basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Cerdasan Finansial dari Umar bin Khatab Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dalam kitab Mawazih Ushfuriya...

Cerdasan Finansial dari Umar bin Khatab

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dalam kitab Mawazih Ushfuriyah, seorang ulama meneliti keberkahan harta seorang yang bertakwa, mengapa hujan hanya turun di perkebunan miliknya? Mengapa panennya melimpah hanya diperkebunannya? Sedangkan di kebun-kebun di sekitarnya biasa saja?

Sang ulama menemukan seseorang yang tengah mengolah perkebunan tersebut, ternyata dialah pemiliknya. Saat ditanya rahasia pengelolaan hartanya, sang pemilik berkata, "Sepertiga untuk investasi, sepertiga untuk sedekah, sepertiga untuk konsumsi." Komponen pengelolaan harta itu, ada yang untuk menjaga kebutuhan dasar, pengembangan harta masa depan dan pembersihan harta berupa sedekah.

Yang sering dilupakan adalah strategi pengembangan harta masa depan di dunia maupun akhirat. Terbuai dengan kebutuhan hari ini saja. Umar bin Khatab sangat mengkhawatirkan hal ini. Ketika Umar bin Khatab mengelola harta anak yatim, Umar Bin Khatab mencari mereka yang mampu  mengembangkan harta tersebut agar harta tidak habis karena zakat dan pemenuhan konsumsi anak Yatim.

Suatu hari Umar Bin Khatab berkeliling daerah. Dia menyapa para aparatur negaranya. Salah satu nasihatnya, "Bila keluar gajimu, maka sebagiannya agar dibelikan kambing. Jika keluar gaji berikutnya, belilah satu kambing satu atau dua ekor, lalu jadikanlah sebagai harta pokok." Gaji sebagai modal pengembangan harta masa depan, itulah nasihat Umar Bin Khatab.

"Keluarlah ke pasar." Itu perintah Umar Bin Khatab pada tiga orang pemuda yang tekun beribadah ke masjid. Padahal saat itu bukan waktunya beritikaf dan berjamaah di masjid. Dari masjid, pergilah ke pasar. Yang pertama di bangun Rasulullah saw saat tiba di Madinah adalah masjid lalu pasar. Jadi seorang mukmin harus cerdas spiritual terlebih dahulu baru kemudian cerdas dalam mengembangkan harta. Tak ada kecerdasan finansial tanpa kecerdasan spiritual.

Kecerdasan spiritual membangun pertanyaan besar dalam pengelolaan harta. Darimana harta diperoleh? Bagaimana mengembangkan harta? Bagaimana mengelola,  mengeluarkan dan menghabiskan harta? Inilah yang akan ditanyakan Allah di akhirat nanti. Pertanyaan tentang harta lebih banyak dibandingkan pertanyaan lainnya.

Harta tidak boleh menganggur. Asset tak boleh didiamkan. Harta harus terus dikembangkan. Untuk itulah Umar Bin Khatab membuat kebijakan bahwa tanah yang selama 3 tahun ditelantarkan oleh pemiliknya, maka kepemilikannya dialihkan kepada mereka yang mau mengelolanya. Menganggurkan harta berarti tak mensyukuri nikmat Allah.

Harta tak boleh dibabibutakan untuk konsumsi semata. Rasulullah saw bersabda, "Seburuk-buruknya manusia adalah mereka yang memakan berbagai makanan, meminum berbagai minuman, mengenakan berbagai pakaian, dan berbicara dengan keras." Belajarlah pada lebah dan semut. Ada harta untuk masa kini dan masa depan.

Bukan Muslim, Tapi Rakyatnya Minta Dinaungi Kekhalifahan Islam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mesir ...

Bukan Muslim, Tapi Rakyatnya Minta Dinaungi Kekhalifahan Islam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Mesir Dan Palestina 
Umat Kristen Koptik di Yerussalem dan Mesir lebih memilih untuk tunduk dalam kepemimpinan Islami –yang notabene merupakan musuhnya- dibandingkan dengan hukum kristen ala Romawi. Mereka merasa lebih damai jika yang memimpin mereka adalah utusan Khalifah dibanding rekan seagama mereka dari Romawi. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Karena, umat Kristen Koptik di Yerussalem dan Mesir selama ini sudah bosan ditindas oleh Gubenrnur Romawi mereka yang selalu berlaku semena-mena. Sedangkan Islam mendidik para pemimpinnya untuk tetap hidup sederhana, jujur, dan anti-korupsi meski mereka berada di puncak kekuasaan. Walhasil, beberapa saat kemudian, terciptalah kehidupan madani di Yerussalem dan Mesir di bawah kepemimpinan seorang sahabat Nabi: Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu.


Samarkand
Rakyat Samarkand mengadukan proses pembebasan Samarkand yang tak sesuai dengan syariat Islam kepada Umar bin Abdul Aziz. Sang Khalifah kemudian mengirimkan surat untuk menuntaskan polemik ini kepada gubernurnya.

“Tunjuklah seorang qadhi untuk penduduk Samarkand yang akan mempelajari aduan mereka. Jika qadhi itu telah memutuskan bahwa kebenaran di pihak mereka, maka perintahkanlah kepada seluruh pasukan kaum muslimin untuk meninggalkan kota mereka.”

“Ajaklah kaum muslimin yang telah tinggal bersama mereka untuk segera kembali ke negeri mereka. Lalu pulihkanlah situasi seperti semula sebagaimana tatkala kita belum memasukinya. Yakni sebelum Qutaibah bin Muslim Al-Bahili masuk ke negeri mereka.”

Gubernur segera menunjuk seorang qadhi yang terkemuka yang bernama Jumai’ bin Hadhir An-Naaji. Sang qadhi membenarkan tuduhan penduduk Samarkand dan pengadilan memenangkan pihak mereka.

Lalu, gubernur memerintahkan kepada seluruh pasukan kaum muslimin untuk meninggalkan kota Samarkand dan kembali ke markas-markas mereka. 

Tatkala para pembesar mendengar keputusan sang qadhi yang memenangkan urusan mereka, masing-masing saling berbisik satu sama lain, “Celaka kalian, kalian telah hidup berdampingan dengan kaum muslimin dan tinggal bersama mereka, sedangkan kalian mengetahui kepribadian, keadilan dan kejujuran mereka sebagaimana yang kalian lihat, mintalah agar mereka tetap tinggal bersama kita, bergaullah kepada mereka dengan baik, dan berbahagialah kalian tinggal bersama mereka.”


Kota Yania Italia
Saat Sultan Murad berhasil menguasai kota Salonika 1431M, datanglah utusan dari kota Yania Italia. Saat itu kota Yania sedang terjadi perang saudara karena perebutan kekuasaan oleh anaknya mantan penguasa sebelumnya Carlo Toco.

Utusannya berkata, "Tuanku, para penguasa kami telah berbuat sewenang-wenang, Mereka memperlakukan kami laksanakan budak, merampas harta benda kami, dan memaksakan kami untuk berperang."

Utusannya melanjutkan, "Kami adalah orang Kristen. Tetapi, kami mendengar keadilan kaum Muslimin. Yang tidak sewenang-wenang pada rakyatnya, tidak melarang rakyat memeluk agama sesuai keyakinannya, memenuhi hak setiap rakyat. Kami, ingin Tuan memasukkan kami dalam bagian rakyat Tuan."

Akhirnya kota tersebut menjadi bagian Kekhalifahan Islam pada 1431M. 


Sumbet:
https://kalam.sindonews.com/read/150608/70/surat-umar-bin-abdul-aziz-yang-menghebohkan-kalangan-non-islam

https://www.stiqisykarima.ac.id/2014/01/06/menuju-masyarakat-muslim-madani/

Golden Story, Mahmud Musthafa Sa'ad, Al-Kautsar 2013.

Penguasa Lunasi "Personal Loan" Rakyatnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kisah Pertama Di ...

Penguasa Lunasi "Personal Loan" Rakyatnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kisah Pertama
Di era Umar bin Abdul Aziz, rakyat dipenuhi kebutuhan dasar hingga fasilitas hidupnya, bahkan hutang-hutang pribadi rakyatnya pun dilunasi. Inilah kesejahteraan yang sempurna.

Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada para gubernurnya. Dalam surat itu, ia mengatakan hendaknya para gubernur membayarkan utang orang-orang yang dililit hutang.

Para gubernur membalas surat itu, "Kami mendapatkan orang yang berhutang, tetapi mereka memiliki tempat tinggal, pelayan, kuda (kendaraan), dan perabotan rumah."

Umar bin Abdul Aziz membalasnya, "Orang Islam memang harus memiliki tempat tinggal untuk merebahkan diri, pelayan untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya, kuda yang digunakan untuk melawan musuhnya, serta perabot rumah tangga."

Umar bin Abdul Aziz melanjutkan, "Meski demikian ia tetap berutang, maka bayarlah utangnya."


Kisah Kedua
Abdullah Ibnu Mubarak memiliki seorang murid. Dia seorang pemuda. Suatu hari muridnya tidak hadir. Setelah diselidiki ketidakhadirannya, ternyata sedang dipenjara karena memiliki hutang 10.000 dirham.

Abdullah Ibnu Mubarak mencari pemberi hutang untuk melunasi hutang muridnya. Ibnu Mubarak memintanya menjaga rahasia ini hingga wafatnya. Si pemberi hutang lalu membebaskan si pemuda tersebut dari penjara.

Baru keluar dari penjara, sang pemuda langsung bergegas mendatangi gurunya. Setelah bertemu Ibnu Mubarak bertanya, "Hai pemuda, kemana saja kamu ini?" 

Sang pemuda menjawab, "Aku telah dipenjara sebab hutangku." Ibnu Mubarak bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa keluar dari penjara?" Sang pemuda berkata, "Seseorang datang dan membayarkan hutangku. Aku tidak tahu siapa orang itu."

Ibnu Mubarak berkata lagi, "Bersyukurlah kepada Allah, Dia telah menolongmu dengan melunaskan semua hutangmu." Setelah Ibnu Mubarak wafat, barulah si pemberi hutang menceritakan pada pemuda tersebut bahwa yang melunasi hutangnya adalah gurunya sendiri.


Kisah Tiga
Abu Yasr, hakim di Samarkand, mendatangi rumah seseorang untuk menagih hutang. Yang ditagih bersembunyi dengan tidak mau keluar dari dalam rumah. Abu Yasr mendengar suara dari dalam rumah.

Abu Yasr berkata, "Keluarlah, aku mendengar suaramu." Saat penghuni rumah keluar, ditanya kembali, "Apa yang membuatmu berbuat seperti ini?" Yang berhutang menjawab, "Kesulitan ekonomi." Abu Yasr berkata, "Demi Allah!" Yang berhutang menjawab, "Demi Allah."

Lalu Abu Yasr berkata, "Pergilah, bagimu apa yang kamu miliki (terbebas hutang). Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memberikan kelonggaran kepada orang yang kesulitan ekonomi (berhutang) atau menggugurkan hutangnya, maka Allah akan menaunginya di hari Kiamat."


Kisah Empat
Umar bin Abdul Aziz pernah mengirimkan surat kepada seluruh Gubernur. Isinya, "Hendaklah kalian mengadukan kepadaku semua orang buta yang menanggung beban hutang, yang cacat, yang lumpuh sehingga menghalanginya untuk shalat di masjid."

Seluruh gubernur melaporkan data tersebut. Lalu Umar bin Abdul Aziz memerintahkan agar orang buta mendapatkan pendamping atau petunjuk jalan, yang lumpuh mendapatkan pelayan.

Sumber:
Golden Story, Mahmud Musthafa Sa'ad, Al-Kautsar 2013.

Cara Praktis Membangun Bangsa yang Hancur Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kisah Pertama Seorang guber...

Cara Praktis Membangun Bangsa yang Hancur

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kisah Pertama
Seorang gubernur menulis surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Isi suratnya, "Sesungguhnya kota kita telah hancur. Jika khalifah berpendapat untuk mengucurkan dana untuk membangunnya kembali, maka itu lebih baik."

Umar bin Abdul Aziz membalasnya, "Aku memahami maksud suratmu. Kamu tidaklah mengatakan di sana bahwa kotamu telah roboh. Jika telah membaca surat ini, maka jagalah kotamu dengan berbuat adil."

Umar bin Abdul Aziz melanjutkan, "Bersihkan jalan-jalan kota dari perbuatan zalim. Dengan berbuat  begitu, kota itu akan bangkit kembali."


Kisah Dua
Saat rakyat sulit untuk ditertibkan. Tak mengikuti ketertiban dan peraturan. Tandanya ada kezaliman penguasa.

Jarrah bin Abdullah, gubernur Khurasan era Umar bin Abdul Aziz, melaporkan kondisi rakyatnya kepada khalifah melalui sebuah surat.

Sang gubernur menulis dalam suratnya, "Penduduk Khurasan adalah manusia yang rusak. Mereka hanya bisa diluruskan dengan pedang dan cambukan. Jika khalifah mengizinkan, saya akan melakukan itu."

Khalifah Umar bin Abdul Aziz membalasnya, "Suratmu telah sampai di tanganku. Dalam surat itu, kamu menjelaskan bahwa penduduk Khurasan adalah manusia rusak, dan menurutmu mereka hanya bisa diluruskan dengan menggunakan pedang dan cambukan."

Umar melanjutkan, "Kamu telah bohong, karena mereka bisa diluruskan dengan keadilan dan kebenaran. Oleh karena itu, berbuat adilah kepada mereka."

Kisah Tiga
Seorang Hakim di Mosul mengaduk persoalannya kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz. Di Mosul, kasus pencurian dan perampokan sangat banyak. Bagaimana agar kotanya menjadi damai dan tentram?

Sang Hakim bertanya pada Umar bin Abdul Aziz, "Apakah aku harus menyelidiki mereka? Mencari bukti atas perbuatan mereka? Lalu aku selesaikan persoalan ini sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat itu?"

Umar bin Abdul Aziz menjawab bahwa hendaknya mencari bukti dan menyelesaikannya sesuai sunnah Nabi. Jika saja mereka tidak mengikuti kebenaran, maka Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka.

Sang Hakim melakukan apa yang dipesankan Umar bin Abdul Aziz, setelah itu kita Mosul menjadi kota yang tingkat kriminalnya paling kecil.


Kisah Empat
Umar bin Abdul Aziz berkata, "Aku mendapati para penguasa sebelumku sebagai penguasa yang menindas rakyat dengan kekuatan dan kekuasaan. Hal yang sama juga dilakukan oleh para pembesar atau pejabat negara yang membantu para penguasa."

Umar bin Abdul Aziz melanjutkan, "Saat aku memegang tampuk kekuasaan, rakyat mengadukan kezhaliman para mantan penguasa itu kepadaku. Tidak ada pilihan lain bagiku kecuali mengembalikan hak orang yang pernah dirampas oleh orang kuat. Mengembalikan hak orang yang dilemahkan oleh para penguasa.

Di era Umar bin Abdul Aziz, ia mengembalikan harta dan tanah yang diambil secara zalim oleh penguasa sebelumnya.


Kisah Lima
Penguasa yang dapat membangun bangsanya memiliki beberapa karakter yang melekat pada jiwanya.  Umar bin Khatab memaparkan karakter penguasa tersebut.

Umar bin Khatab berkata, "Sesungguhnya sikap adil itu memiliki tanda dan permulaan, diantaranya tandanya bersifat malu, dermawan, merasa hina dihadapan Allah dan bersikap lembut. Adapun permulaannya adalah sikap kasih sayang."

"Sungguh Allah telah menciptakan pintu bagi segala sesuatu, dan setiap pintu dimudahkan dengan sebuah kunci, dan pintu adil adalah i'tibar (kemampuan mengambil pelajaran dari sesuatu) dan kuncinya adalah Zuhud."

"I'tibar dilakukan dengan mengingat kematian. Mempersiapkannya dengan menshadaqahkan hartanya.  Zuhud itu mengambil hak dari setiap orang dan diganti dengan haknya pula dan merasa cukup dengan rezeki ala kadarnya."

Umar bin Khatab melanjutkan, "Jika rezeki yang ala kadarnya tidak membuatnya cukup, maka segala sesuatu tidak akan mampu memuaskannya."

Sumber:
Golden Story, Mahmud Musthafa Sa'ad, Al-Kautsar 2013.

Fitrah Dalam Catatan Sejarah Islam di Nusantara  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Fitrah manusia dalam ...

Fitrah Dalam Catatan Sejarah Islam di Nusantara 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Fitrah manusia dalam catatan sejarah. Menelusuri unsur kebaikan. Menelusuri iman dalam dada manusia dari catatan sejarah Nusantara. Agar kita tahu bahwa keyakinan  pada Allah sudah ada sejak manusia di rahim sang ibu.

Manusia tidak sadar bahwa di jiwanya sudah ada benih iman kepada Allah. Namun bagaimana cara Allah menyadarkannya? Menurut Buya Hamka dengan dua hal yaitu Alam sekelilingnya dan persoalan hidup serta kematian.

Alam memberikan dan menopang kehidupan. Matahari, gunung, pohon, batu, sungai memberikan manfaat. Muncullah kepercayaan tuah, angker dan semangat pemujaan. Termasuk pada padi. Iya dinamakan Dewi Sri atau Sang Hiyang Sri.

Dimasa dulu tubuh yang sudah meninggal tidak dikuburkan. Di taruh ditempat yang istimewa di tengah keluarga atau diantarkan ke puncak bukit sebab pengaruhnya masih terasa. Ia seakan masih hidup ditengah kalangan anak cucu. Hingga bertemu dalam mimpi. Entah mana yang lebih besar takut atau cinta. Disinilah timbul pemujaan.

Hujan tak kunjung datang. Padahal sudah waktunya musim hujan. Maka tangan pun menengadah ke langit ke sang Matahari, sang surya, memohon memohon menyelesaikan musim ini sebab dia tampak lebih kuasa dari segalanya. Maka tumbuh kepercayaan kepada segenap yang ada. Menurut Buya Hamka, di Sumatera Tengah ada sungai Batang Hari. Dan Hari itu pun nama Tuhan.

Jatuh sakit mendorong manusia untuk meminta pertolongan. Mantra dan jampi diucapkan untuk memanggil ruh nenek moyang. Ruh nenek moyang bernama Hyang. Ia berada di puncak gunung. Hyang Tunggal pada nama Gunung Dieng. Gunung Sangiang ( Sang Hyang) di Nusa Tenggara. Parahiyangan di Sunda. Periangan di Padang Panjang.

Muncul perasaan yang membawa kepercayaan kepada puncak dari segala kepercayaan. Yaitu keesaan Tuhan. Yang Mahatinggi dan agung.

Kepercayaan pada gaib telah tumbuh dan berkembang bersamaan dengan bertumbuh dan berkembangnya akal. Kemudian setelah agama datang bukanlah agama menanamkan sesuatu yang baru, tetapi salah satunya menyelesaikan kekusutan kepercayaan itu dan menyalurkan pada tempatnya.

Andai dalam kehidupan ini tidak ada Tuhan. Pasti manusia akan menciptakan Tuhan sendiri untuk mengisi jiwanya. Bila mendengar kisah Umar Bin Khatab, Saat beliau masih jahiliyah. Dalam Perjalanan dia membuat Tuhan dari gandum. Ketika lapar, gandum itu dimakannya.

Referensi:
Sejarah Umat Islam, Hamka, GIP, Februari 2016

Buya Hamka, Rekonstruksi Sejarah Islam di Nusantara  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apa makna sejarah...

Buya Hamka, Rekonstruksi Sejarah Islam di Nusantara 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apa makna sejarah? Mungkin banyak yang tak tahu dan tak peduli. Bila ingin tahu belajar pada Sultan Agung dari Mataram. Bagaimana dia mengokohkan legitimasi dan supermasi dengan merekonstruksi sejarah dirinya.

Sastra Gending sebuah filsafah hidup yang ditulisnya. Salah satu isinya tentang silsilah keturunannya dari Nabi Adam, Nabi Syits. Bukan itu saja dibangun silsilahnya dari Sang Hyang Nur Cahaya, Nur Rasa, Nur Wening termasuk keturunan Batara Guru, Sang Hyang Tunggal dan Arjuna. Tidak sampai disitu ada hubungannya juga dengan Hayam Wuruk dan Brawijaya.

Dengan jalan rekonstruksi sejarah ini maka keagungan pribadi Sultan Agung menjadi sangat sempurna untuk menundukkan jiwa, perasaan dan pemikiran rakyatnya yang banyak menganut Islam dan Hindu.

Fitrah manusia sangat antusias pada kebaikan. Dan berterimakasih dan menghargai setiap jasa kebaikan. Bahkan siap berkorban demi yang memberikan kebaikan. Sisi fitrah inilah yang dimainkan oleh sejarah. Ideologi apa yang akan diperjuangkan? Kebaikan apa yang ingin ditumbuhkan sekarang dan esok?

Fitrah manusia ingin mencontoh. Menemukan tauladan, semangat hidup, membangun cita-cita dari para pendahulunya. Bersikap dan berkarya dari orang terdahulu yang sudah sukses menciptakan karya. Disinilah peran sejarah dimainkan. Proses identifikasi diri dan masyarakat terhadap keberhasilan masa lalu. Membangun harga diri pun bisa dimulai dengan menelusuri jejak nenek moyangnya. Inilah peran sejarah.

Ada 3 buku Sejarah karangan Buya Hamka yang saya ketahui yaitu Tuanku Rao, Sejarah Umat Islam dan Dari Perbendaharaan Lama. Mengapa Buya Hamka tertarik menulis sejarah padahal dia seorang ulama yang budayawan? Salah satu tujuannya adalah merekonstruksi sejarah dan mengambil api sejarah.

Salam bukunya Tuanku Rao, beliau menangkis tulisan tentang sedikitnya peran ulama dalam perang Paderi. Hamka membeberkan perjuangan dan bagaimana ulama membangun khusus di tanah Minangkabau.

Salam bukunya Sejarah Umat Islam, Hamka mengangkat peran Islam dalam membangun peradaban di daerah Timur seperti Iran, India, Afghanistan dan Asia Tengah. Padahal menurut Hamka, perkembangan umat Islam di Indonesia sangat dipengaruhi dari daerah ini. Kajian perkembangan Islam di Timur merupakan buku pertama yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Pertanyaan Hamka, mengapa pemerintah kurang memperhatikan pertumbuhan Islam di Timur melalui kurikulum di sekolah?

Menurut Hamka, rujukan buku sejarah dan buku Sejarah yang beredar saat itu, kebanyakan bukan yang beragam Islam. Efeknya, pembaca tidak merasakan penghayatan jiwa. Agama penulis mempengaruhi gaya penulisannya.

Dalam bukunya Dari Perbendaharaan Lama, Hamka ingin merekonstruksi sejarah Islam di Indonesia. Hamkalah yang beragumentasi bahwa Islam telah hadir di abad 7 Masehi. Atau abad pertama kehadiran Islam melalui catatan sejarah Tiongkok tentang kerajaan Kalingga dan adanya kampung Arab di pesisir Barat Sumatera. Ahli Sejarah Islam dari Princeton University di Amerika pun meneguhkan hal ini.

Mengapa Hamka tetap menuliskan sejarah Islam Nusantara padahal sudah ada yang menuliskan? Menuliskan sejarah harus dengan cinta. Dengan cintalah masa lampau akan meninggalkan jejak yang mendalam untuk menghadapi zaman sekarang dan akan datang. Karena rasa hati dan suka duka kita sekarang adalah rasa hati dan suka duka yang telah ditinggalkan nenek moyang untuk kita.

Hamka merasa perlu merekonstruksi sejarah karena para penulis sebelumnya tidak melihat apa yang dilihatnya. Banyak penulis asing (Belanda) yang telah menulis sejarah Islam Nusantara, namun isinya tentang kebanggaan akan kemenangan mereka, kekalahan nenek moyang kita, kepintaran mereka dan kebebalan nenek moyang kita, membeberkan kebenaran mereka. Disini Hamka ingin menulis sejarah Islam Nusantara dari seorang Muslim Indonesia.


Sufi dalam Perjalanan Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Imam Ibnu Khaldun mengatakan dalam kita...

Sufi dalam Perjalanan Sejarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Imam Ibnu Khaldun mengatakan dalam kitab Muqadimahnya bahwa dasar amalan para Sufi adalah mereka tekun beribadah, hanya menuju Allah, menjauhi dunia, serta zuhud terhadap dunia, harta dan kedudukan. Sufi juga memiliki peran besar dalam mempertahankan keagungan iman dan aqidah di zaman kehidupan Islam yang dipenuhi filsafat dari luar.

Lanjutnya lagi, para sufilah yang membuka jalan tersebar Islam keseluruh dunia yang belum tersentuh oleh daulah Islam. Seperti ke pelosok Asia, India, Cina, Afrika dan berbagai pelosok negri lainnya. Di saat atheis dan dekadensi moral merebak, maka para sufilah yang berdiri tegak dihadapan gelombang tersebut.

Para Sufi adalah benteng pelindung kaum muslimin dari serangan tentara dan keangkuhan kaum salib dan kekejian penjajah. Khalifah Al-Mutawakil Al-Abbasi ketika sedang menghadapi serangan musuh, ia memanggil para sufi dari seluruh penjuru untuk menjadi tentara besar yang mendatangkan kemenangan yang melindungi kedaulatan negri Islam dan perbatasannya.

Ketika Malik al-Kamil dari bani Saljuk tidak kuat menghadapi gempuran tentang Salib, Al Arabi menulis surat, "Semangatmu lemah. Bangkitlah untuk berperang atau kami perangi kamu sebagaimana kami memerangi mereka.

Saat kaum Muslimin di Andalusia kesulitan menghadapi  serangan raja Eropa. Imam Al-Ghazali menulis surat ke Yusuf bin Tasyfin Sultan Maroko, "Pilih, apakah kamu mengangkat pedang dan berperang di sabilillah menolong saudaramu di Andalusia, atau turun dari jabatan sebagai pemimpin umat Islam, biar orang lain menjalankan tugasmu."

Gagalnya penjajah Perancis atas Mesir di era Raja Louis IX. Menangnya kaum muslimin atas tentara Salib di perang Hittin. Menangnya atas tentara Monggol di Ain Jalut, semuanya berkat dukungan para Sufi. Imam Al-Ghazali mengarang kitab khusus yang ditujukan kepada Malik Al-Kamil, sultan Saljuk, untuk membimbingnya dalam mengelola pemerintah.

Menurut Imam Ibnu Khaldun, peran sufi itu menjaga warisan nubuwwah, membuka hati, menerangi mata, mengajak pada kebenaran dalam beribadah hanya kepada Allah dan siap memasuki medan jihad fi sabilillah.

Para Sufi selalu memancarkan kecemerlangan dan kemuliaannya dalam semua bidang kehidupan. 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (303) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)