basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Samudera Pasai Dikuasai Majapahit? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Samudera Pasai lebih dahulu berdir...

Samudera Pasai Dikuasai Majapahit?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Samudera Pasai lebih dahulu berdiri dibandingkan Majapahit. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. 

Pertanyaannya, apakah kekuasaan Majapahit termasuk Sumatera mencakup Samudera Pasai? Memang ada kisah penyerbuan Majapahit hingga dua gelombang, Gajah Mada pun dikabarkan memimpin langsung penyerbuannya ke Samudera Pasai. Namun apakah Samudera Pasai dikuasai Majapahit?

Apakah setelah penyerbuan Majapahit Samudera Pasai mengalami kemunduran? Yang terjadi sebaliknya, Samudera Pasai memasuki masa keemasan kedua di era Sultanah Nahrasyiyah yang memerintah setelah era Majapahit Hayam Wuruk. 

Sultanah Nahrasyiyah adalah Ratu di Kesultanan Samudera Pasai. Wafat pada 831 H/ 1428 M. Dia Ratu perempuan pertama di Asia Tenggara memerintah dengan arif bijaksana dengan sifat keibuan serta kasih sayang.

Pada masa pemerintahannya? penyebaran agama Islam menjadi semakin pesat, Kesultanan Samudera Pasai sendiri mencapai puncak masa kejayaan pada masa pemerintahannya. Dikenal sebagai sosok yang bijak dan arif. Selama berada di tampuk kepemimpinan, ia memerintah dengan sifat keibuan dan penuh kasih sayang. Saat itu, harkat dan martabat perempuan begitu mulia. 

Ketika Cheng Ho singgah di Samudera Pasai, yang berkuasa saat itu adalah Ratu Nahrasiyah memerintah tahun 1405-1428 M. Sang Ratu adalah anak dari Zainal Abidin Malikudzahir atau cucu dari Sultan Malikussaleh. Berkuasa dengan arif selama 20 tahun lebih. Saat Ceng Ho ke Samudera Pasai, tak ada catatan perjalanan Cina yang menunjukan bahwa Pasai bagian dari Majapahit.

Penjaga Makam Sultanah Malikah Nahrasyiyah juga membantah bahwa Kerajaan Samudera Pasai pernah diserang oleh Kerajaan Majapahit, apa lagi sampai mengalami kekalahan hal ini disebabkan tidak ditemukan adanya peninggalan Kerajaan Majapahit baik berupa mata uang.

Selain itu Sultan Malikussaleh  dalam literature Arab bergelar “Al-Fatih” yang memiliki angkatan laut terkuat di Asia Tenggara. Kekuatan maritim Samudera Pasai pada masanya setara menguasai lautan dan diseumpanakan dengan panglima laut Turki, Khairuddin Barbarossa. Karena itu tidak mungkin Kerajaan Majapahit menyerang Kerajaan Samudera Pasai mengingat Belanda sendiri ketika menyerang Kesultanan Aceh pun dengan mengandeng banyak sekutu.

Sumber:
https://nasional.okezone.com/amp/2021/02/07/337/2357858/samudra-pasai-kerajaan-islam-pertama-bikin-pasukan-majapahit-bertekuk-lutut?page=3

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Samudera_Pasai

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Malikah_Nahrasiyah

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/p22vjt396

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/stori/read/2021/04/21/163539479/kerajaan-samudera-pasai-sejarah-masa-kejayaan-dan-peninggalan



Bumi Sebagai Hamparan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bumi bulat atau dataran? Teori ini sempat menja...

Bumi Sebagai Hamparan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bumi bulat atau dataran? Teori ini sempat menjadi perbincangan yang keras. Tapi apa manfaatnya? Dalil bahwa bumi ini datar pun dinukil dari Al-Qur'an dengan frase bahwa bumi dihamparkan untuk manusia. Hanya untuk dalil ilmu pengetahuankah kehadiran Al-Qur'an?

Al-Qur'an memaparkan sesuatu bukan sekedar menjadi ilmu dan teknologi. Yang lebih penting lagi dipahaminya hakikat kehidupan. Manusia merasakan getaran kasih sayang Allah yang berbekas kuat, berkesan dan mengguncangkan kesadaran untuk beriman kepada Allah sehingga selamatlah hidupnya di dunia dan akhirat.

Bumi dihamparkan untuk  menghentak kesadaran bahwa Allah telah memudahkan seluruh urusan manusia. Bentuk bumi disesuaikan dengan kemampuan manusia sehingga dapat dijelajahi dengan sangat mudah untuk dinikmati dan bersenang-senang, tanpa kelelahan yang menyiksa manusia.

Perhatikan permukaan bumi. Lebih luas daratan ataukah lautan? Di daratan, lebih banyak tanah yang menghampar atau gundukan seperti bukit dan gunung? Lebih banyak perbukitan atau pegunungan? Bisa dihitungkah gunung yang menjulang tinggi ke langit. Ini tanda bahwa Allah telah menghamparkan bumi bagi manusia.

Apa yang terjadi bila lebih banyak daratan dari lautan? Perhatikan kedalaman laut. Menyelamlah ke laut. Di kedalaman laut, berbentuk lapang menghampar atau gunung-gunung yang terjal? Andai tidak ada lautan bisakah manusia melakukan mobilisasi dengan transportasi yang mudah? Saat ini cukup dengan kapal laut saja manusia bisa berkeliling dunia.

Dimana paling banyak sumber energi bumi? Di lautanan. Bisakah melakukan eksplorasi minyak bumi dengan mudah bila tidak berbentuk lautan? Akan sangat sulit membawa peralatan berat untuk sampai ke titik eksplorasinya. Karena di kedalaman laut sangat terjal dan banyak pegunungan. Buktinya, bukankah ada gunung berapi di lautan?

Dengan lautan dan struktur dataran yang diciptakan Allah, sangat terlihat jelas bahwa bumi memang diciptakan sebagai hamparan yang memudahkan urusan manusia. Allah mendesain bumi agar manusia menikmati kehidupan ini. Allah telah mencabut beragam kesulitan berat bagi manusia. Jadi beragam kemudahan, karena Allah telah menganugerahkannya. Bila belum dapat, carilah dengan memohon pertolongan-Nya juga berfikir dan berikhtiar. Karena kemudahan itu hukum kehidupan yang ditakdirkan melekat di kehidupan ini.

Ringkasan Akhir Semesta Alam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tak ada lagi hakikat yang baru dari kehi...

Ringkasan Akhir Semesta Alam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tak ada lagi hakikat yang baru dari kehidupan ini. Yang ada hanya keanekaragaman kulit luarnya saja. Tak ada lagi hukum dan kaidah yang baru dalam kehidupan ini. Yang ada hanya tinggal turunan dan pendetailan dari yang sudah ada. Pertumbuhan hakikat manusia dan kehidupan sudah final setelah diutusnya Rasul dan Kitab Suci yang terakhir.

Beragam tantangan hidup sudah dirangkum. Berbagai kejadian masa depan sudah dijelaskan. Berbagai solusi hidup sudah dipaparkan. Berbagai bekal sudah diberikan. Berbagai sarana dan infrastruktur menghadapi hidup sudah disempurnakan. Kehidupan ini sudah berada di titik akhir. Yaitu akhir zaman.

Seluruh kemudahan hidup sudah totalitas dianugerahkan Allah. Seluruh ilmu sudah dibongkar luas diilhamkan Allah. Penuh ketakjuban dan kekaguman. Yang hidup melintas generasi merasakan ini. Andai yang dikubur dihidupkan kembali, mereka menyangka semua yang ada saat ini adalah kemukijzatan.

Di era akhir zaman ini, hakikat manusia dan kehidupan hanya akan berputar di tempat yang sama. Hanya melangkah dan jalan ditempat saja. Kehidupan hanya sebuah pengulangan saja. Yang diraih, yang dituju, yang membuatnya senang dan sedih, hanya aktifitas monoton yang membosankan. Namun diperindah oleh hawa nafsu agar manusia terus berlomba dan bertarung meraihnya.

Kezaliman hari ini hanya pengulangan kezaliman Fir'aun dan Namrudz. Pemburuan keserakahan hari ini hanya pengulangan Qarun. Ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menyesatkan manusia hanya pengulangan dari Haman. Beragam sakit dan pengobatannya, hanya pengulangan Nabi Ayub dan Nabi Isa. Zaman ini hanya menyaksikan pengulangan yang monoton saja.

Bagaimana menghadapi semua persoalan dan tantangan yang terjadi saat ini? Hanya mengulangi langkah para Nabi dan Rasul. Hanya mengulangi methodelogi para hamba shaleh yang dikisahkan dalam Al-Qur'an saja. Hanya melaksanakan pesan, nasihat, hikmah dan arahan dari Kitab Suci terakhir saja. Karena ragam kehidupan tidak akan pernah lepas dari koridor yang tertulis dalam Kitab Suci yang terakhir.

Kitab Suci terakhir adalah kesimpulan alam semesta dan kehidupan. Ilmu dan solusinya memuat ilmu masa lalu, kini dan masa depan. Paparannya, memuat seluruh kejadian masa lalu, kini dan masa depan. Rasulullah saw penyempurna bangunan kehidupan di alam semesta ini. Setelah itu, tak ada lagi hal yang baru di kehidupan ini.

Air Hujan Dan Air Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanah yang kering kerontang, bila disiram huj...

Air Hujan Dan Air Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanah yang kering kerontang, bila disiram hujan maka akan menjadi subur. Tanah yang kering kerontang,  bila dipupuk namun tak ada hujan, tetap saja tak bisa menghidupkan apa pun. Menurut petani, mata air dan air hujan sangat berbeda efeknya terhadap kesuburan tanah. Air hujan sumber kesuburan. Sedang mata air hanya membantunya.

Bila tak ada air hujan, maka tidak akan ada mata air. Mata air hasil serapan air hujan lalu disimpan  tanah dengan berkolaborasi bersama tumbuhan. Tanah tempat bersemayamnya air hujan dengan penjagaan tumbuhan. Hasil penyimpanannya dikeluarkan sesuai kebutuhan yang berada dipermukaan tanah.

Tanah adalah hati manusia. Dari hati keluarlah mata air kehidupan. Hikmah, ilham, firasat, Ilmu, pemikiran, karakter, akhlak, solusi dan beragam konsep bersumber dari hati. Bila tanah tak bisa menyerap air hujan, darimana mata air itu datang? Bila hati tak menyerap dan menjaga karunia langit berupa wahyu dan sunah Rasulullah saw, darimana kecerdasan dan kehebatan manusia itu datang? Maka akan kering kerontang. Semua hanya jalan buntu.

Semakin banyak tumbuhan dan hewan yang hidup di sebuah tempat, maka kekuatan penyerapan dan penyimpangan air hujan akan semakin baik dan besar. Sumber mata air akan semakin banyak menyebar. Bila satu wahyu dan sunah Rasulullah saw menjadi amal kebaikan, maka daya tampung hati menyerap wahyu dan sunah Rasulullah saw semakin membesar kapasitasnya. Kekuatan jiwa untuk memberikan kemanfaatan semakin banyak dan menyebar.

Andai air hujan tak diturunkan. Maka seluruh kehidupan di muka bumi akan mati. Andai manusia menutup hatinya dari wahyu dan sunah Rasulullah saw, maka hati manusia akan mati. Tak ada kebahagiaan dan jalan keluar. Karena dia sudah menutup satu-satunya penyebab hidupnya kehidupan ini.

Manusia itu bodoh, kecuali yang berikan kecerdasan dan ilmu oleh Allah. Manusia itu pendosa, kecuali yang taubatnya diterima oleh Allah. Manusia itu miskin kecuali yang diberi kekayaan oleh Allah. Manusia itu tersesat kecuali yang diberi bimbingan oleh Allah. Manusia itu telanjang kecuali yang diberikan pakaian oleh Allah. Jadi seluruh kehebatan dan kecerdasan manusia, bukan manusia yang merekayasanya tetapi Allah yang menganugerahkannya.

Bukalah hati untuk menerima curahan petunjuk dari langit. Tumbuhkan amal kebaikan, untuk mengikat kebaikan dari langit. Bagi yang tak mau membuka hatinya, air hujan hanya menjadi bencana dan kering kerontang jiwa dan kehidupan manusia.

Ketakjuban pada Alam, Sentuhan Iman Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Imam Al-Ghazali menulis kitab ten...

Ketakjuban pada Alam, Sentuhan Iman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Imam Al-Ghazali menulis kitab tentang berbagai keajaiban hewan dan tumbuhan. Bisakah kita menyaksikannya juga?

Imam Al-Ghazali menulis kitab tentang keajaiban tubuh manusia. Bisakah kita menyaksikan keajaiban diri sendiri?

Bila tak bisa menyaksikan keajaiban alam dan diri yang kasat mata. Bagaimana bisa menyaksikan kemahabesaran Allah?

Menyaksikan keajaiban alam, membangun akal dan jiwa. Akal membangun ilmu. Jiwa melahirkan akhlak.

Bersekolah dari SD hingga perguruan tinggi. Mengapa tak menyaksikan keajaiban dan ketakjuban pada alam? Ini sebab kemandekan ilmu.

Setiap detik melihat, mendengar, bersentuhan dan merasakan alam. Mengapa tak bisa menyaksikan keluarbiasaannya? Ini penyebab teknologi mandek.

Newton menyaksikan apel jatuh. Archimedes menyaksikan air ke luar dari bak, menjadi ilmuwan berpengaruh di dunia.

Ibnu Khaldun menyaksikan beragam peristiwa. Dia menjadi bapak ilmu sosial dunia. Bukankah yang mereka lihat sama dengan yang kita lihat pula?

Imam Al-Ghazali dengan kepekaan terhadap alam membuatnya jadi bapak ilmu jiwa. Temukan ketakjuban pada setiap pandangan dan pendengaran

Bisakah dalam setiap pandangan dan pendengaran, kita sedang menyaksikan jejak kekuasaan dan ilmu-Nya Allah?

Bila sudah menemukan ketakjuban. Maka Alamlah yang akan berbicara langsung kepada kita tentang ilmu,  teknologi dan kekayaannya dengan ijin Allah.

Mengapa alam bungkam? Menutup diri? Tak membongkar ilmu, teknologi dan kekayaannya? Karena penentangan manusia pada Allah.

Kemaksiatanlah penyebab tertundanya kemakmuran di alam semesta ini.

Menyongsong Berita Gembira dari Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bacalah hadist-hadist ...

Menyongsong Berita Gembira dari Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bacalah hadist-hadist Rasulullah saw tentang akhir zaman. Jangan hanya membaca ancamannya saja tetapi juga peluangnya. Seperti perguliran kediktatoran dengan tegaknya kembali nilai-nilai nubuwah di jagat raya ini. Seperti sabarnya pemeluk agama Hanif Ibrahim menunggu kelahiran Rasulullah saw di Madinah. Seperti sabarnya Nabi Nuh selama 950 tahun menunggu datangnya pertolongan Allah.

Hadist tentang bahwa di akhir zaman, bumi akan mengeluarkan keberkahan bumi melalui tumbuhan. Apakah tumbuhan ini berarti pepohonan? Teknologi dan infrastruktur? Yang pasti bersiaplah menanti keberkahan yang luar biasa ini. Semua ini dalam gengama muslimin.

 Hadist tentang pasar-pasar yang mendekat. Hadist tentang fokus berkebun dan mengurus ternak. Bagaimana teknologinya, ilmu pengetahuanny, manajemennya, model bisnisnya? Segera bertindak. Kerahkan semua waktu dan  sumberdaya yang ada untuk menyongsong era ini.

Bagaimana tiba-tiba Turki mampu menemukan cadangan emas dan gas alam terbesar di Eropa? Bagaimana proses ini muncul, padahal seluruh negara yang memiliki teknologi paling canggih telah mengerahkan seluruh kecanggihan sarananya?

Bukankah Kaisar Cina saat menolak permohonan bantuan Kaisar Persia mengatakan, "Aku tak sanggup menghadapi pasukan Muslimin, seandainya yang dihadapinya ada gunung, maka gunung pun akan lenyap." Ada sebuah surat Al-Qur'an. Yang bila dibacakan oleh yang bertakwa dengan hati yang yakin, maka akan dapat melenyapkan gunung dengan ijin Allah.

Bukankah kezaliman akan lenyap? Bukankah riba akan lenyap?  Bukankah bisnis yang tak bersandarkan pada syariat Allah akan dilenyapkan? Bukankah kekuasaan yang tak berlandaskan keadilan akan lenyap? Kita harus menyiapkan zaman ini.  Kita harus mengkondisikan momentum ini.   Kita menjadi prajurit yang menumbangkannya. Dengan keyakinan pada Allah dan sarana yang harus diwujudkan.

Rasulullah saw selalu bertindak dan berkarya sesuai bimbingan Allah. Bukan intuisinya. Bukan akalnya. Bukan dari energi kekuatannya. Tetapi dengan lembaran wahyu dan petunjuk Allah. Maka bertindaklah dari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist-hadist Rasulullah saw.  Begitulah cara menghadapi dan mengisi masa depan. 

Ambil Sesuai Ukurannya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ambil dunia sesuai ukurannya. Ambillah kekuasa...

Ambil Sesuai Ukurannya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Ambil dunia sesuai ukurannya. Ambillah kekuasaan sesuai ukurannya. Ambillah penguasaan apapun sesuai ukurannya. Dalam sisi Allah, semua terukur dengan tepat. Tak ada yang melebihi. Tak ada yang terkurangi.

Keras beragama menciptakan kefuturan dan kelesuan. Lemah dalam beragama menciptakan keterjerumusan. Ibadah itu banyak ragamnya. Setiap ibadah memiliki tujuan spesifik dalam membentuk karakter manusia. Maka jalani semuanya sesuai ukurannya.

Dalam kitab Ihya Ulumudin, seorang yang shaleh menyisihkan hartanya untuk berinfaq. Saat berjalan di sekitar Masjidil Haram, terlihat seorang yang miskin sedang bertawaf. Muncul keinginannya untuk memberikan hartanya kepada orang tersebut.

Saat diberikan, orang tersebut hanya mengambil 5 dinar. 4 dinar untuk pakaiannya. Sedinar untuk makan. Begitulah alasannya. Sepekan kemudian, orang shaleh ini masih melihat orang tersebut bertawaf dengan pakaian barunya. Oang tersebut mengajak orang shaleh bertawaf bersama. Apa yang dilihatnya?

Yang dilihat oleh orang shaleh, sepanjang lintasan Tawaf dipenuhi batu emas permata yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Namun mengapa orang tersebut tidak mengambilnya? Orang tersebut berkata, "Yang ku butuhkan dalam hidup ini tidak sebanyak itu." Hamparan harta ditelantarkan saja.

Ambillah harta sesuatu kebutuhannya. Penuhi kebutuhan dasarnya dan jangan melebihi. Makan, minum, pakaian dan perumahan. Bila melebihi, Allah akan menghisabnya. Bukankah penghisaban itu mengerikan?

Bila memenuhi kebutuhan dan keinginan ada rasa ingin menonjolkan diri, memamerkan, dan menunjukkan kehebatan, segera tinggalkan. Segera dibuang. Karena ini akan dihisab oleh Allah. Allah akan mematahkan sesuatu yang di dalamnya ada kebanggaan diri, apalagi nilai sudah muncul kesombongan. Inilah titik awal kehancuran.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)