basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mengenggam Kemampuan Nabi Nuh dan Ilmu Nabi Khaidir Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saat banjir memen...

Mengenggam Kemampuan Nabi Nuh dan Ilmu Nabi Khaidir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Saat banjir memenuhi seluruh bumi. Apa yang bisa menyelamatkan? Umat Nabi Nuh berfikir, berlari ke gunung yang paling tinggi dan kokoh. Itulah akal.

Proses berfikir akal hanya berdasarkan fenomena, fakta dan pengetahuan  yang sudah direkam melalui panca indra. Akal tak bisa menjangkau selain itu.

Yang luput dari akal sangatlah banyak. Yang tak diketahui akal sangatlah melimpah dan tak terhingga. Padahal persolan manusia tak pernah terduga.

Ilmu, teknologi, sumber daya dan proses berfikir, dalam satu ketika tak bisa menyelesaikan, sebab persoalannya melampaui prediksi dan kemampuannya.

Andai manusia mengetahui persoalan yang paling sulit, namun tak bisa otomatis mendapatkan solusinya. Ada proses pencarian, belajar, penelitian dan uji coba.

Manusia terus dilanda  kesulitan dan ketakutan, karena imajinasi persoalannya lebih tinggi dari kecepatan mencari dan mendapatkan solusinya.

Penyebab umat Nabi Nuh hancur, memandang solusi banjir hanya berlari ke tempat tertinggi, tak menduga ketinggian airnya melampaui gunung yang tertinggi.

Nabi Nuh memanggil putranya agar naik ke kapal. Namun logika akal putranya, solusinya naik ke gunung yang tertinggi. Itulah fenomena keterbatasan akal.

Nabi Nuh selamat. Mengapa bisa mengantisipasi krisis, bencana dan persoalan yang akan terjadi? Bagaimana mendapatkan solusi yang tuntas dan mudah?

Saat putranya terus menaiki gunung, Nabi Nuh berkata, "Tak ada yang selamat selain perlindungan Allah yang Maha Penyayang." Perlindungan yang terkokoh adalah takwa.

Bersikaplah seperti Nabi Nuh, mengapa bisa membuat kapal? Mengapa yang dibuatnya adalah kapal? Padahal tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

Nabi Khaidir bertindak karena sudah tahu yang akan terjadi. Namun Nabi Nuh melakukan sesuatu padahal tak tahu apa yang akan terjadi. Solusinya mendahului persoalannya.

Ilmu Nabi Khaidir masih ada. Kemampuan Nabi Nuh masih ada. Semuanya dalam genggaman umat Islam. Semuanya dapat muncul lagi hanya dengan ketakwaan

Mekkah, Episentrum Perlawanan Terhadap Penjajah di Nusantara (1) Diringkas Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin ...

Mekkah, Episentrum Perlawanan Terhadap Penjajah di Nusantara (1)

Diringkas Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Raffles, Letan Jendral selama peralihan Inggris ke Belanda 1811-1816, mengatakan, "Para imam agama Muhammad tanpa terkecuali ditemukan dalam setiap kasus pemberontakan yang paling efektif. Kebanyakan mereka keturunan campuran Arab dan Pribumi yang pergi dari satu negri ke negri lain di belahan timur dan pada umumnya, karena intrik dan desakan pemimpin lokal, tergerak untuk menyerang atau memerangi orang-orang Eropa sebagai kafir dan pengacau."

Di era penjajahan Belanda, Haji menjadi tema sentral pembahasan strategi melemahkan perlawanan di  Nusantara. Para ulama yang kembali dari Mekkah, para haji, dianggap telah menghadirkan ancaman bagi kekuasaan penjajahan di Nusantara. Raffles bukan satu-satunya yang memiliki pandangan ini.

VOC walaupun hanya memiliki kepentingan ekonomi, memandang Haji sebagai sebuah ancaman. Pada tahun 1664, VOC melarang tiga orang Bugis yang baru pulang dari Mekkah untuk mendarat di Nusantara, dengan alasan bahwa kedatangan mereka ke tengah-tengah bangsa Muhammad yang percaya takhayul di daerah ini, memiliki konsekuensi yang serius. Tahun 1716, VOC membolehkan sepuluh orang haji untuk tinggal tetapi dengan pengawasan yang ketat.

Raffles sangat serius terhadap mereka yang pulang dari berhaji. Pada laporan tanggal 10 Juni 1811 di Malaka, menuliskan bahwa orang Arab dengan dalih mengajar orang Melayu tentang prinsip agama Muhammad, menanamkan kefanatikan yang sangat intoleran dan membuat mereka tidak mampu  menerima suatu jenis pengetahuan yang berguna.

Pandangan Raffles tentang haji, dan Islam secara umum membentuk persepsi kolonial tentang Islam dan Muslimin. Pemerintah Inggris kemudian memelopori studi serius tentang Islam, seiring dengan kontrol Inggris atas Nusantara. Pandangan Raffles tentang bahaya politik Haji telah menjadi satu perhatian penjajah yang utama tentang Muslim di Nusantara.

Haji dianggap sebagai sarana di mana spirit pemberontakan dibawa dari Mekkah ke Nusantara. Untuk membatasi Haji, penjajahan Belanda beberapa kali mengeluarkan Resolusi. Dari Resolusi 1825, Resolusi 1831, Ordonansi 1859. Isinya sebagai upaya pembatasan haji.

Isi Resolusi tersebut dari pembebanan biaya yang tinggi, surat keterangan dari bupati, menunjukkan bukti memiliki dana yang cukup untuk perjalanan maupun keluarga yang ditinggalkan hingga diwajibkan menjalani ujian oleh bupati.

Sumber: 
Ulama dan Kekuasaan, Prof Jajat Burhanuddin, Mizan 2012

Tahapan Gerakan Dakwah Walisanga di Nusantara  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Sunan Giri seorang Saud...

Tahapan Gerakan Dakwah Walisanga di Nusantara 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Sunan Giri seorang Saudagar. Dia diajari berdagang sejak kecil oleh orang tua angkatnya. Jejak Sunan Giri bisa ditemukan di Kalimantan dan Indonesia Timur karena sering berniaga.

Sunan Giri mendirikan pesantren untuk menyiapkan dai yang mendidik masyarakat. Semua Sunan memilik pesantren. Semua Sunan memiliki generasi penerus. Disinilah cikal bakal generasi pemimpin Islam dilahirkan. Disinilah konsep pendidikan barat tidak bisa meracuni pemikiran dan jiwa untuk melawan penjajah.

Sunan Gresik ahli irigasi, mengolah sawah dan  membentuk sawah baru. Dia pun berdagang kebutuhan pokok untuk menuntaskan kemiskinan akibat perang Paregreg yang terjadi diantara keluarga Majapahit. Dekat dengan penguasa Majapahit untuk didakwahi. Hasilnya adalah Raden Fattah putra pangeran Brawijaya V yang kemudian menjadi raja Demak.

Sunan Kalijaga dikenal dengan dakwah kulturalnya. Menciptakan banyak lirik, mengislamisasikan beragam budaya dan istiadat. Berdakwah keliling dari satu daerah ke daerah lain. Jiwanya penuh pengembaraan.

Sunan Muria ahli dalam teknologi. Khusus teknologi pertanian. Membuat cangkul dan wuluku. Banyak ide-ide teknologinya agar hasil tanam masyarakat Jawa menjadi lebih baik.

Sunan Kudus ahli dalam bidang hukum peradilan, ketatanegaraan, militer dan pertahanan. Juga persenjataan. Masih banyak keahlian para Walisongo yang belum dibahas dalam kesempatan ini. Inilah karakter dai yang dicontohkan Walisongo. Untuk apa ?

Setiap Walisongo memiliki daerah dakwah masing-masing.  Di Jawa Barat ada Sunan Gunung Jati, Maulana Hasanuddin dan Aliyuddin. Di Jawa Tengah ada Sunan Kalijaga, Syekh Magribi dan Sunah Kudus. Di Jawa Timur ada Sunan Ampel, Sunan Giri dan Gresik. Setiap periode tertentu mereka berkumpul di tempat Sunan Giri atau Demak. Membahas pertumbuhan dakwah dan problematikanya. Ini dakwah yang terorganisir bukan asal-asalan. Setiap periode tertentu dipilih ketua yang baru.

Untuk apa ? Puncaknya semua kekuatan dimobilisasi dan dikonsolidasi untuk membentuk  kekuatan politik baru yang kuat dan berwibawa. Yaitu kerajaan Demak.

Jadi Dakwah Ekonomi. Dakwah Teknologi. Dakwah kultural. Dakwah pendidikan. Dakwah sosial dan budaya yang dibangun oleh Walisongo untuk membangun dakwah politik agar kekuasaan digenggam oleh mereka yang amanah dan menciptakan Rahmat bagi Semesta.

Menurut Imam Ibnu Khaldun dalam kitabnya Mukadimah. Membangun pemerintah harus dibangun oleh dua hal. Yaitu, fanatisme dan kekuatan. Ini yang dibangun oleh Walisongo. Ke dua hal membuat orang bisa berpartisipasi dan mendukung sebuah kekuasaan politik.

Jadi sangat aneh bila hari ini ada yang berkata jangan bawa politik ke dakwah dan ke masjid. Karena politik adalah saran dakwah dan menegakkan peran khalifah di muka bumi yang diamanahkan Allah kepada hamba-Nya. Mari mempelajari kiprah para Walisongo yang diridhai Allah. Agar tahu bagaimana umat ini bersikap dan berbuat.

Yang mempercepat perubahan dakwah ekonomi menjadi politik karena hancurnya jaringan perdagangan Malaka. Pengaruh ini membuat pusat-pusat perdagangan di Nusantara menjadi kekuatan politik.

Referensi:
1. Walisongo, Rahmat Abdullah, Al Wafi Publishing, Juni 2015
2. Hasan bin Ali, Dr Ali Muhammad Ash Shalabi, Penerbit Ummul Qura, 2017
3. Ulama dan Kekuasaan, Prof Jajat Burhanuddin, Mizan 2012

Jalinan Kerajaan Budha Sriwijaya dengan Kekhalifahan Islam (3-habis) Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) ...


Jalinan Kerajaan Budha Sriwijaya dengan Kekhalifahan Islam
(3-habis)

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Mekkah dan Madinah, juga dunia Islam, telah hadir dalam pikiran penduduk Nusantara sebelum mereka memeluk Islam. Perdagangan internasional telah membawa Nusantara ke dalam kontak dengan Timur Tengah.

Sumber-sumber Arab menyebutkan dua surat menyurat antara raja Sriwijaya, Sri Indrawarman, dengan Khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan dan Umar bin Abdul Aziz. Dalam surat ini disebutkan berbagai produk perdagangan yang dihasilkan oleh Sriwijaya secara umum yaitu bumbu-bumbu, wewangian, pala dan kapur barus.

Penyebutan detail produk perdagangannya menandakan bahwa raja Sriwijaya sangat paham tentang kondisi Kekhalifahan Islam saat itu, juga hasrat untuk membangun hubungan diplomatik yang telah menjadi agenda kebijakan utama dengan dunia luar.

Tanda keakraban raja Sriwijaya ditandai dengan ungkapan dirinya sebagai Raja Nusantara, yang menegaskan sifat dan karakter maritim Sriwijaya, dan penyapaannya terhadap Khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan sebutan raja Arab. 

Pertukaran hadiah antara Sriwijaya dengan Kekhalifahan Bani Ummayah sering kali terjadi. Bahkan hadiah dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz diberikan ke kaisar Cina oleh raja Sriwijaya. Ini mengindikasikan hubungan yang erat antara Sriwijaya dengan Kekhalifahan Islam.

Seorang pelayar Arab yang bernama Ibnu Rosteh mengkabarkan raja Sriwijaya bahwa tidak ada raja yang lebih kaya, lebih kuat dan lebih punya pendapatan dibandingkan raja Sriwijaya. Ibnu Zayd juga mengkabarkan saat Sri Indrawarman wafat, seluruh kekayaannya dibagi-bagikan ke kalangan anggota keluarga, petinggi kerajaan hingga budak yang bekerja di kerajaan.

Sumber:
1. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad ke 17 dan 18, Prof Dr Azyumardi, Kencana 2007
2. Ulama dan Kekuasaan, Prof Jajat Burhanuddin, Mizan 2002
3. Islam dalam Arus Sejarah Indonesia, Prof Jajat Burhanuddin, Kencana 2020


Mindset Dongeng dan Pembangkangan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berjalan sejauh 3 km di sebuah daer...

Mindset Dongeng dan Pembangkangan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Berjalan sejauh 3 km di sebuah daerah. Yang wafat di sepanjang jalan tersebut 20 orang.

Suatu hari nongkrong di kampungku. Ternyata banyak tempat tongkronganku dulu, penghuninya sudah banyak yang wafat di saat wabah ini.

Manusia memang pembangkang. Kematian terus bergelimpangan baik di berita maupun sekitar kita. Namun tetap saja  malas kembali kepada Allah.

Andai seluruh manusia di masuk ke Neraka. Lalu dikembalikan ke dunia untuk menjalani hidup kembali. Pembangkangan tetap sama saja.

Andai seluruh manusia dimasukkan ke surga, lalu dihidupkan kembali ke dunia. Maka yang akan masuk ke surga tetap 1% dari populasi manusia.

Kisah kapal yang terhempas di lautan. Penumpangnya berjanji teguh akan bertaubat bila selamat. Namun saat di daratan. Pembangkangan kepada Allah diulanginya lagi.

Mengapa Allah tidak mengabulkan permintaan kafirin untuk memperlihatkan malaikat, mempercepat azab dan bahkan memperlihatkan Dzat-Nya?

Mengapa usaha taubat di detik kematian tidak diterima? Mengapa malaikat menyumpal mulut taubatnya Fir'aun saat tenggelam?

Taubat saat sakratul maut tak diterima, karena Allah telah memberikan usia dan fakta kehidupan, tetapi tetap berkarakter pembangkang.

Taubat saat sakratul maut tak diterima, karena tak ada waktu lagi untuk membuktikan penghancuran pembangkangan pada dirinya dengan kesadaran diri.

Manusia sering kali memandang apa yang telah terjadi sebagai dongeng belaka. Walaupun itu terjadi pada dirinya sendiri.

Dalam Al-Qur'an, penyebab pembangkangan kaum Aad, Tsamud, dan Kafirin disebabkan memandang kehancuran umat sebelumnya sebagai dongeng belaka.

Penyebab tidak berimannya kaum yang diseru oleh para Nabi dan Rasul, karena kematian, hari akhir, surga dan neraka, dianggap dongeng belaka.

Pembangkang, menganggap Al-Qur'an dan Hadist sebagai dongeng untuk menghasut dan memprovokasi dengan sarana pahala dan dosa, surga dan neraka.

Padahal Al-Qur'an dan Hadist adalah jalan yang lurus. Mengantarkan pada kemudahan, kebenaran dan kemuliaan. Ini yang tak dipahami dan diyakini.

Masa lalu dan masa depan. Yang telah terjadi dan akan terjadi pada dirinya pun selalu dianggap dongeng. Itulah sebab kelalaian.

Agar masa lalu tak dianggap dongeng, Allah masih menyisakan fakta sejarah masa lalu, yaitu tetap menghadirkan Bani Israel hingga kini.

Agar masa lalu tak dianggap dongeng, yang terjadi di masa lalu, terjadi pula di masa sekarang. Masa lalu sebagai kenyataan hari ini pula.

Agar masa depan tak dianggap dongeng, yang diberitakan Rasulullah saw 1.400 tahun yang lalu, menjadi kenyataan di hari ini.

Hanya Agama Pembangun Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Bila kita merusak tanah, sebenarnya ...

Hanya Agama Pembangun Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

Bila kita merusak tanah, sebenarnya sedang merusak diri sendiri. Tumbuhan menyerap zat yang ada di tanah. Manusia menyerap nutrisi yang ada di tumbuhan. Sayang orientasi manusia hanya soal murah dan penampilan yang kinclong. Sayang perhatian manusia hanya soal mengisi perut dengan harga murah tanpa peduli tentang perusakkan dirinya. Disinilah hawa nafsu berperan.

Hawa nafsu memang merusak segalanya. Bukan sekedar merusak hati dan jiwa. Bukan sekedar merusak akal. Tetapi juga merusak kehidupan dan alam. Ilmu pengetahuan dan teknologi tak bisa meredam dan mengobati hawa nafsu. Ilmu pengetahuan dan teknologi hanya menyentuh sarana dan prasarana hidup agar mudah, cepat dan praktis. Ilmu pengetahuan dan teknologi takkan pernah menjadi solusi kehidupan.

Tanda bahwa Allah memberikan kebaikan pada seorang hamba adalah dipahamkannya agama.  Dilapangkan dadanya dengan agama. Jadi yang bisa menuntaskan persoalan manusia adalah agama. Ilmu pengetahuan dan teknologi itu mudah untuk meraihnya. Kekayaan itu mudah untuk diraihnya. Kekuasaan itu mudah diraihnya. Bila hati sudah dilapangkan dengan kepahaman agama semua persoalan hidup akan tuntas.

Setiap umat diutus para Nabi dan Rasul. Mengapa bukan ilmuwan? Mengapa bukan penguasa, raja dan kaisar? Mengapa bukan para pebisnis? Yang bisa mendidik jiwa, hati dan akal hanya agama. Yang bisa membangun mindset, karakter dan prilaku dengan kesadaran dan kerelaan hanya agama. Selain agama, hanya didorong oleh kepentingan dan hawa nafsu.

Coba membongkar semua buku dan referensi soal kesuksesan, kebahagiaan dan keselamatan. Coba bongkar semua buku, referensi dan nasihat soal penderitaan dan keterpurukan. Semua berbicara soal mindset, karakter dan prilaku. Semua berbicara soal budaya. Bagaimana membangun budaya? Dengan menanamkan keyakinan yang kokoh yaitu agama. Semua keyakinan tanpa ditopang iman mudah rapuh karena mengandalkan sumber daya saja.

Komunis telah menyimpang dari prinsip dasarnya. Liberalisme dan kapitalisme telah menyimpang dari prinsip dasarnya. Semua ideologi yang dihasilkan oleh pikiran dan keyakinan manusia akan usang dan ditinggalkan, seperti hakikat manusia yang sangat terbatas pengetahuannya. Seperti karakter manusia yang tidak pernah tahu tentang apa yang akan terjadi sedetik kemudian. Seperti jiwa manusia yang berubah-ubah sesuai kepentingannya.

Mengapa manusia menyepelekan ramuan kehidupan dari Penciptanya sendiri? Mengapa manusia lebih menikmati akalnya sendiri? Mengapa manusia lebih membanggakan hasil pikirannya sendiri? Bangunlah kehidupan ini. Bangunlah peradaban ini berlandaskan nilai-nilai Allah. Mengapa sulit? Padahal hanya tinggal melaksanakannya dan terus digali prinsipnya sesuai zamannya.

Memahami Al-Qur'an Melalui  Pergelutan Realitas Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati Menurut Sy...

Memahami Al-Qur'an Melalui  Pergelutan Realitas Sejarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati


Menurut Syaid Qutb, hakikat al - Qur'an tidak dapat diketahui dari hanya melihat pengertian dari sudut bahasa saja. Tidak dapat dipahami dan tidak akan tersingkap rahasianya oleh mereka yang hanya duduk-duduk saja tidak bergerak. Isyarat, pesan dan efek yang abadi tiada henti hanya dirasakan oleh mereka yang bergerak bersama agama ini.

Al Quran hanya dapat dirasakan kehebatan maknanya oleh mereka yang menghadapi situasi dan kondisi seperti yang tengah dihadapi oleh Rasulullah saw dan para Sahabat ra. Pergelutan perjuangan bersama Rasulullah saw, Sahabat dan berkiprah seperti para tabiin dan ulama salaf di era sekaranglah yang membuat makna-makna al-Qur'an mengalir deras memasuki hati dan pemikiran manusia.

Realitas sejarah harus dihubungkan dengan realitas wahyu. Mereka yang memahami realitas sejarah saat wahyu turun. Mereka yang  hari ini bergerak dan berjuang maka pengaruh Al-Qur'an akan semakin dalam dan abadi. Al-Qur'an tidak lagi sekedar bacaan yang berpahala. Al-Qur'an tidak lagi sekedar setiap hurufnya satu kebaikan. Tetapi setiap rangkaian firman-nya adalah satu kebaikan yang harus ditegakkan dan diperjuangkan dalam kehidupan ini.

Menurut Syaid Qutb, memahami realitas sejarah saat wahyu itu turun adalah untuk menghidupkan nuansa diturunkan ayat tersebut. Nuansa kejiwaan, pemikiran, pergolakan, dan beragam nuansa lainnya. Juga, memahami arahan, bimbingan,  pendidikan dan gemblengan Allah pada peristiwa tersebut. Bila keduanya berpadu, maka kemukjizatan Al-Qur'an begitu nyata dalam menghadapi pertarungan kehidupan.

Al-Qur'an bukan untuk orang yang termangu dan loyo. Bukan untuk orang yang diam dan malas. Al-Qur'an untuk orang yang mau berkiprah dan berjuang. Al-Qur'an untuk orang yang berorientasi pada membangun peradaban. Makna dan inspirasi Al-Qur'an hanya menembus hati, jiwa, dan pemikiran mereka yang berjihad membangun dan memperbaiki kehidupan.

Bila Al-Qur'an tidak merasuk ke hati, jiwa dan pemikiran, segera tanyakan pada diri. Bila hati tak tertarik pada Al-Qur'an, segera berintrospeksi diri. Mengapa ucapan Maha Pencipta tak bersemayam di dada? Mengapa ucapan manusia justru yang mendominasi di ruang jiwa?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)