basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Perang Tanding Dunia Terakhir  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Pertempuran melawan Yahudi adalah pert...

Perang Tanding Dunia Terakhir 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Pertempuran melawan Yahudi adalah pertempuran terakhir di muka bumi sebelum kiamat tiba. Tentu saja pertempuran ini sangat alot. Semua negara terlibat. Semua negara mengambil kebijakan. Yahudi kerepotan dihajar rakyat Palestina, mengapa negara lain yang pusing? Bukankah Yahudi Israel sangat kuat?

Bila gempuran dialami rakyat Palestina, tak ada negara yang dipusingkan. Paling hanya Turki dan Qatar saja. Yang bergerak justru masyarakat akar rumput yang memiliki nurani. Mereka yang bergeliat memberikan dukungan justru lembaga non formal.

Dalam sejarah pertempuran dunia. Bani Israel hanya sekali melakukan pertempuran head to head yaitu saat perang antara Jalut dan Thalut. Thalut ditunjuk Allah untuk memimpin pasukan bani Israel. Walaupun akhirnya, bani Israel tetap melakukan penghianatan.

Selain pertempuran di atas, Yahudi lebih sering bertempur dengan bersembunyi di benteng. Bila kehabisan amunisi barulah menyerah dengan menanggalkan semua yang dimiliki dengan penuh ketakutan. Itulah yang terjadi di era Rasulullah saw.

Lihatlah strategi perang Yahudi Israel tercanggih, sangat mengandalkan pelindung besi. Menyerang melalui udara. Membatasi gerak musuh dengan tembakan jarak jauh. Yahudi memang belum teruji bila perang darat. Perluasan wilayah pendudukan lebih banyak karena pembantaian dan pergusuran terhadap rakyat jelata.



Mendidik Sebuah Bangsa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mendidik sebuah negri, Allah menawarkan cara m...

Mendidik Sebuah Bangsa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Mendidik sebuah negri, Allah menawarkan cara memperbaikinya dengan 3 strategi kepada Nabi Dawud. Apa yang dipilih Nabi Dawud?

Paceklik dan kelaparan. Dikuasai oleh musuh-musuhnya. Ditimpa wabah. Itu Cara menyadarkan sebuah bangsa

Ada kisah, sebuah bangsa tak terkalahkan dan sangat kuat. Bagaimana cara termudah menghancurkannya? Cukup menyuburkan budaya kemaksiatan secara merata

Cara menghancurkan musuh paling mudah adalah menghancurkan keimanannya. Menyuburkan kekufuran dan kezaliman.

Bila perjanjian tak lagi dihormati, yang terjadi adalah perselisihan dan pertumpahan darah. Energi terkuras habis untuk menghancurkan.

Bila bisnis saling berkhianat, maka Allah mencabut keberkahan dari kongsi perdagangannya hingga diazab seperti kaum Nabi Syuaib

Umat yang berorientasi hanya kepada ilmu dan teknologi, bagaimana akhirnya? Lihatlah Hamman

Umat yang berorientasi pada pembangunan ekonomi, bagaimana akhirnya? Lihatlah Qarun.

Umat yang berorientasi pada kesenangan, bagaimana akhirnya? Lihatlah kaum Nabi Luth.

Umat yang berorientasi pada kekuasaan, kolonialisasi orang dan bangsa lain, Bagaimana akhirnya? Lihatlah Firaun.

Mengapa Rasulullah saw bersabda bahwa kelak kekaisaran Romawi dan Persia, tak muncul lagi? Ada apa dengan Romawi dan Persia?

Ada peradaban yang hilang. Ada yang tenggekam dan tak diberi peran peradaban lagi. Ada juga yang akan muncul kembali untuk memimpin.

Peradaban yang bisa mengemban amanah Allah, amanah kemanusiaan dan alam semesta, yang akan diberi kepemimpinan oleh Allah.

Yang tak amanah akan mengalami paceklik, kelaparan, dikuasai musuhnya dan diterpa wabah tak kunjung henti. Apakah cara ini menyadarkan?

Buya Hamka: Keberhalaan Modern Itu Kediktatoran  (Diringkas dari Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka, Al-Baqarah: 257) Diktator tid...

Buya Hamka: Keberhalaan Modern Itu Kediktatoran 

(Diringkas dari Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka, Al-Baqarah: 257)


Diktator tidak disebut Tuhan, tetapi dipuja sebagaimana memuja Tuhan. Mereka tak pernah salah. Tak boleh disalahkan juga.

Seluruh diktator anti agama, walaupun dari mulut mereka menyebut, "Allah Subhanahu wa Ta'aala." Untuk membujuk rakyat yang diperbodoh.

Musuh diktator yang paling besar dan yang mereka benci adalah ulama yang berani menegakkan kebenaran dan membuka mulut.

Ulama dimusuhi karena memegang tuntutan Tuhan dari Kitab Suci. Jiwa mereka merdeka menyuarakannya dari masjid-masjid.

Yang beriman, tak menjual jiwanya kepada diktator. Sebab, telah berpegang pada Allah sebagai wali.

Yang lemah, mendatangi diktator. Menghambakan diri dengan pujian dan pemberian beragam gelar. Diktator pun kian sombong.

Yang lemah begitu terhormat di mata. Namun jiwanya laksana binatang ternak yang dikerahkan di hari besar buat berjemur mendengarkan pidato para diktator.

Kediktatoran hanya dikalahkan dengan ketauhidan. Tauhid menciptakan kemerdekaan jiwa raga dari pengaruh sekalian alam ciptaan Allah.

Yang lemah kehilangan jati diri, kesadaran, dan kebebasannya. Pikirannya tenggelam dengan semboyan dan slogan yang diciptakan para diktator.

Kediktatoran adalah keberhalaan atau paganisme akut di abad modern, kata Buya Hamka di  Tafsir Al-Azhar. 

Buya Hamka: "Sudahkah Teguh Hatimu Sudahkah Ridha Tuhanmu?" Buku : Akhlaqul Karimah Demi mencari keridhaan manusia, ap...

Buya Hamka: "Sudahkah Teguh Hatimu Sudahkah Ridha Tuhanmu?"

Buku : Akhlaqul Karimah


Demi mencari keridhaan manusia, apabila ada seorang saudara atau anak yang wafat, diadakan kenduri besar-besar melebihi kekuatan dirinya. Dipakai pepatah, "Tidak kayu jenjang dikeping, tidak emas bungkal diasah." Uang habis, sawah tergadai, dan ladang terjual hanya untuk biaya kenduri dan menjamu tamu.

Akan tetapi, saat badan telah jatuh melarat tidak seorang pun tamu-tamu yang dijamu tadi yang sanggup menolong, mereka hanya menggelengkan kepala dan berujar "kasihan dia." Dapatkah geleng kepala orang lain menolong harga dan uang yang telah ludes tadi?

Dalam pernikahan diadakan perhelatan besar-besaran, katanya untuk mencukupi persyaratan adat istiadat agar dianggap sebagai orang terpandang. Maka dari itu, mereka telah mubadzir membuang-buang harta tidak berketentuan. 

Lantaran dianggap sebagai "memegang adat istiadat," dia pun memilih apa yang dikatakan Al-Qur'an, ikhwanus syayaathiin 'saudara setan’.

Banyak contoh yang kita lihat sehari-hari tentang nasib tragis orang-orang yang mengutamakan ridha manusia daripada ridha Allah SWT. Oleh karena itu, wajiblah bagi kita mencegah meluasnya sifat-sifat itu dan menyadarkan mereka yang lupa diri dan mendurhakai Allah SWT.

Katakan apa yang terasa kepada umum, mereka terima atau tidak asal kita yakin bahwa kita tidak berlaku kasar, tunjukkan mana kepincangan dalam masyarakat. Seorang dokter membedah pasiennya karena mengharapkan hidup pasien itu, bukan lantaran hendak membunuhnya.

Pekakkan telingamu mendengar cela dan makian mereka, dengan pepatah Arab. "Biarkan aku mengatakan apa yang terasa.
Kemudian itu, boleh engkau beri nama kepada saya dengan nama yang engkau sukai. 
Saya tidak pemarah, sikap saya lapang dada. Cuma dhamir, cuma kemanusiaan juga yang tidak dapat saya jual, cobalah katakan kepadaku atas nama Allah.
Adakah manusia yang sudi menjual kemanusiaannya menjual keagungan kehormatannya?"

Tanda keimanan yang benar ialah mempertahankan kebenaran. Berikan nasihat yang suci kepada sesama Muslim. Untuk itu, kita mesti berani menempuh koban, yaitu kebencian dan kemarahan orang karena kebodohannya.

Apabila yang kita cari hanya keridhaan atau kesuka an manusia, niscaya akan membuat kita bingung. Sebab setiap orang mempunyai pikiran dan kesukaan yang berlainan. Oleh sebab itu, serahkan diri kepada Allah SWT, teguhkanlah pendirian, dan jangan digantungkan diri pada kehendak manusia. Dengan menyerahkan din pada Allah SWT, kita bekerja mengajak manusia ke jalan yang benar.

Marilah kita menjadi "dukun" kita urut-uratnya yang terkilir, walaupun ia menjerit supaya dia lekas sembuh Mari kita marahi dia sebagai tanda cinta, "kasih di anak dipetangis, kasih di kampung ditinggalkan."

Biarkan dia mencela dan memaki hari ini, biarkan ini. Biarkan mereka memandang kita sebagai musuhnya, tetapi kita adalah sahabatnya. Setelah kita hilang dari matanya, mereka akan mencari kita kembali, mereka akan menanyakan manakah dukun yang ahli urut itu?

Bertahanlah pada kesakitan yang pertama, untuk kemenangan yang kedua, dan jangan lupa, tanyakan hatimu dan tanyakan Tuhanmu. Sudahkah teguh hatimu sudahkah ridha Tuhanmu? Jika sudah, "Bismillaahi wa atashamtu billaahi, wa tawakkaltu alallaahi."

Buya Hamka; Sia-sia Keridhaaan Manusia Buku: Akhlakul Karimah  Manakah yang kita cari, ridha Allah SWT atau ridha manusia? Jawab...

Buya Hamka; Sia-sia Keridhaaan Manusia


Buku: Akhlakul Karimah 

Manakah yang kita cari, ridha Allah SWT atau ridha manusia? Jawabnya tentu saja ridha Allah SWT karena manusia diciptakan untuk menyembah, menaati, dan patuh mengikuti perintah-Nya. 

Kebaikan dan keberuntungan hidup hanya bergantung kepada-Nya.
Oleh sebab itu, segala kegiatan seorang Mukmin hanyalah mencari ridha Allah SWT, bukan mencari ridha manusia. Meskipun lantaran itu, seluruh manusia akan marah dan benci kepadanya, bahkan meskipun dia disakiti dan dianiaya. 

Dalam upaya mencari ridha Allah SW janganlah dipusingkan segala kehendak dan keinginan manusia karena kesukaan adalah sebanyak kepalanya, yang ini meminta begini dan yang itu lain. Jika itu yang kita acuhkan, perlu menyediakan kepala untuk berpikir sebanyak kepala mereka itu pula. Setiap orang ingin memengaruhimu, lidah, tangan, hati, dan otakmu semuanya ingin mereka pengaruhi.

Akankah kita ikuti kemauan mereka? Padahal mereka mempunyai ragam yang mungkar, mempunyai adat istiadat yang keji, mempunyai kebiasaan yang buruk. Mereka pandang halal barang yang haram, mereka singkirkan barang yang wajib.

Begitu duduk bersama dalam majelis, belum berseri majelis jika orang yang menghidangkan minuman bukan perempuan cantik dan minuman yang dihidangkan tidak dicampur alkohol. Apabila datang waktu shalat mereka malu bangun dari tempat duduknya karena takut dituduh fanatik agama.

Akan lebih gembira mereka apabila kita turut duduk di situ sampai habis majelis itu. Demi hal itu, kita harus tinggalkan keridhaan Allah SWT dan memilih laknat-Nya lantaran mencari keridhaan manusia.

Adalah sia-sia memilih keridhaan manusia padahal jalannya bengkok dan tidak tentu ujung. Lantaran jalan itu tak begitu sukar dijalani, ditempuhnya juga sehingga lupa bahwa ujung jalan itu buntu. 

Sia-sia orang yang meninggalkan jalan Allah SWT lantaran pada permulaan jalan itu kelihatan sukar ditempuh. Dia mengelak karena tidak percaya bahwa di ujung jalan itu terletak bahagia.

Janganlah ridha manusia yang kita pilih sedangkan ridha Allah SWT yang kita tinggalkan karena di tangan-Nyalah terpegang segala kekuasa an. Firman Allah SWT,

 "Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (Aali `Imraan: 26)

Mengapa kita mengambil muka kepada manusia, padahal mereka pun budak seperti kita adanya. Mereka pun lemah tak berdaya, tak dapat menolong dirinya sendiri, jangankan menolong orang lain. Mengapa kita tidak sadar akan kekuasaan Khalik, padahal di tangan-Nya ada hukum hidup dan hukum mati.

Orang mukmin  bekerja dengan ikhlas mencari ridha Allah SWT walaupun harus kehilangan kesukaan manusia. Ditanyainya hati sendiri, adakah perbuatannya disuka Allah SWT. Jika hati menjawab bahwa Allah SWT memang suka, teruslah dikerjakan walaupun manusia mencelanya. 

Tidak dihiraukan sorak-sorai masyarakat karena yang akan berbekas pada dirinya hanya semata-mata hukum Allah SWT juga, yang semuanya telah tertulis lebih dahulu, tak kuasa tangan manusia mengubahnya.

Dunia manusia terbatas, akhirat Tuhanlah yang kekal, kita tidak mencari yang fana dan meninggalkan yang baqa. Kita tidak bersujud, bersimpuh, dan berlutut di hadapan sesama manusia supaya dapat pangkat atau dapat pujian jika sekiranya di balik itu berdiri adzab dan siksa Allah SWT.

Kita tidak mengharapkan itu karena kita berpulang ke Allah SWT dengan tiga lapis kafan jua.
Berapa banyak kerugian yang menimpa bangsa kita dan berapa banyak yang jatuh ke lubang kemiskinan lantataran mencari keridhaan manusia.

Wabah dan Thaun, Hanya Problem Kesehatan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Menghadapi Wabah, Penyakit ...

Wabah dan Thaun, Hanya Problem Kesehatan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Menghadapi Wabah, Penyakit dan Thaun siapakah yang paling siap? Walaupun tanpa fasilitas kesehatan publik yang memadai?

Yang paling siap menghadapi penyakit, wabah, edemi maupun pademi adalah umat Islam. Bukan karena fasilitas kesehatan publiknya tapi dari sistem budayanya

Budaya umat Islam dibangun atas dasar bangunan ibadah yang  otomatis mensehatkan jiwa, raga dan akal. Jadi tak ada orientasi kesehatan.

Buka kumpulan hadist Kutubun Sitah, semuanya membahas tentang wabah dan thaun. Setiap muslim seharusnya sadar akan hal ini.

Buka Al-Qur'an, ada kisah wabah dan thaun pertama dalam sejarah manusia, terjadi di era Mesir kuno di era Firaun. Penyebabnya kezaliman dan kekufuran

Wabah dan Thaun penyakit tidak berkaitan dengan gaya hidup sehat yang sempit, tetapi efek meratanya kezaliman dan kekufuran.

Wabah dan thaun bukan soal ketidakcukupan gizi, vitamin, mencegah masuknya patogen, vaksinasi dan fasilitas kesehatan tetapi soal kezaliman dan kekufuran

Tanda kezaliman dan kekufuran parah? Polusi udara dan panas. Wabah dan Thaun dalam sejarah terjadi saat hancurnya kualitas udara dan di musim panas atau semi

Dua titik yang selalu diserang oleh Thaun yaitu paru-paru dan area pusat imunitas tubuh yaitu sekitar telinga dan paha atas. Lalu merusak organ lainnya.

Dulu wabah dan thaun bersifat lokal, sekarang global. Bertanda kezaliman dan kekufuran menyelimuti bumi. Harus ada sistem global memperbaikinya.

Harus ada gerakan trans-nasional untuk memperbaikinya. Hanya Islam yang bisa menjadi gerakan trans-nasional  Mengapa ditakuti?

Al-Qur'an dan Sunnah serius membahas wabah dan thaun? Ini bukan persoalan lokal dan kesehatan semata. Ini soal kehancuran manusia.

Al-Qur'an dan Sunnah menyadarkan bahwa wabah dan thaun adalah  persoalan yang kompleks dan serius tak bisa diselesaikan dengan kesehatan semata.

Arah Kecerdasan Spiritualitas Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Spiritual itu buah dari ibadah. Menurut...

Arah Kecerdasan Spiritualitas

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Spiritual itu buah dari ibadah. Menurut Imam Al-Ghazali, seluruh ibadah merupakan sarana pensucian jiwa. Setiap ibadah memiliki efek khusus pada jiwa Yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Hanya ibadah "super khusus" yang membawa manusia pada pensucian jiwa, menguatkan jiwa, mengokohkan moral. Inilah pondasi spiritualitas.

Spiritualitas itu akhlak yang luhur, jiwa yang mulia, keyakinan dan bertanggungjawab terhadap amanah kehidupan, tekad yang kuat, pengorbanan dalam menunaikan kewajiban dan kesetiaan yang mendasari kepercayaan dan persatuan. Dari sinilah lahir kekuatan.

Spiritualitas sebelum harta. Bertumpu pada aqidah sebelum kekayaan yang fana. Karena, bila telah tersedia spiritual yang benar maka akan tersedia bersamanya seluruh sarana menuju sukses dan kemajuan. Dengan kemauan merevolusi diri, mengokohkan kekuatan ruhani, perbaikan akhlak maka seluruh kekuatan fisik akan datang dari berbagai arah.

Spiritualitas membawa jiwa menjadi mulia. Ruhnya membumbung tinggi, terbebas dari perbudakan materialisme, membersihkan diri dari syahwat dan hawa nafsu. Menghindari masalah-masalah spele dan tujuan-tujuan yang rendah. Mengarahkan wajah dengan lurus kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi. Jiwanya diwakafkan untuk membangun kemajuan dan peradaban.

Spiritualitas yang mencurahkan iman yang meluap dan keyakinan akan keberhasilan yang selalu menyelimuti hati. Tekad membaja yang tak dihinggapi kelemahan. Hingga tidak takut kepada semua manusia dan tidak gentar pada seluruh alam meskipun semuanya menjadi penghadang. Berani dan tak gentar menghadapi lautan tentara dan pasukan raksasa karena yakin dengan pertolongan, perlindungan dan kekuatan Allah.

Dalam spiritual, meyakini ada kekuatan yang lebih dahsyat dari kekuatan yang mengalir dari keimanan ketika dadanya bergelora firman Allah swt, "Jika Allah menolong kamu, niscaya takkan ada yang sanggup mengalahkanmu." (Ali Imran: 160)

Dengan Spiritualitas ini, malam hari berdiri di mihrab, menggerakkan kepala sambil menangis, "Wahai dunia, tipulah orang selain aku." Namun saat fajar menyingsing dan seruan jihad ke medan kehidupan memanggil, jiwanya seperti singa berada di atas punggung kuda. Berteriak lantang hingga membahana ke seluruh medan kehidupan.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (355) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (26) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (133) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)