basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Fenomena Qarun dan Awal Krisis Ekonomi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Siklus kekayaan, lihatlah perj...

Fenomena Qarun dan Awal Krisis Ekonomi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Siklus kekayaan, lihatlah perjalanan Qarun. Persepsi manusia terhadap kekayaan, pahamilah perjalanan kehidupan Qarun. Semua  tidak lepas dari kerangka ini. Semua paradigma manusia tentang harta diringkas dalam kisah Qarun. Akhirnya, harta untuk harta. Harta untuk kebanggaan dan kemuliaan. Harta yang dipertontonkan untuk menujukan kehebatan diri dan meredahkan orang lain. Harta untuk menzalimi dan mengokohkan kemungkaran,  berakhir dengan kehancuran.

Perjalanan Qarun dimulai dari seorang yang miskin. Yang ulet dan taat kepada Allah. Lalu memohon keberkahan doa dari Nabi Musa. Begitulah perjalanan bila ingin sukses berbisnis. Ini pula fitrah setiap orang yang mengawali pergulatannya dalam meraih kekayaan. Niat yang lurus. Persepsi yang benar terhadap peran hidup dan mengelola kekayaan. Inilah pondasi paradigma berharta. Namun ingatlah, mengapa Nabi Musa tidak berdoa bagi dirinya sendiri agar kaya seperti Qarun? Tugas membangun peradaban lebih tinggi derajatnya dibandingkan membangun kekayaan.

Namun ingatlah, berinteraksi dengan kebendaan akan berbahaya. Berinteraksinya jiwa dengan kekayaan akan merusak paradigma awal. Apalagi bila merasa bahwa semua ide dan pikirannyalah mampu melimpahkan kekayaan. Apalagi bila merasa kekayaan diperoleh karena ilmu, ikhtiar, jaringan dan akses kekuasaan saja. Jiwa yang hidup dan hati yang bersih bila terus berinteraksi dengan benda mati tanpa henti dan kerangka yang jelas akan mematikan jiwa dan akhlak pula. Maka solusinya, buanglah minimal sesuai aturan zakat.

Kekayaan itu dapat menggelapkan hati. Karena itulah Umar bin Khatab membuat aturan bagi yang tidak berilmu untuk tidak berinteraksi dengan bisnis. Islam pun hanya mengamanahkan harta kepada yang sudah berakal saja. Berinteraksi dengan kekayaan banyak akhlak buruk yang dapat ditimbulkan, cinta dunia, takut kehilangan, ingin terus menumpuk, mengurangi timbangan, menutupi cacat, kekikiran, perampasan hak orang, penipuan dan beragam keburukan lainnya. Akhirnya kekayaan tidak memberikan kebaikan sedikit pun bagi dunia dan akhiratnya. Semua proses inilah yang menyebabkan kekayaan melahirkan kedurhakaan dan perlawanan terhadap kebenaran. Seperti kisah Qarun, kekayaannya menyebabkan lahirnya aniaya kepada manusia dan alam.

Kisah Qarun bagian kisah fenomenal yang disajikan dalam Al-Qur'an seperti para penguasa lainnya Namrudz, Firaun dan para pembesar suatu kaum. Namun dalam kisah Firaun 3 kekuatan bersanding dan bersinergi secara sempurna. Yaitu penguasa, cendikiawan dan hartawan. Artinya, para pemilik kekayaan pun bisa menjadi bagian pelaku kezaliman dan kediktatoran para penguasa. Para hartawan bisa pula menjadi donatur penghancuran cara berfikir, akal dan kebohongan intelektual dengan berkolaborasi dengan para cendikiawan yang rusak.

Hartawan dapat merusak cara pandang masyarakat terhadap kehidupan. Seperti dalam kisah Qarun. Ada masyarakat yang memandang bahwa kekayaan seperti Qarun adalah kebaikan dan kemuliaan hidup. Namun bagi masyarakat yang berilmu, kekayaan Qarun tersebut dapat menghancurkan kehidupan. Bahwa kekayaan merupakan karunia Allah.  Masyarakat yang berilmu ini menyadarkan Qarun. Namun Qarun justru mengatakan bahwa kekayaannya karena ilmunya. Lalu Qarun menampilkan seluruh kekayaannya dihadapan manusia dengan kesombongan.

Ketika masyarakat telah rusak paradigmanya soal harta karena gaya hidup mewah para hartawan. Ketika hartawan terus mengkampanyekan hidup serba boleh, bersenang-senang, berfoya-foya tampil dengan kesombongan. Namun pada sisi lain penuh kekikiran. Bagaimana memperbaiki tatanan kehidupan yang sudah rusak ini? Allah menenggelamkan kekayaan, pemiliknya juga tempat kediamannya. Inikah penyebab semua krisis ekonomi, finansial dan moneter di dunia ini? Untuk menciptakan keseimbangan baru para pemilik kekayaan? Untuk menghancurkan paradigma yang salah tentang kekayaan?

Puasa, Cara Praktis Cerdas Finansial Oleh: Nasrulloh Baksolahar (ChannelYoutube Dengerin Hati) Kecerdasan finansial bukanlah tuj...

Puasa, Cara Praktis Cerdas Finansial

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(ChannelYoutube Dengerin Hati)


Kecerdasan finansial bukanlah tujuan, tetapi efek samping dari manajemen dan kematangan diri. Bukankah pengeluaran uang tergantung dari persepsi keinginan dan kebutuhan? Bukankah pengeluaran uang buah dari gaya hidup? Mereka yang tak bisa mengelola syahwat takkan bisa dan tidak akan pernah merealisasikan kecerdasan finansial. Anekdot bila ingin kaya menikah dulu, untuk menunjukkan bahwa kematangan dirilah yang bisa memunculkan kecerdasan finansial.

Cara mudah dan praktis menciptakan kecerdasan finansial adalah dengan berpuasa. Tak perlu banyak teori dari para ahli. Tak perlu banyak studi kasus untuk memahaminya. Cukup berpuasalah. Berpuasa untuk mengelola  yang halal dan mubah pada tempatnya. Puasa menutup pintu keharaman. Keharaman menghacurkan kecerdasan finansial. Keharaman mendorong seseorang pada kecanduan mengeluarkan uang yang efeknya menghancurkan manajemen dan kematangan diri. Akal sehat hilang. Berfikir jangka panjang hancur. Sensitivitas berinvestasi mati, karena terfokus pada kesenangan hari ini dengan penghamburan yang tak terkira.

Puasa menata yang halal dan mubah. Para sufi sudah mencapai taraf berhati-hati pada yang halal dan mubah. Mendayagunakan yang halal dan mubah pada posisi sesuai dengan kebutuhan yang darurat saja. Makan hanya sepertiga perut. Minum hanya sepertiga perut. Rumah, perabotan dan fasilitas hidup hanya pada level bisa menjaga harga diri dihadapan orang lain. Tak dihinakan tapi juga tak membuat orang berdecak kagum sehingga menimbulkan iri dan dengki pada orang lain.

Haram harus ditinggalkan total. Namun jangan sampai jatuh pada jebakan berikutnya yaitu halal dan mubah. Menikmati kehalalan. Menikmati yang dibolehkan sering kali menjatuhkan diri pada pada berlebihan, penghamburan, melampaui batas, kesia-siaan dan kekikiran. Jadi akhlak para sufi agar terhindar dari jebakan ini adalah wara. Sedangkan para ahlul fiqh kadang menjelaskan kadar nila uang tertentu agar tak jatuh pada jebakan ini. Jadi perlu kepahaman ilmu fiqh dalam menghadirkan kecerdasan finansial.

Menelitian di Amerika menunjukkan bahwa seorang anak yang bisa menahan diri untuk tidak langsung memakan permen saat dibagikan menunjukkan kesuksesan di usia dewasanya. Sikap menahan dan menunda sementara terhadap yang diinginkan ternyata menciptakan kecerdasan finansial. Seorang pengusaha merekomendasikan setiap pembelian barang atau aset bila memungkinkan dibeli dengan tunai. Bahkan dia membuang semua fasilitas hutang untuk kemudahan pembayaran hari ini karena  sangat memberatkan cashflow. Berpuasa sejenak dapat melipatgandakan cashflow.

Bagaimana dengan pendapatan  yang haram? Berefek pada kecerdasan finansialkah? Dosa besar menjauhkan dan menutup keberkahan rezeki. Jadilah hidupnya yang hanya menengadahkan tangan, menipu dan mencuri.Tak ada ketentraman hati. Apakah cara ini dapat melipatgandakan harta dalam jangka panjang? Pendapatan haram menjerumuskan pada pengeluaran yang haram juga. Ini kehancuran totalitas terhadap manajemen dan kematangan diri. Harta haram menggelapkan hati. Bagaimana dapat berinovasi radikal bila Allah tak mengilhamkan ilmu dan solusi ke hati manusia? Bukankah inovasi salah satu jalan kecerdasan finansial?

Sangat mudah menciptakan kecerdasan finansial. Berpuasalah. Puasa cara efektif mengelola diri. Mengelola keinginan dan kebutuhan. Puasa penyebab terbakar lemak sehingga aliran oksigen ke otak lancar dan mudah. Disinilah ide-ide brilian muncul. Disinilah kecerdasan finansial terbentuk dengan sendirinya. Mulailah mendidik diri, itulah cara awal meraih kecerdasan finansial.

Cerdasan Finansial dari Umar bin Khatab Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dalam kitab Mawazih Ushfuriya...

Cerdasan Finansial dari Umar bin Khatab

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dalam kitab Mawazih Ushfuriyah, seorang ulama meneliti keberkahan harta seorang yang bertakwa, mengapa hujan hanya turun di perkebunan miliknya? Mengapa panennya melimpah hanya diperkebunannya? Sedangkan di kebun-kebun di sekitarnya biasa saja?

Sang ulama menemukan seseorang yang tengah mengolah perkebunan tersebut, ternyata dialah pemiliknya. Saat ditanya rahasia pengelolaan hartanya, sang pemilik berkata, "Sepertiga untuk investasi, sepertiga untuk sedekah, sepertiga untuk konsumsi." Komponen pengelolaan harta itu, ada yang untuk menjaga kebutuhan dasar, pengembangan harta masa depan dan pembersihan harta berupa sedekah.

Yang sering dilupakan adalah strategi pengembangan harta masa depan di dunia maupun akhirat. Terbuai dengan kebutuhan hari ini saja. Umar bin Khatab sangat mengkhawatirkan hal ini. Ketika Umar bin Khatab mengelola harta anak yatim, Umar Bin Khatab mencari mereka yang mampu  mengembangkan harta tersebut agar harta tidak habis karena zakat dan pemenuhan konsumsi anak Yatim.

Suatu hari Umar Bin Khatab berkeliling daerah. Dia menyapa para aparatur negaranya. Salah satu nasihatnya, "Bila keluar gajimu, maka sebagiannya agar dibelikan kambing. Jika keluar gaji berikutnya, belilah satu kambing satu atau dua ekor, lalu jadikanlah sebagai harta pokok." Gaji sebagai modal pengembangan harta masa depan, itulah nasihat Umar Bin Khatab.

"Keluarlah ke pasar." Itu perintah Umar Bin Khatab pada tiga orang pemuda yang tekun beribadah ke masjid. Padahal saat itu bukan waktunya beritikaf dan berjamaah di masjid. Dari masjid, pergilah ke pasar. Yang pertama di bangun Rasulullah saw saat tiba di Madinah adalah masjid lalu pasar. Jadi seorang mukmin harus cerdas spiritual terlebih dahulu baru kemudian cerdas dalam mengembangkan harta. Tak ada kecerdasan finansial tanpa kecerdasan spiritual.

Kecerdasan spiritual membangun pertanyaan besar dalam pengelolaan harta. Darimana harta diperoleh? Bagaimana mengembangkan harta? Bagaimana mengelola,  mengeluarkan dan menghabiskan harta? Inilah yang akan ditanyakan Allah di akhirat nanti. Pertanyaan tentang harta lebih banyak dibandingkan pertanyaan lainnya.

Harta tidak boleh menganggur. Asset tak boleh didiamkan. Harta harus terus dikembangkan. Untuk itulah Umar Bin Khatab membuat kebijakan bahwa tanah yang selama 3 tahun ditelantarkan oleh pemiliknya, maka kepemilikannya dialihkan kepada mereka yang mau mengelolanya. Menganggurkan harta berarti tak mensyukuri nikmat Allah.

Harta tak boleh dibabibutakan untuk konsumsi semata. Rasulullah saw bersabda, "Seburuk-buruknya manusia adalah mereka yang memakan berbagai makanan, meminum berbagai minuman, mengenakan berbagai pakaian, dan berbicara dengan keras." Belajarlah pada lebah dan semut. Ada harta untuk masa kini dan masa depan.

Bukan Muslim, Tapi Rakyatnya Minta Dinaungi Kekhalifahan Islam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mesir ...

Bukan Muslim, Tapi Rakyatnya Minta Dinaungi Kekhalifahan Islam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Mesir Dan Palestina 
Umat Kristen Koptik di Yerussalem dan Mesir lebih memilih untuk tunduk dalam kepemimpinan Islami –yang notabene merupakan musuhnya- dibandingkan dengan hukum kristen ala Romawi. Mereka merasa lebih damai jika yang memimpin mereka adalah utusan Khalifah dibanding rekan seagama mereka dari Romawi. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Karena, umat Kristen Koptik di Yerussalem dan Mesir selama ini sudah bosan ditindas oleh Gubenrnur Romawi mereka yang selalu berlaku semena-mena. Sedangkan Islam mendidik para pemimpinnya untuk tetap hidup sederhana, jujur, dan anti-korupsi meski mereka berada di puncak kekuasaan. Walhasil, beberapa saat kemudian, terciptalah kehidupan madani di Yerussalem dan Mesir di bawah kepemimpinan seorang sahabat Nabi: Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu.


Samarkand
Rakyat Samarkand mengadukan proses pembebasan Samarkand yang tak sesuai dengan syariat Islam kepada Umar bin Abdul Aziz. Sang Khalifah kemudian mengirimkan surat untuk menuntaskan polemik ini kepada gubernurnya.

“Tunjuklah seorang qadhi untuk penduduk Samarkand yang akan mempelajari aduan mereka. Jika qadhi itu telah memutuskan bahwa kebenaran di pihak mereka, maka perintahkanlah kepada seluruh pasukan kaum muslimin untuk meninggalkan kota mereka.”

“Ajaklah kaum muslimin yang telah tinggal bersama mereka untuk segera kembali ke negeri mereka. Lalu pulihkanlah situasi seperti semula sebagaimana tatkala kita belum memasukinya. Yakni sebelum Qutaibah bin Muslim Al-Bahili masuk ke negeri mereka.”

Gubernur segera menunjuk seorang qadhi yang terkemuka yang bernama Jumai’ bin Hadhir An-Naaji. Sang qadhi membenarkan tuduhan penduduk Samarkand dan pengadilan memenangkan pihak mereka.

Lalu, gubernur memerintahkan kepada seluruh pasukan kaum muslimin untuk meninggalkan kota Samarkand dan kembali ke markas-markas mereka. 

Tatkala para pembesar mendengar keputusan sang qadhi yang memenangkan urusan mereka, masing-masing saling berbisik satu sama lain, “Celaka kalian, kalian telah hidup berdampingan dengan kaum muslimin dan tinggal bersama mereka, sedangkan kalian mengetahui kepribadian, keadilan dan kejujuran mereka sebagaimana yang kalian lihat, mintalah agar mereka tetap tinggal bersama kita, bergaullah kepada mereka dengan baik, dan berbahagialah kalian tinggal bersama mereka.”


Kota Yania Italia
Saat Sultan Murad berhasil menguasai kota Salonika 1431M, datanglah utusan dari kota Yania Italia. Saat itu kota Yania sedang terjadi perang saudara karena perebutan kekuasaan oleh anaknya mantan penguasa sebelumnya Carlo Toco.

Utusannya berkata, "Tuanku, para penguasa kami telah berbuat sewenang-wenang, Mereka memperlakukan kami laksanakan budak, merampas harta benda kami, dan memaksakan kami untuk berperang."

Utusannya melanjutkan, "Kami adalah orang Kristen. Tetapi, kami mendengar keadilan kaum Muslimin. Yang tidak sewenang-wenang pada rakyatnya, tidak melarang rakyat memeluk agama sesuai keyakinannya, memenuhi hak setiap rakyat. Kami, ingin Tuan memasukkan kami dalam bagian rakyat Tuan."

Akhirnya kota tersebut menjadi bagian Kekhalifahan Islam pada 1431M. 


Sumbet:
https://kalam.sindonews.com/read/150608/70/surat-umar-bin-abdul-aziz-yang-menghebohkan-kalangan-non-islam

https://www.stiqisykarima.ac.id/2014/01/06/menuju-masyarakat-muslim-madani/

Golden Story, Mahmud Musthafa Sa'ad, Al-Kautsar 2013.

Penguasa Lunasi "Personal Loan" Rakyatnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kisah Pertama Di ...

Penguasa Lunasi "Personal Loan" Rakyatnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kisah Pertama
Di era Umar bin Abdul Aziz, rakyat dipenuhi kebutuhan dasar hingga fasilitas hidupnya, bahkan hutang-hutang pribadi rakyatnya pun dilunasi. Inilah kesejahteraan yang sempurna.

Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada para gubernurnya. Dalam surat itu, ia mengatakan hendaknya para gubernur membayarkan utang orang-orang yang dililit hutang.

Para gubernur membalas surat itu, "Kami mendapatkan orang yang berhutang, tetapi mereka memiliki tempat tinggal, pelayan, kuda (kendaraan), dan perabotan rumah."

Umar bin Abdul Aziz membalasnya, "Orang Islam memang harus memiliki tempat tinggal untuk merebahkan diri, pelayan untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya, kuda yang digunakan untuk melawan musuhnya, serta perabot rumah tangga."

Umar bin Abdul Aziz melanjutkan, "Meski demikian ia tetap berutang, maka bayarlah utangnya."


Kisah Kedua
Abdullah Ibnu Mubarak memiliki seorang murid. Dia seorang pemuda. Suatu hari muridnya tidak hadir. Setelah diselidiki ketidakhadirannya, ternyata sedang dipenjara karena memiliki hutang 10.000 dirham.

Abdullah Ibnu Mubarak mencari pemberi hutang untuk melunasi hutang muridnya. Ibnu Mubarak memintanya menjaga rahasia ini hingga wafatnya. Si pemberi hutang lalu membebaskan si pemuda tersebut dari penjara.

Baru keluar dari penjara, sang pemuda langsung bergegas mendatangi gurunya. Setelah bertemu Ibnu Mubarak bertanya, "Hai pemuda, kemana saja kamu ini?" 

Sang pemuda menjawab, "Aku telah dipenjara sebab hutangku." Ibnu Mubarak bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa keluar dari penjara?" Sang pemuda berkata, "Seseorang datang dan membayarkan hutangku. Aku tidak tahu siapa orang itu."

Ibnu Mubarak berkata lagi, "Bersyukurlah kepada Allah, Dia telah menolongmu dengan melunaskan semua hutangmu." Setelah Ibnu Mubarak wafat, barulah si pemberi hutang menceritakan pada pemuda tersebut bahwa yang melunasi hutangnya adalah gurunya sendiri.


Kisah Tiga
Abu Yasr, hakim di Samarkand, mendatangi rumah seseorang untuk menagih hutang. Yang ditagih bersembunyi dengan tidak mau keluar dari dalam rumah. Abu Yasr mendengar suara dari dalam rumah.

Abu Yasr berkata, "Keluarlah, aku mendengar suaramu." Saat penghuni rumah keluar, ditanya kembali, "Apa yang membuatmu berbuat seperti ini?" Yang berhutang menjawab, "Kesulitan ekonomi." Abu Yasr berkata, "Demi Allah!" Yang berhutang menjawab, "Demi Allah."

Lalu Abu Yasr berkata, "Pergilah, bagimu apa yang kamu miliki (terbebas hutang). Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memberikan kelonggaran kepada orang yang kesulitan ekonomi (berhutang) atau menggugurkan hutangnya, maka Allah akan menaunginya di hari Kiamat."


Kisah Empat
Umar bin Abdul Aziz pernah mengirimkan surat kepada seluruh Gubernur. Isinya, "Hendaklah kalian mengadukan kepadaku semua orang buta yang menanggung beban hutang, yang cacat, yang lumpuh sehingga menghalanginya untuk shalat di masjid."

Seluruh gubernur melaporkan data tersebut. Lalu Umar bin Abdul Aziz memerintahkan agar orang buta mendapatkan pendamping atau petunjuk jalan, yang lumpuh mendapatkan pelayan.

Sumber:
Golden Story, Mahmud Musthafa Sa'ad, Al-Kautsar 2013.

Cara Praktis Membangun Bangsa yang Hancur Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kisah Pertama Seorang guber...

Cara Praktis Membangun Bangsa yang Hancur

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kisah Pertama
Seorang gubernur menulis surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Isi suratnya, "Sesungguhnya kota kita telah hancur. Jika khalifah berpendapat untuk mengucurkan dana untuk membangunnya kembali, maka itu lebih baik."

Umar bin Abdul Aziz membalasnya, "Aku memahami maksud suratmu. Kamu tidaklah mengatakan di sana bahwa kotamu telah roboh. Jika telah membaca surat ini, maka jagalah kotamu dengan berbuat adil."

Umar bin Abdul Aziz melanjutkan, "Bersihkan jalan-jalan kota dari perbuatan zalim. Dengan berbuat  begitu, kota itu akan bangkit kembali."


Kisah Dua
Saat rakyat sulit untuk ditertibkan. Tak mengikuti ketertiban dan peraturan. Tandanya ada kezaliman penguasa.

Jarrah bin Abdullah, gubernur Khurasan era Umar bin Abdul Aziz, melaporkan kondisi rakyatnya kepada khalifah melalui sebuah surat.

Sang gubernur menulis dalam suratnya, "Penduduk Khurasan adalah manusia yang rusak. Mereka hanya bisa diluruskan dengan pedang dan cambukan. Jika khalifah mengizinkan, saya akan melakukan itu."

Khalifah Umar bin Abdul Aziz membalasnya, "Suratmu telah sampai di tanganku. Dalam surat itu, kamu menjelaskan bahwa penduduk Khurasan adalah manusia rusak, dan menurutmu mereka hanya bisa diluruskan dengan menggunakan pedang dan cambukan."

Umar melanjutkan, "Kamu telah bohong, karena mereka bisa diluruskan dengan keadilan dan kebenaran. Oleh karena itu, berbuat adilah kepada mereka."

Kisah Tiga
Seorang Hakim di Mosul mengaduk persoalannya kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz. Di Mosul, kasus pencurian dan perampokan sangat banyak. Bagaimana agar kotanya menjadi damai dan tentram?

Sang Hakim bertanya pada Umar bin Abdul Aziz, "Apakah aku harus menyelidiki mereka? Mencari bukti atas perbuatan mereka? Lalu aku selesaikan persoalan ini sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat itu?"

Umar bin Abdul Aziz menjawab bahwa hendaknya mencari bukti dan menyelesaikannya sesuai sunnah Nabi. Jika saja mereka tidak mengikuti kebenaran, maka Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka.

Sang Hakim melakukan apa yang dipesankan Umar bin Abdul Aziz, setelah itu kita Mosul menjadi kota yang tingkat kriminalnya paling kecil.


Kisah Empat
Umar bin Abdul Aziz berkata, "Aku mendapati para penguasa sebelumku sebagai penguasa yang menindas rakyat dengan kekuatan dan kekuasaan. Hal yang sama juga dilakukan oleh para pembesar atau pejabat negara yang membantu para penguasa."

Umar bin Abdul Aziz melanjutkan, "Saat aku memegang tampuk kekuasaan, rakyat mengadukan kezhaliman para mantan penguasa itu kepadaku. Tidak ada pilihan lain bagiku kecuali mengembalikan hak orang yang pernah dirampas oleh orang kuat. Mengembalikan hak orang yang dilemahkan oleh para penguasa.

Di era Umar bin Abdul Aziz, ia mengembalikan harta dan tanah yang diambil secara zalim oleh penguasa sebelumnya.


Kisah Lima
Penguasa yang dapat membangun bangsanya memiliki beberapa karakter yang melekat pada jiwanya.  Umar bin Khatab memaparkan karakter penguasa tersebut.

Umar bin Khatab berkata, "Sesungguhnya sikap adil itu memiliki tanda dan permulaan, diantaranya tandanya bersifat malu, dermawan, merasa hina dihadapan Allah dan bersikap lembut. Adapun permulaannya adalah sikap kasih sayang."

"Sungguh Allah telah menciptakan pintu bagi segala sesuatu, dan setiap pintu dimudahkan dengan sebuah kunci, dan pintu adil adalah i'tibar (kemampuan mengambil pelajaran dari sesuatu) dan kuncinya adalah Zuhud."

"I'tibar dilakukan dengan mengingat kematian. Mempersiapkannya dengan menshadaqahkan hartanya.  Zuhud itu mengambil hak dari setiap orang dan diganti dengan haknya pula dan merasa cukup dengan rezeki ala kadarnya."

Umar bin Khatab melanjutkan, "Jika rezeki yang ala kadarnya tidak membuatnya cukup, maka segala sesuatu tidak akan mampu memuaskannya."

Sumber:
Golden Story, Mahmud Musthafa Sa'ad, Al-Kautsar 2013.

Fitrah Dalam Catatan Sejarah Islam di Nusantara  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Fitrah manusia dalam ...

Fitrah Dalam Catatan Sejarah Islam di Nusantara 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Fitrah manusia dalam catatan sejarah. Menelusuri unsur kebaikan. Menelusuri iman dalam dada manusia dari catatan sejarah Nusantara. Agar kita tahu bahwa keyakinan  pada Allah sudah ada sejak manusia di rahim sang ibu.

Manusia tidak sadar bahwa di jiwanya sudah ada benih iman kepada Allah. Namun bagaimana cara Allah menyadarkannya? Menurut Buya Hamka dengan dua hal yaitu Alam sekelilingnya dan persoalan hidup serta kematian.

Alam memberikan dan menopang kehidupan. Matahari, gunung, pohon, batu, sungai memberikan manfaat. Muncullah kepercayaan tuah, angker dan semangat pemujaan. Termasuk pada padi. Iya dinamakan Dewi Sri atau Sang Hiyang Sri.

Dimasa dulu tubuh yang sudah meninggal tidak dikuburkan. Di taruh ditempat yang istimewa di tengah keluarga atau diantarkan ke puncak bukit sebab pengaruhnya masih terasa. Ia seakan masih hidup ditengah kalangan anak cucu. Hingga bertemu dalam mimpi. Entah mana yang lebih besar takut atau cinta. Disinilah timbul pemujaan.

Hujan tak kunjung datang. Padahal sudah waktunya musim hujan. Maka tangan pun menengadah ke langit ke sang Matahari, sang surya, memohon memohon menyelesaikan musim ini sebab dia tampak lebih kuasa dari segalanya. Maka tumbuh kepercayaan kepada segenap yang ada. Menurut Buya Hamka, di Sumatera Tengah ada sungai Batang Hari. Dan Hari itu pun nama Tuhan.

Jatuh sakit mendorong manusia untuk meminta pertolongan. Mantra dan jampi diucapkan untuk memanggil ruh nenek moyang. Ruh nenek moyang bernama Hyang. Ia berada di puncak gunung. Hyang Tunggal pada nama Gunung Dieng. Gunung Sangiang ( Sang Hyang) di Nusa Tenggara. Parahiyangan di Sunda. Periangan di Padang Panjang.

Muncul perasaan yang membawa kepercayaan kepada puncak dari segala kepercayaan. Yaitu keesaan Tuhan. Yang Mahatinggi dan agung.

Kepercayaan pada gaib telah tumbuh dan berkembang bersamaan dengan bertumbuh dan berkembangnya akal. Kemudian setelah agama datang bukanlah agama menanamkan sesuatu yang baru, tetapi salah satunya menyelesaikan kekusutan kepercayaan itu dan menyalurkan pada tempatnya.

Andai dalam kehidupan ini tidak ada Tuhan. Pasti manusia akan menciptakan Tuhan sendiri untuk mengisi jiwanya. Bila mendengar kisah Umar Bin Khatab, Saat beliau masih jahiliyah. Dalam Perjalanan dia membuat Tuhan dari gandum. Ketika lapar, gandum itu dimakannya.

Referensi:
Sejarah Umat Islam, Hamka, GIP, Februari 2016

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (303) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)