basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Memahami Peristiwa Dari Sudut Muhasabah Iman Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Muhasabah iman dalam sel...

Memahami Peristiwa Dari Sudut Muhasabah Iman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Muhasabah iman dalam seluruh kejadian dan peristiwa. Itulah cara meningkatkan kualitas diri dan hidup. Itulah cara reformasi perjalanan hidup.

Saat Madinah terkepung oleh kemarau, tanah berdebu dan hitam karena panas. Umar bin Khatab berkata, "Maksiat apa yang sudah dilakukan?"

Saat Hajjaj Ats Tsaqafi membunuh banyak ulama. Hasan Al Bashri lebih banyak memanjatkan Istighfar.

Saat Ibnu Sirin terlilit hutang dan dipenjara karena kasus perdata, dia menelisik dosa yang pernah dilakukannya.

Saat hujan tak pernah turun, bukankah yang harus dilakukan adalah shalat Istisqa dan membuang kebakhilan?

Saat kehancuran melanda bumi, bukankah yang dilakukan introspeksi, kerusakan apa yang telah dilakukan oleh tangan dan ulah manusia?

Saat kekayaan berlimpah. Saat kekuasaan dalam Genggaman. Abdurahman bin Auf justru introspeksi bila Allah melunasi kenikmatan ini hanya di dunia saja.

Saat Nabi Sulaiman menjadi penguasa terkaya dan termegah. Seluruh makhluk mentaatinya, yang terucap, "Keutamaan ini dari sisi Allah." Bukan saya lebih baik.

Semua kejadian dan peristiwa selalu berorientasi kepada muhasabah keimanan. Iman dipupuk bukan saja dari ibadah tetapi juga dari keseharian.

Strategi Hidup Yang Paling Mumpuni Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Strategi kehidupan terbaik adalah ...

Strategi Hidup Yang Paling Mumpuni

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Strategi kehidupan terbaik adalah takwa. Itulah pesan Rasulullah saw dan Khalifatur Rasyidin saat berpesan pada panglima dan pasukannya

Dengan takwa, yang bodoh menjadi cerdas dan berilmu, lalu terus berevolusi tanpa henti menjadi kearifan, kebijaksanaan dan keadilan.

Dengan takwa, kemiskinan menjadi kemakmuran, lalu terus berevolusi menjadi keberkahan dari bumi dan langit. Hingga kekayaan tak berguna lagi, yang tercipta hanya saling memberi.

Dengan takwa, kesulitan menjadi mudah. Solusi berdatangan seperti mata air. Yang tertutup menjadi terbuka. Yang buntu ada jalannya.

Dengan doa Nabi Musa, bukankah seluruh ahli sihir dan pikir Fir'aun terkalahkan dengan hina? Seluruh strategi mereka dipatahkan?

Dengan takwa, Rasulullah saw tahu, para pembesar kafir Quraisy dan syetan berkumpul di Darul Nadwah, merancang pembunuhannya?

Dengan takwa, Rasulullah saw tahu ada racun di daging kambing dan penyihir yang membuatnya sakit. Semua rahasia terpampang jelas.

Dengan takwa, orang hebat akan datang mengitari, berjuang dan berkorban dengan ikhlas, jujur dan taat untuk mendukung perjuangannya.

Disisi Nabi Isa ada Hawariyun. Disisi Rasulullah saw ada para Sahabat. Disisi Sahabat ada Tabiin. Orang luar biasa terus menopang, berjuang dan berkorban bersamanya.

Disisi Umar bin Abdul Aziz ada Hasan Al Bashri. Disisi Al Fatih ada Imam Aaq Samsudin dan Qurani. Itulah cara Allah menolong. Takwa yang menghimpunnya

Dengan takwa, Allah mengilhamkan ilmu dan hikmah ke dada manusia. Pasukan-Nya berdatangan hanya dengan panjatan doa saja. Begitu mudahnya hidup

Prajurit muslim terpojok oleh tentara Romawi. Tebasan pedang musuh siap membunuhnya. Hanya dengan doa, prajurit Romawi tiba-tiba mati tersungkur.

Sejarawan Belanda, tak mau mengambil bukti-bukti sejarah dari kerajaan Islam dan sumber muslim Nusantara, karena banyak hal yang di luar nalar manusia.

Inilah buah takwanya para ulama. Banyak kejadian luar biasa dalam Sejarah Islam di Nusantara yang dianggap tak ilmiah oleh sejarawan Belanda.

Takwa memang membuahkan hal yang takkan pernah terjangkau oleh manusia. Takwa ada solusi hidup yang paling mudah, efektif, efisien dan tuntas

 Oleh  : Nur Ali Hamidhy Kajian bulan September, 2021 Dzikir keras setelah shalat fardhu. Agama Islam selalu mengajarkan kepada ...


 Oleh  : Nur Ali Hamidhy
Kajian bulan September, 2021

Dzikir keras setelah shalat fardhu.


Agama Islam selalu mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu berjamaah dalam semua hal,bukan saja didalam melakukan shalat fardhu.

Setelah selesai melaksanakan shalat fardhu kita dianjurkan untuk berdoa berjamaah,wirid berjamaah.
Makan berjamaah,taklim berjamaah,muzakarah berjamaah ,mendirikan masjid secara berjamaah,panti asuhan dikelola secara berjamaah.

Juga dengan berdzikir  dan berdoa adalah ibadah yang akan melembutkan hati dan menjauhkan dari sifat sombong dan angkuh. Orang yang malas berdzikir dan berdoa biasanya terlalu percaya diri pada usaha dan kemampuannya sehingga rasa ketergantungannya kepada Allah sedikit dan hatinya biasanya keras angkuh dan sombong.  

Berdzikir dan berdoa seusai shalat fardhu dengan suara keras atau terdengar adalah amalan  yang sudah dipraktekkan oleh para sahabat Nabi SAW dan para ulama.
 
 Fenomena sekarang ini ada orang orang tertentu yang mudah sekali memberi label bid’ah,haram,tidak ada dalilnya, kafir,bahkan memberikan selebaran-selebaran,buku-buku  yang berkaitan dengan  tahlilan haram,maulid haram,zikir keras setelah shalat fardhu haram .

Juga yang terjadi sekarang ini , sedang marak dan banyak muncul dalam ceramah dan kajian-kajian ,yang penceramahnya mengajarkan bahwa dzikir dan doa berjamaah seusai shalat fardhu tidak ada dasarnya dan itu adalah amalan bid'ah, hanya kebiasaan orang-orang tertentu, tidak ada dalilnya dari Rasulullah SAW.
 
 
Ada orang-orang yang baru mulai naik ke masjid atau mushola yang terpengaruh dengan ceramah seperti ini, ketika shalat di masjid dekat rumahnya tidak mau lagi bergabung dengan imam dan Jamaah. Usai salam dari shalat sebentar langsung berdiri dan pulang, walau di sampingnya sedang angkat tangan berdoa.

Kejadian seperti ini sudah terjadi di mana-mana sepertinya sudah sistemik dan terprogram sasarannya adalah orang-orang yang awam dan baru mengenal Islam.

Muncul kekhawatiran, kebersamaan dan Ukhuwah di beberapa masjid dan masyarakat cenderung mulai terganggu dengan adanya terpolarisasi, berkelompok-kelompok, bahkan memprihatinkan ketika satu kelompok menilai bahwa mereka yang Berdzikir dan berdoa secara berjamaah adalah pelaku Bid'ah. Semua Bid'ah adalah sesat. Semua yang sesat masuk neraka. Hadis ini sangat fasih dihapal, tapi belum tentu mengerti pengertian dan batasan arti bid'ah yang dimaksud oleh Hadis ini. Tapi sudah terlalu gampang memvonis orang lain bahkan para ulama terdahulu sebagai pelaku bid'ah.

Bagaimana sahabat tahu amalan Rasulullah kalau setelah Rasul shalat kemudian menghadap jamaah hanya komat kamit seperti dukun mengobati pasennya.
Sahabat tahu apa yang dilakukan oleh Rasulullah, baik ketika shalat atau setelah shalat dan susunan dzikir yang dibaca oleh Rasulullah,karena Rasulullah mengeraskan suaranya.

Memang ada yang sir dilakukan oleh Rasulullah, baik didalam shalat atau di luar shalat.
Apa yang dilakukan para ulama ulama kita tidak ada yang menyimpang dari tuntunan Nabi kita Muhammad SAW.

Setelah kita teliti,amati kelompok yang mudah sekali memberi lebel bid'ah dan seterusnya ternyata mereka ini  mayoritas orang orang yang belajar agama di sekolah umum, kampus umum. Mereka seolah-olah sudah mengantongi tiket syurga, selain dari mereka adalah orang-orang yang sesat.
Surga hanya milik kelompok mereka, diluar itu ahli neraka.
Hati mereka, pikiran mereka kasar kepada orang-orang yang sudah shalat, yang sudah baca Alquran dan mau menjalankan agama.

Kalau mau jujur, hati anda yang selalu menyalahkan Orang lain,dengan mudah mengatakan " ini haram,ini bidah,ini musyrik" dan seterusnya akan malu ketika membaca surat Alfat ayat 29.

محمد رسول الله والذين معه اشداء على الكفار رحماء بينهم تراهم ركعا سجدايبتغون فضلا من الله ورضوانه سيماهم في وجوههم من أثر السجود.

Artinya.Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia bersikap keras terhadap orang orang kafir, tetapi sayang terhadap mereka terpancar di muka mereka bekas ruku dn sujud, mereka mengharapkan karunia dari Allah dan ridhoNya, di muka mereka terpancar bekas sujud.
Ayat diatas ada kata " سيماهم في وجوههم من أثر السجود.  ".
Kata " من أثر السجود  " Artinya bekas sujud.
Cobah pahami tafsir, min atsari sujud.
Bekas sujud, jejak setelah sujud hatinya lembut, mudah tersentuh melihat orang miskin untuk membantu agar mereka bisa makan.

Mudah hatinya untuk memberikan maaf kepada orang yang salah.
Menuntun mereka yang masih mabuk mabukan, masih berbuat maksiat, zina,pencuri dengan bijak dan penuh kasih sayang para da’i tersebut membimbing dengan sabar,seperti menuntun anak anak yang masih kecil.

Mulutnya selalu berzikir, tutur katanya lemah lembut, tidak berani menyalahkan orang lain, apalagi mengkafirkan.
Pertanyaan saya yang bodoh ini, “ pernahkah Allah dan Rasulnya memerintahkan orang-orang yang mengaku beriman mengkafirkan saudaranya,dan berprilaku kasar kepada saudaranya?

Jangan anda berbicara kaffah,tidak ada dalilnya, tidak ada sunahnya kalau belum tuntas membaca kitab kitab hadist,terutama  Kutubus Sittah { kumpulan 6 kitab-kitab hadits}.
Mengerti tentang tafsir dengan utuh,bukan dengan terjemahan. Seorang mufassir adalah dia harus merupakan orang yang paling paham dan mengerti tentang seluk belum agama Islam, yaitu hukum dan syariat Islam.Mengerti tentang syarat syarat mufassir,asbabun nujul dan seterusnya.

Budaya mudah menyalahkan Orang orang tertentu ini banyak muncul dari mereka yang berlatar belakang belajar umum,terutama dari kampus.
Perlu diketahui berkembangnya agama islam,terutama di wilayah Jawa bersumber dari orang-orang yang suka dzikir keras, dzikir sir,wirid, rajin khotam Alquran bahkan ada yang khotam Alqur'an dalam satu hari satu malam.

Nabi bersabda dalam hadist shahih
 ان رفع الصوت بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة كان على عهد النبي صلى الله عليه السلام، وقال ابن عباس كانت اعلم اذا نصرفها بذلك اذا سمعته.
Artinya.Sesunggunya mengeraskan suara setelah shalat fardhu dilakukan di masa Nabi SAW, ibnu Abbas berkata saya tahu dari mereka dan mendengar sendiri. ( Riwayat Imam Bukhori  )

Mereka begitu bijaksana berdakwah, tidak menuding langsung , mencaci maki,apalagi mengkafirkan.

Saya punya guru guru didalam berdakwah mereka melakukan itu semua dengan penuh kasih sayang, lembut,santun,bahasanya meluncur kata kata yang menyentuh hati,terdengar lembut dan sopan.

Firman Allah SWT dalam surat  20 ayat 44.

فقولا له قولا لينا.لعله يتذكر أو يخش.

Artinya. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya ( Firaun  ) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah mudahan dia sadar atau takut.

Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa dan Harun,hai Musa,hai Harun pergilah kamu berdua kepada Firaun berdakwah dengan bahasa yang lembut, bahasa yang sejuk,hiasi dirimu berdua dengan akhlak yang mulia.

Siapa yang tidak tahu sosok Firaun,musuh Allah, musuh Musa dan Harun alaihimssalam.
Dia mengaku sebagai Tuhan dengan kalimat "  انا  ربكم الأعلى   "

Kalau saya tafsirkan bebas,”saya inilah Tuhanmu sekalian”.

Orang yang mentalnya rusak, bejat, preman tingkat dunia ,Allah masih menggunakan kalimat "  فقولا له قولا لينا   "،bahasa yang sangat sopan,dan terasa sangat lembut.

Firman Allah dalam surat Al-Imron ayat 159.

فبما رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب لا انفضحت من حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم في الأمر فإذا عزمت فتوكل على الله أن الله يحب المتوكلين.

Artinya. Maka disebabkan dengan rahmat Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Seandainya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,tentulah mereka menjauhkan diri sekeliling mu.
Karena itu maafkan mereka dan mohonlah ampun untuk mereka dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian setelah kamu membulatkan tekad,bertawakkalah kepada Allah, sesungguhnya Allah suka kepada orang orang-orang yang bertawakkal.


Bagaimana kalau menurut kita orang itu salah,akan tetapi masih syahadat,rajin shalat,rajin baca Alquran. Bolehkah kita beri label ahli bid’ah,dan mengatakan mereka kafir,sesat, ahli neraka ?


Mari kita perbanyak muhasabah,introspeksi , sudahkah hati saya sejuk, damai penuh dengan kasih sayang.
Kasih sayang kepada sesama muslim atau yang bukan muslim bahkan kasih sayang kepada alam semesta.

Ini yang dikatakan rahmatan lilalamin.

FirmanNya dalam surat Alanbiya 107.
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين.
Artinya. Tidak kami utus Engkau hai Muhammad kecuali dengan membawa rahmat.

Bahasa "  rahmatan  " ialah bahasa yang sangat santun,lembut,penuh kasih sayang.
Kembali lagi kepada tema semula, apa yang diakukan oleh saudara saudara kita tentang dzikir jahar, tahlilan,maulid semua itu ada tuntunannya dari praktisi ibadah, praktisi akhlak,yaitu orang orang yang selalu mendoakan. orang yang masih jauh dari Allah SWT dn Rasulnya agar menjadi ahli ibadah dan mendapat cucuran kasih dan rahmatNya.
Semoga Allah SWT selalu merahmati, membimbing kita semua.
                                                                   والله اعلم

Menghidupkan Mesin Akal Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Paling enak, semuanya sudah ada dan tersedia....

Menghidupkan Mesin Akal

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Paling enak, semuanya sudah ada dan tersedia. Paling enak semuanya tinggal dinikmati. Ketika Nabi Adam sudah menikmati itu semua, mengapa tak kuat menahan satu larangan?

Andai semua sudah tersedia. Andai semua tinggal dinikmati. Apa jadinya dengan kehidupan ini? Membosankan? Menjemukan? Monoton? Untuk apa akal? Untuk apa jiwa? Untuk apa raga?

Menikmati hidup bukan berdiam dengan mengkonsumsi sesuatu yang sudah ada. Menikmati hidup dengan menemukan sesuatu yang belum terwujud. Bukankah Allah Maha menciptakan?

Peran akal untuk menemukan, membuat dan berkreasi maka sibukan akal dengan hal ini. Peran akal menerima data dan informasi dari seluruh panca indra lalu dipikirkan, dianalisa dan dipahami untuk membuat langkah, strategi, methodelogi dan segala hal yang bisa diperbaharui. Lihatlah dunia yang tidak pernah statis. Lihatlah dunia yang terus berubah dan tumbuh, walau sosok manusia dari masa ke masa sama, namun akalnya yang membuat kehidupan selalu berbeda.

Akal memiliki penyakit yaitu kejumudan. Akal berdiam diri, malas, dan tertidur maka jadilah rongsokan. Akal diperas hingga hiperaktif, digunakan untuk hal yang di luar jangkauannya.  Kita harus paham kapan menggunakan akal, jiwa dan hati, inilah kecerdikan. Segala sesuatu ada medannya sendiri-sendiri.

Bila cara kerja hari ini dan kemarin tidak pernah berubah. Bila bisnis hari ini dan kemarin tidak pernah berubah. Bila ilmu hari ini dan kemarin tidak pernah berubah. Bila pemahaman hari ini dan hari kemarin tidak pernah berubah. Bila prestasi hari ini dan kemarin tidak pernah berubah dan terus menyusut,  tandanya akal didiamkan menjadi rongsokan.

Bukankah mata setiap hari menemukan fakta baru? Bukankah telinga setiap hari menemukan data dan informasi baru? Bukankah lidah dan kulit setiap hari merasakan hal yang baru? Bukankah jiwa setiap hari merasakan hal yang berbeda? Mengapa akal tak tergerak untuk memikirkan dan memahaminya? Mengapa tak didayagunakan untuk menemukan hal yang baru, solusi baru, cara berfikir baru, cara hidup baru, teknologi baru?

Teknologi baru, strategi baru, solusi baru bukanlah hal yang sulit dan pelik. Hanya hidupkanlah akal, gerakan akal, paksakan akal untuk bekerja, berfikir, menganalisa, mengamati, dan memahami. Akal adalah instrumen istimewa yang diberikan Allah, adakah makhluk lain selain manusia yang diberikan akal?

Para penemu itu hanya menghidupkan akal. Para pencipta itu hanya menghidupkan akal. Para kreator itu hanya menghidupkan akal. Bukankah kita pengendali akal kita sendiri? Bila akal dihidupkan maka dia memiliki caranya sendiri untuk memecahkan persoalan dan mendapatkan solusinya. Kita tidak tahu apa solusinya, namun ketika akal dihidupkan maka dia akan mendapatkannya.

Menghidupkan Antibodi dengan Panas Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berjuang menyembuhkan flu dengan s...

Menghidupkan Antibodi dengan Panas

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Berjuang menyembuhkan flu dengan senam dan minum air hangat. Itu yang ku lakukan sebelum menggunakan obat. Untuk lebih membantu, mengurut sekitar tenggorakan lalu ke tengah dada. Ku padukan dengan menepuk bagian dada.

Memadukan senam, air hangat, urut dan tepukan ternyata berhasil mengelurkan angin dari tubuh. Jadi sering sendawa. Tubuh menjadi panas. Panas tubuh inilah yang akan menghidupkan antibodi. Menghidupkan panas tubuh sebelum tubuh menciptakan pertahanan dengan demam atau meriang.

Bila sudah mengarah ke batuk. Datang ke tukang soto atau sop. Sambil menunggu hidangan, ambil kecap dan jeruk nipis yang ada di meja. Campurkan, jadilah obat batuk alami. Setelah itu nikmati hangatnya rempah soto dan sop.

Bila masuk angin, cari tempat kuliner yang biasanya menyediakan acar. Nikmati bawang merah mentah untuk membantu mengeluarkan angin.

Ada cara unik yang sering dilupakan. Cari tiang. Tubuh bagian belakang senderkan ke tiang. Lalu gesekan antara tiang dengan tubuh bagian belakang. Jadilah urut dan pemijatan. Ini cara mengerok secara alami juga yang ku dapatkan dari para petani bila merasakan sesuatu dari tubuhnya tanpa dikerok.

Gerakan cepat menghasilkan panas tubuh. Gunakan gerakan push up. Saat posisi tubuh di bawah, tahan hingga berkeringat.

Cara membantu antibodi tubuh sangat mudah. Panaskan tubuh dengan gerakan, makanan, minuman atau berrendam air hangat sebelum tubuh menjaga dirinya dengan demam atau meriang.

Perjalanan Pengaruh Wahabi di Nusantara Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Wahabi apakah gerakan yang ke...

Perjalanan Pengaruh Wahabi di Nusantara

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Wahabi apakah gerakan yang keluar dari golongan Ahli Sunnah wal Jamaah? Dia hanya salah satu gerakan perbaikan yang memiliki sisi kekurangan juga.

Sayid Utsman, seorang Mufti Betawi di masa kolonial Belanda, melarang gerakan Wahabi. Cobalah baca sejarah pengaruhnya di Indonesia sejak awal 1.800M

Pengaruh Wahabi berevolusi menjadi gerakan Paderi di Minangkabau. Persentuhannya dengan adat dan thariqah Syattariyah membuahkan revolusi.

Di Minangkabau, Adat bersendi Syara, Syara bersendikan Kitabullah. Ini kecerdasan dan kearifan perubahan sosial.

Pengaruh Wahabi di awal 1.900M melahirkan banyak gerakan dakwah dan sosial kemasyarakatan. Misalnya, Muhammadiyah dan Persis.

Apakah wajah Muhamadiyah dan Persis sama dengan wajah Wahabi di Hijaz? Sangat berbeda,  inilah kecerdasan dan kearifan ulama  Nusantara.

Gelombang Wahabi era sekarang di Indonesia perlu belajar pada sikap ulama terdahulu dalam merespon dan mengasimilasikan dengan kearifan lokal. Bacalah sejarah.

Bukankah kebenaran harus diungkapkan dengan bahasa kaumnya? Bukankah adat istiadat pun bagian dari hukum Islam dengan syarat tertentu?

Seperti konflik Khalifah Al Makmun dengan Imam Ahmad bin Hambal yang melahirkan karya besar  Imam Abu Hasan al-Asyari dalam teologi.

Seperti kerasnya karakter Sunan Kudus yang melahirkan fiqh pemotongan kerbau untuk menghormati pemeluk Hindu dan Budha

Saat Kelaparan, Diserahkan Seluruh Hartanya Ibrahim bin Adham seorang sufi. Hidupnya dipenuhi pengembaraan terhadap ilmu. Dia me...

Saat Kelaparan, Diserahkan Seluruh Hartanya

Ibrahim bin Adham seorang sufi. Hidupnya dipenuhi pengembaraan terhadap ilmu. Dia meninggalkan seluruh kekayaan dan jabatan tertinggi di Khurasan. Dia memilih menjadi rakyat jelata dengan pakaian alakadarnya. Salah satu profesi Ibrahim bin Adham yang kadang digeluti ialah menjadi buruh tani biasa.

Sehabis mendapatkan upah bekerja.  Ibrahim bin Adham dan muridnya mendatangi tukang cukur dan bekam. Sang tukang cukur merendahkannya dengan berkata, "Di dunia ini, tidak ada orang yang lebih saya benci daripada kalian berdua. Tidak ada yang mau melayani kalian selain saya."

Ibrahim bin Adham mendapatkan giliran terakhir. Ibrahim bin Adham membayarkan tukang cukur tersebut dengan nilai 20 dinar. Seluruh upahnya diberikan kepada tukang cukur tersebut. Sang tukang cukur terperangah, orang yang direndahkan tetapi membayarnya dengan sangat tinggi.

Murid Ibrahim bin Adham menanyakan sebab mengapa membayar upah tukang cukur sangat tinggi. Dijawanya, Agar orang itu tidak lagi meremehkan orang miskin."

Uang Ibrahim bin Adham habis untuk membayar tukang cukur tersebut. Saat perbekalan habis, maka Ibrahim bin Adham menyuruh muridnya untuk menjual bukunya, lalu uangnya digunakan untuk membeli makanan.

Muridnya pergi ke pasar. Di tengah perjalanan ada seorang pelayan yang mengendarai kereta kuda yang mengangkut berpeti-peti uang. Sang pelayan mencari orang yang bernama Ibrahim bin Adham. Sang murid mengantarkan pelayan tersebut ke Ibrahim bin Adham.

Betapa harunya sang pelayan saat bertemu tuannya, "Tuanku, mengapa engkau meninggalkan kehormatan di Khurasan, lalu memilih hidup seperti ini?" Ibrahim bin Adham tak menjawab, justru bertanya, "Mengapa datang ke sini?" Pelayan menjawab, "Syeikh wafat."

Ibrahim bin Adham berkata, "Kematian syeikh membuatmu datang dengan membawa semua apa yang dibawa. Apa yang engkau inginkan?"  Pelayannya menjawab, "Menyerahkan sisa harta yang tertinggal, karena seluruh harta lainnya sudah dibawa kabur oleh pelayan yang lainnya."

Ibrahim bin Adham lalu menyerang seluruh harta tersebut pada pelayannya. Tak ada sedikitpun yang disisakan untuknya. Setelah mempersilahkan pelayannya pergi, Ibrahim bin Adham menoleh ke muridnya dan berkata, "Ada apa denganmu? Cepat gadaikan buku-buku itu, kemudian belikan sesuatu yang bisa kita makan."

Sumber: 
Uyun al-hikayah min qhisas ash shalihin wa Nawadir Az-Zahidin karya Imam Ibnul Jauzy 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (307) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)