliran zig-zag air sungai hingga seberang sungai. Para insyinyur Islam membuat bentuk bendungan yang semacam itu diperlukan untuk menahan aliran air sungai yang tak menentu gerakannya.

Bentuk bendungan ini menunjukkan orang-orang yang membangunnya, memiliki tujuan meningkatkan kapasitas air yang melimpah. Sisa-sisa bendungan tersebut masih dapat dilihat hingga saat ini.

Bukti lain kejeniusan para insinyur Muslim juga terlihat dari kokohnya delapan bendungan di Sungai Turia. Hingga ratusan tahun, bendungan-bendungan itu tak membutuhkan perbaikan sama sekali. Jika dilihat, tampaknya bendungan di Sungai Turia memiliki berat yang berlebihan pada badan bendungan.

Diperkirakan, bendungan tersebut semula memiliki tinggi sekitar tujuh atau delapan meter di atas permukaan air tinggi, dengan ketebalan delapan kaki. Ini dimaksudkan untuk menahan hantaman pohon maupun batu.

Bendungan  berjumlah delapan buah ini difungsikan mengairi kota Valencia. Meski usianya sudah mencapai  10 abad lebih, namun sampai hari ini masih kokoh dan berfungsi dengan baik tanpa ada penambahan sistem.

Selain  itu juga ada bedungan di Sungai Segura,  yang diabngun umat Islam untuk mengairi lahan yang luas di wilayah Murcia. Bendungan ini dibangun dengan rancangan dan konstruksi sempurna, dengan tinggi 25 kaki serta ketebalan 150 kaki dan l25 kaki.

Layaknya bendungan lainnya, bendungan ini terbuat dari pecahan-pecahan batu dan adukan semen. Pada masa itu, teknik yang digunakan oleh para tukang batu dan insinyur Islam untuk membangun bendungan juga sudah sangat tinggi.

Mereka sudah mampu mengukur baik kedalaman maupun lebar sungai. Sehingga, mereka bisa membuat desain bendungan yang cocok dengan ukuran sungai-sungai tersebut. Para insinyur Muslim telah memiliki kemampuan tinggi.

Selain itu, mereka juga menggunakan metode survei. Manfaatnya, untuk membangun sebuah bendungan di lokasi yang tepat dan paling sesuai. Tak hanya itu, mereka juga telah mampu menata sistem kanal yang begitu kompleks.

Untuk mempermudah semua itu, mereka menggunakan astrolabes dan perhitungan trigonometri. Pada masa kekhalifahan, para cendekiawan Muslim merancang bangunan bendungan yang tak hanya berfungsi untuk mengatur air, tetapi juga mengalihkan arus air.

3.Bendungan Qayrawan

Bendungan ini terletak di Tunisa. Waduk-waduk ini, seperti juga hasil karya umat Islam yang lain, memiliki kualitas dan keindahan yang mengagumkan. Karena hal itu  ada yang menyebut bendungan tersebut sebagai peninggalan bangsa Punisian dan Romawi.  Namun pendapat tersebut dibantah oleh para ahli arkeologi modern. Hasil penelitian mereka memastikan bahwa bendungan ini peninggalan umat Islam.

Waduk-waduk ini terdapat di dua ratus lima puluh wilayah dan ia merupakan bangunan yang sangat menarik. Foto dari waduk yang dikenal dengan nama Basi des Aghlabides yang dibangun pada abad ke 9 oleh Abu Ibrahim Ahmed ini memperlihatkan semacam bangunan kuil.

Di negara ini terdapat waduk irigasi penting yang terletak sekitar 100 kilometer dari gerbang utara kota Qayrawan. Ada dua waduk yang mengumpulkan air dari wadi Marj Al-Lil. Waduk yang kecil merupakan sebuah poligon 17 sisi dan panjangnya rata-rata 6,25 meter, setiap sudut diperkuat dari luar dan dalam dengan beton penyangga bulat (butters). Diameternya 37,4 meter.

Waduk kecil ini berfungsi sebagai tangki penunjang serta tempat pengendapan lumpur. Salah satu sisinya bersinggungan dengan sisi waduk yang lebih besar. Di sisi inilah terdapat saluran penghubung sirkular pada dinding penyekat, beberapa meter di atas dasar waduk.

Waduk yang besar mempunyai 48 sisi dengan beton penyangga bulat di setiap sudutnya, berdiameter dalam 130 meter dengan kedalaman 8 meter. Instalasi ini diselesaikan pada 248 H/862-3 M.

4.Bendungan Mahmood

Bendungan ini terletak di  Afghanistan. Ia dibangun kira-kira tahun 998-1030 M oleh Raja Mahmoud Ghaznah (998-1030).  Bendungan  yang terdiri dari tiga buah ini memiliki inggi 32 meter dan panjangnya 220 meter.  Salah satu bendungan itu terdapat di wilayah yang berjarak 100 kilometer dari Kabul, ibu kota Afghanistan.

Raja Mahmood sengaja membangun bendungan ini untuk mengatur air pertanian dan mencegah banjir di kota Kabul.

Itulah beberapa sumbangan penting dalam pembangunan bendungan di era keemasan Islam. Para insinyur Islam telah membangun bendungan dengan teknologi yang canggih dan murni, hasil pemikiran mereka.

Geliat Pembangunan Bendungan di Era Islam https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/ozrfm7313 Sejarawan teknik sipil ke...

Geliat Pembangunan Bendungan di Era Islam

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/ozrfm7313

Sejarawan teknik sipil kerap menihilkan periode kejayaan Islam. Khususnya dalam sejarah pembangunan bendungan. Norman Smith dalam bukunya History of Dam membantah klaim sejarawan teknik sipil Barat yang menyatakan tak ada pembangunan bendungan dan irigasi di era Umayyah dan Abbasiyah. "Itu sangat tak adil dan sama sekali tak benar,'' ujar Smith tegas.

Di era keemasannya, peradaban Islam telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang teknik sipil, salah satunya adalah bendungan. Smith mengungkapkan, peradaban Islam di zaman keemasannya telah berhasil membangun begitu banyak bendungan, dengan aneka bentuk dan struktur. Kebanyakan bendungan di awal-awal kejayaan Islam dibangun oleh umat Islam.

Schnitter (1994) telah meneliti keberadaan dan pembangunan bendungan di era kejayaan Islam. Ia bahkan secara khusus meneliti tentang panjang, tinggi, serta rasio panjang dan kedalaman bendungan di dunia Islam. Schnitter mencontohkan, bendungan Qusaybah yang terletak dekat Madinah memiliki kedalaman sekitar 30 meter dan panjang mencapai 205 meter. Bendungan itu dibangun di era keemasan Islam untuk mengatasi banjir.

Menurut Schnitter, pada era kekuasaan Abbasiyah, peradaban Islam telah membangun sejumlah bendungan di Baghdad, Irak. Kebanyakan bendungan itu terletak di dekat Sungai Tigris. ''Pembangunannya sudah menggunakan kemampuan teknik sipil yang tinggi,'' ungkap Schnitter. 

Peradaban Islam di Iran juga berhasil membangun bendungan Kebar pada abad ke-13 M. Inilah salah satu bendungan tua peninggalan kejayaan Islam yang hingga kini masih tetap ada. Selain untuk mengatasi banjir, pada masa itu bendungan dibangun untuk mengairi areal persawahan dan perkebunan.

Di wilayah Afghanistan, kini terdapat tiga bendungan yang dibangun oleh Raja Mahmoud Ghaznah (998-1030). Salah satu bendungan itu terdapat di wilayah yang berjarak 100 kilometer dari Kabul, ibu kota Afghanistan. Bendungan itu memiliki ketinggian 32 meter dan panjang 220 meter.Peradaban Islam juga tercatat telah mampu membangun bendungan jembatan (bridge dam).

Bendungan jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di Dezful, Iran. Bendungan jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan masyarakat Muslim di kota itu.

Pemindahan Ibukota dalam Kekhalifahan Islam https://www.google.com/amp/s/kiblatmuslimah.com/amp/sejarah-perpindahan-ibu-kota-neg...

Pemindahan Ibukota dalam Kekhalifahan Islam

https://www.google.com/amp/s/kiblatmuslimah.com/amp/sejarah-perpindahan-ibu-kota-negara-islam/

Pemindahan ibu kota faktanya memang bukan suatu keputusan yang ringan. Tercatat, selama negara Islam (Khilafah) berdiri lebih dari 13 abad (622-1942 M), pemindahan ibu kota terjadi sebanyak 12 kali. Maksimal luas wilayah kekuasaannya 2/3 dunia. Jika dikisarkan, setiap 110 tahun, negara Islam baru pindah ibu kota sekali.

Madinah (dulu Yatsrib) adalah kota pertama tujuan Nabi berhijrah. Di sana, sistem negara Islam mulai dijalankan secara penuh, tepatnya di Masjid Nabawi. Madinah Al-Munawwarah/Madinatu Nabiy dikelilingi taman, kebun kurma dan pertanian. Terletak di wilayah Hijaz, semenanjung Arabia. Pusat pemerintah tetap berada di sini hingga masa Khulafaur Rasyidin yang ketiga yakni Utsman bin Affan (656 M).

Kemudian Ali bin Abi Thalib memindahkan ibu kota ke Kufah (wilayah Iraq). Iraq merupakan kota megah nan indah dengan kondisi ekonomi yang makmur. Perpindahan ini untuk memudahkan administrasi wilayah kekhalifahan yang bertambah luas sejak kebijakan ekspansi oleh Umar (khalifah kedua).

Ketika Mua’wiyah bin Abi Sufyan menggantikan Hasan bin Ali sebagai khalifah (661 M), ia menjadikan Damaskus, Suriah sebagai ibu kota. Kota ini memiliki salju di musim dingin. Damaskus adalah ibu kota pertama bagi Dinasti Umawiyyah hingga tahun 744 M.

Setelah 6 tahun berkuasa, Khalifah Marwan II (Khalifah terakhir Dinasti Umawiyyah) memindahkan ibu kota ke Harran (Mesopotamia Utara). Terletak di antara sungai Tigris dan Eufrat (750 M).

Saat Abul Abbas As-Saffah membangun Dinasti Abbasiyah, ibu kota negara Islam dikembalikan lagi ke Kuffah. Namun 12 tahun kemudian (762 M), Abul Abbas As-Saffah “menemukan” kota Baghdad (Iraq) dihuni oleh penduduk yang terkenal akan kecerdasan, adab, pendidikan dan rupa.  Lagi pula Baghdad terletak di lokasi yang begitu strategis, yakni di tepi Sungai Tigris. Sehingga ia memindahkan ibu kota ke sana.

Kala Harun Ar-Rasyid berkuasa (786-809 M), ia membangun pusat kajian ilmu pengetahuan (astronomi, matematika, kedokteran, kimia, zoologi, geografi, kartografi, dsb) yang disebut Baitul Hikmah.  Dari lembaga ini, lahir banyak ilmuwan. Namun setelah 10 tahun berkuasa (796 M), Harun memindahkan ibu kota ke Raqqah (Suriah bagian Utara) hingga masa kekuasaannya berakhir (w. 809). Lalu ibu kota pun dikembalikan ke Baghdad selama 27 tahun.

Penguasa berganti, 836 M Khalifah Al-Mu’tashim memindahkan ibu kota ke Samarra. Sebuah singkatan dari nama kompleks istana (kota) nan megah di tepi Sungai Tigris (125 km dari Baghdad). Dibangun oleh Khalifah Al-Mutawakkil (859 M) yang masyhur dengan sebutan sarra man ra’a (menyenangkan bagi yang melihatnya).

Akan tetapi, karena kondisi politik tak berjalan baik di masa selanjutnya, ibu kota dikembalikan ke Baghdad (892-1258 M). Sehingga Samarra ditinggalkan oleh penduduknya dan menjadi reruntuhan. Lantas disebut dengan sa’a man ra’a (duka bagi yang melihatnya) dan masih disingkat dengan istilah Samarra. Baghdad pun berakhir dan lumpuh saat pasukan Mongol menyerang (1258 M).

Namun, kekuasaan Negara Islam tidak lantas hancur semuanya. Ada Kesultanan Mamluk di bawah Dinasti Abbasiyah yang masih menguasai Kairo sejak 1250 M. Kota yang terkenal dengan tanah subur dan penduduknya shaleh. Pernah dalam suatu Jum’at, satu masjid dipenuhi 10.000 jama’ah. 

Kota yang berada di tepi sungai Nil, Mesir, dulu bernama Fustat. Lantas dibangun kota baru di sampingnya bernama Kairo. Keduanya digabung dengan nama Al-Qahirah (Kairo) dan menjadi ibu kota hingga tahun 1517.

Sementara itu, ekspansi wilayah Islam menyentuh bisyarah Rasulullah. Konstantinopel bergabung dalam negara Islam tahun 1453 M melalui tangan keturunan Utsman bin Erthugrul (Pendiri Dinasti Utsmaniyyah). Saat kekuasaan Kesultanan Mamluk mampu dikuasai oleh Sultan Selim I, cucu dari Muhammad Al-Fatih pada tahun 1517, iapun memindahkan ibu kota negara ke Kontantinopel/Istanbul (Turki). Bertahan di sana hingga negara Islam berakhir (1922-1924 M).

Maka ringkasan proses perpindahan ibu kota negara Islam:

Nabi hingga Khulafaur Rasyidin ke-3: Madinah (622-656 M)

Khulafaur Rasyidin ke-4 sampai Dinasti Umawiyyah: Kuffah (656-661 M), Damaskus (661-744 M) dan Harran (744-750 M)

Dinasti Abbasiyah: Kuffah (750-762 M), Baghdad (762-796 M), Raqqah (796-809 M), Baghdad (809-836 M), Samarra (836-892 M), Baghdad (892-1258 M), kosong kekuasaan 3 tahun.

Kesultanan Mamluk: Kairo (1261-1517 M)

Dinasti Utsmaniyyah: Konstantinopel (1517-1924 M)

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)