basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Sirah Penguasa

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Sirah Penguasa. Tampilkan semua postingan

Nasrani dan Yahudi di Era Turki Utsmani Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Sultan Salim I, Khalifah Turki Utsmani, pernah mencoba menga...

Nasrani dan Yahudi di Era Turki Utsmani

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Sultan Salim I, Khalifah Turki Utsmani, pernah mencoba mengambil anak-anak orang Nasrani untuk dididik  dengan dididikan Islam. Apa respon para ulama? 

Mereka bangkit menentangnya dan dengan tegas menyatakan bahwa perbuatan itu tidak benar. Karena ditentang ulama, sultan Salim I mundur dari ide tersebut.

Makarius, Patriarch Antiokhia, berkata, "Semoga Tuhan senantiasa membangun negara Turki abadi untuk selamanya. Mereka hanya memungut jizyah yang telah mereka wajibkan, dan tidak ikut campur tangan dengan berbagai agama, baik rakyat mereka itu orang-orang Masehi, Nazaret, Yahudi maupun Samaritan."

TW Arnold, dalam The Preaching of Islam, menyebutkan, "Hingga di Italia pun, ada sejumlah orang yang menanti-nanti dengan keriduan kepada orang Turki (Muslim), diiringi harapan Mudah-mudahan mereka memperoleh kebebasan dan toleransi yang pernah dinikmati oleh rakyat Turki sebelumnya. Hal itu disebabkan mereka telah putus asa akan mendapatkan kedua hal itu di bawah pemerintahan Kristen yang mana pun."

"Pernah terjadi, orang-orang Yahudi Spanyol yang teraniaya berevakuasi dari Spanyol dalam jumlah besar, dan yang mereka tuju tidak lain adalah berlindung kepada Turki. Itu terjadi pada akhir abad ke-15 Masehi."

Richard Steeper, yang hidup pada abad ke-16 Masehi, berkata, "Meskipun secara umum orang-orang Turki itu bangsa yang paling buas, namun mereka mengizinkan seluruh umat Kristen, baik yang berasal dari Yunani maupun Latin, hidup bebas memeluk agama mereka dan mengekspresikan perasaan keagamaan mereka."

"Orang-orang Turki mengizinkan semua hal itu dengan cara memberikan kepada orang-orang Kristen gereja-gereja mereka untuk melakukan ritual keagamaan, baik di Konstantinopel maupun di tempat lain yang tak terhitung jumlahnya."

"Sementara itu, saya dapat menegaskan dengan sejujurnya karena selama dua belas tahun saya berdiam di Spanyol, kami tidak hanya dipaksa untuk menyaksikan perayaan mereka yang bersifat kepausan. Bahkan, hidup kami da orang-orang tua kami selalu dalam keadaan terancam bahaya."


Sumber:
Said Hawa, Allah dan Ar-Rasul, GIP 

Saat Yahudi Lebih Mengimani Talmud Daripada Taurat     Sama banyak dijelaskan dalam buku-buku sejarah, termasuk keterangan Alqur...

Saat Yahudi Lebih Mengimani Talmud Daripada Taurat

   
Sama banyak dijelaskan dalam buku-buku sejarah, termasuk keterangan Alquran, Nabi Musa AS yang diutus kepada kaumnya, Bani Israil. Untuk itu, Nabi Musa AS diberikan sebuah kitab suci, Taurat, sebagai tutunan bagi mereka dalam menjalankan perintah Allah. Kitab Taurat itu diturunkan kepada Nabi Musa di Bukit Thursina.

Dalam sejumlah riwayat disebutkan, kitab Taurat itu berisi 10 perintah Allah. Dalam bahasa Inggris, disebut dengan Sepuluh Perintah Allah. Menurut Louis Finkestein, editor buku The Jews, Their Religion and Culture, sebagaimana dikutip Burhan Daya dalam bukunya Agama Yahudi: Seputar Sejarah Bani Israel, firman Tuhan yang disampaikan kepada Nabi Musa itu ditulis Nabi Musa di atas sobekan kulit-kulit binatang atau batu.

Isi ke-10 perintah itu adalah larangan menyembah Tuhan selain Allah; larangan menyembah berhala; larangan menyebut nama Allah dengan main-main; wajib memuliakan hari Sabtu; wajib memuliakan kedua orang tua; larangan membunuh sesama manusia; larangan berzina; larangan mencuri; larangan pembubaran palsu; dan dilarang mengambil istri orang lain dan hak orang lain.

Sepuluh perintah tersebut ternyata mengandung aspek akidah, ibadah, syariah, hukum, dan etika, tulis Mudjahid Abdu Manaf dalam bukunya Sejarah Agama-Agama. Namun seiring perkembangannya, kitab Taurat yang berisi 10 perintah itu diubah dan ditambahi sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

Tak heran, bila kemudian, jumlah kitab mereka sangat banyak. Di antaranya, Perjanjian Lama (Taurat) dan Talmud. Adapun kitab Perjanjian Lama ini kemudian juga menjadi kitab suci agama Nasrani (Katolik dan Kristen). Kitab ini berisi syair, prosa, hikmah, perumamaan, cerita-cerita, dongeng, hukum, dan syair ratapan.


Menurut kaum Yahudi, kitab ini dibagi lagi menjadi dua, yakni kitab Taurat dan Nevi'im (nabi-nabi). Kitab Taurat terdiri atas lima bagian, seperti Kitab Kejadian (Genesis), Ulangan, Keluaran, Imamah, dan Bilangan. Bagian kelima itu disebut bagian dari kitab Musa.

Sementara itu, kitab Nevi'im (nabi-nabi) terdiri atas dua bagian, yakni Nevi'im Rishonim (nabi-nabi awal), seperti Yosua, Samuel I, Samuel II, Raja-raja I, dan Rajaraja II. Bagian kedua adalah Nevi'im Aharonim (nabi-nabi akhir), seperti Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahun, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakh. Kitab ini berisi tentang tulisan-tulisan agung, tulisan Zabur, Amtsal (amtsal Sulaiman), dan Ayub; lima pujian berupa kidung agung, pengkhotbahan, ratapan, dan Ester; serta kitab-kitab dari Daniel, Ezra, Nehemia Tawarikh I, dan Tawarikh II.

Adapun kitab Talmud adalah sebuah kitab yang berisi riwayat-riwayat lisan yang diterima para rabi Yahudi. Riwayat tersebut dikumpulkan oleh rabi Yahudi dalam kitabnya bernama Mishnah, yaitu undang-undang yang terdapat dalam kitab Taurat Musa yang berupa penjelasan dan tafsir. Kendati hanya berupa tafsir atas Taurat, kaum Yahudi menganggap kitab Talmud lebih penting dari kitab Taurat. Demikian tulis Sami bin Abdullah alMaghluts dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul.

Kitab Talmud ini terbagi dua, yakni Talmud Yerusalem dan Talmud Babilonia. Hal ini disesuaikan dengan penafsiran dari rabi-rabi atau pendeta-pendeta Yahudi. Gulungan Taurat Sementara itu, saat kaum Yahudi percaya dan memercaai kitab-kitab dari para rahibnya itu, pada tahun 1945 M, seorang penggembala bernama Muhamamd Addib, yang sedang mencari anak kambingnya yang tersesat di sekitar gua-gua dekat lembah Qamran, Palestina, menemukan peninggalan sejarah yang sangat berharga.

Ia menemukan sejumlah gulungan kitab kuno yang selanjutnya disebut "Gulungan-gulungan Laut Mati" atau "Gua-gua Lembah Qamran". Setelah peristiwa itu, sejumlah pihak melakukan pencarian di sekitar tempat tersebut. Mereka kemudian menemukan 11 gua yang ada di Lembah Qamran tersebut.

Menurut para ahli arkeolog yang diketahui, gulungan itu kemudian menjadi gulungan-gulungan Taurat dalam bahasa Ibrani kuno, Ibrani Modern, Yunani, Aramia, dan Nabthi. Penemuan ini menjadi sangat penting karena merupakan manuskrip tertua dari Perjanjian Lama (Taurat) yang berhasil ditemukan dalam bahasa Ibrani. Sayangnya, manuskrip tersebut tidak banyak dipublikasikan.

https://khazanah.republika.co.id/berita/117432/mempertanyakan-keaslian-kitab-suci-kaum-yahudi

Mental Mukminin di Gelombang Kehancuran  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sejarawan menulis ada 4 tragedi yang menghempas Muslimin. Ya...

Mental Mukminin di Gelombang Kehancuran 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Sejarawan menulis ada 4 tragedi yang menghempas Muslimin. Yaitu, kehancuran di Andalusia, serbuan Tentara Salib, serangan membabi butanya  pasukan Mongol dan runtuhnya Turki Utsmani. Mengapa Muslimin melalui peristiwa ini?

Hukum pergiliran kehancuran dan kejayaan berlaku bagi seluruh umat manusia. Namun, bagi Mukminin, kehancuran untuk menegaskan karakternya di antara umat manusia. Mukminin tetap menjadi model terbaik dalam kondisi kejayaan mampu kehancurannya. Apa yang ditampilkan Allah dalam kehancuran Mukminin?

Dalam kondisi apapun, Mukminin tetaplah sosok yang sangat istimewa. Memiliki karakter yang paling utama dan derajat yang tertinggi walaupun tengah mengalami kehancuran.

Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.
(Āli ‘Imrān [3]:139)

Dalam kondisi yang paling terpuruk, terjepit, mengenaskan, dan tersiksa. Kematiannya bukan karena putus asa, tak ada harapan, menyesali nasib lalu menganiaya diri hingga bunuh diri, tetapi meraih berjuang predikat syuhada. Bukankah dalam siksaan dan kesulitan terdapat pengampunan dosa?

Keterpurukan dan kehancuran untuk melihat kejujuran hatinya. Apakah dalam terkepung lawan niat jihad dan syahidnya masih kokoh? Apakah justru mundur dan berbalik kebelakang? Atau justru menjadi antek-antek lawan?

Betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(-nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar.
(Āli ‘Imrān [3]:146)




Catatan Kejahatan Perang Suriah di Bawah Rezim Assad Sejak 2011 KOMPAS.com - Di bawah pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad,...

Catatan Kejahatan Perang Suriah di Bawah Rezim Assad Sejak 2011


KOMPAS.com - Di bawah pemerintahan Presiden Suriah Bashar Assad, kejahatan perang di Suriah kekal selama satu dekade. Selama Perang Saudara di Suriah sejak 2011, penindasan warga sipil dan penghancuran oposisi terjadi dengan menggunakan senjata kimia, pemerkosaan, penyiksaan, yang ditargetkan di permukiman warga sipil dan organisasi teroris. Pada 2021, korban tewas di Suriah akibat Perang Saudara mencapai 388.000 orang, seperti yang dilaporkan Kompas.com sebelumnya.

Angka korban tewas itu bertambah sebanyak 1.000 hanya dalam waktu 3 bulan setelah pengumuman pada Desember 2021 yang ada sebanyak 387.000. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi hak asasi manusia (HAM) independen, mencatat bahwa banyak aktor yang terlibat dalam penindasan brutal rezim Assad terhadap Perang Saudara, yang dimulai pada Maret 2011.

Namun, siapa yang memberikan instruksi dan puncak rantai komando untuk melakukan kejahatan perang yang diikuti oleh anggota rezim? 

Menurut informasi koresponden Anadolu Agency (AA), Assad dan Biro Keamanan Nasional negara, memutuskan untuk membentuk tim pejabat keamanan tingkat tinggi, yang disebut "Krisis Tahanan". Tim itu menargetkan para pengunjuk rasa damai yang dimulai pada Maret 2011, seperti yang dilansir dari Daily Sabah pada Juni 2020.

Tim itu dipimpin oleh Kepala Staf Umum Hassan Ali Turkmani. Sementara, anggotanya terdiri dari Menteri Pertahanan Dawoud Rajiha, Wakil Menteri Pertahanan Assef Shawkat, Menteri Dalam Negeri Mohammad al-Shaar.

Selain itu, ada kepala intelijen umum Ali Mamlouk, bersama dengan anggota departemen keamanan politik, intelijen militer, dan intelijen udara. Lalu, dari Unit Perlindungan Rezim, Departemen Keamanan Kriminal, unit polisi dan pasukan khusus, elemen Partai Baath, organisasi, dan milisi yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan. 

Komite keamanan tersebut terdiri dari 4 unit intelijen yang beroperasi di seluruh Suriah, yaitu Cabang Keamanan Politik, Cabang Intelijen Militer, Direktorat Intelijen Umum, dan Direktorat Intelijen Udara. Komite keamanan, yang dibentuk oleh Assad dan memiliki cabang di setiap wilayah dan provinsi, termasuk di antara institusi yang bertugas menekan demonstrasi dengan otoritas penuh Crisis Cell.

Komite, yang menekan pengunjuk rasa di tingkat provinsi dan regional, membentuk tim yang terdiri dari militer, intelijen, polisi, pasukan khusus, dan personel perlindungan rezim. Semua tim menerapkan kebijakan penangkapan dan eksekusi sewenang-wenang dengan mencari massa yang menghadiri, mengorganisir, dan mendukung demonstrasi. 

Sebuah "daftar hitam" yang menunjukkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam mekanisme kejahatan rezim, yang diterbitkan pada 2019 oleh organisasi Pro-Justice dengan kontribusi dari banyak pengacara dan petugas, termasuk mantan Perdana Menteri Suriah Riyad Farid Hijab. 

Koalisi Nasional untuk Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah juga mengajukan daftar penjahat perang yang dicurigai ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Kejahatan perang Lihat Foto Seorang fotografer militer Suriah yang membocorkan puluhan ribu gambar mengerikan, yang menunjukkan sekitar 11.000 korban yang secara sistematis disiksa sampai mati oleh rezim.

Foto-foto itu menunjukkan kelaparan, pemukulan, pencekikan, dan bentuk penyiksaan lainnya, yang menjadi bukti kejahatan perang rezim Assad. Penyelidikan PBB yang diterbitkan pada Maret 2018 dan berdasarkan 454 wawancara mengatakan bahwa pasukan Suriah dan milisi terkait rezim Assad, secara sistematis menggunakan pemerkosaan serta kekerasan seksual terhadap warga sipil.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa setidaknya 100.000 orang telah tewas, karena penyiksaan atau kondisi yang keras dalam tahanan pemeirntahan, sejak konflik dimulai.

Pada 2012, Human Rights Watch (HRW) mengatakan, pemerintah Suriah bersama kroninya menahan puluhan orang yang terlibat dalam unjuk rasa damai, di 27 fasilitas publik yang ada. Pada Februari 2016, penyelidik PBB mengatakan "skala massal kematian para tahanan menunjukkan bahwa pemerintah Suriah bertanggung jawab atas tindakan pemusnahan."

Setahun kemudian, 2017, Amnesty International mengatakan sebanyak 13.000 orang digantung pada periode antara 2011 hingga 2015, di penjara terkenal yang dikelola militer Saydnaya dekat Damaskus.Ini terjadi di atas 17.700 orang yang telah diperkirakan tewas dalam tahanan rezim sejak awal konflik Maret 2011.


Pada Mei 2017, Washington mengklaim bahwa Damaskus telah membangun "krematorium" di Saydnaya untuk menutupi ribuan kematian tahanan. Lebih lanjut, menurut Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah (SNHR), sejak Perang Saudara di Suriah dimulai, sedikitnya ada 146.825 orang masih ditahan secara sewenang-wenang atau dihilangkan secara paksa nyawanya.

HRW juga menuduh pasukan rezim Assad menggunakan senjata pembakar terlarang terhadap lawan-lawannya, sejak 2012. Observatorium dan aktivis lainnya mengklaim rezim pemerintah telah menjatuhkan barel berisi TNT dari pesawat.

Ada juga beberapa tuduhan penggunaan senjata kimia, termasuk sarin dan klorin, yang dibantah oleh rezim. Pada April, pengawas senjata kimia global untuk pertama kalinya secara eksplisit menyalahkan rezim Suriah atas serangan beracun, dengan mengatakan angkatan udara Assad menggunakan gas saraf sarin dan klorin tiga kali pada 2017.

Rezim Assad secara teratur menolak laporan penyiksaan dan pembunuhan di luar hukum dalam Perang Saudara di Suriah yang menewaskan ratusan ribu warga sipil. Hingga saat ini rezim Assad belum mendapatkan hukuman atas banyaknya catatan kejahatan perang yang terjadi.

 https://internasional.kompas.com/read/2021/03/31/175212570/catatan-kejahatan-perang-suriah-di-bawah-rezim-assad-dalam-satu-dekade?page=all.

Sejarah Pembantaian Kota Hama 1982 oleh Rezim Assad Pembantaian terhadap manusia yang terbesar di era modern, 2 Februari 1982 (s...

Sejarah Pembantaian Kota Hama 1982 oleh Rezim Assad



Pembantaian terhadap manusia yang terbesar di era modern, 2 Februari 1982 (sebagaimana versi Amnesti Internasioanal). Pembantaian yang dikenal dengan “majzarah al Hama 1982” atau “Hama massacre 1982” merupakan satu operasi militer paling besar yang dikerahkan oleh rezim Suriah terhadap gerakan oposisi. Operasi tersebut merenggut nyawa puluhan ribu penduduk kota Hama, Suriah.

Operasi tersebut dimulai 2 Februari 1982 dan berlangsung selama 27 hari berikutnya. Tentara pemerintahan junta militer Hafez al Assad mengepung dan memborbardir kota Hama. Kemudian setelah itu menyerang dengan pasukan darat. Tentara rezim melakukan pembantaian brutal dan sadis yang merenggut puluhan ribu nyawa penduduk sipil. Pemimpin operasi yang tidak berperikemanusiaan itu adalah Kolonel Rifaat al Assad, saudara kandung diktator Hafez al Assad.

Kota Hama terletak hampir di jantung negeri Suriah dan berpenduduk sekitar 750 ribu jiwa. Kendati peristiwa tersebut telah lewat tiga dekade silam, namun tragedi kemanusiaan yang menimpa kota yang itu merupakan peristiwa paling memilukan serta mengerikan dibanding operasi serupa yang pernah dilakukan rezim otoriter al Assad. Dalam pembantaian itu, al Assad mengerahkan pasukan organik yang terlatih secara keras serta satuan-satuan intelijen untuk menghancurkan pihak oposisi sampai ke akar-akarnya.

Laporan-laporan dari sumber Barat menyebut bahwa rezim telah memberikan kebebasan penuh kepada kekuatan militer untuk melumpuhkan oposisi dan semua simpatisannya. Rezim sengaja menutup informasi tentang peristiwa tersebut demi mencegah protes massa dan tekanan dari pihak luar negeri.

Hingga saat ini sejumlah organisasi hak asasi manusia menuntut dilakukannya penyelidikan internasional untuk mengungkap peristiwa tersebut, sekaligus menghukum mereka yang bertanggung jawab. Mengingat bahwa tragedi Hama termasuk peristiwa paling berdarah dalam sejarah Suriah modern.

Peristiwa tersebut terjadi dalam rangkaian konflik antara rezim diktator Hafez al Assad dengan organisasi al Ikhwan al Muslimun, yang saat itu merupakan kelompok oposisi paling aktif dan kuat terhadap rezim junta militer al Assad.

Rezim menuduh jamaah Ikhwan mempersenjatai beberapa kader dan aktivisnya serta terlibat pembunuhan dan tindak kekerasan di Suriah. Salah satu kasus yang rezim angkat adalah pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa dari sekolah artileri di bulan Juni 1979 di kota Halab, utara Suriah.

Walau Al Ikhwan al Muslimun menolah tuduhan tersebut dan berlepas tangan dari peristiwa pembunuhan itu, rezim tetap membubarkan jamaah Ikhwan dan menangkap banyak aktivisnya. Rezim kemudian mengeluarkan undang-undang no. 49 tahun 1980 yang mengancam hukum mati setiap orang yang berafiliasi kepada organisasi Ikhwan.

Pembantaian kota Hama berlangsung selama hampir satu bulan, yang dimulai 2 Februari 1982. Rezim otoriter al Assad mengerahkan sejumlah brigade pertahanan, pasukan tank dan artileri, serta pasukan payung. Ditambah pula satuan-satuan khusus dari intelijen nasional dan barisan partai yang bersenjata.

Semua pasukan itu bersatu memborbardir dan menghancurkan kota Hama, kemudian menyerang lewat darat serta membakar kota. Rezim telah melakukan genosida terhadap warga Suriah dengan korban antara 30-40 ribu nyawa melayang. Banyak distrik yang rata dengan tanah, 88 masjid dan 3 gereja hancur. Puluhan ribu warga lainnya mengungsi menyelamatkan diri dari pembunuhan dan pembantaian.

Rezim otoriter al Assad memberikan otoritas penuh kepada kekuatan militer untuk menghancurkan kelompok oposisi dan simpatisannya. Untuk mencegah meletusnya protes massa dan tekanan dunia luar, pemerintah menyumbat semua saluran informasi dan komunikasi, serta menutup rapat seluruh jalur transportasi masuk dan keluar kota.

Dalam sebulan itu, Hama menjadi objek operasi militer yang luas, melibatkan militer dari berbagai satuan, intelijen, milisi bersenjata, dan pasukan khusus. Operasi tersebut dipimpin langsung Kolonel Rifaat al Assad, adik bungsu diktator Hafez al Assad. Rifaat sendiri waktu itu baru dua bulan menjabat sebagai pemegang otoritas untuk wilayah tengah dan utara Suriah. Dia membawahi 12 ribu personil militer yang telah dilatih untuk operasi perang kota.

Tragedi Hama pada sisi lainnya mengubah arah strategi rezim al Assad terhadap setiap gejolak kekerasan yang sebenarnya sudah ada sejak 1979. Al Assad tampak lebih represif dalam merespons gerakan oposisi dengan menggunakan kekuatan militernya. Dia juga memprovokasi rakyat untuk menghadapi lawan-lawan politiknya. Padahal, rakyat sipil merupakan korban terbesar dalam peristiwa tersebut.

Demikian dalam luka tragedi tersebut tertanam dalam memori rakyat Suriah, sehingga sejak saat itu tidak pernah satu kalipun ada protes massa terhadap politik pemerintah, hingga angin Arab Spring berhembus ke Suriah awal 2011 silam.

Jumlah Korban

Perkiraan jumlah korban berbeda sesuai sumber yang ada. Robert Fisk, jurnalis senior asal Inggris yang menyaksikan kondisi Hama beberapa waktu setelah peristiwa tersebut, menyebut sekitar 10 ribu korban. Sementara koran The Indipendent melaporkan korban yang mencapai 20 ribu jiwa. Sedang Thomas Friedman menyebut Rafaat al Assad pernah mengumbar bahwa dia telah membunuh 38 ribu jiwa manusia di Hama.

Komite Suriah untuk Hak Asasi Manusia mencatat korban jiwa antara 30-40 ribu orang, mayoritas dari warga sipil. Sebagian besar korban, lanjut komite tersebut, tewas akibat tembakan brutal secara massal. Korban-korban itu akhirnya dikubur di pekuburan massal.

Sebagian laporan menyebut sulitnya mengetahui persis jumlah korban. Pasalnya, terdapat 10-15 ribu rakyat sipil yang hilang sejak awal peristiwa itu. Keberadaan mereka tetap misterius, antara hidup sebagai tawanan di penjara-penjara militer atau telah tewas di tangan rezim.

Seluruh korban tewas yang disebutkan di atas termasuk wanita, anak-anak dan orang tua.

Selain itu, dilaporkan 100 ribu rakyat sipil eksodus keluar kota Hama jelang sepertiga kota hampir rata dengan tanah. Jantung kota Hama yang bersejarah rusak berat, termasuk situs-situs bersejarah, akibat bom mortir militer.

Koran Prancis Le Nouvel Observateur tanggal 30 April 1982 menulis:

Beberapa pekan lalu di kota Hama telah terjadi pemberangusan protes massa dengan kekerasan yang langka dalam sejarah modern. Hafez dan Rafaat al Assad menyerang kota Hama, seperti Soviet dan Amerika ketika merebut Berlin. Rezim kemudian memaksa yang tersisa hidup untuk berdemonstrasi mendukung rezim. Seorang jurnalis Suriah heran sambil bertanya kepada seorang aparat militer, “Setelah semua yang terjadi? Dalam barisan demonstran terdapat sejumlah warga kota?” Dengan terbahak, militer itu menjawab, “Benar. Tapi yang tersisa sangat sedikit daripada yang telah kami bunuh.”

Di bawah tajuk “Di Suriah, Teroris Nomor Satu adalah Negara”, surat kabar Prancis Le Matin edisi nomor 1606 tertanggal 24 April 1982 melaporkan:

Di Suriah terdapat sedikitnya 20 ribu tawanan politik, jumlah yang bisa jadi mencapai 80 ribu. Negeri yang kekerasan dan teror politik menjadi mata uang terlaris hari ini. Perangkat represif yang dimiliki rezim sangat luar biasa. Brigade pertahanan di bawah Rafaat al Assad, brigade tempur di bawah Adnan al Assad, pasukan khusus di bawah Ali Haedar, intelijen umum . . . kementerian dalam negeri Suriah baru-baru ini telah membeli dari sebuah perusahaan Prancis alat canggih yang mampu memblacklist 500 ribu orang sekaligus.

Seorang diplomatik Barat yang menjadi saksi menuturkan,

Akhirnya, sekitar pertengahan pekan lalu tank menyerbu ke dalam kota sepanjang hari. Perang hebat terjadi. Dari rumah ke rumah, atau lebih tepatnya dari reruntuhan yang satu ke reruntuhan lainnya. Semua ini terjadi, sementara pemerintah menutup-nutupi data korban tewas dan luka dari kedua belah pihak . . . tetapi permintaan terhadap darah di pusat-pusat medis sangat banyak . . . dapat dikatakan bahwa peristiwa yang terjadi di Hama minggu lalu adalah “Warszawa lain”, sungguh merupakan matinya sebuah kota.

Majalah Economist edisi Mei 1982 menurunkan berita “Kengerian Hama”:

Kronologis yang benar tentang peristiwa yang terjadi pada Februari di kota Hama, 12 km sebelah utara ibukota Damaskus belum diketahui, bahkan mungkin tidak akan pernah diketahui. Dua bulan telah berlalu sebelum pemerintah Suriah mengizinkan wartawan melihat reruntuhan kota. Kota yang sebelumnya terus dibom tank-tank dan artileri serta pesawat selama tiga minggu penuh. Akibatnya, sebagian besar dari kota lama yang terletak di tengah Hama telah hilang sama sekali, dan belakangan diratakan dengan buldozer.

Penyelidikan atas Pembantaian Kota Hama

Alih-alih mengambil langkah-langkah untuk meminimalisasikan dampak genosida tersebut terhadap penduduk kota dan warga Suriah secara umum, pemerintah Suriah justru memberikan penghargaan kepada individu yang terlibat. Rezim memberikan penghargaan kepada tentara yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam pembantaian.

Kolonel Rafaat al Assad dinaikkan jabatannya sebagai wakil presiden bidang keamanan nasional, sementara sejumlah pejabat senior militer dan intelijen juga mendapatkan kenaikan pangkat. Walikota Hama saat itu, Muhammad Hirbah juga ditunjuk sebagai menteri dalam negeri.

Langkah rezim jelas mengabaikan perasaan dan kondisi rakyat Suriah. Keputusan tersebut juga menegaskan politik rezim yang lebih mengedepankan tindak kekerasan daripada dialog dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam negeri.

Padahal, masih ada tawanan-tawanan politik yang mendekam puluhan tahun di balik jeruji penjara-penjara militer, orang-orang hilang, serta undang-undang yang mengancam hukuman mati bagi siapa pun yang terbukti terlibat dalam organisasi Al Ikhwan al Muslimun.

Dampak dari pembantaian itu hingga saat ini masih terus membayangi penduduk kota Hama. Ingatan tentang kehancuran dan kengerian peristiwa pembantaian masih membekas dalam memori warga. Penduduk Hama terus diselimuti ketakutan. Hampir setiap keluarga di Hama saat ini masih merasakan dampak dari peristiwa itu, dengan anggota keluarga yang tewas, atau hilang, atau migrasi ke tempat hidup yang lainnya.*


https://hidayatullah.com/berita/kabar-dari-suriah/2012/07/17/3128/sejarah-pembantaian-kota-hama.html

Koalisi atau Oposisi Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Koalisi atau oposisi kekuasaan, masalah halal haram? Yang menyebabkan ...

Koalisi atau Oposisi Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Koalisi atau oposisi kekuasaan, masalah halal haram? Yang menyebabkan seseorang masuk surga dan neraka? Yang menyebabkan dibenci dan dilaknat Allah?

Bila koalisi atau oposisi tidak untuk menopang kezaliman. Tidak untuk agar kezaliman semakin mencengkram. Namun, bagaimana membatasi dan menyempitkan ruang geraknya? Bagaimana di tengah kekuasaan yang ada muncul kebaikan? Maka, persoalan oposisi dan koalisi merupakan ranah ijtihad.

Bagaimana menilainya? Apa niatnya? Apa strategi di dalam kekuasaannya? Seperti Nabi Yusufkah? Seperti orang mukmin yang berada di kubu Firaunkah? Seperti seorang laki-laki yang berlari memperingatkan Musa bahwa Firaun akan mengerahkan pasukannyakah? Seperti Istri Firʻaun yang hendak menyelamatkan Musakah?

Mengapa Allah tidak memperingatkan orang mukmin yang berada di tubuh kekuasaan Firaun? Seperti Allah memperingatkan orang mukmin yang tidak berhijrah ke Madinah? Mengapa Allah tidak mengazabnya seperti istri Luth dan Nuh yang berada di kelompok para pendurhaka?

Umar bin Abdul Aziz berada di dalam kekuasaan Bani Ummayah, di saat tengah melakukan aksi pembersihan kepada mereka yang melawan khalifah melalui tangan Hajaj Ats-Tsaqafi, gubernur Irak. Padahal yang melakukan perlawanan terdapat Said bin Jubair yang kematiannya, menyebabkan Allah mengazab Hajaj Ats-Tsaqafi dengan penyakitnya.

Umar bin Abdul Aziz menjadi penasihat khalifah. Beliau memang tidak bisa menghentikan aksi pembunuhan yang dilakukan khalifah melalui tangan Hajaj Ats-Tsaqafi, namun setiap saat Umar bin Abdul Aziz menasihati kesalahan yang dilakukan khalifah.

Shalahuddin Al-Ayubi menjadi bagian penguasa Bani Fathimiyah yang Syiah atas perintah Nurudin Zanky.  Yang penguasanya menghancurkan Sunni. Namun Shalahuddin Al-Ayubi terfokus bagaimana menghentikan langkah perang Salib melalui "legitimasi" bani Fathimiyah.

Banyak ijtihad di ranah kekuasaan. Bisa beroposisi maupun berkoalisi. Semuanya area ijtihad. Bukan ranah halal dan haram. Bukan ranah surga dan neraka. Tetapi ranah memperbesar kemaslahatan dan memupus kemudharatan. 


Saat Kepemimpinan Pusat Dianggap Terpuruk Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mari kita belajar pada Shalahuddin Al-Ayubi dam Nurudin Za...

Saat Kepemimpinan Pusat Dianggap Terpuruk

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Mari kita belajar pada Shalahuddin Al-Ayubi dam Nurudin Zanky sang penakluk Tentara Salib. Mari kita belajar pada Saifudin Qutuz dan Baibar, penakluk Mongol. Mereka hadir di saat kekhalifahan Abbasiyah (kepemimpinan pusat) terpuruk dan hancur.

Saat itu pemimpin umat Islam terus melemah. Bahkan, setelah serbuan Mongol, kepemimpinan pusat (kekhalifan Abbasiyah) hancur. Bagaimana sikap mereka?  Tetap menghormati  para pemimpinnya. 

Dalam setiap khutbah Jumat, mereka terus menyanjung para qiyadahnya. Semoga khalifah diberikan keberkahan. Bahkan Shalahuddin Al-Ayubi tetap memberikan hadiah persembahan. Bahkan Shalahuddin tetap memberikan surat pengakuan tunduk pada sang khalifah?

Saat kekhalifahan Abbasiyah telah hancur. Saifudin Qutuz dan Baibar tetap mencari qiyadah yang berasal dari keturunan kekhalifahan Abbasiyah. Bukankah kekuasaan dan kekuatan berada di tangan Qutuz dan Baibar? Bukan lagi keturunan Abbasiyah?

Yang lebih ekstrim lagi, Musa bin Nusair, sang penakluk Andalusia. Kembali dengan kemenangan besar dari Andalusia, justru dihukum berat oleh khalifah Sulaiman bin Abdul Malik karena khawatir Musa bin Nusair memberontak. Saat tengah dihukum, ada provokasi, mengapa tidak memberontak kepada qiyadah (khalifah)? Dijawabnya, dia tetap bersama jamaah. 

Sekarang, apakah kita sehebat para penakluk Tentara Salib dan Mongol? Apakah sehebat penakluk Andalusia? Saat mereka terus mempertahankan harga diri pemimpinnya. Saat mereka terus mempersembahkan hadiah dan menyanjungnya di khutbah-khutbah Jumat. Saat mereka terus menggemakan ketaatan kepada khalifah Abbasiyah. Bagaimana dengan sikap kita sekarang kepada pemimpin? Terus menghakimi? 

Apa yang telah diperbuat oleh para pemimpin, serahkan pada Allah yang Maha Mengetahui dan Menyaksikan amal-amalnya.  Bukankah ada wadah internal untuk introspeksi diri? Bukankah kebijakan politik itu bersifat ijtihadi, yang bisa salah dan benar? Bukankah kesalahannya satu pahala dan benarnya dua pahala?

Memperbaiki PKS, Menguatkan Kepemimpinan PKS Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Banyak yang gundah gulana melihat hasil Pilkada serenta...

Memperbaiki PKS, Menguatkan Kepemimpinan PKS

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Banyak yang gundah gulana melihat hasil Pilkada serentak yang baru saja usai. Suara sumbang pun bermunculan. PKS membuat blunder? Pemimpinnya tuli dengan suara akar rumput? PKS hancur akan seperti Islam di Andalusia? Perdebatan dan adu argumentasi pun tertuju pada pemimpin PKS. 

Bagaimana cara memperbaiki PKS? Seluruh kader dan pemimpinnya, konsistenlah pada pondasinya,  yaitu: 
1. Risalah Ta'lim
2. Kewajiban al-akh
3. Rukun baiat
4. Menjalankan sarana dan prasarana tarbiyah

Seperti Imam Al-Ghazali yang memperbaiki umat yang terpuruk karena serangan tentara salib dengan Ihya Ulumudin. Seperti Syeikh Abdul Qadir yang memperbaikinya dengan:
1. Kitab Fathur Rabbani
2. Kitab Sirrn Asrorr
3. Konsisten dengan manhaj perbaikan diri dengan membangun halaqah-halaqahnya.

Di saat kepemimpinan pusat (khalifah Abbasiyah) tidak efektif membangun kekuatan. Imam Al-Ghazali dan Syeikh Abdul Qadir tidak menumpahkan kesalahan dan terus mengkritik kepemimpinan pusat. Tetapi, membangun pusat-pusat Tarbiyah dan halaqah. 

Memperbaiki organisasi dengan menperbaiki anggotanya dan sistemnya.  Bila kita tidak puas dengan para qiyadah, bukankah itu cerminan kita sendiri? Bukankah para pemimpin itu cermin yang dipimpinnya? Maka mari kita memperbaiki diri kita sendiri. Kelak, para pemimpin akan secara otomatis diperbaiki sendiri oleh Allah.

Di era Perang Salib, para ulama menasihati para khalifah dan Sultan. Namun tidak berhasil. Maka, Imam Al-Ghazali dan Syeikh Abdul Qadir, memperbaiki dirinya dan muridnya. Maka lahirlah, Nurudin Zanky dan  Shalahuddin Al-Ayubi.  Itulah cara memperbaiki organisasi dan qiyadah.

Bila hari ini, kita terus menunjukkan telunjuk ke pada para qiyadah. Namun, diri sendiri  tidak pernah bercermin, bagaimana akan memperbaiki qiyadah? Bila ada masalah, segeralah bercermin. Bukan jundi yang mengarahkan telunjuk ke qiyadah. Bukan qiyadah yang mengarahkan telunjuk ke jundinya. Setiap ada masalah, kitalah yang salah. Bukan mencari siapa yang salah.

Bila kita terus saling menuding kesalahan, maka tidak akan pernah selesai. Bersikaplah seperti  imam Al-Ghazali. Bersikaplah seperti Syeikh Abdul qadir Zailani.

Imam Ahmad bin Hambal, meninggalkan majlis perdebatan yang dibuat oleh para khalifah di istananya. Perdebatan tentang siapa yang paling baik. Siapa yang paling benar. Siapakah yang salah. Imam Ahmad, terfokus pada manhaj perbaikan tarbiyah diri.

Semua perbaikan dimulai dari diri sendiri. Jangan menuding siapapun.  Bila kepemimpinannya buruk, kelak Allah yang menggantikan dengan kepemimpinan yang baru.

Bila kepemimpinan itu lahir dari Liqa, konsisten dengan Risalah Talim, konsisten dengan Kewajiban al-Akhi, konsisten dengan rukun baiat, konsisten dengan sarana tarbiyah, dan sekarang kita meragukan dan bahkan meninggalkan  itu semuanya. Bagaimana Allah akan menghadirkan kepemimpinan yang baru?

Saat Eropa Memasuki Suatu Wilayah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Paul M Cobb, penulis dalam Race for Paradise: An Islamic History of...

Saat Eropa Memasuki Suatu Wilayah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Paul M Cobb, penulis dalam Race for Paradise: An Islamic History of the Crusades , mengatakan, Perang Salib tak ubahnya invasif yang dilakukan orang-orang pinggiran terhadap penduduk yang lebih maju dan berkembang. Maka dari itu, serangan pasukan melintasi Yerusalem pada 7 Juni 1099 menimbul kan trauma bagi kaum Muslimin.

Graham E Fuller, guru besar sejarah dari Simon Fraser University, dalam A World Without Islam mengatakan, orang-orang Kristen yang sampai ke Yerusalem saat itu umumnya adalah orang-orang bodoh serta bingung secara budaya dan geografis.

Tak sedikit dari mereka yang datang dalam keadaan lapar, sehingga terdorong nafsu untuk melakukan kekejaman dalam skala masif di negeri orang. Bahkan, muncul pula kasus kanibalisme.

Bagaimana setelah itu? Bangsa Eropa menginjakkan kaki ke sebuah wilayah yang baru. Apa yang dilakukannya? Mengambil tanah penduduk asli. Merampas kekayaannya. Membunuh dan merendahkan penghuninya. Itulah yang sangat kasat mata terjadi di benua Amerika dan Australia.

Bagaimana saat Perancis menginjakkan kaki ke Aljazair?Sedikitnya lima juta orang terbunuh dan ratusan ribu lainnya terluka selama perjuangan kemerdekaan.

Kejahatan lainnya termasuk penyiksaan, pembunuhan, pengusiran penduduk asli, pengingkaran hak-hak paling dasar, uji coba nuklir, penyitaan tanah pertanian yang subur, dan penjarahan kekayaan serta sumber daya negara Afrika Utara yang tidak diketahui secara luas.

Saat Italia memasuki Libya, apa yang dilakukan? Lebih dari 80.000 orang Cyrenaica tewas. Penjajah Italia juga melakukan kejahatan perang selama konflik ini, seperti penggunaan senjata kimia, penghukuman mati lawan yang menyerah, dan pembantaian rakyat. 

Mengusir 100.000 orang Bedouin di Cyrenaica (sekitar setengah penduduk Cyrenaica) agar wilayah mereka dapat dijadikan wilayah permukiman para penjajah Italia.


Pembebasan Al-Aqsha Hanya Oleh Para Penegak Shalat Malam Ketika tentara Salib berhasil menguasai Masjidil Aqsha, orang-orang mus...

Pembebasan Al-Aqsha Hanya Oleh Para Penegak Shalat Malam


Ketika tentara Salib berhasil menguasai Masjidil Aqsha, orang-orang muslim pergi berziarah ke Al-Aqsha. Lalu, mereka mendengar percakapan di antara tentara Salib tentang beragam kemenangan pasukan muslimin yang dipimpin oleh Nurudin Zanky, gurunya Shalahuddin Al-Ayubi, atas tentara salib.

Mereka, tentara salib,  berkata, "Sesungguhnya, Nurudin Zanky, memiliki rahasia di sisi Allah. Dia tidak berhasil merebut kekuasaan dan mengalahkan kita dengar jumlah pasukannya. Dia justru berhasil memenangi peperangan dengan doa dan Shalat Malam."

"Nurudin Zanky adalah sosok yang selalu mengerjakan shalat malam dan memanjakan doanya kepada Allah. Allah pun mengabulkan segala doa dan pengharapannya, dan karena itu dia bisa mengalahkan kita."

Bayangkan bagaimana tentara salib bisa mengetahui hakikat ini, sedangkan kebanyakan Muslimin sekarang ini melupakannya? Maka, bersungguh-sungguhlah mengharapkan kemuliaan dan kemenangan dengan taat kepada Allah.

Qadhi Bahaudin berkisah, "Adalah Shalahuddin Al-Ayubi apabila mendengar tentara salib telah mendekati pasukan muslimin, dan waktu perang akan segera dimulai, maka pada malam harinya dia akan begadang sambil berfikir mengenai urusan muslimin."

"Dia bersujud seraya berdoa, "Ya Rabb, sungguh aku sudah tak memiliki harta  apa pun lagi untuk membela agama-Mu. Tidak ada yang tersisa dariku kecuali mengharap kepada-Mu, berpegang kepada tali agama-Mu, dan bersandar pada keutamaan-Mu. Cukup bagiku Engkau sebaik-baiknya pelindung."

Qadhi Bahauddin melanjutkan kisahnya, "Aku melihatnya bersujud, sedangkan air matanya terus mengalir pada jenggot dan kumisnya. Dalam sujudnya itu, aku tidak bisa mendengar lagi apa yang dia ucapkan. Dia tidak melewati hari tersebut, kecuali datang kepadanya tentang kemenangan pasukan muslimin atas tentara salib."


Sumber:
Abu Al-Qa'qa Muhammad ibnu Shalih, Mudahnya Shalat Malam, Mizania

Mengusung, Mendukung dan Beroposisi Terhadap Penguasa Sebagian orang membicarakan kesalahan yang diambil oleh pemimpin, padahal ...

Mengusung, Mendukung dan Beroposisi Terhadap Penguasa


Sebagian orang membicarakan kesalahan yang diambil oleh pemimpin, padahal hal tersebut pada hakikatnya bukanlah kesalahan apabila mau memeriksa apa yang sebenarnya terjadi.

Sebenarnya yang dipermasalahkan itu tentang prioritas antara berbagai maslahat yang dihadapi, dan mengikuti kaidah fiqh para ulama tentang meraih maslahat yang paling besar ketika terjadi kontradiksi antar beragam maslahat, walaupun dengan mengabaikan maslahat yang lebih kecil.

Kaidah fiqh tentang dibolehkannya menanggung salah satu kerusakan ketika terjadi kontradiksi antar dua kerusakan itu, dalam rangka menghindarkan diri dari kerusakan yang lebih besar.

Dengan kaidah ini, kadang-kadang imam Ibnu Taimiyah mengeluarkan pendapat yang kadangkala dipersepsikan sebagai pendapat aneh atau kurang tepat bagi yang tidak berpengalaman dalam urusan kebijakan politik umat.

Kebanyakan kritikan yang diarahkan ke organisasi berkisar sekitar masalah kaidah umum di atas, dalam mempertimbangkan tingkatan maslahat, atau sesuatu yang makruf dan bahaya (kerusakan) atau sesuatu yang mungkar.

Jadi, dalam setiap kerjasama dengan suatu kelompok atau partai yang punya cela, atau pernyataan yang mendukung amal kebaikan seorang penguasa atau pejabat yang tidak sempurna keislamannya dan lainnya, maka para pemimpin mempunyai alasan berdasarkan kaidah fiqh ini.

Bisa jadi keputusan yang dihasilkan tidak tepat, namun ketidaktepatan ini tidak dapat dijadikan sandaran untuk menilai seorang muslim. Ini hanyalah proses ijtihad dalam masalah kebijakan politik, sebagaimana yang terjadi pula dalam masalah yang lain, sehingga bisa salah dan benar, sesuai dengan ketajaman firasat, ilmu dan pengalaman seseorang.

Akan tetapi, patokan terpenting dalam menilai masalah ini adalah semua interpretasi dan ijtihad ini harus berdasarkan pada pendapat para ulama yang diakui oleh mazhab-mazhab fiqih masa lalu. 

Namun demikian, segala langkah dan strategi, tidak mungkin para pemimpin tersebut membeberkan pembahasannya ketika memutuskan suatu kebijakan walaupun sudah berdasarkan kaidah fiqh. Sebab, kebijakan kadangkala didasarkan atas hal-hal yang mesti dirahasiakan. Tidak boleh dibeberkan secara terbuka, tidak boleh diketahui lawan, agar tidak dijadikan bahan strategi permusuhan mereka untuk menghadapinya.

Tradisi kami adalah mandiri dalam beramal, menyatukan, dan menutup jalan bagi orang-orang yang zalim.

Wahai para dai, janganlah anda menjawab semua kritikan, huruf demi huruf, karena hal itu merupakan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Ulama terdahulu juga telah menghadapi cobaan seperti ini. Semuanya adalah salah satu sunnatullah dalam amal Islami.


Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah, Rabbani Press

Kapan Memproklamasikan Khilafah Islamiyah? Tugas utama para penguasa Islam setelah meraih kemerdekaan dipaparkan oleh Hasan Al-B...

Kapan Memproklamasikan Khilafah Islamiyah?


Tugas utama para penguasa Islam setelah meraih kemerdekaan dipaparkan oleh Hasan Al-Banna, sebagai berikut,

"Mengembalikan eksistensi daulah Islam kepada umat Islam dengan membebaskan negaranya, menghidupkan keagungannya, mendekatkan peradabannya, menghimpun kalimatnya."

Setelah semua proses tuntas barulah, "Hingga semua itu mengantarkan kembalinya khilafah islamiyah yang telah hilang dan persatuan yang dicita-citakan."

Hasan Al-Banna merinci kembali kewajiban penguasa Islam,

1. Mengamalkan hukum-hukum Islam, dan itu merupakan kewajiban

2. Melaksanakan sistem sosial Islam secara lengkap

3. Memproklamirkan prinsip-prinsip yang tegas ini, jangan sampai ia dibiarkan tidak tegas

4. Menyampaikan dakwah Islam dengan arif dan bijaksana kepada semua orang, jangan sampai di dunia ini ada orang yang belum tersentuh oleh dakwah Islam yang disertai argumentasi yang jelas

Jadi menurut Hasan Al-Banna, proklamasi  khilafah secara resmi dilakukan di tahap-tahap akhir saja demi memperoleh kemaslahatan yang lebih luas. Walaupun demikian, proklamasi khilafah ini harus terlebih dahulu menyiapkan sosok ideal yang patut menerima amanat ini.

Menurut pendapat para ahli fiqih Syafii,  mereka melihat bahwa, jika khalifah telah hilang, maka harus diberikan kepada orang yang paling faqih di masanya.

Tujuannya,  menunggu kesepakatan secara bulat dari seluruh muslimin, mempertimbangkan masukan mereka secara personil maupun tempat agar tidak terjadi fitnah dan perselisihan di kemudian hari.


Sumber:
Said Hawa, Membina Angkatan Mujahid, Era Intermedia 

Umar bin Abdul Aziz Mengangkat Budaknya Jadi Mata-Mata Dirinya Suatu hari Umar bin Abdul Aziz memanggil budaknya yang bernama Mu...

Umar bin Abdul Aziz Mengangkat Budaknya Jadi Mata-Mata Dirinya


Suatu hari Umar bin Abdul Aziz memanggil budaknya yang bernama Muzahim. Ini sebuah pembicaraan yang sangat rahasia di antara mereka berdua saja, di ruang yang rahasia pula. Apa yang dibicarakan?

Sang budak, Muzahim, memenuhi panggilan sang khalifah. Sang budak duduk dengan khidmat menunggu titah sang khalifah. 

"Sesungguhnya para penguasa itu memasang mata-mata untuk mengawasi rakyatnya." Ujar Umar bin Abdul Aziz memecah keheningan. 

Sang khalifah berdiam sejenak. Mengambil nafas cukup panjang. Sepertinya ada keputusan yang luar biasa yang akan diambilnya. Sang khalifah memang selalu membuat terobosan besar dalam mengelola kekuasaannya.

"Sedangkan saya akan mengangkatmu sebagai mata-mata untuk diriku sendiri." Itulah keputusan sang khalifah.

Sang budak mengawasi khalifah, bukan khalifah yang mengawasi budak? Sang budak mengawasi tuannya? Yang rendah mengawasi yang tinggi? Sang budak sangat heran dengan keputusan ini. Lalu, bagaimana cara mengawasi Sang khalifah?

"Jika kamu mendengar ucapanku yang tidak baik, atau perbuatanku yang tidak kamu sukai, maka nasihatilah aku dan cegahlah diriku darinya." Seperti itulah arahan tugas dari Umar bin Abdul Aziz  pada budaknya. 

Sumber: 

Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah, Rabbani Press

Hanya Menunggu  Kehancuran  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penguasa yang zalim pasti akan dihancurkan sebelum kiamat. Allah akan men...

Hanya Menunggu  Kehancuran 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penguasa yang zalim pasti akan dihancurkan sebelum kiamat. Allah akan menurunkan azab. Mereka melarikan diri dari negrinya. Mereka seperti tanaman yang telah ditunai. Tidak akan bangkit lagi kekuasaannya.

Siapakah penguasa yang lari keluar dari negrinya karena telah merusak negrinya? Siapakah penguasa yang bersembunyi karena ketakutan akan kemarahan rakyatnya? Kaisar Persia telah lari memohon bantuan ke Cina. Kaisar Romawi Timur di Baitul Maqasid telah lari ke Konstantinopel, mereka tak pernah kembali.

Para penjajah keluar dari negri jajahannya. Lalu mereka berusaha kembali untuk menjajah, seperti Belanda yang membonceng tentara sekutu yang berkekuatan para pemenang perang dunia 2 ke Indonesia. Bisakah? Mereka seperti tanaman yang telah dituai.

Kezaliman bukan tanda kehebatan. Genosida bukan tanda kemenangan dan kekuatan. Tetapi awal kehancuran. Penghancuran rumah ibadah dan pembakaran kitab suci, merupakan tanda puncaknya kezaliman. Setelah itu, apa yang terjadi? Hanya kehancuran.

Potret penjajah Israel dengan dukungan Amerika, Inggris, Jerman dan sekutunya, merupakan tanda kehancurannya. Sebab, mereka telah melakukan kerusakan dan kekejaman yang paling sadis di abad ini.

Saat kezaliman dihancurkan, Allah telah menyiapkan generasi baru. Seperti larinya Amerika dan Uni Soviet dari Afghanistan, Allah telah menyiapkan generasi baru. Mendidik generasi baru tak boleh berhenti, itulah cara agar kezaliman dapat dihancurkan.

Penjajah Israel, Amerika, Inggris, Jerman dan sekutunya, hanya tinggal menunggu kehancurannya. Para pelaku kezaliman dan kerusakan hanya menunggu tahap akhir kehidupan. Itulah takdir kehidupan yang telah tertulis. 

Umar bin Abdul Aziz Menikmati Jawaban Allah Setiap kali Umar bin Abdul Aziz membaca surat Al-Fatihah, ia menghayati ayat demi ay...

Umar bin Abdul Aziz Menikmati Jawaban Allah


Setiap kali Umar bin Abdul Aziz membaca surat Al-Fatihah, ia menghayati ayat demi ayat dan diam sejenak di sela-sela setiap ayat. Ketika ditanyakan alasannya, dia menjawab, "Aku sedang menikmati jawaban Tuhanku."  Mengapa adabnya seperti ini? 

Membaca surat Al-Fatihah berarti membuka pintu kemuliaan teragung, yaitu berkomunikasi dengan Allah swt.   Rasulullah saw meriwayatkan dalam hadits qudsi,

"Aku membagi shalat antara Aku dengan hamba-Ku menjadi dua bagian,  dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta."

"Apabila hamba berkata, "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam." Allah berfirman, "Hamba-Ku memuji-Ku."

"Apabila hamba berkata, "Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Allah berfirman, "Hamba-Ku menyanjung-Ku."

"Apabila hamba berkata, "Yang menguasai hari pembalasan." Allah berfirman, "Hamba-Ku memulaikan-Ku." Atau, "Hamba-Ku berserah diri kepada-Ku."

"Apabila hamba berkata, "Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." Allah berfirman, "Ini antara Aku dan hamba-Ku, dan baginya apa yang dimintanya."

"Apabila hamba berkata, "Tunjuki kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang sesat dan bukan pula dimurkai." Allah berfirman, "Ini antara Aku dan hamba-Ku dan baginya apa yang dia minta."

Setiap membaca Al-Fatihah, berarti akan merasakan bahwa Allah langsung memberikan jawaban kepada yang membacanya. Adakah kemuliaan yang sepadan dengan dialog yang berisi penyebutan hamba dan pengabulan doanya oleh Allah?

Padahal sang hamba tidak melakukan hal yang baru dan tidak memberikan jasa apa pun kepada Allah. Seandainya ketika membaca Al-Fatihah di dalam hatinya merasakan bahwa Allah menjawabnya ayat demi ayat, maka akan terbang dengan kebahagiaan tak terkira.

Sesungguhnya, Maha Suci Allah, satu-satunya yang layak mendapatkan pujian, bahkan Dia lebih baik dari apa yang dipujikan hamba-Nya.

Sumber:
Amru Khalid, Khowathir Qur'aniyah, al-I'tisham

Memperebutkan Emas? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tanda semakin dekatnya hari Kiamat adalah sebuah sungai kering. Dasar sungai ters...

Memperebutkan Emas?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Tanda semakin dekatnya hari Kiamat adalah sebuah sungai kering. Dasar sungai tersebut dipenuhi dengan emas. Manusia saling memperebutkan emas tersebut sehingga bergelimpangannya nyawanya. Mana yang lebih penting, air ataukah emas?

Manusia memang sangat bodoh dalam menahami hakikat. Mengapa  emas lebih berharga daripada air? Mengapa nyawa lebih murah daripada emas? Mengapa memperebutkan yang terbatas? Mengapa yang budak diperebutkan oleh tuannya?

Akhir zaman dipenuhi oleh kebodohan yang sangat mendasar. Dasar timbangannya adalah hawa nafsu. Yaitu, perut, kemaluan, popularitas dan kebanggaan akan kebendaan. Semua obsesi keinginan dan ilmu adalah kebendaan.

Memilih mentor dan pelatih. Memilih lembaga pendidikan dan pelatihan. Memilih jurusan ilmu dan teknologi. Mengorbankan waktu dan sumberdaya. Semuanya tertuju pada capaian kebendaan.

Tidak itu saja, amal akhirat menjadi amal dunia. Shalat, infaq, membaca  Al-Qur'an, zikir, salawat, umrah dan berhaji pun, mengharapkan imbalan kebendaan. Benda telah melampaui tuhan.

Benar dalam penggambaan diri kepada Allah. Benar dalam berilmu. Benar dalam ibadah. Semuanya diukur dari, kekayaan dan kemiskinan. Bisa jadi benar, namun banyak salah tujuannya.

Apakah sudah terlalu lama berinteraksi dengan dunia? Apakah terlalu lama memandang dan menikmati dunia?

Semuanya Ketakutan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Para pengusaha ketakutan bisnisnya tidak berkembang. Takut targetnya tak tercapai....

Semuanya Ketakutan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Para pengusaha ketakutan bisnisnya tidak berkembang. Takut targetnya tak tercapai. Takut pangsa pasarnya stagnan dan menurun. Takut munculnya para pesaing baru.

Para politisi dihimpit ketakutan. Takut posisinya digantikan. Takut masa jabatannya habis. Takut tak terpilih lagi. Takut popularitasnya menurun. Takut saat sendirian, tak lagi menggengam kekuasaan.

Para karyawan dan bawahan pun takut. Takut dipecat dan diberhentikan. Takut disingkirkan dan dikucilkan karena tidak bekerja sesuai target atau proses pemilik usaha atau penguasa.

Yang tak berharta, ketakutan tidak makan. Tak tahu, apakah besok masih bisa makan dan minum. Besok, harus berjalan ke mana agar bisa makan dan minum?

Namrud dan Firaun saja masih dilanda ketakutan. Abu Jahal dan Lahab saja masih ketakutan. Kaisar Persia dan Romawi saja masih ketakutan ketika diseru oleh Rasulullah saw. Jadi, siapakah yang tidak ketakutan?

Penjajah Israel yang didukung oleh Amerika, Inggris, Jerman dan sekutu lainnya. Dilindungi oleh sejumlah negara Arab. Masih ketakutan dengan faksi perlawanan rakyat Palestina. Mereka harus menghancurkan Palestina.

Kekuatan sekuat apa pun. Kekayaan segunung apa pun. Tak akan bisa menghapus ketakutan. Sebab, was-was setan terus mengepung manusia. Ketentraman itu bila hati bergantung kepada Allah.

Memahami Topografi Gunung bagi Pertempuran  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Yang memahami topografi alam, maka akan memenangi pertemp...

Memahami Topografi Gunung bagi Pertempuran 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Yang memahami topografi alam, maka akan memenangi pertempuran. Topografi alam dapat digunakan sebagai benteng perlindungan, pertahanan juga penyerangan. 

Perhatikan arah dari Bogor ke Sukabumi? Bagaimana topografi alam dimanfaatkan untuk menyerang Belanda. Perhatikan tugu pahlawan di Maseng dan Bojong Kokosan? Jalan yang berkelok, menanjak dan diapit bukit digunakan untuk menghancurkan tentara sekutu NICA.

Syeikh Yusuf al-Makasari, Sultan Ageng Tritayasa dan Pangeran Purbaya memanfaatkan gunung Halimun sebagai benteng pertahanan. Para Ajengan dan Santri, memanfaatkan Bogor Barat yang dipenuhi gunung dan perbukitan untuk bertahan dan melawan Belanda.

Perang Jawa mengapa bisa bertahan lama? Mengapa menguras kekayaan VOC Belanda hingga bangkrut? Pangeran Diponegoro dan tentaranya memanfaatkan Jawa Tengah bagian selatan untuk melawan Belanda. Memanfaatkan pohon Sawo sebagai sumber pangan yang tak dipahami oleh penjajah Belanda.


Setiap jalan yang menurun dan menanjak. Setiap jenis tanah yang keras maupun lunak. Setiap cekungan  maupun yang menonjol. Setiap sungai  maupun lembah. Setiap pohon dan tumbuhan adalah benteng pertahanan dan penyerangan.

Tentara Salib V yang dipimpin oleh kaisar Louis kalah karena terjebak di lumpur. Tentara Mongol yang hebat dikalahkan karena terjebak di bawah perbukitan. Khalid bin Walid memanfaatkan topografi alam untuk menguras daya tahan tentara Persia.

Naik gunung bukan sekedar menikmati suasana gunungnya saja, tetapi juga pahamilah topografinya. Apakah bermanfaat untuk pertempuran saja? Memahami topografi berarti mengoptimalkan sumberdayanya. 

Istana Runtuh Sebab Doa Nenek Miskin Alkisah, ada seorang penguasa membangun sebuah istana yang tinggi dan megah di atas tanahnya. Kemudian,...


Istana Runtuh Sebab Doa Nenek Miskin

Alkisah, ada seorang penguasa membangun sebuah istana yang tinggi dan megah di atas tanahnya. Kemudian, ada seorang nenek muslimah datang dan membangun sebuah gubuk tempatnya untuk beribadah di luar kawasan istana sang penguasa.

Pada suatu hari, sang penguasa berjalan-jalan mengelilingi halaman istana dan melihat gubuk tertersebut.

"Apa ini?" Kata sang penguasa.

"Ini adalah gubuk tempat tinggal seorang perempuan," Kata seseorang kepada sang penguasa.

Lantas,  sang penguasa memerintahkan agar gubuk itu dirobohkan. Kebetulan waktu itu, si nenek sedang tidak ada di sana.

"Siapa yang telah merobohkan gubuk ini?" Tanya si nenek ketika sudah pulang dan melihat gubuknya telah rata dengan tanah.

"Tadi, sang raja lewat dan melihat gubukmu itu. Lalu, sang raja menginstruksikan agar gubukmu itu dirobohkan," Jawab orang-orang kepadanya.

Lantas, sang nenek menengadahkan tangannya ke langit seraya berucap, "Ya Allah, tadi saya sedang tidak ada, tapi Engkau selalu ada dan mengetahui apa yang terjadi."

Lantas, Allah swt memerintahkan Malaikat Jibril untuk meruntuhkan istana tersebut dan menimpakannya atas semua orang yang ada di dalamnya.

Sumber:
Ibnu Jauzi, 500 Kisah Orang Saleh Penuh Hikmah, Pustaka Al-Kautsar

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (285) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (410) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (337) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (460) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (186) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (214) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)