basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Buya Hamka: Sumber Budi Pekerti Buku: Akhlakul Karimah  Adapun hakikat budi ialah suatu persediaan yang telah ada, terhunjam di ...

Buya Hamka: Sumber Budi Pekerti

Buku: Akhlakul Karimah 

Adapun hakikat budi ialah suatu persediaan yang telah ada, terhunjam di dalam batin. Dialah yang menimbulkan perangai dengan mudahnya sehingga tidak perlu berpikir lama lagi. Apabila persediaan itu dapat menimbulkan perangai yang terpuji, perangai yang mulia (mulia menurut akal dan syara') itulah yang dinamakan budi pekerti yang baik. Namun, apabila yang tumbuh adalah perangai yang tercela menurut akal dan syara', dinamakan pula budi pekerti yang jahat.

Dikatakan bahwa budi pekerti ialah perangai yang terhunjam dalam batin karena ada pula orang yang sudi menafkahkan hartanya dengan ringan saja, tetapi tidak bersumber dari budinya yang terhunjam, hanya semata-mata lantaran ada "maksud" yang terselip di dalamnya.

Sumber dari budi pekerti itu empat perkara, yaitu hikmah, syujaa ah, `iffah, dan 'adaalah (bersikap adil). Yang dimaksud dengan hikmah ialah keadaan nafs (batin) yang dengan hikmah dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah dari segala perbuatannya yang berhubungan dengan ikhtiar.

Syujaa'ah ialah kekuatan ghadhab (marah) yang di tuntun oleh akal, baik maju maupun mundurnya.

'Iffah ialah mengekang kehendak nafsu dengan akal dan syara.

Sementara itu, yang dimaksud dengan 'adalaah (adil) ialah keadaan nafs, yaitu suatu kekuatan batin yang dapat mengendalikan diri ketika marah atau ketika syahwat naik.

Barangsiapa yang dapat menimbang sama berat di antara segala sifat yang empat perkara ini, maka akan timbul budi pekerti yang baik dan mulia. Keempat sifat ini tersimpul satu ayat yang menerangkan sifat-sifat orang Mukmin,

إنما المؤمنون الذين ءامنوا بالله ورسوله، ثم لم يرتابوا وجتهدوا بأموالهم وأنفسهم في سبيل الله أوليك هم الصدقون

"Sesungguhnya orang-orang Mukmin yang sebenar nya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." *(al-Hujuraat: 15)*

Beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan tidak dicampuri oleh keragu-raguan adalah kepercayaan yang timbul dari keyakinan. Keyakinan itu adalah buah dari akal yang waras. Akal yang waras itulah tujuan dari hikmah.

Berjihad dengan harta benda timbul dari sifat dermawan. Sifat dermawan timbul dari kesanggupan mengekang syahwat. Itulah tujuan adil.

Kesanggupan berjihad dengan diri (jiwa raga) timbul dari kepandaian menimbang nafsu marah yang di tuntun dengan akal. Allah SWT menggambarkan dalam Al-Qur'an sifat-sifat sahabat Nabi saw. dengan firman Nya,

أشتاء على الكفار رحماء بينهم

"Mereka bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." *(al-Fath: 29)*

Di dalam ayat itu tersembunyi hikmah paling besar berupa sikap keras pada tempatnya, yaitu terhadap orang kafir. Sebaliknya, bersayang-sayang itu ada pula tempatnya, yaitu saudara seagama. Tidak selalu orang mesti keras dan tidak selalu pula mesti menaruh sayang.

Kita teringat perkataan beberapa ulama ketika Hajjaj Yusuf, seorang amir yang sangat kejam, membaca doa ketika sakaratulmaut. Dia memohon kepada Allah SWT supaya dosanya yang begitu banyak diampuni karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Kata ulama-ulama yang mendengar doanya, "Benar Allah Maha Pengasih dan Penyayang, tetapi apabila dosa yang demikian banyak diampuni juga oleh Allah SWT tanpa dilakukan hukuman, manakah lagi keadilan? Padahal Allah SWT selain Maha Pengasih, Penyayang, juga Mahaadil dalam memberi hukuman."

Buya Hamka: Keutamaan Budi Yang Baik Buku Akhlakul Karimah  Allah SWT telah berfirman dalam memuji Nabi-Nya dengan menyatakan ni...

Buya Hamka: Keutamaan Budi Yang Baik

Buku Akhlakul Karimah 

Allah SWT telah berfirman dalam memuji Nabi-Nya dengan menyatakan nikmat yang telah dilimpahkan ke padanya,

وإنك لعلى خلق عظيم

"Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur." *(al-Qalam: 4)*

Siti Aisyah r.a. pernah berkata, "Budi pekerti Rasulullah saw. ialah Al-Qur'an." Rasulullah saw. pernah bersabda,

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاقي

"Aku diutus Allah hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan budi pekerti." *(HR al-Baihaqi)*

Di dalam sabda lain ditegaskan, "Agama itu adalah budi pekerti yang baik. Budi pekerti baik itu tidak pemarah."

Sabda beliau saw. pula, "Takutlah kepada Allah di mana pun engkau berada, ikutilah amalan-amalanmu yang jahat-dahulunya-dengan kebaikan supaya dapat dihapuskan kejahatan itu oleh kebaikan. Dan hendaklah kalian berbudi kepada manusia dengan budi pekerti yang baik."

Pernah seorang berkata kepada Rasulullah saw. "Ya Rasulullah, si Fulanah yang perempuan itu setiap hari berpuasa, Tahajjud tiap malam, tetapi ia kasar budi dan suka mengganggu tetangganya dengan lidahnya,"

Bersabda Rasulullah saw., "Tidak ada kebaikan pada perempuan itu, sebenarnya dia ahli neraka." Rasulullah saw. juga bersabda,

إن الله استخلص هذا الدين لنفسه ولا يصلح لدينكم إلا الشحاً وحسن الخلق ألا قرينوا دينكم بهما

"Sesungguhnya Allah Ta'aala telah membersihkan agama ini untuk-Nya sendiri (artinya jangan kita beragama karena yang lain). Dan tidaklah akan baik agama kamu melainkan dengan sifat pemurah (dermawan) dan budi pekerti yang baik. Perhiasilah agamamu dengan kedua si fat itu." *(HR Abu Nu'aim)*

Seorang bertanya kepada Rasulullah saw., "Di antara orang-orang Mukmin itu, siapakah yang paling utama imannya?" Jawab Rasulullah saw., "Yang baik budi pe kertinya."

Bersabda pula beliau saw.,

إنكم لن تسعوا الناس بأموالكم فسعوهم ببسط الوجه وحسن الخلق

"Sesungguhnya kamu tidaklah akan dapat bergaul di antara manusia lantaran pengaruh hartamu. Sebab itu bergaullah di antara mereka dengan muka jernih dan budi mulia."
 *(HR al-Bazzar)*

Bersabda pula Rasulullah saw., "Hai Abu Dzar, tidak ada akal yang lebih dari takdir, tidak ada kemuliaan turunan yang melebihi baik perangai."

Hassan berkata, "Barangsiapa yang jahat perangainya, dia menyiksa dirinya sendiri."

Wahab berkata, "Perumpamaan budi pekerti yang jahat seumpama belanga pecah, ditambal tak bisa, kembali menjadi tanah pun tak dapat lagi."

Al-Fudhail bin Iyad berkata, "Bahwasanya berteman dengan seorang yang fajir, tetapi baik budi pekertinya itu lebih aku sukai daripada berteman dengan seorang yang kuat beribadah, tetapi jahat perangainya."

Ketahuilah olehmu, bahwasanya budi pekerti itu telah dibagi-bagi oleh ulama salaf pada dua bagian, yaitu buah dan tujuan (tsamarah dan ghaayah).

Hasan al-Bashri r.a. telah berkata, "Kebaikan budi pekerti ialah jernih muka, mudah pergaulan, dan menahan hati dari menganiaya."

Al-Washithi berkata, "Yaitu tidak berkesumat (bermusuhan) dengan orang lain dan tidak pula dikesumati oleh orang karena sangat makrifatnya kepada Allah SWT.

Kata beliau lagi, "Ridha ialah menerima nasib di waktu senang dan di waktu susah." Kata lain dari itu, tetapi isi nya hampir sama saja, yaitu buah dari kebaikan perangai.

Fokus Ibadah Mendorong Otomatisasi dan Robotisasi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Fokus Ibadah, apaka...

Fokus Ibadah Mendorong Otomatisasi dan Robotisasi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Fokus Ibadah, apakah menciptakan kebekuan hidup? Dunia jadi tak berwarna. Bisnis dan kekuasaan jadi tak bergairah?

Alam semesta diciptakan untuk manusia. Manusia diciptakan untuk menghambakan diri pada Allah. Inilah filosofi membangun peradaban.

Bagaimana alam semesta menjadi pelayan? Ciptakan melalui ilmu, teknologi dan sistem. Biar ilmu, teknologi dan sistem bekerja untuk manusia

Urusan yang detail, tidak penting, dan tidak substansial serahkan pada teknologi. Urusan manusia fokuskan pada Allah.

Perhatikan zaman pra sejarah. Kebutuhan manusia dipenuhi hanya dengan memetik buahnya saja. Bila tak bisa, perhatikan petani! Ini konsep semesta jadi pelayan.

Petani hanya membuka dan mengolah tanah, memberi pupuk dan mengendalikan hama. Pertumbuhan tanaman dan buah berproses dengan sendirinya.

Bawalah konsep petani ke ranah industrialisasi dan teknologisasi. Agar seluruh manusia bisa hidup dengan konsep petani.

Konsep hidup era pra sejarah dan petani dibawa ke era modernisasi agar hanya tinggal memetik hasil, sedangkan prosesnya diserahkan ke alam semesta.

Proses alam semesta inilah yang diterjemahkan menjadi industrialisasi, otomatisasi, robotisasi, teknologisasi, model dan sistem

Proses alam semesta dicontek, manusia hanya tinggal menikmati kemudahan dan hasil. Waktu proses digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah

Kesibukan fokus beribadah justru menciptakan kehidupan yang semakin mudah dan terotomatisasi.

Sumber Jiwa Yang Kharismatik  Yahya bin Muadz  Raditanya, "Bagaimana pekerti kaum 'arifin bisa menjadi elok wajahnya da...

Sumber Jiwa Yang Kharismatik 

Yahya bin Muadz  Raditanya, "Bagaimana pekerti kaum 'arifin bisa menjadi elok wajahnya dan lebih kharismatik dibanding yang lain?"

"Karena mereka menyendiri bersama Allah penuh dengan kemesraan. Mereka mendekat kepada Allah Swt, menghadap total dan berangkat kepadaNya penuh kepatuhan. Maka Allah Swt memberikan pakaian cahaya ma'rifatNya kepada mereka yang di dalamNya mereka bicara dan bagiNya mereka beramal, dariNya mereka mencari, kepadaNya mereka bersukacita."

"Merekalah kaum istimewaNya (khawash) yang terdepan. Langkahnya dalam taat kepada Allah Swt tanpa sedikit pun bergantung pada lainNya dan mereka menasehati khalayak umum tanpa sedikit pun ada pamrih."

"Mereka senantiasa merindu, kembali kepada Allah Swt qalbunya penuh rasa takut, jiwanya penuh rasa gentar, hati mereka adalah IstanaNya, akal mereka terselubungi, ruh mereka membubung luhur, dan semuanya terlindungi dengan hatinya dari fitnah manusia."

"Dzikir mereka menjaganya dari was-was buruk, dadanya melapang luas, dan jasadnya terbuang dari khalayak, qalbunya terluka, sedang pintu-pintu alam malakut senantiasa terbuka bagi mereka. Qalbu mereka bagai pelita, anggota badan mereka tunduk bagai terikat kuat, lisannya sibuk membaca Al-Qur'an, romannya menguning karena ketakutan akan jauh dari Allah Swt dan jiwanya tercurah bagi khidmah pada Ar-Rahman, hatinya terpancarkan cahaya iman, jiwanya sibuk mencari, ruhnya sibuk mendekat Tuhan."

"Sedang pada ucapannya ada sifat menunjukkan kepada Ketuhanan Allah Swt pada tiang-tiang dirinya penuh kelanggengan khidmah dan pada jiwanya ada pengaruh kehambaan, dalam hatinya ada kharisma Fardaniyah, dalam rahasia batinnya ada hasrat membubung ke Uluhiyah, sedang dalam ruhnya ada keterpesonaan pada Wahdaniyah."

Tegas Yang Lembut Sebelum memeluk Islam, Umar ibn al-Khathab orang yang paling keras menentang dan memerangi ajaran baru ini, la...


Tegas Yang Lembut

Sebelum memeluk Islam, Umar ibn al-Khathab orang yang paling keras menentang dan memerangi ajaran baru ini, la mengintimidasi orang-orang yang mengikutinya. Suatu hari, Umar menghajar seorang budak perempuan agar mau meninggalkan Islam. Selesai puas menganiaya budak itu, Umar berkata, "Aku memaafkanmu! Kau ku lepas hanya karena aku sudah bosan memukulmu!" Si budak menjawab, "Itulah yang dilakukan Allah kepadamu." Kejadian tersebut sampai ke telinga Abu Bakar. Kemudian, budak perempuan itu dibeli oleh Abu Bakar dan dibebaskannya

Kendati perlakuan Umar sangat keras kepada umat Islam, hatinya sangat lembut untuk menerima kebenaran. Ketika sebagian umat Islam pergi berhijrah ke Abyssinia, dan setelah Umar mehat mereka pergi, ia merasa sangat terharu dan merasa kesepian berpisah dengan mereka.

Ummu Abdullah bint Abi Hismah mengatakan “Kami segera berangkat ketika Umar ibn al-Khathab datang dan berhenti di depan kami. Kami menghadapi berbagai macam gangguan dan intimidasi darinya. la berhenti dan berkata kepada kami, "Jadi berangkat juga, Ummu Abdullah?"

Aku menjawab, 'Ya! Kami akan keluar dari bumi Allah ini. Kalian mengganggu kami dengan kekerasan. Semoga Allah memberi jalan keluar kepada kami."

"Allah akan menyertai kalian," balas Umar. Aku melihat dia begitu terharu. Belum pernah aku melihat Umar seperti itu. Dia lalu pergi dan kulihat dia sangat sedih karena kepergian kami.

Tak lama kemudian, suami Ummu Abdullah datang. Diceritakannya percakapannya dengan Umar dan dia sangat mengharapkan Umar memeluk Islam, tetapi sang suami menjawab, "Orang ini tidak akan memeluk Islam sebelum keledai Khathab lebih dulu memeluk Islam."

Qudrat dan Iradat Allah, Dasar Riset  Keilmuan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tunas yang lemah dan l...

Qudrat dan Iradat Allah, Dasar Riset  Keilmuan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tunas yang lemah dan lembut menembus tempurung yang keras dan sabut kelapa yang tebal? Bukankah ini di luar logika?

Daging dan air kelapa yang dibungkus oleh batoknya tiba-tiba berubah menjadi sebuah tunas. Bagaimana proses evolusi di tempurungnya?

Di dasar laut, ada gunung berapi yang tidak pernah mati. Bagaimana bila gunung tersebut tidak diselimuti air samudera? Bagaimana efeknya bagi arus laut?

Kekuasaan mutlak Allah, Qudrat. Maha Kehendak Allah, Iradat. Itulah yang terjadi di alam semesta termasuk liku-liku kehidupan.

Qudrat dan Iradat-Nya Allah diselimuti oleh Hikmah. Hikmah itu kebijaksanaan dan keadilan Allah. Dengannya terbentuklah Qadar di alam semesta dan kehidupan

Bila kezaliman melampaui kadarnya, maka akan hancur. Bila kenyamanan melampaui kadarnya, maka akan hancur. Pahami kadarnya, itulah fokus riset ilmu.

Qudrat dan Iradat sebuah mekanisme Rabbulalamin sebagai Pencipta, Pemelihara, Pendidik, Pelindung dan Penolong.

Keseimbangan alam semesta, itulah gambaran yang mudah ditangkap oleh manusia.  Roda kehidupan yang terus berjalan itulah fenomena qudrat dan Iradat-Nya Allah.

Ada yang hidup dan mati. Ada yang kekuasaan dan bisnisnya tumbuh dan redup. Ada yang menyuburkan dan mematikan. Semuanya menciptakan keseimbangan.

Bila paham hukum keseimbangan, maka bisnis yang paling menguntungkan sambil "bermalasan" adalah ketahanan pangan atau dasar kebutuhan. Manusia hanya tinggal memetik buahnya saja.

Alam semesta jadi industri otomatis yang berproses sesuai Qudrat dan Iradat-Nya Allah. Manusia hanya tinggal memahami dan menerapkan Rabbulalami-Nya Allah

Pahami dan terapkan Rabbulalami-Nya maka kehidupan akan sangat mudah. Alam semesta dan peristiwa jadi pelayan manusia.

Memiskinkan Diri Saat Jadi Penguasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Adakah harta yang ditinggalkan ol...

Memiskinkan Diri Saat Jadi Penguasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Adakah harta yang ditinggalkan oleh Khalifatur Rasyidin saat wafat? Mereka telah menitipkan anak keturunannya pada Allah.

Buka kembali kisah, apa yang ditinggalkan Khalifatur Rasyidin bagi anak dan keluarganya. Kekuasaan bukan untuk menghimpun harta tujuh turun.

Umar bin Abdul Aziz, saat wafat tak meninggalkan harta sedikitpun bagi anak-anaknya. Begitu pun dengan Shalahuddin Al Ayubi.

Seluruh kekayaan  Shalahuddin Al Ayubi habis untuk mendanai jihad atas serbuan Eropa di perang Salib.

Saat Turki dibawah kekuasaan Mustafa Kemal, Sultan Hamid 2 menyerahkan hartanya agar Turki tidak bangkrut.

Sultan Siak dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyerahkan hartanya pada negara untuk membiayai perang dan operasional Indonesia.

Saat Mongol menyerbu Mesir, penguasa Bani Mamluk menyerahkan seluruh hartanya atas fatwa dari Izzudin Abdusalam untuk membiayai jihad.

Mengapa kita justru merasa bangga dan pamer bila bisa menghimpun dan mengoleksi kekayaan? Mengapa sukses diukur dengan kekayaan?

Harta untuk dibelanjakan dan diputar, bukan untuk ditimbun dan simbol sosial. Para Sahabat kaya, tetapi hartanya diputar dan didistribusikan.

Zubair bin Awam, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidilah, dalam semalam hartanya habis didistribusikan. Tak ada yang ditahan.

Siti Aisyah, saat mendapatkan harta, hari itu juga didistribusikan. Tak ada kekayaan yang menganggur. Itulah sebab kemakmuran cepat terwujud.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)