basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Palestina

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Palestina. Tampilkan semua postingan

Melawan Pelucutan Senjata Oleh: Nasrulloh Baksolahar Hamas datang ke Mesir untuk melanjutkan perjanjian gencatan senjata tahap b...

Melawan Pelucutan Senjata

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Hamas datang ke Mesir untuk melanjutkan perjanjian gencatan senjata tahap berikutnya. Namun, apa yang disodorkan Mesir, sebagai mediator? Mesir mengikuti arahan penjajah Israel dan Amerika, menekan Hamas untuk pelucutan senjata.

Bila Hizbullah rela melucutkan senjatanya di Lebanon dalam perjanjian gencatan senjata dengan penjajah Israel, maka Hamas melawannya. Sebab, melucuti senjata berarti menyerah, walaupun dihias dengan kata gencatan senjata.

Sebelumnya pun, penjajah telah menjanjikan 1 milyar dollar Amerika bagi petinggi pejuang  Palestina yang mau pindah dari Gaza dan melucuti senjatanya. 

Apakah setelah pelucutan senjata Hizbullah, penjajah meninggalkan Lebanon Selatan? Penjajah tetap menduduki dan menembakinya dengan alasan menjaga keamanan masa depan.

Senjata harus ditangan pada mereka yang tak memiliki nyali. Yang tidak memiliki ruh jihad dan perlawanan. Yang moncongnya diarahkan kepada rakyatnya sendiri. Itulah target penjajah.

Seperti Hizbullah yang menyerahkan infrastruktur militernya pada penguasa Lebanon berdasarkan perjanjian gencatan senjata. Lalu apa yang terjadi?

Penguasa Lebanon  tetap akan "mengusir" penjajah di Lebanon Selatan dengan jalur diplomatik saja, menanggalkan senjatanya. Walaupun penguasa Lebanon tahu bahwa penjajah telah melanggar ribuan perjanjian.

Senjata pejuang Palestina akan diserahkan ke Otoritas Palestina? Padahal Otoritas Palestina mengarahkan senjatanya di Tepi Barat bukan kepada penjajah, tetapi ke rakyatnya sendiri. Bantuan militer ke Amerika pun untuk membungkam rakyat Palestina sendiri. 

Penjajah Israel membombardir pangkalan militer Suriah dan memperluas penjajahan di dataran tinggi Golan. Padahal Suriah tidak memiliki urusan apapun dengan penjajah. Mereka memiliki perjanjian gencatan senjata 1974. Namun, mengapa tetap diserang?

Penjajah Israel sangat ketakutan saat Suriah dan Turki melakukan pakta pertahanan bersama. Artinya, hanya senjata yang ditakuti penjajah karena mengkhawatirkan eksistensi di daerah jajahannya di Palestina.

Hamas, pejuang dan rakyat Palestina terus berjuang agar senjata tetap diarahkan ke penjajah. Hanya itu yang membuat penjajah hengkang dari Palestina.

Dibutakannya Rakyat dan Media Penjajah Israel Tentang Pertempuran Gaza Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Siapakan yang bisa mevalidasi...

Dibutakannya Rakyat dan Media Penjajah Israel Tentang Pertempuran Gaza

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Siapakan yang bisa mevalidasi kebenaran pernyataan petinggi tentara IDF tentang prestasi dan kemajuannya di medan pertempuran Gaza? Apa media Zionis Israel sendiri mampu? 

Padahal, peliputan medianya sendiri pun dibatasi dan disensor sangat ketat oleh tentara IDF. Sehingga, pernyataan IDF menjadi satu-satunya sumber publik dan media penjajah tentang pertempuran Gaza.

Publik dan media penjajah terkejut, di April 2025, saat pemeriksaan pasukan di Koridor Morag Gaza, Kepala Staf IDF Eyal Zamir mengatakan kepada pasukannya, “Saya berharap Anda akan mengalahkan Brigade Rafah.”

Para komandan penjajah di daerah itu, termasuk pasukan dari Brigade ke-188 dan unit pengintaian Golani, mengatakan Hamas masih memiliki batalion aktif di Rafah.

Padahal di September 2024, Unit Juru Bicara IDF sendiri  menyatakan secara resmi bahwa Divisi ke-162 telah "mengalahkan Brigade Rafah milik Hamas." Dua pernyataan yang bertolak belakang ini semakin menyurutkan kepercayaan publik pada IDF.

Selama kunjungannya ke garis depan April ini,  Menhan Israel Katz mengumumkan, kepada media, bahwa IDF akan segera menguasai seluruh wilayah dari Koridor Morag hingga Koridor Philadelphi di perbatasan Mesir, mengubah Rafah menjadi zona penyangga. "Seluruh wilayah Rafah akan dievakuasi dan diubah menjadi zona keamanan," kata Katz.

Pernyataan ini bertolak belakang  dengan ungkapan Kepala Staf IDF saat sidang kabinet, bahwa penaklukan Gaza adalah sebuah 'fantasi' karena kurangnya tentara. Publik penjajah terus menerus dihantam oleh kesimpangsiuran ini.

Setahun yang lalu. Netanyahu berkata bahwa Israel "di ambang kemenangan." Namun faktanya, menurut perkiraan internal, hanya sekitar 25% terowongan Hamas yang telah dihancurkan.

Ada cukup banyak kritik kesimpangsiuran ini. Berarti, terdapat kesenjangan  muncul antara pesan publik dan realitas medan perang.

Hal ini menimbulkan pertanyaan serius: Apa yang sebenarnya diketahui publik Israel tentang kemajuan perang, keberhasilan versus kegagalan, dan tujuan yang dicapai versus yang hanya dipasarkan?

Bisa jadi, banyak tentara IDF dari seluruh angkatan yang menyatakan untuk menghentikan perang dan melanjutkan gencatan senjata permanen, karena mereka yang paling paham tentang realitas perang di Gaza yang dialami tentara IDF daripada yang diberitakan medianya sendiri.

Upaya Menghapus Jejak Genosida Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penjajah Zionis Israel terus berusaha menghapus dan menutupi jejak gen...

Upaya Menghapus Jejak Genosida

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penjajah Zionis Israel terus berusaha menghapus dan menutupi jejak genosidanya. Upaya ini bekerjasama dengan Meta dan Goggle. Tidak hanya itu, redaksi BBC dan CNN pun berupaya melakukan hal yang sama.

DropSite News mengungkap bagaimana Zionis Israel menggunakan Meta untuk membungkam suara pro-Palestina di seluruh dunia.
Mereka sangat keras dan ekstensif terhadap konten media sosial yang terkait dengan Palestina.

Mengutip “data Meta internal,” DropSite News mengungkapkan bahwa Meta mematuhi 94% permintaan penghapusan konten yang diajukan oleh Tel Aviv sejak 7 Oktober 2023. 

Investigasi sebelumnya telah mengungkap pola serupa di raksasa teknologi lainnya, termasuk Google, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai luasnya pengaruh pro-Israel dalam perusahaan teknologi besar yang berpusat di AS.

Dilansir dari Aljazeera, dalam beberapa kasus, para wartawan BBC dan CNN, menuduh sejumlah petinggi senior ruang redaksi gagal meminta pertanggungjawaban pejabat tinggi Israel sekaligus mencampuri peliputan untuk mengurangkan kekejaman Israel. 

Untuk menghapus jejak digital genosidanya secara berkesinambungan, Zionis Israel membangun Artifisial Intelegency (AI) untuk menghapus jejak digital genosidanya bersama Meta.

Terbukti, lebih dari seratus mantan mata-mata Israel dan tentara IDF bekerja untuk raksasa teknologi Meta, termasuk kepala kebijakan AI, yang bertugas di IDF di bawah skema pemerintah Israel.  itu.

Para mantan anggota IDF ini tersebar merata di kantor Meta di AS dan di kantornya di Tel Aviv, dan sejumlah besar dari mereka memiliki spesialisasi dalam AI.

Mengapa jejak digital ini harus dibersihkan? Opini bahwa mereka mempertahankan diri dan  korban teroris harus tetap dijaga, agar dukungan terhadapnya terus terjaga hingga seluruh tanah Palestina berhasil dirampas.


Sumber:
https://www.palestinechronicle.com/crackdown-on-pro-palestinian-content-meta-deletes-over-90000-posts-at-israels-requests/

Anadolu rilis buku 'the Evidence' versi digital untuk bongkar kejahatan perang Israel di Gaza ANKARA Anadolu Agency tela...

Anadolu rilis buku 'the Evidence' versi digital untuk bongkar kejahatan perang Israel di Gaza

ANKARA

Anadolu Agency telah merilis buku 'the Evidence', yang mendokumentasikan kejahatan perang Israel di Gaza dengan bukti-bukti terpercaya, dengan versi digital agar dapat diakses semua orang secara global.

Buku the Evidence, yang awalnya diterbitkan oleh Anadolu pada 4 Desember 2023, menyajikan kejahatan Israel di Gaza dengan dokumentasi visual yang tidak dapat disangkal.

Edisi ke-9 yang direvisi dan diperluas kini telah diterbitkan dengan format digital.

Versi digital Evidence dapat diakses melalui link berikut; https://aakitap.com.tr/kanit, yang memungkinkan masyarakat global dapat melihat sepenuhnya kejahatan yang dilakukan Israel.

Situs tersebut menampilkan visual bergaya dokumenter, dan menawarkan informasi dalam bahasa Turki, Inggris, dan Arab, sehingga memastikan kemudahan akses bagi pengguna di seluruh dunia.

Mengungkap kejahatan perangIsrael

Gambar bom fosfor putih yang digunakan dalam serangan Israel di Gaza ditampilkan dengan jelas di halaman utama.

Buku itu juga memuat pernyataan yang dibuat oleh Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengenai Gaza selama konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz pada 17 November 2023.

Presiden dan CEO Anadolu Serdar Karagoz menyajikan kata pengantar tentang buku the Evidence, di mana gambar dan video berfungsi sebagai bukti dokumenter kejahatan Israel di Gaza menurut Statuta Roma di Pengadilan Kriminal Internasional.

Pengunjung dapat menelusuri visual menggunakan panah di sebelah kiri dan kanan. Di bawah setiap gambar, terdapat rincian tentang kejahatan yang dijadikan bukti, lokasi pengambilan gambar, nama jurnalis foto, dan deskripsi terperinci tentang kejadian tersebut.

Salah satu perbandingan visual yang mencolok menunjukkan pandangan udara "sebelum dan sesudah" dari kehancuran yang disebabkan oleh militer Israel di Rafah, yang menargetkan warga Gaza yang mengungsi.

Situs tersebut juga memuat statistik tentang warga Palestina yang terbunuh, terluka, dan mengungsi akibat serangan Israel, serta penghormatan kepada juru kamera lepas Anadolu Montaser Al-Sawaf yang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza pada 1 Desember 2023.

Terdapat halaman khusus menampilkan nama dan foto 205 jurnalis yang tewas di Gaza, bersama gambar dokumenter dan data yang mengungkap skala penuh perang.

Selain itu, edisi ke-4 Witness, buku lain karya Anadolu, akan didigitalkan, sementara buku lain berjudul ‘Defendant’ juga dijadwalkan untuk dirilis secara online dalam beberapa hari mendatang.

Proyek-proyek ini bertujuan untuk menyediakan bukti-bukti dokumenter penting dan visual untuk mendukung upaya hukum internasional dan hak asasi manusia, serta memastikan kesadaran publik yang lebih luas tentang situasi yang sedang berlangsung.

Membandingkan Efek Perang Dagang Amerika dan Gaza bagi Eksport Penjajah Zionis Israel  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Amerika Serika...

Membandingkan Efek Perang Dagang Amerika dan Gaza bagi Eksport Penjajah Zionis Israel 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Amerika Serikat menetapkan tarif "Trump" untuk semua lawan maupun kawannya. Termasuk, 17 persen kepada Zionis Israel  yang merupakan mitra terdekatnya yang menjadi corong pertama dan utama Amerika di Timur Tengah.

Mengapa Trump tetap menaikkan tarif ke Zionis Israel?  AS mengalami defisit perdagangan dengan Israel hingga 7,4 miliar dolar. Walaupun Netanyahu mencoba melobi Trump, namun tetap saja gagal.

Sebab, di tengah defisit ini pun, AS setiap tahunnya harus memberikan bantuan rutin "gratis" 4 miliar dolar  ke Zionis Israel. Jadi AS menanggung  beban keuangan berlipat dari Zionis Israel.

Apakah tarif Trump ini berpengaruh terhadap ekonomi Zionis Israel? 

Leo Leiderman, seorang profesor ekonomi di Universitas Tel Aviv, mencatat bahwa sebagian besar ekspor Israel ke AS bukan dalam bentuk barang tetapi jasa. 

Contohnya, pada 2023, sekitar 70 persen ekspor teknologi Israel adalah jasa perangkat lunak. Sementara 30 persennya merupakan barang fisik. Jadi yang terkena dampak tarif Trump hanya 30% dari ekspor yang ada.

Yang dikhawatirkan justru 70% dari nilai ekspor yang berbentuk jasa teknologi menjadi penyumbang terbesar ekspor Zionis Israel.

Apa penyebabnya? Perang Gaza cukup melemahkan pertumbuhan sektor jasa teknologi. Hal ini diutarakan oleh Tomer Simon, kepala ilmuwan pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Microsoft Israel. 

"Perang telah menciptakan kekosongan besar pada angkatan kerja di sektor teknologi tinggi.  Di mana, persentase karyawan yang direkrut untuk tentara cadangan jauh lebih tinggi, sekitar 15 %, dibandingkan rata-rata nasional," kata Simon.

Dia mengingatkan, "Perusahaan multinasional mungkin membekukan,  mengurangi dan menutup investasinya walaupun setelah konflik di Israel yang akan berdampak buruk bagi perekonomian Israel dan "masa depan inovasi, melemahkan posisi global kita dan bahkan semakin melemahkan stabilitas internal kita".

Ekspor jasa Zionis Israel semakin tertekan pula dengan maraknya gelombang brain drain, dimana semakin banyak para ilmuwan, intelektual dan pakar yang hengkang karena perang. Sejak Badai Al-Aqsa, sekitar 8.300 pekerja teknologi tingginya dan 1.700 orang kayanya hengkang.

Akibatnya, pertumbuhan sektor teknologi terus melambat dibandingkan tahun 2021 dan 2022. Waupun perusahaan teknologi mengumpulkan dana sebesar USD8 miliar pada tahun 2023, namun sebenarnya turun 55 persen dibandingkan tahun 2022.

Ditambah lagi hancur totalnya jasa pariwisata akibat perang Gaza yang merupakan tulang punggung lain bagi Zionis Israel.

Bila perang dagang bisa memperburuk ekspor barang yang komposisinya 30 %, maka perang Gaza memperburuk ekspor jasanya, yang komposisinya 70%. Bila digabungkan, bagaimana efek dominonya bagi Penjajah Zionis Israel?

Tarif Trump dan Perang yang Berkelanjutan Memberikan Pukulan Berat bagi Perekonomian Israel 11 april 2025 Oleh Helmy Moussa Pres...

Tarif Trump dan Perang yang Berkelanjutan Memberikan Pukulan Berat bagi Perekonomian Israel

11 april 2025


Oleh Helmy Moussa


Presiden AS Donald Trump mengejutkan warga Israel secara umum, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara khusus, tidak hanya ketika ia menambahkan Israel ke dalam daftar negara yang dikenakan tarif tinggi, tetapi juga dengan menolak untuk menanggapi dengan cepat permintaan pengurangan. 

Banyak yang memahami dari sikap ini, yang muncul di tengah keyakinan Israel bahwa mereka mendapat dukungan penuh dari Gedung Putih dan para penghuninya, bahwa mulai sekarang, Trump tidak akan menawarkan pengurangan apa pun, termasuk kepada Israel, terkait ekonomi. Ini berarti secara efektif memberikan pukulan ekonomi yang nyata bagi industri Israel, khususnya di sektor-sektor seperti peralatan medis, elektronik, farmasi, dan berlian.

Ketika seorang wartawan Israel bertanya kepada Presiden Trump apakah ia akan membatalkan tarif terhadap Israel, ia menjawab dengan cara yang menimbulkan banyak kekhawatiran. Ia berkata, "Mungkin tidak," dan menambahkan, "Jangan lupa, kami banyak membantu Israel. Kami memberi Israel $4 miliar setahun, itu jumlah yang banyak." Trump kemudian menoleh ke Netanyahu dan berkata, "Ngomong-ngomong, selamat. Ini tidak buruk. Kami memberi Israel miliaran dolar setahun. Miliaran. Itu salah satu jumlah tertinggi yang pernah ada." 

Tak lama kemudian, mereka yang memahami seluk-beluk hubungan AS-Israel memahami pernyataan ini, mengingat pernyataannya sebelum pemilu tentang bantuan ini dan perlunya menghentikannya. Yang terpenting bagi Trump adalah kepentingan, bukan nilai, dan kebenaran ini diperkuat selama masa jabatan presiden keduanya.

Bahkan ketika mereka membaca, sekitar seminggu yang lalu, daftar negara yang akan dikenakan tarif baru oleh Trump, Israel berada di peringkat ke-18 dari 25 negara. Ada banyak makna di balik kata-kata Trump dan petunjuk tentang kelompok ini: "Mereka adalah pelanggar terburuk", yang "menjarah, merampok, memperkosa, dan merampok" Amerika Serikat selama bertahun-tahun.

Yoav Karni menulis di Globes bahwa tarif yang diberlakukan Trump tidak dimaksudkan untuk menghilangkan defisit perdagangan, atau untuk menyelesaikan aturan main. Sebaliknya, menurut Karni, tujuan sanksi ini adalah untuk mengubah situasi secara drastis agar menguntungkan pihak Amerika. Tuduhan Trump terhadap negara-negara yang diuntungkan dari bantuan AS atas pencurian hanyalah terjemahan dari pandangannya tentang bantuan sebagai utang yang harus dibayar.

Menurut pandangan Karni, "begitulah cara Trump memandang bantuan Amerika, terlepas dari penerimanya, jika diberikan tanpa perlu pembayaran kembali. Inilah sebabnya ia pada dasarnya menolak bantuan yang diberikan pendahulunya kepada Ukraina. $100 miliar sebagai hadiah? Presiden, bahkan sebelum kembali menjabat, menyatakan bahwa setiap sen yang diberikan kepada negara mana pun harus kembali ke Amerika dengan bunga".

Trump telah mengatakan bahkan sebelum ia kembali menjabat sebagai presiden bahwa setiap sen yang diberikan kepada negara mana pun harus dikembalikan ke Amerika beserta bunganya. Para ahli seperti Micha Afni di Maariv berpendapat bahwa Israel sekarang harus menghentikan bantuan AS karena hal itu membuat Israel tunduk kepada pemerintahan AS. 

Afni menulis, “Di bagian konservatif Amerika Serikat, sebuah gerakan luas yang disebut 'America First' telah muncul. Gerakan ini berupaya mengurangi bantuan asing dan berfokus pada perbatasan dan warga negaranya sendiri secara ekonomi.” 

JD Vance, seorang wakil presiden terkemuka dalam gerakan ini, dan Tucker Carlson, salah satu tokoh kunci dalam wacana publik konservatif, sama-sama menghargai kekuasaan, kebesaran, dan kedaulatan. Mereka tidak membenci Israel, bahkan mereka tidak ingin melihat Israel bergantung pada anggaran keamanan AS.

“Jika kita terus bersikap seolah-olah bantuan adalah hak abadi, kita akan kehilangan dukungan dari mereka yang benar-benar percaya kepada kita. Namun, jika kita dengan sukarela dan bangga melepaskannya, kita akan mendapatkan kepercayaan, rasa hormat, dan komitmen mereka selama bertahun-tahun mendatang.”

 Adrian Bailot di Calcalist mencatat bahwa para pemimpin Israel sekali lagi terkejut dengan tindakan AS yang merugikan ekspor Israel ke Amerika, yang jumlahnya mencapai $14 miliar, tidak termasuk perdagangan berlian yang nilainya sedikitnya $2,5 miliar per tahun. Ia menulis, “Sudah lama ada peringatan, termasuk di situs web Calcalist, tentang niat Trump untuk mengenakan tarif pada Israel ketika ia memutuskan sudah waktunya mengambil langkah besar dalam masalah ini. Para pakar perdagangan dan diplomasi internasional telah dengan lantang dan jelas menyuarakan peringatan ini, termasuk kepada para pengambil keputusan Israel seperti perdana menteri dan menteri keuangan.”

Tanggapan terhadap peringatan ini meremehkan. Beberapa mengklaim bahwa "Trump mencintai Israel," dan karenanya tidak akan pernah mengenakan tarif terhadapnya. Argumen lain yang lebih rasional adalah bahwa Israel dan AS telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada tahun 1985, dan semua tarif dihapuskan pada bulan Januari 1995. Asosiasi Produsen Israel telah menyerahkan kepada Netanyahu, tepat sebelum pertemuannya dengan Trump, sebuah dokumen yang menunjukkan keuntungan mendesak Trump untuk mengurangi tarif terhadap Israel dari 17% menjadi 10%. Menurut dokumen ini, pajak baru dapat mengakibatkan penurunan permintaan sebesar $2,3 miliar dan pengurangan 20% dalam total ekspor ke AS.

Dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa sektor yang paling rentan adalah produksi komputer dan perangkat elektronik dan optik, yang akan merugi $900 juta per tahun. Sektor yang paling terdampak berikutnya adalah manufaktur mesin dan peralatan, yang akan merugi $349 juta per tahun, diikuti oleh produk minyak bumi dan kimia, yang akan merugi $310 juta per tahun. 

Menurut analisis yang sama, antara 18.000 dan 26.000 pekerja di sektor ekspor bisa kehilangan pekerjaan akibat tarif yang sudah diberlakukan. Namun, ketakutan utama di Israel terkait tindakan Trump bukan hanya dampaknya terhadap ekspor, tetapi juga potensi kerugian bagi investasi langsung dalam ekonomi Israel. Ada juga kekhawatiran bahwa banyak lini produksi mungkin bermigrasi dari Israel ke AS untuk menghindari tarif ini.

Menurut laporan ketenagakerjaan terbaru dari Innovation Authority, yang dirilis bulan lalu, tahun 2024 menyaksikan kontraksi dalam industri teknologi tinggi Israel. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa sejak tahun 2022, telah terjadi "resesi" dalam jumlah orang yang bekerja di bidang teknologi tinggi. Pada tahun 2024, terjadi penurunan sekitar 5.000 orang, yang pertama kali terjadi dalam satu dekade. Menurut laporan sebelumnya, sejak pecahnya perang pada bulan Oktober 2023 hingga Juli 2024, sekitar 8.300 pekerja teknologi tinggi meninggalkan Israel selama satu tahun atau lebih. Bursa Berlian Israel juga dimobilisasi sepenuhnya setelah tindakan AS, mempercepat pengirimannya ke Amerika sebelum tarif baru berlaku.

Para pimpinan bursa meminta Netanyahu dan menteri keuangan untuk bekerja sama agar industri berlian dibebaskan dari tindakan baru tersebut. Perdagangan berlian Israel merupakan salah satu sektor perdagangan terpenting dengan AS, dengan total ekspor berlian mencapai $3,2 miliar pada tahun 2024, sekitar setengah dari total ekspor berlian Israel. Tentu saja, ini bukan satu-satunya potensi kerugian yang diakibatkan oleh tindakan AS. Sejak awal, kerugian signifikan telah muncul bagi dana pensiun dan kredit Israel yang berinvestasi di pasar saham AS.

Misalnya, para penabung pensiun terpaksa menanggung kerugian besar dalam beberapa hari terakhir, karena lebih dari 25 miliar shekel (sekitar $6 miliar) hilang dari tabungan mereka hanya dalam dua hari ketika indeks acuan AS turun hingga 11%. Sejak Indeks Standard & Poor's 500 mencapai puncak terakhirnya pada pertengahan Februari, kerugian ini telah mencapai sekitar 40 miliar shekel (sekitar $11 miliar). Bursa Efek Tel Aviv telah sangat terpengaruh oleh keruntuhan dan fluktuasi di Wall Street, serta dampak rencana tarif Trump terhadap pasar.

Selama berhari-hari, pasar saham lokal ditutup dengan penurunan tajam: indeks TA-35 turun sekitar 3,9%, mencapai level terendah dalam tiga bulan, menandai hari terburuknya sejak 8 Oktober 2023. Indeks TA-90 juga turun 3,5% ke level terendah dalam tiga bulan. Di tengah perang, menurut "Maariv," sekitar 2.000 jutawan meninggalkan Israel pada tahun 2024, sebagian besar dari mereka pindah ke AS. Shekel Israel terus terdepresiasi sejak pengumuman tindakan AS, tidak hanya terhadap dolar tetapi juga terhadap euro dan mata uang asing lainnya. 

Meskipun indeks dolar telah jatuh secara global, depresiasi shekel terhadapnya menegaskan volatilitas ekonomi Israel dan ketergantungannya pada dukungan AS. Dolar melampaui 3,8 shekel, yang berarti bahwa sebagian besar barang yang diimpor ke Israel akan mengalami kenaikan harga, menambah biaya hidup yang telah diperburuk oleh pajak untuk menutupi biaya perang.

Para komentator telah mencatat bahwa tindakan AS, ditambah dengan memburuknya keamanan di Israel dan sekitarnya, akan memberikan beban tambahan pada ekonomi Israel dalam waktu dekat. Para ahli percaya bahwa perkembangan ini akan menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk Israel, melemahkan pasar kerja dan merusak tabungan serta moral publik. Mengenai dampak perang, jelas bahwa tindakan AS telah menyoroti situasi ekonomi yang sulit di Israel, yang juga disebabkan oleh perang. Hal ini tercermin dalam laporan tahunan Bank Sentral, yang memperingatkan tentang kesenjangan yang semakin besar antara rasio utang terhadap PDB, yang telah meningkat secara signifikan sejak Oktober 2023.

Menurut para ahli, perang telah mendorong Israel mundur, menciptakan tekanan besar untuk menutupi biaya perang. Menurut laporan Bank Sentral, “beban dinas militer yang lebih tinggi, terutama dinas cadangan, akan terus membebani ekonomi.” Laporan tersebut juga mencatat bahwa tantangan setelah perang telah menambah masalah ekonomi yang dihadapi sebelum perang, tanpa mengubahnya. Sekarang, menyelesaikan masalah utama Israel lebih mendesak dari sebelumnya. “Pengeluaran pertahanan yang lebih tinggi dalam waktu dekat dan kebutuhan untuk mempertahankan margin keuangan lebih kuat menekankan bahwa adaptasi diperlukan bahkan dalam struktur pengeluaran pemerintah, yang akan mencerminkan skala prioritas yang tepat untuk tantangan ekonomi.”

Para ahli ekonomi yakin bahwa perang Gaza telah membuat Israel mengalami kemunduran yang cukup besar. Dalam pidato tahunannya di hadapan Kongres, Trump menyatakan, “Kita telah ditipu selama beberapa dekade oleh hampir setiap negara di bumi, dan kita tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.” Bukanlah suatu kebetulan bahwa Israel termasuk di antara negara-negara yang “menipu” AS menurut pandangannya, dan meskipun ia bersahabat dengan Israel, hal itu merupakan bagian dari pembalasan. Ia senang mendengar permohonan atau permintaan dari para pemimpin banyak negara, dan Israel tidak terkecuali di matanya kali ini.

(Situs web Al-Jazeera berbahasa Arab – diterjemahkan dan disiapkan oleh Palestine Chronicle)

Suasana Kejiwaan Tentara Penjajah Zionis Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar Mengapa seorang tentara mau bertempur hingga merelaka...

Suasana Kejiwaan Tentara Penjajah Zionis Israel

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Mengapa seorang tentara mau bertempur hingga merelakan nyawanya? Meninggalkan keluarga dan semua yang dimilikinya? Ada sesuatu kemuliaan yang dirindukannya.

Apakah tentara penjajah Zionis Israel masih memiliki rasa ini? Tentara yang protes atas keberlanjutan perang di Gaza karena tujuan perang bukan alasan keamanan negara, tetapi tujuan politik penguasa. Mereka bukan menjadi alat negara tetapi budak penguasa.

Di saat tentara penjajahnya terus berperang, bukankah semakin banyak jutawannya, para intelektual teknologi dan warga penjajah yang lari ke luar negri?Bukankah, sebuah kelompok masyarakat justru dibebaskan dari kewajiban perang berdasarkan undang-undang penguasa?

Bukankah tentara butuh dukungan dari rakyatnya?Bukankah tentara lahir dari rahim rakyatnya? Bila rakyatnya tak mendukung, tentara tak memiliki kekuatan apa pun. Bukankah, semakin banyak rakyat penjajah Zionis Israel yang tak mendukung perang?

Di tengah pertempuran, publik Amerika justru pandangan negatif terhadap penjajah dan Netanyahu terus meningkat. Gelombang protes dunia terus tak terbendung. Apakah perang seperti ini memiliki kebanggaan bagi tentara Zionis Israel?

Tentara Zionis Israel memang didukung penuh oleh penguasanya dengan infrastruktur militer dan bom-bom terbaru. Namun, apa artinya tanpa dukungan penuh rakyatnya? Yang tercermin dari gelombang protesnya?

Perang telah berjalan 18 bulan, namun target militernya tak pernah terrealisasi. Bukankah ini pukulan mental yang telak? Para sandera justru pulang karena gencatan senjata, bukan perang. Pejuang Palestina masih bisa menembakan roket untuk melawan. Oleh karena, ketidakpercayaan akan perang berdasarkan survei semakin meningkat.

Mengapa pejuang Palestina mampu terus bertahan? Apa target dari program genosida dan kelaparan Zionis Israel terhadap rakyat Palestina? Untuk memisahkan pejuang perlawanan dengan rakyat Palestina. Saat target ini tidak tercapai, maka pejuang perlawanan Palestina tetap kokoh.

Perhatian kehancuran rezim Assad di Suriah, bukankah kekalahannya karena para tentaranya merasa hanya dijadikan alat rezim dan alat sekelompok suku bangsa saja? Pada sisi lain, penguasanya hidup dalam kemewahan? Sedangkan tentaranya harus mengorbankan nyawanya?

Para Rabi Mengambil Alih Kendali Tentara Israel, Bukan Para Jenderal 11 April 2025 pukul 10:38 Oleh Aziz Mustafa Di tengah gelom...

Para Rabi Mengambil Alih Kendali Tentara Israel, Bukan Para Jenderal

11 April 2025 pukul 10:38

Oleh Aziz Mustafa


Di tengah gelombang pengaruh agama yang meningkat di kalangan politik dan partai Israel — yang didorong oleh koalisi sayap kanan yang berkuasa — organisasi-organisasi berbasis Taurat Yahudi telah menjadi sumber sumbangan terbesar bagi tentara Israel di pangkalan-pangkalan militer. Sumbangan-sumbangan ini terutama terdiri dari teks-teks agama, termasuk Taurat dan Talmud, yang menyoroti semakin kuatnya arus keagamaan. Tren ini menegaskan bahwa pendistribusian buku-buku agama kepada tentara jauh dari praktik yang marjinal, meskipun ada tuduhan yang terus berlanjut bahwa tentara menekan tentaranya untuk menjalankan agama dan memprioritaskan nilai-nilai agama di atas prinsip-prinsip sipil yang secara tradisional dianut oleh orang-orang Yahudi.

Pada saat yang sama, tentara Israel menyaksikan fenomena yang berkembang: sejumlah besar perwira senior di Staf Umumnya mengenakan kippah, peci tradisional keagamaan yang dirajut. Statistik menunjukkan bahwa hampir 40 persen pemimpin militer senior sekarang mengenakannya, yang menunjukkan semakin luasnya pengaruh individu-individu religius dalam kepemimpinan militer. Hal ini tidak hanya mencerminkan pengaruh mereka yang semakin besar terhadap pengambilan keputusan militer di Israel, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang implikasinya terhadap meningkatnya agresi militer terhadap warga Palestina dan Arab.

Nama-nama yang diberikan Israel untuk agresinya di Gaza secara gamblang mencerminkan meningkatnya religiusitas di kalangan militer. Kadang-kadang, operasi dijuluki ' Pedang Besi ' (Charvot Barzel dalam bahasa Ibrani), sebuah nama yang berakar dari Alkitab yang dimaksudkan untuk memberikan legitimasi keagamaan dan aura sakral pada peperangan — mengingat prevalensi pedang dalam kitab suci Yahudi dan teks-teks kuno. Di waktu lain, itu diberi label Perang Kejadian, referensi langsung ke Kitab Kejadian, yang secara tradisional dibaca oleh orang Yahudi selama hari raya Simchat Torah, yang bertepatan dengan infiltrasi Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober. Nama-nama tersebut bertujuan untuk meyakinkan orang Israel bahwa ini adalah perang agama yang sakral.

Dari 81 operasi militer dan agresi yang dilakukan Israel terhadap Palestina dan Arab, sekitar sepertiganya diberi nama berdasarkan teks Alkitab dan konsep agama Yahudi. Bagi banyak prajurit, nama-nama ini menggambarkan pertempuran sebagai perang Tuhan melawan orang-orang non-Yahudi.

Transformasi ini tidak dapat dipahami sepenuhnya tanpa mengakui kebangkitan jenderal-jenderal religius di militer Israel. Dari tokoh-tokoh seperti Yaakov Amidror hingga Kepala Staf yang baru saja mengundurkan diri Herzi Halevi . Di antara mereka berdiri sekelompok perwira senior yang sedang naik daun yang telah menjadi kekuatan penting dalam Staf Umum. Jumlah mereka diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang, mendorong seorang pengamat untuk berkomentar bahwa Israel sedang mendekati titik di mana tentaranya tidak akan lagi disebut Pasukan Pertahanan Israel, melainkan Tentara Pertahanan Israel Religius atau Tentara Tuhan, karena tidak lagi mewakili semua segmen masyarakat Yahudi seperti yang terjadi ketika didirikan hampir delapan dekade lalu.

Penggerak utama pergeseran ini adalah pembentukan jaringan akademi militer keagamaan. Lembaga-lembaga ini menghasilkan generasi perwira baru yang termotivasi tidak hanya oleh aspirasi militer tetapi juga oleh semangat keagamaan untuk mencari peran tempur dalam ketentaraan. Meskipun orang-orang Yahudi yang religius hanya berjumlah 13 persen dari populasi Israel, mereka sekarang berjumlah 40 persen dari kadet yang memasuki kursus pelatihan perwira — naik dari 2,5 persen pada tahun 1990 dan 26 persen pada tahun 2008.

Peran rabi di ketentaraan juga telah meluas menyusul pembentukan divisi Kesadaran Yahudi, yang memberikan ceramah tentang Yudaisme dan pelajaran yang memadukan ajaran agama dengan etika militer. Sesi-sesi ini sering kali mengusung agenda ideologis keagamaan sayap kanan, yang memicu kritik di kalangan pemimpin ketentaraan. Beberapa orang telah memperingatkan bahwa fenomena ini dapat menyebabkan para prajurit mempertanyakan apakah akan mematuhi komandan atau rabi mereka, terutama karena perilaku tertentu menjadi lebih umum — seperti menerima Taurat di samping senapan mereka saat mendaftar.
Tentara yang ikut serta dalam agresi Gaza baru-baru ini melaporkan bahwa para rabi membagikan buku-buku agama dan selendang doa, sambil membandingkan perang ini dengan perjuangan orang-orang Yahudi dalam Alkitab.

Mereka menekankan karakter Simson dan pertempurannya melawan orang Filistin, mendesak para prajurit untuk meniru dia dalam "perang suci" mereka. Beberapa rabi bahkan mengklaim bahwa perang ini sedang menulis bab baru dalam Alkitab, dan banyak dari keputusan mereka yang haus darah telah diteruskan kepada para prajurit, yang dilaporkan menerapkannya dalam agresi mereka terhadap orang Palestina.

Banyak entitas politik dan hukum Israel telah memperhatikan pergeseran bertahap tentara ke arah peningkatan religiusitas dan indoktrinasi ideologis, yang ditandai dengan upaya berkelanjutan untuk memperkuat karakter religiusnya. Ini termasuk mendorong tentara untuk lebih terlibat dalam doa dan ritual keagamaan dengan mengorbankan instruksi militer konvensional. Tren ini, sebagian, merupakan respons terhadap kegagalan sistem pendidikan yang dianggap gagal menanamkan nilai-nilai universal manusia dan Yahudi.

Meskipun demikian, kekhawatiran yang berkembang muncul di Israel atas implikasi jangka panjang dari tren ini bagi masa depan militer, kohesinya, dan sumber otoritas yang akhirnya diakui oleh para prajuritnya. Dalam realitas yang terus berkembang ini, setiap prajurit religius mungkin memandang otoritas rabbinikal sebagai titik referensi utama mereka — khususnya di saat krisis atau ketika dihadapkan dengan perintah militer yang, menurut beberapa rabbi, bertentangan dengan ajaran Taurat. Dalam kasus seperti itu, beberapa mungkin memilih untuk mengikuti keputusan rabbinikal daripada arahan militer resmi. Ketika religiusitas semakin mendalam di dalam jajaran, kemungkinan meningkat bahwa tentara mungkin tidak dapat — atau tidak mau — untuk melaksanakan keputusan politik yang kritis, seperti evakuasi permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki, karena takut bahwa para prajurit akan menentang perintah tersebut berdasarkan bimbingan agama.



Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah milik penulis dan belum tentu mencerminkan kebijakan editorial Middle East Monitor.

Krisis Tentara IDF yang Mau Bertempur di Gaza?  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu pada Juma...

Krisis Tentara IDF yang Mau Bertempur di Gaza? 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu pada Jumat (12/4) mengancam akan “memecat secara langsung” para personel militer yang menandatangani surat tuntutan penghentian perang demi pembebasan tawanan “Israel” di Gaza.

Ancaman ini dilakukan setelah 8.200 prajurit intelijen, 970 angkatan udara, dan 150 angkatan laut, secara bergelombang meminta penghentian perang. Sebelumnya, banyak tentara daratnya yang menolak kembali untuk berperang.

Tidak saja dari militer, rakyat pendukung pembebasan sandera meminta penghentian perang. Pada sisi lain, masyarakat pendukung perang, sangat marah kepada pemerintah karena kelompok Haredim, Yahudi Ultra-Ortodoks, dibebaskan dari kewajiban berperang. Apa dampaknya bagi penjajah?

Dalam sejarah perang, para desersi atau mereka yang lari dari perang, merupakan dosa besar dalam kemiliteran. Pasukan Romawi dan Persia dikalahkan oleh Muslimin dalam sejumlah medan karena saat sedikit saja terdesak, sejumlah tentaranya langsung lari dari medan pertempuran.

Mengapa Muslimin bisa bangkit kembali di perang Uhud dan Hunain? Karena mereka yang berlarian dari medan pertempuran, kembali lagi berperang untuk mengikuti seruan Rasulullah saw.

Sejumlah pengamat militer menjelaskan bahwa titik kritis penjajah Zionis Israel dalam medan pertempuran, bukan dari kekurangan senjatanya, tetapi karena kekurangan rakyatnya yang mau bertempur.

Oleh sebab itu, keberhasilan pejuang Palestina merekrut puluhan ribu pejuang baru dan kegagalan penjajah Zionis Israel mendorong rakyat menjadi tentara menjadi berita dan ketakutan besar bagi penjajah dan Amerika.

Bila prajuritnya dipecat, bila kelompok anti perang semakin banyak, bila yang meninggalkan wilayah pendudukan terus bertambah dan enggan kembali, bila yang mendukung perang marah kepada pemerintah karena mendukung kelompok Haredim boleh tidak ikut berperang, bagaimana kondisi prajuritnya?

Prajurit yang berperang pun akan bermasalah dari sisi mental? Mengapa harus mereka saja yang berperang? 

Lihatlah komposisi prajurit yang meminta penghentian perang, bukankah yang terbanyak dari angkatan udara? Bukankah angkatan udaranya menjadi tulang punggung militer penjajah? Bukankah makin banyak tentara cadangannya yang menolak bertugas?

Seperti penjajah Israel memasuki krisis baru, bukan saja krisis ekonomi tetapi juga krisis prajuritnya yang May berperang.

Zionis Israel Diserang Militernya Sendiri Oleh: Nasrulloh Baksolahar Jerusalem Post, 11 April 2025, melaporkan gelombang baru ya...

Zionis Israel Diserang Militernya Sendiri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Jerusalem Post, 11 April 2025, melaporkan gelombang baru yang dilakukan oleh tentara IDF. Kali ini, 8.200 prajurit intelijennya  meminta Netanyahu untuk menghentikan pertempuran di Gaza agar sandera bisa dikembalikan.

Ratusan perwira cadangan, prajurit aktif, dan perwira pensiunan menandatangani surat tersebut dan, menurut KAN, penyelenggara bermaksud untuk menerbitkannya dengan cara yang sama dengan surat yang diterbitkan oleh para pejuang Angkatan Udara baru-baru ini.

8.200 perwira tersebut mengatakan, “Kami memahami pernyataan serius dan meresahkan bahwa, saat ini, perang terutama melayani kepentingan politik dan pribadi, bukan kepentingan keamanan."

"Melanjutkan perang tidak akan memberikan kontribusi apa pun terhadap tujuan yang dinyatakan dan akan menyebabkan kematian sandera, tentara IDF, dan warga sipil yang tidak bersalah. Kami prihatin dengan berkurangnya pasukan cadangan dan meningkatnya angka ketidakhadiran tugas, dan kami khawatir tentang konsekuensi jangka panjang dari tren ini.”

“Hanya kesepakatan yang dapat membawa para sandera kembali dengan selamat, sementara tekanan militer terutama berujung pada tewasnya para sandera dan membahayakan tentara kita ,” lanjut surat itu. “Setiap hari yang berlalu, nyawa mereka terancam; setiap momen keraguan tambahan adalah aib.”

Sebelumnya, sekitar 970 personel Angkatan Udara Israel menandatangani petisi menolak perang di Jalur Gaza.
Petisi tersebut diteken oleh para pilot, perwira, dan tentara pasukan cadangan di AU Israel. 

Lebih dari 150 mantan perwira angkatan laut dan puluhan dokter cadangan menandatangani surat yang diterbitkan pada hari Kamis menuntut diakhirinya perang di Gaza.

Sebelum munculnya penentangan perang di bagian intelijen, angkatan udara, dan laut, prajurit angkatan darat telah lebih dahulu melakukan penolakan untuk berperang. Kondisi militer IDF makin kritis.



Seni Menekan Tentara Penjajah Israel : Mengumpulkan Klip-Klip Milik Tentara  dari Gaza,  Dalam beberapa bulan terakhir, saat per...

Seni Menekan Tentara Penjajah Israel : Mengumpulkan Klip-Klip Milik Tentara  dari Gaza, 


Dalam beberapa bulan terakhir, saat perang Israel dengan Hamas di Jalur Gaza memasuki tahun kedua, militer memperbarui pedomannya mengenai wawancara dengan tentara dan meminta wartawan untuk menyembunyikan identitas tentara. Militer juga memperingatkan tentara agar tidak mengunggah foto dan video dari medan perang di media sosial.

Perubahan tersebut terjadi setelah berbulan-bulan upaya oleh organisasi anti-Israel — seperti Yayasan Hind Rajab yang berpusat di Belgia, yang aktivitasnya terbongkar dalam penyelidikan Shomrim awal tahun ini — untuk mengadili tentara Israel di mana pun di dunia atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan di Gaza.

Seperti yang diungkapkan Shomrim sebelumnya dalam serangkaian artikel yang bekerja sama dengan Channel 12 Israel, Pasukan Pertahanan Israel telah gagal menegakkan arahannya sendiri terkait penggunaan telepon di medan perang sejak perang dimulai, yang menyoroti kesulitan yang lebih luas bagi tentara dalam memastikan disiplin militer di jajarannya. Bahkan ketika IDF akhirnya mengambil tindakan, mereka tidak dapat menghentikan penyebaran rekaman media sosial.

Dalam beberapa minggu terakhir, kelompok lain, yang disebut Israel Exposed, telah mengunggah basis data besar video yang diunggah ke media sosial oleh tentara Israel, yang mendokumentasikan dugaan tindakan ilegal mereka di Gaza dan Tepi Barat.

Basis data tersebut memuat lebih dari 350 gigabyte informasi, yang dapat diunduh melalui jaringan berbagi peer-to-peer menggunakan tautan yang dibagikan oleh grup di Telegram.

Beberapa video dapat digunakan untuk mendukung kasus hukum yang menuduh tentara Israel melakukan kejahatan perang, sementara rekaman lainnya dapat digunakan untuk " dox " tentara, istilah untuk menerbitkan rincian pribadi seseorang, termasuk alamat rumah, nomor telepon dan status perkawinan, yang memungkinkan aktivis anti-Israel untuk melacak dan melecehkan tentara.

Pada bulan Maret, Afrika Selatan menyerahkan berkas ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang diklaim berisi "bukti yang tersedia secara terbuka mengenai tindakan genosida oleh Negara Israel terhadap warga Palestina di Gaza." Berkas tersebut memuat ratusan referensi ke video tentara di media sosial.

Basis data yang diunggah oleh Israel Exposed terdiri atas cadangan kompilasi klip yang sudah ada yang diunggah di tempat lain di internet, seperti TikTokGenocide.com, dan video yang dihimpun dan disortir oleh aktivisnya sendiri melalui upaya kolektif yang menurut kelompok itu diorganisasikan di Discord — aplikasi obrolan sosial yang populer di kalangan gamer.

Menurut Israel Exposed, basis data tersebut berisi video-video yang dihimpun oleh ratusan aktivis pro-Palestina yang mengumpulkan dan menyortir video-video tersebut di Discord. Basis data tersebut juga mengarsipkan kumpulan video yang sudah ada yang dikumpulkan oleh berbagai organisasi yang memantau akun media sosial tentara Israel, yang mengunggah rekaman dari perang tersebut setiap hari.

Dengan basis data besar ini, organisasi tersebut berupaya memastikan bahwa video media sosial prajurit akan tetap menjadi catatan publik bahkan setelah prajurit mencoba menghapus bukti tindakan IDF di Gaza dari akun media sosial mereka sendiri.

Israel Exposed mengatakan di media sosial bahwa mereka menyerahkan basis data tersebut kepada Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, serta kepada tim hukum di Yayasan Hind Rajab.

Rekaman di blockchain
Inisiatif ini hanyalah salah satu dari beberapa upaya terkini oleh kelompok daring untuk mengumpulkan rekaman tentara dan mengunggahnya daring dengan cara yang dapat dicari. Proyek serupa selama beberapa tahun terakhir telah mengumpulkan materi dari berbagai zona konflik, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina, dengan rekaman kengerian perang yang menyebar dengan cepat daring.

Inisiatif lain yang menargetkan perang Israel di Gaza bergantung pada teknologi blockchain untuk menyimpan rekaman media sosial tentara dalam buku besar yang terdesentralisasi, sehingga tidak terlalu rentan terhadap potensi penyensoran dari perusahaan media sosial dan raksasa teknologi jika platform seperti X dan Facebook mencoba memblokir operasi mereka.

Basis data ketiga yang baru saja diluncurkan menyajikan katalog video aksi tentara Israel di Gaza, beberapa diambil dari pos pasukan dan beberapa dari sumber Palestina. Video-video tersebut diorganisasikan ke dalam berbagai genre, termasuk "bermain dengan mainan anak-anak," dan "menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia," dan dikategorikan silang dengan unit militer tentara, jenis senjata yang digunakan, dan latar geografis pasti dari insiden tersebut berdasarkan tag lokasi tentara.


Sumber:

https://www.timesofisrael.com/amassing-troops-own-clips-from-gaza-anti-israel-activists-are-keeping-heat-on-soldiers/

Kebingungan Pasukan Pertahanan Israel (IDF): Maju ke Gaza, Memperluas Zona Penyangga Untuk Menekan Hamas, Namun Tidak Terjadi Pe...

Kebingungan Pasukan Pertahanan Israel (IDF): Maju ke Gaza, Memperluas Zona Penyangga Untuk Menekan Hamas, Namun Tidak Terjadi Pertempuran?


Menteri Pertahanan Israel Katz mengklaim 'prestasi besar' membawa Hamas itu lebih dekat untuk menyetujui kesepakatan penyanderaan; mengatakan militer bersiap untuk 'langkah besar' untuk mengalahkan Hamas


OlehEmanuel Fabian 
9 April 2025



RAFAH, Jalur Gaza — Sedikit atau tidak ada pertempuran yang terjadi di Jalur Gaza sejak militer Israel melanjutkan ofensifnya terhadap Hamas beberapa minggu lalu.

Pasukan Pertahanan Israel telah maju di selatan Jalur Gaza, merebut apa yang disebut Koridor Morag, yang terletak di antara kota Palestina Rafah dan Khan Younis; memperluas zona penyangga di sepanjang perbatasan Gaza; melancarkan lebih dari 1.000 serangan udara terhadap target-target Hamas, menewaskan lebih dari 40 pejabat senior dan komandan tingkat menengah; dan menemukan beberapa terowongan baru.

Serangan saat ini ditujukan untuk "meningkatkan tekanan terhadap Hamas demi membebaskan para sandera" dan mempersiapkan landasan bagi rencana Israel untuk "mengalahkan Hamas," Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu saat berkunjung ke Koridor Morag, sebuah wilayah di mana IDF sebelumnya tidak beroperasi.

Katz mengatakan IDF telah menghasilkan “prestasi besar” selama pertempuran yang kembali terjadi, termasuk mengevakuasi penduduk sipil di Rafah dan mengepung kota tersebut.

Namun “prestasi” tersebut tampaknya tidak berdampak pada Hamas saat ini.

Pembicaraan dengan Hamas untuk membebaskan 59 sandera yang masih ditawan tampaknya terhenti, dan pada saat yang sama, operasi Hamas hampir seluruhnya tidak terlibat dengan pasukan Israel di darat.

Hamas juga telah merekrut lebih banyak pejuang dan berusaha untuk mengisi kembali persediaan senjata yang terbatas. IDF memperkirakan bahwa Hamas memiliki sekitar 20.000 pejuang aktif, setengah dari jumlah yang dimilikinya sebelum perang.

Pejabat Israel mengatakan negara itu bersedia terlibat dalam perundingan untuk mengakhiri perang di Gaza tetapi akan bersikeras mencapai tujuannya — kembalinya semua sandera, pelucutan senjata Hamas dan pejuang Gaza lainnya, pengasingan pemimpin Hamas, dan struktur pemerintahan baru yang tidak termasuk Hamas.

Dan jika Hamas itu terus bersikukuh dan menolak memenuhi tuntutan Israel, IDF akhirnya akan memanggil sejumlah besar pasukan cadangan untuk "mengalahkan Hamas," kata Katz.

"Jika Hamas terus menolak dan tidak segera membebaskan para sandera, IDF akan melancarkan pertempuran intensif di seluruh Gaza, hingga para sandera dibebaskan dan Hamas dikalahkan," katanya.

Beberapa pejabat militer yakin bahwa Hamas tidak akan pernah menyerah, tidak peduli seberapa keras IDF memukulnya.

Katz mengatakan dia yakin tercapainya kesepakatan penyanderaan baru dengan Hamas “lebih mungkin terjadi daripada sebelumnya” karena serangan baru IDF, yang menurutnya menekan Hamas.

"Pemindahan penduduk, perebutan wilayah, blokade kemanusiaan yang terus berlanjut, semua ini memberikan tekanan kuat pada Hamas untuk membebaskan para sandera. Saya berharap tekanan ini, bersama dengan kegiatan IDF yang kuat, akan berhasil, dan kami akan kembali ke jalur pembebasan para sandera," katanya.

Terkait dengan krisis kemanusiaan yang terus meningkat di Gaza, setelah Israel berhenti mengizinkan masuknya bantuan, Katz menegaskan: “Tidak ada kekurangan di Gaza, dan tidak ada niat untuk membukanya kembali.”

Katz mengatakan bahwa jika kesepakatan penyanderaan terjadi, serangan IDF saat ini akan dihentikan “segera.”

Namun, ia mengatakan militer masih mempersiapkan "langkah besar," yang akan melibatkan perekrutan sejumlah pasukan cadangan untuk mengalahkan Hamas. "Ini akan terjadi pada akhirnya," katanya.

Koridor baru, zona penyangga diperluas

Sekitar 250.000 warga Palestina — sebagian besar dari Rafah — telah dievakuasi dari wilayah di Gaza yang dinyatakan oleh IDF sebagai zona pertempuran sejak 18 Maret, dan di antara mereka terdapat banyak pejuang yang memilih untuk tidak berperang, menurut perkiraan militer.

IDF melancarkan serangan besar-besaran di Gaza selatan sebelum pasukan Brigade Lapis Baja ke-188 dan Brigade Infanteri Golani — yang beroperasi di bawah Divisi ke-36 — memasuki wilayah Koridor Morag untuk pertama kalinya.

Koridor Morag direncanakan membentang sekitar 15 kilometer dari komunitas perbatasan Israel di Sufa hingga pantai Jalur Gaza, sejajar dengan Koridor Philadelphi di wilayah perbatasan Mesir-Gaza, yang juga dikuasai oleh IDF.

Setelah koridor sepenuhnya dibangun, IDF akan secara efektif memotong Rafah dari Khan Younis.

Militer bermaksud beroperasi di dalam wilayah Rafah untuk mengalahkan pasukan Hamas yang tersisa di sana, meskipun enam bulan lalu menyatakan bahwa Brigade Rafah kelompok teror itu telah dikalahkan.

Sejauh ini, IDF telah menemukan beberapa terowongan Hamas di daerah antara Rafah dan Khan Younis, bersama dengan infrastruktur teror lainnya.

Secara keseluruhan, militer memperkirakan bahwa mereka telah menghancurkan hanya 25% terowongan Hamas di seluruh Jalur Gaza sejak awal perang. Mereka berpendapat bahwa fokus utama adalah pada terowongan serangan Hamas dan terowongan yang digunakan sebagai pusat komando atau untuk pembuatan senjata — yang sebagian besar telah dihancurkan — daripada banyak terowongan yang digunakan Hamas untuk bergerak di sekitar Jalur Gaza.

Setelah Brigade Rafah Hamas dikalahkan, zona penyangga IDF di Gaza selatan akan membentang dari perbatasan Mesir hingga pinggiran Khan Younis — sekitar 5 kilometer jauhnya — dan mencakup seluruh kota Rafah di dalamnya — sekitar 20% dari Jalur Gaza.

Zona penyangga IDF di tempat lain di perbatasan dengan Gaza juga telah diperluas dari beberapa ratus meter menjadi sekitar 2 kilometer di sebagian besar wilayah.

Di tengah semua operasi baru di Gaza dalam beberapa minggu terakhir, IDF hanya melaporkan satu insiden pasukan yang ditembaki.

Dengan 20.000 anggota aktif dan tampaknya tidak ada rencana untuk menyerah, kecil kemungkinan Hamas terlalu lemah untuk melawan IDF.

Sebaliknya, Hamas tengah mempersiapkan diri, seperti halnya IDF, untuk pertempuran yang jauh lebih besar, yang kemungkinan besar akan membahayakan 24 sandera yang masih hidup yang masih ditawan oleh kelompok teror tersebut.


Sumber:

https://www.timesofisrael.com/idf-advances-in-gaza-expands-buffer-zone-to-pressure-hamas-but-no-fighting-taking-place/

Netanyahu "Dipermalukan" Oleh Trump di DC Presiden AS mengejutkan delegasi Israel saat mengumumkan perundingan dengan ...

Netanyahu "Dipermalukan" Oleh Trump di DC

Presiden AS mengejutkan delegasi Israel saat mengumumkan perundingan dengan Iran, menolak berkomitmen pada keringanan tarif, memuji pembela Hamas, Erdogan


Oleh: Lazar Berman 
8 April 2025


WASHINGTON, DC — Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menantikan perjalanan menyenangkan ke luar negeri minggu lalu sebelum liburan Paskah.

Ia sedang menuju Budapest untuk bertemu Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, pendukung tegas Israel.

Perjalanan itu merupakan kesempatan bagi Netanyahu untuk mengabaikan Mahkamah Pidana Internasional dan bebas berkeliling negara Uni Eropa tanpa takut ditangkap. Tuan rumah bahkan memberi tahu Israel bahwa mereka akan mengumumkan penarikan diri dari ICC selama perjalanan Netanyahu.

Sehari sebelum perjalanan, untuk mengantisipasi tarif yang akan diberlakukan Donald Trump terhadap mitra dagang, pemerintah Netanyahu membatalkan semua tarif impor dari AS.

Namun, itu tidak berhasil. Saat Netanyahu menaiki Wing of Zion, Trump mengumumkan serangkaian tarif, termasuk bea masuk sebesar 17 persen untuk produk-produk Israel.

Setelah Hongaria menarik diri seperti yang dijanjikan dari ICC, kedua pemimpin tersebut melakukan panggilan telepon untuk merayakannya dengan Trump, yang bersikeras agar Netanyahu terbang ke Washington, yang konon untuk melupakan keributan tarif.

Seperti yang telah dilakukannya berkali-kali dalam karier politiknya yang panjang, Netanyahu tampaknya telah dengan cepat mengubah krisis menjadi peluang. Ia akan menjadi pemimpin dunia pertama sejak pengumuman tarif Trump yang mengunjungi Gedung Putih untuk menuntaskan kesepakatan perdagangan.

Dengan pikiran tenang, Netanyahu dan stafnya menikmati pelayaran Sabtu malam di sungai, siap untuk pertunjukan persatuan lainnya di Ruang Oval.

Namun mantan komando itu berjalan menuju penyergapan.

Serangan pertama: Iran

Trump menghabiskan Senin pagi dengan menjamu juara World Series Los Angeles Dodgers di Gedung Putih. Ia membawa energi santai itu ke pertemuan dengan Netanyahu di Ruang Oval, tetapi ada kejutan yang menanti.

Duduk di sebelah Netanyahu, Trump mengumumkan bahwa pejabat senior AS "hampir di level tertinggi" akan mengadakan pembicaraan langsung dengan Iran pada hari Sabtu untuk membahas program nuklirnya.

Netanyahu dan para pembantunya jelas terkejut dengan perkembangan tersebut. Jelas, presiden telah memberi tahu Netanyahu dalam pertemuan mereka yang berlangsung selama satu jam sebelum mereka bertemu dengan pers, dan perdana menteri menyadari bahwa ia harus menerimanya. Jadi, Netanyahu, yang berbicara di hadapan Trump di Ruang Oval ketika kami para wartawan dipanggil, secara preemptif mencatat bahwa akan menjadi "hal yang baik" jika diplomasi dapat sepenuhnya menghentikan program senjata nuklir Iran, tetapi itu harus dihentikan dengan satu atau lain cara. Kemudian presiden AS mengungkapkan "pembicaraan langsung"-nya.

Agaknya inilah alasan sebenarnya Trump begitu ngotot agar Netanyahu melakukan perjalanan mendadak ke Washington minggu ini.


Serangan Kedua: Tarif

Mengenai tarif, Netanyahu juga tidak menang dalam hal itu.

Malam sebelumnya, Perdana Menteri mengadakan apa yang disebut kantornya sebagai pertemuan yang “hangat dan produktif” dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, penasihat hukum utamanya Pierre Gentin dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer.

Namun di Ruang Oval, Trump secara nyata menghindari komitmen untuk menghapus tarif terhadap Israel.

"Yah, kita sedang membicarakan perdagangan yang sama sekali baru — mungkin tidak," katanya. "Mungkin tidak."

"Jangan lupa, kami banyak membantu Israel," kata Trump. "Kami memberi Israel $4 miliar per tahun, itu jumlah yang banyak."

Ia bahkan memberikan ucapan selamat yang terdengar seperti ejekan kepada Israel karena telah mengambil uang sebanyak itu dari AS: “Selamat, omong-omong. Itu cukup bagus.”

Netanyahu harus duduk di sana dan tersenyum.

"Kami memberi Israel miliaran dolar setiap tahun," lanjut Trump. "Miliaran dolar. Itu salah satu jumlah tertinggi yang pernah ada. Kami memberi banyak uang kepada negara, Anda tidak akan percaya."

Serangan Ketiga: Erdogan

Mengenai Turki, Trump juga menunjukkan bahwa ia tidak akan terpengaruh oleh Netanyahu. Presiden memuji pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan, yang mungkin merupakan kritikus utama Israel di panggung dunia, seseorang yang disebut Israel sebagai diktator antisemit.

Kurang dari dua minggu setelah Erdogan menyerukan Allah untuk “menghancurkan Israel Zionis,” Trump menggambarkannya sebagai “sangat cerdas” dan memberi selamat kepadanya karena “mengambil alih Suriah.”

“Masalah apa pun yang Anda hadapi dengan Turki, saya rasa kita bisa selesaikan, asalkan Anda bersikap masuk akal, Anda harus bersikap masuk akal,” ia menasihati Netanyahu.

Jika Netanyahu mengira bahwa pejabat AS yang sangat pro-Israel, pujian publik terhadap Trump, dan peniruan terang-terangan atas keluhannya tentang negara dalam negara dan berita palsu akan cukup untuk bertahan selama empat tahun ke depan, ia menerima peringatan kasar di Ruang Oval.

Meskipun Netanyahu lebih baik daripada kebanyakan pemimpin dunia dalam hal menjaga kepercayaan Trump, presiden tidak mudah terpengaruh oleh pesona atau manipulasi halus seperti yang mungkin dipikirkan sebagian orang. Dalam beberapa masalah, ia bersedia untuk tetap fleksibel, dalam masalah lain ia mengambil keputusan dan terus maju.

Trump bertekad mengubah cara dunia berdagang dengan AS, dan sekutu dekat seperti Israel akan menanggung akibatnya. Entah bagaimana, Erdogan, yang tidak bisa berbicara dalam bahasa Inggris, telah memenangkan hati Trump, dan tampaknya tidak banyak yang dapat dilakukan Netanyahu untuk mengubahnya.

Dan setidaknya untuk saat ini, Trump masih percaya berunding dengan Iran dapat menyelesaikan masalah nuklir, meskipun ada keraguan dari Israel.

Netanyahu datang ke Washington dengan harapan dapat menyelesaikan masalah tarif, dan memberikan contoh bagi para pemimpin dunia lainnya tentang cara bernegosiasi dengan Trump. Hasil seperti itu akan menjadi pukulan telak yang sangat dibutuhkan oleh perdana menteri, yang kembali ke tengah aksi protes yang terus berlanjut, persidangan korupsinya, dan skandal Qatargate yang tidak dapat ia hindari.

Seperti yang dikatakan para pemain Dodgers di Gedung Putih kepadanya, jika Anda gagal tiga kali — mengenai tarif, perundingan Iran dan Turki — Anda telah gagal.

Sumber:

https://www.timesofisrael.com/after-softball-visit-to-hungary-netanyahu-strikes-out-in-dc-meeting-with-trump/?utm_campaign=most_popular&utm_source=website&utm_medium=article_end&utm_content=2

Sumber IDF: Butuh Waktu Bertahun-Tahun untuk Menghancurkan Hamas di Gaza  Yonah Jeremy Bob dari The Jerusalem Post melaporkan da...

Sumber IDF: Butuh Waktu Bertahun-Tahun untuk Menghancurkan Hamas di Gaza 


Yonah Jeremy Bob dari The Jerusalem Post melaporkan dari Rafah utara, di Gaza, 9 April 2025 

Katz kepada 'Post': Philadelphia merupakan ancaman penyelundupan besar yang berkelanjutan - meskipun pejabat tinggi IDF sebelumnya menyangkalnya
Meskipun IDF membuat kemajuan yang konsisten melawan Hamas di banyak bidang, sumber-sumber militer mengakui kepada The Jerusalem Post pada hari Rabu bahwa bisa saja dibutuhkan waktu satu tahun penuh atau bahkan bertahun-tahun untuk sepenuhnya membasmi kelompok teror tersebut.

Titik awal pembicaraan adalah keberhasilan terkini IDF dalam menewaskan 300 pejuanh Hamas dan keberhasilan sebelum gencatan senjata 19 Januari yang menewaskan 18.000-20.000 orang, tetapi kemudian menggabungkan gambaran itu dengan fakta bahwa Hamas mungkin memiliki 25.000 atau lebih pejuang dan saat ini, IDF tengah memfokuskan banyak energi untuk melenyapkan pejuang Hamas itu yang tersisa di Rafah.

Dengan kata lain, IDF telah membunuh banyak pejuang Hamas, dan hanya sedikit yang tersisa untuk melawannya di Rafah dari 4.000-8.000 pejuang asli, tetapi jika kelompok pejuang terbesar yang diketahui dan terkonsolidasi yang sedang dikejar militer adalah beberapa ratus orang, dan mereka berhadapan dengan musuh yang berkekuatan 25.000 orang, maka menemukan dan membasmi pejuang Hamas tersebut bisa menjadi proses yang panjang.

Sementara beberapa pejabat Israel berharap bahwa Hamas akan segera bubar dan para pemimpin utamanya akan menerima pengusiran, jika itu tidak terjadi dan jika Israel juga tidak mencapai gencatan senjata permanen dengan Hamas, termasuk dengan sekutu Sunni moderatnya yang membangun kembali Gaza, Yerusalem bisa mengalami perang gesekan yang berkepanjangan dan lambat di Jalur Gaza.

Beberapa pejabat IDF menyadari skenario ini dan meyakini hal ini dapat memakan waktu bertahun-tahun, termasuk secara bertahap dan cermat menghilangkan sejumlah kecil sel teror pada saat tempat persembunyian mereka di sekolah dan fasilitas sipil lainnya terbongkar.

Aspek lain dari presentasi IDF tentang pencapaian terbarunya di Rafah juga menimbulkan pertanyaan.

Pada bulan Juni, Agustus, dan September 2024, selama beberapa kunjungan The Jerusalem Post ke Rafah dan beberapa pengarahan dari pejabat tinggi pertahanan, serta pernyataan publik, dinyatakan bahwa brigade Rafah Hamas telah dikalahkan sepenuhnya.

Lebih khusus lagi, dinyatakan bahwa pasukannya di wilayah Shaboura Rafah telah dikalahkan sepenuhnya.

Namun, sumber IDF sekarang mengatakan bahwa batalyon yang tersisa berada di Shaboura dan mereka belum dikalahkan karena IDF tidak pernah menyerbu daerah tersebut.

Dihadapkan dengan ketidakkonsistenan yang nyata ini, pejabat IDF menyiratkan bahwa mungkin saja pernyataan sebelumnya merujuk pada kamp pengungsi Shaboura yang lebih kecil, dan bahwa wilayah umum Shaboura lebih luas dan belum sepenuhnya diserbu.

Pernyataan IDF sebelumnya dan pernyataan pejabat senior lainnya tentang isu ini tidak dikualifikasi dengan cara ini, tetapi pernyataan terbaru mungkin merupakan gambaran fakta di lapangan yang lebih bernuansa dan akurat, di mana pernyataan sebelumnya merupakan klaim yang dibesar-besarkan tentang sejauh mana kemenangan IDF.

Selain itu, tampaknya ada perubahan nada bicara komandan IDF.

Jika, di bawah mantan kepala staf IDF Herzi Halevi dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant, ada pejabat IDF yang menyampaikan narasi yang terkadang tidak konsisten dengan narasi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kini tampaknya ada tren di mana komandan IDF mengikuti garis dengan eselon politik.

Misalnya, di bawah Halevi dan Gallant, banyak pejabat IDF menyuarakan kekhawatiran bahwa tekanan militer diharapkan dapat membantu memaksa Hamas untuk membebaskan lebih banyak sandera, tetapi banyak yang menyadari bahwa tekanan seperti itu terkadang bisa menjadi pedang bermata dua dan secara tidak sengaja menyebabkan sandera dilukai oleh Hamas atau bahkan oleh IDF jika mereka menyerang wilayah yang mereka anggap "bebas sandera".

Sekarang, nampaknya ada tren di mana hampir semua pejabat IDF sepakat bahwa tekanan militer hanya akan memberikan dampak positif berupa potensi pembebasan sandera.

Pentingnya Koridor Philadelphia
Selain itu, Menteri Pertahanan Israel Katz menanggapi pertanyaan Post pada hari Rabu dengan penegasan kuat tentang pentingnya mempertahankan Koridor Philadelphia.

Katz bahkan mengatakan bahwa terowongan penyelundupan lintas batas baru ke Mesir telah ditemukan baru-baru ini dan jika IDF tidak hadir di Koridor, Hamas dapat menyalakan kembali kampanye persenjataan besar-besaran.

Sebaliknya, selama kunjungan ke koridor tersebut pada bulan September 2024, beberapa pejabat tinggi IDF mengatakan bahwa paling banyak ada 10 terowongan lintas perbatasan, bahwa semuanya telah diblokir, dan bahwa sebelum dan selama perang, Hamas hanya menggunakan terowongan tersebut untuk manuver persenjataan roketnya yang ada, tetapi tidak untuk menyelundupkan senjata baru dari Mesir.

Sebaliknya, pejabat senior IDF mengatakan bahwa pada dasarnya semua senjata besar Hamas telah diselundupkan ke Gaza bertahun-tahun sebelumnya melalui penyeberangan Rafah di atas tanah selama periode ketika Mesir tidak melakukan pemeriksaan cermat terhadap penyelundupan.

Cinta Syahidnya Anak-Anak Jenin, Fakta dari Jurnalis Zionis Israel  Reporter televisi N12 Zionis Israel, Ohad Hemo, mewawancari ...

Cinta Syahidnya Anak-Anak Jenin, Fakta dari Jurnalis Zionis Israel 


Reporter televisi N12 Zionis Israel, Ohad Hemo, mewawancari anak-anak yang ditemukannya di Jenin, Tepi Barat Palestina.

Dengan izin khusus dari Tentara IDF, Hemo berjalan melewati reruntuhan, yang dulunya merupakan rumah bagi 14.000 orang yang tinggal di kamp pengungsi Palestina Jenin , sekelompok rumah yang menjadi benteng yang dikuasai oleh anggota Jihad Islam yang bersenjata lengkap. 

Sekarang, yang tersisa hanyalah debu dan batu, bersama dengan tulisan Arab di dinding yang masih berdiri yang mengatakan, "Brigade Jenin sedang menunggu Anda."

Saat menyusuri lorong-lorong sempit, berbahaya, dan penuh jebakan, Hemo berkesempatan langka untuk mewawancarai orang dewasa dan anak-anak, menanyakan pertanyaan-pertanyaan penting yang perlu dijawab.

Ia berusaha membuat mereka merenungkan peristiwa-peristiwa yang telah mengubah hidup mereka, membuat mereka kehilangan tempat tinggal dan bahkan kehilangan harapan seperti sebelumnya. 

Jawaban yang ditemukan, anak-anak Jenin bercita-cita menjadi martir. Satu-satunya jalan keluarnya   adalah keinginan untuk mati syahid , dengan keyakinan bahwa mereka akan diterima dengan senang hati oleh Allah di surga. 

Beginilah percakapannya:

Anak laki-laki berusia 10 tahun: Saya ingin menjadi pejuang perlawanan. Saya ingin mati syahid saat bertempur di ketentaraan.

Hemo: Apa pendapatmu tentang perang di Gaza? Apa yang akan terjadi?

Anak laki-laki: Tuhan akan membalaskan dendam mereka.

Hemo: Apakah Anda mendukung Hamas?

Anak laki-laki: Saya pendukung Hamas yang bangga.

Hemo: Tapi Hamas menghancurkan Gaza.

Anak laki-laki: Tidak masalah. Kami rela berkorban demi mereka. Kami bangga pada mereka. Mereka terus berjuang dan melawan, dan aku akan berjuang bersama mereka. Tidak masalah jika kamu mati sebagai syahid. Seribu orang akan bangkit untuk menggantikanku.

Hemo: Kalau tentara datang ke sini – apa yang akan kamu lakukan?

Anak laki-laki: Aku akan melempari mereka dengan batu. Aku akan melawan mereka dan menembak mereka.

Hemo: Kalau Anda pikirkan tentang 7 Oktober, apakah menurut Anda itu sebuah kesalahan? Mungkin kita tidak seharusnya membunuh orang Yahudi, jadi mereka tidak akan membunuh kita?

Anak laki-laki: Tidak, kami akan membunuh. Tidak ada masalah dengan itu. Semoga Allah memberkahi sang syahid. Ia akan masuk surga. Kami tidak takut mati.

Percakapan yang sama terjadi dengan setidaknya tiga atau empat anak laki-laki, yang usianya hampir sama, yang semuanya mengulangi bahwa kematian, sebagai sebuah takdir, adalah akhir yang diberkati yang mereka yakini sebagai tujuan tertinggi dan kontribusi terbesar yang dapat mereka berikan dalam hidup ini. 


 Penulis adalah mantan kepala sekolah dasar dan menengah di Yerusalem. Ia juga penulis buku Mistake-Proof Parenting , yang tersedia di Amazon, berdasarkan hikmat yang telah teruji waktu yang ditemukan dalam Kitab Amsal.

Sumber:
https://m.jpost.com/opinion/article-849482

1.700 Jutawan Meninggalkan Israel Survei menemukan lebih dari 1.700 jutawan meninggalkan Israel selama setahun terakhir. Survei ...

1.700 Jutawan Meninggalkan Israel


Survei menemukan lebih dari 1.700 jutawan meninggalkan Israel selama setahun terakhir.

Survei tahunan tersebut juga menemukan bahwa 76 orang dengan kekayaan melebihi 100 juta shekel (sekitar $27 juta) tinggal di Tel Aviv dan Herzliya pada tahun 2024, turun dari 82 pada tahun sebelumnya.

Lebih dari 1.700 jutawan meninggalkan Israel selama setahun terakhir, menurut laporan baru yang dirilis Selasa oleh Henley & Partners bekerja sama dengan firma intelijen kekayaan global New World Wealth.

Survei tahunan yang melacak pergerakan individu dengan kekayaan bersih tinggi menemukan bahwa 76 orang dengan kekayaan melebihi 100 juta shekel (sekitar $27 juta) tinggal di Tel Aviv dan Herzliya pada tahun 2024, turun dari 82 orang pada tahun sebelumnya. 

New World Wealth memantau aktivitas keuangan dan migrasi lebih dari 150.000 individu kaya di seluruh dunia, khususnya mereka yang memiliki portofolio lebih dari $30 juta di perusahaan yang diperdagangkan secara publik.

Perusahaan ini mengandalkan data sumber terbuka, termasuk LinkedIn dan platform bisnis lainnya, dan mempertimbangkan lokasi berdasarkan tempat kerja dan kepemilikan real estat mewah. Kekayaan, sebagaimana didefinisikan dalam laporan, mencakup aset investasi likuid, kepemilikan di perusahaan yang terdaftar secara publik, uang tunai, dan real estat bebas utang.

Sumber:
Ynetnews.com

Negara Tanpa Kompas: Biaya Perang Israel Tanpa Strategi Akhir Dr. Michael Milshtein  Pemerintahan Netanyahu bergantung pada kons...

Negara Tanpa Kompas: Biaya Perang Israel Tanpa Strategi Akhir

Dr. Michael Milshtein 


Pemerintahan Netanyahu bergantung pada konsep-konsep yang sudah ketinggalan zaman seperti penaklukan teritorial; dengan adanya keretakan kepercayaan publik, para pemimpin harus mengganti slogan-slogan dengan transparansi dan menjelaskan kepada publik ke mana negara ini menuju. 

Ini adalah minggu "rutin" lainnya di Israel, di mana berita utama didominasi oleh skandal terbaru, " Qatargate ," dan meningkatnya ketegangan antara pemerintah dan kepala Shin Bet.

Sementara itu, "rutin" terus berlanjut: perang di Gaza terus berlanjut , dengan IDF sekarang menguasai lebih dari sepertiga wilayah (sejauh ini, tanpa ada tanda-tanda Hamas menyerah); serangan yang meluas di Suriah dan retorika yang meningkat terhadap Turki ; tembakan rudal dari Yaman ; serangan di Lebanon ; bentrokan di Tepi Barat ; dan persiapan untuk serangan potensial terhadap Iran .

Perang telah menjadi kenyataan yang tidak dapat diubah di Israel, dan bagi para pengambil keputusan, perang tampaknya menjadi jawaban atas pertanyaan yang berulang: Apa strategi yang sebenarnya? 

Kepemimpinan yang sama yang pernah menciptakan doktrin yang mengakibatkan pembantaian 7 Oktober — yang berisi serangan, perdamaian ekonomi, dan manajemen konflik — kini telah berubah drastis, dengan menyajikannya sebagai "pelajaran" yang dipelajari dari bencana yang meletus 18 bulan lalu.

Perubahan ini mengakibatkan berlanjutnya konflik, tanpa tujuan atau jadwal yang jelas. Hal ini mencerminkan penolakan yang disengaja untuk mengembangkan strategi, sebagian karena pemahaman bahwa membahas strategi saja akan menimbulkan dilema yang sulit dan memaksakan keputusan yang dapat mengganggu stabilitas koalisi.

Tanpa adanya strategi, berbagai fantasi pun tersebar: gagasan untuk mencapai "kemenangan total" di Gaza bergantung pada asumsi bahwa kekuatan yang lebih besar akan melemahkan Hamas, dengan klaim adanya "tanda-tanda keretakan" dalam organisasi tersebut; keyakinan kuat bahwa rencana Trump untuk Gaza dapat dilaksanakan, meskipun tidak ada negara yang bersedia bekerja sama dengannya, dan Washington sendiri mulai kehilangan minat; gagasan bahwa dengan menghancurkan dan mengosongkan kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat, kita dapat menghapus memori pengungsian Palestina dan mencapai deradikalisasi mereka; dan keyakinan bahwa kita berada di ambang pembentukan Timur Tengah baru—yang stabil dan lebih bersahabat dengan Israel.

Pencapaian militer dramatis Israel pada awal perang mulai terkikis karena kegigihannya melakukan pertempuran berkepanjangan tanpa menyajikan strategi yang jelas.


Penaklukan tanah sebagai non-strategi
Tidak adanya strategi Israel yang koheren tampaknya bertumpu pada elemen kuno yang masih direvitalisasi: penaklukan teritorial. Gaza, Suriah, dan, pada tingkat yang lebih rendah, Lebanon menggambarkan konsep baru yang menyamar sebagai kesimpulan dari eksperimen ilmiah yang serius: "Orang Arab hanya mengerti ketika tanah mereka diambil." 

Pendekatan ini mengabaikan pelajaran sejarah, seperti perang 1967, yang menunjukkan bahwa pendudukan tanah tidak mengarah pada pencegahan.

Masih belum jelas strategi pascaperang dari Netanyahu
Di balik itu, muncul kecurigaan yang berkembang bahwa motivasi ideologis-religius tentang kesucian tanah tersebut disamarkan sebagai alasan keamanan atau strategis.

Hal ini terbukti dalam pernyataan para pemimpin gerakan Zionis religius, yang dipimpin oleh Bezalel Smotrich, yang telah menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk mengubah DNA Tepi Barat dan bahwa ia sedang menunggu persetujuan Amerika untuk aneksasi di wilayah tersebut.

Di balik kedok percaya diri ini terdapat kesalahpahaman yang mendalam tentang musuh dan lingkungan: meremehkan Hamas, Hizbullah, dan Iran, yang, meskipun mengalami pukulan berat, telah bertahan hidup; kegagalan untuk memahami logika dan alasan mendasar mereka; dan sering kali memaksakan persepsi militer klasik pada perjuangan melawan mereka.

Ada juga asumsi yang salah bahwa normalisasi dengan dunia Arab, khususnya Arab Saudi, dapat dicapai, meskipun Arab Saudi berulang kali menegaskan bahwa langkah tersebut bergantung pada dialog politik dengan Palestina dan meninggalkan gagasan mengosongkan Gaza.

Kurangnya wacana publik dan kerahasiaan kepemimpinan
Semua drama ini berlangsung tanpa dialog nyata antara publik dan para pemimpin, yang memperlakukan perubahan besar yang direncanakannya sebagai "rahasia", seolah-olah itu adalah operasi komando rahasia dan bukan perubahan yang akan memiliki implikasi jangka panjang.

Inti dari semua ini adalah kemungkinan bahwa Israel sedang bergerak maju menuju penaklukan Gaza, sebuah langkah yang akan membutuhkan sumber daya yang sangat besar.

Ini terjadi tanpa konsensus internal dan tanpa menjelaskan dengan benar kepada orang Israel biaya operasi semacam itu, termasuk kemungkinan pengabaian sandera, yang sangat tidak mungkin dibebaskan selama perang habis-habisan di Gaza.

Misi ini tidak dapat dilaksanakan oleh kepemimpinan yang bertanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober, yang doktrin-doktrinnya yang masih melekat mungkin belum dicabut, dan yang berjuang untuk mendapatkan dukungan dalam negeri, sebagaimana dibuktikan oleh keretakan yang muncul dalam pasukan cadangan. Ada kesan terus-menerus bahwa motif bertahan hidup politik mendominasi keputusannya.



Dr. Michael Milshtein adalah seorang pakar di Arena Palestina dan Kepala Forum Studi Palestina di Moshe Dayan Center for Middle Eastern and African Studies di Universitas Tel-Aviv.


Sumber:
Ynetnews.com

Survei Pew: 53% orang dewasa AS, Beropini tidak baik Terhadap Israel Lebih dari separuh orang dewasa AS, atau 53%, memiliki opin...

Survei Pew: 53% orang dewasa AS, Beropini tidak baik Terhadap Israel


Lebih dari separuh orang dewasa AS, atau 53%, memiliki opini yang tidak baik terhadap Israel, naik dari 42% pada Maret 2022 – sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 , dan invasi Israel berikutnya ke Jalur Gaza, menurut survei Pew Research Center yang dilakukan pada 24-30 Maret yang mengamati kebijakan luar negeri Presiden AS Donald Trump dan tindakan perdagangan global.

Survei tersebut juga menemukan bahwa kepercayaan masyarakat Amerika terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga masih relatif rendah, sebesar 32%.

Presiden AS Donald Trump sejauh ini menerima pandangan beragam atau negatif dari warga Amerika mengenai tindakan kebijakan luar negeri awalnya, termasuk keterlibatannya dengan Israel dan dalam upaya mengakhiri perang dengan Gaza.

Ketika ditanya tentang pendapat mereka tentang apakah Trump mencapai keseimbangan yang tepat dalam hal hubungan AS dengan Israel dan Palestina, pendapatnya lebih beragam.  
Sekitar 31% mengatakan mereka melihatnya terlalu memihak Israel dan 29% mengatakan ia telah mencapai keseimbangan yang tepat. 3% lainnya mengatakan ia terlalu memihak Palestina. Ini menyisakan 37% yang mengatakan bahwa mereka tidak yakin.

Sebagai perbandingan, pada bulan Juli, pandangan tentang bagaimana Presiden AS Joe Biden menangani konflik lebih seimbang dengan 21% mengatakan ia terlalu memihak Israel dan 20% mengatakan ia terlalu memihak Palestina, sementara 18% lainnya mengatakan ia telah mencapai keseimbangan yang tepat dan 40% tidak yakin.

Sementara itu, sebagian besar warga Amerika tidak yakin Trump akan mengambil alih Gaza.

Sekitar 38% mengatakan tidak terlalu atau sama sekali tidak mungkin, 26% mengatakan agak mungkin, dan 20% mengatakan sangat mungkin atau sangat mungkin. Sebanyak 16% lainnya tidak yakin.

Sekitar 62% warga Amerika menentang pengambilalihan Gaza oleh AS, termasuk 49% yang sangat menentangnya. Sebanyak 22% lainnya tidak yakin, sementara 15% mendukungnya.

Dari sudut pandang politik, kaum Republik agak lebih cenderung mengatakan tidak mungkin Trump akan mencoba mengambil alih Gaza dibandingkan kaum Demokrat , dengan kaum Republik pada 43% dan kaum Demokrat pada 34%.

Partai Republik juga lebih cenderung mendukung pengambilalihan Gaza oleh AS dibandingkan Partai Demokrat, yakni sebesar 27% berbanding 5%, meskipun mayoritas orang di kedua partai menentangnya. 

Sekitar 44% dari Partai Republik menentang pengambilalihan Gaza oleh AS, sementara 28% lainnya tidak yakin. Partai Demokrat cukup bersatu dalam penentangan mereka, dengan 80% mengatakan mereka menentang tindakan tersebut, termasuk 72% yang sangat menentangnya.

Survei ini dilaksanakan dari tanggal 24 Maret hingga 30 Maret. Sebanyak 3.605 panelis menanggapi dari 4.045 responden yang dijadikan sampel, dengan tingkat respons survei sebesar 89%. Margin kesalahan pengambilan sampel untuk keseluruhan sampel yang terdiri dari 3.605 responden adalah plus atau minus 1,9 poin persentase.

Survei ini mencakup sampel berlebih dari orang dewasa Yahudi, Muslim, dan Asia non-Hispanik untuk memberikan estimasi yang lebih tepat tentang pendapat dan pengalaman dari subkelompok demografi yang lebih kecil ini. 

Kelompok yang diambil sampelnya secara berlebih ini dibobot kembali untuk mencerminkan proporsi mereka yang benar dalam populasi.

Sumber:
Ynetnews.com

Seberapa Lama Penjajah Zionis Israel Berperang di Gaza? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Di awal perang, Netanyahu telah memerintahka...

Seberapa Lama Penjajah Zionis Israel Berperang di Gaza?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Di awal perang, Netanyahu telah memerintahkan 5.000 titik sasaran penghancuran melalui serangan udara. Bom dan rudal yang jatuh di Gaza sudah melampaui berlipat-lipat dari Hirosima dan Nagasaki.

Tidak itu saja 400.000  hingga 600.000 pasukan darat cadangan telah dikerahkan untuk operasi darat. Seluruh wilayah Gaza sudah dihancurkan melalui serangan udara dan darat. Bagaimana hasilnya? 

Sumber keamanan Penjajah Zionis Israel mengatakan bahwa sejumlah besar terowongan penyelundupan dari Mesir ke Jalur Gaza masih utuh.
IDF hanya menghancurkan sekitar seperempat terowongan Hamas di Gaza , sumber keamanan mengatakan kepada N12 pada hari Rabu, 9 April 2025.

"Saya melihat dengan mata kepala sendiri beberapa terowongan yang melintasi Mesir; beberapa tertutup, dan beberapa terbuka," kata Menteri Pertahanan Israel Katz pada sebuah konferensi bulan Februari, menurut N12.

Di tengah kegagalan penghancuran infrastruktur pejuang perlawanan Palestina, terutama Hamas. Penjajah menghadapi kondisi lain, seberapa lama bisa melakukan bumihangus Gaza?

Menurut Aljazirah, Israel, yang berperang di empat front, menderita karena sumber daya manusia yang habis, perekonomiannya mengalami kontraksi sebesar 20 persen, dan biaya perangnya diperkirakan mencapai 400 miliar dolar AS tidak dapat melanjutkan situasi ini selama bertahun-tahun lagi.

Mengingat memburuknya keseimbangan ekonomi di dunia, tampaknya sulit bagi Amerika Serikat untuk terus membiayai perang Israel dalam skala yang lebih besar. Karena Netanyahu adalah seorang politisi yang keberadaannya bergantung pada perang, kejatuhannya dari kekuasaan akan menyebabkan keluarnya Israel dari zona perang dan konflik.

Penghentian Total Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Pemisahan rakyat Gaza dengan para pejuang Palestina. D...

Penghentian Total Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Pemisahan rakyat Gaza dengan para pejuang Palestina. Ditinggalkannya penjuang Palestina oleh rakyat Gaza. Itulah target utama penghentian total bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Tentara penjajah Zionis Israel menemukan fakta luar biasa di setiap rumah, kamar dan gambar  dinding anak-anak Gaza. Apa itu?

Ofer, pakar Zionis Israel tentang Hamas, mengingatkan surat kabar Maariv, bahwa ideologi di Gaza secara konsisten berakar pada kebencian yang mendalam terhadap Zionis: "Ketika tentara penjajah Zionis Israel memasuki rumah-rumah di Gaza, mereka melaporkan menemukan senjata di setiap rumah ketiga dan propaganda Hamas di setiap kamar tidur anak-anak."

"Untuk itulah Zionis Israel harus  kembali ke doktrin lamanya—yang disebut 'menciptakan pemisahan antara Hamas dan penduduk sipil.' Mereka akan menggunakan perbedaan tipis antara ' bantuan kemanusiaan ke Gaza ' dan 'bantuan yang berakhir di Hamas' untuk membenarkan tidak hanya membiarkan masuknya karung gandum, tetapi juga truk-truk berisi barang-barang lainnya."

"Itu alasan yang sama yang telah mereka berikan kepada kita selama bertahun-tahun—entah itu uang Qatar, semen, atau apa pun yang masuk ke Gaza. Dan itu selalu disertai dengan pembenaran yang sama: 'Ya untuk warga sipil, tidak untuk Hamas.'"

Karena alasan inilah. Karena keputusasaan inilah. Bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza berarti memperkuat perjuangan perlawanan Palestina.

"Syarat utama keamanan Israel bukanlah bertanggung jawab atas dua juta warga Gaza."

“Baca bibirku: Tidak ada sebutir gandum pun yang akan masuk ke Gaza jika berakhir di tangan Hamas,” kata Menteri Keuangan Bezalel Smotrich pada hari Senin, 6 April 2025.

Ia didampingi oleh juru bicara IDF, yang menyatakan: “Israel tidak, dan tidak akan, mentransfer bantuan apa pun kepada Hamas.”

Apakah kita membiarkan rakyat Palestina sendirian? Menelantarkan saudara kita, umat Nabi Muhammad saw? Apa pertanggungjawaban saat bertemu Rasulullah saw nanti?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (354) Al-Qur’an (2) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (249) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (521) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (403) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (478) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (214) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (217) Sirah Sahabat (136) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (142) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)