basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX ( 1) Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati...

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX
( 1)

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tentara Salib mengepung Mesir. Sultan, ulama dan rakyat berpadu menghadapi tentara Salib yang dipimpin oleh raja Louis IX. Saat itu di era akhir Ayyubiyah. Dalam kondisi lemah, tentara Salib berhasil merangsek hingga hingga Dimyath. Kota Mansuriyah adalah benteng pertahanan terakhir. Semua berpadu mempertahankan benteng terakhir.

Dalam suasana peperangan, para ulama dan tentara masih juga belajar. Mereka membaca kitab Ar -Risalah al-Qusyairiyah. Yang mampu membahas kitab tersebut adalah orang yang paling alim dan paling dekat dengan Allah. Siapakah? Dialah Syekh Hasan Asy-Syadzali.

Yang mendengarkan para ulama bertakwa seperti Syeikh Izzuddin Abdussalam yang bergelar sultannya ulama. Juga, ulama-ulama besar yang hidup di zamannya. Dalam kekalutan peperangan mereka masih mengkaji kitab-kitab yang luar biasa.

Setelah selesai mengkaji kitab tersebut, Syeikh Hasan Asy-Syadzali yang sudah sangat tua dan sudah buta. Merebahkan diri di tendanya. Matanya tak bisa tidur karena kepungan tentang Salib yang luar biasa. Para ahli sejarah mengatakan  bahwa peristiwa ini sama dengan kondisi ketika Rasulullah saw dikepung di Madinah dalam perang Khandaq.

Dalam serbuan tentara Salib ini kondisi umat Islam menghadapi kondisi yang penuh kegetiran yang luar biasa. Namun pasukan Islam tetap tenang, penuh keteguhan iman, karakter gagah berani tetap terjaga, ketekunan dan keteguhan tetap terpelihara.  Karena disisi mereka terdapat ulama besar khususnya Syeik Hasan Asy-Syadzali.

Saat merebahkan diri di kemah. Tiba-tiba saja matanya terlelap. Lalu dia bermimpi melihat persiapan kaum muslimin di Mansyuriah yang siap siaga menghadapi pasukan Salib.

Dalam mimpinya Syeikh Hasan Asy-Syadzali melihat tenda yang sangat besar. Tingginya mencapai langit. Sinarnya tegak memancar. penduduk bumi dan langit berdesakan untuk mencapainya. Aku bertanya, "Tenda siapa ini?" Dijawab oleh mereka, "Tenda Rasulullah saw." Aku pun bergegas menuju ke tenda tersebut dengan bahagia.

Bagaimana kelanjutannya?

(Bersambung)


Kisah Para Nabi, Persoalan dan Solusi Komprehensif Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kalimat ...

Kisah Para Nabi, Persoalan dan Solusi Komprehensif Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kalimat terakhir. Tak ada lagi kalimat yang baru. Tak ada lagi persoalan yang baru. Tak ada  lagi solusi yang baru. Semua terhimpun dalam Kitab Penutup Al-Qur'an. Semua terhimpun dalam lisan nabi terakhir Rasulullah saw. Mengapa manusia terus menuai kesulitan dan tak mendapatkan jalan keluar? Mengapa manusia tak bisa mengidentifikasikan akar persoalan? Mengapa manusia tak menemukan solusi final? Karena manusia tertipu dengan jalannya sendiri. Tertipu dengan rasa kepintaran dan kehebatan dirinya.

Para Nabi dan Rasul manusia pilihan. Rasulullah saw manusia paling berpengaruh di dunia. Bagaimana beliau melihat persoalan? Bagaimana beliau menyelesaikan seluruh tantangan? Bagaimana menemukan solusi final dalam hidupnya? Menunggu firman Allah. Menunggu kedatangan malaikat Jibril. Sekarang semuanya sudah menjadi kitab. Semuanya sudah terhimpun dalam satu kesatuan yang utuh. Mengapa tidak mendapatkan solusi final yang cerdik? Mengapa tak tahu akar persoalan?

Persoalan seluruh manusia sudah terhimpun. Contoh-contoh kasus persoalan hidup manusia sudah dipaparkan dengan jelas dan sempurna sejak Nabi Adam hingga Hari Kiamat. Tidak hanya kasus, contoh solusi sudah terhimpun dengan paparan yang sangat jelas sejak nabi Adam hingga Hari Kiamat. Manusia hanya tinggal mengikutinya dan mentafakurinya saja. Persoalan yang sama akan terus berulang. Solusi yang sama akan terus berulang pula. Sangat mudah kehidupan ini.

Hidup ini sangat mudah. Karena, seluruh persoalan manusia sudah dijelaskan. Tak ada lagi yang samar dan remang. Hidup ini sangat mudah. Karena, seluruh solusi sudah dipaparkan. Hidup ini sangat jelas. Masa depan dengan persoalan dan solusinya sudah sangat jelas terpampang. Bila persoalan hidup sudah dibocorkan oleh Allah sebelum menjalaninya. Bila solusi hidup sudah dibocorkan oleh Allah sebelum menghadapinya. Bukankah jadi begitu mudah kehidupan ini? Tak perlu meminta bocoran pada iblis dan syetan, karena Allah sudah memanggil manusia dan menjelaskan langsung pada manusia.

Allah sudah mengutus para Nabi dan Rasul sebagai pendidik, pembimbing, trainer, coach, konsultan kehidupan untuk menempa jati diri manusia. Menjelaskan seluruh kehidupan dengan persoalan dan solusinya. Penyakit dan obatnya. Merubah sisi gelap pribadi dan kehidupan ke jalan yang terang benderang. Manusia lebih jelas kehidupannya dibandingkan hewan dan tumbuhan. Manusia lebih siap menghadapi kehidupan dibandingkan hewan dan binatang. Karena sejak di kandungan manusia sudah disiapkan, dididik dan dibimbing oleh Allah, para Nabi, Sahabat, Ulama, guru dan orang tuanya. Namun mengapa tetap tak memahami persoalan dan solusi hidup? Siapakah yang membimbing dan mendidik hewan dan tumbuhan?

Seluruh persoalan dan solusi sudah dibocorkan. Seluruh persoalan dan solusi hidup selalu sama sepanjang zaman sejak Al-Qur'an diturunkan dan Rasulullah saw diutus. Manusia sudah dididik dan dibimbing oleh Allah dan para Rasul. Jadi apa lagi yang sulit dalam hidup ini? Adakah kesulitan bila seluruhnya sudah diketahui dan diajarkan? Yang kurang hanya satu, mengamalkan hasil didikan dan bimbingan tersebut.

Mendidik Anak Melalui "Tangan" Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dapatkah melindungi an...

Mendidik Anak Melalui "Tangan" Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Dapatkah melindungi anak setiap waktu, setiap saat dan setiap tempat? Di era super terkoneksi, terbuka, akses yang tak terbatas, bagaimana menjaga putra-putri kita? Dapatkah dengan penghalang fisik? Seperti tak keluar rumah dan membatasi pergaulannya? Anak memiliki dunia sendiri, kecendrungan sesuai zamannya, butuh pengalaman tersendiri untuk membangun masa depannya. Bagaimana menyikapi ini semua?

Nabi Musa belajar bersama Nabi Khidir. Dalam perjalanan ilmunya, sampailah di sebuah negri.  Namun tak seorang pun yang mau menjamunya. Akhirnya mereka menemukan sebuah rumah yang hampir roboh. Lalu keduanya membangun rumah tersebut. Rumah itu milik dua anak yatim. Yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shaleh. Mengapa kedua anak yatim ini terjaga dari keburukan? Padahal orang tuanya tidak menjaganya?

Ibnu Abbas menafsirkan ayat, "Kedua orang tuanya adalah orang yang shaleh." Maksudnya, sebagai bentuk penjagaan lantaran kedua orang tuanya baik. Said bin al-Musayyab berkata pada anaknya, "Sungguh aku akan memperbanyak shalatku demi menyelamatkanmu agar aku bisa terus menjagamu. Setelah itu Said bin al-Musayyab membaca firman Allah, "Kedua orang tuanya adalah orang yang shaleh." (18:82)

Kisah kebaikan dua anak yatim karena kesalehan kedua orang tuanya. Penjagaan anak sebab orang tuanya menjaga shalat. Itulah pelajaran dari kisah Nabi Musa dan Nabi Khaidir. Mendidik orang tua, untuk mendidik anak-anaknya. Memperbaiki anak-anak kita dengan mendidik diri kita sendiri. Anak-anak adalah cerminan dari kita sendiri. Cerminan masa lalu kita terhadap orang tua kita. Semua terangkum pada anak-anak kita.

Seni mendidik anak, sebenarnya seni mendidik diri. Said bin al-Musayyab, saat hendak memperbaiki kerusakan anaknya, dia memperbaiki akhlaknya kepada Allah. Menambah ketakutan dan pengharapan pada Allah. Menambah ibadahnya pada Allah. Mendidik anak dengan wasilah atau perantara Allah.  Setelah itu, barulah menasihati anaknya. Setelah itu barulah mendesain kurikulum pendidikan anak-anaknya.

Seorang teman, dahulunya pecandu narkoba. Bagaimana cara orang tuanya memperbaiki anaknya? Orang tuanya memperbanyak shalat. Meningkatkan amal-amal sunahnya. Meneliti sumber rezekinya hanya agar yang halal saja. Alhamdulillah, melalui pertolongan Allah, anaknya sadar dengan sendirinya. Mendidik melalui Tangan Allah bukan sekedar ikhtiar kita sendiri.

Seorang ibu sangat sulit mendidik anaknya. Sang kiyai bertanya, "Apa yang dirasakan ketika anak itu dalam kandungan?" SZang ibu menceritakan keburukan dirinya. Sang kiyai mensarankan perbaiki dan didik diri ibunya dulu. Lalu,  kirimkan al-Fatihah untuk anaknya. Selang berapa lama, sang ibu menceritakan perubahan besar pada anaknya.

Pendidikan modern tak bisa menciptakan ketakwaan. Pendidikan modern tidak akan menghasilkan pribadi yang sempurna karena sistemnya lahir dari akal dan ilmu semata. Menanggalkan Allah dan menjauhkan pengelolaan hati. Bukankah hati itu raja? Bukankah yang membolak-balikan hati itu Allah? Mengapa meninggalkan Allah dalam mendidik anak-anak kiita?

Segera bersujud kepada Allah. Sering-seringlah bersujud. Berlama-lamalah dalam bersujud. Itulah awal mendidik anak-anak kita. Seperti Said bin al-Musayyab yang mendidik anaknya dengan memperbanyak shalat.

Pergolakan Bathin, Kebangkitan Baru Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Pergolakan bathin. Kegelisahan jiw...

Pergolakan Bathin, Kebangkitan Baru

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Pergolakan bathin. Kegelisahan jiwa. Itu titik awal perubahan besar. Baik diri maupun sebuah negara. Rasakan pergolakan itu. Rasakan arah baru dari pergolakan itu. Rasakan nilai baru yang ingin dituju dari kegelisahan tersebut.

Menuntaskan pergolakan bathin dan kegelisahan adalah dengan mengambil sikap dan keputusan. Bukan membiarkannya. Bukan dengan mendiamkannya. Namun setiap perubahan terdapat konsekwensinya yang besar pula. Wahai Dzat Yang Maha Pembolak Balik Hati teguhkan hati dalam ketaatan pada Mu.

Nabi Ibrahim as. bertanya pada dirinya siapa Tuhan itu ? Pandangannya mengarah pada angkasa, memandang semesta, bertanya tentang bintang, bulan dan matahari. Apakah mereka Tuhan? Setiap kegelisahan butuh jawaban untuk meredakannya.

Nabi Musa merasakan kegelisahannya. Saat kaumnya Bani Israel direndahkan Firaun. Ayah angkatnya mengaku Tuhan Semesta Alam. Jiwa kerasnya bergolak memukul seseorang yang merampas hak kaum Bani Israel. Perjalanan panjang menuju negri Madyan, sebuah cara untuk menuntaskan kegelisahannya. Lalu kembali untuk menuntaskan kegelisahannya.

Muhammad menyendiri di gua Hira. Memandang Mekkah yang penuh dengan kejahiliyahan dan kemusyrikan. Kegelisahan mendalam melihat karakter dan budaya kaumnya. Akhirnya turunlah wahyu untuk mengambil peran untuk perubahan peradaban di setiap zaman.

Imam Al Ghazali, selama 6 bulan diliputi kegelisahan mendalam. Kegelisahan tentang dirinya. Yang suka membanggakan diri dan sombong, pendusta, dan riya. Target ilmunya hanya jabatan, ilmu sebatas teori saja. Tak ada pengamalan dan keikhlasan. Ia berbicara pada dirinya. Ia bertanya dan berdiskusi dengan jiwanya sendiri.

Al Ghazali butuh waktu 6 bulan untuk menghilangkan keraguan. Ia membuat perubahan drastis secara fisik dan psikologis. Ia memiliki semangat dan tekad tinggi untuk memperkecil masalah besar. Ia memutuskan menempuh jalan Tasawuf dengan melatih dirinya. Hingga lahirlah karya besar Ihya Ulumudin.

Kegelisahan sebuah sinyal. Keresahan sebuah isyarat. Kegamangan sebuah rambu. Ada yang harus diperbaiki. Ada arah baru. Ada nilai baru. Ada langkah baru. Ada mindset baru yang menembus jiwa dan ditunggu perubahannya.

Kegelisahan, itu cara Allah memberikan secercah petunjuk untuk merubah dan memperbaiki jiwa kita. Apakah akan membuat langkah untuk mengobati keresahan tersebut ?

Menaikan Level Introspeksi Diri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hasan Al Bashri melakukan intropeksi ...


Menaikan Level Introspeksi Diri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hasan Al Bashri melakukan intropeksi bukan saja terhadap amal, tetapi juga terhadap apa yang dipikirkan. Saat beliau melewati sebuah rumah, rasa penasarannya terbangun. Muncullah pertanyaan, siapa pemiliknya? Bisnisnya? Dananya? Untuk membangun rumah. Rasa keingintahuan ini dianggap sebuah kesia-siaan. Karena rasa penasarannya tidak membangun amal dan kemaslahatan akhirat.

Umar bin Khatab juga melakukan intropeksi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Apakah menghasilkan amal? Bila hanya keingintahuan tanpa menghasilkan amal, maka pertanyaan tersebut sementara ditunda terlebih dahulu. Hasan Al Banna pun memiliki prinsip bahwa segala sesuatu yang tidak terbangun amal diatasnya sebaiknya ditinggalkan.

KH Abdullah bin Nuh, Ulama kharismatik asal Bogor, mengatakan pada muridnya yang saat ini telah menjadi ulama besar, "Bagi seorang wali Allah, tidak mengingat Allah sesaat saja berarti sudah kafir." Kewaspadaan sang Kiyai sangat luar biasa. Hati dan pikiran yang tidak menghadirkan Allah dianggap telah mengingkari keberadaan Allah.

Mengontrol besitan hati dan pikiran lebih mudah sebelum menjadi perbuatan dan amal. Semua besitan hati dan pikiran belum dianggap dosa walaupun salah. Namun besitan yang baik sudah dicatat sebagai kebaikan. Itulah cara meraih keridhaaan Allah dengan mengelola apa yang hadir dalam hati dan pikiran.

Allah mengetahui semua yang terbesit di hati dan pikiran. Allah mengetahui apa yang ada dan disembunyikan di dalam dada manusia. Tingkatan intropeksi harus dinaikkan levelnya terus menerus. Bila sebelumnya, beramal dulu baru intropeksi. Terjadi dulu baru intropeksi. Maka saatnya intropeksi saat masih berupa besitan di hati dan pikiran.

Membuang pikiran kesia-siaan. Membuang pikiran yang melalaikan. Membuang pikiran kesenangan. Membuang pikiran yang menyesatkan. Itulah manajemen hati dan pikiran. Timbangannya, apakah Allah ridha? Apakah ada amal yang dibangun? Apakah ada kemaslahatan bagi manusia?

Hati butuh intropeksi, karena selalu berbolak balik. Hati selalu diawasi, karena inilah pertarungan gabungan syetan - hawa nafsu dengan malaikat - iman. Hati harus diteguhkan dengan janji dan sumpah, agar tidak mudah berbelok dan terpleset. Menurut Imam Ghazali, hati harus diikat dengan janji dan sumpah setiap pagi agar teguh, mantap dan tentram.

Beribadah Dengan Berbelanja Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berbelanjalah, bukan untuk memenuhi nafsu...

Beribadah Dengan Berbelanja

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berbelanjalah, bukan untuk memenuhi nafsu konsumtif. Bukan untuk melengkapi perabotan rumah. Bukan untuk menghias diri dengan apa yang dibeli. Berbelanjalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan berbelanja roda perekonomian berputar. Dengan berbelanja banyak urusan manusia dapat tertunaikan.

Seorang murid terkemuka Ibnu Abbas, Jabir bin Zaid, menjadi berbelanja kepada sesama muslim sebagian sarana beribadah kepada Allah. Jabir bin Zaid satu level dengan Hasan Al Bashri dan Ibnu Sirin. Dia paling mengerti tafsir Al-Qur'an dibandingkan yang lainnya. Dari bentuk pengamalan terhada Al-Qur'an, dia memiliki adab dalam berbelanja kepada sesama muslim.

Jadikan uang yang dikeluarkan menjadi sarana untuk berbuat kebaikan dan menambah pahala sunnah walau bukan dalam bentuk infaq, sedekah apalagi zakat. Uang yang dikeluarkan untuk berbelanja sehari-hari pun harus menjadi timbangan kebaikan yang berat di akhirat. Uang yang dikeluarkan kepada warung tetangga atau pedagang keliling pun harus dijadikan sarana beribadah.

Akhlak Jabir bin Zaid dalam berbelanja, tidak pernah menawar. Saat menyewa kendaraan untuk pergi ke Mekkah selama tiga hari, tidak pernah minta diturunkan harganya. Begitupun ketika membeli hamba sahaya untuk dimerdekakan dan ketika membeli hewan ternak untuk ibadah kurban. Mengapa begitu? Jabir bin Zaid tidak pernah menawar harga apa pun yang ia bayar untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Suatu hari Nabi Sulaiman ingin membayar tanah untuk perluasan Masjidil Aqsa. Sangat terasa harga tersebut terlalu mahal. Lalu Allah berfirman, "Uang yang akan dibayarkan berasal dari harta milikmu atau berasal dari karunia-Ku?" Tersadarlah sang Nabi. Tanah itu akhirnya segera dibayarkan.

Yunus bin Ubaid, seorang ulama salaf yang berprofesi sebagai pedagang sutra,  tidak senang bila dia membeli barang dagangan yang lebih murah dari pasaran. Mendapatkan harga yang lebih murah dari harga pasar bukanlah prestasi, tetapi berpotensi sebuah kezaliman. Saat seorang wanita hendak menjual sutera dengan harga 500 dirham, beliau meminta keridhaaannya agar dibeli dengan harga 1.000 dirham. Begitupun dengan imam Abu Hanifah.

Harta ini milik Allah, gunakan untuk membahagiakan manusia melalui transaksi perdagangan. Saat harta dikeluarkan, tak ada yang berkurang karena semua bukan milik kita.  Kelebihan yang diambil dalam berbisnis hanya untuk bagaimana kebaikan bisnis yang dijalankan terus bisa berjalan dan berputar untuk melayani dan menciptakan kebaikan bagi manusia.

Mengapa Tanda Akhir Zaman Penuh Keburukan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dr Musthafa Murad menulis ...

Mengapa Tanda Akhir Zaman Penuh Keburukan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dr Musthafa Murad menulis sebuah kitab yang berjudul Alfu Mu'jizati Rasulullah saw. Salah satu tema terbesar yang diangkat adalah nubuwah (berita masa depan) yang akan terjadi dan pasti terjadi. Bukankah penguasa masa depan adalah mereka yang paham masa depan di hari ini? Isi nubuwah Rasulullah saw sebagian besar tentang tanda akhir zaman. Namun mengapa beritanya lebih banyak keburukan?

Manusia lebih mudah jatuh dalam keburukan, walaupun yang menyampaikannya seorang Nabi dan Rasul. Manusia lebih menyukai keburukan, itulah mengapa tanda akhir zaman lebih didominasi oleh berita kerusakan dan kehancuran. Mengapa manusia lebih menikmati kerusakan, padahal setiap waktu mencaci maki efek keburukan dan kerusakan?

Manusia yang masih memiliki nyali akan bangkit saat mendengar akan terjadi keburukan. Yang memiliki energi akan tergerak untuk mengantisipasi. Yang berakal bersegera membuat perencanaan dan strategi aksi. Namun bagi yang lemah kemauannya hanya pasrah saja, bukan dianggap sebuah tantangan. Seperti Nabi Yusuf,  akan terjadi paceklik bersegera membuat rencana aksi agar tidak kesusahan dan hancur di saat paceklik.

Saat para Sahabat Rasulullah saw mendengar kabar bahwa seluruh kabilah Arab mengepungnya.  Mereka menjawab, "Inilah  janji yang telah Allah sebutkan." Pada saat mendengar bahwa seluruh orang terbaik Mekkah bergerak hendak menghancurkan Rasulullah saw di Badar. Maka seluruh Sahabat berjanji setia tetap bersama Rasulullah saw. Berita buruk itu untuk menguji "kesablengan" mental menghadapi hal yang paling terburuk.

Tanda akhir zaman untuk menjaga stamina jihad dan amar makruf nahi munkar dalam tubuh umat Islam. Tanda akhir zaman agar di setiap zaman umat Islam mengikuti derap langkah Rasulullah saw dan para Sahabat. Tanda zaman akhir zaman agar umat tidak bertopang dagu. Tak ada zaman untuk berleha dan bersantai. Tak ada zaman untuk duduk termangu tak berkarya.

Tanda akhir zaman sebuah tanda kehancuran dan keburukan. Bukankah ajaran Islam sebagai  jalan keselamatannya? Bukan umat Islam sebagai pemangku amanah tegaknya keselamatan dunia dan akhirat? Bukan kaum Muslimin sebagai penyelamatnya? Jika mental umat Islam lemah maka jadilah santapan hawa nafsu dan musuhnya, maka tanda akhir zaman akan menjadi nyata. Bukankah hari Kiamat tidak akan terjadi selagi asma Allah menggema di setiap hati umat Islam?

Tanda akhir zaman. Bisnis akan dikuasai oleh orang jahat. Ayo berjihad di Bisnis. Tanda akhir zaman. Kekuasaan digenggam oleh penguasa zalim dan diktator. Ayo berjihad di dunia politik.Tanda akhir zaman. Seni dan budaya dipenuhi oleh hawa nafsu. Ayo berjihad di dunia seni budaya.

Tanda akhir zaman, sebuah energi besar agar umat bergumul dengan jihad. Bukan menerima pasrah. Tanda akhir zaman, sebuah tantangan peradaban bahwa umat memiliki konsep  pemikiran dan operasional untuk menuntaskannya. Tanda akhir zaman, Menandakan bahwa Allah memberikan tanggungjawab pada umat terbaik untuk menuntaskannya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (233) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (356) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (2) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (4) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (133) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)