basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Di Abad 17, Perempuan Aceh Melampaui Emansipasi Wanita Modern (Diringkas dari Buku Perbendaharaan Lama, Karya Buya Hamka) Dari A...

Di Abad 17, Perempuan Aceh Melampaui Emansipasi Wanita Modern

(Diringkas dari Buku Perbendaharaan Lama, Karya Buya Hamka)

Dari Acehlah bermunculan banyak pahlawan wanita. Bukankah ini negri Serambi Mekah? Tempat kumpulnya para ulama yang sering dituduh konservatif dan ekstrim?

Apakah kehadiran pahlawan wanita dari Aceh, hanya tuntutan kondisi, atau penempaan pendidikan yang melembaga di Aceh?

Mengapa kemampuan wanita Aceh menyamai kepemimpinan para suaminya? Tentu ada sistem kelembagaan yang terorganisir di Aceh.

Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, naiklah menantunya sebagai sultan. Setelah menantunya wafat, naiklah permaisurinya yang merupakan putri dari Sultan Iskandar Muda. Inilah perempuan pertama dalam sejarah Islam yang menjadi sultan di negri Melayu.

Di era ini juga, Balai Majelis Mahkamah Rakyat, yang merupakan lembaga legislatif, diperbaharui dan dilengkapi dengan anggota perempuan sebanyak 15 orang.

Di kesultanan Aceh, Undang-undang Dasar Negara bernama Qanun Asyi Darussalam yang menyatakan sumber hukumnya adalah Al-Qur'an, Hadist, Ijma, Qiyas menurut mazhab Ahlussunnah wal Jamaah. Apakah ini menghambat wanita berkiprah?

Rupanya hak-hak yang diberikan kepada perempuan berdasarkan persetujuan para ulama. Para ulama pun duduk dalam pemerintahan di samping sultan, menyebabkan kaum perempuan setia memikul kewajibannya.

Hanya di Aceh, pakaian asli perempuan memakai celana. Sebab mereka turut aktif memegang peranan di dalam perang. Mereka menyediakan perbekalan, membantu di garis belakang dan mengobati yang luka.

Perempuan Aceh sudah terbiasa menjadi anggota Balai Majelis Mahkamah Rakyat, bahkan empat sultannya adalah perempuan. Mereka diberi hak dan memikul kewajiban untuk agama, bangsa dan negara dengan penuh rasa tanggung jawab. Ulama pun mendukungnya.

Betapa jauh perbedaan latarbelakang perempuan Aceh di abad 17 dengan perjuangan wanita modern sekarang. Dahulu didorong semangat jihad dan syahid karena ingin menegakkan agama bersama laki-laki. Sekarang, hanya menuntut emansipasi wanita atau gerakan feminisme saja.

NKRI Dimulai dari Mekah dan Aceh? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) NKRI apakah terbentuk karena kesatu...

NKRI Dimulai dari Mekah dan Aceh?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


NKRI apakah terbentuk karena kesatuan nasib karena dijajah  Belanda dan Portugis? Bila benar, NKRI tidak langgeng hingga sekarang.

Satu keimanan. Satu guru satu ilmu. Inilah filosofi awal benih persatuan dan kebangsaan Nusantara.

Dalam dunia pesantren dan tasawuf, ada budaya mengijazahkan kitab, ilmu, wirid dan penerus dakwah. Jalur sanadnya jelas. Ini yang membentuk ikatan hati.

Sebelum Islam, adakah budaya kumpul riung dari berbagai pelosok di Nusantara? Semua suku duduk bersama dalam satu majlis yang setara.

Sebelum Islam, adakah raja, rakyat, anak bangsawan dan jelata berkumpul dalam satu lingkaran?

Semua tingkatan strata masyarakat berkumpul di Mekkah, Aceh, di padepokan Walisanga dan Ulama. Inilah interkoneksi awal dari pelosok Nusantara.

Bertebaran, saling mengenal dan memahami, menciptakan asimilasi dan perkenalan budaya Nusantara. Berkumpul karena iman, ilmu dan kemaslahatan masyarakat.

NKRI berhutang budi pada Mekah dan Aceh. Berhutang budi pada Ulama Nusantara yang mengajar di Mekah dan Aceh, juga Walisanga. Itulah awal NKRI dimulai.

Jaringan Ulama, Awal NKRI Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Di era Hindu dan Budha, Nusantara disatukan...

Jaringan Ulama, Awal NKRI

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Di era Hindu dan Budha, Nusantara disatukan dengan penguasaan wilayah. Sriwijaya dan Majapahit memperluas wilayah dengan cara ini.

Di saat bersamaan pedagang muslim berdagang dari satu kota ke kota lain sambil membangun perkampungan diberbagai kota pelabuhan dan perdagangan.

Dengan perdagangan, muslimin memiliki jalur koneksi informal yang kuat. Lalu koneksi pernikahan. Maka terbentuklah koneksi kebudayaan.

Aceh merupakan jalur perdagangan internasional. Abad 7 pedagang Arab mendominasi jalur ini. Saat Islam didakwakan, Aceh jadi pusat dakwah Nusantara.

Kesempurnaan Islam bila berhaji. Seorang pangeran Padjadjaran masuk Islam pergi Haji. Dipanggillah dia, Haji Purwa.

Mekah pusat berkumpulnya manusia dari seluruh belahan dunia. Jaringan muslim Nusantara pun terbentuk dari ibadah haji.

Muslim Nusantara bila pergi haji selalu singgah di Aceh, Srilanka dan terakhir di Mekah. Tiga titik inilah pusat pertemuan muslim dari pelosok Nusantara.

Di Aceh dan Mekah, muslimin Nusantara bertemu, bertatap muka, berkomunikasi dan berinteraksi sebagai muslim, pedagang dan penuntut ilmu. Mereka duduk bareng dihadapan Ulama.

Saat Walisongo diutus oleh Khalifah Turki Utsmani, Sultan Muhammad 1, ada yang mampir ke Aceh baru ke Jawa.

Saat generasi walisongo ke dua hadir, mereka belajar ke Aceh. Lalu kembali ke Jawa. Ini jaringan kuat Aceh-Jawa.

Sunan Giri setelah dari Aceh membangun pesantren yang muridnya dari seluruh pelosok Nusantara. Inilah koneksi keilmuan Jawa dengan pulau di Nusantara.

Koneksi keilmuan Sumatera dan Sulawesi terbentuk saat 3 ulama besar Dato ri Taro, ri Bandang dan Patimang dari Sumatera ke Sulawesi untuk berdakwah.

Koneksi keilmuan Sulawesi dengan Nusa Tenggara terbentuk saat Dato ri Bandang berdakwah ke Nusa Tenggara.

Koneksi keilmuan Sulawesi-Jawa-Sumatera-Mekah saat Syekh Yusuf Al Makasari belajar dan mengajar di keempat tempat tersebut.

Jawa melalui Sunan Giri menciptakan koneksi keilmuan Jawa dan seluruh pelosok pulau Nusantara. Ulama tertentu memiliki koneksi khusus antar pulau pula.

Koneksi keilmuan kelak menjadi koneksi antar kesultanan seperti Kesultanan Aceh dan Banten. Juga perjuangan.

Saat Portugis menguasai Malaka, Demak dibawah Pati Unus mencoba membebaskannya. Trunojoyo dibantu Karaeng Galeson melawan Belanda.

Bibit kerjasama dan persatuan Nusantara melawan penjajahan sudah mulai terbentuk. Inilah sebenarnya awal dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Generasi berikutnya seperti Syarikat Dagang, NU, Muhammadiyah dan HOS Cokroaminoto hingga perang kemerdekaan hanya tinggal meneruskan saja.

Ulama Nusantara di Mekah, Membangun NKRI Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ulama Nusantara yang mengaja...

Ulama Nusantara di Mekah, Membangun NKRI

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Ulama Nusantara yang mengajar di Mekah sangatlah banyak. Lebih dari 100 ulama. Apakah hanya mengajarkan kitab kuning?

Ulama Nusantara yang mengajar di Mekah berasal hampir dari setiap kota terkemuka di Nusantara. Apakah hanya mengajarkan keilmuan saja?

Buya Hamka mengatakan, api perjuangan melawan penjajah ada di luar Nusantara. Sumbernya dari mereka yang pulang dari haji.

Mengapa Syekh Yusuf Al Makasari dipindahkan pengasingannya dari Srilangka ke Afrika Selatan? Melenyapkan kobaran perjuangan.

Di Srilangka Syekh Yusuf Al Makasari memberikan petuah dan tulisan ke Nusantara untuk mengokohkan perjuangan melawan penjajah.

Syeikh Falimbani dari Mekah menulis Nasihat al-Muslimin, menegaskan pentingnya kondisi diperangi terlebih dahulu untuk dapat memulai suatu jihad.

Hikayat Perang Sabil di Aceh terinspirasi dari Syeikh Falimbani. Al-Falimbani mengirimkan surat kepada raja-raja nusantara untuk menggelorakan semangat jihad fisabilillah terhadap kolonial.

Syeikh Falimbani juga menulis surat khusus kepada keturunan raja Mataram di Surakarta dan Jogyakarta untuk bersatu melawan penjajah.

Syeikh Nawawi Al Bantani pun menyerukan murid-muridnya di Nusantara untuk melawan Penjajah. Inilah peran Ulama Nusantara di Mekah.

Ulama Nusantara di Mekah, menautakan hati para pemuda yang belajar dan jamaah haji untuk saling terkoneksi. Inilah awal NKRI.

Ulama Nusantara di Mekah, menggelora keilmuan kemasyarakatan dan kenegaraan, perjuangan. Inilah awal kemerdekaan dan kebangsaan.

Cara Penjajah Menaklukkan Penguasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Penjajah  tak pernah mengasingkan ...

Cara Penjajah Menaklukkan Penguasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Penjajah  tak pernah mengasingkan para penguasa ke daerah yang jauh. Namun, mengasingkan para ulama ke negri dan daerah yang terjauh. Apa artinya?

Penguasa hanya memiliki kekuatan bila memegang alat kekuasaan. Namun lemah tak berdaya saat tak berkuasa lagi. Itulah sebabnya mereka selalu haus kekuasaan

Menaklukkan penguasa cukup dengan diberi kursi boneka. Cukup diberi gelar dan sanjungan kehormatan yang panjang. Padahal mereka diperbudak.

Menaklukkan penguasa cukup diberikan legalitas tanda tangan undang-undang dan hukum. Tapi isinya dirancang untuk kepentingan para penjajah.

Menaklukkan penguasa cukup diberikan  kursi kebesaran di istana, fasilitas, para dayang-dayang yang datang merunduk dan sedikit kekayaan menumpuk.

Menaklukkan penguasa cukup diberikan legalitas tanda tangan undang-undang dan hukum. Tapi isinya dirancang untuk kepentingan para penjajah.

Menaklukkan penguasa cukup diberikan masa jabatan yang terus diperpanjang seumur hidup. Karena jabatan itulah yang memenjarakan jiwa, hati dan pikirannya.

Penguasa dihancurkan dengan intervensi budaya kemewahan, hura-hura, dan hawa nafsu di istana, ini yang menghancurkannya jadi budak penjajah.

Penguasa dihancurkan dengan intervensi budaya kemewahan, hura-hura, dan hawa nafsu di istana, ini yang menghancurkannya jadi budak penjajah.

Berapa banyak para penguasa mengorbankan jiwa dan raganya bagi negrinya? Yang dipenjara dalam kepengapan? Itulah penguasa pejuang.

Berapa banyak penguasa yang tetap berwibawa dan ditakuti  penjajah? Itulah penguasa pejuang.

Melihat Kehebatan Pejuang dari Cara Penjajah Mengasingkannya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Nasrulloh Baksolahar) Siap yang paling ...

Melihat Kehebatan Pejuang dari Cara Penjajah Mengasingkannya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Nasrulloh Baksolahar)


Siap yang paling jauh diasingkan dari Nusantara? Siapa yang paling sering dipindahkan dari satu pengasingan ke pengasingan lainnya, oleh Penjajah?

Syeikh Yusuf Al Makasari diasingkan ke Afrika Selatan. Sri Sultan Hamengku Buwono 2 ke Malaya. Imam Bonjol ke Manado oleh Penjajah. Mereka orang hebat.

Tokoh perang Jawa paling banyak yang diasingkan. Mereka dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Juga dipencarkan tempat pengasingan. Koneksinya diputus.

Tokoh pemberontakan di Cilegon paling banyak diasingkan ke beberapa tempat yang berbeda. Tokoh Banten tak pernah henti menyulitkan penjajah.

Kebanyakan diasingkan ke Nusantara bagian timur yang budaya dan keyakinannya berbeda. Bila sama pun di gedung yang sangat  terisolir seperti Diponegoro.

Melihat wajahnya,  cukup mempengaruhi jiwa. Melihat akhlaknya, membangunkan jiwa. Apalagi bila mendengarkan ucapannya. Ini yang dikhawatirkan Penjajah.

Mereka dikucilkan dari manusia. Jangan sampai tragedi pengasingan Syekh Yusuf Al Makasari terulang lagi. Menyebarkan ide dengan ucapan dan tulisan.

Meredupkan pamor dan kharisma. Menghancurkan karakter agar tak bisa membangkitkan jiwa para pemuda. Itulah tujuan pengasingan

Coba baca kembali, bagaimana sejarawan Barat membongkar kehidupan pribadi Diponegoro dan interaksi dengan ulamanya?

Coba baca kembali bagaimana sejarawan barat menulis sebab pemberontakan Cilegon? Itulah cara menghancurkan para pejuang hebat.

Pengasingan fisik dan pemikiran para penjuang yang ikhlas itulah cara menghancurkan lahirnya generasi penerus mereka.

Menuntaskan Bencana dan Wabah di Era Umar bin Khatab Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ada 2 ujian besa...

Menuntaskan Bencana dan Wabah di Era Umar bin Khatab

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Ada 2 ujian besar di era Umar bin Khatab. Para penguasa, belajarlah pada Umar bin Khatab dalam menuntaskan bencana alam dan wabah.

Wabah di Syam. Menjalar sangat cepat. Penyebabnya, banyak pertempuran di Syam. Bertempur dengan kabilah Arab, Romawi juga Persia.

Kata Ibnu Khaldun, saat aktivasi infrastruktur melampui dari yang seharusnya, udara jadi kotor. Inilah yang menimbulkan wabah di jamannya.

Umar segera mengkaratina Syam. Abu Ubaidah dan Muadz bin Jabal menjadi sukarelawan untuk penanganan korban hingga menjemput syahid.

Lalu Umar menunjuk Amr bin Ash untuk meredakan wabah. Solusinya, semua harus pergi ke gunung untuk memutuskan rantai wabah. Hindari kerumunan.

Yang menangani wabah siap menjemput syahid. Di sini, mengapa memperkaya diri dengan mengkorupsi dana penanggulangan wabah dan bencana?

Saat gempa menerjang Madinah dan paceklik yang panjang. Umar membangun infrastruktur agar aliran kebutuhan dasar ke Madinah bertambah cepat.

Umar berkolaborasi dengan pengusaha untuk berkontribusi menyediakan kebutuhan dasar. Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan membantu.

Umar mengharamkan dirinya makan enak. Bibirnya berdarah sebab makan yang keras. Pakaiannya penuh tambalan. Malamnya ronda khawatir rakyat kelaparan.

Umar berkolaborasi dengan pamannya Rasulullah saw Abbas bin Abdul Muthalib untuk memimpin istighasah dan istighfar kepada Allah.

Umar membentuk tim penanggulangan bencana. Setiap tim membagikan kebutuhan dasar ke tempat yang sudah ditentukan.

Dengan dua ujian besar ini, baitul mall habis. Umar pun melakukan terobosan dalam mencari sumber keuangan. Disini justru menaikkan beban pajak dan tarif.

Yang dipikirkan Umar, maksiat apa yang telah dilakukan dalam sekala pribadi dan negara? Bukan sekedar soal penanggulangan bencana saja.

Umar bin Khatab menghimpun ulama, pengusaha, dan alat kekuasaan untuk menuntaskan persoalan. Bukan memperkaya di saat wabah.

Sekarang, saat wabah terus mengganas, kezaliman terus saja dipertontonkan dengan kesombongan dan vulgar. Bagaimana bisa selesai?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (178) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)