basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Karya Besar Lahir dari Ketersembunyian Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bersembunyi dalam kerahasiaan....

Karya Besar Lahir dari Ketersembunyian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bersembunyi dalam kerahasiaan. Menyukai amal yang penuh rahasia. Namun itu pun tidak cukup, mereka menyembunyikan kerahasiaan tersebut. Seperti akar yang terus bersembunyi. Seperti organ tubuh yang terus bekerja walaupun tidak tampak. Seperti mikroba tubuh yang berjumlah puluh trilyun yang tak pernah terdeteksi. Di semesta ini yang tanpa amatlah sedikit. Yang tak tampak, tak terhingga.

Keberhasilan Shalahuddin Al Ayubi dalam perang Salib disebabkan orang-orang yang tak tampil ke permukaan. Seluruh gerakan tentara salib seperti matahari yang terang benderang. Terlacak, terlihat dan termonitor sangat jelas. Telik sandi, agen rahasia, itulah kuncinya. Keberhasilan strategi perang bukan oleh panglimanya, tetapi oleh beberapa ulama yang mendampinginya yang tak muncul dipermukaan tetapi hasilnya nyata.

Keberhasilan Muhammad Al Fatih disebabkan orang-orang yang tak tampil dipermukaan. Membangun teknologi perang, menentukan waktu penyerangan, dan pembangkit moralitas pasukan, dilakukan oleh mereka yang hampir tak terlacak oleh sejarah. Mereka Lebih memilih bersembunyi dalam kerahasiaan. Mereka bersembunyi dibalik-balik ruang dan kemah. Dibalik kesuksesan orang besar, ada orang bersembunyi dalam kerahasiaannya. Karena mereka mengharapkan keridhaaan Allah saja.

Abdullah Ibnu Mubarak, selepas Isya, bersegera ke peperaduannya. Pura-pura tidur. Bila murid dan seluruh sahabatnya tertidur pulas, dia mengendap-endap agar tak seorang pun terbangun. Lalu sebelum subuh, dia pun pura-pura tidur lagi agar tak seorangpun mengetahui bahwa dia berqiyamulail. Namun ada sahabatnya yang pura-pura tidur pula untuk mengamatinya.

Imam Syafii singgah di rumah muridnya imam Ahmad. Anaknya imam Ahmad mengintip semalaman apa yang dilakukan oleh imam Syafii. Tak terlacak aktifitas imam Syafii. Setelah ditanya, ternyata imam Syafii sudah menuntaskan beberapa tulisan kitabnya di malam itu.

Seorang ulama salaf setiap hari berpuasa, kecuali di hari yang diharamkan berpuasa. Namun keluarganya tak satu pun mengetahui bahwa dia berpuasa. Pagi hari, dari rumah membawa sarapan pagi. Ternyata makanan tersebut dibagikan ke fakir miskin. Pulangnya, bada magrib, dia makan bersama keluarganya. Setelah wafat, barulah keluarganya tahu bahwa  dia selalu berpuasa.

Ali bin Husein, cicit Rasulullah saw, yang lebih dikenal sebagai Zainal Abidin. Bersedekah setiap malam tanpa diketahui oleh siapapun. Kecuali setelah wafat. Seorang ulama, setiap hari bersedekah kepada pelacur agar pelacur tak melacurkan dirinya. Setiap malam membeli minuman keras, agar orang yang terbiasa mabuk tak bisa membeli. Semua orang menyebutnya ahli maksiat. Rahasia kesufiaannya terbongkar oleh khalifah Salim Turki Utsmani yang melihat mayat dipinggir jalan. Setelah mayat tersebut dibawa ke rumahnya. Terbongkarlah cara sufi tadi menegakkan Amar makruf nahi munkar. Akhirnya Khalifah dan seluruh ulama di Turki menshalatkan jenazahnya.

Bersembunyi dalam kerahasiaan. Menarik diri dari perbincangan publik. Seperti Ali bin Husein, cicit Rasulullah saw, yang duduk di tengah jamaah yang pengajiannya di isi oleh mantan budak. Bukankah ilmu Ali bin Husein lebih luas? "Kebaikan itu harus didatangi." Begitulah jawabannya.

Merancang Masa Depan dengan Doa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bermuhasabalah dengan doa. Telitilah ...

Merancang Masa Depan dengan Doa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bermuhasabalah dengan doa. Telitilah diri dengan doa. Intropeksilah diri dengan doa. Berdialoglah kepada Allah dengan doa. Bentuklah karakter dan kepribadian dengan berdoa. Doa bukan sekedar memanjatkan keinginan, harapan dan kebutuhan kepada Allah saja.

Dalam keheningan dan kesyahduan malam. Dalam setiap shalat malamnya, Muadz  bin Jabal berdoa, "Ya Allah, setiap mata sudah terpejam. Setiap binatang sudah tenggelam. Engkau, Tuhan Yang Mahahidup dan terus menerus mengurus makhluk-Mu. Ya Allah, perburuanku terhadap surga sangatlah lamban, sedangkan penjauhan diriku terhadap neraka sangat lemah. Ya Allah, pinjamkanlah kepadaku hidayah dari sisi-Mu yang akan dapat Engkau ambil kembali nanti di Hari Kiamat. Wahai Tuhan yang tidak pernah mengingkari janji."

Muadz bin Jabal seorang duta yang dipercaya oleh Rasulullah saw ke berbagai penjuru negri untuk mengajarkan Islam. Muadz bin Jabal, Sahabat yang menurut Rasulullah saw akan memimpin para ulama di akhirat nanti, namun merasakan lemahnya kemauan untuk menjauhi neraka dan lambatnya kesungguhan untuk meraih surga. Bagaimana dengan kita? Yang selalu sudah merasa optimal dan sangat baik? Intropeksinya diutarakan melalui doa-doa di tengah malam.

Abu Darda suatu malam menangis tersedu-sedu hingga Subuh karena memanjatkan Doa, "Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memberikan bentuk tubuh yang bagus, maka anugerahkan pula kepadaku akhlak yang baik." Apa yang kurang dari akhlak Abu Darda? Sehingga terus memohon akhlak yang baik. Apa yang selalu kita panjatkan? Duniakah? Abu Darda telah meminta pertolongan Allah agar dikaruniakan akhlak yang baik.

Suatu malam murid Yahya bin Watsab membuntuti gurunya. Apa yang dilakukan selepas Isya? Ternyata ulama salaf ini selepas Isya mengurung dirinya. Duduk bersimpuh di sebuah ruangan. Sang murid berkata, "Sepertinya ia sedang melakukan muhasabah diri." Sang murid mendengar doa yang dipanjatkan gurunya, "Wahai Tuhan, aku telah melakukan dosa ini, maafkanlah dosaku itu, karena aku tidak akan melakukannya lagi. Aku juga telah melakukan dosa ini, maafkanlah dosaku ku itu, karena aku tidak akan melakukannya lagi." Doa sebagai sarana penelanjangan diri. Doa sebagai janji komitmen untuk memperbaiki diri.

Seorang ulama salaf, Abu Jafar Al-Qari, menjadi salah satu imam dalam qiraat asyarah karena sebab doa ibunda Ummu Salamah yang mendoakan keberkahan baginya.  Abdullah bin Abbas menjadi samudera ilmu sebab doa Rasulullah saw. Doa menjadi pembentukan kejiwaan seseorang. Bukankah kebesaran Umar bin Khatab pun sebab doa Rasulullah saw juga?

Rentangkan cakrawala doa. Rentangkan peran doa seluas-luasnya. Jangan dipersempit hanya untuk kebutuhan dan keinginan saja apalagi duniawi. Doa bagian ibadah. Doa bagian dari dzikir. Perankan juga doa sebagai membangun jiwa.

Bongkar Topeng Keshalehan dengan Menerjuni Medan Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Terjun ke ...

Bongkar Topeng Keshalehan dengan Menerjuni Medan Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Terjun ke politik bukan mengejar jabatan. Tapi hanya sekedar tahu apakah iman itu hanya di masjid  saja?  Sering kali kita meninggalkan iman di masjid. Lalu, membuangnya dikiprah politik. Seolah masjid dan panggung politik sesuatu yang berbeda.

Politik ada panggung intropeksi. Palsukah keimanannya? Palsukah pemikirannya? Palsukah jargonnya? Palsukah janjinya? Palsukah kepintarannya? Semua tak bisa diketahui kecuali setelah menceburkan ke politik. Banyak kemunafikan terbongkar di panggung politik. Panggung politik seperti menyaksikan pengadilan Allah di akhirat nanti. Semua jelas dan terang walaupun sebelumnya ditutupi sangat rapat.

Terjunlah ke dunia bisnis. Bukan untuk menumpuk kekayaan. Tapi untuk membongkar tipuan diri. Banyak yang sholeh di masjid. Namun menjadi golongan tercela ketika berbisnis. Mengurangi timbangan dan ukuran. Merekayasa penampilan untuk menutupi cacat.  Mengagungkan bisnisnya. Bisa jadi ada kezaliman terhadap tim bisnisnya.

Terjunlah ke dunia seni. Tampilkan keindahan untuk melembutkan hati. Namun apakah keindahannya berbalut hawa nafsu? Atau berbalut moralitas dan pelajaran? Seni untuk seni. Iman sering dikalahkan demi seni dengan dalih keindahan dan kebebasan. Iman sering inferior dihadapan mereka yang menggaungkan hawa nafsu.

Terjunlah ke berbagai medan kehidupan, bukan untuk dunia dan kegemerlapnya, tetapi untuk membongkar kedok diri yang selama ini merasa telah sholeh karena sering melangkahkan kaki ke masjid. Terjunlah ke berbagai medan kehidupan untuk membongkar kedok ibadah yang merasa sudah jadi ahli surga.

Medan kehidupan sudah dibentangkan luas tak terhingga oleh Allah. Semua untuk melihat kualitas iman. Membongkar ketertipuan kesholehan. Membongkar penyakit hati yang tertutupi rutinitas ibadah yang hampa tak bermakna. Banyak ditemukan kesholehannya hanya ada di masjid dan majelis taklim saja, lalu keimanannya dibuang ketika bergelut dengan hiruk pikuk dunia.

Menyederhanakan Pengobatan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tubuh itu dapat mengobati dirinya sendiri....

Menyederhanakan Pengobatan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tubuh itu dapat mengobati dirinya sendiri. Ada obat yang diilhamkan langsung oleh Allah ke setiap  makhluk tanpa belajar, diagnosa dan analisa. Yaitu, respon terhadap rasa lapar, haus, kedinginan, dan lelah, dengan melakukan sesuatu yang berkebalikan atau menghilangkan kondisi tertentu.

Ada pula pengobatan yang membutuhkan analisa dan diagnosa untuk diketahui sebab dan obatnya. Penyebabnya, ada patogen asing yang masuk ke tubuh, tidak berfungsinya atau perubahan struktur organ tubuh. Kadang hingga level pada penanganan medis.

Tahap pertama, obatilah diri sendiri oleh diri sendiri. Kita sebagai dokter sebelum pengobatan ke dokter. Obat yang utama adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari. Ini harus menjadi sumber pengobatan. Para ahli kesehatan berkata, "Setiap penyakit yang masih bisa diatasi dengan makanan sehat dan pencegahan, tidak memerlukan obat-obatan."

Mengapa saat ini pengobatan lebih mengarah ke kimiawi? Menurut Ibnu Qayyim, dalam kitabnya Zadul Ma'ad, kebanyakan yang dikonsumsi adalah makanan variatif atau kompositif sehingga menimbulkan penyakit komplikasi. Jadi bagaimana menyederhanakan pengobatan? Bagaimana makanan dan minuman keseharian bisa menjadi obat?  Mulailah dengan menyederhanakan gaya hidup terutama dalam makan dan minum. Mulai memperbaiki kesehatan jiwa dengan taat kepada Allah dan menghidupkan Sunnah Rasulullah saw.

Menurut Ibnu Qayyim, pengobatan penyakit harus ditopang dengan bersandar, tunduk, pasrah, merendahkan diri dan bertawakal pada Allah, berpulang kepada hukum Allah, bersedekah, berdoa, bertaubat, istighfar, berbuat baik,  menolong dan menghilangkan kesulitan bagi orang lain merupakan bagian dari proses pengobatan sebuah penyakit. Jadi pengobatan penyakit harus komprehensif bukan sekedar mendatangi para ahli medis saja. Memadukan keduanya membuat proses penyembuhan menjadi lebih cepat.

Kekuatan jiwa, karakter yang kuat, ruhani yang kokoh karena bersandar pada Allah akan mendukung dalam mengusir dan mengatasi penyakit. Penyakit dengan obatnya sama namun tingkat kesembuhannya akan berbeda tergantung dari kekuatan jiwanya. Sebagai contoh, mereka yang jiwanya kokoh, sengatan binatang berbisa yang beracun cukup dengan membaca surat Al-Fatihah maka langsung sembuh.

Muhammad Nursi cukup membacakan Bismillah dan beberapa surat di Al-Qur'an, lalu tangannya memegang bagian tubuh Junaid Al-Baghdadi, maka penyakit Imam Al-Junaid langsung sembuh. Kebersihan dan kekuatan jiwa seseorang akan mempercepat proses penyembuhan terhadap penyakit.

Sebelumnya saya sangat heran dengan buku-buku yang membahas pengobatan Rasulullah saw, karena sangat sederhana dan tak butuh ilmu yang sangat mendalam. Bisa jadi penyebabnya karena lurusnya gaya hidup dan kedekatan jiwa pada Allah, inilah yang menyebabkan proses penyembuhan penyakit menjadi sangat sederhana.

Gaya hidup yang kompleks. Gaya hidup tanpa bingkai moralitas. Gaya hidup yang semakin mengeraskan dan menghitamkan hati,  menyebabkan kompleksitas juga dalam penyembuhan penyakit. Sederhana dalam hidup maka penyakit dan penyembuhannya pun semakin sederhana.

Obat Mujarab Cinta Dunia  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Abu Bakar Shidiq, saat Subuh, bukan sekedar...

Obat Mujarab Cinta Dunia 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Abu Bakar Shidiq, saat Subuh, bukan sekedar shalat berjamaah saja, tetapi sudah menunaikan sedekah, bersilaturahmi dan menolong sesama saat melangkahkan kaki ke masjid. Umar bin Khatab pun terheran-heran dengan keluarbiasaan Sahabatnya ini. Itulah penyebab, Abu Bakar dipanggil dari seluruh pintu Surga.

Sebelum berbicara dengan Rasulullah saw dianjurkan untuk bersedekah. Yang didambakan oleh ahli neraka adalah bersedekah. Bersedekah obat mujarab kekikiran. Bersedekah obat mujarab cinta dunia.  Bila belum mampu bersedekah di waktu lapang dan sempit, bertanda hati masih terpaut dengan dunia. Lakukan sedekah dengan bersembunyi.

Bisakah seperti Siti Aisyah? Hartanya habis disedekahkan tanpa mengetahui bahwa di rumahnya tidak ada makanan? Bisakah seperti Sofyan Tsauri yang meraup segenggam dinar dari kantong miliknya tanpa menghitungnya lagi? Bisakah seperti Ibrahim bin Adham yang menyerahkan seluruh hartanya, lalu fokus mengarungi dunia ilmu dan kezuhudan?

Bisakah seperti Abdullah ibnu Mubarak dan Imam Bukhari, yang seluruh hartanya dihabiskan untuk mengarungi dunia hadist? Mereka hidup bukan untuk mengumpulkan harta, tetapi untuk menghabiskan harta. Berbisnis dan berkuasa bukan untuk mengumpulkan deretan nominal kekayaan, tetapi menghabiskannya untuk disedekahkan.

Seperti Shalahuddin Al Ayubi yang tak tersisa lagi hartanya. Seperti Umar bin Abdul Aziz yang tak tersisa lagi hartanya. Padahal mereka khalifah yang kekuasaannya lebih luas dari penguasa yang saat ini ada. Harta bukan untuk dikumpulkan, karena harta yang tersimpan tidak ada manfaatnya kecuali bila diputar dan terus diputar. Harta yang dikumpulkan dan terus disimpan, tidak akan memberikan kemanfaatan bagi yang menyimpannya.

Di kampungku, ada seorang Direktur Bank BUMN. Membeli tanah luas sekali. Tanah itu dikelola oleh tukang kebunnya. Saat sang direktur wafat, mungkin tak ada satupun keluarganya yang mengetahuinya. Akhirnya tanah yang luas tetap dikelola oleh tukang kebunnya. Tak satu pun pihak keluarga yang melihat tanahnya hingga saat ini. Siapakah yang beruntung? Untuk siapakah tanah tersebut saat ini?

Seorang Ulama Salaf suatu hari kehujanan. Dia berteduh. Tiba-tiba bukit dihadapannya longsor.  Terlihat ada ruangan seperti gua. Saat dihampiri, di dalam gua terdapat tempat tidur dan tongkat dari permata. Pakaiannya bersulam emas. Mahkotanya terbuat dari permata yang berbatu merah delima. Semuanya dikenakan pada sebuah kerangka tengkorak. Apakah bermanfaat harta yang seperti ini?

Bila diri merasa mulia bila berharta. Bertanda harga diri lebih rendah dari benda mati yang kelak akan menjadi sampah. Bila merasa rendah diri karena tak berharta, bertanda diri telah merendahkan Allah yang telah memuliakan manusia di atas segala yang ada. Bila harta masih menjadi tolak ukur kemuliaan, berarti diri ini telah dihinakan oleh hartanya sendiri.

Jiwa Mujahid Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  ibad qqaaq On On On On On A +llahu aaa+!++q++!!+!++aa!a...

Jiwa Mujahid

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 

ibad qqaaq On On On On On A +llahu aaa+!++q++!!+!++aa!a!!!+!1a+q!waalaikumsalam!!!a!waalaikumsalam!SAAT!A!``1``a0!+Channel Youtube Dengerin Hati +++1++0+0+00++11100+00(+0+!((+((+0!!(!)!)q,+!00+!,+!0 dan takwa yang membuat Allah memberikan ilham ke dalam hati. Bila ilham sudah didapatkan apa lagi yang dicari? Ilham yang membuat semua perjalanan mudah. Bisa jadi orang lain melihat perjalanannya sangat sulit, namun yang merasakannya terasa amat mudah.

Mereka yang syahid, mungkin terlihat menyakitkan. Namun Allah, dalam sebuah hadist, membuat sakitnya menjadi ringan seperti digigit semut. Namun mereka yang mati di tempat tidurnya, dalam kemewahan dan kebesaran, bisa jadi sakitnya seperti dihujam ribuan pedang saat sakratul maut. Fokus pada perjuangan fisabilillah membuat semua sakit dan derita menjadi ringan. Yang fokus pada kenikmatan dan kesenangan, sakit sedikit, dicabut nikmat sedikit, membuat penderitaan yang mendalam.

Jiwa mujahid membuat semua liku-liku perjalanan menjadi mudah dan nikmat. Semua liku-liku menuju cita-cita tidak ada yang sulit dan menyusahkan. Jiwa fokus pada target dan hasil. Jiwa fokus pada Allah. Ini yang membuat  Siti Masyitoh dan bayinya tak merasakan ketakutan dan kengerian melihat minyak panas yang mendidih saat hendak diceburkan.

Jiwa mujahid dapat melihat yang tak terlihat. Mendapatkan kenikmatan yang tak dirasakan kecuali oleh para mujahid pula. Ketika tiga orang pemuda muslim ditawan dan disiksa oleh tentara Romawi. Beberapa orang syahid. Namun pemuda yang terakhir syahid melihat para pemuda yang syahid sebelumnya, ruhnya diiringi oleh para bidadari ke Surga. Sang pemuda yang ketiga menjadi semakin tidak takut terhadap siksaan para prajurit Romawi.

Imam Ibnu Qudamah memfatwakan jihad melawan benteng terakhir tentara Salib di Akka. Seorang wanita menghampirinya. Sang wanita menyerahkan satu pelana kuda. Hanya itu yang dimilikinya. Imam Ibnu Qudamah pun menggunakannya dalam jihad tersebut. Jiwa mujahid membangun jiwa rela berkorban, walaupun tak ada yang dimilikinya.

Jiwa mujahid selalu memandang Allah dalam seluruh pernak pernik kehidupannya. Sehingga,   tak ada sesuatu pun yang bisa mengguncangkan dan menyulitkannya. Andai hidup terasa sulit, cobalah mengurai kembali  kebenaran obsesi dan jiwa mujahid kita.

Mengobati Ketercamukan Jiwa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saat Hamka dijebloskan ke penjara dengan ...

Mengobati Ketercamukan Jiwa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Saat Hamka dijebloskan ke penjara dengan tuduhan penghianatan terhadap bangsa di era Soekarno. Tuduhan yang sangat menyakitkan. Membangun bangsa dibalas sebagai penghianat bangsa? Mungkin banyak yang merasakannya juga. Dalam suasana seperti ini, bisikan hati di penjara terus berkecamuk. Hamka mengisahkan bagaimana bisikan syetan berusaha memberdayakannya.

Syekh Abdul Qadir Jaelani mengisahkan bagaimana syetan muncul dengan tampilan cahaya. Berkata dengan suara tanpa wujud. Yang membebaskan sang Syekh dari beribadah kepada Allah karena telah mencapai maqam tertentu. Seorang ulama salaf saat sedang shalat, di dalam pakaiannya tiba-tiba terdapat ular yang merupakan perwujudan dari syetan untuk mengganggu kekhusyukannya.

Saat Imam Ahmad bin Hambal menghadapi sakratul maut, syetan datang menggodanya untuk menjerumuskan dari keimanan dengan embel-embel kemuliaan. Siapapun manusia. Tinggi atau rendah derajat manusia. Syetan terus merangsek masuk ke relung hati. Menghidupkan syahwat dengan hembusan kepalsuan.

Hamka diam sejenak menentramkan diri. Menjawab bisikan syetan dengan keimanan. Yang bisa melepaskan Hamka dari bisikan jebakan syetan adalah dengan membaca Al-Qur'an dan tulisannya sendiri, yaitu Tasawuf Modern. Hamka menghibur diri dengan tulisannya sendiri. Hamka mengokohkan dirinya dengan membaca tulisannya sendiri.

Sebaik-baiknya fatwa. Sebaik-baiknya nasihat itu yang bersumber dari hati kita sendiri. Hamka membaca kembali tulisannya untuk mengobati luka hatinya. Hamka membaca kembali nasihatnya yang sebelumnya ditujukan kepada orang lain, sekarang justru tertuju kepada dirinya sendiri. Tulisan singkatnya kelak mengilhamkan karya fenomenal yaitu Tafsir Al-Azhar.

Tulisan renungan harian sebenarnya upaya pengobatan dan penyembuhan jiwa sendiri. Saat beberapa orang bertanya kepada saya cara menjaga semangat. Saya jawab, "Dengan menulis renungan harian." Tulisan sendiri sebenarnya upaya diri membangun imunitas diri.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (305) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (450) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)