basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Sejarah Sarana Pengetuk Hati Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Al Qur-an menjadikan sejarah sebagai sar...

Sejarah Sarana Pengetuk Hati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Al Qur-an menjadikan sejarah sebagai sarana mengetuk hati dan kesadaran. Sarana menggugah dan pembuka pintu taufik dan hidayah. Sunatullah hati memang mudah tersentuh dengan beragam kisah dan sejarah. Sunatullah hati mudah digentarkan oleh sejarah.

Dengan sejarah tak perlu cambukan  algojo yang kejam. Dengan sejarah tak perlu petarung hebat untuk menundukkan manusia. Cukuplah dengan kisah, biografi dan sejarah untuk menghancurkan kelalaian dan kekerasan hati. Cukup sejarah untuk memberikan sinar kepada hati. Itulah hukum yang telah Allah tetapkan kepada hati. Bagaimana bila hati tak bergeming?

Dalam Al-Qur'an setiap pengajaran dan peneguhan iman dan tahuid selalu disisipkan sejarah dan kisah. Ada sosok sentral yang telah melakoni liku-likunya. Dalam Al-Qur'an setiap penjelasan dan  penerapan syariat selalu disisipkan sejarah dan kisah. Ada sosok sentral yang pernah tunduk dan patuh melaksanakannya.

Inilah seni Al-Qur'an memasuki relung hati yang sudah bising dengan bisikan hawa nafsu dan syetan. Inilah seni menghidupkan api lilin di dalam kepekatan malam yang hitam karena keasyikan maksiat. Inilah seni melunakkan hati yang sudah keras dengan pembangkangan. Sejarah memang ilmu tertua dalam kehidupan ini. Karena kesadaran dan meluruskan manusia sebenarnya cukup dengan membangun kesadaran akan sejarah.

Pukulan telak kepada hati dan akal manusia adalah sejarah. Akal manusia sering kali mempercayai materialistik yang nyata. Fakta sejarah selalu mengepung manusia, baik hanya berupa kisah dari mulut ke mulut, yang sudah dibukukan atau peninggalan sejarah yang berserakan di museum ataupun lokasi kejadian.

Bukankah manusia menikmati perjalanan dan berwisata? Bukankah fitrah manusia tergerak hatinya untuk mengitari dan memahami masa lalu? Inilah fitrah yang Allah tanamkan ke dalam hati.  Oleh karena itu, sejarah sebuah fakta yang hidup di perjalanan manusia.

Bagaimana Al-Qur'an mengisahkan sejarah? Kadang sangat detail. Setiap dialog diungkapkan dengan jelas. Setiap fragmen dan urutanya sangat terstruktur. Namun kadang sangat singkat dan padat. Hanya menjelaskan kezaliman yang telah dilakukan juga azab yang telah ditimpakan. Semua tersisip dalam penjelasan dan pemahaman aqidah  dan syariah. Itulah penyebab pemaparan sejarah dalam Al-Qur'an tak pernah membosankan.

Nikmatnya Kerahasiaan Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Qadar itu sangat super rahasia. Manusia ...

Nikmatnya Kerahasiaan Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Qadar itu sangat super rahasia. Manusia tak sedikit pun mengetahuinya. Bagaimana cara menyikapinya? Bagaimana menikmatinya? Bagaimana mendapatkan kebaikannya? Yang termudah ikuti tuntunan Allah dalam syariat-Nya. Ikuti tuntunan Sunah Rasulullah saw dalam mengisi seluruh ruang dan waktu.

Tentramkan jiwa bersama tuntutan Allah dan Sunnah Rasulullah saw, dalam dekapan ini ada nasihat, arahan, perlindungan dan pertolongan. Dalam dekapan ini ada terobosan, lompatan dan keluarbiasaan yang siap diilhamkan ke dada manusia. Dalam dekapan ini ada rahasia yang ingin diajarkan Allah secara langsung ke dalam jiwa yang tentram bersamanya.

Bila tidak mentramkan jiwa bersama tuntutan Allah dan Sunnah Rasulullah saw yang terjadi hanya  kehancuran. Setiap fragem kehidupan manusia dipenuhi "konspirasi", tipu daya yang luas. dan jalur jebakan yang sangat banyak. Kadang tipuan dibalas tipuan. Maka dalam mengarungi seluruh situasi bertawakal kepada Allah yang pasti menyempurnakan segala urusan-Nya.

Menurut Sayid Qutb dalam tafsir Fizilalil Quran mengatakan bahwa qadar Allah itu terus bergerak, berganti terus, dan kejadian-kejadian terjadi terus menerus. Sikap menyerahkan segala urusan kepada Allah itulah perkara yang utama dan terbaik. Menjaga hubungan dengan-Nya, lebih tertuntun dan terarah. Di dalam ketakwaan dan merasakan pengawasan Allah terdapat segala kebaikan.

Jiwa manusia bisa dikuasai oleh keadaan yang sedang terjadi dengan segala kondisi dan sentuhan yang ada di dalamnya. Bisa jadi segala jalan keluar menuju masa depan tertutup. Sehingga, jiwa menjalani hidup dalam penjara situasi dan kondisi yang terjadi. Dan, ia merasakan bahwa situasi itu gelap selamanya, dan segala kondisi dan keadaan yang terjadi akan selalu menyertai dan mengusiknya. Ini merupakan penjara jiwa yang mengunci dan merusak otot-otot dalam banyak hal.

Namun, bukan itu hakikatnya, karena qadar Allah selalu bekerja, selalu berganti, dan selalu berubah. Juga selalu menciptakan sesuatu yang tidak terlintas dalam perhitungan manusia berkenaan dengan keadaan dan situasi. Yaitu, jalan keluar dan keluasan setelah mengalami kesempitan. Kemudahan setelah kesulitan. Kelapangan setelah kesukaran rezeki. Allah dalam setiap hari selalu sibuk dengan segala urusan. Dia akan menampakannya bagi makhluk setelah hal itu tertutup dari mereka.

Allah menghendaki agar hakikat ini tertanam kokoh dalam diri manusia. Sehingga, mereka selalu berharap terhadap apa yang diperbuat Allah dalam segala urusan yang selalu diperbaharui-Nya dan pintu-pintu harapan selalu terbuka terhadap perubahan situasi dan kondisi yang dialami. Juga agar jiwa-jiwa selalu dinamis dengan harapan-harapan, optimis dengan cita-cita, dan tidak terbentur dengan pintu-pintu keluar yang terkunci. Dan, dia tidak hidup dalam penjara situasi dan kondisi yang terjadi. Yang terjadi bisa saja membawa sesuatu yang tidak pernah terbayangkan.

Berinteraksi Dengan Beragam Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolaha (Channel Youtube Dengerin Hati) Melawan peradaban material denga...

Berinteraksi Dengan Beragam Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolaha
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Melawan peradaban material dengan material. Melawan peradaban akal dengan akal. Apa yang terjadi? Kehancuran. Salah satu hancur atau keduanya. Seperti itukah interaksi antar peradaban? Seperti itukah pergaulan antar peradaban? Setiap peradaban memiliki ciri khasnya, seperti manusia yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling memahami dan mengenal.

Perhatikan bagaimana para Nabi dan Rasul berinteraksi dengan berbagai peradaban. Mereka tidak silau dengan peradaban yang ada. Tidak merunduk dan rendah diri dengan peradaban yang sedang berkuasa saat itu. Para Nabi dan Rasul menggengam peradabannya sendiri. Peradaban yang bersumber dari fitrah dan nurani. Peradaban yang bersumber dari Pencipta Alam Semesta.

Bila orientasi hidup masih sama dengan peradaban yang ada, bagaimana bisa melampaui mereka? Batas tertinggi yang akan diraih seperti apa yang telah mereka raih. Liku-liku perjalanannya, seperti yang telah mereka lalui. Kesulitan yang dirasakan seperti yang telah mereka alami. Terus jatuh di lubang yang sama. Seperti itukah peradaban yang akan dibangun kembali?

Perhatikan perkataan Mughirah bin Syu'bah saat mendatangi Rustum sang Panglima Besar Persia. Saat Rustum menawarkan kekayaan, makanan, pakaian dan kehidupan yang gemerlap. Dijawab oleh Mughirah bin Syu'bah, "Kami datang karena menerima tugas yang langsung dari Allah untuk menyampaikan kalimat kebenaran kepada kalian. Kalian hidup dalam pikiran gelap selama ini. Kami datang untuk hendak membimbing kalian ke tempat yang terang."

Mughirah bin Syu'bah melanjutkan, "Kalian selama ini hanyalah budak-budak dari sesama manusia, dari raja-raja, dari orang-orang besar yang kalian sembah. Kami datang hendak memerdekakan kalian agar bebas langsung berhubungan dengan Allah." Lihat begitu sangat jauh peradaban yang saat itu ada dengan peradaban yang dibangun oleh Islam. Bila masih sama, layakkah untuk ditawarkan? Bila masih sama, berarti hanya mencontek saja.

Yang rendah akan merunduk pada yang tinggi. Yang hina akan mengikuti yang mulia. H.G Wells, pengarang hebat Inggris, pernah meramalkan akan hilangnya pertentanganperadaban. Yang ada sebuah proses penyatuan ke arah peradaban yang sesuai dengan kemajuan perikemanusiaan. Peradaban yang memanusiakan manusia. Peradaban yang memuliakan manusia. Peradaban seperti apa yang memenuhi kriteria  ini? Islam.

Peradaban yang saat ini berjaya sedang mencari arah peradaban baru. Peradaban yang saat ini ada sedang mencari hakikat peradaban yang sebenarnya. Mereka sedang menempuh berbagai percobaan dan penderitaan ke arah peradaban yang berkemanusiaan. Tugas kaum muslimin hanya membumi kehidupan dengan hakikat Islam dan tauhid. Maka kelak mereka menjadi penyokong dan pengikut peradaban Islam.

Kesempurnaan Agama Dengan Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saat terhimpit dan terjepit. Saat...

Kesempurnaan Agama Dengan Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Saat terhimpit dan terjepit. Saat tertindas dan tersiksa. Saat persoalan terus mengepung karena kezaliman penguasa yang terstruktur. Apa solusinya? Hanya meminta kesabaran? Keteguhan hati? Solusi keduniaaan pun harus dipanjatkan.

Dalam keterhimpitan yang terjepit Rasulullah saw memohon kekuasaan untuk menuntaskannya. Rasulullah saw berdoa, "Ya Tuhanku, masukanku ke tempat masuk yang benar dan keluarkanku pula ke tempat keluar yang benar. Serta, berikanlah kepadaku dari sisi-Mu, kekuasaan yang dapat menolongku." Inilah penuntasan persoalan yang komprehensif.

Agama yang memandu dan membimbing. Agama yang memberikan cahaya. Agama yang menentukan arah dan tujuan. Agama sumber nilai, moral, hukum, kebenaran dan kebaikan. Namun kekuasaanlah yang bisa mewujudkannya. Tak ada kesempurnaan tanpa kekuasaan.

Kekuasaan seperti apa yang menuntaskan persoalan? Kekuasaan seperti apa yang mengokohkan dan mewujudkan agama dalam keseharian? Sulthanan Nashira. Menurut Buya Hamka, kekuasaan yang langsung dari sisi Allah sendiri. Bukan anugerah manusia. Bukan hasil mengemis. Bukan juga hadiah.

Perhatikan proses Rasulullah saw mewujudkan doanya. Mendatangi seluruh kabilah yang berhaji hingga akhirnya bertemu dengan kabilah Khazraj dari Madinah. Kongkow sebentar tentang visi kenabian. Mengirimkan utusan ke Madinah. Hingga pada haji berikutnya sekitar 73 orang dari Madinah berbaiat kepada Rasulullah saw. Lalu berhijrah. Inilah proses membangun kekuatan dakwah juga kekuasaan.

Umar bin Khatab berkata, "Sesungguhnya Allah akan lebih melancarkan agama dengan kekuasaan lebih daripada apa yang dapat dilancarkan dengan Al-Qur'an." Menurut Buya Hamka, "Isi Al-Qur'an tidak akan dapat dilaksanakan kalau tidak ada kekuasaan yang menjalankannya."

Menurut Al-Qatadah, maksud dari Sulthanan Nashira, "Rasulullah saw mengetahui bahwa beliau tidak akan sanggup memikul tugas ini kecuali dengan kekuasaan. Untuk itulah Rasulullah saw memohon kekuasaan untuk kemenangan. Yaitu, menolong berjalan Kitab, peraturan dan perintah Allah. Serta berdiri tegak agama-Nya."

Pembungkaman Ulama dan Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berapa lama periode Mekkah? Berapa l...

Pembungkaman Ulama dan Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berapa lama periode Mekkah? Berapa lama periode Madinah? Periode Mekkah lebih lama dari Madinah. Ini bukan berbicara soal pembentukan aqidah saja, yang pembentukannya butuh waktu yang lama dari penegakan syariah, tetapi juga tentang hukum kehidupan bila ulamanya diusir dari sebuah wilayah.

Mekkah tetap bertahan kokoh selama Rasulullah saw ada di kota tersebut. Namun saat Rasulullah saw para  Sahabatnya diusir dan memilih berhijrah, inilah awal kehancurannya. Daerah yang menjadi tempat tujuannya, Madinah justru semakin kokoh dan bersinar terang peradabannya. Inilah hukum pergulatan sejarah, kondisi sebuah tempat dengan ulamanya.

Bagaimana kisah Bani Israel saat hendak memasuki Palestina? Tak menghiraukan Nabi Musa dan Harun. Akhirnya, tersingkir dan tersesat di Sinai selama 40 tahun. Apa sebab penghancuran Yerusalem oleh Nebukanezar? Karena orang Yahudi mengusir Nabi Isa dan pengikutnya, juga berusaha membunuhnya. Akhirnya orang Yahudi pun terusir dan terlunta-lunta kembali di berbagai belahan dunia. Itulah penyebab, kehadiran Yahudi di Madinah.

Bagaimana saat Yahudi memusuhi dan berusaha membunuh Rasulullah saw dan para Sahabatnya? Terusir dari Madinah. Terkalahkan dan kembali melanglang buana tanpa arah. Padahal kehadirannya di Madinah untuk menunggu diutusnya dan datangnya Rasul terakhir.

Begitu pun yang terjadi di Mekkah. Berapa lama bertahan? Hanya 10 tahun. Buya Hamka mengomentari pengusiran Rasulullah saw oleh Kafir Quraisy, "Tidaklah mereka yang mengusirnya itu akan bertahan lama dengan kekuasaan itu." Terusirnya Rasulullah saw justru permulaan dari kekuasaan Rasulullah saw yang akan tumbuh. Cepatlah, proses mereka yang mengusirnya itu porak poranda dan kocar-kacir.

Bagaimana bila jiwa sudah terusir dari raga? Hanya kematian. Bagaimana bila kebersihan hati terusir dari jiwa? Hanya kerusakan. Seperti itulah proses kehancuran kekuasaan bila ulama disingkirkan dari panggung kehidupan. Seperti itulah bila ulama dipenjara perannya. Juga dijadikan penghuni jeruji penjara.

Bagaimana kisah Raja Faruq dan Gamal Abdul Naser di Mesir? Bagaimana kisah Mustafa Kemal di Turki? Bagaimana kisah para diktator seperti Stalin dan Mussolini? Ketika jiwa-jiwa yang menghidupkan masyarakat dihancurkan maka yang hancur kekuasaannya sendiri. Apakah terjadi pula di Indonesia?

Yang Mempengaruhi Corak Tafsir Al-Azhar Buya Hamka  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saling tersambung...

Yang Mempengaruhi Corak Tafsir Al-Azhar Buya Hamka 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Saling tersambung dan mempengaruhi itulah estafet pewarisan antar generasi. Satu generasi menjadi satu anak tangga bagi generasi berikutnya untuk naik lebih kokoh dan tinggi lagi. Setiap generasi seperti batu bata yang menyempurnakan peradaban Islam di kehidupan ini.

Buya Hamka pun dalam menulis tafsir Al-Azhar banyak dipengaruhi Tafsir Al-Mannar Sayid Rasyid Ridha dan gurunya Syeikh Muhammad Abduh. Kepiawaiannya menggali pemikiran Muhammad Abduh yang membuat Buya Hamka mendapatkan gelar Doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar.

Kelebihan tafsir Al-Manar selain kokoh pada prinsip dasar penulisan tafsir. Yaitu, uraiannya menyesuaikan dengan perkembangan politik dan kemasyarakatan dunia Islam saat itu. Walaupun zaman sekarang sudah berubah, namun dasar penafsirannya masih tetap hangat, dapat dicontoh dan tidak basi.

Tafsir Fizilalil Al-Qur'an karya Sayid Qutb pun sangat mempengaruhinya.  Buya Hamka menyebutnya sebagai wartawan yang penuh semangat Islam. Tafsirnya sangat sesuai dengan era zaman setelah perang dunia ke-2 yaitu era zaman atom.

Tafsir Al-Azhar merupakan kolaborasi pemikiran beragam ahli, bukan hanya pemikiran Buya Hamka saja. Bila berkaitan dengan ilmu umum, Buya Hamka meminta bantuan kepada ahlinya. Seperti saat memaparkan ilmu falak, Buya Hamka pernah meminta putra dari ahli falak terkenal yaitu Sa'aduddin Jambek.

Tafsir Al-Azhar banyak menggali pemikiran ulama-ulama Islam Indonesia sendiri, yang tidak terdapat di negara Islam lainnya. Berbagai pengalaman berdakwah, kondisi politik dan kemasyarakatan Indonesia dipaparkan sangat dalam.  Bisa jadi inilah satu-satunya tafsir Al-Qur'an khas Indonesia.

Buya Hamka selalu terbayang jamaah subuhnya di Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Jakarta. Dari sinilah Buya Hamka mengawali kajian tafsirnya sebelum dipenjarakan oleh Soekarno. Untuk merekalah tafsir Al-Azhar ditulis. Sehingga tafsirnya tidak terlalu tinggi mendalam, yang dapat memahaminya tidak hanya semata sesama ulama. Juga tidak terlalu rendah sehingga menjemukan. Karena merekalah corak sejatinya masyarakat Islam.

Detik-Detik Penangkapan Buya Hamka  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Detik-detik sebelum penangkapan B...

Detik-Detik Penangkapan Buya Hamka 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Detik-detik sebelum penangkapan Buya Hamka oleh Presiden Soekarno, dikisahkan dalam pendahuluan Tafsir Al-Azhar. Penangkapan dilakukan 12 Ramadhan 1383 H, atau pada 27 Januari 1964 jam 11.30 setelah Buya Hamka menjelaskan kandungan surat Al-Baqarah ayat 255 atau ayat kursi.

Empat tamu datang ke rumahnya membawa surat penangkapan dengan alasan telah mengadakan rapat gelap di Tangerang pada 11 Oktober 1963 karena hendak membunuh Mentri Agama Saifuddin Zuhri dan hendak kudeta dengan bantuan keuangan dari Tengku Abdul Rahman sebanyak 4 juta dollar.

Dasar penangkapannya adalah Penpres No. 11/1963 tentang Undang-undang yang membolehkan menangkap orang yang diduga melakukan subversi. Menurut Buya Hamka, Penpres ini bisa saja target utamanya adalah dirinya, karena rapat yang dituduhkannya terjadi 3 hari setelah undang-undang itu disahkan. Bagaimana situasi saat itu?

Di era itu, disorak-sorakan bahwa negara berdasarkan Pancasila. Pancasila tidak boleh diutak-atik. Anehnya untuk membela Pancasila, mereka justru menginjak-injak pancasila. Untuk membela dasar pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, yang beragam mesti bekerjasama dengan komunis.

Untuk menegakkan perikemanusiaan, orang-orang yang dibenci ditangkapi dan dibenamkan ke dalam penjara, sedangkan anak-istrinya dibiarkan melarat. Dan, kalau ada orang lain yang mencoba menolong anak istrinya, orang yang menolong itu dituduh kontra Revolusi.

Keadilan Sosial ditegakkan sungguh-sungguh. Dibagi-bagilah dengan adil merata kemiskinan dan kemelaratan, ketakutan dan kecemasan di kalangan rakyat banyak. Sedangkan para Pejabat saking kasihannya terhadap rakyatnya "Tak usah" mengambil bagian sedikitpun dari kemiskinan dan kemelaratan.

Di era itu, pejabat menganjurkan rakyat makan batu, sedang kemewahan dan kekayaan tak usah dibagi-bagi, biarlah pejabat dan kaki tangannya saja. Untuk menerima keadilan yang merata itu,  Buya Hamka pun dimasukkan ke rumah tahanan selama dua tahun 4 bulan. Siapakah yang saat ini mengalami hal yang sama dengan Buya Hamka?


Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)