basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Buya Hamka, Rekonstruksi Sejarah Islam di Nusantara  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apa makna sejarah...

Buya Hamka, Rekonstruksi Sejarah Islam di Nusantara 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apa makna sejarah? Mungkin banyak yang tak tahu dan tak peduli. Bila ingin tahu belajar pada Sultan Agung dari Mataram. Bagaimana dia mengokohkan legitimasi dan supermasi dengan merekonstruksi sejarah dirinya.

Sastra Gending sebuah filsafah hidup yang ditulisnya. Salah satu isinya tentang silsilah keturunannya dari Nabi Adam, Nabi Syits. Bukan itu saja dibangun silsilahnya dari Sang Hyang Nur Cahaya, Nur Rasa, Nur Wening termasuk keturunan Batara Guru, Sang Hyang Tunggal dan Arjuna. Tidak sampai disitu ada hubungannya juga dengan Hayam Wuruk dan Brawijaya.

Dengan jalan rekonstruksi sejarah ini maka keagungan pribadi Sultan Agung menjadi sangat sempurna untuk menundukkan jiwa, perasaan dan pemikiran rakyatnya yang banyak menganut Islam dan Hindu.

Fitrah manusia sangat antusias pada kebaikan. Dan berterimakasih dan menghargai setiap jasa kebaikan. Bahkan siap berkorban demi yang memberikan kebaikan. Sisi fitrah inilah yang dimainkan oleh sejarah. Ideologi apa yang akan diperjuangkan? Kebaikan apa yang ingin ditumbuhkan sekarang dan esok?

Fitrah manusia ingin mencontoh. Menemukan tauladan, semangat hidup, membangun cita-cita dari para pendahulunya. Bersikap dan berkarya dari orang terdahulu yang sudah sukses menciptakan karya. Disinilah peran sejarah dimainkan. Proses identifikasi diri dan masyarakat terhadap keberhasilan masa lalu. Membangun harga diri pun bisa dimulai dengan menelusuri jejak nenek moyangnya. Inilah peran sejarah.

Ada 3 buku Sejarah karangan Buya Hamka yang saya ketahui yaitu Tuanku Rao, Sejarah Umat Islam dan Dari Perbendaharaan Lama. Mengapa Buya Hamka tertarik menulis sejarah padahal dia seorang ulama yang budayawan? Salah satu tujuannya adalah merekonstruksi sejarah dan mengambil api sejarah.

Salam bukunya Tuanku Rao, beliau menangkis tulisan tentang sedikitnya peran ulama dalam perang Paderi. Hamka membeberkan perjuangan dan bagaimana ulama membangun khusus di tanah Minangkabau.

Salam bukunya Sejarah Umat Islam, Hamka mengangkat peran Islam dalam membangun peradaban di daerah Timur seperti Iran, India, Afghanistan dan Asia Tengah. Padahal menurut Hamka, perkembangan umat Islam di Indonesia sangat dipengaruhi dari daerah ini. Kajian perkembangan Islam di Timur merupakan buku pertama yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Pertanyaan Hamka, mengapa pemerintah kurang memperhatikan pertumbuhan Islam di Timur melalui kurikulum di sekolah?

Menurut Hamka, rujukan buku sejarah dan buku Sejarah yang beredar saat itu, kebanyakan bukan yang beragam Islam. Efeknya, pembaca tidak merasakan penghayatan jiwa. Agama penulis mempengaruhi gaya penulisannya.

Dalam bukunya Dari Perbendaharaan Lama, Hamka ingin merekonstruksi sejarah Islam di Indonesia. Hamkalah yang beragumentasi bahwa Islam telah hadir di abad 7 Masehi. Atau abad pertama kehadiran Islam melalui catatan sejarah Tiongkok tentang kerajaan Kalingga dan adanya kampung Arab di pesisir Barat Sumatera. Ahli Sejarah Islam dari Princeton University di Amerika pun meneguhkan hal ini.

Mengapa Hamka tetap menuliskan sejarah Islam Nusantara padahal sudah ada yang menuliskan? Menuliskan sejarah harus dengan cinta. Dengan cintalah masa lampau akan meninggalkan jejak yang mendalam untuk menghadapi zaman sekarang dan akan datang. Karena rasa hati dan suka duka kita sekarang adalah rasa hati dan suka duka yang telah ditinggalkan nenek moyang untuk kita.

Hamka merasa perlu merekonstruksi sejarah karena para penulis sebelumnya tidak melihat apa yang dilihatnya. Banyak penulis asing (Belanda) yang telah menulis sejarah Islam Nusantara, namun isinya tentang kebanggaan akan kemenangan mereka, kekalahan nenek moyang kita, kepintaran mereka dan kebebalan nenek moyang kita, membeberkan kebenaran mereka. Disini Hamka ingin menulis sejarah Islam Nusantara dari seorang Muslim Indonesia.


Sufi dalam Perjalanan Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Imam Ibnu Khaldun mengatakan dalam kita...

Sufi dalam Perjalanan Sejarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Imam Ibnu Khaldun mengatakan dalam kitab Muqadimahnya bahwa dasar amalan para Sufi adalah mereka tekun beribadah, hanya menuju Allah, menjauhi dunia, serta zuhud terhadap dunia, harta dan kedudukan. Sufi juga memiliki peran besar dalam mempertahankan keagungan iman dan aqidah di zaman kehidupan Islam yang dipenuhi filsafat dari luar.

Lanjutnya lagi, para sufilah yang membuka jalan tersebar Islam keseluruh dunia yang belum tersentuh oleh daulah Islam. Seperti ke pelosok Asia, India, Cina, Afrika dan berbagai pelosok negri lainnya. Di saat atheis dan dekadensi moral merebak, maka para sufilah yang berdiri tegak dihadapan gelombang tersebut.

Para Sufi adalah benteng pelindung kaum muslimin dari serangan tentara dan keangkuhan kaum salib dan kekejian penjajah. Khalifah Al-Mutawakil Al-Abbasi ketika sedang menghadapi serangan musuh, ia memanggil para sufi dari seluruh penjuru untuk menjadi tentara besar yang mendatangkan kemenangan yang melindungi kedaulatan negri Islam dan perbatasannya.

Ketika Malik al-Kamil dari bani Saljuk tidak kuat menghadapi gempuran tentang Salib, Al Arabi menulis surat, "Semangatmu lemah. Bangkitlah untuk berperang atau kami perangi kamu sebagaimana kami memerangi mereka.

Saat kaum Muslimin di Andalusia kesulitan menghadapi  serangan raja Eropa. Imam Al-Ghazali menulis surat ke Yusuf bin Tasyfin Sultan Maroko, "Pilih, apakah kamu mengangkat pedang dan berperang di sabilillah menolong saudaramu di Andalusia, atau turun dari jabatan sebagai pemimpin umat Islam, biar orang lain menjalankan tugasmu."

Gagalnya penjajah Perancis atas Mesir di era Raja Louis IX. Menangnya kaum muslimin atas tentara Salib di perang Hittin. Menangnya atas tentara Monggol di Ain Jalut, semuanya berkat dukungan para Sufi. Imam Al-Ghazali mengarang kitab khusus yang ditujukan kepada Malik Al-Kamil, sultan Saljuk, untuk membimbingnya dalam mengelola pemerintah.

Menurut Imam Ibnu Khaldun, peran sufi itu menjaga warisan nubuwwah, membuka hati, menerangi mata, mengajak pada kebenaran dalam beribadah hanya kepada Allah dan siap memasuki medan jihad fi sabilillah.

Para Sufi selalu memancarkan kecemerlangan dan kemuliaannya dalam semua bidang kehidupan. 

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Ketika Mesir  Dikepung Raja Louis IX (3-habis) Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Denge...

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Ketika Mesir  Dikepung Raja Louis IX (3-habis)

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Sejarawan Dr Muhammad Ash Shalabi mencatat peran besar Syeikh Hasan Asy-Syadzali pada Era dinasti Ayyubiyah dalam perang Salib. Dia mengobarkan semangat Sultan Najmuddin Ayyub dan pasukannya setelah sebelumnya merasakan ketakutan ketika tentara Salib mampu merangsek hingga ke kota Dimyath.

Syeikh Hasan Asy-Syadzali mengerahkan seluruh murid,  pengikutnya dan masyarakat luas sehingga memberikan energi positif bagi pasukan muslimin.

Yang menonjol dari Syekh Hasan Asy-Syadzali dalam perang ini bukan saja kemampuan mobilisasi massa tetapi ketekunannya dalam membaca kalimat-kalimat tasbih, munajat yang dilakukan dan sanjungannya kepada Allah swt. Ini gambaran puncak ajaran tauhid. Dalam peperangan yang berkecamuk, ia terlihat khusyuk beribadah dihadapan Allah.

Dengan doa, tasbih, pujian yang dipanjatkannya sehingga Allah berkenan membukakan rahmat kepada hamba-Nya, pertolongan-Nya akan datang, dan keutuhan Islam terjaga dari musuhnya. Keberadaan Syeikh Hasan Asy-Syadzali dan ulama-ulama lainnya merupakan salah satu sebab Allah memberikan pertolongan-Nya.

Seorang sejarawan berkata, "Sesungguhnya Syeikh Hasan Asy-Syadzali membaca wirid-wirid dalam pertempuran di kota Mansyuriah tersebut. Dia berpesan kepada murid-muridnya untuk membaca wirid-wirid pada malam hari ketika peperangan sedang diistirahatkan. Wirid ini berupa Hizib Nashr dan Hizib untuk membutakan mata musuh.

Dengan berbagai upaya perjuangan dan doa, akhirnya tentara Salib mengalami kekalahan telak. Raja Louis IX pun tertangkap. Bukankah ini kemenangan luar biasa. Pasca peperangan Syekh Hasan Asy-Syadzali kembali ke Iskandariah. Kembali mengajar dan mendidik murid-muridnya. Saat ini Syeikh Hasan Asy-Syadzali dikenal sebagai pendiri Tarekat Syadziliah.

Kemerdekaan Indonesia  pun berhutang budi pula pada Syekh Hasan Asy-Syadzali. Karena menurut penulis sejarah, KH Hasyim Ashari pun mengajarkan wirid Hizib dari Syeikh Hasan Asy-Syadzali kepada para Kiyai, ustadz, santri dan masyarakat, bagi yang akan perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Menurut murid KH Nur Ali, seorang  Pahlawan Nasional dari Bekasi, saat rezim Soeharto sangat represif, sang kiyai mengajarkan Wirid Hizib kepada murid-muridnya.

Syeikh Hasan Asy-Syadzali mengajarkan bahwa dalam segala hal, suasana jiwa harus dekat kepada Allah. Segala kemenangan berasal dari pertolongan Allah. 

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX (2) Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)...

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX (2)

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Syeikh Hasan Asy-Syadzali melanjutkan, "Di pintu tenda, aku bertemu dengan sekelompok ulama dan orang sholeh jumlahnya 70 orang. Diantara yang ku kenal adalah Syeikh Izzuddin Abdussalam juga beberapa orang yang lainnya.

Dan ketika aku hendak maju menemui Rasulullah saw, aku memastikan diriku rendah dan berbudi bersama syeikh Izzuddin Abdussalam.  Aku berkata, "Tidak layak bagi kita untuk maju sebelum yang paling alimnya umat pada zaman ini maju." Setelah beliau maju dan seluruh hadirin juga maju, Rasulullah saw memberi petunjuk kepada mereka ke arah kanan dan kiri untuk duduk dan maju.

Aku pun menangis karena gembira sekaligus khawatir. Aku gembira karena kedekatanku pada Rasulullah saw melalui jalur pertalian nasab. Aku juga gelisah karena urusan kaum muslimin dan peperangan. Hal itulah yang menjadi permohonanku pada baginda Rasulullah saw. Beliau pun mengulurkan tangannya dan memegang tanganku lantas berucap,

"Jangan khawatir atas segala kekhawatiran sebab peperangan, kamu harus menasihati pemimpin umat yaitu Sultan. Jika mereka semua dipimpin oleh orang zalim, apa apa yang akan terjadi? Rasulullah saw pun menggenggam jari-jari tangannya seakan-akan beliau memperlambat masa. Jika yang memimpin mereka orang bertakwa, maka Allahlah perawat orang yang bertakwa." Rasulullah saw pun merenggangkan kedua genggaman tangannya.

Sedangkan kaum Muslimin, cukuplah bagimu Allah dan Rasul-Nya sebagai penolong.  Beserta seluruh kaum mukminin Rasulullah saw pun bersabda dengan mengutip ayat Al-Qur'an, "Barangsiapa yang membela Allah, Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman maka panji Allah-lah yang akan menang (Al-Ma'idah : 5)

Ada pun bagi Sultan, "tangan" Allah akan selalu terbuka baginya dalam bentuk rahmat selama dia mengayomi masyarakat dan menasihati kaum mukminin untuk beribadah kepada Allah. Maka nasehatilah dia. Tulislah surat untuknya. Katakanlah dengan jelas bahwa orang zalim itu musuh Allah,

"Maka bersabarlah engkau Muhammad, sungguh janji Allah itu benar dan jangan sekali-kali sampai orang yang tidak meyakini kebenaran ayat-ayat Allah itu menggelisahkan engkau." Ar Rum: 60)

Maka aku pun berkata, "Allah pasti akan menolong kami. Demi Tuhannya Kabah." Syeikh Hasan Asy-Syadzali pun terbangun. Lalu apa yang terjadi di hari itu?

(Bersambung)


Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX ( 1) Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati...

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX
( 1)

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tentara Salib mengepung Mesir. Sultan, ulama dan rakyat berpadu menghadapi tentara Salib yang dipimpin oleh raja Louis IX. Saat itu di era akhir Ayyubiyah. Dalam kondisi lemah, tentara Salib berhasil merangsek hingga hingga Dimyath. Kota Mansuriyah adalah benteng pertahanan terakhir. Semua berpadu mempertahankan benteng terakhir.

Dalam suasana peperangan, para ulama dan tentara masih juga belajar. Mereka membaca kitab Ar -Risalah al-Qusyairiyah. Yang mampu membahas kitab tersebut adalah orang yang paling alim dan paling dekat dengan Allah. Siapakah? Dialah Syekh Hasan Asy-Syadzali.

Yang mendengarkan para ulama bertakwa seperti Syeikh Izzuddin Abdussalam yang bergelar sultannya ulama. Juga, ulama-ulama besar yang hidup di zamannya. Dalam kekalutan peperangan mereka masih mengkaji kitab-kitab yang luar biasa.

Setelah selesai mengkaji kitab tersebut, Syeikh Hasan Asy-Syadzali yang sudah sangat tua dan sudah buta. Merebahkan diri di tendanya. Matanya tak bisa tidur karena kepungan tentang Salib yang luar biasa. Para ahli sejarah mengatakan  bahwa peristiwa ini sama dengan kondisi ketika Rasulullah saw dikepung di Madinah dalam perang Khandaq.

Dalam serbuan tentara Salib ini kondisi umat Islam menghadapi kondisi yang penuh kegetiran yang luar biasa. Namun pasukan Islam tetap tenang, penuh keteguhan iman, karakter gagah berani tetap terjaga, ketekunan dan keteguhan tetap terpelihara.  Karena disisi mereka terdapat ulama besar khususnya Syeik Hasan Asy-Syadzali.

Saat merebahkan diri di kemah. Tiba-tiba saja matanya terlelap. Lalu dia bermimpi melihat persiapan kaum muslimin di Mansyuriah yang siap siaga menghadapi pasukan Salib.

Dalam mimpinya Syeikh Hasan Asy-Syadzali melihat tenda yang sangat besar. Tingginya mencapai langit. Sinarnya tegak memancar. penduduk bumi dan langit berdesakan untuk mencapainya. Aku bertanya, "Tenda siapa ini?" Dijawab oleh mereka, "Tenda Rasulullah saw." Aku pun bergegas menuju ke tenda tersebut dengan bahagia.

Bagaimana kelanjutannya?

(Bersambung)


Kisah Para Nabi, Persoalan dan Solusi Komprehensif Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kalimat ...

Kisah Para Nabi, Persoalan dan Solusi Komprehensif Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kalimat terakhir. Tak ada lagi kalimat yang baru. Tak ada lagi persoalan yang baru. Tak ada  lagi solusi yang baru. Semua terhimpun dalam Kitab Penutup Al-Qur'an. Semua terhimpun dalam lisan nabi terakhir Rasulullah saw. Mengapa manusia terus menuai kesulitan dan tak mendapatkan jalan keluar? Mengapa manusia tak bisa mengidentifikasikan akar persoalan? Mengapa manusia tak menemukan solusi final? Karena manusia tertipu dengan jalannya sendiri. Tertipu dengan rasa kepintaran dan kehebatan dirinya.

Para Nabi dan Rasul manusia pilihan. Rasulullah saw manusia paling berpengaruh di dunia. Bagaimana beliau melihat persoalan? Bagaimana beliau menyelesaikan seluruh tantangan? Bagaimana menemukan solusi final dalam hidupnya? Menunggu firman Allah. Menunggu kedatangan malaikat Jibril. Sekarang semuanya sudah menjadi kitab. Semuanya sudah terhimpun dalam satu kesatuan yang utuh. Mengapa tidak mendapatkan solusi final yang cerdik? Mengapa tak tahu akar persoalan?

Persoalan seluruh manusia sudah terhimpun. Contoh-contoh kasus persoalan hidup manusia sudah dipaparkan dengan jelas dan sempurna sejak Nabi Adam hingga Hari Kiamat. Tidak hanya kasus, contoh solusi sudah terhimpun dengan paparan yang sangat jelas sejak nabi Adam hingga Hari Kiamat. Manusia hanya tinggal mengikutinya dan mentafakurinya saja. Persoalan yang sama akan terus berulang. Solusi yang sama akan terus berulang pula. Sangat mudah kehidupan ini.

Hidup ini sangat mudah. Karena, seluruh persoalan manusia sudah dijelaskan. Tak ada lagi yang samar dan remang. Hidup ini sangat mudah. Karena, seluruh solusi sudah dipaparkan. Hidup ini sangat jelas. Masa depan dengan persoalan dan solusinya sudah sangat jelas terpampang. Bila persoalan hidup sudah dibocorkan oleh Allah sebelum menjalaninya. Bila solusi hidup sudah dibocorkan oleh Allah sebelum menghadapinya. Bukankah jadi begitu mudah kehidupan ini? Tak perlu meminta bocoran pada iblis dan syetan, karena Allah sudah memanggil manusia dan menjelaskan langsung pada manusia.

Allah sudah mengutus para Nabi dan Rasul sebagai pendidik, pembimbing, trainer, coach, konsultan kehidupan untuk menempa jati diri manusia. Menjelaskan seluruh kehidupan dengan persoalan dan solusinya. Penyakit dan obatnya. Merubah sisi gelap pribadi dan kehidupan ke jalan yang terang benderang. Manusia lebih jelas kehidupannya dibandingkan hewan dan tumbuhan. Manusia lebih siap menghadapi kehidupan dibandingkan hewan dan binatang. Karena sejak di kandungan manusia sudah disiapkan, dididik dan dibimbing oleh Allah, para Nabi, Sahabat, Ulama, guru dan orang tuanya. Namun mengapa tetap tak memahami persoalan dan solusi hidup? Siapakah yang membimbing dan mendidik hewan dan tumbuhan?

Seluruh persoalan dan solusi sudah dibocorkan. Seluruh persoalan dan solusi hidup selalu sama sepanjang zaman sejak Al-Qur'an diturunkan dan Rasulullah saw diutus. Manusia sudah dididik dan dibimbing oleh Allah dan para Rasul. Jadi apa lagi yang sulit dalam hidup ini? Adakah kesulitan bila seluruhnya sudah diketahui dan diajarkan? Yang kurang hanya satu, mengamalkan hasil didikan dan bimbingan tersebut.

Mendidik Anak Melalui "Tangan" Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dapatkah melindungi an...

Mendidik Anak Melalui "Tangan" Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Dapatkah melindungi anak setiap waktu, setiap saat dan setiap tempat? Di era super terkoneksi, terbuka, akses yang tak terbatas, bagaimana menjaga putra-putri kita? Dapatkah dengan penghalang fisik? Seperti tak keluar rumah dan membatasi pergaulannya? Anak memiliki dunia sendiri, kecendrungan sesuai zamannya, butuh pengalaman tersendiri untuk membangun masa depannya. Bagaimana menyikapi ini semua?

Nabi Musa belajar bersama Nabi Khidir. Dalam perjalanan ilmunya, sampailah di sebuah negri.  Namun tak seorang pun yang mau menjamunya. Akhirnya mereka menemukan sebuah rumah yang hampir roboh. Lalu keduanya membangun rumah tersebut. Rumah itu milik dua anak yatim. Yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shaleh. Mengapa kedua anak yatim ini terjaga dari keburukan? Padahal orang tuanya tidak menjaganya?

Ibnu Abbas menafsirkan ayat, "Kedua orang tuanya adalah orang yang shaleh." Maksudnya, sebagai bentuk penjagaan lantaran kedua orang tuanya baik. Said bin al-Musayyab berkata pada anaknya, "Sungguh aku akan memperbanyak shalatku demi menyelamatkanmu agar aku bisa terus menjagamu. Setelah itu Said bin al-Musayyab membaca firman Allah, "Kedua orang tuanya adalah orang yang shaleh." (18:82)

Kisah kebaikan dua anak yatim karena kesalehan kedua orang tuanya. Penjagaan anak sebab orang tuanya menjaga shalat. Itulah pelajaran dari kisah Nabi Musa dan Nabi Khaidir. Mendidik orang tua, untuk mendidik anak-anaknya. Memperbaiki anak-anak kita dengan mendidik diri kita sendiri. Anak-anak adalah cerminan dari kita sendiri. Cerminan masa lalu kita terhadap orang tua kita. Semua terangkum pada anak-anak kita.

Seni mendidik anak, sebenarnya seni mendidik diri. Said bin al-Musayyab, saat hendak memperbaiki kerusakan anaknya, dia memperbaiki akhlaknya kepada Allah. Menambah ketakutan dan pengharapan pada Allah. Menambah ibadahnya pada Allah. Mendidik anak dengan wasilah atau perantara Allah.  Setelah itu, barulah menasihati anaknya. Setelah itu barulah mendesain kurikulum pendidikan anak-anaknya.

Seorang teman, dahulunya pecandu narkoba. Bagaimana cara orang tuanya memperbaiki anaknya? Orang tuanya memperbanyak shalat. Meningkatkan amal-amal sunahnya. Meneliti sumber rezekinya hanya agar yang halal saja. Alhamdulillah, melalui pertolongan Allah, anaknya sadar dengan sendirinya. Mendidik melalui Tangan Allah bukan sekedar ikhtiar kita sendiri.

Seorang ibu sangat sulit mendidik anaknya. Sang kiyai bertanya, "Apa yang dirasakan ketika anak itu dalam kandungan?" SZang ibu menceritakan keburukan dirinya. Sang kiyai mensarankan perbaiki dan didik diri ibunya dulu. Lalu,  kirimkan al-Fatihah untuk anaknya. Selang berapa lama, sang ibu menceritakan perubahan besar pada anaknya.

Pendidikan modern tak bisa menciptakan ketakwaan. Pendidikan modern tidak akan menghasilkan pribadi yang sempurna karena sistemnya lahir dari akal dan ilmu semata. Menanggalkan Allah dan menjauhkan pengelolaan hati. Bukankah hati itu raja? Bukankah yang membolak-balikan hati itu Allah? Mengapa meninggalkan Allah dalam mendidik anak-anak kiita?

Segera bersujud kepada Allah. Sering-seringlah bersujud. Berlama-lamalah dalam bersujud. Itulah awal mendidik anak-anak kita. Seperti Said bin al-Musayyab yang mendidik anaknya dengan memperbanyak shalat.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (404) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (302) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)