basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Sirah Sahabat

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Sirah Sahabat. Tampilkan semua postingan

Umar bin Khatab Mewujudkan Janji Allah swt Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu...

Umar bin Khatab Mewujudkan Janji Allah swt


Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), (Al-Qasas: 5)


Janji tersebut bukan hanya diberikan kepada Bani Israel di era Nabi Musa, tetapi juga diberikan kepada Sahabat yang mulia, Ammar bin Yasir. Bagaimana bisa demikian?

Pada suatu ketika, Umar bin Khatab berkata kepada Ammar bin Yasir, " Berangkatlah, sungguh aku telah mengangkatmu sebagai gubernur Irak."

Umar bin Khatab memahami bahwa Ammar bin Yasir kurang mampu dalam kemampuan manajerialnya untuk menjadi gubernur, maka Umar mengirimkan juga bersamanya seseorang asisten yang akan membantunya menjalankan pemerintahan. Ammar bin Yasir berhasil memimpin Irak.

Setelah sebulan, Ammar bin Yasir dipanggil oleh Umar bin Khatab ke Madinah. Ketika Umar ditanya mengenai sebab pemanggilannya itu, ia berkata, "Aku memperhatikan kitab Allah dan mendapati seluruh janji Allah swt terbukti pada umat Rasulullah saw."

"Dan, engkau wahai Ammar, termasuk orang-orang yang tertindas di muka bumi ini. Maka, aku ingin memperlihatkan kepada manusia bahwa janji Allah tersebut benar-benar terbukti."

"Oleh karena itu, aku menyuruhmu berangkat ke Irak untuk memimpinnya selama satu bulan. Dengan begitu manusia bisa melihat janji Allah tersebut di depan mata kepala mereka."

Di era Mekkah, Ammar bin Yasir adalah seorang budak. Dia disiksa oleh Abu Jahal untuk melepaskan Islam. Dalam siksaan itu orang tua Ammar bin Yasir tewas oleh kekejaman kaum Quraisy.

Sumber:
Amru Khalid, Khowathir Qur'aniyah, al-I'tisham 

Saat Para Sahabat Menangis Melihat Rumah Rasulullah saw di Era Umar bin Khatab  Keyakinan Rasulullah saw terhadap janji Allah te...

Saat Para Sahabat Menangis Melihat Rumah Rasulullah saw di Era Umar bin Khatab 


Keyakinan Rasulullah saw terhadap janji Allah terlihat jelas pada peristiwa Hijrah. Ketika beliau terusir dan Suraqah bin Malik mencari beliau untuk dibunuh atau ditawan guna mendapatkan imbalan 100 ekor unta dari kaum Quraisy.

Namun setiap kali Suraqah berusaha mendekati beliau, ia terjatuh dari punggung kudanya tanpa sebab yang jelas. Padahal dia penunggang kuda yang handal.

Suraqah pun menyimpulkan, "Aku baru tahu bahwa beliau manusia terjaga." Maksudnya, bahwa ada yang menjaganya.

Lalu Suraqah berseru, "Wahai Muhammad, berilah aku jaminan keamanan."

"Kamu mendapat jaminan keamanan." Jawab Rasulullah saw.

"Wahai Muhammad, aku bermaksud untuk membunuhmu, namun aku tidak mampu melakukannya, padahal aku menginginkan hadiah, maka berilah sesuatu kepadaku." Suraqah berkata.

"Aku berjanji akan memberimu gelang-gelang Kaisar." Jawab Rasulullah saw.

"Kaisar siapa?" Tanya Suraqah

"Kaisar raja Persia." Jawab Rasulullah saw

"Sudikah engkau menuliskan hal tersebut untukku?" Kata Suraqah

Rasulullah saw berkata kepada Abu Bakar, "Wahai Abu Bakar, Buatkanlah tulisan untuknya."

Mungkin kita bertanya, mengapa Rasulullah saw tidak menjanjikan satu Uqiyah kurma Madinah yang masih muda, atau dengan sejumlah uang? Mengapa menjanjikan perhiasan Kisra? Sungguh, ini merupakan keyakinan Rasulullah saw terhadap janji Allah swt.

Suraqah bin Malik menjaga tulisan tersebut, semenjak ia masih kafir hingga masuk Islam dan sampai pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab.

Ketika terjadi pembebasan Persia, kaum muslimin memasuki ibu kota Persia, Madain, dan mengumpulkan seluruh harta rampasan perang di masjid.

Umar bin Khatab menaiki mimbar seraya berseru, "Mana Suraqah bin Malik?" Seseorang tua mendatanginya dan berkata, "Ada apa wahai Amirul Mukminin!"

"Wahai Suraqah! Inilah perhiasan kaisar yang pernah dijanjikan Rasulullah saw untukmu sebelum beliau wafat." Kata Umar

Mendengar hal itu, maka semua orang  yang berada di dalam masjid langsung menangis dan semuanya melihat rumah Rasulullah saw seraya berkata, "Sungguh benar penghuni tempat ini (Rasulullah saw)."

Wahai muslimin, bacalah shalawat untuk Muhammad saw dan yakinlah pada janji Allah swt, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw.

Sumber:
Amru Khalid, Khowathir Qur'aniyah, al-I'tisham

Strategi Abu Ubaidah bin Zarrah yang Diterapkan Hamas dan Hizbullah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penjajah Zionis Israel mengepung ...

Strategi Abu Ubaidah bin Zarrah yang Diterapkan Hamas dan Hizbullah


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penjajah Zionis Israel mengepung Gaza lebih dari setahun. Padahal targetnya hanya beberapa hari saja. Padahal sudah memanggil seluruh tentara reguler dan cadangan dari seluruh dunia hingga jumlahnya mencapai 500.000-650.000 pasukan. Padahal taktik ini pernah dilakukan untuk memukul balik pasukan Mesir dalam perang Yom Kippur 1973.

Penjajah Zionis Israel hampir sebulan melakukan pengepungan atas pengungsian Jabalia dengan strategi bumi hangus. Menghancurkan semua tempat pengungsian, sekolah, fasilitas PBB dan rumah sakit. Panjang Jabalia yang hanya 1,5 Km tidak bisa ditaklukan oleh 50.000 pasukan, ratusan tank dan dukungan angkatan udara yang massif.

Tentara penjajah Zionis Israel (IDF) telah mengerahkan lebih dari 50 ribu personel ke Lebanon Selatan. Meski begitu, IDF melaporkan tidak bisa menguasai satu desa pun. Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth  mencatat bahwa setelah sebulan operasi yang melibatkan lima divisi—tiga kali lipat kekuatan yang digunakan dalam perang 2006— Israel telah gagal mengamankan pijakan di perbatasan Lebanon.

Kolonel Jack Neriya, mantan penasihat Perdana Menteri pendudukan Israel Yitzhak Rabin, menyampaikan taktik Hizbullah. Neriya menjelaskan bahwa para pejuang sengaja membiarkan pasukan pendudukan Israel maju sebelum mempengaruhi mereka dalam penyergapan, yang menjadi tantangan signifikan bahkan bagi unit elit seperti Golani.

Neriya memperingatkan bahwa pendekatan ini dapat menyebabkan lebih banyak korban bagi pasukan Israel daripada dalam perang mana pun sejak akhir 1940-an.

Hamas dan Hizbullah membiarkan pasukan Penjajah Zionis Israel memasuki wilayahnya. Setelah masuk  ke dalam, baru disergap dengan pertempuran yang rumit dan memotong jalur pasukan penolong. Strategi ini telah dilakukan oleh pasukan Muslimin saat membebaskan Masjidil Aqsha yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Zarrah.

Dalam perjalanannya menuju Konstantinopel kepada tentaranya yang pernah ditawan oleh pasukan Muslimin, tetapi kemudian dibebaskan   lagi.  Heraklius bertanya, "Beritahukanlah kepadaku mengapa pasukan Muslimin bisa mengalahkan kita?"

Tentaranya menjawab, "Aku akan memberitahukanmu seolah-olah engkau benar-benar melihat mereka. Mereka adalah pejuang-pejuang hebat  pada siang hari, tetapi mereka adalah pelaku ibadah pada malam hari."

"Mereka tidak makan, kecuali dengan bayar. Mereka tidak akan memasuki suatu negri, kecuali dengan membawa kedamaian. Mereka akan diam dalam menghadapi kaum mereka yang mereka perangi sampai mereka benar-benar mendatanginya."

Lalu Kaisar Heraklius berkata, "Jika engkau benar, niscaya mereka akan berhasil merebut kekuasaanku ini (hingga ke Konstantinopel)."

Prinsip Siti Aisyah dan Umar bin Abdul Aziz dalam Memerangi Bid'ah Inilah langkah perbaikan diri dan masyarakat dengan metod...

Prinsip Siti Aisyah dan Umar bin Abdul Aziz dalam Memerangi Bid'ah


Inilah langkah perbaikan diri dan masyarakat dengan metode Tadarruj (bertahap) dalam berislah (perbaikan). 

Saat jiwa telah terbiasa dengan penyimpangan dalam waktu lama. Hatinya keras dengan keseharisan yang penuh maksiat. Apakah langsung melakukan perubahan secara tiba-tiba dan cepat? Siti Aisyah dan Umar bin Abdul Aziz membimbing kita.

Siti Aisyah berkata. "Yang pertama kali turun dari Al-Qur'an adalah surat-surat yang merinci keterangan tentang surga dan neraka. Hingga ketika orang-orang telah gandrung pada Islam, maka turunlah halal dan haram."

"Seandainya ayat yang pertama turun: Janganlah kalian minum khamer, niscaya mereka berkata: Kami tidak mau meninggalkan khamer selama-lamanya."

"Seandainya turun: Janganlah berzina, niscaya mereka berkata: Kami tidak mau meninggalkan zina selama-lamanya." 

Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun, yang juga ahli fiqh, teguh pada prinsip ini, setelah khalifah sebelumnya mengelola kekuasaan dengan campuran kezaliman. 

Anaknya Umar bin Khatab, Abdul Malik, berkata, "Ayah, apa yang menghalangimu untuk segera menegakkan keadilan yang kau inginkan? Demi Allah, aku tidak peduli seandainya kuali-kuali mendidih karena aku dan dirimu.:

"Anakku, sesungguhnya aku melihat orang seperti melatih unta jalang. Sesungguhnya aku ingin menghidupkan kekhalifahan dengan keadilan, hingga aku menunda itu, sampai aku mengeluarkan ambisi dunia, lalu mereka lari dari ketamakan duniawi dan menerima keadilan dengan tenang." Ujar Umar bin Abdul Aziz.

"Wahai Ayah, apa yang kau katakan kepada Rabb-mu besok, ketika Dia bertanya kepadamu, "Kamu melihat bid'ah namun tidak mematikannya, atau Sunnah namun tidak menghidupkannya?" Tanya sang anak.

"Anakku, sesungguhnya kaummu telah mengikat masalah ini dengan tali demi tali, simpul demi simpul. Ketika aku ingin memaksa mereka untuk melepaskan apa yang ada di tangan mereka, maka bisa saja mereka menentangku sehingga banyak darah yang tumpah."

"Demi Allah, hilangnya dunia itu lebih ringan bagiku daripada menetesnya darah lantaran aku. Tidakkah kau senang sekiranya setiap hari diantara hari-hari dunia ini ayahmu mematikan bid'ah dan menghidupkan Sunnah?" Ujar Umar bin Abdul Aziz.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Khitah Dakwah, Rabbani Press

Agar Kemenangan dalam Genggaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar Adakah kekalahan? Adakah kerugian? Adakah kebangkrutan? Adakah pukula...

Agar Kemenangan dalam Genggaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Adakah kekalahan? Adakah kerugian? Adakah kebangkrutan? Adakah pukulan telak? Adakah kehilangan? Tidak pernah ada. Semuanya hanya sandiwara.

Kekalahan, kerugian, kebangkrutan dan pukulan telak, hanya bagi para pecinta dan pemburu dunia. Hanya bagi  yang obsesi tertinggi dari hidup dan ilmunya adalah dunia. Hanya bagi yang parameternya dunia.

Kemenangan itu selalu dalam genggaman, bagi siapa? Mukmin, yang mendengar, taat, takut dan bertakwa pada Allah. Bila karakter ini hilang dari hati, itulah kekalahan dan kebangkrutan.

Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, "Kami mendengar, dan kami taat." Dan merekalah orang-orang yang beruntung. (An-Nur: 51)

Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, merekalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (An-Nur: 52)

Para Nabi dan Rasul terus berdakwah dan berjihad. Para pengikut dan sahabatnya, tak pernah gentar menghadapi liku-liku perjuangan. Tak ada yang surut. Tak ada yang lari dari medan pertempuran. Tak ada yang lemah dan risau. Mengapa?

Sebab mereka senantiasa merasakan kemenangan. Dikepung oleh 10.000 pasukan di Madinah, yang diucapkan justru inilah yang janji-Nya. Inilah bukti kebenaran di jalan-Nya.

Bila senantiasa bersama Rasul-Nya. Bila senantiasa dalam bimbingan Firman-Nya. Itulah kemenangan yang sesungguhnya.

Romawi Runtuh Sebab Shalat Malamnya Pasukan Muslimin Tatkala tentara Romawi kalah dari Muslimin, kaisar Romawi, Heraklius berkat...

Romawi Runtuh Sebab Shalat Malamnya Pasukan Muslimin


Tatkala tentara Romawi kalah dari Muslimin, kaisar Romawi, Heraklius berkata kepada para tentaranya, "Apa yang membuat kalian kalah dari pasukan Muslimin, padahal jumlah mereka lebih sedikit daripada kita?"

Lalu salah seorang Romawi berkata, "Pasukan Muslim menang karena mereka selalu mengerjakan shalat malam dan berpuasa pada siang hari."

Ketika pasukan Romawi kalah di negri Syam, dan Kaisar Heraklius melarikan diri dari Syam ke Istana kerajaannya, Konstantinopel, dia diam sejenak dan berdiri memandang Syam dengan tatapan terakhirnya.

Kaisar Heraklius berkata, "Semoga kesejahteraan mendatangimu, wahai negri Syam. Aku takkan bertemu lagi dengan mu setelah ini."

Dalam perjalanannya menuju Konstantinopel kepada tentaranya yang pernag ditawan oleh pasukan Muslimin, tetapi kemudian dibebaskan   lagi.  Heraklius bertanya, "Beritahukanlah kepadaku mengapa pasukan Muslimin bisa mengalahkan kita?"

Tentaranya menjawab, "Aku akan memberitahukanmu seolah-olah engkau benar-benar melihat mereka. Mereka adalah pejuang-pejuang hebat  pada siang hari, tetapi mereka adalah pelaku ibadah pada malam hari."

"Mereka tidak makan, kecuali dengan bayar. Mereka tidak akan memasuki suatu negri, kecuali dengan membawa kedamaian. Mereka akan diam dalam menghadapi kaum mereka yang mereka perangi sampai mereka benar-benar mendatanginya."

Lalu Kaisar Heraklius berkata, "Jika engkau benar, niscaya mereka akan berhasil merebut kekuasaanku ini (hingga ke Konstantinopel)."


Sumber:
Abu Al-Qa'qa Muhammad ibnu Shalih, Mudahnya Shalat Malam, Mizania

Akan Dipancung mati pun Tetap Berdakwah Saat terindah bertemu Allah adalah saat tengah menunaikan amanah Allah.  Khubaib bin Adi...

Akan Dipancung mati pun Tetap Berdakwah


Saat terindah bertemu Allah adalah saat tengah menunaikan amanah Allah. 

Khubaib bin Adi tertangkap oleh musuh, lalu dibawa ke Makkah dan dijual sebagai budak. Sementara itu, Bani Harits yang selama ini menyimpan dendam kesumat terhadap Khubaib, mendengar berita tertangkapnya Khubaib. Rupanya nama Khubaib telah mereka hapal luar kepala, karena Khubaiblah yang membunuh Harits bin Amir, seorang pemuka Makkah, pada perang Badar. Maka dengan penuh antusias Khubaib pun mereka beli.

Maka jadilah Khubaib bulan-bulanan seluruh anggota Al-Harits. Setiap hari sahabat Anshar yang dikenal bersifat bersih, pemaaf, teguh keimanan dan taat beribadah ini harus menerima siksaan. Hingga suatu hari salah seorang putri keluarga tersebut berteriak terkejut, memberitakan bahwa budak sekaligus tawanan mereka sedang santai dan tenang-tenang memakan buah anggur. Padahal buah tersebut sedang tidak musim di Makkah dan Khubaib pun diikat tangannya dengan rantai besi.

Keluarga Al-Harits menakut-nakuti Khubaib, bahwa saudara sekaligus sahabatnya, Zaid yang juga dibeli keluarga Makkah lainnya, telah dieksekusi. Ia telah dibunuh dengan cara ditusuk tombak dari lubang dubur hingga tembus ke dadanya!

Namun berita kejam nan sadis ini ternyata tidak berhasil membuat hati Khubaib ketakutan apalagi berpaling dari keimanannya. Sebaliknya, hal ini justru membuat dirinya lebih pasrah terhadap ketentuan-Nya. Akhirnya keluarga Al-Harits pun putus asa. Mereka memutuskan untuk segera mengeksekusi tawanan yang tegar itu.

Namun sebelum eksekusi dijalankan, Khubaib memohon agar diperbolehkan melakukan shalat terlebih dahulu. Maka Khubaib mendirikan shalat dua rakaat. Usai shalat, Khubaib menoleh kepada para algojo yang mengawasinya sambil berkata, "Seandainya bukan karena dikira takut mati, maka aku akan menambah jumlah rakaat shalatku."

Inilah shalat sunnah pertama yang dilakukan seorang Muslim ketika akan menghadapi kematian. Inilah shalat dihadapan musuh-musuh Allah yang menunjukkan keteguhan dan keberanian dalam mengenggam dakwah di jalan Allah.

Tengah Dihukum oleh Qiyadah pun Tetap Berdakwah Di saat banyak yang tersakiti hatinya oleh sebuah hukuman dari qiyadah. Namun, d...

Tengah Dihukum oleh Qiyadah pun Tetap Berdakwah


Di saat banyak yang tersakiti hatinya oleh sebuah hukuman dari qiyadah. Namun, dia tetap berjuang bersama qiyadah. Inilah bentuk nyata dakwah bersama Allah, untuk Allah dan di jalan Allah. 

Saad bin Abi Waqqas datang menemui Abu Mihjan pada perang Qadisiyah, sementara ia gemar minum khamr. Saad memerintahkan untuk menghukumnya dengan mengikat Abu Mihjan.

Maka, tatkala berjumpa dengan orang-orang di sekelilingnya, Abu Mihjan berkata, "Cukuplah kesedihan bagiku, jika kuda itu dilepas dari kendalinya sedang aku ditinggalkan dalam keadaan terbelenggu."

Ia kemudian berkata kepada putri Hafsah, istrinya Saad, "Lepaskan aku, Allah jaminannya. Apabila Allah berkenan menyelamatkan aku sampai akhir pertempuran ini, tentu aku akan kembali ke penjara ini dan akan aku ikat kakiku."

"Namun, apabila Aku syahid, kau akan bisa lega tidak lagi disibukan untuk mengurusku." Maka, istri Saad pun melepaskan belenggunya, ia pun bergabung dengan pasukan lain.

Suatu saat Saad terluka sehingga tidak bisa memimpin pasukan. Saad naik ke atas benteng untuk melihat pasukan yang tengah bertempur.  Saat itu Abu Mihjan menaiki kuda Saad yang terkenal, "Al-Balqaa".

Abu Mihjan pun mengambil tombak lalu keluar untuk bertempur. Hampir semua lawan dihancurkan. Orang-orang terperangkap, "Wah ini raja."

Atas keberanian tersebut, Saad berkata, "Kesabaran berada di kuda "Al-Balqaa" dan kemenangan itu adalah kemenangan Abu Mihjan, padahal dia berada dalam ikatan"

Ketika musuh berhasil ditaklukan, Abu Mihjan kembali ke penjara dan mengikat kakinya kembali.

Sumber:
Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah, Era Intermedia

Karakter Ahli Qur'an Rasulullah saw bersabda, "Di antara manusia ada orang-orang khusus di sisi Allah?" Beliau dit...

Karakter Ahli Qur'an


Rasulullah saw bersabda, "Di antara manusia ada orang-orang khusus di sisi Allah?" Beliau ditanya, "Siapakah mereka itu wahai Rasulullah saw?" 

"Mereka adalah ahli Qur'an. Mereka itulah yang menjadi orang-orang khusus dan istimewa di sisi Allah." Jawab Rasulullah saw.

Karena sangat khususnya, maka ahli Qur'an memiliki beberapa karakter yang disebutkan oleh Ibnu Masud, "Seharusnya seseorang penghafal Al-Qur'an itu dikenal berbeda."

"Ia berbeda dilihat pada malam hari, ketika orang-orang tidur lelap. Ia berbeda dilihat dilihat pada siang hari, ketika orang-orang menikmati makanan."

"Ia berbeda dilihat dari tetesan air matanya, ketika orang-orang berbahagia. Ia berbeda dilihat dari tangisannya, saat orang-orang tertawa."

"Ia berbeda dari diamnya, saat orang-orang berbicara. Ia berbeda dilihat dari ketundukannya, saat orang-orang berjalan dengan keangkuhannya."

Abdullah bin Amru bin Ash juga berkata, "Tidak pantas bagi penghafal Al-Qur'an, berlama-lama mengobrol bersama mereka yang senang mengobrol, bersikap bodoh bersama orang-orang yang bodoh, dan lebih sering memberi maaf dan memaafkan, karena di dalam kalbunya terdapat Kalam Allah."

Sumber:
Badar Bin Nashir, Kisah Kaum Salaf Bersama Al-Qur'an, Al-Kautsar

Dai adalah Pengembara Imam para dai dari golongan salafus shaleh, mereka berlayar untuk menyebarkan dan menyampaikan dakwah, mer...

Dai adalah Pengembara


Imam para dai dari golongan salafus shaleh, mereka berlayar untuk menyebarkan dan menyampaikan dakwah, mereka memulai pembicaraan dengan orang-orang, berinteraksi dengan aktif, dan tidak menunggu kedatangan orang untuk bertanya. Demikianlah kondisi dai selamanya.

Dai hari ini harus mengembara dan berlayar ke berbagai tempat untuk menyampaikan dakwah. Lihatlah, bagaimana para utusan Rasulullah saw mengembara ke berbagai pedalaman. Tidak menunggu kedatangan mereka ke Madinah.

Orang Badwi bertanya kepada Rasulullah saw tentang rukun Islam, ketika diberi tahu, ia berkata, "Aku tidak menambah dan tidak mengurangi." Bagaimana orang Badwi memulai pertanyaan? "Wahai Rasulullah saw, utusanmu mendatangi kami, lalu menyampaikan bahwa kamu mendakwahkan bahwa Allah telah mengutusmu."

Utusan Rasulullah saw datang kepada mereka sebagai dai. Barangsiapa menunggu didatangi orang, maka ia bukan dai.

Para Sahabat meningkatkan Madinah, ketika Rasulullah saw mengutusnya ke  kaum Badwi tersebut. Meninggalkan rumah, keluarga dan anak. Mengarungi gurun demi gurun, panas dan dingin untuk menyampaikan dakwah.

Inilah kondisi dakwah yang anda ingin sampai kepada tujuan. Harus ada pergerakan, proaktif, inisiatif, perjalanan panjang, dan ucapan.

Duduk dan berkhayal bukan jalan kesuksesan. Jadi, pahamilah riwayat hidup pendahulu kita dan ikuti mereka, niscaya akan sampai.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Titik Tolak, Robbani Press

Saat Ranah Ijtihad Diubah Menjadi Fitnah Kepada Pemimpinnya  Sejarah telah mencatat cara termudah menghancurkan jamaah muslimin adalah denga...


Saat Ranah Ijtihad Diubah Menjadi Fitnah Kepada Pemimpinnya 


Sejarah telah mencatat cara termudah menghancurkan jamaah muslimin adalah dengan menghancurkan reputasi, kedudukan, nama baik, dan kharisma para pemimpin Islam itu sendiri di dalam diri kaum muslimin.

Strategi ini terlihat sangat  jelas terlihat pada fitnah yang terjadi di era khalifah Utsman bin Affan. Taktiknya, hanya berputar di satu poros. Yaitu, merusak ketaatan para prajurit kepada  para pemimpin mereka sendiri.

Sebelum terjadi fitnah, Utsman bin Affan mengeluarkan kebijakan (ijtihad) dalam beberapa persoalan yang sederhana, kemudian kebijakan tersebut dieksploitasi oleh sekelompok orang yang memiliki kepentingan tertentu, lalu menyerang, memburuk-burukan dan menuduh Utsman bin Affan sudah melakukan bid'ah dalam agama.

Salah satu ijtihad di era Utsman bin Affan adalah masalah shalat Tamam, tidak mengqashar dan menjama', selama di Mina selama musim haji, membakar mushaf yang berbeda dengan mushaf yang disusun oleh para tokoh Sahabat di bawah pengawasannya, mengakhiri masa pembuangan Al-Hakam ibnu Abi Ash dan mengembalikannya ke Madinah, pada Rasulullah saw telah membuangnya.

Ranah ijtihad ini, perbedaan pendapat ini, dikembangkan menjadi fitnah besar. Strateginya, "Bangkitlah dalam masalah ini, lalu bergeraklah. Mulailah misinya dengan menyerang para pemimpinnya, dan perlihatkan seolah-olah dalam misi Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, niscaya kalian dapat menarik perhatian publik, lalu tariklah dan serulah mereka pada misi ini."

Bagaimana ranah ijtihad justru diubah menjadi fitnah besar? Para propagandisnya menyebar ke setiap pelosok negri. Mengirimkan surat hasutan ke setiap pembangkang.  Menulis risalah dan buku yang berisi fitnah tentang ijtihad Utsman bin Affan dengan ungkapan, "Kita sungguh menyayangkan sikap penguasa ini."

Hasilnya, rusaklah jiwa manusia, datanglah masa pembangkangan. Kemudian mereka mengepung rumah Utsman bin Affan, lalu menerobos rumahnya untuk membunuh pemimpinnya sendiri.

Mereka memotong para pemimpin jamaah dan mematahkan tulang rusuk organisasi mereka sendiri, lalu menyebarkan slogan pembenaran, "Semuanya ini kami lakukan, tulus ikhlas karena Allah." 

Bagaimana penolakan terhadap ranah ijtihad berkembang menjadi pembunuhan terhadap karakter pemimpin dan pematahan tulang rusuk organisasi? Perselisihan pendapat  secara terbuka dan permusuhan akan berakhir dengan fitnah dan bahaya yang besar. Tabiat fitnah ini selalu berkembang dan tidak akan dapat dikendalikan.

Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah, Rabbani Press 

Jalan Kemenangan yang Dicampakkan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Orang kafir dan munafik pasti hancur, namun mereka melawan agar tid...

Jalan Kemenangan yang Dicampakkan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Orang kafir dan munafik pasti hancur, namun mereka melawan agar tidak hancur. Maka, pengerahan sumber daya, infrastruktur, ilmu dan teknologinya agar tidak hancur, akan berakhir sia-sia. Mereka tetap akan hancur.

Umat Islam pasti dimenangkan Allah. Anehnya, justru tidak mempercayainya.  Tidak teguh pada agama dan perjuangannya. Membuang sumber kekuatan dan kemenangannya. Malah justru, memilih jalan-jalan kekafiran.

Umat islam sangat aneh, dianugerahkan agama yang pasti menang, justru memilih dan berkomitmen pada ideologi yang pasti hancur. Diberi jalan perjuangan yang pasti menang, justru memilih yang pasti hancur.

Rasulullah saw selalu memberikan berita kemenangan pada kafir Quraisy bila mengikuti dakwahnya, namun mereka menolak. Orang di luar Mekah  menerima dakwahnya, lalu berkata, "Datanglah kembali setelah mendapatkan berita kemenangan."

Khalid bin Walid dan Amr bin Ash menyadari bahwa kemenangan berada di muslimin, bukan pada kekafiran. Maka, setelah perjanjian Hudaibiyah mereka berhijrah ke Madinah.

Sekarang, mengapa muslimin tidak meyakini ajarannya? Padahal sejarah dari Nabi Adam hingga hari ini telah membuktikan kemenangan yang nyata? Mengapa tidak berjuang bersama dakwahnya? Padahal sudah pasti kemenangannya?

Jangan pernah silau dengan kekuatan kekafiran. Kelak, nasibnya seperti Firaun, Haman dan Qarun. Melangkahlah seperti Nabi Musa, tetap teguh dengan langkahnya. Kelak, kemenangan itu tiba.

Wafatnya Ahli Wirid Surat Al-Ikhlas Al Ala' bin Muhammad Ats-Tsaqafi berkisah, suatu ketika Kami bersama Rasulullah saw di T...

Wafatnya Ahli Wirid Surat Al-Ikhlas


Al Ala' bin Muhammad Ats-Tsaqafi berkisah, suatu ketika Kami bersama Rasulullah saw di Tabuk, matahari terbit dan bersinar sangat terang, tidak  seperti biasanya.

Lalu, Jibril datang kepada Rasulullah saw, dan beliau bertanya, "Wahai Jibril, ada apa gerangan, mengapa matahari pagi ini terbit dan bersinar sangat terang, tidak seperti biasanya?"

Jibril menjawab, "Hal ini disebabkan telah wafat  Muawiyah bin Muawiyah Al-Laitsi di Madinah, dimana Allah telah mengutus 70.000 malaikat untuk  menshalatkannya."

Rasulullah saw bertanya, "Mengapa demikian?" 

Jibril menjawab, "Karena ia selalu membaca Al-Ikhlas, baik siang maupun malam, ketika duduk maupun berjalan. Sudikah engkau, bumi ini aku lipat agar engkau dapat menshalatkannya?" 

Rasulullah saw menjawab, "Iya". Lalu beliau menshalatkannya. 


Sumber:
Mushthafa Murad, 1.000 mukjizat Rasulullah saw, Pustaka Azzam

Kesyahduan Bacaan Al-Qur'an Abu Bakar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Abu Bakar memiliki suara khas yang dominan, lembut, merdu, ...

Kesyahduan Bacaan Al-Qur'an Abu Bakar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Abu Bakar memiliki suara khas yang dominan, lembut, merdu, dan khusyuk saat membaca Al-Qur'an. Saat shalat di sekitar Kabah,  banyak anak-anak dan wanita yang mendatangi untuk mendengarkan bacaan Al-Qur'an-nya. Ini terjadi di periode Mekah. 

Melihat fenomena tersebut, Abu Bakar yang bertetangga dengan Ibnu Ad-Daginah, kaum Quraisy mendatangi Ibnu Ad-Daginah lalu  berkata kepadanya , "Suruhlah Abu Bakar menyembah tuhannya di rumahnya sendiri. Ia dapat mendirikan shalat sebanyak yang ia mau."

"Dan, dia juga dapat membaca (Al-Qur'an) apa pun yang ia suka di rumahnya, tanpa menyakiti telinga kita. Jangan pernah lagi tampil di muka umum untuk mendirikan shalatnya atau melantunkan bacaannya selain di rumahnya sendiri."

Abu Bakar sama sekali tak keberatan atas permintaan itu. Ia pun melaksanakan shalat dan membaca Al-Qur'an di dalam rumahnya. Namun, apa yang terjadi? Banyak wanita Quraisy dan anak-anak mereka tetap mendatangi rumah Abu Bakar dan mengelilinginya untuk mendengarkan bacaan Al-Qur'an-nya. Mereka terrenyuh dengan bacaan Abu Bakar yang lembut, halus, berwibawa dan disertai dengan tangisannya.

Kaum Quraisy pun merasa terganggu, mereka kembali memanggil Ibnu Ad-Daginah, mereka memberitahukan berita tersebut. Lalu, Ibnu Ad-Daginah mendatangi Abu Bakar seraya berkata, "Wahai Abu Bakar, aku tahu apa yang aku janjikan kepadamu sebelum ini (memberikan perlindungan), tetapi keadaannya telah berubah sekarang."

"Aku memberikanmu dua pilihan, mengurangi aktivitasmu itu (membaca Al-Qur'an), atau aku tidak bisa melindungimu lagi, karena aku tidak senang jika bangsa Arab sampai mendengar bahwa aku melanggar perjanjian yang aku buat sendiri."

Lalu, Abu Bakar berkata, "Aku memilih untuk melepaskan kebertetanggaanku denganmu, karena aku lebih senang bertetangga dengan Allah dan Rasul-nya." Abu Bakar pun terus melantunkan Al-Qur'an walaupun nyawa menjadi taruhannya.

Sumber:
Badar Bin Nashir, Kisah Kaum Salaf Bersama Al-Qur'an, Al-Kautsar

Prilaku Mulia di Pasar yang Dipraktekan Ibnu Umar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Yang menyebarkan salam memiliki posisi sangat khusu...

Prilaku Mulia di Pasar yang Dipraktekan Ibnu Umar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Yang menyebarkan salam memiliki posisi sangat khusus di sisi Allah. Rasulullah saw bersabda, "Orang yang paling dekat dengan Allah ialah yang memulai salam." 

Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah saw, ada dua orang yang bertemu, yang manakah yang memulai salam?" Rasulullah saw menjawab, "Orang yang paling dekat dengan Allah."

Apakah pengaruh salam bagi muslimin? Apa pengaruhnya bagi keutuhan muslimin? Rasulullah saw bersabda, "Maukah kalian kutunjukkan  sesuatu yang bila kalian melakukannya akan menciptakan rasa saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian."

Salah satu sahabat yang kedudukan sangat mulia di sisi Rasulullah saw adalah Abdullah bin Umar, yang oleh Siti Aisyah dijuluki sosok yang akhlaknya mirip dengan Rasulullah saw. Salah satu kebiasaannya adalah menyebarluaskan salam.

Thufail bin Ubay pernah mendatangi Abdullah bin Umar. Lalu, mereka berdua pergi ke pasar. Thufail berkata, "Ketika kami ke pasar, setiap bertemu dengan pedagang barang murah atau pedagang barang mahal, orang miskin atau siapa pun, Ibnu Umar selalu mengucapkan salam kepadanya."

Thufail berkata lagi, "Pada hari lainnya, aku mendatangi Ibnu Umar. Lalu ia mengajakku pergi ke pasar. Kemudian, aku bertanya kepadanya, "Apa yang akan engkau lakukan di pasar? Engkau tidak pernah berhenti di depan barang dagangan, tidak pernah bertanya tentang harga barang yang dijual, tidak pernah melakukan tawar menawar, dan tidak pernah berbincang-bincang dengan orang-orang di pasar."

Aku berkata, "Mari kira duduk berbicara disini!" Ibnu Umar menjawab, "Kita pergi ke pasar bertujuan mengucapkan salam, kita mengucapkan salam kepada setiap orang yang kita temui."

Sumber:
Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, al-I'tisham

Berkoalisi Atau Beroposisi dalam Kekuasaan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apakah ada dalil keharaman yang jelas? Itulah syarat peni...

Berkoalisi Atau Beroposisi dalam Kekuasaan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Apakah ada dalil keharaman yang jelas? Itulah syarat penilaian dari sisi syariat. Bila itu tidak ada, maka seluruh tindakan berdasarkan ijtihad kemaslahatan dan kemudharatan. Ali bin Abi Thalib mengambil sikap yang berbeda dengan Muawiyah bin Abu Sofyan dalam soal terbunuhnya Utsman bin Affan, begitu juga Siti Aisyah.

Apakah ada yang bermaksiat dan berdosa dari perbedaan menyikapi pembunuhan Ali bin Thalib? Tidak ada,  semuanya mendapatkan pahala. Yang benar, dua pahala. Yang salah, satu pahala. Seperti itulah sikap ulama Ahlus Sunnah. 

Hasan bin Ali justru mengambil sikap yang berbeda dengan ayahnya, Ali bin Abu Thalib. Hasan lebih memilih memberikan kekhalifahan ke pada Muawiyah. Bukankah Ali bin Abu Thalib sering berdiskusi dengan anaknya, Hasan bin Ali, tentang pengelolaan kekuasaan?


Umar bin Abdul Aziz menyerahkan kekuasaannya kepada Yazid bin Abdul Malik. Mengapa menyerahkan kekuasaannya yang sudah diprediksi kezalimannya? Mengapa tidak diserahkan kepada penggantinya yang diperkirakan akan berlaku adil? Apakah ini tindakan yang bodoh?

Abu Hanifah menilai tindakan Umar bin Abdul Aziz sebagai tindakan yang tepat. Bila tidak, maka kekuasaan baru akan dipenuhi dengan pemberontakan dari keluarga keturunan Abdul Malik. Mana kemaslahatan yang lebih besar, kestabilan kekuasaan atau pemberontakan yang terus menerus?

Abu Hanifah memilih beroposisi dengan Bani Abbasiyah. Namun Muridnya, Abu Yusuf lebih memilih berkoalisi. Imam Syafii lebih memilih berkoalisi dengan penguasa. Namun muridnya, Imam Ahmad, memilih beroposisi. Imam Ahmad tidak mau menerima jabatan apa pun, walaupun didesak oleh gurunya, Imam Syafii.

Syeikh Nawawi Al-Bantani memiliki pandangan dalam beradab pada gurunya. Walaupun sang gurunya dianggap melakukan "kemungkaran" beliau tetap berprasangka baik. Karena kita tidak tahu rahasia dari keputusan yang diambilnya.

Bagaimana sikap para Sahabat tentang "Hadistul Ifki" yang menimpa Siti Aisyah? Seperti itulah sikap kita menghadapi peristiwa yang sifatnya ijtihadi.

Hanya Meminta Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Hanya meminta, itulah akhlak hamba kepada Allah Sang Pemilik Semesta Alam. Hanya memin...


Hanya Meminta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Hanya meminta, itulah akhlak hamba kepada Allah Sang Pemilik Semesta Alam. Hanya meminta, itulah yang hanya bisa dilakukan oleh seorang hamba. Mengapa manusia merasa hebat, segalanya bisa dilakukannya sendiri?

Semuanya sesat, kecuali yang Allah beri petunjuk. Semuanya lapar, kecuali yang Allah beri makan. Semuanya telanjang, kecuali yang Allah beri pakaian. Maka, mintalah semuanya kepada Allah.

Andai Allah tidak menurunkan kitab suci dan mengutus para Nabi dan Rasul, bukankah manusia sesat? Bila Allah tidak menciptakan tumbuhan dan hewan, bukankah manusia akan kelaparan dan telanjang? Allah yang menyediakan, manusia hanya meminta saja.

Saat para Nabi dan Rasul menghadapi persoalan, apa yang dilakukan pertama kali? Menunggu wahyu Allah. Setelah itu, meminta atau berdoa kepada Allah? Kekuatan penghulu para Nabi pun, Rasulullah saw, berada dibalik doa-doanya. Hanya meminta.

Seorang Sahabat dililit hutang, Rasulullah saw mengajar doa kepadanya. Siti Fatimah kelaparan di rumahnya, Rasulullah saw mengajar doa kepada putrinya. Solusi hidup hanya tinggal meminta saja pada Allah swt.

Syarat utama permintaan dikabulkan hanya rezeki yang halal yang masuk ke perut. Bila haram, maka seperti tanah yang disiram racun, tidak akan bisa ditanami apa pun.

Dikabulkannya permintaan hanya butuh keyakinan. Sebab Allah sudah menjamin keterkabulan doa. Apakah ada doa para Nabi dan Rasul yang tidak dikabulkan? Setelah itu bersabarlah.

Puasa, Benteng Kokoh Agar Fokus Ekspansi Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Puasa adalah perisai. Puasa adalah benteng. Hidup adalah pe...

Puasa, Benteng Kokoh Agar Fokus Ekspansi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Puasa adalah perisai. Puasa adalah benteng. Hidup adalah pertempuran terhadap semua ujian dan godaan hidup. Hidup adalah pergumulan dengan fitnah-fitnah kehidupan. Bagaimana menangkis yang paling mudah? Bagaimana cara berlindung dalam kelemahan sebagai manusia?  Bangunlah benteng. Buatlah perisai.

Musuh menyerang dengan senjata tercanggih dan strategi yang tak terpikirkan. Dengan tipu muslihat dan kamuflase. Jangan pernah keluar dari benteng. Jangan pernah melepaskan perisai. Sekali keluar, akan mudah dihancurkan.

Khalid bin Walid mengepung kota Damaskus. Berbulan-bulan tak bisa ditundukkan. Bagaimana cara mengalahkannya? Menggoda agar pasukan lawan keluar dari benteng. 800 tahun kaum Muslimin berusaha menaklukkan Konstantinopel namun selalu gagal. Bagaimana akhirnya bisa ditaklukkan? Ada prajurit Binzantium yang lupa menutup pintu  benteng. Akhirnya kaum Muslimin berhasil menerobos masuk.

Manusia itu lemah. Agar terlindungi dari semua ancaman, bangunlah benteng. Manusia itu bodoh terhadap kelicikan syahwat dan bisikan syetan. Agar terlindungi dari kelicikannya, bangunlah benteng. Jangan sekali-kali keluar dari benteng tersebut.

Bagaimana menghadapi serbuan 10.000 gabungan pasukan Musyrikin Quraisy, kabilah Arab, Munafikin dan Yahudi di Madinah? Rasulullah saw memanfaatkan bukit-bukit bebatuan yang terjal dan menggali parit. Setelah itu memporakporandakan lawan dengan cara sederhana.  Ali bin  Abi Thalib mengalahkan Yahudi di Khaibar dengan membobol pintu benteng dengan tangannya sendiri.

Seekor semut, rayap dan cacing  menjadi sulit dijadikan mangsa saat berlindung di benteng yang di bawah tanah. Seluruh kecanggihan teknologi negara adi daya tak berguna ketika perlawanan rakyat Palestina berlindung di terowongan Gaza. Yang lemah, menjadi kuat saat berlindung di balik benteng.

Benteng bukan sekedar untuk berlindung, tetapi juga menguras habis energi lawan. Benteng bukan sekedar untuk bertahan tetapi agar fokus menyerang. Bukankah setiap serangan diawali dari perlindungan pasukan dan infrastrukturnya? Saat terlindungi dari hawa nafsu dan syetan, manusia bisa mengupgrade  kuantitas dan kualitas ketaatan kepada Allah l. 

Raganya di Dunia, Jiwanya Penjelajah Akhirat Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tualah sebelum tua. Matilah sebelum mati. Di alam kuburl...

Raganya di Dunia, Jiwanya Penjelajah Akhirat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Tualah sebelum tua. Matilah sebelum mati. Di alam kuburlah sebelum di kubur. Di akhiratlah sebelum di akhirat. Menyaksikan wajah Allah sebelum berhadapan langsung dengan-Nya.

Sukseslah sebelum sukses. Semuanya bisa dihadirkan saat ini tanpa perlu syarat. Bahagia tak perlu syarat. Kaya tak perlu syarat akumulasi jumlah tertentu. Menjelajah akhirat tanpa perlu syarat kematian.

Para Sahabat sudah menyaksikan penduduk surga yang hidup dalam kebahagiaan. Menyaksikan penduduk neraka yang disiksa. Menyaksikan Allah di Arsy-Nya. Akhirat itu ada disini.

Rasulullah saw sudah menyaksikan semua peristiwa yang akan terjadi, sehingga beliau bersabda, "Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, maka kalian akan lebih banyak menangis.

Seorang sahabat membuang kurmanya saat perang Badar karena telah mencium bau surga dari sengitnya pertempuran. Terlalu lama memasuki surga walau hanya menunggu memakan dua butir kurma.

Para Tabiin melihat bara api seperti melihat kobaran api neraka. Tangannya tersentuh api, bagaimana bila dimasukan ke api neraka? Melihat keindahan alam, seolah menyaksikan surga. Raganya di dunia namun jiwanya telah sampai di akhirat.

Utsman bin Affan, sebelum kematiannya, menunggu berbuka puasa bersama Rasulullah saw, Abu Bakar dan Umar bin Khatab di surga. Hasan Al-Banna sebelum kematiannya bertemu dengan Ali bin Thalib yang telah menantikannya. Raganya di dunia, namun jiwanya sudah bergaul dengan para penduduk surga.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (286) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (411) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (337) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (460) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (214) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)