basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Kaidah Sengketa Hukum Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tuntaskan sengketa hukum di dunia. Jangan dibaw...

Kaidah Sengketa Hukum

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Tuntaskan sengketa hukum di dunia. Jangan dibawa ke akhirat. Itulah kaidah penyelesaian sengketa.

Yang menang dan kalah dalam bersengketa, semuanya masuk surga. Itulah kaidah dalam Islam.

Yang dihukum berterimakasih pada yang menghukum karena telah membebaskan dirinya pada api neraka. Itulah kaidah dalam Islam.

Bila Islam ditegakkan. Bila keadilan ditegakkan. Menang dan kalah dalam sengketa sama saja. Semuanya meraih surga.

Peradilan hukum bukan untuk kalah dan menang tetapi agar persoalan hukum tuntas di dunia tidak dibawa ke akhirat.

Yang "menang" mendapatkan haknya. Yang "kalah" dicegah kezalimannya. Itulah peradilan Islam.

Seorang pezina di era Rasulullah saw dan Umar bin Khatab masuk surga karena telah menerima hukuman sesuai tuntutan Islam.

Hukuman pada pelaku kejahatan bukan untuk menghukum atau menghinakannya tetapi untuk menghindarkannya dari siksa akhirat.

Mereka yang dihukum, namanya tetap harum di dunia dan akhirat. Seperti itulah kasih sayang dalam Islam.

Hukuman dalam Islam bukan untuk balas dendam tetapi sarana pembersihan jiwa dan ujian keridhaaan pada Allah.

Revolusi Belajar Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tulisan dan untaian kisah dan sejarah yang d...

Revolusi Belajar Sejarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tulisan dan untaian kisah dan sejarah yang dibuat oleh para sejarawan hanya memuat tentang masa lalu saja. Itu pun masih diragukan validitasnya. Perlu diuji sumber utamanya. Bagaimana perspektif sumber utamanya? Bagaimana para sejarawan membangun kerangka uraian kisah dari sumbernya?  Bagaimana menyambung berbagai informasi yang berceceran? Itulah penyebab sejarah bisa dibelokkan sesuai kepentingannya.

Sebelum kedatangan Al-Qur'an, seluruh kisah dan sejarah masa lalu penuh dengan kerancuan. Berdasarkan ucapan bersambungan dari orang ke orang. Siapakah yang menjamin keaslianya? Tak ada yang memvalidasi para penutur kisah. Inilah penyebab sejarah digunakan untuk menghancurkan para Nabi, Rasul dan orang shaleh terdahulu.

Seluruh kitab suci pun sudah diubah. Bagaimana bisa menjaga sumber lainnya? Hanya sedikit yang bisa menjaganya. Di Mekah saja hanya tersisa pamannya Siti Khadijah, Waraqah bin Naufal. Perjalanan Muhammad saw kecil dari Mekkah ke Syam, saat berdagang, hanya menemukan beberapa pendeta yang menjaga kemurnian sejarah masa lalu.

Al-Qur'an merupakan revolusi sejarah yang tak tertandingi. Adakah sejarah yang dapat mengabadikan dialog dengan sangat detail hingga memaparkan kalimat per kalimat? Adakah yang mampu menulis sejarah dari jaman ke jaman dengan rentang waktu antar generasi? Adakah yang dapat menjelaskan sosok pelaku sejarah dengan detail hingga ke prilaku dan karakternya?

Adakah yang mampu menempatkan sejarah dalam konteks yang berbeda-beda dalam beragam bidang kehidupan dan tujuan pembelajaran? Bisakah sejarah menjangkau perspektif keabadian dan masa depan untuk menuntut seluruh kehidupan hingga hari kiamat? Mengapa sebuah kisah terkubur? Mengapa sejarah dilupakan? Karena tak bisa berkontribusi pada prinsip membangun peradaban manusia.

Kisah dalam Al-Qur'an memuat sangat detail, namun kadang sangat ringkas hanya memuat intisari perspektif yang ingin dibangun dari kisah dan sejarah tersebut. Detail dan ringkas ada tujuannya. Ringkas bukan karena tidak ada kevalidan referensi yang detail, tetapi apakah seluruh kisah dan sejarah perlu didetailkan? Keseimbangan antara ringkas dan detail disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran bagi manusia.

Ada yang lebih unik yang takkan bisa dijangkau oleh manusia. Yaitu, kisahnya menjelaskan pula nasib pelaku sejarah di akhirat kelak. Pelajari akhlak yang harus menjadi jati diri para sejarawan. Bukan sekedar keberadaan referensi semata. Pelajari bagaimana seharusnya sejarah itu ditulis. Pelajari bagaimana kisah dan sejarah berkontribusi bagi peradaban manusia.

Tanda Kekalahan Intelektual Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Namrudz kalah berargumentasi, maka Nabi I...

Tanda Kekalahan Intelektual

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Namrudz kalah berargumentasi, maka Nabi Ibrahim dibakarnya. Pembesar Mesir kalah berargumentasi, maka Yusuf dipenjarakannya. Fir'aun kalah berargumentasi, maka Nabi Musa dikejarnya. Musyrikin Quraisy kalah berargumentasi, maka Rasulullah saw disiksanya. Fenomena ini terus berulang. Kekerasan dan penjara adalah bentuk kekalahan intelektual sepanjang masa.

Kekuatan intelektual bukan pada ilmu, tetapi pada kekokohan aqidah. Kekuatan intelektual bukan pada teknologi dan kekuasaan, tetapi pada akhlak dan karakter. Semua pendekatan yang menggunakan kekuasaan, hukum, persenjataan dan kekerasan merupakan bentuk kekalahan intelektual. Ilmu dan teknologi bukan mencerminkan kekuatan intelektual, karena ilmu dan teknologi hanya satu tahap menuju substsnsi dan bukan substansi sesungguhnya.

Qarun menampilkan seluruh kekayaannya di hadapan publik untuk menciptakan keterpesonaan. Mengecoh kekuatan intelektual dengan membawa akal pada kekaguman harta dan bisnis. Kekayaan yang melimpah. Bisnis yang menggurita akan dijadikan argumentasi kebenaran. Ini strategi menghancurkan akal dengan mengalihkannya pada cinta dunia.

Haman menciptakan proyek berteknologi tinggi. Membangun infrastruktur mercusuar bagi Mesir untuk membuktikan keberadaan Tuhannya Musa. Teknologi dan pembangunan fisik dijadikan sarana bahwa kebenaran diukur dari kesuksesan membangun sarana kemudahan fisik dan hidup. Intelektual dipadamkan dengan kerancuan fatamorgana  kehidupan.

Intelektual dipadamkan dengan suara terbanyak dan banyaknya pendukung. Yang terbanyak pendukungnya itulah yang benar. Yang sedikit itulah yang salah. Yang pendukungnya para pembesar itulah yang benar. Pendukungnya yang lemah itulah yang salah. Itulah cara mengacaukan kekuatan intelektualitas. Itulah sebabnya, banyak pendukung menjadi dalih kebenaran oleh mereka yang mengalami kekalahan intelektualitas.

Kekuatan intelektual ada pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Itulah argumentasi yang tak terbantahkan. Itulah hakikat kebenaran yang didalamnya tidak akan pernah ada kecacatan. Semua  kecerdikan para pembesar dan penguasa dari era Nabi Nuh hingga Rasulullah saw terbungkam. Fir'aun  terbungkam. Namrudz pun terpojok.

Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw adalah kecerdasan tertingginya manusia. Capaian tertinggi yang dapat diraih oleh manusia. Peradaban sempurna bagi tercipta kebahagiaan seluruh manusia. Saat manusia dihadapkan pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, maka seluruh kekuatan intelektualnya menjadi bodoh dan lemah. Untuk menutupinya digunakan sarana yang dapat mengguncangkan jiwa, memunculkan ilusi fatamorgana sehingga daya intelektualitas mati tak menyala lagi.

Al-Qur'an, Hukum Kepastian Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Rencana Allah itu teguh dan kuat. Semu...

Al-Qur'an, Hukum Kepastian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Rencana Allah itu teguh dan kuat. Semua perbuatan kezaliman dan keangkaramurkaan sudah ditakdirkan menyeretnya pada kebinasaan. Allah hanya memberikan tangguh untuk sementara waktu saja. Seperti Namrudz, Firaun dan para penentang Nabi dan Rasul. Itulah hukum yang sudah tercatat di Lauh Mahfudz. Bukankah Al-Qur'an diturunkan dari Lauh Mahfudz? Al-Qur'an adalah penjelasan atas segala hal yang tertulis di Lauh Mahfudz kepada manusia.

Semua perjalanan makhluk Allah sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Semua hukum dan perjalanan kehidupan sudah dituntaskan penulisannya di Lauh Mahfudz. Jadi Al-Qur'an adalah hukum abadi yang telah ditulis. Semua kejadian dan peristiwa berhukum dan berputar dalam batas-batas dan koridor yang sudah tertera dalam Al-Qur'an. Semua akhir peristiwa dan perbuatan manusia pasti berakhir sesuai dengan yang sudah dijelaskan Allah dalam Al-Qur'an.

Hidup ini tak ada keremangan dan kegelapan. Hidup ini terang benderang lebih terang dari matahari. Cahaya Allah telah menyinari kehidupan ini melalui Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Tak ada lagi kebingungan. Tak ada lagi kekhawatiran. Tak ada kegamangan dan ketakutan. Hidup ini hanya menjalankan apa yang Allah dan Rasul perintahkan. Juga menjaga diri dari apa yang dilarang Allah dam Rasul saja. Kehidupan yang benar dan penuh berkah itu hanya berputar di koridor tersebut. Tidak lebih dan tidak kurang.

Apa yang pertama kali diciptakan? Qalam atau pena. Untuk menulis sekenario, desain,dan sistem yang berlaku di alam semesta dan kehidupan manusia. Setelah itu, "Kun fatakun." Apa yang disiapkan Allah sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah? Hanya dua buah kisah. Fragmen kelahiran Nabi Musa hingga kembali ke pangkuan ibunya. Kepergian ke Madyan hingga kembali ke Mesir. Lalu kisah pembuangan Nabi Yusuf hingga kembali bertemu dengan keluarganya dengan statusnya sebagai penasihat raja. Mengapa bekalnya hanya sebuah kisah? Bukan sumberdaya kekuatan dunia?

Bagi Rasulullah saw, kisah tersebut bukan dongeng, tetapi takdir dan hukum kehidupan yang disiapkan oleh Allah untuknya. Jadi ini sebuah kepastian yang akan terjadi. Bukankah yang mengisahkan-Nya dari Sang Maha Perkasa? Bukankah yang mengisahkan-Nya adalah pemilik asmahulhusna? Ini jaminan kepastian dari Pemilik Kehidupan. Begitulah karakter para pemimpin. Keyakinan adalah kenyataan dan kepastian bukan khayalan untuk menghibur saja.

Hijrah adalah perintah Allah. Dalam pengejaran, pemburuan dan meninggalkan semua yangi dimiliki karena dirampas oleh kafir Quraisy. Namun kisah Nabi Yusuf dan Musa adalah jaminan akhir dari hijrah. Kepastian hukum bagi Rasulullah saw dan para Sahabat. Jaminan dan kepastian ini tidak hanya berlaku di era Rasulullah saw, tetapi untuk semua zaman dan tempat bagi mereka yang beristiqamah.

Bacalah Al-Qur'an. Pahamilah. Semuanya adalah sistem, hukum kehidupan dan kepastian yang telah dijamin Allah bagi seluruh  alam semesta dan manusia. Masihkah ada keraguan bila yang menjamin adalah Allah? Maha Perkasa, Maha Kuasa dan Pencipta? Bila masih tidak yakin, mengapa bisa percaya kepada manusia yang tercipta dari tanah?

Al-Qur'an, Kurikulum Kehidupan bagi Para Pemimpin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Al-Qur'an a...

Al-Qur'an, Kurikulum Kehidupan bagi Para Pemimpin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Al-Qur'an adalah ujian. Menjadi hujjah yang kuat untuk menolong atau justru menghancurkan? Ada yang semakin bertakwa dengan Al-Qur'an, namun ada yang semakin sesat. Al-Qur'an adalah ujian keyakinan kepada Allah? Seberapa kuat keyakinan? Apakah dianggap sebuah dongeng dan khayalan masa lalu, seperti yang dikatakan oleh yang hatinya berpenyakit? Atau yakin, menghujam hingga ke dasar bumi?

Mana yang lebih diyakini, janji Allah atau manusia? Mana yang lebih diyakini kekuatan dan kekuasaan Allah atau para penguasa adi daya? Mana yang lebih diyakini simpanan dan kekayaan di sisi Allah atau para pengusaha terkaya? Mana yang lebih diyakini simpanan yang ada di tangan atau di sisi Allah? Al-Qur'an adalah haq, kebenaran dan kepastian. Sedangkan yang ada disisi manusia mudah dirampas dan terhempas.

Andai dalam kepungan api seperti Nabi Ibrahim. Andai tersudut di tepi lautan dengan kepungan tentara Firaun yang perkasa. Andai suami istri sudah tua renta dan mandul seperti Nabi Zakaria. Andai di dalam gua yang mudah terlihat oleh para pelacak profesional. Apakah masih yakin kepada pertolongan Allah. Atau berputus asa? Namun keyakinan ini luntur, lebih yakin dengan hukum perundangan manusia dibandingkan hukum Allah. Merasa mulia dengan budaya hidup modern dibandingkan sunah-sunah harian Rasulullah saw.

Saat ada dua janji. Janji Allah dan janji manusia yang paling berkuasa dan berharta di dunia, mana yang lebih diyakini? Bila menghadapi pasukan tempur yang kuat dengan persenjataan yang lengkap, dengan modal ketakwaan dan sarana yang ada, bahwa Allah berjanji bisa mengalahkan pasukan tersebut, mana yang lebih diyakini? Seperti sikap para Sahabat yang terus berada di garda terdepan bersama Rasulullah atau kaum bani Israel yang meminta Nabi Musa berperang sendirian?

Al-Qur'an adalah ujian keyakinan. Al-Qur'an adalah ujian kepastian. Seperti Abu Bakar yang didatangi oleh kaum Quraisy saat Romawi dikalahkan Persia. Siapakah yang menjadi pemenang berikutnya? Kafir Quraisy meyakini Persia. Namun Abu Bakar meyakini bahwa kemenangan berikutnya berada di Romawi berdasarkan Al-Qur'an. Seperti itulah karakter manusia yang ditolong dan dimenangkan Allah.  Keyakinan seperti melihat kenyataan atau melihat dulu baru meyakini? Pemimpin itu selalu memulainya dengan keyakinkan.

Al-Qur'an itu untuk para pemimpin bukan yang berkarakter budak. Al-Qur'an itu tempaan terdahsyat bagi mereka yang ingin membentuk dirinya sebagai pemimpin. Sang Maha Perkasa yang mendidiknya. Sang Maha Berilmu yang menempa dan melimpahkan ilmu. Sang Mahabijaksana yang memberikan ilham kebijaksanaan. Sang Maha Pembuka yang akan memberikan jalan kemenangan. Sang Maha Pengasih dan Penyayang yang melimpah rasa keadilan. Al-Qur'an adalah kurikulum hidup para pemimpin.

Bila janji Allah tidak membuat keyakinan akan kemenangan dan kejayaan. Bila janji Allah tak membuahkan semangat bergelora yang tak terpadamkan. Bila janji Allah tak membuat menjadikannya pedoman dan jalan hidup membangun peradaban. Maka kita tak layak untuk menjadi pemimpin. Karena pemimpin itu kuat terhadap keyakinannya. Kuat untuk merealisasikannya. Teguh dengan jalan kehidupannya. Bila Allah tak dipercayai, bagaimana meyakini keyakinan diri sendiri? Yang lemah, bodoh dan tak bisa memberikan kemanfaatan?

Saat Akal Tak Tahu Jalan Keluar Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dalam 3 kegelapan yang berlipat di ke...

Saat Akal Tak Tahu Jalan Keluar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dalam 3 kegelapan yang berlipat di kedalaman samudera, malam dan perut ikan Paus. Nabi Yunus masih optimis selamat. Padahal dia sendiri tak tahu bagaimana jalan keluarnya. Akalnya tak memiliki ilmu dan pengalaman. Namun dalam ketidaktahuan dan ketidakberdayaan masih ada keoptimisan. Darimana sumber keoptimisan?

Dalam kegelapan sumur yang kering. Kesendirian di padang pasir yang tak dilalui manusia. Andai Bisa keluar pun, bagaimana bertahan di daerah ekstrim tanpa kehidupan. Usianya masih belia, tak memiliki ilmu dan pengalaman hidup di tempat ekstrim. Mengapa masih memiliki optimisme? Darimana sumber optimisme?

Dalam kepungan api yang panas. Adakah yang bisa selamat? Dalam sejarah manusia, tak pernah ada yang selamat. Mengapa Nabi Ibrahim memiliki optimisme bisa selamat? Dalam keterhimpitan laut dan kejaran prajurit tentara penguasa zalim. Mengapa masih ada optimisme?

Seluruh pelindungnya telah wafat. Diusir dari kota kelahiran yang dicintainya. Ditempat barunya diusir pula. Dia memutuskan kembali ke Mekah. Siapa yang akan menjadi pelindungnya? Itulah yang ditanya Zaid bin Haritsah pada Rasulullah saw. Namun dia tetap kembali dari Thaif. Darimana sumber keoptimisan tersebut?

Indonesia melawan penjajah. Dipimpin langsung oleh para sultan, namun gagal. Para sultan pun berguguran. Digantikan oleh para panglima perangnya. Berjatuhan pula. Dipimpin oleh para ulama. Tak juga bisa membendung penjajahan. Akhirnya dengan kekuatan bambu runcing, pergerakan rakyat semesta dan ulama, bangsa Indonesia habis-habisan mengusir penjajahan. Darimana keoptimisan ini?

Optimisme yang ditopang oleh kekuatan dunia dan manusia adalah kepalsuan. Optimisme yang ditopang oleh bala bantuan adalah kebohongan. Optimisme yang ditopang oleh ketauhidan itulah energi hakiki optimisme. Optimisme buah dari iman.

Andaikan seluruh kekuatan berhimpun untuk menghancurkannya. Apakah akan hancur? Andaikan seluruh kekuatan akan memberikan kemanfaatan. Apakah akan berjaya? Semua urusan kembali kepada Allah. Hanya ini sumber hakikat optimisme. 

Reformasi Birokrasi Ala Umar bin Abdul Aziz  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Saat Umar bin Abdul Aziz...

Reformasi Birokrasi Ala Umar bin Abdul Aziz 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Saat Umar bin Abdul Aziz baru saja diangkat sebagai khalifah, dia bersegera membersihkan hartanya. Harta diri, keluarga dan kas negara. Agar tidak ada lagi harta yang diperoleh dari kezaliman, kecurangan, ketamakan, hasad dan iri. Agar seluruh harta diperoleh melalui syariat Allah yang penuh dengan keridhaaan-Nya. Inilah modal dasar mendapat pertolongan Allah. Imam Ahmad bin Hambal ditanya, "Mana yang lebih utama, shalat malam dengan nafkah yang halal?" Dijawabnya, "Nafkah yang halal." Kehalalan adalah pondasi semua kebaikan dan ketaatan.

Beriringan dengan reformasi penerimaan keuangan. Umar bin Abdul Aziz melanjutkan reformasi berikutnya. Membuang segala pengeluaran kebutuhan yang tak perlu. Dirubah perabotan rumah, baju, makanan dan minuman. Tak ada lagi keinginannya terhadap dunia. Saat Umar bin Abdul Aziz bertanya pada sahabatnya, "Bagaimana cara mendapatkan pertolongan Allah dalam mengelola negara?" Sahabatnya bertanya, "Bagaimana sikap mu terhadap Dunia?" Umar bin Abdul Aziz menjawab, " Tak dihiraukan lagi." Sang Sahabat menjawab, "Itulah sebab turunya pertolongan Allah." Allah mengabaikan dan meninggalkan manusia yang orientasinya pada dunia.

Umat Islam tidak akan pernah bisa bangkit dengan hanya mengandalkan kekuasaan, kekayaan, kecerdikan, kepintaran, ilmu dan teknologi. Bila mengandalkan sarana dan prasarana dunia, maka Allah akan meninggalkan dan menghinakannya. Semua kekhalifahan dan kesultanan hancur karena meninggal tugas dan perannya. Yaitu, menegakkan syariat Allah dan jihad membangun peradaban dunia. Meninggalkan peran menegakkan kebaikan dan mencegah keburukan. Bila seluruh tanggungjawab ini diabaikan maka Allah akan mencabut kekuasaan, kekayaan, kemenangan dan kemakmuran dari Umat Islam.

Mengelola kekuasaan butuh orang yang kredibel. Bagaimana cara agar orang terpilih dan amanah menjadi bagian dan berperan dalam kekuasaannya? Umar bin Abdul Aziz mengirim surat kepada sahabatnya. Dia meminta salinan seluruh surat menyurat dan keputusan Umar bin Khatab. Dia ingin mengulangi dan mengikuti sepak terjang Umar Al Faruq dalam mengelola kekhalifahan. Namun bagaimana mendapatkan pejabat negara hingga level yang paling bawah yang kualitasnya selevel orang-orang yang bersama Umar bin Khatab? Ini keresahan Umar bin Abdul Aziz.

Sang Sahabatnya menjawabnya, "Selama di dalam hati memang berniat berjihad menegakkan kebaikan maka Allah akan mengutus orang-orang terbaik untuk terlibat dalam kekuasaannya." Mudah saja melihat kebaikan sebuah pemerintahan. Bila "kaki tangannya" korupsi, menyeleweng dan zalim, itu pula yang ada di dalam hati sang pemimpinnya. Keburukan akan menarik hati orang yang berniat pada keburukan. Kebaikan akan menarik hati orang yang memiliki kebaikan untuk terlibat didalamnya. Bila ingin ditolong Allah dengan hadirnya orang yang berkualitas, teguhkan dan kuatkan jihad untuk menegakkan syariat Allah.

Umar bin Abdul Aziz sering meminta nasihat kepada Hasan Al Bashri. Ulama Tabiin utama yang hidup di zamannya. Dia pun ingin terus menapaki jalan sang khalifah mulia Umar bin Khatab. Komitmen kepada agama. Menjauhi dunia mengutamakan akhirat. Inilah faktor utama Allah mencurahkan Pertolongan-Nya dalam mengelola kekhalifahannya. Bagaimana dengan kekuasaan saat ini?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (277) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (402) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (301) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)