basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mendidik Nafsu, Awal Pendidikan Jihad Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa gaung jihad tak menggel...

Mendidik Nafsu, Awal Pendidikan Jihad

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa gaung jihad tak menggelora? Mengapa energi jihad tak juga bermunculan? Mengapa jihad tak menjadi ranah yang diperjuangkan? Mengapa ada ketakutan yang mendalam saat menapaki jalan jihad? Inti persoalannya, jiwa masih dalam kubangan hawa nafsu. Jiwa masuk dalam jebakan kemaksiatan.

Menurut Ibnu Qayyim, "Bagaimana mungkin berjihad melawan musuh luarnya, sedangkan musuh yang ada di jiwanya masih menguasainya? Belum melawan dan memeranginya?" Pertarungan melawan hawa nafsu merupakan medan awal penempaan dan pendidikan jihad.

Bagaimana bisa menggelora jihad, bila masih lemah tak berdaya saat menghadapi bisikan dan was-was syetan? Syetan merupakan musuh yang tak pernah lengah, tak pernah berhenti, tak pernah lelah dan selalu memiliki tipu daya yang lembut dan tak terasa untuk mengecoh manusia.

Bagaimana bisa berjihad bila tak berani bergumul dengan kesulitan? Takut hilangnya kenikmatan? Khawatir lenyapnya kelezatan dan berbagai hal yang menyenangkan? Jihad hanya bisa diemban oleh mereka yang sudah melatih dirinya untuk menghadapi kesulitan dan tantangan. Jihad tak mungkin diemban oleh mereka yang berpesta pora dan gembira dengan dunia.

Saat umat Islam menjauhi Allah dan Sunah Rasulullah saw. Saat umat Islam terjebab dalam hawa nafsu, menikmati maksiat dan cinta dunia. Maka Allah akan mengirimkan orang kafir dan munafik untuk menguasainya, menghinakannya, menggengam seluruh lini kehidupannya. Untuk apa? Agar kembali kepada Allah dan sunnah Rasulullah saw.

Saat umat Islam mengikuti hawa nafsu dan bisikan syetan, maka Allah membiarkan orang kafir dan munafik menguasai dan menjajahnya dalam semua lini kehidupan. Umat Islam menjadi sangat lemah, tak berdaya, tak memiliki kekuatan apa pun. Mengapa? Allah tidak menolong, tak melindungi dan tak memeliharanya. Namun, ketika kafirin dan munafikin mencapai puncak kezaliman dan keangkaramurkaannya barulah Allah akan menolong. Pertolongan-Nya bukan karena statusnya sebagai umat Islam tetapi karena sebagai umat yang terzalimi.

Apakah umat terbaik di kolong jagat ini harus menunggu dizalimi, dihinakan dan dijajah terlebih dahulu untuk menunggu pertolongan Allah? Apakah umat terbaik ini tak memiliki terobosan dan bersegera melakukan revolusi eksponensial yang radikal dengan singkat dan tepat? Ataukah harga diri sebagai umat terbaik sudah tercabut hingga ke akar-akarnya hingga tak tersisa lagi benih-benihnya?

Ibnu Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma'ad mengatakan, "Perintah Allah kepada manusia merupakan pertolongan-Nya yang paling besar kepada umat Islam dalam rangka memerangi musuh-musuhnya. Allah menjanjikan jika umat Islam bila berpegang teguh pada perintah Allah, maka akan senantiasa dimenangkan atas musuh-musuhnya." Umat Islam dihinakan oleh musuh-musuhnya karena meninggalkan berbagai perintah Allah dan terjebab dalam kemaksiatan kepada Allah.

Membangun kejayaan umat Islam tak sulit. Setiap diri kembalilah kepada perintah Allah dan sunnah Rasulullah saw, maka secara otomatis kekuatan hawa nafsu, syetan, kafirin dan munafikin akan melemah dengan sendirinya. Seluruh sumberdayanya hancur dengan sendirinya. Selama ditubuh umat Islam ada yang berkarakter Rasulullah saw, para Sahabat, Tabiin dan Atabut Tabiin, maka Allah berkewajiban untuk memenangkannya.

Bahu Membahu Dalam Doa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Doa kita untuk siapa? Diri sendiri? Keinginan ...

Bahu Membahu Dalam Doa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Doa kita untuk siapa? Diri sendiri? Keinginan dan kebutuhan sendiri? Kemenangan dan kejayaan sendiri? Andai berdoa saja masih untuk diri sendiri, Bagaimana bisa hidup dan semua yang dimiliki untuk orang lain? Andai semua doa untuk kepentingan sendiri bagaimana bisa bahu membahu dalam membangun peradaban dunia?

Egoisme dalam berdoa. Itulah tanda perpecahan hati. Egoisme dalam berdoa itu tanda tidak ada peratutan hati. Bagaimana bisa membangun negri dan peradaban bila dalam doa ingin mengungguli orang lain. Bagaimana bisa membangun ukhuwah bila dalam doa bersaing dengan orang lain?

Doakan mereka yang taat juga yang bermaksiat. Doakan mereka yang dalam kezaliman serta yang tengah melakukan kezaliman. Doakan mereka yang hatinya lembut dan keras. Doakan mereka yang teguh dalam beragama juga yang tengah lalai. Mereka adalah umat Rasulullah saw. Mereka adalah umat Islam. Kita harus senantiasa memberikan kebaikan walaupun hanya dalam untaian doa.

Doakan kaum muslimin yang saat ini tengah menghadapi wabah. Doakan kaum muslimin yang saat ini tengah diterjang krisis. Doakan kaum muslimin yang saat ini tengah berjuang membangun dalam bisnis, pemerintahan, ilmu dan teknologi, sosial, budaya dan kesehatan. Doakan seluruh kaum muslimin dalam semua lapangan kehidupan mereka. Mereka adalah kita.

Umar bin Khatab selalu mendoakan kaum muslimin agar diampuni Allah, agar diperbaiki urusannya, agar diteguhkan dan disatukan hatinya, dilimpahkan iman, ilmu dan hikmah juga diteguhkan dalam menapaki jalan dan Sunah Rasulullah saw.

Syeikh Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Nasihahul Ibad menuliskan doa-doa agar setiap muslim meraih khusnul khatimah. "Ya Allah ampuni, rahmati, sehatkan, perbaiki, pelihara, tolong, selamatkan  dan beri rahmat kepada umat Rasulullah saw." Kita umat yang satu. Mengapa doanya hanya tentang diri? Mengapa doanya masih egoisme diri? Mengapa doanya masih ingin saling  mengungguli dari yang lain?

Buang egoisme berdoa. Buang egoisme kelompok, aliran, mazhab dalam berdoa. Angkat tangan ke langit. Menengadahkan tangan ke langit. Panjatkan doa untuk seluruh kaum muslimin. Panjatkan doa kebaikan untuk kaum muslimin yang taat dan bermaksiat. Jangan lagi ada sekatan dalam berdoa. Satukan hati dalam berdoa. Mulai ukhuwah dengan mendoakan kaum muslimin di bumi mana pun mereka tinggal.

Nasionalisme kaum muslimin adalah aqidahnya. Begitulah pesan Asy Syahid Hasan Al Banna. Tak ada sekatan negara dan wilayah. Kaum muslimin adalah satu tubuh dimanapun berada. Maka panjatkan doa untuk mereka. Yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Yang saat ini dalam ketaatan maupun kemaksiatan. Tolong menolonglah melalui doa-doa kita.

Mindset Pengelolaan Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Orang mukmin punya jalan tersendiri untuk ...

Mindset Pengelolaan Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Orang mukmin punya jalan tersendiri untuk sukses. Para munafikin dan kafirin punya caranya sendiri untuk sukses. Orang mukmin punya paradigma sukses tersendiri. Para munafikin dan kafirin memiliki paradigma sukses yang tersendiri pula. Masalahnya, orang mukmin saat ini memiliki paradigma sukses dan jalan sukses yang tidak diambil dari sumber ajaran dan keyakinannya. Mengikuti paradigma dan jalan munafikin dan kafirin. Jadi, takkan pernah bisa sukses. Yang ada hanya istijrad. Dihancurkan oleh halusinasi suksesnya.

Imam Malik mengingatkan, "Bila seorang mukmin ingin sukses, tempuhlah jalan para pendahulunya." Ikut Rasulullah saw, Sahabat ra dan ulama salaf. Ikuti paradigma, mindset, karakter, prilaku dan juga sistemnya. Sekedar Menyamai apa yang diraih oleh munafikin dan kafirin bukan kesuksesan tetapi kehancuran. Karena kehidupan seorang mukmin berbeda jauh seperti langit dan bumi. Beda ukurannya, beda tujuannya, dan valuenya.

Menimbun barang bagi mukmin haram. Mendapatkan harga yang murah padahal harga seharusnya lebih tinggi, bukan sebuah prestasi.  Keuntungan yang besar di tengah kesulitan bukan sesuatu yang bermoral. Ukurannya bukan lagi omset, profit dan kapitalisasi aset tetapi kemanfaatan dan kemudahan. Orientasi bisnis adalah bagaimana urusan manusia menjadi lebih mudah dan sederhana. Bisnis untuk melayani bukan hanya menjual lalu untung.

Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf pernah menggratiskan seluruh barang dagangannya di saat musim paceklik. Imam Abu Hanifah membatalkan transaksi karena pegawainya mengambil margin terlalu tinggi. Juga menaikkan harga pembelian karena supliernya menjual barang dengan harga yang terlalu rendah. Beberapa praktek bisnis dalam Islam pun diharamkan karena mengandung kezaliman. Inilah cara sukses seorang mukmin.  Adakah yang paradigma seperti ini?

Seorang mukmin sukses dengan rambu-rambu syariat. Sukses dengan paradigma Allah tuntutan Rasulullah saw. Andai jalan ini sudah ditempuh tetapi belum membuahkan kekayaan harta, maka tergolong sukses. Karena dia sudah mematuhi Allah swt dan Rasulullah saw. Andai meraih kekayaan melimpah tetapi tidak mengikuti rambu-rambu syariat, walaupun meraih kekayaan harta yang luar biasa, tetaplah rugi dan sangat rugi. Karena penghisaban Allah sangat berat, rumit dan teliti.

Adakah orientasi kekayaan pada Abdurrahman bin Auf? Adakah hanya berorientasi omset padanya? Beliau berusaha memiskinkan dirinya. Dengan membeli kurma yang busuk. Mensedekahkan sebagian besar hartanya. Tetapi tak pernah jatuh miskin. Siti Aisyah pernah mengabarkan bahwa dia masuk surga dengan cara yang sulit. Abdurrahman bin Auf berkata, "Aku sudah mensedekahkan harta, namun Allah mengganti dengan berlipat-lipat." Bukan cita-citanya menjadi kaya, tetapi Allah yang membuatnya menjadi kaya.

Omset dan kekayaan hanya buah dari ketaatannya pada rambu-rambu Allah dan Rasulullah saw. Fokus pada mentaati rambunya. Fokus pada menciptakan kemudahan, kemaslahatan dan solusinya. Andai pun memasang target omset  maka tujuannya bukan meraih kekayaan. Tetapi bagaimana bisa roda bisnis terus hidup menciptakan kemudahan, solusi dan kemanfaatan? Bagaimana memperbesar kemanfaatan? Diatas kertas, target-target angkanya sama tetapi nilai kehidupan dan paradigmanya berbeda.

Menggenggam Dunia Dengan Tak Menghiraukannya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saat senang, waktu habis...

Menggenggam Dunia Dengan Tak Menghiraukannya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Saat senang, waktu habis untuk menikmati kesenangan. Membicarakan dan mengumbarkan kesenangan. Saat sedih, waktu habis untuk meratapi. Mencari berbagai cara untuk mengurangiee kesedihan. Saat harta berlimpah, waktu habis untuk menikmati, menghabiskan dan mengembangkan harta agar terus bertambah. Saat miskin, waktu habis untuk menghindari dan sibuk agar tidak semakin miskin. Begitulah hari-hari yang dijalani.

Hasan Al Bashri berkata, "Aku pernah mendapatkan sebuah zaman, dimana mereka lari saat dunia menghampiri. Mereka tak peduli saat dunia menjauhi." Banyak yang mengejar dunia tapi tak mendapatkan. Banyak yang gagal meraih dunia padahal sudah maksimal upaya dan kerja kerasnya. Sudah pula mengerahkan jaringan yang luas. Bagaimana bagi yang tak mengejar akhirat? Padahal perhitungannya lebih teliti? Padahal tak ada seorangpun yang dapat membantunya?

Banyak yang tak sempat mengecap hasilnya, karena kebangkrutan dan kematian lebih dahulu menjemputnya. Banyak yang tak sempat menikmati hasil kekuasaannya, karena waktu berkuasa dan kematian sudah lebih dahulu menjemputnya. Waktu hidup sebentar, tetapi angan melampui seribu zaman. Kebutuhan hanya sedikit, tetapi keinginan melampui khayalan kesenangan. Itulah mengapa manusia selalu sibuk mengurusi dunianya, hartanya dan kekuasaannya.

Abu Bakar mencampakkan dunia, namun mengapa mampu menggengam Hijaz dan Persia? Umar bin Khatab tak menghiraukan dunia, namun mampu menggengam Hijaz, Persia dan Romawi. Utsman bin Affan tak memperdulikan dunia, namun mampu menembus kekuasaannya hingga ke Afrika Utara dan memasuki Eropa? Dalam kemelut internal, Ali bin Abi Thalib tetap menggentarkan  Romawi sehingga tak berani menyerangnya. Apa rahasianya?

Para Sahabat Rasulullah saw tak memperdulikan dunia, namun mengapa mampu menggengam kekayaan yang melebihi kekayaan hari ini? Mampu menggengam kekuasaan yang melampui hari ini? Mampu membangun kekuatan yang melebihi kekuatan hari ini? Inilah rahasia-rahasia yang harus diungkap. Inilah rahasia yang harus diaplikasikan.

Para pendahulu umat Islam mampu menembus Eropa hingga menyentuh Perancis dan Italia. Sehingga orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata, "Mengapa dunia adalah penjara bagi muslim, namun kekayaan dan kekuasaannya luar biasa?" Inilah rahasia-rahasia yang harus diungkap dan diaplikasikan.

Namun saat ini, umat Islam mengikuti bukan jalan-jalan pendahulunya. Mengejar dunia untuk dinikmati. Mengejar kekuasaan untuk dinikmati. Fokus membangun kenikmatan dari dunia. Fokus membangun dunia untuk kesenangan semata. Inilah yang menyebabkan kepemimpinan peradaban dunia dicabut oleh Allah. Kaya dan berkuasa hanya untuk menunjukkan identitas dan kehebatan diri. Akhirnya dunia mencampakkannya. Akhirnya dunia menghinakannya.

Cerdas Memahami Perguliran Waktu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Tutuplah makanan dan minuman di mal...

Cerdas Memahami Perguliran Waktu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Tutuplah makanan dan minuman di malam hari, karena ada penyakit yang turun di waktu malam. Perhatikan pergerakan musim dan bulan, karena pada musim dan bulan tertentu berdatangan penyakit dan hama tertentu pada manusia, hewan dan tumbuhan. Memahami musim dan bulan untuk mengantisipasi peristiwa dan meraih kemanfaatan.

Allah bersumpah atas nama waktu, bukan saja untuk menunjukkan pentingnya waktu, tetapi juga memahami peristiwa dan momentum tertentu yang hanya terjadi di waktu-waktu tertentu. Banyak ahli yang membuat analisa trend dan siklus untuk memahami kecendrungan pada waktu tertentu. Memahami kecendrungan akan memahami peluang dan peristiwa yang terjadi.

Nabi Yusuf paham siklus musim dan jangka waktunya. Paham apa yang terjadi dalam rentang waktu tertentu. Lalu bagaimana mengantisipasi musim dengan memanfaatkan musim sebelum dan sesudahnya? Hidup manusia dipengaruhi musim. Musim mempengaruhi cuaca dan alam. Bisnis dipengaruhi musim. Prilaku dan budaya dipengaruhi oleh musim dan waktu. Perhatikan waktu. Perhatikan musim. Perhatikan rentang waktu tertentu. Setiap waktu memiliki karakter yang khas juga peluang yang khas pula.

Tergilas oleh zaman. Tergilas oleh waktu. Itulah yang terjadi bila tak memperhatikan waktu dan kecenderungannya. Suku Quraisy disebutkan kehebatannya dalam Al-Qur'an karena mampu memanfaatkan setiap musim yang ada untuk membesarkan bisnisnya. Bagaimana meningkatkan kekayaan dengan memanfaatkan pergerakan musim dan waktu?

Memperhatikan waktu dan musim menciptakan beragam karakter positif. Kekuatan inovasi dan kreativitas. Kekuatan perencanaan dan antisipasi. Kekuatan membaca arah perubahan. Kekuatan riset dan penelitian. Semua kekuatan ini muncul karena perhatiannya terhadap kecendrungan terhadap perubahan musim dan waktu.

Perhatikan malam dan siang. Ada bisnis yang bergeliat saat malam saja. Ada yang bergeliat di siang saja. Ada kehidupan yang terjadi di malam saja atau di siang saja. Perhatikan hujan dan kemarau. Ada penyakit yang muncul di musim hujan saja atau di kemarau saja. Waktu adalah sebuah pergiliran. Zaman adalah sebuah perputaran. Menaikkan yang memperhatikannya. Menjatuhkan yang mengabaikannya.

Agar Pertolongan Allah Dekat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Yakinkah pertolongan Allah itu melalui S...

Agar Pertolongan Allah Dekat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Yakinkah pertolongan Allah itu melalui Shalat dan Sabar? Bagaimana keduanya bisa menjadi penolong? Bagaimana merancang keduanya menjadi penolong?

Bila hidup hanya bertopang dagu dan malas, layakkah untuk ditolong? Bila hidup tak pernah terjun dalam kesulitan, himpitan dan tantangan,  berarti tak akan pernah menghadapi kondisi yang harus ditolong. Bila hidup tak pernah terjun dalam jihad yang penuh keterbatasan sumber daya, bagaimana cara menolongnya? Pertolongan itu baru terasa ketika semua ikhtiar sudah dilakukan hingga tak ada lagi penolong selain Allah.

Bila tidak pernah merendahkan diri dan mengiba kepada Allah dalam shalat, dzikir dan doa, bagaimana Allah akan menolong? Bila masih mengandalkan apa yang ada di dunia dan kehebatan diri, bagaimana Allah akan menolong? Semua yang ada di semesta tak bisa memberikan kemudharat dan kemaslahatan, bila prinsip ini tidak ada bagaimana Allah akan menolong?

Bila pertolongan Allah belum tiba, bertanda bahwa ikhtiarnya belum mencapai taraf untuk layak mendapatkan pertolongan. Bertanda, kebergantungannya pada Allah belum mencapai taraf untuk layak mendapatkan pertolongan Allah. Mari melihat beragam peristiwa sehingga paham dalam kondisi seperti apa pertolongan Allah itu datang.

Pernahkah mengakhiratkan dunia dalam shalat? Pernahkah menjadikan seluruh sepak terjang dunia menjadi sepak terjang akhirat? Pernahkah seluruh pernak-pernik dunia diukur dengan parameter dan paradigma akhirat? Bila belum, bagaimana shalat bisa menjadi penolong?

Untuk apa kesabaran kita? Sekedar meraih kecemerlangan dan kehebatan dunia di hari esok? Agar bisa bertahan dalam kehidupan dunia di hari ini? Untuk apa rintihan kita? Pengaduan persoalan dunia karena tak sesuai dengan keinginan dan nafsu kita? Bila seperti masih seperti ini bisakah kesabaran menjadi tonggak datangnya pertolongan Allah?

Bila seluruh orientasi masih keduniaan. Bila seluruh gerak dan pikiran masih berorientasi pada dunia. Bila niat-niat akhirat tidak pernah ada, bagaimana menjadi shalat dan sabar menjadi wasilah pertolongan Allah?

Mereka Lebih Baik Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Keluarlah dari rumah dengan mindset bahwa orang lai...

Mereka Lebih Baik

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Keluarlah dari rumah dengan mindset bahwa orang lain lebih baik. Itulah kerendahan hati yang sempurna. Carilah sejuta alasan bahwa orang lain lebih baik. Jangan pernah merendahkan para pelaku dosa dan maksiat, bisa jadi karena kebodohannya. Sedangkan kelalaian dan kemalasan orang baik karena pengabaian terhadap ilmu (kebenaran). Mana yang lebih rendah derajatnya, kebodohan atau melalaikan ilmu? Kajilah surat Al-Fatihah di bagian terakhir.

Bisa jadi para pelaku dosa dan maksiat melakukannya karena kekhilafan  tidak sengaja dan belum ada yang menasihatinya. Tak ada teman yang mendorong pada kebaikan. Sedangkan kelalaian orang baik dilakukan dengan kesadaran, bahkan disertai kesombongan. Padahal sudah tahu ilmunya. Padahal sudah dinasihati dan gemar mendengarkan kajian. Padahal Al-Qur'an, Hadist dan beragam kitab sudah dibaca dan dipahami. Padahal dikelilingi oleh para kiyai, ustadz dan teman yang sholeh. Maka, siapa yang kedurhakaannya paling besar?

Bisa jadi para pelaku dosa dan maksiat karena kemiskinan, kondisi yang mendesak, tidak tahu hukum dan dalilnya. Padahal kelalaian orang baik dilakukan di saat keberlimpahan dan ketercukupan. Kelalaiannya karena ingin menunjukkan keberlimpahan pada orang lain.

Dosa dan maksiat mereka hanya mempengaruhi dirinya sendiri. Banyak orang yang menjauhi mereka. Karena khawatir keburukannya. Sedangkan kelalaian orang yang baik bisa jadi diikuti dan dicontoh oleh banyak orang. Kelalaian orang yang baik, dampaknya lebih merusak dan keburukannya lebih luas. Seperti kata seorang ulama salaf, "Aku khawatir azab yang disebabkan oleh dosanya para ulama."

Apakah kebaikan selalu mendapatkan kebaikan? Seorang ulama salaf berkata, "Sesungguhnya aku takut kalau sebagian kebaikan kita lebih mencelakai kita pada hari Kiamat." Bukankah banyak kisah yang berbuat baik justru terjerumus ke suul khatimah? Banyak pula pelaku dosa yang akhirnya bertaubat.

Andai banyak orang mengagumimu. Andai banyak orang yang mengerumuni karena ilmu, pengalaman dan berbagai kelebihanmu. Tandanya mereka lebih baik darimu. Karena mereka mau merendahkan hati dihadapanmu. Sedangkan engkau merasa lebih baik dari mereka. Bukankah merendahkan hati lebih mulia?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)