basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Energi Vibrasi Umar bin Abdul Aziz  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Vibrasi berkaitan dengan jiwa dan ...

Energi Vibrasi Umar bin Abdul Aziz 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Vibrasi berkaitan dengan jiwa dan cita-cita yang ada pada jiwa pebisnis. Vibrasi berkaitan semangat dan  pemikiran yang bergelora pada jiwa pebisnis.

Inilah yang menjadi inti atom yang menarik unsur-unsur atom lainnya dalam lingkungan pebisnis. Itulah yang disadari oleh Umar Bin Abdul Aziz saat hari pertama diangkat menjadi khalifah.

Di hari pertama pemerintahnya, dia mengirim surat kepada saudaranya Salim bin Abdullah bin Umar. Isinya meminta buku-buku yang merekam semua jejak kiprah Umar Bin Khatab. Baik dalam bentuk keputusan hukum ataupun sirahnya. Ia bertekad ingin mengikuti jejak perjalanan hidup nenek moyangnya.

Salim bin Abdullah bin Umar menjawab surat Umar Bin Abdul Aziz, "Engkau ingin berjalan mengikuti jejak Umar Bin Khatab. Namun engkau harus ingat bahwasanya engkau berada pada zaman yang tidak seperti Umar. Dan orang-orangmu tidak seperti orang-orang Umar."

Di tengah kepesimisan tersebut, Salim bin Abdullah bin Umar memberikan kiat bagaimana menciptakan energi Vibrasi dengan melanjutkan suratnya, "Akan tetapi, ketahuilah jika memang niatku sungguh-sungguh, maka pasti Allah  akan menolong dan memberimu orang-orang yang akan membantumu mewujudkan niat-niat tersebut."

Dengan vibrasi inilah, keturunan Bani Ummayah yang menentang mau taat kepadanya. Para Ulama terpercaya seperti Hasan Al Bashri dan beberapa ulama terpercaya lainnya mau dihimpun dalam mengarahkan  pengelolaan pemerintah. Padahal sebelumnya banyak ulama yang menjauhi pemerintah.

Inilah energi vibrasi yang dibutuhkan oleh para pebisnis agar orang yang disekitarnya menjadi penopang keberhasilan bisnisnya.

Referensi:
1. Biografi Umar Bin Abdul Aziz, Prof Dr Ali Muhammad Ash Shalabi,   Pustaka Kautsar, April 2014
2. Para Tabiin, Dr Abdurrahman Ra'fat al Basya, Pustaka Darul Haq, September 2017

Energi Vibrasi Umar bin Khatab  Oleh : Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Keberhasilan berbisnis ditentukan ole...

Energi Vibrasi Umar bin Khatab 

Oleh : Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Keberhasilan berbisnis ditentukan oleh orang-orang yang berada di dalam lingkaran pengaruhnya. Siapakah dia? Mitra usaha dan karyawannya.

Siapa yang akan berada dilingkungan terdekat kita? Bagaimana mereka menjadi bagian keberhasilan kita? Apa magnet yang akan membuat mereka mau berjuang dan berkorban demi sebuah kesuksesan bisnis? Ini tergantung vibrasi yang terpancar dari jiwa pebisnisnya.

Mengapa Umar Bin Khatab bisa menghimpun jiwa amanah dan brilian di semua level dalam kepemimpinannya?

Ali bin Abi Thalib membongkar rahasia ini saat seluruh pasukan Umar Bin Khatab tidak ada yang berkhianat soal harta ghanimah saat perang Qhadisiyah. Umar terharu saat seluruh harta tersebut tak satu pun yang dicuri.

Umar bertanya pada Ali bin Abi Thalib, "Mengapa begitu jujur pasukan Muslimin?" Ali menjawab, "Bukankah di hatimu tidak ada sedikit keinginan terhadap harta dunia?" Jiwa pemimpin akan berpengaruh pada jiwa orang-orang yang bersamanya. Itulah energi vibrasi.

Mengapa orang-orang yang diangkat oleh Umar Bin Khatab sebagai gubernur cendrung terus dipertahankan dan terus berprestasi hingga masa Utsman bin Affan dan beberapa di masa Ali Bin Abi Thalib ?

Inilah kekuatan jiwa Umar Bin Khatab sehingga mampu menghimpun orang hebat sekeliling nya. Menurut seorang Sahabat, "Ilmu Umar Bin Khatab menyamai sepertiga ilmu yang ada."

Bila bisnis ingin dikelilingi oleh orang yang hebat bangunlah jiwanya seperti Umar. Vibrasi jiwanya akan menarik orang-orang luar biasa dalam bisnis kita.

Referensi:
Biografi Umar Bin Khatab, Prof Dr Ali Muhammad Shallabi, Pustaka Kautsar, Agustus 2017

MEMPERLAKUKAN KONSUMEN GAYA URWAH BIN AZ-ZUBAIR Oleh : Nasruloh *) Khalifah Abdul Malik bin Marwan di era Bani Ummayah pernah be...

MEMPERLAKUKAN KONSUMEN GAYA URWAH BIN AZ-ZUBAIR

Oleh : Nasruloh *)

Khalifah Abdul Malik bin Marwan di era Bani Ummayah pernah bercerita tentang sahabatnya yaitu Urwah bin  Az Zubair, "Barangsiapa ingin melihat seseorang dari ahli surga hendaklah dia melihat Urwah bin Az  Zubair."

Urwah merupakan anak dari Zubair bin Awwam seorang pengawal pribadi Rasulullah saw. Ibunya Asma binti Abu Bakar, wanita yang dijuluki Dzatun Nithaqain (Pemilik dua ikat pinggang) oleh Rasulullah saw. Ibunyalah yang menyuplai logistik makanan disaat Rasulullah saw hijrah.

Saat beberapa pemuda berkumpul dan mengutarakan cita-citanya. Urwah bin Zubair berkata, "Menjadi berilmu dan mengamalkan ilmu. Mendapatkan keberuntungan di Akhirat dengan ridha Allah dan mendapatkan surgaNya."

Ditengah kesibukan belajar, mengajar dan mengamalkan ilmu. Ternyata Urwah bin Az Zubair adalah seorang pebisnis hasil pertanian. Dia memiliki kebun yang paling luas di seantero Madinah.

Airnya nikmat, pohon-pohonnya rindang, dan kurma-kurmanya tinggi. Lalu apa kebiasaan beliau dari bisnisnya?

Urwah Bin Az Zubair, sangat dermawan, pemaaf dan pemurah. Kebun buahnya dipagari selama setahun untuk menjaga agar pohon-pohonnya terhindar dari gangguan binatang dan keusilan anak-anak.

Jika sudah datang waktu panen, buah-buahnya siap dipetik dan siap dimakan, dia menghancurkan kembali pagar kebunnya tersebut di banyak arah supaya orang-orang mudah untuk memasukinya.

Para penduduk Madinah pun datang dan kembali untuk memakan buah-buahnya dan membawanya pulang dengan sesuka hati. Setiap kali memasuki kebun dia berkata, "Masya Allah, la quwwata illa billah (Sungguh atas kehendak Allah, semua ini terwujud, tiada kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah)

Mengenai pelayanan terhadap manusia, dia berkata, "Hendaklah engkau berkata-kata baik dan berwajah ramah, niscaya engkau akan lebih dicintai ketimbang cinta mereka kepada orang yang selalu memberikan mereka hadiah."

Seandainya kita memperlakukan pelanggan kita seperti Urwah bin Az Zubair, membuka pintu kebunnya, berkata baik dan tersenyum. Bagaimana perasaannya ?

Kewaraan Ibnu Sirin, Menciptakan Kepuasan Pelanggan Oleh : Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ibnu Sirin seoran...

Kewaraan Ibnu Sirin, Menciptakan Kepuasan Pelanggan

Oleh : Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ibnu Sirin seorang ulama yang selalu makan dari hasil kerjanya sendiri seperti Nabi Dawud. Dia hidup dari hasil usaha dan keuntungannya. Dia pedagang yang jujur dan ahli ilmu yang bijaksana.

Dia berniaga siang hari dan melaksanakan hak perniagaan dengan baik. Dia pergi di pagi hari sambil membawa barang dagangannya dengan keuntungan sesuai syariat. Malam harinya, shalat malam, berharap ampunan, serta ahli ibadah yang zuhud.

Ibnu Sirin ketika datang ke pasar Bashrah pada tengah hari sambil bertakbir, bertasbih dan berzikir kepada Allah. Seseorang berkata, " Wahai Ibnu Sirin, pada saat ini ?" Maksudnya, sampai di pasar sekalipun! Ibnu Sirin berkata, "Sungguh, ia adalah waktu yang lengah."

Ibnu Sirin jika melakukan perniagaan, lalu merasa ragu terhadap sesuatu maka dia meninggalkannya.

Jika dia menerima uang palsu atau uang kuno yang tidak berlaku lagi dari pembeli, maka uang tersebut tidak digunakan lagi untuk berbelanja. Khawatir merugikan orang yang menerimanya kembali. Saat Ibnu Sirin wafat, ada sekitar 500 dirham uang palsu dan kuno.

Maimun bin Mihran bercerita kejujuran dan terpercayanya Ibnu Sirin dalam berbisnis, " Aku datang ke Kuffah untuk membeli perabot rumah di toko Ibnu Sirin dengan tawar menawar."

"Setiap kali dia menjual satu macam barang kepada ku, dia bertanya, "Apakah engkau ridha?" Aku jawab, "Iya." Dia mengulanginya sebanyak 3 kali dengan menghadirkan dua saksi. Sejak melihat kewaraannya, aku tidak pernah meninggalkan kebutuhan yang paling kecil sekali pun kecuali membelinya di Ibnu Sirin."

Referensi :
1. Kisah Para Tabiin, Syaikh Abdul Munim Al Hasyimi, Penerbit Ummul Qura, Agustus 2016
2. 60 Biograf Ulama Salaf, Syaikh Ahmad Farid, Pustaka Kautsar, Februari 2008

Pemimpin yang Adil, yang Lahir dari Rahim Pebisnis yang Jujur Oleh : Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jujur d...

Pemimpin yang Adil, yang Lahir dari Rahim Pebisnis yang Jujur

Oleh : Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jujur dan amanahlah dalam berbisnis. Karena kebaikan manusia tergantung dari kejujuran dan keamanahan para pebisnis.

Kejujuran para pebisnis akan melahirkan keberkahan. Baik untuk dirinya atau pun bagi keturunannya.  Mari kita telusuri salah satu bukti sejarah ini.

Sejarah selalu mencatat keadilan Umar Bin Abdul Aziz. Beliau memang keturunan Umar Bin Khatab, sang Khalifah yang adil. Namun bagaimana bisa melahirkan dua Umar yang memiliki keadilan yang sama ?

Bagaimana Umar Bin Khatab memilihkan jodoh  bagi putranya yang bernama Ashim ?

Umar tidak menikahkan dengam seorang ustadzah atau wanita yang alim. Tetapi menikahkannya dengan wanita biasa saja. Yang tinggal di rumah yang sederhana. Dia hanya tinggal dengan ibunya saja.

Bagaimana bisa wanita biasa saja dari rahim-rahim keturunannya lahir seorang pemimpin yang disejajarkan dengan Khalifatur Rasyidin ?

Wanita ini seorang pebisnis. Pebisnis seperti apa yang melahirkan pemimpin luar biasa ? 

Malam terasa dingin hingga menusuk tulang. Semua penduduk Madinah lebih memilih tidur pulas sambil berselimut tebal. Ditengah kegelapan malam, terlihat dua orang yang terus berjalan diantara rumah penduduk. Dialah Umar Bin Khatab dan pengawal pribadinya Aslam.

Sudah menjadi kebiasaan Umar Bin Khatab melihat kondisi rakyatnya di saat malam. Setelah kelelahan mengontrol penduduk. Umar dan Aslam beristirahat duduk di sebuah rumah yang sederhana. Tiba-tiba sayup-sayup terdengar ucapan dua orang wanita dari dalam rumah tersebut.

Seorang ibu berkata pada putrinya, "Anakku, susu yang akan dijual itu, campurlah dengan tambahan air." Sang putrinya menjawab, "Ibu, apakah engkau tidak mengetahui larangan Amirul Mukminin tentang hal itu ?" Sang ibu bertanya, "Apa larangannya?"

Putrinya menjawab, "Dia memerintahkan aparatnya untuk mengumumkan agar tidak mencampurkan susu dengan air."  Sang Ibu menimpali, "Anakku, campurlah susu dengan air, engkau tidak mungkin diketahui Umar dan aparatnya."

Sang Anak tertegun sebentar. Ada pertentangan bathin di dalam jiwanya. Lalu berkata, "Ibu, tidak mungkin saya taat kepadanya di depan orang banyak tetapi melanggar perintahnya saat tidak dilihat orang."

Umar Bin Khatab tersentak mendengarkan semua pembicaraan itu. Lalu memerintahkan Aslam untuk menandai pintu rumah dan mengingat lokasi rumah tersebut.

Setelah itu Umar Bin Khatab berjalan melanjutkan aktivitasnya. Apa yang akan dilakukan Oleh Umar Bin Khatab terhadap penghuni rumah tersebut ?

Setelah Aslam menandai rumah tersebut. Di pagi hari, Umar berkata, "Aslam, pergilah ke tempat perempuan itu. Cari tahu siapa yang mengucapkan perkataan itu dan siapa yang diajak berbicara? Juga pelajari apakah mereka mempunyai kepala rumah tangga yang memenuhi kebutuhan hidup mereka?"

Aslam menyelidiki rumah tersebut. Lalu melaporkan, "Perempuan yang berbicara adalah seorang gadis yang tidak mempunyai istri." Umar memanggil anak-anaknya. Yang belum menikah adalah Ashim. Maka Ashim berkata, "Ayah, nikah kan saya dengannya."

Maka Umar mengirim utusan untuk meminang perempuan tersebut. Dan mengawinkannya dengan Ashim. Dari perkawinannya dengan Ashim terlahirlah seorang perempuan. Dari perempuan ini terlahirlah Umar Bin Abdul Aziz.

Ingin melihat ketakwaan kita sendiri? Lihatlah cara kita berbisnis. Jujur atau khianat?


Referensi:
500 Kisah Orang Soleh Penuh Hikmah, Imam Ibnu Fauzi, Pustaka Kautsar, Juni 2017

Hari-hari Manusia Oleh: Nasruloh Baksolahar (ChannelYoutube Dengerin Hati) Hari-hari manusia. Seperti apa? Hari-Hari pergelutan ...

Hari-hari Manusia

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(ChannelYoutube Dengerin Hati)

Hari-hari manusia. Seperti apa? Hari-Hari pergelutan dengan dirinya, Tuhannya dan kehidupannya.

Hari-hari pergelutan dengan masa lalu, masa kini dan masa depannya. Menyadari hari dan waktu, berarti menyadari kehidupannya. Menyadari hari dan waktu, berarti menyadari kemaslahatan diri dan kehidupannya. Tidak sadar waktu. Tidak cerdas waktu, penyebab kehancuran manusia.

Adakah waktu untuk dirimu sendiri? Berbicara pada diri sendiri. Bertanya pada diri sendiri. Menjawabnya sendiri. Dirimu adalah ruh tiupan Allah yang maha dahsyat potensi dan kekuatannya. Mengapa tidak didayagunakan? Mengapa disia-siakan?

Adakah waktu untuk dirimu sendiri? Bercengkrama dan berdialog, mewawancarai dan menggali mutiara yang terpendam pada ruh tiupan Allah. Menemani dirimu, jangan terasa asing pada diri sendiri. Perbanyak bicara pada dirimu dibandingkan pada orang lain.

Berbicaralah Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar pada dirimu. Subhanallah, Maha Suci Allah dari semua keburukan yang akan menimpamu. Maha Suci Allah atas prasangka burukmu terhadap takdir kehidupan ini.

Alhamdulillah, Semua kejadian akan berakhir pada segala puji bagi Allah, atas semua takdir-Nya. Segala puji bagi Allah atas semua fragmen kehidupan yang sudah terjadi. Bila masih belum menemukan hakikat ini, telisiklah ada yang salah dengan jiwamu.

Puncak dari semua kesadaran hidup adalah Allahuakbar. Melihat kebesaran-Nya, melihat keagungan-Nya, kekuasaan-Nya, kasih sayang-Nya,  kelembutan-Nya, kedemawanan-Nya. Bila masih belum menemukan, telisiklah hijab hatimu dengan Allah.

Itulah waktu-waktu dirimu dengan dirimu sendiri. Itulah waktu-waktumu saat berdialog, bercengkrama, dan bertanya pada dirimu sendiri. Diri itu dididik dengan memasukan Allah ke dalam jiwa mu. Agar dia paham dan sadar, akhir dari tujuan hidup ini.

Bila berimajinasi terhadap dunia, lakukanlah... bukan untuk mengeruknya. Tetapi hanya menjalankan peran khalifah kepemimpinan di bumi. Khalifah adalah wakil Allah di muka bumi. Maka kelolalah isi bumi dengan prinsip, aturan, tujuan bagi kemanusiaan dan kemaslahatan. Karena inilah prinsip Islam. Namun mengapa banyak yang takut dan ditakuti-takuti dengan prinsip ini?

Waktumu bersama Tuhanmu. Adakah waktu ini? Apakah engkau sisakan? Apakah dikhususkan? Padahal Allah sudah merancang waktu khusus untuk berjumpa denganmu? Bila tidak ada, tandanya Allah tak ingin berjumpa dengan mu? Engkau tak layak untuk berjumpa dengan-Nya? Nafsu menguasaimu?

Rendahkan jiwa dihadapan Penguasa Alam. Rendahkan hati dihadapan Singgasana-Nya. Bersujud dihadapan Dzat-Nya. Apakah engkau rasakan? Apakah engkau melihat-Nya? Apakah merasakan kenikmatan?

Mintalah pertolongan-Nya. Siapa yang paling sering dimintai pertolongan? Makhluk atau Allah? Mengapa mengabaikan Yang Maha Memberi dan berlari menuju yang tak berdaya? Mengapa merasa yakin kepada makhluk dan tak yakin kepada Dzat yang mahakaya?

Setelah itu, waktu-waktu pergolakan terhadap kehidupan.  Waktu-waktu pergulatan terhadap kehidupan. Tentraman atas semua persitiwa. Yang dikhawatirkan bagaimana sikapmu terhadap kehidupan ini? Yang dikhawatirkan, apa isi hati, jiwa, akal dan pemikiran terhadap kehidupan ini? Maka mohonlah jalan yang lurus. Jalan orang yang telah dianugerahkan nikmat, bukan yang jalan kebodohan dan kesesatan. Mohon bimbingan Allah, bukan bimbingan dan kekuatan akalmu, bukan pikiranmu, bukan kepintaranmu, bukan juga kehebatanmu.

Itulah hari-hari manusia. Itulah waktu-waktu manusia. Waktu bersama diri, Tuhan dan kehidupan. Itulah waktu-waktu terhadap masa lampau, kini dan depan.

Hujan Petir, Fenomena Jiwa "Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kila...

Hujan Petir, Fenomena Jiwa


"Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat. Mereka menyumbat telinganya dengan jarinya karena (mendengar suara petir), sebab takut akan mati. Dan, Allah meliputi orang kafir." (2: 19)

Tafsir Fi Zhilalil Qur'an:
Ini pemandangan yang mengagumkan, penuh gerakan, bercampur kegoncangan. Ada kebingungan dan kesesatan, ada kengerian dan ketakutan, ada kekagetan dan kekacauan, dan ada cahaya dan gema suara.

Situasi yang memenuhi pemandangan itu semua yang berupa hujan lebat, kegelapan, guruh, kilat, orang yang kebingungan dan ketakutan, langkah kaki yang penuh ketakutan, yang berhenti ketika kegelapan sedang menimpa.

Situasi in sungguh menggambarkan kebingungan, kegoncangan, ketidakstabilan, dan kegoyangan yang dijalani dalam kehidupan orang munafik itu, ketika mereka bertemu orang mukmin dan kembali kepada setan-setan mereka.

Antara yang dikatakan sesaat, lalu meralat dengan serta merta. Antara pencarian terhadap petunjuk dan cahaya dengan kembalinya kepada kesesatan dan kegelapan. Ini sebuah pemandangan indrawi yang melukiskan kondisi jiwa dan perasaan mereka.

Ini merupakan salah satu cara Al-Qur'an yang mengagumkan dalam melukiskan kondisi jiwa, seakan-akan sebuah pemandangan yang dapat dilihat oleh pancaindra.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (304) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)