basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Penjajah Israel Dikepung dari Belakang Oleh: Nasrulloh Baksolahar Media penjajah Israel terus memberitakan tewasnya tentara IDF ...

Penjajah Israel Dikepung dari Belakang

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Media penjajah Israel terus memberitakan tewasnya tentara IDF sejak aksi genosida jilid 2-nya di akhir Maret 2025. Uniknya, pertempuran itu terjadi pula di daerah zona keamanan yang dianggap sudah dibersihkan dari rakyat sipil dan pejuang Palestina.

Pejuang Palestina menyerang langsung ke pos-pos dan lalu lintas  kendaraan tentara IDF di garis belakang karena pasukan belakang ini biasanya, lebih santai, dan tidak setinggi kesiagaannya dibanding mereka yang berada tepat di garis konflik. Apakah hanya sampai disini?

Dalam surat Al-Buruj, Allah swt tidak saja mengkisahkan genosida, tetapi juga kehancuran pelakunya. Yaitu, dikepung oleh Allah swt dari belakang.

Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara, (yaitu bala tentara) Fir‘aun dan Samud? Memang orang-orang kafir (selalu) mendustakan,
padahal Allah mengepung dari belakang mereka.
(Al-Burūj [85]:17-20)

Apa artinya bila pasukan garis depan tidak didukung oleh garis belakang? Tidak ada pasokan infrastruktur militer, logistik, informasi dan tentara pengganti. 

Bila di era Biden, beberapa jenis bom berat ditunda pasokaannya ke penjajah Israel, maka di saat Trump membebaskannya, penjajah Israel ditimpa badai kekurangan pasukan, keenganan bertempur dan kelelahan yang luar biasa akibat perang yang berkepanjangan.

Di era Biden, penjajah kesulitan mendapatkan pasokan senjata dari sejumlah negara, karena sebelumnya mereka telah kontrak untuk pertempuran Ukraina-Rusia. Penjajah Israel banyak membeli senjata di pasar gelap. Saat Trump membawa Amerika dan Rusia mengarah pada penurunan eskalasi di Ukraina, penjajah Israel justru dihantam badai petisi penolakan perang.

Perseteruan Netanyahu dan Ketua  Intelijen Shin Bet, tentu saja mempengaruhi arus pasokan data Intelijen dalam pertempuran. Apalagi lembaga militer lebih banyak masih dikuasai sayap kiri, yang tak sejalan dengan penguasa yang digenggam sayap kanan yang radikal.

Kehancuran rezim Assad di Suriah, yang sebelumnya membuat penjajah merasa aman dan nyaman, tiba-tiba menjadi ancaman nyata setelah membangun fakta pertahanan dengan Turki.

Drama Badai Al-Aqsa akan banyak disuguhi dengan fragmen berbahaya di garis belakang pertempuran di pihak penjajah Israel. Banyak kejutan yang tak terduga yang sangat melemahkan kekuatan penjajah. Saksikanlah dengan seksama.

Dikisahkannya Genosida di Periode Mekah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Peristiwa genosida kepada mukminin dari pengikut Nabi Isa dik...

Dikisahkannya Genosida di Periode Mekah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Peristiwa genosida kepada mukminin dari pengikut Nabi Isa dikisahkan oleh Allah swt di periode Mekah. Di surat Al-Buruj juz ke 30. Inilah satu-satunya genosida yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Mengapa dikisahkan di periode Mekah?

Saat Muslimin masih lemah, tertindas, disiksa, dan dihinakan. Maka genosida bisa saja dialami. Ini untuk menegaskan bahwa inilah perjalanan yang harus di lalui di setiap zaman dan generasi oleh Muslimin.

Kisah genosida di era Mekah untuk meneguhkan mukminin untuk terus melangkah, berjuang dan berkarya walaupun penindasan, penyiksaan, dan pembantaian terus mengepung setiap saat oleh para penguasa dan sekutunya.

Keteguhan harus tetap kokoh, walaupun seluruh manusia berpangku tangan dengan duduk menyaksikan pembantaian terjadi. Walaupun, semua manusia diam, mendukung genosida dan bersorak sorai gembira menyaksikan genosida.

Tetaplah kokoh, jangan pernah bergeming. Hiraukan semua janji palsu dan iming-imingan para pelaku genosida. Walaupun pada akhirnya tak menyisakan siapapun. Dimana seluruh wanita,  anak dan bayi diceburkan ke dalam api, apalagi laki-lakinya.

Bagaimana Allah swt meneguhkan Muslimin di saat seperti ini? Allah swt memulai surat Al-Buruj dengan fenomena langit dan gugusan bintang. Artinya, walaupun suasana sangat kelam. Walaupun seluruh penduduk bumi tak peduli dengan tertidur pulas. Masih ada Dzat Yang Maha Tinggi yang memberikan harapan.

Walaupun, harus musnah dengan genosida, masih ada hari yang dijanjikan, yaitu Hari Pembalasan,  dimana Yang Maha Tinggi akan mengadili semuanya. Bukankah, akhirat itu lebih mulia?

Dengan tidak adanya yang hidup dari genosida tersebut, apakah pelaku genosidanya selamat? Akhirnya, mereka tenggelam di lautan. Jadi, tetaplah kokoh dan teguh, Allah swt memiliki cara tersendiri untuk membinasakannya.

Siapa yang takut pada Ikhwanul Muslimin, dan mengapa? 21 Desember 2020 pukul 09:48 oleh Yvonne Ridley   Saya sering bertanya-tan...

Siapa yang takut pada Ikhwanul Muslimin, dan mengapa?

21 Desember 2020 pukul 09:48


oleh Yvonne Ridley
 
Saya sering bertanya-tanya mengapa Ikhwanul Muslimin menimbulkan ketakutan di hati rezim-rezim Arab. Penjara-penjara di Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi dipenuhi oleh ribuan tahanan politik yang diambil dari para pemimpin dan anggota gerakan tersebut, yang juga dilarang sebagai "organisasi teroris" oleh tiga serangkai tirani ini.

Ketakutan yang berlebihan — yang juga dirasakan oleh sayap kanan ekstrem di Israel dan pemerintahan Trump yang akan segera lengser — sedemikian rupa sehingga kelompok ini telah menjadi salah satu kelompok politik yang paling dibenci di Timur Tengah saat ini. Jika Anda mendengarkan Riyadh, Abu Dhabi, atau Kairo, Anda akan dimaafkan jika mengira bahwa mereka telah menangkap dan memenjarakan teroris paling berbahaya dan kejam di dunia. Namun, kenyataannya sangat berbeda. Anda akan kesulitan menemukan tindakan "teroris" yang dilakukan atau diklaim oleh Ikhwanul Muslimin.

Memang, di antara para anggotanya yang dikurung di penjara-penjara ini mungkin ada lebih banyak profesor universitas, doktor, dan akademisi senior lainnya daripada di tempat lain di dunia. Mereka yang berada di balik jeruji besi mungkin lebih cerdas daripada sipir penjara dan bahkan hakim yang memenjarakan mereka, tetapi mereka diperlakukan dengan hina oleh orang-orang kerdil intelektual yang menyerbu koridor kekuasaan di Negara-negara Teluk. Merekalah yang paling takut pada orang-orang itu, karena alasan sederhana bahwa mereka ingin mempertahankan takhta mereka yang mewah dengan cara apa pun.

Kini kita mendengar bahwa pemerintah Saudi telah memecat 100 imam dan penceramah yang menyampaikan khotbah di masjid-masjid di Mekkah dan Al-Qassim karena mereka gagal mengecam Ikhwanul Muslimin sebagaimana diperintahkan, menurut laporan di surat kabar Al-Watan . Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan mengeluarkan instruksi bagi semua imam dan penceramah untuk menyalahkan Ikhwanul Muslimin karena menyebabkan perpecahan dalam masyarakat.

Ketika saya memeluk Islam hampir 20 tahun yang lalu, saya melakukannya demi kebebasan intelektual yang diberikan Islam kepada saya. Saya tentu tidak akan mendengarkan kelompok "ulama yang mencari uang" yang diberi tahu oleh pemerintah tentang apa yang harus dikhotbahkan pada hari Jumat.

Secara pribadi, saya berpendapat bahwa negara tidak boleh mencampuri urusan agama. Sebagai mantan penganut Kristen, sungguh tidak masuk akal membayangkan pendeta dan pendeta dari denominasi mana pun melangkah ke mimbar pada Minggu pagi untuk menyampaikan kebijakan dan pemikiran Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Saya tidak bisa membayangkan orang Kristen Jerman akan terkesan jika Kanselir Angela Merkel menulis catatan untuk pendeta gereja. Dan bayangkan kecaman di seluruh dunia Katolik Roma jika Presiden Italia Sergio Mattarella atau pemimpin negara lainnya memberi tahu Paus apa yang harus dikatakan dalam pidato Natalnya dari balkon Basilika Santo Petrus di Vatikan.

Ikhwanul Muslimin: Seruan senator untuk menetapkan kami sebagai kelompok teroris mengalihkan fokus dari penyalahgunaan wewenang Mesir terhadap oposisi

Namun, di Arab Saudi, seperti di tempat lain di dunia Arab, Kementerian Urusan Islam memerintahkan para imam untuk mendedikasikan khotbah Jumat mereka untuk mendukung pernyataan kontroversial yang dikeluarkan oleh Dewan Ulama Senior Saudi yang menggambarkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi "teroris" yang tidak mewakili ajaran Islam yang sebenarnya, tetapi justru melayani kepentingan partisannya. Saya berpendapat bahwa instruksi ini tidak lebih dari sekadar bid'ah, tentu saja tidak "Islami" dan jelas merupakan contoh nyata campur tangan negara dalam masalah keagamaan. Perintah tersebut memiliki DNA penguasa de facto Kerajaan, Putra Mahkota Mohammad Bin Salman, di seluruh bagiannya. Seperti diktator lain di wilayah tersebut, ia mengacungkan kata "teroris" seperti konfeti; apa yang sebenarnya ia dan mereka maksud adalah "seseorang yang dapat mengatakan kebenaran kepada orang-orang dan saya kehilangan kekayaan dan kekuasaan saya". Ketika semua orang adalah teroris, maka tidak ada seorang pun; pikirkan The Boy Who Cried Wolf . Dan saya berharap para jurnalis dan politisi di negara-negara demokratis akan menyebut omong kosong seperti itu sebagaimana adanya.

Menunjukkan kurangnya keberanian dan keteguhan moral, Dewan Ulama Senior berkata: "Kelompok Ikhwanul Muslimin adalah kelompok teroris dan tidak mencerminkan metode Islam. Sebaliknya, mereka secara membabi buta mengikuti tujuan partisannya yang bertentangan dengan tuntunan agama kita yang mulia, sambil menjadikan agama sebagai topeng untuk menyamarkan tujuannya agar dapat melakukan hal yang sebaliknya seperti menghasut, membuat kekacauan, melakukan kekerasan dan terorisme."

Sulit untuk mengetahui "instruksi" apa — yang dibaca "ancaman" — yang diberikan kepada para ulama untuk menghasilkan sampah semacam ini, jadi mungkin saya tidak boleh terlalu kritis. Namun, jelas bahwa Bin Salman dan kroninya takut di atas segalanya kepada orang-orang yang mereka pimpin dengan tangan besi yang memiliki kehendak bebas dan kebebasan berpikir. Ditambah lagi dengan prospek demokrasi dan tiba-tiba para penguasa yang delusi ini menjadi sangat takut kepada orang-orang yang mereka klaim untuk diwakilinya.

Kelompok rahasia Saudi-UEA-Mesir memastikan bahwa Musim Semi Arab gagal di banyak negara, dan kita dapat melihat biaya dari campur tangan mereka yang dahsyat di Yaman, Libya, Suriah, dan tempat-tempat lain. Pada tahun 2013, Saudi dan UEA mendukung kudeta militer di Mesir yang menyebabkan Jenderal Abdel Fattah Al-Sisi menggulingkan Presiden pertama yang dipilih secara demokratis di negara itu, Dr Mohamed Morsi. Tahun berikutnya, Riyadh menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris dan pada tahun 2019 mulai menangkap dan menangkap mereka yang dianggap aktif atau mendukung gerakan tersebut.

Mengingat bahwa Kerajaan memberi perlindungan pada tahun 1950-an kepada ribuan aktivis Ikhwanul Muslimin yang menghadapi penjara dan penindasan di Mesir, Suriah dan tempat lain di kawasan itu, ini adalah perubahan haluan lain oleh pemerintah Arab yang mengalami amnesia bersejarah atau paranoia yang tidak dapat disembuhkan.

Fokus sebagian besar pekerjaan saya akhir-akhir ini berkisar pada ketidakadilan dan penderitaan tahanan politik. Sebagai seorang jurnalis, dan tentu saja jauh sebelum saya ditahan oleh Taliban yang saat itu berkuasa di Afghanistan, keadilan yang kasar selalu menarik perhatian saya. Untungnya, cobaan berat yang saya alami pada tahun 2001 relatif singkat dan saya dibebaskan atas dasar kemanusiaan.

Sejak saat itu saya semakin mendalami kesalahan hukum, mengunjungi penjara-penjara yang dikelola AS, termasuk Teluk Guantanamo, dan fasilitas penahanan lainnya di Eropa, Afrika Selatan, Asia, dan Timur Tengah. Saya juga mendengarkan kesaksian yang melelahkan dari mereka yang dikurung bersama pemimpin mereka Nelson Mandela dan pernah berada di sel yang sama yang menjadi rumah bagi orang hebat itu selama bertahun-tahun di Pulau Robben, di lepas pantai Cape Town.

Beberapa kisah yang paling mengerikan datang dari kaum Republik Irlandia yang ikut serta dalam aksi mogok makan yang terkenal pada tahun 1981 di mana sepuluh orang mati kelaparan dalam upaya untuk memaksa Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher mengakui status mereka sebagai tahanan politik. Di antara kisah yang paling bejat adalah kisah yang diceritakan kepada saya baru-baru ini oleh tahanan perempuan yang keluar dari tempat-tempat gelap, kandang, dan ruang bawah tanah yang dijalankan oleh rezim Suriah di bawah Presiden Bashar Al Assad selama perang saudara yang sedang berlangsung.

Namun, tempat khusus di neraka pasti menanti mereka yang bertanggung jawab atas rezim penjara di Mesir saat ini, yang sama sekali tidak menghormati gender, agama, keadilan, atau kemanusiaan. "Mereka yang bertanggung jawab" berarti hakim korup yang dipengaruhi oleh uang dan pengaruh; para sipir yang memastikan kerasnya rezim penjara; menteri dan politisi pemerintah yang tahu betul apa yang sedang terjadi; dan, tentu saja, Al-Sisi sendiri, yang dapat menghentikan kebrutalan itu besok.

Untuk mempelajari sedikit tentang apa yang terjadi di dalam sistem penjara Mesir, bacalah kata-kata mendiang Zaynab Al-Ghazali ; memoarnya Return of the Pharaoh membuat saya menangis. Dia tidak bisa menahan diri saat menceritakan apa yang dilakukan rezim terhadapnya. Itu terjadi pada tahun 1965 dan saya mendapat informasi yang dapat dipercaya bahwa tidak banyak yang berubah dalam hal kekerasan, kelaparan, dan penyiksaan.

Banyak tahanan Ikhwanul Muslimin — laki-laki dan beberapa perempuan, berusia enam puluhan, tujuh puluhan, dan delapan puluhan — ditahan di sel isolasi dan dipaksa tidur di lantai. Mereka tidak diberi kunjungan keluarga, obat-obatan penting, dan makanan pokok sebagai hal yang rutin. Bayangkan jika orang tua atau kakek-nenek Anda diperlakukan dengan cara yang begitu hina.

Ini bukan hal baru. Pada bulan Juli 2007, saya pergi ke Mesir untuk bergabung dengan pengamat hak asasi manusia lainnya yang memantau pengadilan militer terhadap anggota Ikhwanul Muslimin. Pemerintah Kairo ingin saya percaya bahwa orang-orang ini adalah teroris berbahaya, jadi saya menghabiskan waktu untuk mewawancarai para pemimpinnya. Saya menemukan organisasi yang disiplin, dikelola dengan baik, dan intelektual yang berlandaskan Islam.
Berbicara kepada media Mesir, saya mendesak Presiden saat itu, Hosni Mubarak, untuk merangkul Ikhwanul Muslimin dan “memanfaatkan pengetahuan dan kekuatannya untuk kepentingan rakyat Mesir.” Malam itu, ketika saya kembali ke kamar hotel yang menghadap ke Sungai Nil, saya mendapati pintu terbuka lebar, tempat tidur terbalik, dan isinya dibuang setelah polisi datang.

Tanpa gentar, keesokan harinya saya pergi ke ruang sidang tempat sejumlah anggota Ikhwanul Muslimin diadili atas tuduhan yang dibuat-buat. Saya dilarang menghadiri sidang tersebut. Saya menyimpulkan bahwa setiap kali orang-orang berkuasa tidak menginginkan wartawan melakukan pekerjaan mereka, Anda tahu bahwa ada perbuatan gelap yang sedang terjadi.

Pengadilan tersebut dipimpin oleh hakim yang jelas-jelas memiliki hubungan yang sangat jauh dengan konsep kebenaran dan keadilan; pengadilan yang adil tidak ada dalam agenda. Atau mungkin mereka hanya orang-orang yang lemah dan tidak berdaya.

Sejak Al-Sisi memimpin kudeta yang menggulingkan mendiang Morsi, negara itu telah jatuh ke dalam kediktatoran lagi. Kapankah para pemimpin seperti Sisi akan menyadari bahwa penindasan pemerintah tidak lebih dari sekadar tanda kelemahan dan kegagalan mereka sendiri? Sebisa mungkin ia berusaha membasmi Ikhwanul Muslimin, Anda tidak dapat begitu saja membunuh sebuah ide atau membasmi gerakan semacam itu.

Sangat mengganggu apa yang dianggap sebagai pemerintahan di UEA, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan pada tahun 2015 bahwa ia tidak akan melarang Ikhwanul Muslimin meskipun ditekan oleh Abu Dhabi untuk menyusun laporan yang akan "mengungkap" gerakan tersebut sebagai "organisasi teroris yang kejam". UEA dituduh mencoba menumbangkan demokrasi barat pada saat itu.

Agak memalukan bagi Cameron, penulis laporan tersebut memberikan Ikhwanul Muslimin surat keterangan sehat sehingga laporan itu tetap berdebu di rak selama hampir dua tahun sebelum akhirnya diterbitkan setelah banyak pertikaian internal. Setahun kemudian, laporan Kantor Luar Negeri Inggris lainnya menggambarkan kelompok-kelompok Islam seperti Ikhwanul Muslimin sebagai "tembok api terbaik" untuk mendukung demokrasi.

Masih belum jelas apakah ada biaya diplomatik atau ekonomi, tetapi saya senang bahwa Pemerintah Inggris tidak menyerah di bawah tekanan. Namun, mereka masih berbisnis dengan para tiran yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia yang sangat parah tersebut.

Yang lebih menyedihkan, yang lain juga telah dibeli, termasuk "para sarjana demi dolar" dari Timur ke Barat yang dengan senang hati menjelek-jelekkan Ikhwanul Muslimin sebagai imbalan atas uang kotor. Mereka dapat menyebutnya sebagai patronase, pengeluaran, atau hadiah ilmiah, tetapi saya tahu suap ketika saya melihatnya, jadi mari kita sebut apa adanya.

Jangan ragu, saya sungguh kasihan kepada para ulama celaka yang telah bersikap pasif dan tidak mampu berbicara tanpa rasa takut atau pilih kasih. Jubah pengecut bukanlah pakaian yang mudah dikenakan. Namun, simpati dan kekaguman saya yang tak terhingga ditujukan kepada ribuan tahanan politik di penjara Timur Tengah yang dengan gagah berani berpegang teguh pada tali iman mereka. Semoga Yang Maha Kuasa memberkati mereka semua. Amin.

Membumihanguskan Palestina oleh Amerika Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Presiden Suriah Ahmad asy Syaraa bertemu dengan Anggota Kongres Amerika ...


Membumihanguskan Palestina oleh Amerika

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Presiden Suriah Ahmad asy Syaraa bertemu dengan Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Cory Mills dari Partai Republik di istana presiden di Damaskus pada Jumat (18/4/2025)

Kunjungan ini dilakukan setelah AS menyampaikan sejumlah syarat kepada pemerintah Suriah untuk “membangun kepercayaan” antara Damaskus dan Washington, yang bertujuan untuk mencapai pencabutan sebagian sanksi terhadap Suriah, menurut The Washington Post. Salah satu syaratnya: 

Mengeluarkan pernyataan resmi publik yang melarang semua milisi dan aktivitas politik Palestina di wilayah Suriah, serta deportasi anggota kelompok-kelompok ini untuk “menenangkan kekhawatiran Israel.”

Amerika dalam membangun jaringan diplomatiknya pun selalu mensyaratkan menekan dan melumpuhkan gerakan pro Palestina di negara mana pun berada. Bahkan, bantuan keuangan ke sejumlah negara mensyaratkan hal yang sama.

Kebijakan deportasi para intelektual imigran pro Palestina di Amerika. Pembekuan beragam dana kepada universitas yang membiarkan mahasiswanya berdemo pro Palestina. Menunjukkan bahwa kebijakan apa pun, didasari pada pembelaannya pada penjajah Zionis Israel.

Membuka kran ekspor senjata bom-bom berat, pesawat tempur termodern, dan pengembangan bersama sistem persenjataan Iron Dome, merupakan bukti bahwa Amerika memang pendukung utama genosida di Palestina.

Bahkan Mentri Pertahannya pun berkata, "Kisah Amerika terkait dengan sejarah Yudeo-Kristen dan ‘Israel’ modern. Jika kamu cinta Amerika, kamu harus cinta ‘Israel’. Tuhan berdiri bersama ‘Israel’ melawan musuh-musuhnya. Garis depan iman kita adalah Yerusalem dan ‘Israel’."

Amerika Memberangus Pusat Riset Terbaiknya Sendiri Demi Penjajah  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Presiden Amerika Serikat Donald Tru...

Amerika Memberangus Pusat Riset Terbaiknya Sendiri Demi Penjajah 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencabut dana hibah, kontrak federal dan kementerian kepada Universitas Harvard. Tidak itu saja, status bebas pajak pun dicabut. 

Universitas yang bernasib sama adalah Universitas Columbia, Cornell, Brown dan Northwestern, Princeton, dan Pennsylvania. Alasannya, tidak bisa mengekang aksi mahasiswanya yang menggelar protes pro-Palestina. 

Padahal universitas tersebut kampus yang meraih kualitas riset terbaik di dunia. Buktinya, pada 2021, Harvard meraih peringkat pertama dengan perolehan 151 Nobel, disusul oleh Columbia University sebanyak 101 Nabel. Apa dampaknya bagi Amerika secara jangka panjang?

Mengapa Jerman kalah dalam perang dunia ke 2? Banyak intelektualnya yang pindah ke Amerika. Mengapa Muhammad Al-Fatih mampu menaklukkan Konstantinopel, benteng terbaik dan terkuat di dunia saat itu? Salah satunya karena terus menghidupkan para intelektual untuk mengembangkan risetnya.

Apa yang dilakukan Bani Saljuk (Suni)  untuk mengalahkan pengaruh Bani Fatimiyah (Syiah)? Membangun Universitas Nizhamiyah di Baghdad untuk menandingi Universitas Al-Azhar di Kairo.

Apa yang menyebabkan Saifudin Qutuz memenangkan pertempuran melawan Tentara Mongol? Bergandengan tangan dengan para ulama (intelektual) untuk menggelorakan kesadaran  untuk berjuang. Apa artinya bagi Amerika bila memberangus pusat riset terbaiknya sendiri?

Walaupun Amerika akan menghemat uang cukup besar karena pembekuan dana-dana ke berbagai universitas. Namun, secara jangka panjang, akan menghambat pertumbuhan sumber daya sains dan teknologinya sendiri. Bukankah, Amerika mengandalkan sektor ini? Uang dan militer semata tak bisa diandalkan keberlanjutan pertumbuhan.

Pembebasan Damaskus: Pertanda Dekatnya Pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha yang Mulia Oleh:  Prof. Dr. Abdul Fattah al-Awaisi al-Maq...




Pembebasan Damaskus: Pertanda Dekatnya Pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha yang Mulia

Oleh: Prof. Dr. Abdul Fattah al-Awaisi al-Maqdisi 

(Arrahmah.id) – Perubahan yang begitu cepat di panggung lokal, regional, maupun global selama 14 bulan terakhir telah menjadi saksi sejarah yang monumental. Peristiwa Badai Al-Aqsha pada 7 Oktober 2023, diikuti oleh pembebasan Damaskus pada 8 Desember 2024—tepat di peringatan 1430 tahun kemenangan Umar bin Khattab atas Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha—serta upaya serius untuk mempersiapkan umat Islam melalui strategi yang terencana, sistematis, dan berkelanjutan, telah mengukuhkan keyakinan saya. Bukan sekadar keyakinan, ini adalah kepastian nyata, bahwa kita akan memasuki Masjid Al-Aqsha sebagaimana Amirul Mukminin Umar bin Khattab dan para sahabat melakukannya dengan penuh keagungan. Seperti yang Allah firmankan dalam Surah Al-Isra ayat 7: “Dan agar mereka memasuki masjid sebagaimana mereka memasukinya pertama kali.

Rentetan peristiwa heroik dimulai dengan pembebasan Aleppo, disusul Hama hanya beberapa hari kemudian pada 5 Desember 2024, bertepatan dengan 4 Jumadil Akhir 1446 H—hari yang menandai 1430 tahun kemenangan Umar atas Baitulmaqdis. Lalu, kota-kota lain seperti Homs, Daraa, dan banyak lagi di Suriah menyusul dibebaskan. Puncaknya adalah momen agung: pembebasan Damaskus pada 8 Desember 2024 (7 Jumadil Akhir 1446 H), sebuah hari yang diberkahi Allah. Pencapaian luar biasa dalam 11 hari ini bukanlah kebetulan belaka. Ini adalah takdir yang telah tertulis, buah dari persiapan matang, pemanfaatan peluang yang tepat, dan pertanda mulia bahwa pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha sudah di ambang pintu.

Pembebasan Suriah dan runtuhnya rezim keluarga Assad—rezim yang identik dengan tirani, penindasan, korupsi, dan ketergantungan pada kekuatan asing—menandakan akhir dari hegemoni Iran di Suriah. Lebih dari itu, ini adalah awal dari keruntuhan proyek ekspansionis strategis Iran di kawasan Arab. Suriah, dengan posisi geopolitiknya yang sangat istimewa, telah lama menjadi pilar utama dalam ambisi regional Iran. Hal ini diakui oleh tokoh-tokoh kunci di Iran, seperti Mehdi Taib, kepala markas “Ammar Strategis” yang didirikan pada 2009 untuk melawan perang lunak terhadap Iran. Pada 14 Februari 2013, ia dengan tegas menyatakan:

“Suriah adalah provinsi ke-35 Iran, sebuah provinsi strategis bagi kami. Jika musuh menyerang untuk menduduki Suriah atau Khuzestan, prioritas kami adalah mempertahankan Suriah. Kehilangan Suriah berarti kita tak bisa mempertahankan Teheran. Namun, jika kita kehilangan Khuzestan, kita bisa merebutnya kembali selama Suriah masih di tangan kita. Jika kita menguasai Suriah, kita bisa merebut kembali Khuzestan, tetapi jika Suriah jatuh, Teheran pun tak akan bertahan.”

Pernyataan ini mencerminkan betapa krusialnya Suriah bagi Iran, dan karenanya, kekuatan Muslim yang masih hidup di kawasan Arab—khususnya gerakan perlawanan Islam Palestina—perlu meninjau ulang sikap mereka terhadap Iran. Saya tidak ragu sedikit pun, bahkan dengan kepastian mutlak, bahwa pembebasan Suriah sebagai jantung Bilad as-Sham adalah prasyarat untuk pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha. Keyakinan ini berpijak pada teori baru geopolitik, Teori Lingkaran Berkah Baitulmaqdis, serta kajian mendalam terhadap dinamika sejarah, yang telah saya rinci dalam buku Perencanaan Strategis untuk Pembebasan Mendatang Masjid Al-Aqsha.

Berikut adalah inti dari pemikiran tersebut.

Pertama: Teori Baru Geopolitik – Lingkaran Berkah Baitulmaqdis

Teori ini, yang pertama kali saya publikasikan dalam bahasa Inggris pada tahun 2005, mengungkapkan bahwa ada empat negara kunci di kawasan yang akan memainkan peran sentral dalam pembebasan Baitulmaqdis dan kebangkitan umat: Mesir, Suriah (beserta seluruh Bilad as-Sham), Irak, dan Turki, dengan tambahan Siprus dan Hijaz. Untuk memperpanjang usia “Israel” sebagai negara penyangga dan menunda pembebasan Tanah Suci, kekuatan asing merancang penghancuran keempat negara kunci ini.

Suriah, misalnya, telah menderita selama 53 tahun di bawah cengkeraman keluarga Assad. Rakyat Suriah mengalami pembantaian massal, penahanan, pemerkosaan, penindasan, domestikasi, pengucilan, dan marginalisasi.

Sifat Hafez dan Bashar Assad, ditambah keterkaitan mereka dengan aktor lokal, regional, dan internasional, membuat mereka memainkan peran ganda: berpura-pura sebagai pendukung perlawanan sambil menindas rakyat Suriah dengan kejam. Sikap ini menguntungkan “Israel,” terutama setelah kesepakatan dengan Amerika Serikat yang ditegaskan melalui kunjungan Presiden Richard Nixon dan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger ke Damaskus pada Juni 1974. Kesepakatan ini memungkinkan keluarga Assad berkuasa dalam waktu lama dengan imbalan koeksistensi dengan “Israel,” meskipun secara retoris mereka menunjukkan sikap sebaliknya. Rezim Assad menjadi bagian dari “tali Arab” yang menopang kelangsungan “Israel” di Tanah Suci, memperpanjang usianya di tanah yang diberkahi ini.

Inilah mengapa revolusi Suriah berlangsung begitu lama. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa tidak ingin menggulingkan Bashar Assad karena khawatir hal itu akan melemahkan “Israel.” Selama 13 tahun terakhir, mereka justru berupaya memperpanjang usia rezim ini, bahkan berusaha mereproduksinya. Sementara itu, Suriah berada di bawah pendudukan militer tiga kekuatan asing: Amerika, Iran, dan Rusia. Dukungan tak terbatas dari Iran telah menjadi nafas hidup bagi rezim Assad, yang pada gilirannya memperpanjang usia “Israel” dan menghambat peran sentral Suriah dalam pembebasan sejati Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha.

Namun, kini “Israel” telah mencapai puncak siklusnya. Negara penyangga ini mendekati akhir masa edarnya dan akan runtuh dalam beberapa tahun ke depan, bersamaan dengan keruntuhan banyak rezim Arab yang terkait erat dengannya, terutama rezim Assad di Suriah. Meskipun umat Islam mengalami kekalahan di abad ke-20, mereka memiliki potensi untuk merebut kembali kejayaan dengan menguasai kembali Baitulmaqdis. Teori Lingkaran Berkah Baitulmaqdis memberikan strategi untuk merencanakan pembebasan ketiga Baitulmaqdis, menegaskan bahwa selama Masjid Al-Aqsha masih diduduki, seluruh umat Islam dan kawasan Arab secara keseluruhan dianggap terjajah.

Pembebasan harus dimulai dengan menggulingkan rezim-rezim tirani, korup, dan tunduk pada kekuatan asing di negara-negara kunci, khususnya Mesir dan Suriah, serta membebaskan Suriah dari pendudukan asing dan Mesir dari cengkeraman pengaruh Barat.

Teori ini juga mengungkap hubungan strategis yang erat antara Mesir dan Bilad as-Sham, yang telah membentuk dinamika sejarah kawasan. Keamanan keduanya saling terkait, dan ancaman terhadap salah satunya sering kali berasal dari yang lain. Pertempuran besar Mesir sering terjadi di Bilad as-Sham, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, pertahanan salah satunya dimulai dari yang lain.

Kekuatan asing yang menduduki Baitulmaqdis akan selalu berupaya: (1) menduduki Mesir dan Bilad as-Sham, (2) menguasai pengaruh di keduanya, atau (3) menghancurkannya.

Tanpa kendali atas keduanya, kekuatan penduduk Baitulmaqdis akan tetap lemah dan rentan runtuh.

Langkah strategis untuk mengakhiri pendudukan Baitulmaqdis adalah:

  1. Memahami dan menyadari realitas geopolitik ini.
  2. Membebaskan Mesir dan Bilad as-Sham dari pendudukan, tirani, penindasan, korupsi, dan ketergantungan pada kekuatan asing.
  3. Membangun persatuan politik dan militer antara Mesir dan Bilad as-Sham, serta menjalin kerja sama strategis dengan Siprus.

Jika kita benar-benar serius ingin membebaskan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha, kita harus mengerahkan segala upaya untuk memastikan keberhasilan revolusi di Suriah dan Mesir di semua lini.


Kedua: Memahami Gerak Sejarah

Pembebasan Umar bin Khattab Dalam strategi kenabian untuk membebaskan Baitulmaqdis, yang buahnya dipetik oleh Amirul Mukminin Umar bin Khattab, Damaskus dibebaskan terlebih dahulu pada 5 September 635 (15 Rajab 14 H). Kemenangan ini diikuti oleh Pertempuran Yarmuk yang menentukan pada 12 Agustus 636 (5 Rajab 15 H), dan akhirnya pembebasan Baitulmaqdis pada 4 Juli 637 (4 Jumadil Akhir 16 H). Selisih waktu antara pembebasan Damaskus dan Baitulmaqdis kurang dari dua tahun, menunjukkan betapa strategisnya pembebasan Damaskus sebagai langkah awal.

Pembebasan Salahuddin Al-Ayyubi Salahuddin Al-Ayyubi menghabiskan lima tahun (1169–1174) untuk menggulingkan Dinasti Fatimiyah di Mesir, yang berkolaborasi dengan Tentara Salib. Setelah berhasil menstabilkan Mesir, ia bergerak ke Bilad as-Sham pada 1174 dan fokus selama 13 tahun (1174–1187) untuk menyatukan wilayah-wilayah Islam. Selama 11,5 tahun (1174–1186), ia memerangi penguasa Muslim yang berkolaborasi dengan Tentara Salib dan kelompok-kelompok seperti Hashashin. Setelah persatuan tercapai, ia mengalahkan Tentara Salib di Pertempuran Hittin pada 4 Juli 1187, yang diikuti oleh pembebasan Masjid Al-Aqsha pada 2 Oktober 1187.

Menariknya, Salahuddin menghabiskan 16,5 tahun untuk menyatukan Mesir dan Bilad as-Sham (1169–1186), sementara perang melawan Tentara Salib hanya memakan waktu 5,5 tahun (1187–1192)—seperempat dari total waktunya. Ini menunjukkan bahwa ia memahami bahwa keberlanjutan pendudukan Tentara Salib bergantung pada kolaborator lokal, yaitu penguasa Muslim yang menjadi bagian dari masalah dengan menjaga dan mendukung proyek kolonial Barat.

Inti dari Semua Ini

Secara ilmiah dan berdasarkan kajian sejarah serta geopolitik, pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha bergantung pada runtuhnya rezim-rezim tirani, penindas, korup, dan tunduk pada kekuatan asing di negara-negara kunci, khususnya Mesir, Suriah, dan Yordania. Rakyat Arab harus merebut kembali kebebasan mereka yang telah dirampas selama puluhan tahun oleh rezim-rezim ini. Pembebasan Suriah dari pendudukan Iran, Rusia, dan Amerika, serta penggulingan Bashar Assad dan rezimnya, adalah langkah krusial menuju pembebasan Baitulmaqdis.

InsyaAllah, kita akan melaksanakan salat kemenangan dan pembebasan di Masjid Al-Aqsha yang telah merdeka. Seperti yang Allah firmankan dalam Surah Ar-Rum ayat 4–7:

Kepunyaan Allah-lah segala urusan sebelum dan sesudahnya. Dan pada hari itu, orang-orang beriman akan bergembira dengan pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Itulah janji Allah, dan Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Penulis: Guru Besar Hubungan Internasional di sejumlah universitas dunia dan pendiri Proyek Peradaban Global untuk Baitulmaqdis. Sumber: Diadaptasi dari Abd al-Fattah El-Awaisi (2022), Perencanaan Strategis untuk Pembebasan Mendatang Masjid Al-Aqsha (Istanbul: Dar Al-Usul Al-Ilmiyah).

(Samirmusa/arrahmah.id)

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (354) Al-Qur’an (2) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (249) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (523) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (416) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (478) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (215) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (218) Sirah Sahabat (136) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (142) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)