basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Memuhasabahi Langkah Amar Makruf Nahi Munkar Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Amar makruf nahi munkar ...

Memuhasabahi Langkah Amar Makruf Nahi Munkar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Amar makruf nahi munkar harus ditegakkan. Bagaimana caranya? Tak hanya bermodalkan semangat. Tak boleh ada kebencian dan asal robohkan.

Perhatikan saat periode Mekkah dan Madinah. Perhatikan saat Futuh Mekkah. Semua strateginya dibimbing Allah, bukan kemauan Rasulullah saw

Ada Sahabat yang berjuang menegakan amar makruf nahi munkar hanya berlandaskan dorongan semangatnya saja. Namun dilarang oleh Rasulullah saw.

Rasulullah saw melarang mencemooh tuhan-tuhan musyrikin. Melarang menghancurkan berhala-berhalanya. Tetapi fokus membina masyarakat.

Apa yang diperjuangkan. Bagaimana memperjuangkan. Alasan perjuangannya. Harus dalam bimbingan Allah. Itulah Totalitas amar makruf nahi munkar.

Sebuah pohon disembah. Ulama bermaksud menebangnya. Namun gagal, saat niatnya tidak ikhlas.

Ulama gagal menutup pesta miras di sebuah rumah. Segera muhasabah diri atas kegagalannya. Pasca muhasabah, Dia berhasil menutup pesta miras.

Bila menegakkan kebenaran penuh tantangan, jangan salahkan kuatnya keburukan. Bisa jadi, banyak langkah kebenaran yang bertentangan dengan kebenaran itu sendiri.

Bila nahi mungkar mendapatkan perlawanan keras dari kemungkaran. Bisa jadi, ada langkah kebenaran yang belum diridhoi Allah.

Bila amar makruf nahi munkar sangat sulit dan berat, apakah ada sesuatu sebab sehingga tertundanya pertolongan Allah? Inilah langkah menyempurnakan kebenaran.

Tak perlu menghujat kemungkaran dan kezaliman, karena mereka amat lemah. Fokuslah, memuhasabahi kebenaran.

Bukankah bila kebenaran itu datang, kemungkaran akan lenyap dengan sendirinya? Gelap hilang dengan sendirinya bila cahaya itu datang.

Muhasabahi kebenaran. Kuatkan kebenaran. Seperti Allah menyuruh agar selalu menguatkan kesabaran tanpa henti.

Budi Bisa Berubah dengan Riyadhah Ketahuilah bahwa orang-orang yang telah diikat oleh perangai malas, ia merasa berat hendak mem...



Budi Bisa Berubah dengan Riyadhah

Ketahuilah bahwa orang-orang yang telah diikat oleh perangai malas, ia merasa berat hendak membersihkan batin dan membentuk budi pekertinya. Ia tidak diberi kesempatan (oleh dirinya sendiri) untuk menempuh perubahan itu karena pertimbangan yang pendek, ia merasa putus asa, sukmanya rusak dan binasa. Ia menyangka bahwa perangai tidak dapat diubah karena tabiat itu telah demikian sejak di rahim ibu kandungnya.

Apabila perangai tidak berubah, guna apakah wasi at nabi-nabi, hukama, dan ahli-ahli budiman ? Apakah arti pengajaran dan pendidikan jika memang tidak bisa berubah? Bukankah Rasulullah saw. bersabda,

"Perbaikilah akhlakmu."

Manusia mengingkari perubahan perangai, mereka telah putus asa menukar keburukan dengan kebakaikan. Padahal, burung kakaktua yang tadinya liar dapat dijinakkan dan dilatih berbicara. Kuda yang liar pun dapat dijadikan tunggangan, Bukankah semuanya itu dapat mengubah perangai?

Bolehlah kita ambil suatu perkataan untuk membuka rahasia ini. Segenap yang wujud ini ada yang tidak sanggup berikhtiar (berusaha) di luar pikiran manusiawi dan memecahkan asal kejadiannya, seperti langit, bintang, bahkan anggota badan pun, baik di luar maupun di dalam.

Demikian pula makhluk hidup seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan dapat melakukan perubahan-perubahan bentuk dan rasanya, tetapi hakikatnya tetap da lam keasliannya. Misalnya biji kurma, dinamakan biji kurma karena dia timbul dan merupakan bagian dari kurma. Sejak dari tumbuhnya ia bagian dari kurma, tidak bisa berubah misalnya menjadi biji delima. Manusia dengan segala ilmu pengetahuannya mungkin bisa mencangkok kurma tersebut pada pohon delima sehingga rasa kurmanya berubah, tetapi hakikatnya sebagai kurma tidak lah akan hilang.

Demikian pula nafsu amarah (ghadhab) dan syahwat. Bisa kita bentuk dengan syarat-syarat yang telah ada. Akan tetapi, untuk menghapusnya sama-sekali ti dak bisa. Namun demikian, memberi bentuk yang baik dengan riyadhah (latihan batin) dan mujahadah (kesungguhan) tentu akan berhasil.

Memang perangai manusia bermacam-macam, ada yang lekas berubah dan ada yang lama. Maksud mujahadah tidak hendak menghapusnya sama sekali. Bukan demikian maksudnya karena syahwat mesti ada dalam diri manusia. Jika syahwat makan habis, tentu manusia mati. Jika syahwat bersetubuh habis, turunan tidak akan bersambung lagi. Jika habis syahwat marah, manusia tidak lagi mempunyai pertahanan untuk dirinya ketika datang bahaya. Jika syahwat masih ada, mesti ada kesukaan kepada harta benda. Tidaklah maksud mujahadah hendak menghapus syahwat sama sekali, tetapi mengembalikannya kepada i'tidal (pertengahan antara berlebih-lebihan dan berkurang-kurangan). Sifat marah yang dituntut dari manusia semata-mata pertahanan. Jangan terlalu berani dan jangan terlalu penakut.

Pendeknya, hendaklah diri manusia mempunyai kekuatan yaitu kekuatan yang dituntun oleh akal budi. Itulah maksud Allah SWT menyatakan bahwa sahabat sahabat Nabi saw. bersikap keras kepada orang-orang yang ingkar. Tentu saja sikap keras itu timbul dari tabiat marah. Jika tidak ada lagi marah, tidak ada perjuangan (jihad). Bagaimana syahwat dan marah dihapus semua nya, padahal nabi-nabi pun tidak mau membuang semuanya. Nabi Muhammad saw. pernah bersabda,

"Saya hanya seorang manusia seperti kamu. Saya bisa marah sebagai manusia lainnya." (HR Muslim)

Apabila ada orang membicarakan hal-hal yang tidak disukainya di dekatnya, ia tidak keluar perkataan yang di luar garis kebenaran. Demikianlah Rasulullah saw, tidak pernah kehilangan akal lantaran kemarahan. Allah SWT berfirman,

"dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (Aali 'Imraan:134)

Firman Allah SWT di sini, "wal kaazhimiina" (yang memadamkan), bukan "wal faaqidiina" (yang mengha biskan) Maka dari itu, tempat kembali marah dan syahwat ialah i'tidal artinya bukan syahwat dan marah yang menggagahi akal dan mengalahkannya, tetapi akallah yang memerintah dan menang atas keduanya.

Mengalahkan keduanya bukan mustahil. Itulah yang dimaksud memperbaiki perangai. Memang kerap kali syahwat sangat memengaruhi manusia. Akal tidak kuat mempertahankan sehingga dia tersesat dan berbuat maksiat. Dengan riyadhah (latihan batin) ia akan kembali kepada i'tidal. Hal itu membuktikan bahwa riyadhah (latian batin) dapat mengubah perangai yang paling buruk sekali pun. Pengalaman dan penelitian telah membuktikan adanya perubahan dengan tidak ragu-ragu lagi.

Sebagai bukti adanya kebaikan budi pekerti ialah adanya sifat dermawan. Dermawan atau suka memberi merupakan sifat amat terpuji menurut syara' karena dermawan berada di pertengahan antara mubadzir dan bakhil. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT memuji sifat sejati hamba ar-Rahman,

والذين إذا أنفقوا لم يسرفوا ولم يقتروا وكان بين ذالك قواما
 "Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, diantara keduanya secara wajar." (al-Furqaan: 67) 
Firman Allah SWT pula, 

"Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah)." (al-Israa': 29)


Demikian pula tuntutan tentang syahwat makanan, hendaklah pertengahan jangan terlalu loba dan terlalu menahan selera.

وكلوا واشربوا ولا تشرفوا إنه لا يحب المشرفين

 "Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (al-A'raaf: 31)

Tentang marah, telah diterangkan pula sifat-sifat sahabat yang bersikap keras kepada orang yang ingkar dan berkasih-kasihan di antara sesama. Pendeknya bertemulah apa yang dikatakan oleh Rasulullah saw.,

خير الأمور أوسطها 
"Sebaik-baiknya pekerjaan ialah yang pertengahan." (HR al-Baihaqi)

Sumber:
Akhlakul Karimah, Buya Hamka, GIP

Saat Anjing Menghalangi Nahi Mungkar? Pada suatu kesempatan, Ibrahim al Khawwash duduk di masjid Rai bersama jamaah. Tiba-tiba, ...

Saat Anjing Menghalangi Nahi Mungkar?

Pada suatu kesempatan, Ibrahim al Khawwash duduk di masjid Rai bersama jamaah. Tiba-tiba, terdengar suara hiburan dan mabuk-mabukan dari rumah sebelah masjid. Yang ada di masjid pun ribut dan berkata, "Ibrahim bin Khawwash, bagaimana menurutmu? Apa yang akan engkau lakukan?"

Ibrahim pun keluar dari masjid menuju ke rumah tempat kemungkaran tersebut. Ketika baru sampai di ujung lorong, Ibrahim melihat anjing sedang duduk. Ketika melihat Ibrahim berjalan mendekat, anjing tersebut langsung berdiri menghadang Ibrahim sambil menggonggong.

Melihat itu, Ibrahim lantas kembali ke masjid. Sesampainya di masjid, ia merenung beberapa saat, kemudian beranjak pergi lagi menuju rumah tersebut. Ternyata anjingnya menjadi jinak.

Pada saat sampai di dekat pintu rumah tersebut, ada pemuda yang keluar dari rumah, lalu berkata, "Wahai Syeikh, mengapa engkau tampak kaget? Bukankah sebelumnya engkau telah mengutus seseorang untuk menemuiku dan menyampaikan semua yang diinginkan?"

"Saya berjanji kepada Allah tidak akan mabuk-mabukan lagi." Pemuda tersebut kemudian menghancurkan seluruh minuman tersebut. Dia pun menjadi shalih dan berkumpul dengan yang tekun beribadah.

Ibrahim kembali ke masjid. Para jamaah menanyakan, "Mengapa pergi lalu kembali? Lalu pergi lagi dan persoalan anjing yang menghalanginya."

Ibrahim menjawab, "Anjing itu awalnya menghadangku sambil menggonggong, karena waktu itu ada yang salah pada diriku menyangkut perjanjianku dengan Allah, saat itu saya belum menyadarinya. Kemudian ketika kembali, saya baru ingat, lalu saya mohon ampun kepada Allah. Kemudian, saya pergi lagi dan terjadi apa yang kalian ketahui."

"Demikianlah, setiap orang yang ingin menghilangkan kemungkaran dan menegakkan kebajikan, lalu ada makhluk yang menganggu dan menghalanginya, maka bertanda ada yang salah dan rusak pada perjanjiannya dengan Allah."

"Jika semua baik-baik saja, maka tidak akan ada sesuatu apa pun yang akan mengganggu dan menyakitinya dalam upayanya menghilangkan kemungkaran dan menegakkan kebajikan, sebagaimana kejadian yang kalian saksikan sendiri "

Sumber:
Uyun al Hikayah Min Qashash Ash-Shalihin wa Nawadir Az-Zahidin, imam Ibnul Jauzy 

Energi Vibrasi Umar bin Abdul Aziz  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Vibrasi berkaitan dengan jiwa dan ...

Energi Vibrasi Umar bin Abdul Aziz 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Vibrasi berkaitan dengan jiwa dan cita-cita yang ada pada jiwa pebisnis. Vibrasi berkaitan semangat dan  pemikiran yang bergelora pada jiwa pebisnis.

Inilah yang menjadi inti atom yang menarik unsur-unsur atom lainnya dalam lingkungan pebisnis. Itulah yang disadari oleh Umar Bin Abdul Aziz saat hari pertama diangkat menjadi khalifah.

Di hari pertama pemerintahnya, dia mengirim surat kepada saudaranya Salim bin Abdullah bin Umar. Isinya meminta buku-buku yang merekam semua jejak kiprah Umar Bin Khatab. Baik dalam bentuk keputusan hukum ataupun sirahnya. Ia bertekad ingin mengikuti jejak perjalanan hidup nenek moyangnya.

Salim bin Abdullah bin Umar menjawab surat Umar Bin Abdul Aziz, "Engkau ingin berjalan mengikuti jejak Umar Bin Khatab. Namun engkau harus ingat bahwasanya engkau berada pada zaman yang tidak seperti Umar. Dan orang-orangmu tidak seperti orang-orang Umar."

Di tengah kepesimisan tersebut, Salim bin Abdullah bin Umar memberikan kiat bagaimana menciptakan energi Vibrasi dengan melanjutkan suratnya, "Akan tetapi, ketahuilah jika memang niatku sungguh-sungguh, maka pasti Allah  akan menolong dan memberimu orang-orang yang akan membantumu mewujudkan niat-niat tersebut."

Dengan vibrasi inilah, keturunan Bani Ummayah yang menentang mau taat kepadanya. Para Ulama terpercaya seperti Hasan Al Bashri dan beberapa ulama terpercaya lainnya mau dihimpun dalam mengarahkan  pengelolaan pemerintah. Padahal sebelumnya banyak ulama yang menjauhi pemerintah.

Inilah energi vibrasi yang dibutuhkan oleh para pebisnis agar orang yang disekitarnya menjadi penopang keberhasilan bisnisnya.

Referensi:
1. Biografi Umar Bin Abdul Aziz, Prof Dr Ali Muhammad Ash Shalabi,   Pustaka Kautsar, April 2014
2. Para Tabiin, Dr Abdurrahman Ra'fat al Basya, Pustaka Darul Haq, September 2017

Energi Vibrasi Umar bin Khatab  Oleh : Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Keberhasilan berbisnis ditentukan ole...

Energi Vibrasi Umar bin Khatab 

Oleh : Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Keberhasilan berbisnis ditentukan oleh orang-orang yang berada di dalam lingkaran pengaruhnya. Siapakah dia? Mitra usaha dan karyawannya.

Siapa yang akan berada dilingkungan terdekat kita? Bagaimana mereka menjadi bagian keberhasilan kita? Apa magnet yang akan membuat mereka mau berjuang dan berkorban demi sebuah kesuksesan bisnis? Ini tergantung vibrasi yang terpancar dari jiwa pebisnisnya.

Mengapa Umar Bin Khatab bisa menghimpun jiwa amanah dan brilian di semua level dalam kepemimpinannya?

Ali bin Abi Thalib membongkar rahasia ini saat seluruh pasukan Umar Bin Khatab tidak ada yang berkhianat soal harta ghanimah saat perang Qhadisiyah. Umar terharu saat seluruh harta tersebut tak satu pun yang dicuri.

Umar bertanya pada Ali bin Abi Thalib, "Mengapa begitu jujur pasukan Muslimin?" Ali menjawab, "Bukankah di hatimu tidak ada sedikit keinginan terhadap harta dunia?" Jiwa pemimpin akan berpengaruh pada jiwa orang-orang yang bersamanya. Itulah energi vibrasi.

Mengapa orang-orang yang diangkat oleh Umar Bin Khatab sebagai gubernur cendrung terus dipertahankan dan terus berprestasi hingga masa Utsman bin Affan dan beberapa di masa Ali Bin Abi Thalib ?

Inilah kekuatan jiwa Umar Bin Khatab sehingga mampu menghimpun orang hebat sekeliling nya. Menurut seorang Sahabat, "Ilmu Umar Bin Khatab menyamai sepertiga ilmu yang ada."

Bila bisnis ingin dikelilingi oleh orang yang hebat bangunlah jiwanya seperti Umar. Vibrasi jiwanya akan menarik orang-orang luar biasa dalam bisnis kita.

Referensi:
Biografi Umar Bin Khatab, Prof Dr Ali Muhammad Shallabi, Pustaka Kautsar, Agustus 2017

MEMPERLAKUKAN KONSUMEN GAYA URWAH BIN AZ-ZUBAIR Oleh : Nasruloh *) Khalifah Abdul Malik bin Marwan di era Bani Ummayah pernah be...

MEMPERLAKUKAN KONSUMEN GAYA URWAH BIN AZ-ZUBAIR

Oleh : Nasruloh *)

Khalifah Abdul Malik bin Marwan di era Bani Ummayah pernah bercerita tentang sahabatnya yaitu Urwah bin  Az Zubair, "Barangsiapa ingin melihat seseorang dari ahli surga hendaklah dia melihat Urwah bin Az  Zubair."

Urwah merupakan anak dari Zubair bin Awwam seorang pengawal pribadi Rasulullah saw. Ibunya Asma binti Abu Bakar, wanita yang dijuluki Dzatun Nithaqain (Pemilik dua ikat pinggang) oleh Rasulullah saw. Ibunyalah yang menyuplai logistik makanan disaat Rasulullah saw hijrah.

Saat beberapa pemuda berkumpul dan mengutarakan cita-citanya. Urwah bin Zubair berkata, "Menjadi berilmu dan mengamalkan ilmu. Mendapatkan keberuntungan di Akhirat dengan ridha Allah dan mendapatkan surgaNya."

Ditengah kesibukan belajar, mengajar dan mengamalkan ilmu. Ternyata Urwah bin Az Zubair adalah seorang pebisnis hasil pertanian. Dia memiliki kebun yang paling luas di seantero Madinah.

Airnya nikmat, pohon-pohonnya rindang, dan kurma-kurmanya tinggi. Lalu apa kebiasaan beliau dari bisnisnya?

Urwah Bin Az Zubair, sangat dermawan, pemaaf dan pemurah. Kebun buahnya dipagari selama setahun untuk menjaga agar pohon-pohonnya terhindar dari gangguan binatang dan keusilan anak-anak.

Jika sudah datang waktu panen, buah-buahnya siap dipetik dan siap dimakan, dia menghancurkan kembali pagar kebunnya tersebut di banyak arah supaya orang-orang mudah untuk memasukinya.

Para penduduk Madinah pun datang dan kembali untuk memakan buah-buahnya dan membawanya pulang dengan sesuka hati. Setiap kali memasuki kebun dia berkata, "Masya Allah, la quwwata illa billah (Sungguh atas kehendak Allah, semua ini terwujud, tiada kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah)

Mengenai pelayanan terhadap manusia, dia berkata, "Hendaklah engkau berkata-kata baik dan berwajah ramah, niscaya engkau akan lebih dicintai ketimbang cinta mereka kepada orang yang selalu memberikan mereka hadiah."

Seandainya kita memperlakukan pelanggan kita seperti Urwah bin Az Zubair, membuka pintu kebunnya, berkata baik dan tersenyum. Bagaimana perasaannya ?

Kewaraan Ibnu Sirin, Menciptakan Kepuasan Pelanggan Oleh : Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ibnu Sirin seoran...

Kewaraan Ibnu Sirin, Menciptakan Kepuasan Pelanggan

Oleh : Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ibnu Sirin seorang ulama yang selalu makan dari hasil kerjanya sendiri seperti Nabi Dawud. Dia hidup dari hasil usaha dan keuntungannya. Dia pedagang yang jujur dan ahli ilmu yang bijaksana.

Dia berniaga siang hari dan melaksanakan hak perniagaan dengan baik. Dia pergi di pagi hari sambil membawa barang dagangannya dengan keuntungan sesuai syariat. Malam harinya, shalat malam, berharap ampunan, serta ahli ibadah yang zuhud.

Ibnu Sirin ketika datang ke pasar Bashrah pada tengah hari sambil bertakbir, bertasbih dan berzikir kepada Allah. Seseorang berkata, " Wahai Ibnu Sirin, pada saat ini ?" Maksudnya, sampai di pasar sekalipun! Ibnu Sirin berkata, "Sungguh, ia adalah waktu yang lengah."

Ibnu Sirin jika melakukan perniagaan, lalu merasa ragu terhadap sesuatu maka dia meninggalkannya.

Jika dia menerima uang palsu atau uang kuno yang tidak berlaku lagi dari pembeli, maka uang tersebut tidak digunakan lagi untuk berbelanja. Khawatir merugikan orang yang menerimanya kembali. Saat Ibnu Sirin wafat, ada sekitar 500 dirham uang palsu dan kuno.

Maimun bin Mihran bercerita kejujuran dan terpercayanya Ibnu Sirin dalam berbisnis, " Aku datang ke Kuffah untuk membeli perabot rumah di toko Ibnu Sirin dengan tawar menawar."

"Setiap kali dia menjual satu macam barang kepada ku, dia bertanya, "Apakah engkau ridha?" Aku jawab, "Iya." Dia mengulanginya sebanyak 3 kali dengan menghadirkan dua saksi. Sejak melihat kewaraannya, aku tidak pernah meninggalkan kebutuhan yang paling kecil sekali pun kecuali membelinya di Ibnu Sirin."

Referensi :
1. Kisah Para Tabiin, Syaikh Abdul Munim Al Hasyimi, Penerbit Ummul Qura, Agustus 2016
2. 60 Biograf Ulama Salaf, Syaikh Ahmad Farid, Pustaka Kautsar, Februari 2008

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (381) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (273) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)