basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Menikmati Penyakit Lepranya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Seseorang menitipkan seorang penderita le...

Menikmati Penyakit Lepranya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Seseorang menitipkan seorang penderita lepra pada Khalaf Al-Barzali. Kondisinya, kedua tangan dan kakinya telah buntung, disamping itu dia juga buta. Dititipkan penderita lepra bersama penderita lepra lainnya.

Khalaf Al-Barzali melupakan nasib laki-laki tersebut beberapa hari. Saat teringat, dia langsung menemui penderita lepra yang dititipkannya. Khalaf Al-Barzali pun menyapa penderita lepra tersebut.

"Wahai tuan, bagaimana keadaan mu?" Penderita lepra berkata, "Kekasihku dan Dzat Yang aku mencintai-Nya, kecintaan-Nya telah meliputiku, sehingga apa yang aku alami ini tidak merasakan derita apa pun karena bersama kecintaan-Nya, Dia tidak pernah lupa akan aku."

Khalaf Al-Barzali kembali menegaskan kekhilafannya mengunjungi penderita lepra tersebut. Penderita lepra berkata, "Sesungguhnya aku memiliki Dzat yang mengingatku. Bagaimana mungkin kekasih tidak mengigat kekasihnya?"

Khalaf Al-Barzali menawarkan penderita lepra untuk menikah agar ada wanita yang membersihkannya dari kotoran tubuhnya. Penderita lepra pun menangis, menghela nafas, lalu mengarahkan pandangannya ke langit, sambil berkata, "Wahai Kekasih hatiku." Lalu dia pingsan.

Saat siuman, dia berkata, "Bagaimana engkau akan menikahkanku sedangkan aku memiliki dunia dan pengantinnya." Khalaf Al-Barzali dengan keheranan berkata, "Apa yang ada padamu dari kepemilikan dunia, sedangkan engkau tak bertangan, buta, makan pun seperti binatang makan?"

Penderita lepra berkata, "Tuanku ridha kepadaku ketika menguji anggota tubuhku dan membebaskan lisanku berdzikir kepada-Nya."

Suatu hari, Khalaf Al-Barzali merasakan firasat sesuatu pada penderita lepra. Setelah beberapa lama dia meninggal. Khalaf Al-Barzali mengeluarkan kain kafan panjang, lalu memotongnya.

Malam harinya, Khalaf Al-Barzali bermimpi, ada suara yang menegurnya, "Wahai Khalaf, engkau kikir kepada wali-Ku dan kekasih-Ku dengan kain panjang? Kami telah mengembalikan kafanmu, dan kami telah mencukupinya dengan sutera  kasar dan halus."

Kemudian Khalaf Al-Barzali menuju ke tempat  lain kafan, ternyata kain itu terdapat disana.



Produksi Pangan dan Karakter Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apakah pengembangan kapasitas pr...

Produksi Pangan dan Karakter Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Apakah pengembangan kapasitas produksi pangan hanya soal ilmu dan teknologi? Ilmu dan teknologi hanya salah satunya, namun ada lagi unsur yang lebih utama. Apakah ilmu dan teknologi dapat menciptakan air? Menciptakan hujan? Menciptakan beragam jenis tanah? Merubah musim? Ilmu dan teknologi hanya merekayasa bahan baku dan mentah yang ada untuk lebih dioptimalkan. Hanya sampai dititik ini peran ilmu dan teknologi. Adakah selain itu?

Sangat jarang yang mengaitkan  peningkatan kapasitas produksi pangan dengan karakter, budaya dan akhlak. Tidak ada yang pernah mau menghubungkannya dengan iman dan taqwa. Padahal ini lebih luar biasa dari ilmu dan teknologi. Ada kisah, seorang Sahabat Rasulullah saw yang mendapatkan makanan anggur yang tidak pernah dihasilkan di daerah tersebut saat di penjara, padahal tak ada seorangpun yang memberikan makan padanya. Inilah keajaiban dalam pasokan pangan yang tidak pernah ada yang mau untuk menelitinya.

Di masa Rasulullah saw, satu buah kurma dapat menghilangkan rasa lapar 1.000 an orang. Susu satu ekor kambing mampu menghilangkan haus satu pasukan tempur. Di era Umar bin Abdul Aziz, produksi pangan melimpah ruah. Justru paceklik dan kelaparan yang tak dapat diselesaikan hadir di era yang penuh kezaliman. Apa hubungan, produksi pangan dan kezaliman?

Ada kisah lahan yang sangat subur. Namun lahan di sekitarnya tidak subur. Penyebabnya, pemilik tanah yang subur istiqamah bersedekah 30% dari penghasilannya. Ada kisah dalam Al-Qur'an, kegagalan produksi pangan karena kekikiran pemilik lahan. Inilah keterkaitan produksi pangan dengan akhlak.

Bila membaca di berbagai hadist, ditemukan hubungan antar turunnya hujan dengan akhlak. Padahal hujan merupakan pemberi nutrisi terbaik bagi kesuburan tanah. Ada hubungan antar akhlak dengan kering kerontangnya kemarau. Ada hubungan antara shalat dengan turunnya hujan. Bukankah Allah akan memberikan keberlimpahan berkah dari langit dan bumi, bila penduduk sebuah negri bertakwa?

Ideologi yang saat ini digenggam hanya menjadi ilmu dan teknologi sebagai solusi pangan. Tetapi Islam membuat solusi yang jauh melampauinya. Perintah bertafakur, berarti mengambil solusi dengan ilmu dan teknologi. Berdzikir, berarti mengambil solusi dengan iman dan akhlak. Inilah kesempurnaan, keunikan dan totalitas solusi yang hanya dimiliki oleh Umat Islam.

Menikmati Hidup dengsn Filosofi Dekat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Allah sangat dekat. Bahkan lebi...

Menikmati Hidup dengsn Filosofi Dekat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Allah sangat dekat. Bahkan lebih dekat dari yang paling dekat. Allah lebih dekat dari urat leher manusia. Namun mengapa manusia tak pernah merasakannya? Apakah yang dekat selalu terasa jauh? Seperti kata pepatah bila jauh itu harum, bila dekat itu bau. Mungkinkah ini interaksi kita dengan Allah?

Dekat, itulah keyakinan seorang mukmin. Allah memberikan kemenangan yang dekat. Berapa jeda permulaan dakwah Rasulullah saw dengan kemenangan di seluruh jazirah Arab? Berapa jeda permulaan dakwah Rasulullah saw dengan dengan kemenangan atas Romawi dan Persia? Berapa jeda janji Rasulullah saw kepada Syuraqah tentang mahkota Kisra yang akan disematkan padanya? Semua terrealisasi saat Syuraqah masih hidup. Banyak Sahabat Rasulullah saw yang menyaksikan kemenangan di saat mereka masih hidup. Itulah kemenangan yang dekat.

Dekat, bumi ini sangat dekat. Islam itu untuk semua manusia.  Islam itu memberikan rahmat kepada yang muslim, musyrikin dan kafirin. Islam itu memberikan rahmat kepada pemeluknya maupun yang bukan pemeluknya. Karena Islam itu bukan saja untuk umat Islam tetapi juga yang tidak beragama Islam. Lihatlah bagaimana Rasulullah saw mengelola hubungan interaksi di Madinah, antara Muslim, Musyrikin, Yahudi dan Nasrani. Islam mendekatkan interaksi manusia walaupun berbeda agama.

Kehidupan ini sangat dekat. Dekat itu sangat pendek waktu tempuhnya. Yang menyebabkan kelalaian, merasa waktu hidup masih panjang. Merasa kematian itu masih jauh. Merasa kegagalan itu sangat jauh. Merasa azab Allah sangat jauh. Inilah yang menghilangkan kewaspadaan. Kekuasaan dicabut dari tangan seseorang. Kekayaan dicabut dari tangan seseorang karena kehancuran dan kebangkrutan dianggap sangat jauh. Itulah yang menyebabkan Namrudz dan Firaun hancur kekuasaannya. Itulah penyebab kekayaan Qarun hancur seketika.

Waktu berkuasa itu sangat pendek. Waktu menikmati kekayaan sangat pendek. Bahkan seluruhnya dicabut ketika manusia masih hidup. Ketika yang digenggam tidak dipergunakan sesuatu tujuannya. Ketika kekuasaan digenggam tidak sesuai tujuannya. Ketika kekayaan tidak didayagunakan sesuatu tujuannya, maka seketika itu pula Allah mencabutnya. Manusia itu lalai dan bodoh, jadi sangat jarang yang bisa menghindarinya. Sangat pendek waktu berkuasa itu. Sangat pendek menggengam kekayaan itu, mengapa berjibaku dengan yang waktunya pendek?

Rentang waktu kemiskinan, kesulitan dan penderitaan itu dekat. Awalnya bersedih, namun seketika itu pula bisa tertawa lepas. Siapkan syarat-syariat kemenangan. Siapkan jihad dan ikhtiar kemenangan. Siapkan munajat kemenangan. Maka kemiskinan, kesulitan dan penderitaan akan segera diangkat oleh Allah. Perubahan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya itu sangat dekat. Perguliran nasib itu sangat dekat. Yang paling berkuasa. Yang paling kaya, tiba-tiba terhinakan dalam hitungan detik saja. Itulah permainan dunia.

Para Ulama Salaf berdiri dalam shalat setelah Isya hingga Subuh. Rabiah Al Adawiyah berdiri 1.000 rakaat setiap malam. Junaid Al-Baghdadi dan Imam Ahmad berdiri dengan 300 rakaat dalam semalam. Mengapa kuat? Dalam shalat mereka bisa menghantamkan Al-Qur'an hingga beberapa kali? Malam itu pendek. Kesulitan menahan hawa nafsu itu pendek dibandingkan keabadian di akhirat. Mindset dekat dan pendek inilah yang membuat segalanya yang terjadi di kehidupan ini menjadi ringan dan mudah.

Mindset dekat, menghadirkan cinta. Mindset dekat, menciptakan kewaspadaan. Mindset dekat, menghadirkan rasa ringan semua yang menjadi tanggungjawabnya.

Menikmati Pergumulan Hidup Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saling berlawanan itulah hukum keseimbanga...

Menikmati Pergumulan Hidup

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Saling berlawanan itulah hukum keseimbangan. Kebaikan tanpa keburukan atau sebaliknya, bagaimana jadinya? Kebaikan dan keburukan untuk menguji siapa yang terbaik amalnya. Ada yang jatuh dalam kebaikan. Lebih banyak yang jatuh dalam keburukan. Dalam kekayaan banyak yang jatuh. Dalam kemiskinan banyak yang terhinakan. Jadi bagaimana mengelola ini semua?

Malaikat selalu dalam kebaikan. Bagaimana jadinya? Syetan selalu dalam keburukan. Bagaimana akibatnya? Manusia hidup dalam pergumulan antara kebaikan dan keburukan.  Makhluk yang termulia justru selalu dalam pergumulan kebaikan dan keburukan. Dalam kebaikan ada hikmah yang tidak dapat ditemukan dalam keburukan. Dalam keburukan ada hikmah yang tidak ditemukan dalam kebaikan.

Dalam kegagalan ada pelajaran yang tidak ditemukan dalam kesulitan. Dalam kesuksesan ada pelajaran yang tidak ditemukan dalam kegagalan. Kisah para Nabi dan Rasul adalah kisah kesuksesan juga kegagalan. Kisah para Nabi dan Rasul adalah kisah kemenangan juga kekalahan. Apa pentingnya kebaikan dan keburukan? Apa pentingnya kesuksesan dan kegagalan? Semua tak berguna, yang terpenting wafat dalam keridhaaan Allah. Apa yang menciptakan keridhaaan Allah di semua kondisi tersebut? Itu yang terpenting.

Allah Maha Pengasih. Allah Maha Pemberi Azab. Bagaimana kedua sifat ini yang dianggap bertentangan menyatu dalam sifat Allah? Setiap Asmaulhusna Allah memiliki peran tersendiri dalam mendidik dan memelihara alam dan manusia. Ada Surga dan Neraka? Semuanya memiliki peran tersendiri untuk menyadarkan dan mendidik manusia.

Manusia memiliki banyak potensi yang harus digali. Kemuliaan manusia harus muncul dalam semua kondisi. Hakikat manusia harus terbukti. Karena itulah Allah menghadirkan alam, beragam peristiwa, menghadirkan liku-liku kehidupan, beragam persoalan dan kesenangan untuk membuktikan kemuliaan manusia. Terjatuh atau mematangkan kemuliaan?

Semua kondisi harus memunculkan satu pertanyaan, Bagaimana menciptakan keridhaaan Allah dalam semua kondisi? Apa yang dilakukan? Karakter apa yang dimunculkan? Apa tuntunan Allah dalam semua kondisi? Itulah fokus yang sebenarnya.

Menyendiri Bersama Dirinya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ada waktu terpenting. Ada waktu yang palin...

Menyendiri Bersama Dirinya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ada waktu terpenting. Ada waktu yang paling utama. Ada yang paling berharga. Yaitu waktu bagi diri kita sendiri. Inilah waktu yang menciptakan revolusi diri. Inilah waktu yang memyibak rahasia hidup. Inilah waktu yang bisa merubah dan memperbaiki arah hidup.

Nabi Adam berdoa bahwa dirinya telah menzalimi dirinya sendiri. Ketika sendirian di kolong jagat. Ketika waktunya total bersama dirinya sendiri. Nabi Yunus berdoa bahwa dirinya telah menzalimi dirinya sendiri. Ketika berdiam diri selama 40 hari di perut ikan paus. Sisih waktu untuk menyendiri, berinteraksi, berbicara, dan bertukar pikiran dengan diri sendiri.

Nabi Ibrahim  menemukan hakikat Tuhan setelah menyendiri memandang pergerakan alam. Dia bertanya pada dirinya, "Inikah Tuhan?" Rasulullah saw mendapatkan solusi setelah  menyendiri hanya bersama dirinya sendiri di gua Hira. Imam Al-Ghazali menciptakan karya besar setelah menyendiri di Baitul Maqdis dan di Afghanistan. Menyendiri bersama dirinya sendiri bukan untuk mengucilkan dari masyarakat dan dunia, tetapi untuk menemukan jati diri dan apa yang harus diperbuat di kehidupan ini.

Menurut Buya Hamka, dalam kesendirian apa yang digali? Memunajatkan hajatnya pada Allah. Menelisik dirinya sendiri untuk membongkar aib diri pada dirinya dan menanamkan cinta pada Allah dan Rasulullah saw. Berdialog pada diri tentang bekal hari kemudian, kelezatan jiwa, dan menyelidiki arti hidup. Bertanyalah mana yang halal dan indah. Bertanyalah mana yang jahat dan baik.

Imam Ibnu Qayyim mencoba menyelidiki rahasia luasnya kepahaman gurunya Ibnu Taimiyah. Banyak ustadz dari berbagai pesantren menceritakan keluarbiasaan para kiyainya. Kuncinya, kesendiriannya bersama dirinya. Kesendiriannya bersama Allah. Kesendiriannya bersama ilmunya.

Imam Abu Hanifah, shalat Subuhnya menggunakan wudhu Isya. Suatu malam muridnya memergokinya sedang menangis tersedu di mihrabnya hampir setiap malam. Abu Hanifah berkata, "Jangan ceritakan hal ini pada yang lainnya." Kejernihan hati, kelapangan dada, keluasan akal, ilmu dan kebijaksanaan merupakan buah dari kesendirian bersama dirinya sendiri.

Seorang Sultan memanggil seorang ahli hikmah. Sang Sultan menanyakan keluasan dan kedalaman akal, kebijaksanaan dan ilmunya. Di jawab oleh ahli hikmah, "Ini buah menjauhi hawa nafsu, cinta dunia, menjauhi hasad, iri dan dengki." Semua penyakit hati hanya bisa disembuhkan dengan berdialog dengan dirinya sendiri. Itulah pangkal terbukanya ilmu syariat, makrifat dan hakikat. Inilah pangkal terbentangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bila waktu masih banyak dipenuhi dengan interaksi manusia. Bila waktu masih banyak dipenuhi hiruk pikuk pembicaraan dan debat diantara manusia. Bila waktu lebih banyak mencari muka di hadapan manusia. Maka hati dan akalnya dipenuhi kebisingan yang tak bisa menangkap rahasia hikmah, ilmu dan kebijaksanaan di kehidupan ini. Alangkah ruginya, lamanya perjalanan hidup namun menghadap Allah dengan tangan kosong.

Carilah pemimpin. Carilah calon pemimpin yang terbiasa menyendiri bersama dirinya. Maka dia akan bisa menyelesaikan semua persoalan manusia dengan keluasan dan kedalaman akal, ilmu dan kebijaksanaannya. Pemimpin yang penuh kehura-huraan, bertanda kosong isi kepala dan hatinya. 

Methode Penulisan Biografi Ulama Terdahulu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Abdullah Ibnu Mubarak, Men...

Methode Penulisan Biografi Ulama Terdahulu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Abdullah Ibnu Mubarak, Menghadapi satu kompi pasukan Romawi sendirian. Pasukan Romawi ketakutan dan lari tunggang langgang.

Izzudin Abdusalam saat menghadapi tentara Salib di kota Akka, menggerakkan angin untuk menerjang pasukan Salib.

Abdullah bin Jafar, mengubah tanah yang tandus hanya dengan shalat. Dari tempat shalatnya keluarlah mata air yang deras.

Di kitab mawajih usfuriyah, Kehadiran seorang ulama di suatu daerah, menurunkan hujan, menyuburkan tanah dan hasil buminya pun jadi melimpah.

Umar bin Abdul Aziz membuat kambing dan bersahabat dengan serigala. Rakyat bahu membahu membangun negara, tak ada perselisihan hati

Bacalah biografi yang ditulis oleh para ulama terdahulu. Mereka Lebih banyak menceritakan ketakwaan dan akhlak. Bukan ilmu dan teknologinya.

Jarang menceritakan sistem, kebijakan pemerintah dan capaian hasil pembangunan? Justru soal penghambaan diri pada Allah.

Ulama penulis biografi sangat paham sebab kejayaan dan kemenangan, paham sumber kecerdasan, paham mata air semua kebaikan. Ini fokusnya.

Ulama penulis biografi banyak menulis tentang ingat kematian, manajemen malam hari, perut dan syahwat, rintihan dan harapan pada Allah. Inilah sentralnya.

Penulis biografi masa kini lebih banyak membahas capaian, kinerja dan prestasinya. Bagaimana umat bisa meraih apa yang pernah diraihnya?

Mengabaikan sebab, mengagungkan hasil. Membuang takwa, menggemborkan kejayaan. Cara ini bisakah mencapai apa yang pernah dicapainya?

Itulah sebab, belum munculnya kembali sosok Abdullah Ibnu Mubarak, Izzudin Abdusalam, Abdullah bin Jafar dan Umar bin Abdul Aziz

Mengikut jalan Barat dan Timur, biasakan menegakan kejayaan Islam kembali? Islam memiliki sistem tersendiri untuk mengulangi kejayaannya.

Amr bin Utbah dalam Perang Azerbaijan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Nasrulloh Baksolahar) Khulafaur Rasyidin, nama Utsman bin Affa...

Amr bin Utbah dalam Perang Azerbaijan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Nasrulloh Baksolahar)


Khulafaur Rasyidin, nama Utsman bin Affan dikenang sebagai pribadi yang lembut, bijaksana, dan berpendirian teguh. Meneruskan kepemimpinan Umar bin Khaththab, Khalifah Utsman juga berupaya memperluas wilayah hingga ke luar Jazirah Arab.

Pada tahun ke-24 Hijriah, Utsman mengirimkan pasukan yang dipimpin Alwalid bin Aqobah. Mereka bergerak menuju negeri di utara, khususnya Azerbaijan dan Armenia. Para pemimpin dari dua negeri itu telah mengkhianati perjanjian dengan kaum Muslimin pada era Umar bin Khaththab.

Salah satu prajurit yang ikut dalamnya adalah Amr bin Utbah. Amr bin Utbah selalu menanti kerinduannya syahidnya dengan bermunajat, "Aku memohon tiga hal kepada Allah, lalu Dia mengabulkan  tiga hal. Aku menanti yang ke tiga."

"Aku memohon kepada-Nya, agar Dia membuatku Zuhud terhadap dunia, sehingga aku tak peduli harta yang datang dan pergi. Aku memohon agar Dia memberiku kekuatan untuk Shalat, lalu Dia mengabulkannya. Terakhir, aku memohon gugur sebagai syahid, dan aku mengharapkannya."

Sebagai persiapan berjihad, Amr bin Utbah membeli seekor kuda seharga 4.000 dirham lalu dia merawatnya. Dia berkata, "Satu langkah di medan perang lebih aku cintai daripada 4.000 dirham."

Amr bin Utbah berperang dengan mengenakan jubah putih. Dia berkata, "Demi Allah, jika darah bercucuran di atas jubah ini, maka itu bagus." Ternyata dia terkena panah dan darahnya mengucur tepat dari tempat dia meletakkan tangannya, lalu tewas.

Amr bin Utbah ikut dalam Perang tanding. Lawanya maju. Dia lawan pertama kali yang dihadapinya. Sang lawannya pun terbunuh dalam perang tanding tersebut. Setelah perang tanding usai, barisan musuh yang pertama merangsek maju. Amr bin Utbah pun maju dengan gagah berani. Setelah perang usai, jasad Amr bin Utbah ditemukan syahid dan dimakankan di tempat dia terpanah.

Setelah Amr bin Utbah syahid, seorang sahabatnya menemui saudara perempuannya. Lalu menceritakan yang paling terkesan saat bersama pasukan muslimin.

"Pada suatu malam, Amr mengawali shalatnya dengan membaca surat Ghaafir (40): 18 yang artinya, "Hai mim, Dan berilah peringatan akan hari yang semakin dekat (Kiamat)." Dia tidak beranjak dari ayat ini hingga waktu Subuh. Amr bin Utbah wafat saat pertempuran ini.

Sumber:
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/ppus70458

https://www.google.com/amp/s/hbis.wordpress.com/2010/02/15/ekspansi-militer-pada-zaman-utsman-bin-affan-ra/amp/

Shifatush Shofwah imam Ibnul Jauzy 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (248) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (379) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (272) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (446) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (206) Sirah Sahabat (128) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)