basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mindset Pengelolaan Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Orang mukmin punya jalan tersendiri untuk ...

Mindset Pengelolaan Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Orang mukmin punya jalan tersendiri untuk sukses. Para munafikin dan kafirin punya caranya sendiri untuk sukses. Orang mukmin punya paradigma sukses tersendiri. Para munafikin dan kafirin memiliki paradigma sukses yang tersendiri pula. Masalahnya, orang mukmin saat ini memiliki paradigma sukses dan jalan sukses yang tidak diambil dari sumber ajaran dan keyakinannya. Mengikuti paradigma dan jalan munafikin dan kafirin. Jadi, takkan pernah bisa sukses. Yang ada hanya istijrad. Dihancurkan oleh halusinasi suksesnya.

Imam Malik mengingatkan, "Bila seorang mukmin ingin sukses, tempuhlah jalan para pendahulunya." Ikut Rasulullah saw, Sahabat ra dan ulama salaf. Ikuti paradigma, mindset, karakter, prilaku dan juga sistemnya. Sekedar Menyamai apa yang diraih oleh munafikin dan kafirin bukan kesuksesan tetapi kehancuran. Karena kehidupan seorang mukmin berbeda jauh seperti langit dan bumi. Beda ukurannya, beda tujuannya, dan valuenya.

Menimbun barang bagi mukmin haram. Mendapatkan harga yang murah padahal harga seharusnya lebih tinggi, bukan sebuah prestasi.  Keuntungan yang besar di tengah kesulitan bukan sesuatu yang bermoral. Ukurannya bukan lagi omset, profit dan kapitalisasi aset tetapi kemanfaatan dan kemudahan. Orientasi bisnis adalah bagaimana urusan manusia menjadi lebih mudah dan sederhana. Bisnis untuk melayani bukan hanya menjual lalu untung.

Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf pernah menggratiskan seluruh barang dagangannya di saat musim paceklik. Imam Abu Hanifah membatalkan transaksi karena pegawainya mengambil margin terlalu tinggi. Juga menaikkan harga pembelian karena supliernya menjual barang dengan harga yang terlalu rendah. Beberapa praktek bisnis dalam Islam pun diharamkan karena mengandung kezaliman. Inilah cara sukses seorang mukmin.  Adakah yang paradigma seperti ini?

Seorang mukmin sukses dengan rambu-rambu syariat. Sukses dengan paradigma Allah tuntutan Rasulullah saw. Andai jalan ini sudah ditempuh tetapi belum membuahkan kekayaan harta, maka tergolong sukses. Karena dia sudah mematuhi Allah swt dan Rasulullah saw. Andai meraih kekayaan melimpah tetapi tidak mengikuti rambu-rambu syariat, walaupun meraih kekayaan harta yang luar biasa, tetaplah rugi dan sangat rugi. Karena penghisaban Allah sangat berat, rumit dan teliti.

Adakah orientasi kekayaan pada Abdurrahman bin Auf? Adakah hanya berorientasi omset padanya? Beliau berusaha memiskinkan dirinya. Dengan membeli kurma yang busuk. Mensedekahkan sebagian besar hartanya. Tetapi tak pernah jatuh miskin. Siti Aisyah pernah mengabarkan bahwa dia masuk surga dengan cara yang sulit. Abdurrahman bin Auf berkata, "Aku sudah mensedekahkan harta, namun Allah mengganti dengan berlipat-lipat." Bukan cita-citanya menjadi kaya, tetapi Allah yang membuatnya menjadi kaya.

Omset dan kekayaan hanya buah dari ketaatannya pada rambu-rambu Allah dan Rasulullah saw. Fokus pada mentaati rambunya. Fokus pada menciptakan kemudahan, kemaslahatan dan solusinya. Andai pun memasang target omset  maka tujuannya bukan meraih kekayaan. Tetapi bagaimana bisa roda bisnis terus hidup menciptakan kemudahan, solusi dan kemanfaatan? Bagaimana memperbesar kemanfaatan? Diatas kertas, target-target angkanya sama tetapi nilai kehidupan dan paradigmanya berbeda.

Menggenggam Dunia Dengan Tak Menghiraukannya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saat senang, waktu habis...

Menggenggam Dunia Dengan Tak Menghiraukannya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Saat senang, waktu habis untuk menikmati kesenangan. Membicarakan dan mengumbarkan kesenangan. Saat sedih, waktu habis untuk meratapi. Mencari berbagai cara untuk mengurangiee kesedihan. Saat harta berlimpah, waktu habis untuk menikmati, menghabiskan dan mengembangkan harta agar terus bertambah. Saat miskin, waktu habis untuk menghindari dan sibuk agar tidak semakin miskin. Begitulah hari-hari yang dijalani.

Hasan Al Bashri berkata, "Aku pernah mendapatkan sebuah zaman, dimana mereka lari saat dunia menghampiri. Mereka tak peduli saat dunia menjauhi." Banyak yang mengejar dunia tapi tak mendapatkan. Banyak yang gagal meraih dunia padahal sudah maksimal upaya dan kerja kerasnya. Sudah pula mengerahkan jaringan yang luas. Bagaimana bagi yang tak mengejar akhirat? Padahal perhitungannya lebih teliti? Padahal tak ada seorangpun yang dapat membantunya?

Banyak yang tak sempat mengecap hasilnya, karena kebangkrutan dan kematian lebih dahulu menjemputnya. Banyak yang tak sempat menikmati hasil kekuasaannya, karena waktu berkuasa dan kematian sudah lebih dahulu menjemputnya. Waktu hidup sebentar, tetapi angan melampui seribu zaman. Kebutuhan hanya sedikit, tetapi keinginan melampui khayalan kesenangan. Itulah mengapa manusia selalu sibuk mengurusi dunianya, hartanya dan kekuasaannya.

Abu Bakar mencampakkan dunia, namun mengapa mampu menggengam Hijaz dan Persia? Umar bin Khatab tak menghiraukan dunia, namun mampu menggengam Hijaz, Persia dan Romawi. Utsman bin Affan tak memperdulikan dunia, namun mampu menembus kekuasaannya hingga ke Afrika Utara dan memasuki Eropa? Dalam kemelut internal, Ali bin Abi Thalib tetap menggentarkan  Romawi sehingga tak berani menyerangnya. Apa rahasianya?

Para Sahabat Rasulullah saw tak memperdulikan dunia, namun mengapa mampu menggengam kekayaan yang melebihi kekayaan hari ini? Mampu menggengam kekuasaan yang melampui hari ini? Mampu membangun kekuatan yang melebihi kekuatan hari ini? Inilah rahasia-rahasia yang harus diungkap. Inilah rahasia yang harus diaplikasikan.

Para pendahulu umat Islam mampu menembus Eropa hingga menyentuh Perancis dan Italia. Sehingga orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata, "Mengapa dunia adalah penjara bagi muslim, namun kekayaan dan kekuasaannya luar biasa?" Inilah rahasia-rahasia yang harus diungkap dan diaplikasikan.

Namun saat ini, umat Islam mengikuti bukan jalan-jalan pendahulunya. Mengejar dunia untuk dinikmati. Mengejar kekuasaan untuk dinikmati. Fokus membangun kenikmatan dari dunia. Fokus membangun dunia untuk kesenangan semata. Inilah yang menyebabkan kepemimpinan peradaban dunia dicabut oleh Allah. Kaya dan berkuasa hanya untuk menunjukkan identitas dan kehebatan diri. Akhirnya dunia mencampakkannya. Akhirnya dunia menghinakannya.

Cerdas Memahami Perguliran Waktu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Tutuplah makanan dan minuman di mal...

Cerdas Memahami Perguliran Waktu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Tutuplah makanan dan minuman di malam hari, karena ada penyakit yang turun di waktu malam. Perhatikan pergerakan musim dan bulan, karena pada musim dan bulan tertentu berdatangan penyakit dan hama tertentu pada manusia, hewan dan tumbuhan. Memahami musim dan bulan untuk mengantisipasi peristiwa dan meraih kemanfaatan.

Allah bersumpah atas nama waktu, bukan saja untuk menunjukkan pentingnya waktu, tetapi juga memahami peristiwa dan momentum tertentu yang hanya terjadi di waktu-waktu tertentu. Banyak ahli yang membuat analisa trend dan siklus untuk memahami kecendrungan pada waktu tertentu. Memahami kecendrungan akan memahami peluang dan peristiwa yang terjadi.

Nabi Yusuf paham siklus musim dan jangka waktunya. Paham apa yang terjadi dalam rentang waktu tertentu. Lalu bagaimana mengantisipasi musim dengan memanfaatkan musim sebelum dan sesudahnya? Hidup manusia dipengaruhi musim. Musim mempengaruhi cuaca dan alam. Bisnis dipengaruhi musim. Prilaku dan budaya dipengaruhi oleh musim dan waktu. Perhatikan waktu. Perhatikan musim. Perhatikan rentang waktu tertentu. Setiap waktu memiliki karakter yang khas juga peluang yang khas pula.

Tergilas oleh zaman. Tergilas oleh waktu. Itulah yang terjadi bila tak memperhatikan waktu dan kecenderungannya. Suku Quraisy disebutkan kehebatannya dalam Al-Qur'an karena mampu memanfaatkan setiap musim yang ada untuk membesarkan bisnisnya. Bagaimana meningkatkan kekayaan dengan memanfaatkan pergerakan musim dan waktu?

Memperhatikan waktu dan musim menciptakan beragam karakter positif. Kekuatan inovasi dan kreativitas. Kekuatan perencanaan dan antisipasi. Kekuatan membaca arah perubahan. Kekuatan riset dan penelitian. Semua kekuatan ini muncul karena perhatiannya terhadap kecendrungan terhadap perubahan musim dan waktu.

Perhatikan malam dan siang. Ada bisnis yang bergeliat saat malam saja. Ada yang bergeliat di siang saja. Ada kehidupan yang terjadi di malam saja atau di siang saja. Perhatikan hujan dan kemarau. Ada penyakit yang muncul di musim hujan saja atau di kemarau saja. Waktu adalah sebuah pergiliran. Zaman adalah sebuah perputaran. Menaikkan yang memperhatikannya. Menjatuhkan yang mengabaikannya.

Agar Pertolongan Allah Dekat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Yakinkah pertolongan Allah itu melalui S...

Agar Pertolongan Allah Dekat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Yakinkah pertolongan Allah itu melalui Shalat dan Sabar? Bagaimana keduanya bisa menjadi penolong? Bagaimana merancang keduanya menjadi penolong?

Bila hidup hanya bertopang dagu dan malas, layakkah untuk ditolong? Bila hidup tak pernah terjun dalam kesulitan, himpitan dan tantangan,  berarti tak akan pernah menghadapi kondisi yang harus ditolong. Bila hidup tak pernah terjun dalam jihad yang penuh keterbatasan sumber daya, bagaimana cara menolongnya? Pertolongan itu baru terasa ketika semua ikhtiar sudah dilakukan hingga tak ada lagi penolong selain Allah.

Bila tidak pernah merendahkan diri dan mengiba kepada Allah dalam shalat, dzikir dan doa, bagaimana Allah akan menolong? Bila masih mengandalkan apa yang ada di dunia dan kehebatan diri, bagaimana Allah akan menolong? Semua yang ada di semesta tak bisa memberikan kemudharat dan kemaslahatan, bila prinsip ini tidak ada bagaimana Allah akan menolong?

Bila pertolongan Allah belum tiba, bertanda bahwa ikhtiarnya belum mencapai taraf untuk layak mendapatkan pertolongan. Bertanda, kebergantungannya pada Allah belum mencapai taraf untuk layak mendapatkan pertolongan Allah. Mari melihat beragam peristiwa sehingga paham dalam kondisi seperti apa pertolongan Allah itu datang.

Pernahkah mengakhiratkan dunia dalam shalat? Pernahkah menjadikan seluruh sepak terjang dunia menjadi sepak terjang akhirat? Pernahkah seluruh pernak-pernik dunia diukur dengan parameter dan paradigma akhirat? Bila belum, bagaimana shalat bisa menjadi penolong?

Untuk apa kesabaran kita? Sekedar meraih kecemerlangan dan kehebatan dunia di hari esok? Agar bisa bertahan dalam kehidupan dunia di hari ini? Untuk apa rintihan kita? Pengaduan persoalan dunia karena tak sesuai dengan keinginan dan nafsu kita? Bila seperti masih seperti ini bisakah kesabaran menjadi tonggak datangnya pertolongan Allah?

Bila seluruh orientasi masih keduniaan. Bila seluruh gerak dan pikiran masih berorientasi pada dunia. Bila niat-niat akhirat tidak pernah ada, bagaimana menjadi shalat dan sabar menjadi wasilah pertolongan Allah?

Mereka Lebih Baik Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Keluarlah dari rumah dengan mindset bahwa orang lai...

Mereka Lebih Baik

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Keluarlah dari rumah dengan mindset bahwa orang lain lebih baik. Itulah kerendahan hati yang sempurna. Carilah sejuta alasan bahwa orang lain lebih baik. Jangan pernah merendahkan para pelaku dosa dan maksiat, bisa jadi karena kebodohannya. Sedangkan kelalaian dan kemalasan orang baik karena pengabaian terhadap ilmu (kebenaran). Mana yang lebih rendah derajatnya, kebodohan atau melalaikan ilmu? Kajilah surat Al-Fatihah di bagian terakhir.

Bisa jadi para pelaku dosa dan maksiat melakukannya karena kekhilafan  tidak sengaja dan belum ada yang menasihatinya. Tak ada teman yang mendorong pada kebaikan. Sedangkan kelalaian orang baik dilakukan dengan kesadaran, bahkan disertai kesombongan. Padahal sudah tahu ilmunya. Padahal sudah dinasihati dan gemar mendengarkan kajian. Padahal Al-Qur'an, Hadist dan beragam kitab sudah dibaca dan dipahami. Padahal dikelilingi oleh para kiyai, ustadz dan teman yang sholeh. Maka, siapa yang kedurhakaannya paling besar?

Bisa jadi para pelaku dosa dan maksiat karena kemiskinan, kondisi yang mendesak, tidak tahu hukum dan dalilnya. Padahal kelalaian orang baik dilakukan di saat keberlimpahan dan ketercukupan. Kelalaiannya karena ingin menunjukkan keberlimpahan pada orang lain.

Dosa dan maksiat mereka hanya mempengaruhi dirinya sendiri. Banyak orang yang menjauhi mereka. Karena khawatir keburukannya. Sedangkan kelalaian orang yang baik bisa jadi diikuti dan dicontoh oleh banyak orang. Kelalaian orang yang baik, dampaknya lebih merusak dan keburukannya lebih luas. Seperti kata seorang ulama salaf, "Aku khawatir azab yang disebabkan oleh dosanya para ulama."

Apakah kebaikan selalu mendapatkan kebaikan? Seorang ulama salaf berkata, "Sesungguhnya aku takut kalau sebagian kebaikan kita lebih mencelakai kita pada hari Kiamat." Bukankah banyak kisah yang berbuat baik justru terjerumus ke suul khatimah? Banyak pula pelaku dosa yang akhirnya bertaubat.

Andai banyak orang mengagumimu. Andai banyak orang yang mengerumuni karena ilmu, pengalaman dan berbagai kelebihanmu. Tandanya mereka lebih baik darimu. Karena mereka mau merendahkan hati dihadapanmu. Sedangkan engkau merasa lebih baik dari mereka. Bukankah merendahkan hati lebih mulia?

Inti Kecerdasan, Pengelolaan Hawa Nafsu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Inti kecerdasan di pengelolaa...

Inti Kecerdasan, Pengelolaan Hawa Nafsu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Inti kecerdasan di pengelolaan hawa nafsu. Bukan gelar pendidikan. Bukan gelar sematan manusia. Bukan gelar kekuasaan. Bukan gelar-gelar penghargaan lainnya. Bila hawa nafsu masih jadi pengendali, status diri tetaplah budak-budak yang rendah. Status diri tetaplah lebih hina dari binatang ternak.

Bila hawa nafsu jadi pengendali,    sesungguhnya kita adalah binatang buas yang berkedok manusia. Syetan yang berkedok manusia. Merasa menjadi "Tuhan" yang berkedok manusia. Iblis yang berkedok manusia. Bukan syetan tak pernah membunuh sesama syetan? Bukankah syetan tak pernah menjatuhkan sesama syetan? Justru mereka bahu membahu menjerumuskan manusia.

Binatang buas bila sudah kenyang akan diam, tak rakus lagi terhadap yang belum diperolehnya. Seluruh binatang mengambil dunia hanya untuk menjaga kehidupannya saja. Setelah itu akan tentram. Manusia, bila sudah menguasai satu gunung emas akan tetap ingin mendapatkan dan menguasai ribuan gunung emas lainnya dengan cara apa pun. Tak memperdulikan apa pun lagi. Hidupnya tak pernah tentram sebelum merealisasikan semua khayalannya. Hanya kematian yang mampu menghentikannya.

Ibnu Qayyim dalam Zadul Ma'ad mengatakan untuk menundukkan hawa nafsu, lakukan yang berkebalikan dari hawa nafsu. Bagaimana cara mudah mengetahui yang berkebalikan dari hawa nafsu? Beribadahlah. Nafsu perut dan kemaluan, lawanlah dengan berpuasa. Nafsu kikir, hasad dan dengki, lawanlah dengan bersedekah. Nafsu tidur, malas, berleha-leha, lawanlah dengan berqiyamulail. Nafsu berbangga, lawanlah dengan banyak bersujud. Perjalanan hidup, perjalanan panjang menaklukkan hawa nafsu.

Seluruh ketaatan kepada Allah. Seluruh rangkaian ibadah  adalah penaklukan terhadap hawa nafsu untuk mengobati jiwa. Obat jiwa adalah beribadah. Obat pemikiran, tubuh dan hati adalah Al-Qur'an. Bila seluruh rangkaian tersebut sudah dilakukan, namun hawa nafsu tak juga bisa ditaklukkan, tandanya penyakit jiwa dan tubuhnya sudah sangat parah. Dosisnya harus ditambah terus dan terus. Hingga nafsu yang liar menjadi tentram.

Hindari interaksi dan pergaulan yang dapat memperkokoh daya kekuatan hawa nafsu. Semakin sering berinteraksi dengan dunia, hawa nafsu semakin kokoh. Semakin sering berinteraksi dengan harta dan kekuasaan, hawa nafsu semakin kokoh. Bila ingin berinteraksi dengan dunia, harta dan kekuasaan, gunakan adab dan pengelolaan sesuai syariat Allah. Maka pergumulan dengan dunia tidak akan pernah mengokohkan daya kekuatan hawa nafsu. Syariat Allah yang akan melindungi dan menjaga. Syariat Allah yang akan menolong dari keterjerumusan hawa nafsu.

Beribadah dan teguhkan langkah dalam syariat Allah. Itulah satu-satunya cara yang benar dan tepat dalam berinteraksi dengan hawa nafsu. Itulah cara yang tepat agar hawa nafsu tak menjadi pengendali diri.

Tiga Dasar Kesehatan Diri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Penyakit jasmani, pencegahannya dilakukan d...

Tiga Dasar Kesehatan Diri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Penyakit jasmani, pencegahannya dilakukan dengan menjaga kesehatan, menghindarkan dari segala hal yang merusak tubuh dan mengeluarkan racun serta zat berbahaya dari tubuh. Ini syariat Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an. Ini syariat Allah agar manusia selalu sehat. Ini tanggungjawab setiap insan kepada dirinya yang telah digariskan Allah untuk dirinya sendiri.

Dibolehkan tidak berpuasa demi menjaga kesehatan. Yang sakit. Yang berpergian. Saat perang Badar, diperbolehkan tidak berpuasa. Semua bertujuan agar stamina dan kesehatan terjaga. Namun bagi kuat berpuasa tentu lebih baik. Bila tidak, Allah memberikan keringanan. Apakah Allah berlaku semena-mena pada hamba-Nya?

Mencukur rambut saat ihram. Apa manfaatnya? Menurut Ibnu Qayyim, di kitabnya Zadul Ma'ad, untuk mengusir uap-uap jahat yang diakibatkan masalah di kepala. Dengan rambut dicukur, pori-pori terbuka sehingga seluruh uap jahat akan keluar dengan sendirinya. Sehingga mengeluarkan zat berbahaya bisa dianalogikan segala bentuk proses pengeluaran zat berbahaya yang mendekam dalam tubuh.

Zat berbahaya bila mendekam dan tidak segera diatasi bisa menimbulkan penyakit. Darah yang bergejolak harus dikeluarkan. Beberapa terapi tradisional seperti bekam dan pengeluaran darah melalui urat nadi bagian kaki bisa jadi contohnya. Mani bila keluar secara terus menerus harus segera dikeluarkan, maka menikahlah. Air seni, kentut, muntah, bersin, ngantuk, rasa lapar dan haus harus segera diatasi. Bila tidak, maka akan membahayakan tubuh.

Operasi untuk mengeluarkan segala yang berbahaya dari dalam tubuh merupakan bagian dari pengeluaran zat berbahaya bagi tubuh. Ini bagian syariat Allah. Ilmuwan muslimlah yang pertama kali memperkenalkan teknologi operasi bagi pasien. Jadi mengeluarkan darah yang bergejolak, menikah, kentut, bersin, kencing, buang air besar, tidur, mengelola haus dan lapar merupakan bentuk Ibadah kepada Allah bila mengikuti sunah Rasulullah saw. Adakah semacam ini di umat lain?

Boleh mengganti air dengan tanah dalam berwudhu bila tidak menemukan air. Atau bila air bisa membahayakannya. Inilah landasan bahwa segala hal yang bisa merusak tubuh. Segala hal yang bisa menganggu fungsi tubuh maka harus dihindari. Inilah cara syariat Allah menjaga tubuh manusia. Menghindari segala hal yang membahayakan bagian dari beribadah kepada Allah.

Inilah tiga pijakan komprehensif yang Allah ajarkan kepada manusia untuk menjaga jasmaninya. Tak harus menjadi dokter untuk mengetahuinya. Tak harus kuliah kesehatan untuk mengetahuinya. Cukup membaca Al-Qur'an dan Assunah, kita sudah mengetahui secara komprehensif ilmu mendasar tentang kesehatan. Berpeganglah pada syariat Allah, maka Allah akan mencerdaskan kita.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (307) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)