basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Nabi Musa

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Nabi Musa. Tampilkan semua postingan

Antara Pasukan Thalut dan Pasukan Khaibar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pasukan Thalut terdiri dari Bani Israel yang meminta kepada...

Antara Pasukan Thalut dan Pasukan Khaibar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Pasukan Thalut terdiri dari Bani Israel yang meminta kepada Nabinya untuk berperang sebab sudah tak kuat lagi dengan penderitaan karena kezaliman penguasa. Namun, mereka berselisih saat Thalut diangkat menjadi pemimpin, padahal itu merupakan sabda Nabinya.

Bukan hanya itu, saat pasukan tersebut diuji dengan sebuah sebuah sungai, sang pemimpin Thalut berkata, "Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."

Tetapi Bani Israel meminumnya kecuali sebagian kecil dari mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Bagaimana dengan pasukan Rasulullah saw yang berhasil membebaskan benteng-benteng Khaibar milik Yahudi? Benteng besar yang dibebaskan sebanyak 5 buah. Benteng kecil berjumlah puluhan. Rasulullah saw menuntaskan pembebasan ini dalam waktu dua bulan. Bagaimana kondisi perbekalan logistiknya?

Dikisahkan, kesusahan dan kelaparan yang menerjang Muslimin sudah sangat parah, sehingga tidak ada jalan  untuk menghilangkan lapar yang akut itu kecuali dengan menyembelih keledai piaran mereka. Namun, pada saat daging keledai telah dimasukkan ke periuk-periuk yang airnya sudah mendidih. Saat daging telah siap disantap. Tiba-tiba, datang larangan Rasulullah saw untuk memakan daging keledai peliharaan.

Apa reaksi para Sahabat? Seluruhnya menumpahkan periuk-periuk tersebut.  Padahal, tidak ada lagi makanan yang dimakan, tak ada lagi sebutir kurma pun yang tersisa. Tak ada yang memprotes, mencabut senjata, atau meninggalkan medan pertempuran.

Pasukan Muslimin sangat teguh dan disiplin dalam mematuhi perintah yang sulit maupun yang mudah, yang disukai maupun yang dibenci. Senantiasa melepaskan dominasi perutnya meskipun berada dipuncak kelaparan dan harus berperang. Itulah ketangguhan mental yang sangat tinggi yang menyebabkan datangnya pertolongan Allah. Bukankah itu karakter rakyat Palestina saat ini?

Kisah Pertempuran Pertama dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Banyak pertempuran yang dilalui oleh Rasulullah saw, na...

Kisah Pertempuran Pertama dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Banyak pertempuran yang dilalui oleh Rasulullah saw, namun mengapa hanya pertempuran tertentu saja yang dikisahkan dalam Al-Qur'an? Mengapa  bukan pertempuran Rasulullah saw yang dimunculkan dalam Al-Qur'an?

Surat Al-Baqarah merupakan surat ke dua dalam Al-Qur'an, namun mengapa kisah pertempuran pertamanya tentang Thalut yang memimpin pertempuran? Berarti, pertempuran Thalut dan Jalut adalah pondasi kemenangan sebuah pertempuran. Juga, liku-liku awal hingga akhirnya pertempuran di setiap zaman dan generasi.

Kapan pertempuran dimulai? Bani Israel terjebak dengan penderitaan berat yang dialami sebagai momentum dimulainya perang. Sebagai momentum menggelorakan perang. Padahal, kemenangan tidak diukur sini.

Bani Israel terjebak dengan perselisihan tentang siapa yang tepat untuk memimpin pertempuran. Ukurannya, adalah feodalisme dan nepotisme, sehingga mereka lemah sebelum bertempur.

Bani Israel tidak memiliki mental yang tangguh dalam bertempur, sehingga saat diuji dengan air sungai yang seharusnya diminum secukupnya, justru tidak ditaati. Sehingga, terbuai dengan hawa nafsu kesenangan.

Bani Israel terjebak dengan kekuatan musuh yang besar dan kuat, sehingga muncul keraguan lalu meninggalkan medan pertempuran. Lalu, hanya kelompok kecil memiliki mental bertempur.

Oleh sebab itulah, kisah pertempuran Thalut ditutup dengan doa, "Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (Al-Baqarah: 250)

Sebab hanya mental tempurlah yang menyebabkan kemenangan pertempuran.

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. L...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an


Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. Lalu, Daud diangkat menjadi raja dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 246-252,

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, "Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah."

Nabi mereka menjawab, "Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?"

Mereka menjawab, "Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?"

Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. (246)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu." 

Mereka menjawab, "Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?"

(Nabi) menjawab, "Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik." Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (247)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat." Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu, jika kamu orang beriman. (248)

Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, "Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."

Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil dari mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah." Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (249)

Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (250)

Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jalut. Kemudian Allah memberinya (Dawud) kerajaan, dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki.

Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam. (251)

Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan kepadamu dengan benar dan engkau (Muhammad) adalah benar-benar seorang rasul. (252)

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan


Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246-252, ada beberapa hal yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

1. Zaman terjadinya Kisah Thalut, hanya disebutkan setelah Nabi Musa
2. Nama Nabi di zamannya
3. Nasab keturunannya, bagaimana awal perkembangannya hingga menjadi raja
4. Rincian luasnya ilmu dan bagaimana pengelolaan pemerintahnya
5. Tabut dan kisahnya

Mengapa tidak dijelaskan detail? Sebab bila dijelaskan pun tidak mengandung faedah apa pun. Allah menyebutkan apa yang memiliki faedah kaum muslimin dan yang mau melihat dan mengambil pelajaran.

Anehnya, sebagian ahli tafsir, sejarawan, para penulis, dan ahli hadist, tidak mencukupkan dengan apa yang dipaparkan oleh Al-Qur'an dan hadits. Malah, mendatangkan cerita-cerita Israiliyat.

Mereka mencari tahu dari cerita-cerita Israiliyat untuk memecahkan yang samar, mendetailkan peristiwa tadi, namun mereka tidak bisa memberikan ilmu baru dan faedah apa pun.

Dengan demikian, semuanya sebuah tindakan pemborosan terhadap energi dan waktu yang bukan pada tempatnya, dan meninggalkan paparan Al-Qur'an dan apa yang dikandungnya, dari pelajaran dan Ibrah,  serta petunjuk yang ada di dalamnya.

Sumber:
Ali Muhammad Shalabi, Fiqh Tamkin, Pustaka Al-Kautsar

Bayi Musa dan Kekuatan Firaun  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bayi yang baru lahir, mengapa bisa hidup? Seorang anak yang belum bali...

Bayi Musa dan Kekuatan Firaun 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bayi yang baru lahir, mengapa bisa hidup? Seorang anak yang belum baligh, mengapa bisa hidup? Pada sisi lain, banyak yang menyuarakan bahwa hidup harus memiliki target dan impian? Apakah bayi dan anak kecil memiliki impian dan obsesi?

Bayi Musa dialirkan ke sungai. Mengapa bisa selamat hanya dengan mengikuti aliran air yang tak bisa dikendalikannya? Sang ibu pun, hanya menyaksikan saja. Tidak melakukan apa pun.

Sang bayi berada di pangkuannya Firaun yang hendak membunuhnya. Mengapa tidak jadi dibunuh? Mengapa justru kembali ke gendongan ibunya? Semuanya tak ada perencanaan dan strategi. Jadi apa yang membuat seluruh kejadian tersebut?

Firaun membuat perencanaan, strategi,  mengerahkan seluruh sumber daya dan kekuatannya. Melaksanakan misinya dengan sangat detail dan eksekusi yang sempurna. Mengapa mengalami kegagalan? Berarti ada yang lebih dominan dan mumpuni dari perencanaan, strategi, eksekusi dan sumberdaya.

Begitu pun saat pemuda Musa melarikan diri dari Mesir ke Madyan. Adakah perbekalan mukjizat? Adakah perbekalan yang cukup? Adakah perencanaan dan strategi agar selamat? Pemuda Musa hanya berlari dan berlari untuk menyelamatkan diri.

Mengapa Firaun dengan pasukan terlatih, kendaraan yang berlari kencang, dan perbekalan yang mencukupi, tidak mampu mengejar pemuda Musa? Berarti ada yang lebih dominan dan mumpuni dari kekuatan Firaun.

Kekuatan tertinggi itu adalah ketaatan kepada Allah. Sumberdaya terbesar adalah langkah kaki yang ingin menjadi abdinya Allah. Infrastruktur yang terkuat adalah syariat-Nya. Kelak, semuanya diperjalankan oleh Allah.

Suasana Kejiwaan Hijrah Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berjalan dalam suasana kegersangan dan panas terik. Tidak itu ...

Suasana Kejiwaan Hijrah Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Berjalan dalam suasana kegersangan dan panas terik. Tidak itu saja, seluruh pemuda terpilih kafir Quraisy mengejarnya. Tidak itu saja, seluruh kabilah Arab mencarinya karena imbalannya sangat besar bila berhasil menangkap Rasulullah saw dalam kondisi hidup atau mati. Namun, bagaimana suasana kejiwaan Rasulullah saw?

Sahabatnya Abu Bakar, terkadang terasuki was-was, terutama saat di gua Tsur. Sebab, kaki-kaki pemuda kafir Quraisy berada di atas kepala mereka. Namun, Rasulullah saw menentramkannya, bahwa Allah bersama mereka. Apa buktinya?

Selama perjalanan hijrah, ada satu surat di Al-Qur'an yang tuntas diwahyukan Allah. Surat yang berkisah tentang perjalanan seorang bayi, yang diburu untuk dibunuh oleh bala tentara Firaun.  Firaun mengerahkan kekuatan penuh untuk membunuh bayi tersebut.

Bila bayi yang lemah dan tak berdaya. Tanpa memiliki perencanaan dan strategi. Bila bayi yang sendirian terhanyut di sungai Nil, hanya mengikuti aliran sungai yang tidak tahu arahnya saja selamat,  bagaimana dengan Rasulullah saw yang dipadukan dengan rencana dan strategi?

Bila seorang pemuda Muda berjalan sendiri dari Mesir tanpa tahu arahnya. Sedangkan yang mengejarnya merupakan pasukan terlatih dan terhebat di zamannya, saja selamat. Bagaimana dengan hijrah yang waktu, teman perjalanan dan tujuannya sudah ditentukan Allah swt?

Sedangkan Firaun yang dikawal dengan bala tentaranya. Qarun yang perjalanannya membawa kekayaan dan dikawal oleh pemuda yang kuat. Namun tidak selamat, tenggelam oleh bumi dan lautan? Jadi, persoalan selamat atau tidaknya sebuah perjalanan, bukan kekuatan dan infrastrukturnya, tetapi misi perjalanannya.

Di dalam perjalanan, Rasulullah saw menyaksikan sendiri kisah-kisah Nabi Musa yang sangat nyata. Terjepit dan terkurung di gua Tsur. Terkejar oleh Suraqah bin Malik. Semuanya tak menghalangi perjalanannya untuk tiba di Madinah.

Kisah Para Ibu dan Bayinya, yang Merevolusi Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar Di padang pasir yang gersang, iklim yang ekster...

Kisah Para Ibu dan Bayinya, yang Merevolusi Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Di padang pasir yang gersang, iklim yang eksterm dan tak ada kehidupan. Siti Hajar dan bayinya Ismail, menjalani kehidupan. Mereka berdua mulai langkah membangun peradaban tauhid. Kelak, lahirlah bangsa Arab yang menjadi pembela ketauhidan dan kebenaran.

Di suatu malam, hanya ditemani pembantunya, lahirlah seorang bayi dari rahim Siti Aminah. Sang ayah telah wafat, saat sang bayi dalam kandungan. Sang ibu merawatnya sendiri tanpa kehadiran ayah. Kelak, sang bayi menjadi penghulu para Nabi dari bangsa Arab.

Bangsa Arab dilahirkan dan menjadi pemimpin peradaban karena Ibunda Hajar dan bayinya Ismail dan Ibunda Aminah dengan bayinya Muhammad saw.

Dalam kejaran Firaun dan infrastruktur militernya. Seorang ibu menggendong bayi yang terus menangis. Akan kemanakah? Sebab seluruh jengkal tanah sudah diawasi oleh intelejen dan pasukan yang akan membunuh bayi tersebut.

Sang ibu membawanya ke tepian sungai. Menghanyutkannya ke sungai Nil. Kisah perlawanan Bani Israel terhadap kezaliman Firaun. Kisah agama Yahudi, bermula dari Ibunda dan bayinya Musa di tepian sungai Nil.

Sang bunda, selalu berada di Masjidil Aqsha. Sejak di dalam kandungan, sudah dinazarkan untuk berkhidmat di Masjidil Aqsha. Dia wanita suci yang senantiasa beribadah. Yang mendapat pemeliharaan dari Allah.

Allah telah menentukan Kehendak-Nya. Dari wanita perawan yang suci, terlahirlah bayi suci bernama Isa. Bayi yang mampu berbicara dan berdakwah di saat bayi. Dari mereka berdualah, perlawanan terhadap kezaliman Romawi dan Yahudi dimulai. Kelak, lahirlah agama Nasrani.

Revolusi peradaban dunia dimulai dari Ibunda dan bayinya, tanpa ayah disisinya.

Kisah Para Nabi yang Menemani Hijrah Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam kejaran kafir Quraisy. Dari titik persembun...

Kisah Para Nabi yang Menemani Hijrah Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam kejaran kafir Quraisy. Dari titik persembunyian ke titik persembunyian  lainnya. Dalam drama ketegangan yang harus penuh kewaspadaan. Apakah energi Rasulullah saw terkuras dengan kekhawatiran? Ternyata Allah mewahyukan kisah yang sangat spesial.

Dalam perjalanan dan ketegangan pun, tak boleh menganggur dari bimbingan wahyu. Tak boleh berhenti belajar. Justru pembelajaran selama hijrah hanya membuat kisah-kisah saja. Tidak ada wahyu yang berkaitan dengan hukum.

Allah mengisahkan perjalanan bayi Musa dan ibundanya yang dalam kejaran upaya pembunuhan oleh Fir'aun dan infrastruktur militernya. Ibunda Musa harus melepaskan bayinya. Allah menjanjikan bahwa sang bayi akan kembali ke pangkuannya.

Allah mengisahkan pula, saat Musa remaja. Saat berada di sebuah kota, ada pemuda Mesir yang menganiaya pemuda Bani Israel. Pemuda Bani Israel meminta pertolongan kepada Musa. Musa memukulnya, tak disangka pemuda Mesir itu tewas. 

Berita tewasnya pemuda Mesir tersebar. Musa menunggu informasi apa yang akan terjadi akibat perbuatan nya. Ada seseorang yang mendekati Musa, menginformasikan bahwa kalangan istana berencana membunuh Musa. Musa diperintahkan untuk pergi segera untuk menghindari kejaran infrastruktur militer Firaun. Lalu, Allah menceritakan liku-liku perjalanan Musa hingga ke negri Madyan.

Allah juga mengkisahkan sosok lain yang keluar dari negrinya. Dialah Qarun, yang keluar dari kediamannya, untuk memamerkan kekayaan yang kunci-kuncinya harus dibawa oleh kendaraan yang mengular dan sosok yang kuat. Qarun berakhir dengan kebinasaan.

Berbeda dengan Musa, di negri Madyan, dia mendapatkan kemakmuran dan perlindungan. Kembali ke Mesir, kekuasaan Firaun dihancurkan. Itulah kisah-kisah yang menemani hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah.

Persoalan Pribadi Sang Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sang raja Mesir yang menganggap dirinya tuhan, apakah tidak memiliki pe...

Persoalan Pribadi Sang Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sang raja Mesir yang menganggap dirinya tuhan, apakah tidak memiliki persoalan yang sangat personal? Persoalan ini yang sangat menekan dirinya sebagai raja. Yang berpengaruh pada keberlangsungan kekuasaannya. Bukankah para penguasa, persoalan terbesarnya tentang kekuasaan pula?

Sang raja Mesir tak memiliki anak. Bukankah anak itu penyejuk hati? Bukankah anak itu sumber kebahagiaan? Kekuasaan tanpa anak. Kekayaan tanpa anak. Bagaimana rasanya? Inilah yang menekan kejiwaan Firaun.

Oleh sebab itu, saat di pinggir istana, di tepian sungai Nil mengapung perahu dengan suara tangisan bayi yang keras, nurani keluarga Firaun tersentuh, untuk melihatnya. Kemudian memungutnya.

Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Qasas: 8)

Saat dilihat, ternyata postur tubuh sang bayi sangat cocok menjadi sosok raja yang perkasa. Bukankah kelak, bayi Musa menjadi pemuda dengan satu pukulan bisa membunuh? Dikejar ke negri Madyan tak tersusul oleh pasukan Firaun? Menang bersaing mengambil air? Mampu mengelola lahan pertanian dan peternakan yang luas? Karakter ini sudah terbaca oleh keluarga Fir'aun  saat melihat bayi Musa.

Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati yang memenuhi dan bagimu. Janganlah engkau membunuh, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadarinya. (Al-Qasas: 9)

Musa kecil menjadi kebanggaan Firaun. Dia menggendongnya dihadapan para pembesarnya. Namun kerisauannya muncul kembali, saat Musa memegang janggutnya. Apa Musa kecil menjadi pelanjut kekuasaannya atau yang mengambil alih kekuasaannya? Untuk itulah, Firaun mengujinya dengan diminta memakan roti atau bara api.

Kerisauan Firaun terus berlanjut tentang keberlangsungan kekuasaannya yang berawal dari belum memiliki keturunan. Inilah persoalan krusial para penguasa. 

Liku-liku Kebenaran Janji Allah pada Ibunda Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Janji Allah itu benar. Masih meragukankah? Bila ragu...

Liku-liku Kebenaran Janji Allah pada Ibunda Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Janji Allah itu benar. Masih meragukankah? Bila ragu, bukalah kisah Ibunda Musa. Bagaimana Allah mengembalikan bayi Musa ke pangkuannya, padahal sang bayi dihanyutkan ke sungai Nil yang besar dan alirannya deras?

Bukankah bila terhanyut di sungai Nil yang besar, deras dan dalam, tak ada seorang pun yang bisa menolongnya? Namun, Allah memerintahkan untuk menghanyutkannya ke sungai Nil. Antara logika manusia dan perintah Allah bertolak belakang, mengikuti yang mana? Ibunda Musa tetap mengikuti perintah Allah. Inilah kemenangan pertama atas gejolak hatinya. 

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, "Susuilah dia (Musa), dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." (Al-Qasas: 7)

Kenyataan berikutnya sangat mendebarkan. Bayinya dipungut oleh keluarga Fir'aun. Bukankah bayinya memang menjadi sasaran pembunuhan Firaun? Dilepaskan ke sungai untuk menghindari kekejaman Firaun, namun mengapa justru dengan mudah berada di pangkuan Fir'aun?

Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Qasas: 8)

Ternyata Fir'aun yang gagah perkasa memiliki persoalan yang serius. Dia belum dikaruniai anak. Bagaimana tiba-tiba sang istrinya bermaksud kelak bisa mengangkatnya menjadi anak? 

Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati yang memenuhi dan bagimu. Janganlah engkau membunuh, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadarinya. (Al-Qasas: 9)

Allah berjanji bahwa kelak bayi Musa akan kembali ke pangkuannya. Namun, sekarang sang istri Fir'aun justru akan mengangkatnya menjadi anak? Bagaimana sang ibu yang lemah merebutnya dari tangan sang raja Mesir? Yang pengawalannya sangat ketat? Kenyataan ini yang membuat sang ibu hampir lupa diri.

Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya Kami tidak teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah). (Al-Qasas: 10)

Allah meneguhkan hati sang ibu agar tidak membongkar jati diri sang bayi. Sang ibu ditentramkan dengan janji Allah. Sang ibu memilih bertawakal daripada menggunakan logika dan perasaannya. Episode kehidupan belum tuntas, kehidupan berjalan sesuai rancangan Allah, bukan logika alur manusia. Ibunda Musa memerintahkannya putrinya untuk memantau adiknya, yaitu bayi Musa.

Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, "Ikutilah dia (Musa)." Maka dia melihat (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya, (Al-Qasas: 11)

Rencana Allah sangat lembut. Tak bisa ditangkap oleh nalar manusia. Tiba-tiba, bayi Musa tidak mau menyusu kepada siapapun. Bukankah ini sangat janggal? Begitulah kehendak-Nya yang hanya berfirman, "Kun fayakun." Dalam kondisinya ini, kakak perempuan bayi Musa memberikan solusinya. Yaitu, agar sang bayi menyusui pada seseorang. 

dan Kami mencegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyususi(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), "Maukah aku menunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya dan mereka dapat berlaku baik padanya?" (Al-Qasas: 12)

Seseorang itu ternyata Ibundanya bayi Musa itu sendiri. Itulah kebenaran janji Allah. Mana mungkin dibuang untuk kembali? Padahal sang bundanya tak melakukan apa pun agar bayinya kembali? Sang bayi datang sendiri tanpa rekayasanya. Tetapi, mengikuti rekayasa Allah. 

Maka kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hati dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (Al-Qasas: 13)

Masih Ada Ilham Oleh: Nasrulloh Baksolahar Wahyu itu untuk para Nabi dan Rasul. Wahyu itu sudah terputus dengan wafatnya Rasulul...

Masih Ada Ilham

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Wahyu itu untuk para Nabi dan Rasul. Wahyu itu sudah terputus dengan wafatnya Rasulullah saw. Itulah yang disedihkan oleh para Sahabat. Indahnya, wahyu itu solusi dan bimbingan hidup untuk setiap zaman dan generasi.

Manusia sering menghadapi persoalan hidup yang spesifik dan khas. Harus dipecahkan dengan langkah strategis dan taktis yang sangat spesial, namun tetap berpegang teguh pada yang prinsip yaitu wahyu. Bagaimana jalan keluarnya?

Allah selalu menyediakan samudera ilham kepada manusia. Allah selalu menganugerahkan limpahan karamah yang tak terduga. Apa syaratnya? Bila berpegang teguh pada yang prinsip yaitu wahyu dan sunnah.

Ilham mendatangi hati yang bersih. Hati yang tak ditipu dan disibukan oleh hawa nafsu. Hati yang selalu tersambung dengan Allah. Hati yang ingin bersama dengan Allah. Hati yang selaras dengan kecenderungan fitrahnya. 

Hati yang memiliki sambung rasa dengan malaikat, wahyu, sunah dan alam semesta. Hati yang memiliki kasih sayang kepada seluruh makhluk-Nya, termasuk kepada semut, ulat dan cacing. Hati seperti inilah yang menjadi wadah ilham-ilham dari Allah.

Seperti 3 perempuan di era kelahiran bayi Musa yang dianugerahkan ilham. Bagaimana rencana dan eksekusi para pemikir, pejabat dan raja Mesir, bisa dipatahkan oleh 3 wanita yang tidak pernah tercatat dalam sejarah tentang kehebatan kecerdasan dan strateginya? 

Bagaimana cara-cara sederhana mampu menghancurleburkan rencana, strategi dan implementasi yang sempurna? Yang didukung oleh sumberdaya tak terhingga? Tak perlu menjadi yang tercerdas dan terkuat untuk melampaui semuanya. Cukup, menundukkan hati pada wahyu dan sunnah nabi untuk sebuah kebrilianan yang mencengangkan.

3 Perempuan yang Mengagalkan Pembunuhan Bayi Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Firaun, para pejabat istana dan prajuritnya, membua...

3 Perempuan yang Mengagalkan Pembunuhan Bayi Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Firaun, para pejabat istana dan prajuritnya, membuat rencana agar kekuasaan Firaun tetap kokoh. Mereka bermaksud hendak membunuh seluruh bayi-bayi laki-laki yang baru lahir. Semua kekuatan yang masih bayi harus dihancurkan. Berhasilkah?

Para ahli intelejen menyebar untuk mengumpulkan data. Para tokoh masyarakat dikerahkan untuk mendeteksi bayi di setiap rumah. Para prajurit bergerak untuk mengekseksui pembunuhah bayi-bayi laki-laki yang baru lahir. Sukseskah?

Ternyata semua rencana ini gagal. Penyebabnya, Allah mengilhamkan kepada 3 sosok perempuan untuk menyelamatkan bayi Musa. Siapa saja? Ibunda Musa, saudara perempuan Musa dan istrinya Firaun.

Bagaimana peran mereka? Semuanya dijelaskan dalam surat Al-Qasas ayat 7-13. Liku-liku dan peran mereka dijelaskan:

1. Allah mengilhamkan ibu Musa untuk menghanyutkan ke sungai

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul." (Al-Qasas: 7)

2. Allah mengilhamkan keluarga Firaun untuk memungut bayi dari sungai

Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Qasas: 8)

3. Allah menggerakkan hati istri Fir'aun agar mengambil bayi Musa sebagai anak

Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati yang memenuhi dan bagimu. Janganlah engkau membunuh, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadarinya. (Al-Qasas: 9)

4. Allah meneguhkan hati ibu Musa untuk tidak membongkar jati diri bayi Musa

Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya Kami tidak teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah). (Al-Qasas: 10)

5. Saudara perempuan Musa memantau secara cermat keberadaan bayi Musa

Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, "Ikutilah dia (Musa)." Maka dia melihat (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya, (Al-Qasas: 11)

6. Allah mencegah perempuan lain untuk menyusui bayi Musa

dan Kami mencegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyususi(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), "Maukah aku menunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya dan mereka dapat berlaku baik padanya?" (Al-Qasas: 12)

7. Allah mengembalikan bayi Musa kepada ibunya 
Maka kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hati dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya. (Al-Qasas: 13)

Sangat mudah bagi Allah untuk menyelamatkan bayi Musa. Tidak dengan manusia yang kuat dan perkasa. Tidak dengan pasukan yang besar. Cukup mengilhamkan kepada perempuan yang tak diperhitungkan oleh siapapun. 

Cara Nabi Musa Beroposisi  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Musa beroposisi terhadap Firaun. Bagaimana liku-likunya? Apa alasanny...

Cara Nabi Musa Beroposisi 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Nabi Musa beroposisi terhadap Firaun. Bagaimana liku-likunya? Apa alasannya? Firaun tak merubah kebijakannya dengan memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan semesta alam. Tidak itu saja, melakukan kezaliman terhadap suku bangsa yang minoritas. Kemungkaran dan kezalimannya jelas. Seluruh lini telah rusak. Itulah sebabnya Nabi Musa beroposisi.

Ilmu pengetahuan, teknologi dan seluruh sumber daya di Mesir diberdayakan untuk membangun kekuatan bahwa dirinya adalah tuhan. Para intelektual, birokrat, pengusaha dan militer dimobilisasi untuk mendukung bahwa dia adalah tuhan.

Dalam kondisi ini apa yang dilakukan Nabi Musa? Apakah langsung beroposisi? Nabi Musa mendatangi Firaun. Menyerukan agar membersihkan diri. Berseru bahwa ada Tuhan Alam Semesta, yaitu Allah. Hanya sampai disitukah?

Nabi Musa meladeni tantangan Firaun. Yaitu, melawan seluruh argumentasi Firaun. Meladeni kekuatan ilmu para ahli sihirnya. Dengan harapan, Firaun mau berubah. Beroposisi harus berani melawan argumentasi yang berbasis kebenaran.

Setelah para ahli sihirnya mengakui kebenaran Nabi Musa. Firaun tetap pada kedurhakaannya kepada Allah. Apakah Nabi Musa meninggalkan Firaun?

Saat Mesir mengalami bencana diserang wabah kodok, belalang, dan air menjadi darah. Dalam kondisi seperti ini, Firaun meminta bantuan Nabi Musa agar bencana tersebut hilang dan berjanji akan beriman kepada Allah setelah bencana hilang. Nabi Musa meminta kesepakatan dengan Firaun untuk berkomitmen pada kebenaran. Namun apa yang terjadi?

Setelah wabah itu hilang, Firaun tidak berkomitmen pada janjinya. Wabah yang hilang itu justru dijadikan justifikasi bahwa penyebab bencana adalah Nabi Musa. Lalu apa yang dilakukan Nabi Musa?

Nabi Musa fokus pada dakwahnya. Memperbaiki masyarakat. Menjaga keteguhan masyarakat. Walaupun tak menyerang kekuasaan langsung, Firaun tetap merasa terusik. Maka rencana pembunuhan terhadap seluruh pengikut Nabi Musa pun dilakukan oleh Firaun. Nabi Musa dan kaumnya pun diselamatkan Allah.

Mereka yang Bosan dengan Makanan dari Surga Oleh: Nasrulloh Baksolahar Andai seluruh permintaan manusia diberikan seketika oleh ...

Mereka yang Bosan dengan Makanan dari Surga


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Andai seluruh permintaan manusia diberikan seketika oleh Allah, apakah manusia akan beriman? Andai langit dibuka oleh Allah, seluruh manusia menyaksikannya, apakah seluruh manusia akan beriman?

Apabila manusia, hari ini, menyaksikan kemaha sempurnaan dan keagungan Allah, apakah akan beriman dan tidak menentang Allah? Bukankah syetan menyaksikan seluruhnya di langit? Mengapa tetap menolak bersujud kepada Adam, padahal itu perintah Allah?

Nabi Isa memperingatkan pengikutnya yang meminta hidangan dari langit. Allah memperingatkan pengikut setia Nabi Isa bila dikabulkan permintaannya namun tak beriman maka akan ditimpakan azab yang keras yang belum pernah ditimpakan di muka bumi. Mengapa seperti itu?

Di era sebelumnya, di masa Nabi Musa, Bani Israel dalam perjalanannya dari Mesir ke Palestina, meminta makanan dari langit. Allah mengabulkannya. Seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 57: 

Dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri.

Setelah dikabulkan permintaannya, apa yang terjadi setelah itu? Allah menjelaskannya di surat Al-Baqarah ayat 61:

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, "Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah." Dia (Musa) menjawab, "Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta." Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

Bani Israel justru bosan dengan makanan dari surga, mereka memilih makanan yang ada di pasar-pasar. Bani Israel justru memilih makanan yang buruk setelah Allah memberikan makanan yang terbaik. Seperti itulah karakter manusia.

Andai surga dihadirkan di muka bumi sekarang, kedurhakaan manusia tetap akan muncul dan merajalela. Sebab, hanya sedikit yang bisa bersyukur. 

Pergolakan Bathin, Kebangkitan Baru Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Pergolakan bathin. Kegelisahan jiw...

Pergolakan Bathin, Kebangkitan Baru

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Pergolakan bathin. Kegelisahan jiwa. Itu titik awal perubahan besar. Baik diri maupun sebuah negara. Rasakan pergolakan itu. Rasakan arah baru dari pergolakan itu. Rasakan nilai baru yang ingin dituju dari kegelisahan tersebut.

Menuntaskan pergolakan bathin dan kegelisahan adalah dengan mengambil sikap dan keputusan. Bukan membiarkannya. Bukan dengan mendiamkannya. Namun setiap perubahan terdapat konsekwensinya yang besar pula. Wahai Dzat Yang Maha Pembolak Balik Hati teguhkan hati dalam ketaatan pada Mu.

Nabi Ibrahim as. bertanya pada dirinya siapa Tuhan itu ? Pandangannya mengarah pada angkasa, memandang semesta, bertanya tentang bintang, bulan dan matahari. Apakah mereka Tuhan? Setiap kegelisahan butuh jawaban untuk meredakannya.

Nabi Musa merasakan kegelisahannya. Saat kaumnya Bani Israel direndahkan Firaun. Ayah angkatnya mengaku Tuhan Semesta Alam. Jiwa kerasnya bergolak memukul seseorang yang merampas hak kaum Bani Israel. Perjalanan panjang menuju negri Madyan, sebuah cara untuk menuntaskan kegelisahannya. Lalu kembali untuk menuntaskan kegelisahannya.

Muhammad menyendiri di gua Hira. Memandang Mekkah yang penuh dengan kejahiliyahan dan kemusyrikan. Kegelisahan mendalam melihat karakter dan budaya kaumnya. Akhirnya turunlah wahyu untuk mengambil peran untuk perubahan peradaban di setiap zaman.

Imam Al Ghazali, selama 6 bulan diliputi kegelisahan mendalam. Kegelisahan tentang dirinya. Yang suka membanggakan diri dan sombong, pendusta, dan riya. Target ilmunya hanya jabatan, ilmu sebatas teori saja. Tak ada pengamalan dan keikhlasan. Ia berbicara pada dirinya. Ia bertanya dan berdiskusi dengan jiwanya sendiri.

Al Ghazali butuh waktu 6 bulan untuk menghilangkan keraguan. Ia membuat perubahan drastis secara fisik dan psikologis. Ia memiliki semangat dan tekad tinggi untuk memperkecil masalah besar. Ia memutuskan menempuh jalan Tasawuf dengan melatih dirinya. Hingga lahirlah karya besar Ihya Ulumudin.

Kegelisahan sebuah sinyal. Keresahan sebuah isyarat. Kegamangan sebuah rambu. Ada yang harus diperbaiki. Ada arah baru. Ada nilai baru. Ada langkah baru. Ada mindset baru yang menembus jiwa dan ditunggu perubahannya.

Kegelisahan, itu cara Allah memberikan secercah petunjuk untuk merubah dan memperbaiki jiwa kita. Apakah akan membuat langkah untuk mengobati keresahan tersebut ?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (230) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (338) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (15) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (4) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (210) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (174) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (122) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (125) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)