basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Pedagang yang Diselamatkan Malaikat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Seorang Sahabat Anshar yang diken...

Pedagang yang Diselamatkan Malaikat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Seorang Sahabat Anshar yang dikenal dengan kunyahnya Abu Mua'allaq, berdagang dengan hartanya dan harta orang lain ke segenap penjuru. Dia rajin beribadah dan wara'.

Suatu hari dia ditemui pencuri yang membawa senjata. Pencuri itu berkata,"Letakkan harta yang kau bawa, jika tidak saya akan membunuhmu!" Dia menjawab,"Apa hubungannya dengan darahku? sedangkan engkau inginkan hanyalah harta?"

Pencuri itu menjawab,"Harta itu menjadi miliku. Dan saya hanya menginginkan darahmu!" Dia berkata,"Jika engkau ngotot, berikan saya kesempatan untuk shalat empat rakaat." Pencuri itu berkata,"Shalatlah sesuai yang engkau mau."

Dia kemudian berwudhu, setelah itu shalat empat rakaat. Di antara doanya,"Ya  Allah, Yang Memiliki Arsy yang Agung, Yang Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki, saya memohon dengan keagungan-Mu yang tidak akan pernah berkurang, dan kekuasaan-Mu yang tidak akan pernah runtuh, dan cahaya-Mu yang memenuhi seluruh sisi Arsy-Mu, agar Engkau menghentikan kejahatan pencuri ini."

"Wahai Dzat Yang Maha Menolong, tolonglah saya. Wahai Dzat yang Maha Menolong, tolonglah saya. Wahai Dzat yang Maha Menolong, tolonglah saya. Wahai Dzat yang Maha Menolong, tolonglah saya!"

Dia berdoa seperti itu sebanyak 3 kali. Tiba-tiba datang seorang tentara berkuda, di tangannya terdapat tombak pendek, yang terletak diantara dua telinga kudanya. Saat dia melihat pencuri itu, dia mendatanginya, dan menusuknya dengan tombak hingga mati. Setelah itu dia datang kepadanya dan berkata,"Bangunlah!"

Dia berkata,"Siapakah engkau? Allah telah menyelamatkan dengan perantaraanmu, pada hari ini."

Dia menjawab,"Saya adalah malaikat yang berada di langit ke empat. Engkau berdoa dengan doamu yang pertama, maka saya mendengar pintu-pintu langit bergerak."

"Setelah itu engkau berdoa dengan doamu yang kedua, maka saya mendengar penduduk langit menjadi hiruk pikuk. Setelah itu engkau berdoa dengan doamu yang ketiga, dikatakan kepadaku: ini dia orang yang sedang membutuhkan pertolongan, maka saya memohon kepada Allah swt untuk menugaskanku membunuh pencuri itu."

*) 500 kisah orang saleh dan penuh hikmah, Imam Ibnu Jauzi, pustaka al Kautsar, Hal 138-139

Taubat, The Management of Change Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Titik peralihan antara gelap dan ter...

Taubat, The Management of Change

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Titik peralihan antara gelap dan terang. Batas perpindahan dari maksiat dan ketaatan adalah taubat. Taubat titik awal baru yang lebih baik. Bila hijrah sudah tertutup, maka pintu taubat selalu terbuka hingga sakratul maut dan hari kiamat.

Dengan azab dunia dan neraka, apakah Allah zalim? Padahal Allah selalu membuka pintu taubat setiap saat. Allah menerima taubat setiap saat dengan penuh kegembiraan. Dengan taubat, semua kegelapan dan kesalahan dihapus-Nya. Taubat menjadi lembaran putih baru dalam kehidupan manusia.

Renaldi Kasali, pakar manajemen, mengatakan bahwa manajemen perubahan atau management of change sebuah perusahaan diawali dari kesadaran akan kesalahan. Merasakan adanya kesalahan. Melihat fakta kesalahan. Ini harus disadari dan dirasakan oleh setiap level. Inilah pondasi perubahan.

Cara terkuat membangun perubahan adalah keinsafan diri, bukan yang ditunjukan dan disadarkan oleh orang lain. Inilah pentingnya manzilah Muhasabah, selalu mengintropeksi diri. Bagaimana Allah menyadarkannya? Perhatikan apa yang akan diperbuat untuk hari esok. Perhatikan apa yang terjadi di hari esok. Bagaimana bila menghadapi kematian? Bagaimana bila bisnis ini menghadapi kematian?

Taubat itu memperbaiki hari ini untuk menghadapi tantangan hari esok. Melakukan perubahan dan perbaikan hari ini untuk merevolusi masa depan. Muhasabah itu menemukan kekurangan, kekhilafan, kelalaian dan kesia-siaan yang lalu dan hari ini lalu beristighfar dan bertaubat untuk melakukan continuous improvment dan learning.

Muhasabah orang yang awam itu pada kesalahan dan maksiatnya. Muhasabah tingkat pertengahan itu pada kelalaian dan kesia-siaannya. Tetapi muhasabah orang pilihan dan khusus itu pada kebaikan yang telah dilakukannya. Muhasabah pada pengelolaan bisnis pun harus pada level semua keunggulan yang telah dibuat. Karena keunggulan hari ini adalah keusangan di hari esok.

Setelah itu beristiqamahlah, istiqamah dalam bisnis adalah menjaga konsistensi dan keberlangsungan keunggulan dalam proses, lini dan struktur bisnis. Keistiqamahan dibangun dari konsistensi menapaki manzilah taubat dan muhasabah.

Mongol, Islam dan Majapahit Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Menurut Buya Hamka, Muslim memberikan kon...

Mongol, Islam dan Majapahit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Menurut Buya Hamka, Muslim memberikan kontribusi dalam pembentukan Majapahit. Daerah mayoritas muslim jadi pusat industri perkapalan dan perawatan.

Kontribusi awal muslim dalam membangun budaya di Majapahit baru sebatas pola kesehatan dan berpakaian.

Sebelum Majapahit berdiri, daerah pesisir utara Jawa sudah bermunculan pusat perdagangan Muslim. Sedangkan pusat Majapahit di pedalaman Jawa.

Tentara Mongol menyerbu Singasari 1292 M. Saat itu sudah banyak tentara Mongol yang muslim di era Kubilai khan.

Saat Mongol dikalahkan, banyak tentara muslim Mongol yang tidak kembali ke negaranya. Akhirnya mereka berkompromi dengan Raden Wijaya

Keahlian tentara Mongol, insinyur persenjataan dan ahli bangunan, serta ahli industry keramik, jadi sangat dibutuhkan oleh Majapahit yang baru berdiri.

Di era Hayam Wuruk sudah terdapat petinggi Majapahit yang muslim. Ini terrekam dari pemakaman raja-raja Majapahit.

Makam Troloyo bukti  kuburan petinggi muslim dari para anggota kerajaan yang wafat di zaman Hayam Wuruk, Wikramawardhana dan Ratu Suhita

Setelah wafatnya Hayam Wuruk, Sunan Gresik membangun pusat pertanian untuk menanggulangi kelaparan akibat perang Paregreg.

Saat perang bubat, versi kitab kidung sunda, rombongan Padjadjaran berkumpul di lapangan sudut Masjid Agung Majapahit.

Prasasti Hayam Wuruk tertulis, yang ikut mengelola pelabuhan sungai Majapahit, mereka yang beribadah “dasardha diwasa” alias ibadah lima waktu sehari, itulah muslimin.

Berdirinya Pasai bersamaan dengan Majapahit, membuktikan bahwa muslimin sudah mengakar kuat di Nusantara.

Sumber:
https://amp.kompas.com/nasional/read/2011/04/14/03505816/twitter-com?page=all#page2
https://amp.kompas.com/nasional/read/2012/09/04/22263214/~Oase~Resensi?page=all#page2
Sejarah Umat Islam karya Buya Hamka 

Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apa yang tidak dimiliki oleh Umat I...

Khazanah Keilmuan Ulama Nusantara

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apa yang tidak dimiliki oleh Umat Islam di Indonesia? Bagaimana berbisnis? Penyebar Islam di Indonesia adalah pebisnis. Beberapa Wali Sanga pun seorang pebisnis seperti Sunan Giri. Bagaimana mengelola kekuasaan atau Islam Politik? Sudah ada contoh Kesultanan Pasai, Cirebon, Demak dan Mataram. Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati pun seorang pakar tata negara.

Bagaimana menjadikan Islam sebagai sebuah budaya yang mengakar di masyarakat? Para Walisanga seperti Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga sudah mencontohkannya. Bagaimana soal teknologi? Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Kalijaga membangun teknologi pertanian dalam dakwahnya.

Khasanah keilmuan, amal dan pembangunan peradaban Islam di Indonesia sudah dicontohkan oleh para Ulama. Prof Dr Ayumardi Azra dalam bukunya pengaruh jaringan ulama Mekah terhadap Nusantara dan Adhi Maftuhin dalam bukunya Sanad Ulama Nusantara mencoba mengkoneksikan keilmuan ulama di Nusantara dengan para ulama dunia.

Bila kita berhasil menghubungkan pemikiran ulama Nusantara dengan ulama dunia. Kitab-kitab yang dikaji dan ditulis oleh ulama Nusantara dengan kitab-kitab ulama dunia saat itu, maka bisa memahami bagaimana keislaman yang ada di Nusantara. Bisa memahami bagaimana basis keilmuan yang disebarkan sehingga mempengaruhi tradisi, budaya dan akhlak muslimin di Nusantara.

Bila membaca literatur sejarah, maka akan terbaca apa yang terjadi di dunia dengan apa yang terjadi di Nusantara. Bagaimana pengaruh kalahnya Tentara Salib dan Mongol terhadap Nusantara? Bagaimana pengaruhnya kemenangan Al Fatih terhadap Nusantara? Bagaimana pengaruh hukuman terhadap Al-Hallaj? Bagaimana pengaruhnya terbentuk beragam Tarekat terhadap perjuangan kemerdekaan di Nusantara?

KH Bahtiar Natsir pernah mengatakan bahwa Islam di Indonesia berbasis budaya bukan politik. Oleh karena itu tidak terpengaruh oleh riuh-rendahnya politik kekuasaan. Tidak terpengaruh oleh pergantian kekuasaan. Islam di Indonesia telah menjadi budaya yang mengakar karena sudah menjadi tradisi keseharian.

Kajian ini diperlukan agar memahami bagaimana budaya yang dibentuk dengan basis keilmuan yang menjadi pondasinya.   Ulama Nusantara yang dulunya menetap di Nusantara, Mekah, Mesir dan berkelana ke berbagai belahan dunia tentu membangun masyarakat dengan basis keilmuan yang shahih.

Mubaligh Yang Berbisnis, Energi Dakwah di Nusantara  Dakwah Islam harus melalui persetujuan hati dan akal, tidak melalui "c...

Mubaligh Yang Berbisnis, Energi Dakwah di Nusantara 

Dakwah Islam harus melalui persetujuan hati dan akal, tidak melalui "cuci otak". Dakwah Islam diberikan dengan alasan yang masuk akal, tidak dicampuri dusta dan kesanggupan mempergunakan akal untuk menimbang mana yang haq dan mana yang bathil. Yang dituju adalah akal yang cerdas, iman yang mendalam, lepas dari waham dan syak wasangka.

Sejak zaman Abbasiyah, kaum muslimin telah banyak bergaul dengan berbagai agama, baik Nasrani, Yahudi dan filsafat Yunani. Ada ajaran Yoga dari Hindustan. Ada juga musyrikin yang penuh keraguan. Namun muslim dapat bergaul dengan mereka. Bukan muslim yang tertarik kepada mereka, bahkan merekalah yang tertarik pada sikap hidup, keramahan dan kelapangan dada muslim.

Di zaman kerajaan Jawa sebelum Islam, jaman Jenggala dan Majapahit, telah ada agama Islam di tanah Jawa. Mubaligh-mubaligh itu merangkap sebagai Saudagar. Pakaiannya bersih. Mukanya  jernih karena wudhu. Dalam rumah tangga, sikapnya bersih, menghormati tetamu dan tetangga sehingga menarik hati. Setelah memeluk Islam, kedudukan mereka tidak direndahkan, tidak menjadi kelas dua.

Para saudagar sambil berjualan, juga masuk ke masyarakat yang masih jahiliyah. Membawa perniagaan, juga membawa cahaya Ilahi, ajaran tauhid dan makrifatullah. Menyediakan barang, tetapi juga memberikan persediaan lain yang lebih tinggi harganya daripada barang, yaitu cahaya iman yang menyinar dari muka mereka. Membawa barang di tangan dan cahaya di hati.Perniagaannya maju, agamanya pun maju.

Para saudagar menunjukkan budi baik, sopan santun yang mulia, sehingga raja-raja pun tertarik memeluknya. Jika raja telah masuk, niscaya akan menurut pula rakyatnya. Saudagar muslim menyebarkan Islam tidak tergantung kepada adanya raja-raja. Para mubaligh bekerja tidak mengharapkan sokongan dan bantuan dari pihak yang berkuasa. 

Pengaruh ulama besar yang merangkap ahli dakwah kadang-kadang lebih besar daripada pengaruh kerajaan sendiri. Sampai-sampai mereka diberi gelar "sunan" yang berasal dari kata "susuhunan", menyusun jari mendatangkan sembah. Artinya derajat martabat dianggap sama dengan raja-raja sendiri.

Ketika Belanda berhasil mengalahkan kesultanan yang ada di Nusantara. Apakah tercabut Islamnya? Ketik Belanda menjajah 350 tahun dengan segala misi kristenisasinya, justru bilangan umat Islam bertambah banyak. Ini bertanda bahwa penyebaran dakwah oleh para saudagar dan ulama sudah menjadi keyakinan dan budaya yang mengakar karena penyebarannya dengan pengaruh pribadi-pribadi, dengan bekerja sendiri, tidak dengan paksaan dan pedang.

(Diringkas dari Buku Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, Karya Buya Hamka)

Muslim pun Berkontribusi Mendirikan Majapahit? Penulis dan peneliti, Donald Maclaine Campbel, dalam buku Yava mengatakan, "...

Muslim pun Berkontribusi Mendirikan Majapahit?

Penulis dan peneliti, Donald Maclaine Campbel, dalam buku Yava mengatakan, "Orang Arab dan Persia telah turut mendirikan Majapahit. Sejak lama mereka telah mendirikan perkampungan di Sumatera bagian Barat. Pantai Gresik dan Madura pernah dijadikan pangkalan untuk memperbaiki kapal-kapal rusak dan tempat memuat barang makanan bekal berlayar. Bahkan mereka pun turut juga mendirikan kerajaan Jenggala, Daha, dan Singasari. Pada setiap kerajaan itu orang Arab dan Persia telah tinggal bermukim."

Batu nisan Fatimah binti Maimun di desa Leran tahun 1101 M, menunjukkan adanya masyarakat muslim di Jawa saat raja Airlangga memecah kerajaannya menjadi Jenggala dan Kediri pada 1049 M. Di masa itu pun saudagar muslim sudah berhubungan erat dengan penguasa negri. Jika mereka turut andil dalam mendirikan kerajaan Jenggala maka tidak sulit untuk membuktikan bahwa mereka pun turut mendirikan Majapahit.

Persaudagaran berbicara laba rugi, jauh berbeda dengan semangat angkatan perang yang memperhitungkan kalah-menang. Oleh sebab itu, di Nusantara berlaku ayat, "Tidak ada paksaan dalam agama." Para saudagar dan utusan dari umat Islam, yang berintikan orang Arab telah datang berbondong-bondong ke Nusantara. Ada yang hanya singgah, ada juga yang menetap hingga mendirikan perkampungan kecil agar mereka tidak terganggu mengerjakan agama.

Zaman itu orang masih memakai budak dan hamba sahaya. Orang Islam membeli budak lalu memerdekakannya, akhirnya dengan sukarela mereka menjadi Islam. Nasibnya pun lebih baik dalam perlindungan tuannya. Bahkan, mereka dipercaya sebagaimana mempercayai anaknya sendiri. *Maka Terciptalah masyarakat yang kokoh menentramkan.*

*Persaudagaran menggerakkan roda perekonomian*. Perniagaan orang Arab sejak permulaan abad ke-7 Masehi telah sampai ke Tiongkok dan sangat maju. Pada abad pertama Hijriyah, saudagar Arab telah memiliki pusat perniagaan yang ramai di Kanton. Antara abad ke-10 hingga 15 M, di tangan orang Arablah berpegang seluruh perniagaan di sebelah timur, dengan tidak ada siapa pun saingannya. Berdasarkan hal ini, dipastikan di beberapa pulau Nusantara orang Arab telah meletakkan sendi-sendi daerah perniagaannya, sebagaimana yang telah mereka lakukan pula di tempat lain pada masa permulaan.

Seorang perutusan Tiongkok datang ke Jawa, menerangkan kondisi umat Islam di era Majapahit, "Golongan Islam datang dari sebelah Barat dan telah tinggal menetap di sana. Pakaian dan makanan mereka bersih dan enak. Orang Tiongkok pun banyak yang telah masuk Islam dan mereka amalkan dengan baik ajaran Islam. Pada sisi lain, penduduk asli masih sangat kotor, pergi dan pulang tidak memakai terompah, dan tidak bersungut kepala *Artinya, muslim telah membangun budaya baru saat kerajaan Hindu dan Budha masih berkuasa.*

Walupun pesisir Sumatera dan Jawa sebagai besar dihuni muslim, dan pusat kotanya di pedalaman dihuni Hindu dan Budha, namun tidak pernah ada upaya penggulingan atau kerjasama dengan pihak luar untuk meruntuhkan kerajaan Hindu dan Budha. *Inilah kolaborasi di Nusantara saat itu."

(Diringkas dari Buku Sejarah Umat Islam karya Buya Hamka)

Nusantara, Sebelum dan Saat Hidupnya Rasulullah saw Selat Malaka sudah ramai jauh sebelum kelahiran Nabi Isa. Nusantara sudah me...

Nusantara, Sebelum dan Saat Hidupnya Rasulullah saw

Selat Malaka sudah ramai jauh sebelum kelahiran Nabi Isa. Nusantara sudah menjalin hubungan yang erat dengan India dan Tiongkok melalui hubungan laut selat Malaka. Oleh karena itulah, dalam penelitian sejarah, bahan-bahan dari India dan Tiongkok amat penting dalam meneliti sejarah Indonesia. Menurut Sir Thomas Arnold, saudagar Arab pun sudah melakukan perniagaan yang sangat luas di Nusantara sejak masa permulaan sekali.

Dua abad sebelum kelahiran Rasulullah saw atau sekitar abad ke 4 Masehi, telah ada di Nusantara sebuah kerajaan Hindu di Kalimantan Timur, yaitu Kutai. Ditemukan batu bersurat yang menyatakan bahwa nama rajanya Mulawarman dan huruf batu itu Paliawa. Kerajaan ini sudah menjalin kerjasama dengan berbagai pelosok negri hingga ke India Selatan.

Satu abad sebelum kelahiran Rasulullah saw, abad ke 5 Masehi di Jawa Barat ada pula sebuah kerajaan Hindu bernama Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman. Di abad ini pula, pelawat dari Tiongkok yang bernama Fa Hian telah melawat ke Nusantara. Dicatat negri-negri yang didatanginya seperti Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Rasulullah saw hidup dari 571-632 Masehi. Apa yang terjadi di Nusantara? Di Solok Sumatera Barat telah didapati sebuah patung Budha yang menurut penaksirannya dari abad ke 6 Masehi. Selain itu, disebut juga nama kerajaan San Foh Sji. Menurut penelitian, itulah kerajaan Sambojaya, cikal bakal Sriwijaya yang berdiri pada abad ke 7 Masehi.

Ketika Islam berkembang di Tanah Arab pada abad ke 7, agama Budha Mahayana sedang berkembang pula di Nusantara, di bawah pimpinan Sriwijaya yang berpusat di Palembang. Sriwijaya sebagai perantaraan aliran Budha yang datang dari Hindustan menuju Tiongkok yang singgah di Sriwijaya. Warisan ini jugalah yang disambut oleh Indonesia pada zaman Islam yang menjadi tempat perantara antara kemajuan dari Arab dan Hindustan yang akan menuju ke Maluku dan Filipina.

Menilik daerah-daerah yang dikuasainya, Sriwijaya sebuah kerajaan maritim yang berdagang hingga ke India dan Tiongkok melalui Selat Malaka. Kekuasaannya sampai ke Siam, Birma dan Vietnam. Pengaruhnya sampai hingga ke India Selatan, Sailan dan menancapkan kuasanya hingga ke Tanah Jawa untuk memperkokoh pengaruh agama Budha.

Di periode ini juga perniagaan orang Arab telah sampai ke Tiongkok dan sangat maju. Berdasarkan pustaka Tiongkok, orang Arab telah datang Nusantara pada abad ke 7 Masehi, artinya pada abad pertama  Islam. Menurut Sir Thomas Arnold, Islam pun sudah dibawa ke Nusantara oleh para saudagar Arab sejak abad pertama dari hijrahnya Rasulullah saw.

(Diringkas dari buku Sejarah Umat Islam karya Hamka)

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)